BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Proses penelitian tentang profil prokrastinasi akademik siswa dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Solihah, 2015

2014 GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKAD EMIK D ALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PAD A MAHASISWA PSIKOLOGI UPI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan sumber daya manusia berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian No.Daftar : 056/S/PPB/2012 Desi nur hidayati,2013

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap

BAB II STRES AKADEMIK DAN STATUS SOSIAL EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Inggris yaitu procrastination yang berarti

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DOSEN PEMBIMBING DENGAN TINGKAT STRESS DALAM MENULIS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu di dunia ini melewati fase-fase perkembangan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gentra Agna Ligar Binangkit, 2013

POKOK BAHASAN MATA - KULIAH BK PRIBADI SOSIAL (2 SKS) :

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit, merupakan semboyan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan calon intelektual atau cendikiawan muda dalam suatu

2016 HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN STRES REMAJA SERTA IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB 1 PENDAHULUAN. di perguruan tinggi dengan jurusan tertentu. Mahasiswa diharapkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 2014

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya. Berkaitan dengan Pendidikan, Musaheri (2007 : 48) mengungkapkan,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. kata, mahasiswa adalah seorang agen pembawa perubahan, menjadi seorang

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tugas. Terkadang manusia merasa semangat untuk melakukan sesuatu namun

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Oleh. berharap agar sekolah dapat mempersiapkan anak-anak untuk menjadi warga

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. humanistik untuk meningkatkan kemandirian belajar peserta didik yang dilakukan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Subyek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ela Nurlaela Sari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa. Didalam

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab ini akan dibahas beberapa landasan teori sebagai dasar untuk melihat

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta cakupan dan batasan masalah.

1.1 Latar Belakang. Hubungan Antara..., Bagus, Fakultas Psikologi 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hanya sekali, tetapi penundaan yang sekali itu bisa dikatakan dengan menundanunda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kualitas dari sebuah organisasi harus benar-benar diperhatikan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan elemen penting bagi kehidupan. Menurut. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal (1) ayat 1,

Analisis Dampak Program Sekolah Lima Hari (PS5H) terhadap Efektivitas Perilaku Belajar Matematika Siswa dan Kecemasan Matematika (Math Anxiety)

PENDEKATAN PERKEMBANGAN DALAM BIMBINGAN DI TAMAN KANAK-KANAK

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perguruan tinggi di Bandung sudah sangat banyak, sehingga

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan elemen penting bagi pembangunan bangsa. Pendidikan menurut UU No. 20 tahun 2003, merupakan usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan dengan makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki manusia

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu Fakultas yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. dan menjadi perilaku yang tidak baik dalam kehidupan sehari-hari. Fenomena

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik.

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat keberhasilan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar (SD). Di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin mengedepankan pendidikan sebagai salah satu tolak ukur dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terus membangun dan meningkatkan sumber daya manusia melalui pendidikan.

HUBUNGAN ANTARA PEMALASAN SOSIAL DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK. S K R I P S I Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menjalani peran sebagai penuntut ilmu, mahasiswa pada umumnya selalu

2015 EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK

Volume 1 Nomor 1, Oktober ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup tanpa keberadaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Sumber daya pada suatu organisasi merupakan kunci dari lajunya dan

BAB I PENDAHULUAN. tercapaikah tujuan pembelajaran matematika. Hasil belajar diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang bermakna dan bisa mengaktifkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kunci keberhasilan suatu bangsa dan merupakan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENANGANI STRES SEKOLAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PROKRASTINASI AKADEMIK

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat menentukan

BAB II LANDASAN TEORI. mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk didalamnya

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Aspek keterbukaan adalah aspek yang paling efektif untuk menjalin interaksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dyah Kusuma Ayu Pradini, 2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan masa yang memasuki masa dewasa, pada masa tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, agar dapat menciptakan sumber. peningkatan terhadap kualitas pendidikan itu sendiri.

DAFTAR LAMPIRAN. A. Kuesioner / Skala Prokrastinasi Skripsi, Orientasi Pada Kesempurnaan, dan Efikasi diri. Kata Pengantar

PERILAKU. (Organization Behavior) Perspektif Organisasi Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. kepribadian dan dalam konteks sosial (Santrock, 2003). Menurut Mappiare ( Ali, 2012) mengatakan bahwa masa remaja

2015 KORELASI KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PESERTA DIDIK MTS AT TAUFIQ BANDUNG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. sendiri baik, dan juga sebaliknya, kurang baik. sebagai individu yang sedang berkembang mencapai taraf perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hari esok untuk menyelesaikannya. Menunda seakan sudah menjadi kebiasaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. tergolong cukup (48.51%). Komitmen afektif masih tergolong cukup dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya potensi biologik seorang remaja merupakan hasil interaksi antara

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Perguruan Tinggi sebagai salah satu jenjang pendidikan di

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Proses penelitian tentang profil prokrastinasi akademik siswa dan implikasinya bagi program bimbingan akademik, menghasilkan kesimpulan berdasarkan tiga tema yakni latar belakang subjek, perilaku belajar, dan dinamika prokrastinasi. 1. Siswa yang tidak mendapatkan dukungan sosial (social support) baik dari keluarga maupun teman sebaya cenderung mengalami prokrastinasi akademik. 2. Perilaku prokrastinasi ditandai dengan perilaku belajar negatif, seperti tidak memiliki keuletan, tidak menyukai pelajaran, tidak mau bekerja sama, tidak disiplin dalam belajar, sering mencontek, serta memiliki persepsi yang keliru terhadap tugas. 3. Siswa prokrastinator kelas IX SMPN 16 Bandung memiliki kecenderungan: a. Melakukan prokrastinasi disfungsional atau penundaan pengerjaan tugas yang tidak bertujuan. b. Berada pada level relaxed type. Siswa tidak mau mengambil pusing dengan tugas yang sedang atau harus dikerjakan. 152

153 c. Mengalami pengalihan kapasitas, baik pengalihan kapasitas tindakan, pengalihan perhatian mental dan emosi. d. Melakukan prokrastinasi pada area pengerjaan tugas mengarang (menulis) dan belajar menghadapi ujian. e. Tidak menyukai, menghindari dan melakukan prokrastinasi pada materi pelajaran berhitung (terutama matematika). f. Mengalami prokrastinasi akademik disebabkan faktor internal dan eksternal. Faktor internal, yakni kecemasan, ketidakteraturan waktu, pendekatan tugas yang buruk, kurang ketegasan (komitmen terhadap tugas), stress dan kelelahan. Sedangkan faktor eksternal, yakni kurangnya dukungan sosial (social support). B. Rekomendasi Rekomendasi berikut ditujukan kepada siswa, orang tua, guru mta pelajaran, guru BK, dan peneliti selanjutnya. 1. Bagi Siswa Hasil penelitian menunjukkan, prokrastinasi akademik siswa berada pada level the relaxed type, siswa tidak mau tahu dan sedikit sekali mengeluarkan usaha untuk menyelesaikan tanggung jawab akademiknya. Oleh sebab itu, siswa direkomendasikan untuk memiliki keinginan yang kuat untuk mendapatkan dukungan sosial dan memecahkan masalah prokrastinasinya, bersungguh-sungguh menjaga komitmen dalam menuntaskan berbagai tanggung jawab akademik, dan melatih diri untuk mengendalikan mental

154 (pikiran), emosi (perasaan), dan tindakan dalam merampungkan tugas akademiknya. 2. Bagi Orang Tua Subjek dalam penelitian ini, tidak hanya kurang mendapatkan dukungan dari teman sebaya, tetapi juga dukungan orang tua. Hendaknya orang tua siswa memberikan dukungan nyata bagi siswa prokrastinator agar dapat memecahkan masalah prokrastinasi akademiknya, misalnya melatih kedisiplinan siswa belajar di rumah, membantu siswa memonitor kemajuankemajuan yang telah dicapai, dan memberikan dukungan lainnya baik berupa materil, semangat, informasi yang dibutuhkan, atau penilaian. 3. Bagi Guru Mata Pelajaran Hasil penelitian menunjukkan siswa prokrasinator mengalami penundaan pada area tugas mengarang (jangka pendek) dan belajar menghadapi ujian (jangka panjang). Hal ini menunjukkan penundaan menjadi ciri perilaku siswa yang tidak disiplin dalam belajar. Karena kegiatan belajar tidak lepas dari peran guru mata pelajaran, maka guru mata pelajaran perlu turut berperan dalam pemecahan masalah siswa prokrastinator. Oleh sebab itu, guru mata pelajaran direkomendasikan untuk: a. Mencipatakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan, agar siswa prokrastinator mencurahkan perhatian kepada pelajaran; dan b. Memberi contoh kedisiplinan dan kejujuran dalam belajar, seperti memulai dan mengakhiri pelajaran tepat waktu, memberi ketegasan

155 dan konsisten dalam bersikap pada seluruh siswa, serta tidak memfasilitasi siswa untuk saling mencontek saat ujian. 4. Bagi Guru BK Bagi guru BK selaku pelaksana utama bimbingan dan konseling, hendaknya melakukan upaya preventif untuk mencegah siswa menjadi prokrastinator, salah satunya dengan identifikasi dini adanya gejala prokrastinasi sejak siswa kelas VII. Upaya preventif dapat difokuskan pada pemberian layanan dasar dengan materi yang berkaitan dengan keterampilan interpersonal, motivasi berprestasi, konsep diri, manajemen waktu, sikap tanggung jawab dan manajemen stres. Selain itu, guru BK dapat melaksanakan upaya responsif dengan mengembangkan program bimbingan akademik untuk mereduksi prokrastinasi akademik siswa kelas IX SMPN 16 berdasarkan implikasi profil prokrastinasi akademik siswa bagi program bimbingan akademik. Dalam melaksanakan bimbingan akademik ataupun konseling, hendaknya guru BK fokus pada pembentukan perilaku belajar positif, kematangan emosi, dan pembentukan sikap bertanggung jawab pada komitmen. 5. Bagi Peneliti Selanjutnya Dalam penelitian kualitatif, dimungkinkan untuk transfer hasil penelitian (transferability) dengan catatan adanya kesamaan karakteristik responden. Dengan demikian, peneliti selanjutnya direkomendasikan untuk:

156 a. Mengembangkan program bimbingan akademik sesuai dengan implikasi profil prokrastinasi akademik siswa bagi program bimbingan akademik; b. Mengujicobakan keefektifan program bimbingan akademik kepada siswa dengan karakteristik responden yang sama; dan c. Menelaah profil prokrastinasi akademik siswa pada level prokrastinasi yang berbeda, untuk mendapatkan gambaran umum yang lebih rinci dan bermakna.