Umur Simpan Ikan Asin Sepat Siam (Trichogaster Pectoralis) Duri Lunak Dengan Pengemasan Vakum Dan Non Vakum Pada Penyimpanan Suhu Ruang

dokumen-dokumen yang mirip
3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri Gorontalo,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

3. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Bahan dan Alat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

PENGARUH METODE PENGERINGAN TERHADAP KUALITAS TEPUNG CACING SUTRA (Tubifex sp.) EFFECT OF DRYING METHOD OF WHEAT QUALITY SILK WORMS (Tubifex sp.

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

The Study of Catfish (Pangasius hypophthalmus) Freshness by Handling with Different Systems By Yogi Friski 1 N. Ira Sari 2 and Suparmi 2 ABSTRACT

Majalah Sriwijaya, Volume XVI No. 8, Desember 2009 ISSN:

PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK ROSELA

MODUL 4 PRESTO IKAN. Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat presto ikan yang bercita rasa enak.

III. BAHAN DAN METODE

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian Penelitian mengenai Aplikasi Asap Cair dalam Pembuatan Fillet Belut

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengasapan Ikan. Pengasapan adalah salah satu teknik dehidrasi (pengeringan) yang dilakukan

PENGGUNAAN ABU MERANG PADI (Oryza Sativa) UNTUK PENGOLAHAN SNACK CUMI-CUMI (Loligo sp) ASAP YANG DISIMPAN SECARA VAKUM ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

SNI Standar Nasional Indonesia. Kecap kedelai. Badan Standardisasi Nasional ICS

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

SHELF LIFE OF Spirulina BISCUIT WITH DIFFERENT PACKAGING By: ABSTRACT

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pangan adalah mencegah atau mengendalikan pembusukan, dimana. tidak semua masyarakat melakukan proses pengawetan dengan baik dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 di. Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro, Semarang.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai

Analisa Kadar Air (Moisture Determination) Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

BAB III MATERI DAN METODE. Rangkaian penelitian kualitas selai alpukat ( Persea americana Mill)

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan

III. METODE PENELITIAN. 3.1 Tempat dan Waktu. 3.2 Bahan dan Alat. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan dan

STUDI LAMA PENGERINGAN IKAN SELAR (Selaroides sp) ASIN DIHUBUNGKAN DENGAN KADAR AIR DAN NILAI ORGANOLEPTIK

III. METODOLOGI PENELITIAN

[The Effect of Vacuum Packaging on Microbiological of Smoked Roasted-Chicken during Storage] ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

Bab III Bahan dan Metode

Kata Kunci :Ronto, jumlah mikroba, kadar air, kadar garam

PERAN TAWAS TERHADAP PERURAIAN PROTEIN IKAN TONGKOL. Nurrahman* dan Joko Teguh Isworo* ABSTRAK

METODE. Materi. Rancangan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Mutu Ikan Lele (Clarias batrachus) Asap Produksi Rakyat di Jalan Lintas Musi II Desa Keramasan, Kertapati, Palembang

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB I PENDAHULUAN. perikanan yang sangat besar. Oleh karena itu sangat disayangkan bila. sumber protein hewani, tingkat konsumsi akan ikan yang tinggi

BAB III METODE PENELITIAN

Laporan Tetap Praktikum Penetapan Kadar Abu

BAB III METODE PENELITIAN

DIVERSIFIKASI PRODUK KERUPUK OPAK DENGAN PENAMBAHAN DAGING IKAN LAYUR (Trichiurus sp)

II. TINJAUAN PUSTAKA. membantu aktivitas pertumbuhan mikroba dan aktivitas reaksi-reaksi kimiawi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UJI PRIKSIMAT ABON IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DI KECAMATAN RIMBO ULU KABUPATEN TEBO PROVINSI JAMBI

BAB III METODE PENELITIAN

PENDUGAAN MASA KADALUSA DENGDENG LUMAT IKAN PATIN (Pangasius hypopthalmus) Oleh. Elita Survani Gultom 1), Dahlia 2), Suparmi 2)

Madu sebagai Wet Batter pada Produk Udang Breaded

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Prosedur Kerja

III. BAHAN DAN METODE

Cara uji kimia - Bagian 3: Penentuan kadar lemak total pada produk perikanan

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGOVENAN TERHADAP KARAKTERISTIK CUMI-CUMI (Loligo sp) KERTAS

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2016 hingga Februari tahun

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR AIR DAN ABU PADA BISKUIT

KADAR AIR DAN TOTAL BAKTERI PADA IKAN ROA (Hemirhampus sp) ASAP DENGAN METODE PENCUCIAN BAHAN BAKU BERBEDA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian jenis eksperimen di bidang Ilmu Teknologi pangan.

PENGARUH KADAR GARAM DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS MIKROBIOLOGI BAKASANG SEBAGAI BAHAN MODUL PEMBELAJARAN BAGI MASYARAKAT PENGRAJIN BAKASANG

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS BAHAN MAKANAN ANALISIS KADAR ABU ABU TOTAL DAN ABU TIDAK LARUT ASAM

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

PENGOLAHAN PASTA LAOR (Eunice viridis) DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI GARAM

Lampiran 1. Prosedur Analisis Kimia

PRODUK OLAHAN PANGAN TURUNANNYA DALAM RANGKA PENGUATAN KETAHANAN PANGAN

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh

ANALISIS PROKSIMAT CHIPS RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII PADA SUHU PENGGORENGAN DAN LAMA PENGGORENGAN BERBEDA ABSTRAK

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan bulan Februari sampai Mei 2016 di Laboratorium. Peternakan, Unversitas Muhammadiyah Malang.

SIFAT KIMIA TEPUNG DAGING SAPI YANG DIBUAT DENGAN METODE PENGERINGAN YANG BERBEDA DAN SIFAT MIKROBIOLOGISNYA SELAMA PENYIMPANAN

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 216, Palembang 2-21 Oktober 216 Umur Simpan Ikan Asin Sepat Siam (Trichogaster Pectoralis) Duri Lunak Dengan Pengemasan Dan Non Pada Penyimpanan Suhu Ruang Ace Baehaki 1) *, Rodiana Nopianti 1) dan Ayu Utami Resqi 1) 1) Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya *Coressponding author : ace76_none@yahoo.com ABSTRACT The aims of study to determine the shelf life salted fish from sepat siam with treated vacuum and non-vacuum packaging. The observed parameters were analysis of water content, aw, fat content, protein content, total volatile base (TVB), and total plate count (TPC). The results showed the water content, protein content, fat content, water activity, total volatile bases were 29.3-39.2%, 38.6-1.1%, 8.12-11.%,.77 -.87, 63-12.79 mg N/1 g, respectively. For microbiological tests, the non-vacuum packaging of salted fish can be consumed on the 6th day of treatment while the vacuum packaging of salted fish can be consumed until the 8th day. Key words: Shelf life, salted fish, sepat siam, vacum, non vacum ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lama penyimpanan ikan asin sepat siam duri lunak dengan pengemasan vakum dan non vakum. Parameter yang diamati meliputi analisa kadar air, a W, kadar lemak, kadar protein, total volatile base (TVB),dan total plate count (TPC). Hasil penelitian menunjukkan kadar air berkisar 29,3-39,2%, protein berkisar 38,6-1,1%, a w berkisar,77-,87, lemak berkisar 8,12-11,%, TVB berkisar 8,63 12,79 mg N/1 g. Untuk uji mikrobiologi, pada pengemasan non vakum ikan asin duri lunak dapat dikonsumsi pada hari ke-6 sedangkan dengan perlakuan pengemasan vakum ikan asin duri lunak dapat dikonsumsi sampai hari ke-8. Kata kunci: Umur simpan, ikan asin, sepat siam, vakum, non vakum PENDAHULUAN Proses pengawetan ikan yang sering digunakan adalah pendinginan, pengeringan, pemindangan, pengasapan dan penggaraman. Pengaraman adalah salah satu pengawetan dengan menggunakan garam seabagai bahan pengawet. Pada proses pengaraman, kadar air pada tubuh ikan berkurang sampai titik tertentu sehingga bakteri tidak dapat hidup dan berkembang. Ikan yang telah melalui proses penggaraman dan pengeringan disebut ikan asin (Moeljanto, 1992). Salah satu jenis ikan dapat diawetkan menggunakan garam adalah ikan sepat rawa. Bentuk tubuh ikan sepat rawa yang relatif tipis membuat ikan ini lebih mudah dalam proses pengeringannnya. Pemilihan ikan sepat siam dikarenakan ikan ini banyak terdapat di daerah rawa yang belum dimanfaatkan secara maksimal. 471

Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 216, Palembang 2-21 Oktober 216 Penelitian inni menggunakan kadar garam % dengan pengeringan menggunakan suhu 6 C selama 6 jam 3 menit. Setelah dilakukan penggaraman, produk akhir dilakukan perlakuan pengemasan vakum dan non vakum yang bertujuan untuk mengetahui lama penyimpanan pada suhu ruang. BAHAN DAN METODE Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan sepat rawa, aquades, alcohol, garam, bahan-bahan kimia untuk analisa. Sedangkan alat utama yang digunakan adalah alat titrasi, inkubator, neraca analituik dan peralatan untuk analisa.kadar air, kadar protein, kadar lemak, a w, kadar garam, total volatile bases (TVB) dan total plate count (TPC). Metode penelitian yang digunakan menggunakan dua faktor yaitu (A). Pengemasan A. A1. Non (B). Waktu penyimpanan B. hari B1. 2 hari B3. 4 hari B4. 6 hari B. 8 hari Tahapan pembuatan ikan asin sepat duri lunak berdasarkan metode Rahayu (24) yang dimodifikasi yaitu: ikan dibersihkan dari sisik, insang dan isi perut lalu dicuci bersih dan ditiriskan, ikan ditimbang kemudian dilumuri garam sebanyak % kemudian didiamkan selama 3 jam, ikan selanjutnya disusun dalam sarangan autoklaf dan diautoklaf selama 1 jam dengan tekanan 1, atm, setelah diautoklaf ikan dikeringkan pada oven dengan suhu 6 C selama 6 jam 3 menit. Setelah itu ikan dikemas dengan kemasan polipropilen dengan perlakuan vakum dan non vakum dan disimpan selama 8 hari pada suhu ruang. Parameter yang diamati adalah sebagai berikut: A. Uji Kadar Air (AOAC, 2) Prinsip analisis kadar air adalah proses penguapan air dari suatu bahan dengan cara pemanasan. Penentuan kadar air dilakukan dengan metode oven. Prosedur analisis kadar air adalah sebagai berikut: cawan kosong yang akan digunakan dikeringkan dengan oven selama 1 menit, kemudian didinginkan selama 3 menit dalam desikator, setelah dingin beratnya ditimbang. Sampel ditimbang sebanyak gram lalu dimasukkan dalam cawan kemudian dikeringkan dalam oven selama 6 jam pada suhu 1 o C. Cawan kemudian didinginkan dalam desikator selama 3 menit dan setelah dingin kembali ditimbang. Kemudian setelah ditimbang, cawan tersebut dikeringkan dalam oven kembali sehingga berat konstan. Persentasi kadar air dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: % Kadar Air = - - x 1% Keterangan : A = Berat cawan kosong (gram) B= Berat cawan dengan petis (gram) C = Berat cawan dengan petis setelah dikeringkan (gram). B. Kadar Protein (AOAC, 2) Prinsip analisis kadar protein adalah proses pembebasan nitrogen dari protein dalam bahan menggunakan asam sulfat dengan pemanasan. Penentuan total nitrogen dan kadar protein menggunakan metode makro-kjedahl.. Kadar protein dalam petis air rebusan kepala ikan dihitung dengan perhitungan jumlah N total. 472

Kadar Air (%) Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 216, Palembang 2-21 Oktober 216 % N= ( ) ( ) ( ) x 1% % Protein = % N x Faktor konversi (6,2) 4 3 2 1 C. Kadar Lemak (AOAC, 2) Prinsip analisis kadar lemak adalah lemak diekstraksi dengan pelarut dietil eter, setelah pelarutnya diuapkan, lemaknya dapat ditimbang dan dihitung persentasinya. Metode yang digunakan untuk penentuan kadar lemak adalah metode soxhlet. Persentasi kadar lemak dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: % Kadar lemak = D. Analisis aktivitas air (a W ) (Apriantono et al., 1989) Sampel sebanyak 2- g ditumbuk sampaimasuki halus kemudian dimasukkan ke dalam plastic. Kemudian dimasukkan ke dalam a w mdeter untuk pengukuran nilai aw tersebut. Sebelum dilakukan pengukuran, aw meter distandarisasi dengan NaCl, Mg(NO 3 ) 2 dan BaCl 2 masing-masing selama 3 menit. Kemudian dilakukan pengukuran a w pada masing-masing sampel selama 1 menit. E. Pengujian total volatile bases (TVB) Pengujian total volatile bases (TVB) dilakukan dengan metode sesuai SNI 234.8:29. F. Kadar garam Kadar garam dilakukan menggunakan metode Kohman (Sudarmadji et al., 1994). G. Analisis mikrobiologi Pengujian total plate count (TPC) dilakukan menurut SNI 2897:28. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kadar air Hasil analisis kadar airikan sepat siam duri lunak menunjukkan kadar air yang tinggi diperoleh dari perlakuan A1B (pengemasan non vakum tanpa penyimpanan) yaitu 39,2% sedangkan kadar air terrendah yaqitu pada perlakuan AB8 (pengemasan vakum pada penyimpanan 8 hari). Kadar air ikan sepat siam duri lunak dengan pengemasan vakum dan non vakum dengan penyimpanan suhu rendah terdapat pada Gambar 1. 473

Kadar Protein (%) Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 216, Palembang 2-21 Oktober 216 Gambar 1. Kadar air ikan asin sepat siam duri lunak dengan pengemasan vakum dan non vakum pada penyimpanan suhu ruang. Perlakuan A1 (pengemasan non vakum) memiliki kadar air yang lebih tinggi dibandingkan dengan A (pengemasan vakum). Hal ini dikarenakan dalam pengemasan non vakum masih terdapat udara yang berasal dari uap air yang keluar dari bahan pangan. Pengaruh penimpanan menunjukkan bahwa perlakuan B (tanpa penyimpanan) memiliki kadar air yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Selama penyimpanan kadar air yang dikemas non vakum menurun dengan laju yang lebih cepat dibandingkan dengan produk yang dikemas vakum (Gambar 1). B. Kadar Protein Hasil analisis kadar protein ikan asin sepat siam duri lunak menunjukkan bahwa perlakuan A1B8 (pengemasan non vakum dengan penyimpanan 8 hari) memiliki kadar protein tertinggi yaitu 1,1% sedangkan kadar protein terendah yaitu perlakuan AB (pengemasan vakum tanpa penyimpanan) sebesar 38,6%. Kadar protein ikan asin sepat siam duri lunak terdapat pada Gambar 2. 6 4 3 2 1 Non Gambar 2. Kadar protein ikan asin sepat siam duri lunak dengan pengemasan vakum dan Pada Gambar 2, nilai kadar protein untuk setiap perlakuan semakin meningkat dengan lamanya penyimpanan baik yang dikemas vakum maupun non vakum. Peningkatan kadar protein pada setiap perlakuan ini terjadi karena adanya penurunan kadar air (Gambar 1). Selama penyimpanan menunjukkan perlakuan perlakuan A1 (pengemasan non vakum) memiliki kadar air yang lebih tinggi dibandingkan dengan A (pengemasan vakum), hal ini dikarenakan penurunan kadar air pada pengemasan non vakum lebih cepat dibandingkan dengan pengemasan vakum. C. Kadar lemak Hasil analisis kadar lemak ikan asin sepat siam duri lunak menunjukkan bahwa rata-rata kadar lemak ian asin sepat siam duri lunak yang tertinggi diperoleh pada perlakuan A1B (pengemasan non vakum tanpa penyimpanan) yaitu 11,% sedangkan rata-rata yang terendah yaitu pada perlakuan AB8 (pengemasan vakum pada penyimpanan 8 hari) yaitu 8,12%. Kadar lemak ikan sepat siam duri lunak dengan pengemasan vakum dan non vakum dengan penyimpanan suhu rendah terdapat pada Gambar 3. 474

Aktivitas Air (aw) Kadar Lemak (%) Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 216, Palembang 2-21 Oktober 216 2 1 1 Gambar 3. Kadar lemak ikan asin sepat siam duri lunak dengan pengemasan vakum dan Nilai kadar lemak cenderung mengalami penurunan, hal ini dikarenakan kandungan lemak ikan mengalami oksidasi selama penyimpanan. Semakin lama penyimpanan, oksidasi lemak semakin banyak. Penyimpanan akan mengakibatkan adanya proses oksidasi antara lemak dengan oksigen (Rahmadana, 213). D. Nilai aktivitas air (a w ) Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas air (aw) ikan asin sepat siam duri lunak berkisar,77 -,87. Aktivitas air menurun dengan lamanya penyimpanan. Aktivitas air tertinggi diperoleh dari perlakuan pengemasan vakum tanpa penyimpanan (AB) yaitu,87 sedangkan nilai aw terendah diperoleh pada perlakuan pengemasan non vakum pada penyimpanan hari ke-8 (A1B8). Aktivitas air ikan sepat siam duri lunak dengan pengemasan vakum dan non vakum dengan penyimpanan suhu rendah terdapat pada Gambar 4. Gambar 4. Aktivitas air (a w ) ikan asin sepat siam duri lunak dengan pengemasan vakum dan Nilai aktivitas air cenderung menurun dengan semakin lama waktu penyimpanan (Gambar 4). Hal ini dikarenakan oleh penurunan kadar air dan kadar air berbanding lurus dengan a w. pada Gambar 1 terlihat kadar air menurun dengan lamanya penyimpanan, begitu juga dengan aktivitas air yang menurun nilainya seiring dengan lama penyimpanan. E. Kadar total volatile bases (TVB).9 1.8.7.6..4.3.2.1 47

Kadar Garam (%) Nilai TVB (mg N/1 g) Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 216, Palembang 2-21 Oktober 216 Hasil penelitian menunjukkan kadar TVB ikan asin sepat siam duri lunak dengan perlakuan pengemasan dan lama penyimpanan berkisar antara 8,63 12,79 mg N/1 g. kadar total volatile bases (TVB) ikan sepat siam duri lunak dengan pengemasan vakum dan non vakum dengan penyimpanan suhu rendah terdapat pada Gambar. 1 14 13 12 11 1 9 8 7 6 4 3 2 1 Gambar. Kadar TVB ikan asin sepat siam duri lunak dengan pengemasan vakum dan Kadar TVB ikan asin sepat siam duri lunak meningkat dengan semakin lamanya penyimpanan (Gambar ). Peningkatan kandungan TVB disebabkan terjadinya penguraian protein menjadi basa-basa volatile yang semakin meningkat. Menurut Zakaria (1996), protein diuraikan oleh enzim-enzim proteoitik secara autolysis menjadi asam karboksilat, hydrogen sulfide (H 2 S), ammonia dan asam lainnya. Nilai TVB dari ikan sepat siam duri lunak pada perlakuan perbedaan kemasan vakum dan non vakum dengan penyimpanan suhu ruang memenuhi syarat mutu dan keamanan pangan. F. Kadar garam Hasil penelitian menunjukkan kadar garam ikan asin sepat siam duri lunak dengan perlakuan pengemasan yang berbeda dan lama penyimpanan berkisar antaraq 7,27 9,93%. Kadar garam ikan sepat siam duri lunak dengan pengemasan vakum dan non vakum dengan penyimpanan suhu rendah terdapat pada Gambar 6. 1 14 13 12 11 1 9 8 7 6 4 3 2 1 Non Gambar 6. Kadar garam ikan asin sepat siam duri lunak dengan pengemasan vakum dan Pengemasan non vakum (A1) memiliki kadar garam yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengemasan vakum (A). Hal ini terjadi karena proses penguapan yang tinggi pada pengemasan non vakum dibandingkan pengemasan vakum sehingga kadar air rendah yang menyebabkan kadar garam yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengemasan vakum. 476

log TPC (CFU/g) Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 216, Palembang 2-21 Oktober 216 G. Analisis mikrobiologi Perubahan jumlah bakteri ikan asin sepat siam duri lunak selama penyimpanan (Gambar ) menunjukkan bahwa bakteri berperan dalam pembentukan TVB hal ini dapat dilihat ada hubungan berbanding lurus antara jumlah TVB dengan jumlah bakteri (Gambar 7). 1 9 8 7 6 4 3 2 1 Gambar 7. Analisis mikrobiologis (TPC) ikan asin sepat siam duri lunak pengemasan vakum dan dengan Ikan ikan sepat siam duri lunak yang dikemas vakum mempunyai total mikroba (TPC) yang lebih sedikit dibandingkan dengan pengemasan non vakum. Hal ini dikarenakan pada kondisi vakum kadar oksigen sangat sedikit sehingga mempengaruhi pertumbuhan bakteri. KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan kadar air berkisar 29,3-39,2%, protein berkisar 38,6-1,1%, a W berkisar,77-,87, lemak berkisar 8,12-11,%, TVB berkisar 8,63 12,79 mg N/1 g. Nilai TVB dari ikan sepat siam duri lunak pada perlakuan perbedaan kemasan vakum dan non vakum dengan penyimpanan suhu ruang memenuhi syarat mutu dan keamanan pangan. Untuk uji mikrobiologi, pada pengemasan non vakum ikan asin duri lunak dapat dikonsumsi pada hari ke-6 sedangkan dengan perlakuan pengemasan vakum ikan asin duri lunak dapat dikonsumsi sampai hari ke-8. DAFTAR PUSTAKA Apriyantono A. 1989. Analisis Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Association of Official Analytical Chemist (AOAC). 2. Official Methods of Analysis. Washington DC. Moelyanto. 1992. Pengawetan dan Pengolahan Hasil Perikanan. Penebar Swadaya. Jakarta Rahmadana, S. 213. Analisa masa simpan rending ikan tuna dalam kemasan vakum selama penyimpanan pada suhu ruang dan dingin. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Hasanudin (tidak dipublikasikan). Sudarmadji S, Bambang dan Suhardi. 1994. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Liberti. Yogyakarta. Zakaria, IJ. 1996. Mempelajari mutu ikan bilih (Mystacoleucus pathogenesis) asap tradisional serta pengaruh bumbu dan lama pengasapan terhadap perbaikan mutu. Skripsi. Institut Pertanian Bogor (tidak dipublikasikan). 477