BAB I PENDAHULUAN. sebagai tulang punggung ekonomi didasarkan pada suatu anggapan bahwa sektor

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. devisa negara. Salah satu Visi Pariwisata Indonesia yaitu, industri pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. serius terhadap bidang ini telah melahirkan beberapa kebijakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN. internet dalam kebutuhan masyarakat sehari-hari. Hampir setiap masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi dimana menghasilkan

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2009 MENCAPAI 51,71 PERSEN

BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Memperoleh keunggulan bersaing merupakan tantangan utama bagi

Bab I PENDAHULUAN. untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa. pengunjung lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, dunia pariwisata merupakan salah satu asset

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi kokoh, sejak Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dengan cepat. Pariwisata merupakan industri baru yang mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi hal yang sangat penting

Tahun 2012 Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara. Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha asing untuk turut

GAMBAR 1.1 LAMBANG DAN BENDERA KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu kota budaya yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri pariwisata sebagai bagian dari sektor ekonomi yang merupakan salah satu industri

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan timbulnya persaingan yang ketat di berbagai

Statistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan Agustus 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN III TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. C I T Y H O T E L B I N T A N G 3 D I S E M A R A N G I m a n t a k a M u n c a r

Statistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan September 2017

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menarik, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang ekonomi yang

BAB I. mendorong tumbuhnya berbagai industri sebagai upaya dalam memenuhi. Persaingan dalam dunia industri sebagai dampak dari beragamnya

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi secara efektif dan efisien serta tetap memiliki usaha bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk menempuh langkah-langkah strategik dalam bersaing pada kondisi

Studi Kinerja Industri Properti Komersial Apartemen, Hotel, Perkantoran, Pusat Perbelanjaan, Lahan Industri

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1-1 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. (sektor jasa atau industri jasa) sebesar 70,03 % terhadap Produk Domestik Regional

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya kebutuhan manusia terdiri atas tiga kebutuhan utama yakni

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat menuju kearah penguasaan pasar secara luas, Baik itu perusahaan

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER ,79 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi saat ini, kehidupan perekonomian perusahaan

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. produk dan layanan. Desain bangunan, interior dan eksterior hotel, suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata dapat memberikan keuntungan cepat di suatu daerah jika

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai jenis bisnis dengan menggunakan prinsip-prinsip syariah pun mulai

BAB I PENDAHULUAN. maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta masih menjadi daerah wisata yang menarik. yang disediakan bagi wisatawan untuk memperoleh pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. para wisatawan yang datang dengan akomodasi yang baik. macam fasilitas pendukung, seperti, ballroom, ruang pertemuan, spa,

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era globalisasi dan kemajuan ekonomi memberikan warna tersendiri

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Manajemen pendapatan (yield management)merupakan teknik yang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menawarkan berbagai macam tipe kamar dengan potongan harga, pelayanan

STATISTIK HOTEL DAN PARIWISATA DI KOTA TARAKAN, BULAN APRIL 2017

BAB I PENDAHULUAN. ini dalam konteks perusahaan dan konsumen/pelanggan diterjemahkan sebagai

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan

Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI KALIMANTAN BARAT JANUARI 2017

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi menyebabkan benturan antara konsep lama dengan pandanganpandangan. mempertahankan dan meningkatkan posisi pasarnya.

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI KALIMANTAN BARAT MARET 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa. Semakin tinggi kemampuan mengelola biaya (cost), maka akan semakin baik. diklasifikasikan dan dialokasikan dengan tepat.

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI KALIMANTAN BARAT MEI 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BINTANG EMPAT

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia (2012)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia.Pengelolaan dan pengembangan pariwisata harus dilanjutkan dan

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG D.I. YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2014 SEBESAR 52,70 PERSEN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI KALIMANTAN BARAT JUNI 2015

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikumpulkan dari 54 hotel berbintang dan 521 hotel non bintang di Yogyakarta

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN MEI 2008 SEBESAR 53, 61 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. Pengeluaran/orang (USD)

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR (TPK) HOTEL BINTANG D.I.YOGYAKARTA BULAN MEI 2014 SEBESAR 63,02 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI KALIMANTAN BARAT DESEMBER 2016

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya dibangun biro-biro jasa, hotel-hotel atau penginapan-penginapan,

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan industri perhotelan yang semakin kompetitif, organisasi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Diakses 17 juli Guritno Kusumo Statistik Usaha Kecil dan Menengah.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN kunjungan, mengalami penurunan sebesar 3,56 persen dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI KALIMANTAN BARAT MARET 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. potensi keindahan dan kekayaan alam Indonesia. Pemanfaatan disini bukan berarti

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2009 MENCAPAI 60,59 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi yang memberikan peluang bagi perusahaan-perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kota pariwisata dan kota pelajar dengan unsur budaya yang melekat, dan

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI KALIMANTAN BARAT MARET 2014

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI KALIMANTAN BARAT FEBRUARI 2017

UMKM & Prospek Ekonomi 2006

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pelaksanaan pembangunan dengan menekankan pembangunan industri sebagai tulang punggung ekonomi didasarkan pada suatu anggapan bahwa sektor industri merupakan sektor yang mampu meningkatkan nilai tambah yang lebih tinggi, dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya. Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bidang kehidupan yang menjadi sasaran pembangunan dan perlu mendapatkan perhatian yang lebih besar dari berbagai pihak yang mengelolanya dan dilaksanakan secara integral, berdaya guna dan berhasil guna. Oleh karenanya pembangunan di bidang ekonomi sangat strategis dan sangat urgent terhadap perkembangan suatu negara serta masyarakatnya. Dalam upaya untuk dapat membangun perekonomian yang kuat, pemerintah memberikan kesempatan yang cukup luas kepada pihak swasta untuk mengembangkan kegiatan bisnisnya. Kesempatan yang diberikan pemerintah tersebut mengakibatkan banyak perusahaan yang berdiri. Dengan semakin banyaknya perusahaan di suatu negara maka akan semakin memperbanyak pemasukan pendapatan bagi negara. Termasuk dalam hal ini pemerintah berupaya menggalakkan sektor kepariwisataan yang juga merupakan bagian dari sumber yang cukup penting bagi pemasukan keuangan negara. Dengan semakin berkembangnya jasa angkutan atau transportasi, giro perjalanan, jasa boga atau restoran, tempat penukaran uang dan perhotelan akan 1

2 semakin memperkuat sektor kepariwisataan sebagai bagian integral dari pengembangan perekonomian pada umumnya. Selain pula dengan semakin berkembangnya sektor kepariwisataan akan dapat pula memicu serta mengembangkan subsektor yang berkaitan lainnya seperti terciptanya lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, pendapatan suatu daerah dan juga pemasukan keuangan negara. Perusahaan jasa seperti perhotelan dengan jasa pendukungnya ataupun penyediaan fasilitas-fasilitasnya adalah bagian yang tidak terpisahkan yang akan dapat mendukung pengembangan kepariwisataan nasional dan bahkan mungkin internasional. Dengan semakin berkembangnya jasa perhotelan yang menawarkan berbagai fasilitas, sistem informasi dan teknologi serta sistem pelayanan yang pada dasarnya adalah berujung pada kepuasan kustomer, maka sudah barang tentu akan menciptakan persaingan yang semakin ketat untuk menuju kepada hasil yang optimal. Persaingan yang ketat di industri perhotelan mengharuskan manajemen hotel tidak hanya mengandalkan fasilitas dan fisik hotel saja, tetapi memaksimalkan intangible asset (aktiva tetap tidak berwujud) yang dimiliki. Di dalam praktek, cukup banyak manajemen hotel yang tidak mengetahui intangible asset nya. Kalaupun mengetahui mereka juga tidak tahu bagaimana mengelolanya. Kemampuan manajemen hotel mengelola tangible dan intangible asset bersama-sama inilah yang dapat membedakan sebuah hotel lebih unggul dibandingkan kompetitornya dalam hal inovasi dan kinerja (Anshari.Yusak:2010).

3 Oleh karenanya hotel sebagai salah satu komponen pariwisata mempunyai peran penting dalam mendukung kepariwisataan yang sudah barang tentu akan selalu melakukan inovasi-inovasi baru serta kreasi-kreasi baru. Hal tersebut berkaitan dengan situasi dan kondisi dalam perubahan gaya hidup masyarakat di tengah semakin meningkatnya kelas menengah ke atas dan sudah barang tentu kebutuhan berwisata serta kebutuhan bahwa hotel adalah bagian dari hidupnya. Inovasi merupakan faktor dominan untuk mempertahankan daya saing global. Di samping itu inovasi juga merupakan pendorong pertumbuhan perusahaan, mengarahkan keberhasilan di masa depan dan penggerak perusahaan untuk tetap bertahan. Hal ini menunjukkan bahwa inovasi merupakan hal penting bagi setiap perusahaan komersial dan memiliki posisi penting dalam menciptakan keunggulan bersaing di perusahaan.

4 PERKEMBANGAN JUMLAH PERJALANAN WISATAWAN NUSANTARA, RATA-RATA PERJALANAN, PENGELUARAN PER PERJALANAN, TOTAL PENGELUARAN!!./*&'! "#$%&'&(&(! )&*&+$&*&! "#(,#'-&$&(! "#(,#'-&$&(!.&0-(! "#$! 1$23-&(4! "#$%&'&(&(!15&'24! "#$%&'&(&(! 1*$2'2-(!)64!!!!!!! 1$23-!)64!!! 7889! 779:;<=! =>97!?88><8! =<;>9=! 78=8! 7<@:<;;! =>97!?@=>;?! =A8>@=! 78==! 7<?:;A7! =>9@!?;9>AB! =?8>B9! 78=7! 7@A:798! =>9B! ;8@>?B! =;7>BA! 78=<! 7A8:8<?! =>97! ;==>7?! =;;>B@!! ( Sumber : Pusdata Kemenperekraf & BPS ) Dari data tersebut setiap tahun cukup banyak wisatawan baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara yang melakukan kunjungan, jumlah rata-rata perjalanan, dengan pengeluaran perjalanan serta total pengeluaran yang jumlahnya cukup besar mencapai trilyunan rupiah. Hal tersebut juga akan berdampak pada tingkat penghunian kamar hotel dan hal tersebut dengan tersedianya kamar hotel di wilayah tujuan wisata akan diperebutkan melalui persaingan dengan berbagai kelebihan dan keunggulannya masing-masing.

5 Tingkat Penghunian Kamar Hotel Berbintang di Indonesia 5 tahun terakhir (2010-2014) TingkatHunianHotel 53 52 51 51,25 51,55 52,22 51,73 50 49 48 47 48,86 2010 2011 2012 2013 2014 TingkatHunianHotel *dalam persen Perbandingan Tingkat Penghunian Kamar Hotel pada Hari Biasa, Weekend, Libur Besar

6 Tingkat Penghunian Kamar Hotel Berbintang di Kalimantan Selatan!"#$%&'()*#"&#()+',-(.,/0"#'&#$(1"( 2&-"3&#'&#(4,-&'&#(!+#$$%!&#$$%!*#$$%!'#$$%!$#$$% *+#$$% *&#$$% **#$$% *'#$$%!!#&"%!"#$$%!'#()%!'#&!% *(#&)% '$)$% '$))% '$)'% '$)"% '$)*%,-./012%34.-1.%35267% 869:-.21./%;-% <17-=1.21.%>67121.% sumber: Badan Pusat Statistik Dari grafik-grafik di atas, tampak jelas bahwa tingkat hunian hotel mengalami peningkatan pada weekend dibanding hari biasa, terlebih pada harihari libur besar, seperti Lebaran, Tahun Baru dan hari besar lainnya. Dan puncak nya terjadi pada bulan Juni dan Juli yang merupakan masa libur sekolah/kuliah. Masa libur yang panjang ini dimanfaatkan untuk berlibur dan tentunya tidak terlepas dari hotel sebagai tempat menginap, selain tempat saudara atau teman/kerabat. Suatu perusahaan pada umumnya didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Untuk mencapai hal tersebut perusahaan harus memperoleh pendapatan (income) sebesar mungkin, dan menekan biaya (cost) sekecil mungkin. Pendapatan dari perusahaan berasal dari penjualan, hasil penjualan yang di terima perusahaan berasal dari produksi barang dan jasa yang di lakukannya, maka semakin tinggi produktivitas

7 perusahaan semakin besar pendapatan, dan semakin tinggi efisiensi proses produksi, semakin rendah biaya semakin besar laba yang di dapat perusahaan. Pendapatan Hotel-hotel di Indonesia (miliar rupiah) 250 200 177,52 209,11 150 100 100 114,93 142,75 50 0 2010 2011 2012 2013 2014 Sumber: Badan Pusat Statistik Ketua Badan Pengurus Daerah Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI), Herman Muchar mengatakan jumlah pengunjung hotel saat ini menurun drastis. Selain pendapatan yang menurun drastis, harga bahan baku yang naik, buat pengeluaran kami semakin bertambah, kata Herman. Selain itu, kian ketatnya persaingan di sektor industri perhotelan setelah diramaikan oleh situs online pemesanan dan bisnis penyewaan rumah, apartemen maupun tempat tinggal lain dengan biaya murah dan layanan minal, kalangan pelaku perhotelan mulai mencari berbagai strategi untuk kembali memenangkan persaingan. Konsultan perhotelan Amir Nahai dari kelompok usaha perhotelan AccorHotels mengakui bahwa pendapatan sektor perhotelan sejak beberapa tahun

8 terakhir ini mulai tergerus oleh bisnis penyewaan rumah, apartemen maupun tempat tinggal lain dan situs booking. Kalimantan Selatan, sebagai provinsi tempat Hotel HBI yang akan diteliti, tidak lepas dalam meramaikan dunia perhotelan di Indonesia. Seperti provinsi lain, Kalimantan Selatan juga mengalami peningkatan tingkat hunian hotel pada weekend dan hari libur besar dibanding hari biasa, terpusat di Banjarmasin sebagai ibukota provinsi yang didatangi dari berbagai daerah. Pada grafik, tampak pada tahun 2012 hunian hotel di Kalimantan Selatan sempat mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, kemudian cenderung tetap pada 2013, lalu kembali mengalami penurunan di tahun 2014. Dengan demikian seperti hal-hal tersebut di atas potensi hotel untuk memasarkan kamar hotelnya akan terbuka lebar di tengah persaingan lokal, regional serta global saat ini. Hotel yang memiliki competitive advantage akan mudah memahami keinginan kebutuhan ataupun apa yang diharapkan konsumennya. Oleh karena itu seluruh visi, misi, strategi, tujuan dan sasaran yang dimiliki haruslah berbasis pada konsumen. Dalam konteks pemasaran, hal ini disebut berorientasi pada pasar atau konsumen (Anshari,Yusak,2010:8). Hal tersebut berarti bagi hotel yang lebih berorientasi pada konsumen akan dapat memenangkan persaingan yang berarti akan dapat memperoleh keuntungan yang selanjutnya akan terus eksis pada bisnis perhotelan. Demikian juga akan dapat memberi kontribusi bagi pemilik hotel, karyawan, pemerintah demikian juga masyarakat pada umumnya. Bersamaan dengan semakin ketatnya persaingan jasa perhotelan di tengah situasi dan kondisi perekonomian yang tidak menentu, maka sudah seharusnya

9 setiap jasa perhotelan untuk lebih teliti dalam hal pendapatan hotel yang selanjutnya akan merupakan acuan untuk mengetahui sejauh mana laba yang diinginkan. Perusahaan Hotel Banjarmasin Internasional (HBI) Banjarmasin Kalimantan Selatan sebagai perusahaan perhotelan yang bergerak pada penjualan jasa sewa kamar hotel di tengah persaingan yang semakin ketat bukan saja di tingkat lokal, juga nasional dan bahkan juga tingkat internasional di era perdagangan bebas Asean China. Berdasarkan uraian di atas, penulis akan menyusun penelitian yang merupakan replikasi dari penelitian Ibah Siti Syahibah yang berjudul Analisis Pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (2014) dan Yane Noviki Hermawati yang berjudul Pengaruh Biaya Pemasaran, Tarif Telepon, dan Tarif SMS terhadap Pendapatan (2013). Perbedaan antara peneliti sebelumnya dengan penelitian penulis dapat dilihat pada tabel berikut : No Objek perbedaan Ibah Siti Syahibah 1 Lokasi PT. Bank Pembangu nan Daerah Yane Noviki Hermawati PT. Telkomsel Rencana penelitian Hotel Banjarmasin International keterangan Pada penelitian Ibah Siti Syahibah lokasi penelitian adalah PT. Bank Pembangunan Daerah, pada penelitian Yane Noviki Hermawati lokasi penelitian adalah PT. Telkomsel, sedangkan pada penelitian ini lokasinya

10 2 Bidang usaha 3 Jumlah sampel Perbankan Telekomun ikasi Perhotelan adalah Hotel Banjarmasin International Pada penelitian Ibah Siti Syahibah bidang usahanya adalah perbankan, pada penelitian Yane Noviki Hermawati bidang usahanya adalah telekomunikasi, sedangkan pada penelitian ini bidang usahanya adalah perhotelan. 8 data 12 data 32 data Pada penelitian Ibah Siti Syahibah jumlah sampel yang diteliti adalah 8 data, pada penelitian Yane Noviki Hermawati jumlah sampel yang diteliti adalah 12 data, sedangkan pada penelitian ini jumlah sampel yang diteliti adalah 32 data. Pada penelitian ini akan penulis tuangkan pada sebuah skripsi dengan mengambil judul Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Hotel.

11 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas, maka masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana biaya operasional pada Hotel Banjarmasin Internasional (HBI) di Banjarmasin Kalimantan Selatan. 2. Bagaimana pendapatan pada HBI Banjarmasin. 3. Seberapa besar pengaruh biaya operasional terhadap pendapatan HBI Banjarmasin. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui biaya operasional pada Hotel HBI. 2. Untuk mengetahui pendapatan yang diperoleh pada Hotel HBI. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh biaya operasional terhadap pendapatan Hotel HBI. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi berbagai pihak, antara lain: 1. Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh biaya operasional terhadap pendapatan. 2. Bagi Pihak lain

12 a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi, khususnya bagi pihak-pihak lain yang meneliti kajian yang sama yaitu biaya operasional, dan pendapatan. b. Memberikan kontribusi pemikiran kepada para pemakai laporan keuangan dan praktisi penyelenggara perusahaan dalam memahami biaya operasional perusahaan. 1.4.2 Kegunaan Teoritis Penulis berharap supaya hasil dari penelitian ini dapat menambah pemahaman dalam memperkaya pengetahuan yang berhubungan dengan sejauh mana pengaruh biaya operasional terhadap pendapatan hotel secara khusus dan terhadap ilmu akuntansi secara umum. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu di Hotel Banjarmasin International Jl A. Yani Km. 4,5 Banjarmasin dan waktu penelitiannya dilakukan pada bulan Juli 2013.

13