BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. Halaman Pengesahan... Kata Pengantar... Pernyataan Keaslian Penulisan... Lembaran Motto dan Persembahan... Ucapan Terima Kasih...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi dan pembahasan

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Beberapa kesimpulan menjawab rumusan masalah tentang pemahaman nilai

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. penelitian yang dirumuskan dari gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB II IHWAL NILAI NASIONALISME DAN BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK SERTA SILABUS. Pada bab II akan dijelaskan tentang hal-hal dibawah ini.

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

BAB I PENDAHULUAN. SMA Negeri 9 Bandar Lampung pada awalnya merupakan SMPP 51. (Sekolah Menengah Perintis Pembangunan), yang mulai melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dalam mengajar. Ketersediaan bahan ajar pada setiap satuan pendidikan diatur

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Ambon melalui peraturan tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. memiliki bermacam-macam kebudayaan, diantaranya bahasa daerah,

C. Semangat dan Komitmen Kebangsaan Para Pendiri Negara dalam Perumusan dan Penetapan Pancasila

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pergaulan Mahasiswa dan Kehidupan Sosial dalam Menerapkan Sila Persatuan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013

C. Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam Sejahtera bagi kita semua.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka beberapa hal. yang dapat disimpulkan di antaranya adalah :

PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan bagi kehidupan umat mausia merupakan kebutuhan. pendidikan, sampai kapan dan dimanapun berada.

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi

Kewarganegaraan. Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan. Uly Amrina ST, MM. Kode : Semester 1 2 SKS.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi membuat dunia transparan seolah olah tidak mengenal batas antar Negara.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. mengintegrasikan nilai-nilai patriotisme Sultan Mahmud Badaruddin II yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA PERINGATAN HARI LAHIR PANCASILA SAYA INDONESIA, SAYA PANCASILA. Jakarta, 1 Juni 2017

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 10

13MKCU. PENDIDIKAN PANCASILA Makna dan aktualisasi sila Persatuan Indonesia dalam kehidupan bernegara. Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Modul ke: Fakultas

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN GERAKAN KEWIRAUSAHAAN NASIONAL INDONESIA

NO URUT. 16. Sumber : = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang kesadaran hukum siswa dalam berlalu

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN PKn Ekram Pw, Cholisin, M. Murdiono*

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu mata pelajaran yang di pelajari di sekolah dasar adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini merupakan tantangan sekaligus peluang bagi

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. IV, dapat ditarik beberapa kesimpulan, khususnya melalui pemanfaatan berita

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. dimatangkan oleh berbagai pergerakan yang bersifat nasional di daerah-daerah.

BAB I PENDAHULUAN. penindasan bangsa lain, pada era global ini harus mempertahankan. identitas nasional dalam lingkungan yang kolaboratif.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

Diajukan Oleh DIAN KUSUMA IKA NURSANTI A

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) DALAM MENANAMKAN SIKAP NASIONALISME PADA SISWA DI SMK NEGERI 1 BANAWA

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. khas sekaligus aset bagi bangsa Indonesia. Generasi muda sudah banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

Waktu: 8 x 45 Menit (Keseluruhan KD) Standar Kompetensi: Memahami Hakikat Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan manusia yang pada dasarnya adalah meningkatkan, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap warga negara Indonesia hendaknya memiliki sikap dan perilaku untuk

13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Bab ini menyajikan sejumlah kesimpulan yang meliputi kesimpulan

KARANG TARUNA BINTIM

I. PENDAHULUAN. Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan oleh Soekarno Hatta pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. moral akan mempengaruhi masa depan bangsa. 1. lemahnya proses pembelajaran. Selama ini pendidikan hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi,

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI WAWASAN KEBANGSAAN BERBASIS KEORGANISASIAN MAHASISWA DALAM MENINGKATKAN NASIONALISME

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mathla ul Anwar merupakan salah satu. Madrasah Swasta yang di selenggarakan oleh Perguruan Mathla ul Anwar Kota

Transkripsi:

296 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan gambaran umum lokasi penelitian, Deskripsi dan pembahasan hasil penelitian, pada tahapan penulisan ini akan memaparkan beberapa kesimpulan yang didasarkan pada rumusan masalah yang telah ditentukan, dan diajukan beberapa rekomendasi yang sekiranya dapat bermanfaat : A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Umum Berdasarkan beberapa temuan dalam penelitian ini yang telah diuraikan, terlihat bahwa proses pembinaan nasionalisme generasi muda di wilayah perbatasan Indonesia dengan Timor Leste melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menjadi kebutuhan bagi bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh wilayah pulau-pulau terselatan merupakan beranda Indonesia di pasifik selatan sebagai wilayah yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste, sebab proses pembinaan nasionalisme pada dasarnya menekankan pada kesadaran nasionalisme masyarakat Indonesia untuk membina rasa cinta tanah air dan bangsa, rela berkorban bagi kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara, sehingga dapat memperkuat jati diri sebagai pilar ketahanan bangsa dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, termasuk didalamnya SMA Negeri 2 Pulau-pulau Terselatan Kabupaten Maluku Barat Daya. Proses Pembinaan nasionalisme melalui pembelajaran PKn selalu berorientasi pada semangat kebangsaan dan cinta tanah air dalam kehidupan masyarakat di wilayah perbatasan Indonesia dengan Timor Leste baik secara pribadi maupun secara universal dalam lingkungan sekolah.

297 Sehubungan dengan kondisi lingkungan sekolah yang menampilkan kesadaran warga negara khususnya para siswa di SMA Negeri 2 Pulau-pulau Terselatan yang berdiam di wilayah perbatasan Indonesia dengan Timor Leste, maka setiap warga negara Indonesia khususnya para siswa perlu menanamkan nilai-nilai kebangsaan yang bersifat nasional yang utuh, guna memperkuat jati diri bangsa demi mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Atas dasar itulah, maka proses pembinaan nasionalisme generasi muda di wilayah perbatasan Indonesia dengan Timor Leste khususnya para siswa SMA Negeri 2 Pulau-pulau Terselatan melalui Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu kewajiban yang perlu ditanamkan dan dikembangkan dalam kehidupan bermasayarakat, berbangsa dan bernegara. Namun demikian, usaha dan upaya dalam membina dan menumbuhkembangkan rasa nasionalisme didalam diri para siswa bukanlah hal yang mudah, tetapi harus diupayakan dalam proses belajar mengajar yang serangkaian aktivitas yang terdiri dari persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran, baik dalam proses pembelajaran PKn, maupun dalam berbagai kegiatan-kegiatan positif, yakni kegiatan rutin maupun kegiatan ekstrakurikuler. 2. Kesimpulan Khusus Selain kesimpulan umum diatas, terdapat pula kesimpulan khusus, dalam penelitian ini, antara lain: a. Realitas nasionalisme generasi muda di wilayah perbatasan Indonesia dengan Timor Leste khususnya bagi para siswa SMA Negeri 2 Pulau-pulau Terselatan di Kabupaten Maluku Barat Daya, dengan menyadari bahwa wilayah perbatasan

298 Indonesia dengan Timor Leste, sebagai realitas hidup diantara siswa SMA Negeri 2 Pulau-pulau Terselatan. Oleh sebab itu, adanya dorongan yang kuat dari dalam diri mereka untuk menunjukkan perilaku dalam kesamaan pandangan, harapan tujuan dan cita-cta akan cinta tanah air dan bangsa sebagai perekat dalam mempersatukan dan memberikan dasar kepada pembentukkan jati diri bangsa dan negara Indonesia, melalui berbahasa Indonesia yang baik dan benar, merayakan hari-hari besar nasional dengan antusias, serta bangga terhadap tanah airnya sendiri. b. Pembinaan nasionalisme sangat penting dilaksanakan bagi siswa di SMA Negeri 2 Pulau-pulau Terselatan yang dilakukan oleh guru baik di dalam kelas maupun diluar kelas, baik melalui pembelajaran PKn yang berorientasi pada proses pembinaan nasionalisme, maupun kegiatan rutin dan ekstrakurikuler, hal itu secara langsung telah melakukan atau melaksanakan transfer nilai-nilai nasionalisme dan mendorong semangat kebangsaan pada diri siswa SMA Negeri 2 Pulau-pulau Terselatan sebagai warganegara Indonesia yang berdiam di wilayah perbatasan Indonesia dengan Timor Leste. c. Faktor-faktor penghambat dan penunjang yang dapat diwujudkan dalam proses pembinaan nasionalisme khususnya bagi siswa SMA Negeri 2 Pulau-pulau Terselatan, dalam proses pembinaan nasionalisme di wilayah perbatasan Indonesia dengan Timor Leste Khususnya di SMA Negeri 2 Pulau-pulau Terselatan dimplementasikan kedalam beberapa sisi pembinaannya melalui PKn, yakni: (a) Proses pembinaan nasionalisme di sekolah sebagai gagasan, ide, pandangan dalam meningkatkan wahana pengembangan jiwa patriot dan mempertebal rasa cinta tanah air dan bangsa, meningkatkan semangat kebangsaan, dan kesetiakawanan sosial, serta menyadari akan sejarah bangsa dan menghargai jasa para pahlawan

299 dan selalu berorientasi ke masa depan; (b) adanya perubahan berupaya dalam mengubah paradigma pembelajaran di sekolah yang semula pembelajaran hanya dimotori oleh guru, kini dengan adanya perubahan metode, strategi, managemen pembelajaran, dan lingkungan sekolah. SMA Negeri 2 Pulau-pulau Terselatan senantiasa berupaya menggunakan metode-metode pembelajaran yang bervariatif dalam proses pembelajaran PKn; (c) proses pembinaannya yang bertujuan agar terciptanya keserasian pendidikan yang dapat dicapai oleh seluruh siswa sehingga dapat memberikan muatan yang cukup baik dalam pembinaan nasionalisme, walaupun terdapat berbagai hambatan, tantangan, serta berbagai kekurangankekurangan, baik dari diri siswa, guru, maupun sekolah sebagai penyelenggara, namun kegiatan dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Adapun faktor penghambat dan penunjang, yakni: sarana dan prasarana yang sangat terbatas, adanya pengaruh dari lingkungan pergaulan, lingkungan keluarga, maupun lingkungan pergaulan dalam pertemanan, buku teks PKn sebagai satu-satunya sumber belajar; d. Peran dan upaya dilakukan oleh pihak sekolah dalam hal ini guru PKn, dalam proses pembinaan nasionalisme generasi muda khususnya siswa SMA Negeri 2 Pulau-pulau Terselatan, selain dengan cara menyampaikan dan memberikan materi yang berkaitan dengan proses pembinaan nasionalisme, juga dengan mengarahkan, membimbing dan memberikan informasi di luar pembelajaran dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan memberikan nasehat-nasehat serta motivasi kepada kearah pembinaan nasionalisme agar tertanam semangat kebangsaan dan cinta tanah air yang tinggi dalam diri siswa. Adapun peran yang dilakukan pihak sekolah dalam hal ini guru PKn, senantiasa mengadakan meningkatkan pengelolaan

300 pembelajaran dalam kegiatan bejara mengajar dengan sebaik-baiknya agar pembelajaran dapat mencapai keberjasilan sesuai dengan yang diharapkan. B. Saran Saran berdasarkan hasil penelitian dalam rumusan kesimpulan diatas, maka perlu dikemukakan beberapa saran yang dapat diajukan kepada pihak terkait khususnya bagi para pendidik Pendidikan Kewarganegaraan di lapangan, yang memiliki kontribusi kuat terhadap pembinaan nasionalisme melalui pendidikan kewarganegaraan. Adapun saransarannya sebagai berikut: a. Untuk Guru PKn. Peran Guru PKn dalam proses pembinaan nasionalisme masih perlu ditingkatkan lagi, dengan menampilkan metode, media dan sumber pembelajaran yang lebih menyenangkan, dan diharapkan dapat mengembangkan berbagai inovasi-inovasi pembelajaran PKn yang berorientasi pada pembinaan nasionalisme yang dapat dimplementasikan melalui upaya dan usaha guru dalam mengembangkan model pembelajaran yang lebih dapat membina semangat nasionalisme pada diri siswa. Lebih dari itu, untuk guru direkomendasikan untuk terus menanamkan nilai-nilai semangat kebangsaan nasionalisme melalui keteladanan perilaku, arahan, bimbingan sebagai bagian dari peran upaya dalam memupuk semangat kehidupan kebangsaan dengan saling menghormati, menghargai dalam realitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. b. Untuk Kepala Sekolah diharapkan dapat selalu memberikan motivasi dan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para guru untuk menumbuhkembangkan potensinya dan meningkatkan kompetensi dalam melaksanakan pembelajaran, dan mengadakan pembelajaran yang bersifat aktual, serta diharapkan adanya kerjasama

301 antara pimpinan sekolah dan guru dalam mengaplikasi nilai-nilai yang mengarah pada pembinaan nasionalisme. Lebih dari itu, sangat perlu untuk menunjang keberhasilan dalam membina nasionalisme siswa hendaknya sekolah dapat lebih meningkatkan fasilitas, sarana dan prasarana, serta kelengkapan yang dapat menunjang proses pembelajaran yang lebih baik. c. Untuk Siswa. Sebagai generasi penerus bangsa, hendaknya mengamalkan pengetahuan, pemahaman serta nilai-nilai nasionalisme yang telah dipelajari di sekolah yang diaktualisasikan kedalam tindakan dan perbuatan nyata dalam kehidupan sehari-hari yang mencerminkan nasionalisme tersebut. Lebih dari itu, siswa diharapkan agar terus mengikuti dan melakukan kegiatan positif dengan aktif dan partisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler maupun kegiatan lainnya dalam pembinaan semangat nasionalisme. d. Untuk pemerintah Pusat, pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten/kota dan instansi terkait dengan bidang pendidikan, agar memberikan dan merancanga proses pembinaan nasionalisme dalam jenjang pendidikan, khususnya SMA/MA direkomendasikan guna merespons berbagai kenyataan generasi muda teristimewa keadaan di wilayah perbatasan negara ke dalam kurikulum pendidikan nasional yang disemangati dengan wawasan kebangsaan Indonesia. e. Untuk pemangku kepentingan (Stakehoulders), pengamat, pemerhati masalah pendidikan, diharapkan terus berusaha dan digalakkan dapat mengsosialisasikan pembinaan nasionalisme di dalam lingkungan keluarga, lingkungan pemerintahan, lingkungan pendidikan, bahkan lingkungan lokal, regional, maupun global melalui berbagai media massa yang lebih efektif dan efisien.

302 f. Untuk Peneliti selanjutnya, yang tertarik dengan permasalahan tersebut direkomendasikan untuk secara spesifik mengkaji dan menelaah masalah-masalah mengenai Pengembangan Wilayah Perbatasan Negara dalam memperkuat Pembinaan Nasionalisme Indonesia Melalui Pembelajaran PKn, merupakan hal yang masih baru, dimaksudkan untuk memberikan rangsangan kepada para guru, untuk mencoba mengimlementasikan muatan-muatan kontekstual yang berkaitan dengan realitas masyarakat di wilayah perbatasan negara yang menggunakan metode dan model pembelajaran yang tepat untuk memberikan respons terhadap tantangan pendidikan di wilayah Perbatasan negara dengan melihat pada realitas warga negara kita yang berdiam di wilayah perbatasan negara. Sehingga sangat diharapkan dapat membangun aktivitas dan kreatifitas siswa dalam mengembangkan nasionalisme yang mejadi harapan, cita-cita, dan tujuan bersama dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia, (NKRI).