PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) DALAM MENANAMKAN SIKAP NASIONALISME PADA SISWA DI SMK NEGERI 1 BANAWA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) DALAM MENANAMKAN SIKAP NASIONALISME PADA SISWA DI SMK NEGERI 1 BANAWA"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) DALAM MENANAMKAN SIKAP NASIONALISME PADA SISWA DI SMK NEGERI 1 BANAWA Nurdamayanti 1 H Abduh.H. Harun 2 Alri Lande 3 ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana sikap nasionalisme siswa di SMK Negeri 1 Banawa dengan indikator: 1) Cinta tanah air; 2) Menghargai jasa-jasa pahlawan; 3) Rela berkorban; 4) Mengutamakan persatuan dan kesatuan; 5)Berjiwa pembaharu dan tidak kenal menyerah; 6) Memiliki sikap tengangg rasa sesama manusia dan bagaimana pengembangan dalam materi, metode serta media pembelajaran PKn yang dapat menanamkan sikap nasionalisme. Penelitian bertujuan mendeskripsikan sikap nasionalisme siswa dan pengembangan pembelajaran PKn yang dilakukan agar nilai-nilai nasionalisme lebih mudah diterapkan. Penelitian menerapkan metode survei.teknik pengumpulan data dengan angket dan wawancara. Analisis data dengan persentase dan reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan. Populasi penelitian seluruh siswa SMK Negeri 1 banawa berjumlah 843 dan pengambilan sampel dengan cara kuota random sampling berjumlah 85 orang responden. Hasil penelitian menunjukkan sikap nasionalisme siswa cukup baik di tinjau dari 6 indikator antara lain: 1) Cinta tanah air skor 227 (66,76% -baik); 2) Menghargai jasa-jasa pahlawan skor 235 (69,19% -baik); 3)Rela berkorban skor 204 (59,90%-baik); 4) Mengutamakan persatuan dan kesatuan skor 252 (74,12%- baik); 5)Berjiwa pembaharu dan tidak kenal menyerah skor 182 (53,63% -cukup baik); 6) Memiliki sikap tengangg rasa sesama manusia skor 264 (77,65%-baik) dan hasil pengembangan pembelajaran antara lain: 1) menanamkan nilai-nilai pancasila dan budaya disetiap pembelajaran skor 254 (74,56% -baik); 2) menggunakan metode dan media pembelajaran yang bervairiasi skor 163 (48,04%-cukup baik); 3)menanamkan nilai kepahlawanan pada setiap pembelajaran skor 223 (65,44% -baik); 4)melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran dan memberikan pengutan, gagasan dan kesimpulan di setiap pembelajaran skor 286(84,12%-sangat baik). Upaya pengembangan pembelajaran PKn melalui metode,materi dan media telah dilakukan walaupun belum maksimal. Kata Kunci : Sikap Nasionalisme, Pengembangan Pembelajaran 1 Nurdamayanti A , Mahasiswa Studi PPKn, Universitas Tadulako Sebagai Penulis 2 Pembimbing I 3 Pembimbing II

2 I. PENDAHULUAN Semangat nasionalisme merupakan salah satu modal utama yang harus dimiliki bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman-ancaman ketahanan nasional. Disadari atau tidak, nasionalisme bangsa memberikan pengaruh yang besar bagi kemajuan suatu bangsa tersebut. Generasi muda adalah penerus bangsa dan merupakan sebuah keharusan pemuda harus memiliki nasionalisme terhadap negara, namun dengan perkembangan zaman yang semakin maju, malah menyebabkan semakin memudarnya rasa nasionalisme dikarenakan berbagai faktor. Nasionalisme sangat penting terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara karena merupakan wujud kecintaan dan kehormatan terhadap bangsa sendiri. Dengan hal itu, pemuda dapat melakukan sesuatu yang terbaik bagi bangsanya, menjaga keutuhan persatuan bangsa, dan meningkatkan martabat bangsa dihadapan dunia. Namun dengan memudarnya rasa nasionalisme pada remaja dapat mengancam dan menghancurkan bangsa Indonesia. Hal itu terjadi karena ketahanan nasional akan menjadi lemah. Untuk membangun pemuda bangsa yang memiliki mental dan kepribadian bangsa diperlukan suatu usaha, salah satu usaha yang terpenting adalah melalui pendidikan secara nasional. Tujuan yang hendak dicapai melalui pendidikan secara nasional antara lain bahwa Pendidikan Nasional harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta tanah air, mempertebal semangat kebangsaan, dan rasa setia kawan sosial. Hal ini selaras dengan karakteristik dan sikap nasionalisme sendiri seperti yang dikemukan oleh Suprapto (1987:54): 4 1. Bangga menjadi bangsa dan bagian masyarakat Indonesia, 2. Mengakui dan mempertahankan dan memajukan negara serta nama baik bangsa, 3. Senantiasa membangun rasa persaudaraan, solidaritas dan kedamaian antar kelompok masyarakat dengan semangat persaudaraan Indonesia, 4 Suprapto. (1987). Sosiologi dan Antropologi Untuk SMA. Bandung : Armico

3 4. Menyadari sepenuhnya sebagai bagian dari bangsa lain untuk menciptakan hubungan kerja sama yang saling menguntungkan, memiliki rasa cinta kepada tanah air Indonesia, 5. Menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan sendiri dan golongan atau kelompoknya. Nasionalisme merupakan salah satu nilai luhur yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 dan Pancasila yang perlu diwariskan kepada generasi penerus termasuk para siswa di sekolah. Dengan menanamkan sikap nasionalisme, diharapkan siswa tumbuh menjadi manusia pembangunan yakni generasi yang mampu mengisi dan mempertahankan kemerdekaan bangsa dan negaranya, untuk mencapai sasaran tersebut diperlukan suatu usaha melalui pendidikan di sekolah yang berupa membina, mengembangkan, dan menyempurnakan potensi siswa menuju proses pendewasaannya. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan ( PKn) memegang peranan penting untuk menunjang terhadap pencapaian tersebut seperti yang telah di jelaskan dalam Pasal 37 ayat (1) UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional mengemukakan bahwa : Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaaan dan cinta tanah air. Pendidikan kewrganegaraan pada dasarnya adalah pendidikan kebangsaan atau pendidikan karakter bangsa. PKn merupakan mata pelajaran di sekolah yang memfokuskan pelajarannya pada pembentukan manusia Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter sesuai yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depdiknas, 2003) 5 Hal tersebut senada dengan tri fungsi peran PKn seperti dikemukakan oleh Achmad Kosasih Djahiri ( 1996 : 19) 6 sebagai berikut : 6 Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.Jakarta:Depdiknas 6 Achmad Kosasih Djahiri. (1996). Teknik Pengembangan Program Pendidikan Nilai Moral. Bandung : Lab. PMPKN IKIP Bandung

4 1. Membina dan membentuk kepribadian atau jati diri manusia Indonesia yang berjiwa Pancasila dn berkepribadian Indonesia 2. Membina bangsa Indonesia melek politik, melek hukum dan melek pembangunan serta melek permasalahan diri, masyarakat bangsa dan negara 3. Membina pembekalan siswa (substansial dan potensi dirinya untuk belajar lebih maju). Sementara itu menurut Somantri ( 2001:279) 7 Tujuan umum pelajaran PKn ialah mendidik warga negara agar menjadi warga negara yang baik, yang dapat dilukiskan dengan warga negara yang patriotik, toleran, setia terhadap bangsa dan negara, beragama, demokratis, dan Pancasila sejati.untuk itu Pengembangan pembelajaran PKn sangat dibutuhkan dalam menanamkan sikap nasionalisme, Guru memiliki peran yang sangat penting dan untuk seorang Guru harus kreatif dan inovatif dalam pengembangan pembelajaran PKn dan tidak hanya berpatukan terhadap materi yang di sajikan tetapi harus memilih metode yang tepat dalam proses pembelajaran. II. METODE PENELITIAN Seluruh rangkaian penelitian ini dilaksanakan berdasarkan jenis penelitian kualitatif melalui pendekatan deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan apa yang sedang berlaku. Pada penelitian ada upaya mendeskripsi, mencatat, menganalisis dan menginterpretasikan kondisi yang terjadi sekarang ini. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode survey. Menurut Arikunto (2002:102) 8 populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa SMKN 1 Banawa yang berjumlah 843 orang siswa. 7 Soemantri,Muhammad Numan.(2001).Menggagas Pembaruan Pendidikan IPS. Bandung :PT.Remaja Rosdakarya. 8 Arikunto, Suharsimi.(2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

5 Dasar penentuan jumlah sampel untuk mewakili populasi dalam penelitian ini adalah berpedoman pada Arikunto (2002 : 112) bahwa : Sekedar ancer -ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik di ambil semua, sehingga penelitian merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil 10-15% atau lebih. Adapun teknik pemilihan sampel dengan cara kuota random sampling yaitu Pengambilan sample yang jumlahnya telah ditentukan oleh peneliti. Berdasarkan kriteria tersebut, maka penulis menetapkan jumlah sampel sebanyak 10% karena populasinya lebih dari 100 orang. Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah : 85 orang siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan angket/kuesioner. Teknik analisis data dengan cara perhitugan berdasarkan presentase(%) khusus angket dengan rumus : = 100 Keterangan: (Anas Sudijono, 2003:40) P = Angka Presentase f = Frekuensi N = Jumlah Responden Untuk menganalisis teknik pengumpulan data melalui wawancara penulis melakukan melalui 3 tahap yaitu:reduksi data,penyajian data Penarikan kesimpulan/verifikasi data (Milles dan Huberman,1992 : 16) 9 III. HASIL Sikap nasionalisme terdiri dari 6 indikator yaitu sikap cinta tanah air, menghargai jasa-jasa pahlawan, rela berkorban demi bangsa dan negara, mengutamakan persatuan, berjiwa pembaharu dan tidak kenal menyerah dan memiliki sikap tenggang rasa sesama manusia. Berdasarkan hasil penelitian sikap nasionalisme siswa dengan indikator cinta tanah air mendapat nilai skor 227 dengan presentase 66,76% dan masuk dalam kategori baik, menghargai jasa-jasa pahlawan nilai skor 235 dengan presentase 9 Milles dan Huberman, (1992 : 16) Analisis data kualitatif (terjemahan tjetjep rohandi). Jakarta: ui. Press

6 69,19% dan masuk dalam kategori baik, rela berkorban nilai skor 240 dengan presentase 59,90% dan masuk dalam kategori cukup baik, mengutamakan persatuan dan kesatuan nilai skor 252 dengan presentase 74,12% dan masuk dalam kategori baik, berjiwa pembaharu dan tidak kenal menyerah nilai skor 182 dengan presentase 53,63% dan masuk dalam kategori cukup baik, memiliki sikap tenggang rasa sesama manusia nilai skor 264 dengan presentase 77,65% dan masuk dalam kategori baik,nilai skor rata-rata 226 dengan presentase 66,47% dalam masuk dalam kategori baik artinya sikap nasionalisme siswa dengan 6 indikator tersebut dapat di kategorikan baik. Tabel : Kategori Sikap Nasionalisme Pilihan Jawaban Responden Tanggapan No TP (1) J (2) SR (3) SL (4) N Skor Kategori Responden F % F % F % F % 1 ITEM , , , , B 2 ITEM 2 2 2, , , , ITEM , , , , B 4 ITEM , , ,59 85 B 310 SB 5 ITEM 5 7 8, , ,24 8 9, B 6 ITEM , , ,18 4 4, ITEM , , ,47 1 1, ITEM 8 1 1, , , , ITEM , , , , ITEM , , , , ITEM , , , , ITEM , , , , ITEM , , ,35 4 4, ITEM , ,76 8 9,41 4 4, TB 169 CB 275 B 167 CB 237 B 267 B 230 B 177 CB 140 TB 15 ITEM ,88 1 1, , , SB

7 16 ITEM , , , , B 17 ITEM , , , , B Jumlah 3847 Rata-Rata 226 B Berdasarkan tabel tersebut dapat dideskripsikan jawaban responden terhadap item-item pertanyaan mengenai nasionalisme sebagai berikut : 1. Tanggapan responden terhadap pertanyaan (item 1) mengenai cinta tanah air dalam bentuk menghargai produk dalam negeri sebagian besar responden menjawab Selalu ( 34,12) dengan skor nilai 235. Kondisi ini termasuk dalam kategori baik. Artinya sikap nasionalisme siswa sudah berkembang. 2. Tanggapan responden atas pertanyaan yang ada pada (item 2) yaitu mengenai cinta tanah air dalam bentuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar sebagian besar responden menjawab jarang (57,65) dengan skor nilai 219. Kondisi ini termasuk dalam kategori baik 3. Tanggapan responden atas pertanyaan yang ada pada (item 3) yaitu mengenai menghargai jasa-jasa pahlawan dengan cara giat dalam belajar sebagian besar responden menjawab sering (43,53) dengan skor nilai 226. Kondisi ini termasuk dalam kategori baik. Artinya sikap nasionalisme siswa sedang berkembang. 4. Tanggapan responden atas pertanyaan yang ada pada (item 4) yaitu mengenai menghargai jasa-jasa pahlawan dalam bentuk mengikuti upacara dengan khitman dengan cara memakai atribut lengkap saat upacara sebagian besar responden menjawab selalu ( 70,59) dengan skor nilai 310. Kondisi ini termasuk dalam kategori baik. 5. Tanggapan responden atas pertanyaan yang ada pada (item 5) yaitu mengenai menghargai jasa-jasa pahlawan dalam bentuk mengikuti upacara dengan khitmad walaupun dalam kondisi kurang sehat sebagian besar responden menjawab sering ( 48,24) dengan skor nilai 220. Kondisi ini termasuk dalam kategori baik.

8 6. Tanggapan responden atas pertanyaan yang ada pada (item 6) yaitu mengenai menghargai jasa-jasa pahlawan dalam bentuk mengikuti upacara dengan khitmad dengan cara disiplin saat upacara berlangsung sebagian besar responden menjawab jarang ( 61,18) dengan skor nilai 115. Kondisi ini termasuk dalam kategori tidak baik. 7. Tanggapan responden atas pertanyaan yang ada pada (item 7 ) yaitu mengenai sikap rela berkorban dalam bentuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan hari-hari besar negara.. sebagian besar responden menjawab Sering ( 62,35) dengan skor nilai 169. Kondisi ini termasuk dalam kategori cukup baik. Artinya sikap nasionalisme siswa cukup berkembang. 8. Tanggapan responden atas pertanyaan yang ada pada (item 8) yaitu mengenai rasa bangga yang di miliki ketika mendengar lagu indonesia raya sebagian besar responden menjawab jarang ( 62,35) dengan skor nilai 275. Kondisi ini termasuk dalam kategori baik. 9. Tanggapan responden atas pertanyaan yang ada pada (item 9) yaitu mengenai sikap rela berkorban dalam bentuk semagat bela negera ketika ada negara lain yang mengklaim budaya indonesia sebagian besar responden menjawab tidak pernah ( 43,53) dengan skor nilai 167. Kondisi ini termasuk dalam kategori cukup baik. 10. Tanggapan responden atas pertanyaan yang ada pada (item 10) yaitu mengenai mengutamakan persatuan dan kesatuan dalam memupuk rasa toleransi antar suku, agama, etnik dan budaya sebagian besar responden menjawab sering ( 44,71) dengan skor nilai 237. Kondisi ini termasuk dalam kategori baik. Artinya sikap nasionalisme siswa sedang berkembang. 11. Tanggapan responden atas pertanyaan yang ada pada (item 11) yaitu mengenai mengutamakan persatuan dan kesatuan dalam mengharagai perbedaan pendapat sebagian besar responden menjawab sering (50,59) dengan skor nilai 267. Kondisi ini termasuk dalam kategori baik.

9 12. Tanggapan responden atas pertanyaan yang ada pada (item 12) y aitu mengenai berjiwa pembaharu dan tidak kenal menyerah dalam menjaga kelestarian lingkugan. sebagian besar responden menjawab sering (47,06) dengan skor nilai 230. Kondisi ini termasuk dalam kategori baik. Artinya sikap nasionalisme siswa sedang berkembang. 13. Tanggapan responden atas pertanyaan yang ada pada (item 13) yaitu mengenai ikut partisipasi dalam aksi menanam seribu pohon. sebagian besar responden menjawab jarang ( 49,41) dengan skor nilai 117. Kondisi ini termasuk dalam kategori cukup baik. 14. Tanggapan responden atas pertanyaan yang ada pada (item 14) yaitu mengenai berjiwa pembaharu dan tidak kenal menyerah dalam melestarikan budaya bangsa. sebagian besar responden menjawab tidak pernah ( 54,12) dengan skor nilai 140. Kondisi ini termasuk dalam kategori tidak baik. 15. Tanggapan responden atas pertanyaan yang ada pada (item 15) yaitu mengenai sikap tenggang rasa sesama manusia dalam menghormati hak-hak orang lain. sebagian besar responden menjawab selalu (58,82) dengan skor nilai 294. Kondisi ini termasuk dalam kategori sangat baik. Artinya sikap nasionalisme siswa sedang berkembang. 16. Tanggapan responden atas pertanyaan yang ada pada (item 16) yaitu mengenai sikap tenggang rasa sesama manusia dengan memberikan pertologan kepada sesorang lagi kesusahan. sebagian besar responden menjawab sering ( 57,65) dengan skor nilai 254. Kondisi ini termasuk dalam kategori baik. 17. Tanggapan responden atas pertanyaan yang ada pada (item 17) yaitu mengenai sikap tenggang rasa sesama manusia dengan kerelaan membantu teman yang mengalami musibah. sebagian besar responden menjawab sering ( 50,59) dengan skor nilai 244. Kondisi ini termasuk dalam kategori baik. Pengembangan Pembelajaran Pkn

10 No Pengembangan pembelajaran dibutuhkan dalam hal meningkatkan kualitas untuk mencapai hasil yang maksimal di dalam penelitian ini pengembangan pembelajran terdiri dari 4 dan budaya disetiap pembelajaran, indikator yaitu: 1).menanamkan nilai-nilai pancasila 2).mengunakan metode dan media pembelajaran yang bervairiasi, 3).menanamkan nilai kepahlawanan pada setiap pembelajaran, dan 4).Melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran dan memberikan pengutan,gagasan dan kesimpulan di setiap pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian tanggapan respoden mengenai guru dalam menanamkan nilai-nilai pancasila dan budaya disetiap pembelajaran nilai skor 254 dengan presentase 74,56% dan masuk dalam kategori baik, guru dalam mengunakan metode dan media pembelajaran yang bervairiasinilai skor 163 dengan presentase 48,04% dan masuk dalam kategori cukup baik, guru dalam menanamkan nilai kepahlawanan pada setiap pembelajaran nilai skor 223 dengan presentase 65,44% dan masuk dalam kategori baik, guru dalam melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajran skor nilai 286 dengan presentase 84,12% dan masuk dalam kategori sangat baik,jumlah nilai skor rata-rata 233 dengan presentase 68,61% dan masuk dala kategori cukup baik, artinya pengembangan pembelajaran yang dilakukan sudah baik. Tanggapan Responden Tabel : Kategori Pengembangan Pembelajaran PKn Pilihan Jawaban Responden TP (1) J (2) SR (3) SL (4) F % F % F % F % 1 ITEM 1 1 1,18 8 9, , ,29 2 ITEM , ,26 3 ITEM , , ,59 4 4,71 N Skor Kategori 275 B 257 B 188 CB 4 ITEM 4 1 1,18 7 8, , , SB 5 ITEM , , ,18 2 2,35 6 ITEM , ,71 3 3,53 2 2,35 7 ITEM , , ,29 5 5, CB 118 TB 215 B

11 8 ITEM 8 2 2, , , , B 9 ITEM , , ,94 4 4, CB 10 ITEM , , , SB 11 ITEM , , SB 12 ITEM , , , B Berdasarkan tabel tersebut dapat dideskripsikan jawaban responden terhadap item-item pertanyaan mengenai nasionalisme sebagai berikut : 1. Tanggapan responden terhadap pertanyaan (item 1) mengenai menanamkan nilai-nilai pancasila disetiap pembelajaran sebagian besar responden menjawab sering ( 54,12) dengan skor nilai 275. Kondisi ini termasuk dalam kategori baik. Artinya guru dalam menanamkan nilai-nilai pancasila dan budaya disetiap pembelajaran sudah baik. 2. Tanggapan responden terhadap pertanyaan (item 2) mengenai menanamkan nilai-nilai budaya disetiap pembelajaran sebagian besar responden menjawab sering ( 38,82) dengan skor nilai 257. Kondisi ini termasuk dalam kategori baik. 3. Tanggapan responden terhadap pertanyaan (item 3) mengenai kedisplinan guru dalam mengajar sebagian besar responden menjawab jarang (45,88) dengan skor nilai 257. Kondisi ini termasuk dalam kategori cukup baik. 4. Tanggapan responden terhadap pertanyaan (item 4) mengenai tauladan seorang guru sebagian besar responden menjawab selalu (56,47) dengan skor nilai 295. Kondisi ini termasuk dalam kategori sangat baik. 5. Tanggapan responden terhadap pertanyaan (item 5) mengenai penggunaan model pembelajaran yang bervairiasi sebagian besar responden menjawab tidak pernah (41,18) dengan skor nilai 157. Kondisi ini termasuk dalam kategori tidak baik. 6. Tanggapan responden terhadap pertanyaan (item 6) mengenai pengunaan dan pengembangan metode pembelajaran sebagian besar responden

12 menjawab tidak pernah ( 69,41) dengan skor nilai 118. Kondisi ini termasuk dalam kategori tidak baik. Artinya mengunakan metode dan model pembelajaran yang bervairiasi kurang baik. 7. Tanggapan responden terhadap pertanyaan (item 7) mengenai pengunaan media pembelajaran sebagian besar responden menjawab selalu ( 55,29) dengan skor nilai 215. Kondisi ini termasuk dalam kategori baik. 8. Tanggapan responden terhadap pertanyaan (item 8) mengenai menanamkan nilai kepahlawanan pada setiap pembelajaran sebagian besar responden menjawab selalu ( 57,65) dengan skor nilai 253.Kondisi ini termasuk dalam kategori baik. 9. Tanggapan responden terhadap pertanyaan (item 9) mengenai ketegasan seorang guru dalam memberikan saksi pada siswa yang datang terlambat sebagian besar responden menjawab jarang ( 45,88) dengan skor nilai 192.Kondisi ini termasuk dalam kategori cukup baik. 10. Tanggapan responden terhadap pertanyaan (item 10) mengenai melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran sebagian besar responden menjawab selalu ( 49,41) dengan skor nilai 289.Kondisi ini termasuk dalam kategori sangat baik. 11. Tanggapan responden terhadap pertanyaan (item 11) mengenai melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran dengan cara menegur siswa yang tidak memperhatikan pembelajaran sebagian besar responden menjawab selalu ( 54,12) dengan skor nilai 296..Kondisi ini termasuk dalam kategori sangat baik. 12. Tanggapan responden terhadap pertanyaan (item 12) mengenai memberikan pengutan dan gagasan serta kesimpulan di setiap pembelajaran sebagian besar responden menjawab sering (57,65) dengan skor nilai 273..Kondisi ini termasuk dalam kategori sangat baik. Artinya melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran dan memberikan pengutan dan gagasan dan kesimpulan di setiap pembelajaran sangat baik.

13 IV. PEMBAHASAN Penanaman jiwa nasionalisme perlu dilakukan disekolah, hal ini dikarenakan bahwa sekolah merupakan tempat pendidikan dan pembentukan jiwa serta semangat bagi generasi muda khususnya pelajar yang akan menentukan masa depan bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Penanaman sikap nasionalisme di SMK Negeri 1 Banawa memang sudah menjadi tujuan sekolah karena sesuai dengan salah satu misi sekolah yaitu membentuk sikap dan prilaku santun serta berbudi luhur berbasir imtaq dengan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya bangsa. Sikap nasionalisme adalah suatu tindakan yang mencerminkan akan rasa cinta terhadap tanah air sikap nasionalisme dalam penelitian ini mencangkup 6 indikator antara lain : 1) Cinta tanah air adalah perasaan cinta terhadap negaranya untuk selalu untuk memelihara, membela, melindungi. Bentuk cinta tanah air dapat ditunjukkan dengan bangga menggunakan produk dalam negeri,dan bangga menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, hasil peneilitian menunjukkan 66,76% sikap nasionalisme siswa terhadap cinta tanah air sudah baik.2)menghargai jasa-jasa pahlawan dapat ditunjukkan dengan mengikuti upacara dengan khidmat dan giat dalam belajar benar, hasil peneilitian menunjukkan 69,19% sikap nasionalisme siswa dalam menghargai jasa-jasa pahlawan sudah baik.3) Rela berkorban dapat ditunjukkan dengan ikut berpartisipasi dalam kegiatan hari-hari besar negara dan memiliki semangat bela negara, hasil peneilitian menunjukkan 59,90% sikap nasionalisme siswa dengan indikator rela berkorban cukup baik. 4) Mengutamakan persatuan dan kesatuan dapat ditunjukkan dengan mengharagai perbedaan pendapat dan memupuk rasa toleransi antar suku, agama, etnik dan budaya, hasil peneilitian menunjukkan 74,12% sikap nasionalisme siswa dalam mengutamakan persatuan dan kesatuan sudah baik 5)Berjiwa pembaharu dan tidak kenal menyerah dapat ditunjukkan dengan menjaga kelestarian alam dan melestarikan budaya bangsa, hasil peneilitian menunjukkan 53,63% sikap nasionalisme siswa dengan indikator berjiwa pembaharu dan tidak kenal menyerah cukup baik 6) Memiliki sikap tengangg rasa sesama manusia dapat ditunjukkan dengan menghormati hak-hak

14 orang lain dan kerelaan membantu teman yang mengalami musibah, hasil peneilitian menunjukkan 77,65% sikap nasionalisme siswa dalam mengutamakan persatuan dan kesatuan sudah baik Hasil penelitian tersebut mengambarkan bahwa sikap nasionalisme siswa telah mulai memudar karena jumlah presentase yang di dapat tidak begitu baik.. Realitas menujukan bahwa memang ada pergeseran dan perubahan pada masyarakat dalam hal sikap nasionalisme hal ini pun terjadi pada genersi muda khususnya siswa dan siswi perlunya pengawasan dan peninggkatan kualitas dan stargesi mengajar agar transformasi ilmu serta penanaman nilai-nilai nasionalisme dapat dengan muda di terima oleh siswa. Suparlan (2002: 15) 10 menyimpulkan lewat pendidikan nasional diharapkan warga Negara memiliki kesadaran cinta tanah airnya, tebal semangat kebangsaan, cukup berkembang kesetiakawanan sosial, percaya pada diri sendiri, inovatif dan kreatif, mampu membangun diri sendiri dan bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan negara dan bangsa. Adanya pelaksanaan pengajaran pendidikan wawasan kebangsaan diharapkan dapat memberi andil bagi pembentukan nasionalisme, pendidikan wawasan kebangsaan dapat membentuk warga negara yang baik, yakni warga negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hasil penelitian mengenai pengembangan pembelajaran PKn dengan 4 indikator di antara adalah : 1) menanamkan nilai-nilai pancasila dan budaya disetiap pembelajaran responden menyatakan sudah baik dengan presetase 74,56%., Hal ini menunjukan bahwa Guru Pkn telah melakukan usaha-usaha untuk selalu mengigatkan kepada siswa mengenai nilai-nilai pancasila dan betapa pentinya untuk selalu melestarikan budaya sebagai identitas bangsa. 2) 10 Al Hakim, Suparlan, dkk. (2002). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang

15 Menggunakan metode dan media pembelajaran yang bervairiasi responden menyatakan kurang baik dengan presetase 48,04% menyatakan bahwa Guru PKn tidak pernah menggunakan metode dan media pembelajaran yang bervariasi dan hasil tersebut masuk dalam kategori kurang baik.penggunaan metode dan media yang bervariasi memang belum secara maksimal dilakukan akan tetapi usaha untuk terus mengembangkan pembelajaran melalui media dan metode terus di lakukan oleh Guru SMKN 1 Banawa. 3) Menanamkan nilai kepahlawanan pada setiap pembelajaran, responden menyatakan sudah baik dengan presetase 65,44% hasil ini juga sejalan dengan observasi yang di lakukan selama proses pembelajaran berlangsung sebelum memulai pembelajaran terlebih dahulu guru selalu memotivasi siswa dengan cara memberi nasehat agar hiduplah seperti para pahlawan dengan penuh perjuagan dan pantang menyerah untuk mencapai apa yang kalian inginkan. 4) melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran dan memberikan pengutan,gagasan dan kesimpulan di setiap pembelajaran, responden menyatakan sangat baik dengan presetase 84,12% hasil ini juga sejalan dengan observasi yang di lakukan selama proses pembelajaran Guru Pkn memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya dan berpendapat tanpa ada laragan sedikitpun setelah proses pembelajaran selesai guru memberikan kesimpulan sebagai bahan untuk memperkuat materi dan mempermudah siswa dalam menangkap isi materi yang di maksud. V. KESIMPULAN DAN SARAN 1) Kesimpulan Sikap nasionalisme siswa cukup baik, nilai rata-rata skor sikap nasionalisme berjumlah 226 dengan presentase 66,47% masuk dalam kategori baik dan nilai skor rata-rata pengembangan pembelajaran berjumlah 241 dengan presentase 68,61% dan masuk dalam kriteria baik. Pengembangan pembelajaran PKn yang dilakukan oleh Guru PKn sudah cukup baik walaupun belum maksimal, pelaksanaan pengembangan pembelajaran pkn berpengaruh terhadap sikap nasionalisme, dengan melakukan pengembangan pembelajaran dengan maksimal maka penanaman nilai-nilai nasionalisme akan

16 lebih mudah diterapkan karena tantagan di kemudian hari menjadi lebih sulit jika generasi muda tidak di bekali dengan rasa cinta tanah air pada negerinya. 2) Saran 1. Bagi guru PKn harus mengintergrasian nilai-nilai nasionalisme pada setiap materi yang ada dalam pokok materi PKn dan Guru dalam melaksanakan pembelajaran diharapkan lebih mengembangkan lagi metode dan media pembelajaran agar transformasi ilmu lebih mudah dan cepat di terima oleh siswa. 2. Bagi Siswa seharusnya lebih meningkatkan pemahaman tentang materi Pkn, karena materi PKn itu memuat nilai-nilai yang berguna bagi siswa, siswa juga harus menyadari pentingnya rasa nasionalime dan terus mencintai negeri ini karena generasi muda merupakan penerus bangsa ini.

17 DAFTAR RUJUKAN Achmad Kosasih Djahiri. (1996). Teknik Pengembangan Program Pendidikan Nilai Moral. Bandung : Lab. PMPKN IKIP Bandung Al Hakim, Suparlan, dkk. (2002). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang Arikunto, Suharsimi.(2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Milles dan Huberman, (1992 : 16) Analisis data kualitatif (terjemahan tjetjep rohandi). Jakarta: ui. Press Soemantri,Muhammad Numan.(2001).Menggagas Pembaruan Pendidikan IPS. Bandung :PT.Remaja Rosdakarya. Suprapto. (1987). Sosiologi dan Antropologi Untuk SMA. Bandung : Armico Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.Jakarta:Depdiknas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha mewujudkan sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan harus mampu dalam perbaikan dan pembaharuan

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013) PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang mempunyai sikap dan pribadi yang kuat. Pendidikan mempunyai peran yang penting karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan karakter siswa yang diharapkan bangsa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Hal ini terlihat dari keberagaman suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai permasalahan yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini sangatlah kompleks, salah satunya memudarnya semangat nasionalisme. Para pemuda pada zaman kolonialisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan keterampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai salah satu proses perubahan pada pembentuk sikap, kepribadian dan keterampilan manusia untuk menghadapi masa depan. Dalam proses pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Indonesia merupakan inti utama untuk menunjang pengembangan sumber daya manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan psikis seorang manusia. Pada usia anak-anak terjadi pematangan fisik yang siap merespon apa yang

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Masalah Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah dipupuk sejak dini sehingga generasi penerus bangsa mampu menjadi pemimpin berdedikasi tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan yang tidak terlepas dari segi-segi kehidupan manusia. Kesenian juga merupakan cerminan dari jiwa masyarakat. Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SMA Negeri 9 Bandar Lampung pada awalnya merupakan SMPP 51. (Sekolah Menengah Perintis Pembangunan), yang mulai melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. SMA Negeri 9 Bandar Lampung pada awalnya merupakan SMPP 51. (Sekolah Menengah Perintis Pembangunan), yang mulai melaksanakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah SMA Negeri 9 Bandar Lampung pada awalnya merupakan SMPP 51 (Sekolah Menengah Perintis Pembangunan), yang mulai melaksanakan aktifitas belajar mengajar sejak

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai nasionalisme merupakan jiwa bangsa Indonesia yang akan terus melekat selama bangsa Indonesia masih ada. Nasionalisme bukanlah suatu pengertian yang sempit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai alat pemersatu bangsa demi merebut kemerdekaan (Rawantina,

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai alat pemersatu bangsa demi merebut kemerdekaan (Rawantina, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nasionalisme merupakan paham untuk menumbuhkan sikap cinta tanah air yang berdasarkan persamaan sejarah kemudian bergabung menjadi satu untuk mempertahankan dan loyalitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia tidaklah mudah karena membutuhkan pengorbanan yang luar biasa kala itu dan merupakan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI KONSTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME DAN PATRIOTISME PADA SYAIR LAGU PERJUANGAN INDONESIA

NASKAH PUBLIKASI KONSTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME DAN PATRIOTISME PADA SYAIR LAGU PERJUANGAN INDONESIA NASKAH PUBLIKASI KONSTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME DAN PATRIOTISME PADA SYAIR LAGU PERJUANGAN INDONESIA (Studi Hermeneutika pada Lagu-lagu Perjuangan Ciptaan C. Simanjuntak) Oleh: RIKA WULANDARI A220090128

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan zaman dan perkembangan teknologi telah membawa dampak

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan zaman dan perkembangan teknologi telah membawa dampak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan zaman dan perkembangan teknologi telah membawa dampak yang begitu besar terhadap kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya bagi kehidupan remaja yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena yang terdapat dikalangan masyarakat seperti saat ini, telah menunjukan adanya penurunan budaya dan karakter bangsa. Hal ini terlihat dari gaya hidup,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 296 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan gambaran umum lokasi penelitian, Deskripsi dan pembahasan hasil penelitian, pada tahapan penulisan ini akan memaparkan beberapa kesimpulan yang didasarkan pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari berbagai keragaman sosial, suku bangsa, kelompok etnis, budaya, adat istiadat, bahasa,

Lebih terperinci

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A PENGEMBANGAN KARAKTER KREATIF DAN DISIPLIN PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus Kelas X Seni Lukis SMK Negeri 9 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi membuat dunia transparan seolah olah tidak mengenal batas antar Negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi membuat dunia transparan seolah olah tidak mengenal batas antar Negara. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semangat perjuangan bangsa Indonesia merupakan kekuatan mental spiritual yang dapat melahirkan sikap perilaku heroik dan patriotik serta menumbuhkan kekuatan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi : 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai salah satu lembaga yang membantu pemerintah dalam menyiapkan generasi penerus bangsa bertanggung jawab dalam menangani masalah pendidikan melalui

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa Indonesia memang sangat majemuk. Oleh karena itu lahir sumpah pemuda, dan semboyan bhineka

Lebih terperinci

2015 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERHADAP KEPEDULIAN SOSIAL DI KALANGAN SISWA SMA.

2015 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERHADAP KEPEDULIAN SOSIAL DI KALANGAN SISWA SMA. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bertujuan agar pendidikan tidak hanya membentuk insan manusia yang pintar namun juga berkepribadian,

Lebih terperinci

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB (Studi Kasus pada Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra di SMA Negeri 1 Sragen) NASKAH PUBLIKASI

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB (Studi Kasus pada Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra di SMA Negeri 1 Sragen) NASKAH PUBLIKASI PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB (Studi Kasus pada Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra di SMA Negeri 1 Sragen) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

MENANAMKAN NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PTK PADA SISWA KELAS VI SDN 88 PERUMNAS UNIB BENTIRING

MENANAMKAN NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PTK PADA SISWA KELAS VI SDN 88 PERUMNAS UNIB BENTIRING MENANAMKAN NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PTK PADA SISWA KELAS VI SDN 88 PERUMNAS UNIB BENTIRING Herniwati Guru PKN SMP Negeri 7 Kota Bengkulu Abstrak:Penelitian

Lebih terperinci

Salah satu faktor yang memengaruhi memudarnya sikap nasionalisme adalah kurangnya pemahaman siswa tentang sejarah nasional Indonesia.

Salah satu faktor yang memengaruhi memudarnya sikap nasionalisme adalah kurangnya pemahaman siswa tentang sejarah nasional Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai masalah yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini, salah satunya memudarnya semangat nasionalisme. Para pemuda pada zaman kolonialisme rela

Lebih terperinci

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat Indonesia. Berhubungan dengan hal itu, pendidikan memiliki peranan

Lebih terperinci

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Memahami budaya dan karakter bangsa Indikator: Menjelaskan konsep budaya Menjelaskan konsep karakter bangsa Memahami pendekatan karakter

Lebih terperinci

PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR PADA PEMBELAJARAN PKn DI SMA NEGERI 1 TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG. ABSTRAK

PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR PADA PEMBELAJARAN PKn DI SMA NEGERI 1 TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG. ABSTRAK 1 PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR PADA PEMBELAJARAN PKn DI SMA NEGERI 1 TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG. Niluh Dewi Arina 1 Bonifasius Saneba 2 Asep Mahfudz 3 Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi tersebut menurun drastis menjadi hanya 18% waktu mereka berusia 16

BAB I PENDAHULUAN. tinggi tersebut menurun drastis menjadi hanya 18% waktu mereka berusia 16 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kegiatan penting setiap orang, termasuk di dalamnya belajar bagaimana seharusnya belajar. Sebuah survey memperlihatkan bahwa 82% anak-anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan Negara, yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan adalah sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA TOKOH SUTAN SJAHRIR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA TOKOH SUTAN SJAHRIR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA 1 ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA TOKOH SUTAN SJAHRIR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA Nacha Sumandari Universitas Jambi nachasumandari@gmail.com ABSTRAK Memudarnya nilai-nilai pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SIKAP NASIONALISME SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 2 BARAT KECAMATAN BARAT KABUPATEN MAGETAN TAHUN PELAJARAN

PENGEMBANGAN SIKAP NASIONALISME SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 2 BARAT KECAMATAN BARAT KABUPATEN MAGETAN TAHUN PELAJARAN PENGARUH PEMBELAJARAN PKn TERHADAP PENGEMBANGAN SIKAP NASIONALISME SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 2 BARAT KECAMATAN BARAT KABUPATEN MAGETAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Soenarjo Wawan Kokotiasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Rumusan Masalah, (3) Pembatasan Masalah, (4) Tujuan Penelitian, (5) Manfaat Penelitian, (6) Penegasan Isilah. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Kompetensi Inti 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI. Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI. Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI (Studi Kasus Sanggar Seni Sekar Jagad Desa Kotakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan yang menimbulkan kondisi dan tuntutan berbeda sesuai dengan zamannya.

Lebih terperinci

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan Sumber Daya Manusiayang berkualitas dan berkarakter.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maju mundurnya suatu bangsa ditandai oleh sumber daya manusia yang bermutu. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang bermutu, itu diperlukan suatu upaya melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian terpadu dari gerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia yang membentuk Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bertambah dalam menghadapi era globalisasi, untuk menghadapi globalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bertambah dalam menghadapi era globalisasi, untuk menghadapi globalisasi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tantangan pembangunan Indonesia dimasa mendatang akan lebih bertambah dalam menghadapi era globalisasi, untuk menghadapi globalisasi dan menatap masa depan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap insan manusia. Pendidikan dapat dilakukan baik secara formal maupun non formal. Setiap pendidikan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Di Indonesia, hak organisasi diatur oleh undang-undang. Hak berorganisasi secara tidak langsung tersirat dalam pancasila, sebagai sumber hukum Indonesia, dan

Lebih terperinci

STUDI TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDI PEKERTI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 21 PEKANBARU

STUDI TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDI PEKERTI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 21 PEKANBARU STUDI TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDI PEKERTI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 21 PEKANBARU DRS. AHMAD EDDISON, M.Si. Dosen Program Studi PPKn FKIP Universitas Riau, Pekanbaru, Riau E-mail: ahmadeddison@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, seseorang dapat semakin berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik melalui proses pembelajaran dengan tujuan untuk memperoleh berbagai ilmu berupa pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu proses pemuliaan diri yang di dalamnya terdapat tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan kehidupan dalam masyarakat bangsa dan Negara, karena dengan pendidikan dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu mata pelajaran yang di pelajari di sekolah dasar adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu mata pelajaran yang di pelajari di sekolah dasar adalah 18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu mata pelajaran yang di pelajari di sekolah dasar adalah pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia sebagai negara berkembang dalam pembangunannya membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia Indonesia yang pada

Lebih terperinci

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. www.kangmartho.c om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. (PKn) Pengertian Mata PelajaranPendidikan Kewarganegaraan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan PENANAMAN NILAI-NILAI CINTA TANAH AIR PADA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMK NEGERI 1 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sebagai salah satu proses perubahan pada pembentukan sikap, kepribadian dan keterampilan manusia untuk menghadapi masa depan. Dalam proses pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana pengembangan potensi diri dalam meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tujuan pendidikan sangat sarat dengan kompetansi sosial, personal dan

I. PENDAHULUAN. tujuan pendidikan sangat sarat dengan kompetansi sosial, personal dan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana terpenting untuk mewujudkan kemampuan bangsa dan negara. Hal ini karena pendidikan merupakan proses budaya yang bertujuan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat mengembangkan potensi diri, sehingga dapat didayagunakan dalam kehidupan baik sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. yang mempengaruhi kehidupan manusia. Di dalam proses pembelajaran, guru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. yang mempengaruhi kehidupan manusia. Di dalam proses pembelajaran, guru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan pendidikan tidak terlepas dari kecenderungan globalisasi yang mempengaruhi kehidupan manusia. Di dalam proses pembelajaran, guru mempunyai peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia yang potensial dalam pembangunan nasional adalah melalui sektor pendidikan. Pendidikan sebagai

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DI SMA NEGERI 4 PALU. Safrul 1 Alri Lande 2 Asep Mahpudz 3. Abstrak

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DI SMA NEGERI 4 PALU. Safrul 1 Alri Lande 2 Asep Mahpudz 3. Abstrak 1 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DI SMA NEGERI 4 PALU Safrul 1 Alri Lande 2 Asep Mahpudz 3 Abstrak Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah implementasi nilainilai Pancasila di SMA Negeri

Lebih terperinci

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan PERAN GURU DALAM MENANAMKAN KARAKTER SEMANGAT KEBANGSAAN DAN CINTA TANAH AIR (Studi Kasus Semua Guru Selain Guru Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMP Negeri 2 Colomadu, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah makhluk sosial, seperti yang dikemukakan Aristoteles (Budiyanto, 2004: 3) Manusia adalah zoon piliticon atau makhluk yang pada dasarnya selalu

Lebih terperinci

Heru Purnomo PENDAHULUAN

Heru Purnomo PENDAHULUAN Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Dengan Menggunakan Metode Examples Non Examples Pada Mata Pelajaran PKn Materi HakAsasi Manusia (HAM) Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Slahung Ponorogo Tahun Pelajaran 2013/2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Generasi muda adalah generasi penerus bangsa Indonesia. Bangsa akan maju jika para pemuda memiliki karakter nasionalisme. Nasionalisme merupakan bagian penting

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Beberapa kesimpulan menjawab rumusan masalah tentang pemahaman nilai

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Beberapa kesimpulan menjawab rumusan masalah tentang pemahaman nilai BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Beberapa kesimpulan menjawab rumusan masalah tentang pemahaman nilai bela negara pada generasi muda dan sejauhmana implikasinya terhadap ketahanan pribadi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena pendidikan menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia dan dianggap memiliki peran yang strategis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional memiliki tujuan untuk mencerdaskan dan. memiliki pengetahuan, keterampilan, sehat jasmani dan, rohani,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional memiliki tujuan untuk mencerdaskan dan. memiliki pengetahuan, keterampilan, sehat jasmani dan, rohani, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional memiliki tujuan untuk mencerdaskan dan mengembangkan kehidupan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial tentunya manusia dituntut untuk mampu berinteraksi dengan individu lain

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan siswa guna mencapai tujuan pendidikan nasional

Lebih terperinci

Pendidikan Kewarganegaraan (IPB 105) TINGKAT PERSIAPAN BERSAMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Pendidikan Kewarganegaraan (IPB 105) TINGKAT PERSIAPAN BERSAMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Pendidikan Kewarganegaraan (IPB 105) TINGKAT PERSIAPAN BERSAMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR PENILAIAN UTS UAS : 30 PERSEN : 30 PERSEN KOLOKIUM: 40 PERSEN, terdiri dari KEHADIRAN (10%) PENYUSUNAN MAKALAH (30

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia, memberi kekuatan hidup serta membimbing dalam mengejar kehidupan lahir batin yang semakin baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan wahana pendidikan formal dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai peserta didik yang mampu melahirkan nilai-nilai pancasila

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi seluruh umat manusia. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan seperti. Tahun 2003, yang menjelaskan bahwa :

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi seluruh umat manusia. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan seperti. Tahun 2003, yang menjelaskan bahwa : BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pendidikan adalah persemaian dari kehidupan moral suatu masyarakat serta revitalisasi moral masyarakat itu sendiri. Untuk itu, peranan pendidikan dianggap sangat

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PEMAHAMAN MATERI KONSTITUSI PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BANAWA TENGAH KECAMATAN BANAWA TENGAH

STUDI TENTANG PEMAHAMAN MATERI KONSTITUSI PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BANAWA TENGAH KECAMATAN BANAWA TENGAH STUDI TENTANG PEMAHAMAN MATERI KONSTITUSI PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BANAWA TENGAH KECAMATAN BANAWA TENGAH Oleh: DENNY FERDINAN. S A 321 11 010 Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap warga negara Indonesia hendaknya memiliki sikap dan perilaku untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap warga negara Indonesia hendaknya memiliki sikap dan perilaku untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap warga negara Indonesia hendaknya memiliki sikap dan perilaku untuk selalu mencintai tanah air, bangsa dan negaranya sebagai wujud kesetiaan terhadap negara Indonesia

Lebih terperinci

keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada (Yamin, 2010:64). Tetapi terkadang dalam

keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada (Yamin, 2010:64). Tetapi terkadang dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Berbagai keragaman di setiap wilayahnya membuat Indonesia disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang berhubungan dengan proses komunikasi dan informasi menyebabkan terjadinya pergeseran dan perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyatuan materi, media, guru, siswa, dan konteks belajar. Proses belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyatuan materi, media, guru, siswa, dan konteks belajar. Proses belajar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Belajar Proses belajar mengajar merupakan aktivitas antara guru dengan siswa di dalam kelas. Dalam proses itu terdapat proses pembelajaran yang berlangsung akibat penyatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan (Ngalim Purwanto,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai suku, ras, adat istiadat, bahasa, budaya, agama, serta kepercayaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai suku, ras, adat istiadat, bahasa, budaya, agama, serta kepercayaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk yang terdiri dari berbagai suku, ras, adat istiadat, bahasa, budaya, agama, serta kepercayaan. Fenomena tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan (PKn) menjadi bagian penting dalam suatu pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari keberadaan pendidikan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. MUATAN MATERI PENDIDIKAN BELA NEGARA (Analisis Isi Pada Buku Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX Karangan Agus Dwiyono dkk Serta Pelaksanaannya Di SMP Muhammadiyah 7 Sumberlawang Kabupaten Sragen Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A. PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PROFESIONALITAS GURU DAN MOTIVASI UNTUK MENJADI GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN YANG PROFESIONAL TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FKIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. karakter bangsa (National and Character Building). Konsekuensinya dalam

I. PENDAHULUAN. karakter bangsa (National and Character Building). Konsekuensinya dalam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembentukan sikap nasionalisme dalam konteks berbangsa dan bernegara mempunyai kedudukan yang amat penting bagi proses pembinaan terhadap warganegara Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu semakin berkembang serta dapat menggali potensi diri. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. individu semakin berkembang serta dapat menggali potensi diri. Selain itu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, seseorang dapat meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Nasional yang berakar pada kebudayaan Bangsa Indonesia, yaitu berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 mengusahakan untuk mencerdaskan kehidupan pendidikan nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan potensi manusia agar memiliki karakter, integritas, dan kompetensi yang bermakna dalam kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia mengandung nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia mengandung nilai-nilai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia mengandung nilai-nilai kebangsaan, yaitu cara berfikir dan cara kerja perjuangan bangsa. Hal tersebut sebagaimana diungkapakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan elemen yang sangat signifikan dalam menjalani kehidupan. Karena sepanjang perjalanan manusia pendidikan merupakan barometer untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cinta Tanah Air dan bangsa menjadi salah satu bagian dari tanah air dan bangsanya yang berujung ingin membuat sesuatu yang mengharumkan tanah air dan bangsa.

Lebih terperinci