BAB II LANDASAN TEORITIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI Kesiapan Kerja Siswa. 1) Pengertian Kesiapan Kerja

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan tertentu untuk tetap survive. Dunia kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai pemikir, perencana, penggerak, dan pendukung pembangunan pada

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap orang pada umumnya memerlukan lapangan kerja untuk bertahan

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. dan efisiensi, bersikap mental dan berwawasan (Wiratno, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya. Pendidikan sudah dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat menentukan

BAB I PENDAHULUAN. kerja dengan pemenuhan kompetensi diberbagai pengembangan. Pada masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. Bagian kedua akan membahas mengenai tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapainya, ada beberapa cara yang perlu diperhatikan. Salah satunya

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, nilai dan norma kepada manusia yang dapat di harapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan ini pula dapat dipelajari perkembangan ilmu dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. siswa agar memiliki kesiapan untuk memasuki dunia kerja. Para siswa SMK

adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan baik formal, informal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat berupa pendidikan formal dan pendidikan non formal.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang ingin berhasil dalam hidupnya dan semua orang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pemenuhan tugas perkembangan tersebut, banyak remaja yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan selalu berkaitan dengan pendidik dan peserta didik. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. studi di Perguruan Tinggi. Seorang siswa tidak dapat melanjutkan ke perguruan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal. Sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Bab satu memaparkan latar belakang masalah pembahasan masalah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. fisik, psikis dan emosinya dalam suatu lingkungan sosial yang senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia memiliki jumlah penduduk yang banyak, namun dari jumlah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. (Winkel & Hastuti, 2006: 633) kematangan karir adalah keberhasilan seseorang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Artinya

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. martabat manusia. Salah satu upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutia Faulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. yang disetujui bagi berbagai usia di sepanjang rentang kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. orang merupakan perpaduan di antara tipe-tipe tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa. Serta membantu perkembangan dan kelangsungan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menengah Pertama individu diberikan pengetahuan secara umum, sedangkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap negara di dunia telah memasuki awal era globalisasi, dimana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bimbingan dan konseling yang lebih dikenal dengan nama BK adalah suatu

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kesiapan Kerja. mempraktekkan sesuatu. Pendapat yang hampir sama dikemukakan Kartono dan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

USAHA YANG DILAKUKAN SISWA DALAM MENENTUKAN ARAH PILIHAN KARIR DAN HAMBATAN-HAMBATAN YANG DITEMUI (Studi Deskriptif terhadap Siswa SMA N 3 Payakumbuh)

BAB I PENDAHULUAN. dari hidup manusia dalam menghadapi berbagai masalah untuk pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dian Widiyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. didik), dan mengembangkan kemampuan yang meliputi masalah akademik

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejalan dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi pembangunan

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

Oleh : ARIE KHURNIAWAN NPM SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. saat tertentu juga seseorang bisa menyelesaikan masalahnya berdasarkan

Oleh: Wentin Suhartatik Guru SMP Negeri 1 Polagan Kabupaten Tranggalek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, persaingan yang sangat ketat terjadi di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Laporan Penelitian Bimbingan Karir

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hadi Wiguna Kurniawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan

`BAB I PENDAHULUAN. mengalami kebingungan atau kekacauan (confusion). Suasana kebingunan ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang bermutu tinggi karena maju mundurnya sebuah negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah salah satu bentuk pendidikan formal yang

PEMBAHASAN. A. Pengertian Bimbingan dan Konseling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang

PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Kesiapan Kerja 2.1.1 Pengertian kesiapan kerja Menurut Anoraga (2009) kerja merupakan bagian yang paling mendasar atau esensial dari kehidupan manusia. Sebagai bagian yang paling dasar, kerja akan memberikan status dari masyarakat yang ada di lingkungan. Juga bisa mengikat individu lain baik yang bekerja atau tidak. Sehingga kerja akan menberi isi dan makna dari kehidupan manusia yang bersangkutan. Kesiapan kerja adalah sikap individu yang berhubungan dengan pekerjaan itu sendiri, situasi kerja, hubungan kerja baik antara atasan dan bawahan dan antara sesama karyawan. Kartono (2004) mendefinisikan kerja adalah penyelesaian suatu tugas. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kesiapan kerja adalah segenap sifat dan kemampuan, tingkat perkembangan dari kematangan yang membuat seseorang dapat menerima situasi dan bertindak dalam mencapai dan memenuhi tujuan dengan cara tertentu dalam dunia. Kesiapan kerja meliputi sikap individu yang berhubungan dengan pekerjaan itu sendiri, situasi kerja, hubungan kerja. 2.1.2 Komponen Kesiapan Kerja Yusuf (2002) menyatakan komponen-komponen yang ada dalam kesiapan kerja, sehubungan dengan pemilihan terhadap karir yang sesuai dengan kondisi diri siswa dapat diketahui dari: 9

a. Minat siswa Minat (interest) merupakan suatu predisposisi, atau kecenderungan, atau suatu reaksi perasaan yang berlangsung terus menerus yang memolakan perhatian seseorang sehingga membuat dirinya jadi selektif terhadap objek minatnya. Dapat pula diartikan, minat adalah satu set dorongan yang menuntun tingkah laku seseorang menuju suatu arah atau sasaran tertentu. b. Kemampuan, kecerdasan, dan kecakapan Secara konseptual, ada keterkaitan antara kecakapan dengan kemampuan dan kecerdasan. Kemampuan (ability) merupakan daya pikir/nalar seseorang untuk melakukan tindakan tertentu baik fisik maupun mental. Secara spesifik, atribut kemampuan adalah: (1) produk dari kematangan dan belajar, (2) berkembang dari tahun permulaan sampai dewasa, (3) suatu kemampuan yang dikuasai dapat ditransfer untuk menguasai kemampuan khusus yang lain yang lebih bervariasi. Kemampuan dapat dibedakan menjadi kemampuan kognitif (cognitive ability) dan kemampuan psikomotor (psychomotor ability). Kecerdasan (intelligence) merupakan kemampuan bertindak cepat dan tepat sebagai hasil belajar. Dalam konteks ini, kecerdasan/inteligensi diartikan sebagai sesuatu yang berubah dan dipengaruhi oleh hasil belajar. Kecerdasan dibagi menjadi tiga yaitu: (1) kecerdasan kontekstual (contexztual intelligence) menekankan bahwa perilaku inteligensi pada budaya tertentu adalah perilaku yang melibatkan penyesuaian atau adaptasi pada lingkungan budaya tersebut, (2) kecerdasan pengalaman (experience intelligence) ditunjukkan oleh kemampuan individu dalam memberikan respons terhadap situasi baru secara otomatis, (3) kecerdasan komponensial (componential intelligence) berawal dari struktur dan proses kognitif yang memberi dasar perilaku inteligensi. Sedangkan kecakapan (keterampilan) adalah kemampuan khusus untuk melakukan sesuatu yang lebih spesifik dengan cepat, akura, efisien, dan adaptif dengan melibatkan gerakan tubuh dan atau dengan memakai alat. c. Kebebasan dalam memilih karir. Merupakan sikap siswa dimana tidak adanya rasa terkekang, rasa terbebani dan tidak adanya pengaruh orang lain dalam menentukan karir mana yang harus dipilih karena pada dasarnya siswa telah memahami dirinya dan kemampuannya. Dalam hal ini siswa mampu menunjukkan kebebasan dirinya dalam menentukan karir mana yang sesuai dengan kondisi dirinya. d. Kemantapan diri dalam memilih karir. Merupakan suatu bentuk sikap siswa yang menunjukkan rasa percaya terhadap kemampuan yang dimiliki, merasa senang dalam menekuni bidang kejuruan dan bidang karir yang akan dipilih serta mempunyai harapan yang maju terhadap bidang kejuruan yang sedang ditekuni dan pilihan karir yang diinginkan. Dalam hal ini siswa telah mempunyai keyakinan bahwa dengan mengetahui kemampuan yang ada pada dirinya, akan mampu untuk memilih karir yang diinginkannya. 10

e. Tanggung jawab terhadap karir yang akan dipilihnya. Merupakan suatu bentuk sikap siswa dimana menunjukkan usaha yang sungguh-sungguh dalam menekuni bidang kejuruan yang sedang ditekuni dan karir yang akan dipilih karena sadar akan diri dan masa depannya agar kehidupan yang akan dijalani sesuai dengan harapan yang diinginkan. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa komponenkomponen yang ada dalam kesiapan kerja, sehubungan dengan pemilihan terhadap karir yang sesuai dengan kondisi diri siswa dapat diketahui dari minat siswa, kemampuan, kecerdasan, kecakapan, kebebasan dalam memilih karir, kemantaban diri dalam memilih karir, tanggung jawab terhadap karir yang akan dipilihnya. 2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Kerja Menurut Winkel dan Sri Hastuti (2006) faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja meliputi: a. Minat Siswa Membatasi minat sebagai kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Adapun macammacam minat adalah : (1) Expressed Interest (minat yang diekspresikan), yaitu minat yang diungkapkan dengan kata-kata tertentu atau diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukan seseorang lebih menyukai sesuatu hal dari pada hal lain; (2) Manifest Interest (minat yang diwujudkan), yaitu minat yang diwujudkan dengan tindakan, perbuatan dan ikut serta berperan aktif dalam aktivitas tertentu; (3) Inventoried Interest (minat yang diinventarisasikan), yaitu minat yang dapat diukur dan dinilai melalui kegiatan menjawab sejumlah pernyataan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu. b. Kemampuan Akademis Kemampuan akademis atau kemampuan intelektual adalah kemampuan untuk mencapai prestasi-prestasi di sekolah yang didalamnya berpikir main peran. Maksud main peran adalah memainkan peran yang sangat besar, khususnya berpengaruh kuat terhadap tinggi-rendahnya prestasi yang didapat dan dicapai oleh siswa. Taraf akademis menunjukan adanya taraf-taraf, dari taraf akademis tinggi, taraf cukup, sampai taraf agak kurang. Kemampuan akademis dalam mempersiapkan pekerjaan (kesiapan 11

kerja), adalah faktor yang pokok karenapengetahuan-pengetahuan teori dan praktik yang diberikan di sekolah adalah modal dasar siswa untuk siap kerja. Apalagi seorang siswa lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang dididik agar lulusannya siap pakai dalam memasuki dunia pekerjaan. c. Tingkat Kematangan Tingkat kematangan adalah suatu saat dalam perkembangan yang berfungsi fisik atau mental telah mencapai perkembangan sempurna dalam arti siap digunakan. Tingkat kematangan ini banyak berhubungan dengan usia dan kondisi fisik seseorang. Kematangan tidak dapat dipengaruhi bila saatnya belum tiba, tetapi dengan latihan tingkat kematangan dapat dicapai. Pada saat inilah kematangan dapat memberikan hasil yang maksimal karena pada saat ini seorang individu dapat memilih kesiapan sehingga mempunyai kemungkinan yang terbaik untuk melaksanakan kemampuan tertentu. Dapat dirangkum menjadi 2 (dua) faktor yaitu : a. Faktor Endogen merupakan faktor yang berasal dari dalam diri anak sendiri yang meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis meliputi keadaan diri siswa yang terlihat/badani. b. Faktor Eksogen merupakan faktor yang berasal dari luar diri anak yaitu keluarga, sosial ekonomi keluarga, pergaulan teman sebaya, sekolah dan masyarakat. Faktor dari keluarga misalnya, status sosial ekonomi dan pola asuh orangtua. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja adalah dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor endogen yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor eksogen yang berasal dari luar diri siswa. 2.2 Layanan Informasi 2.2.1 Pengertian Layanan Informasi Layanan informasi menurut Sukardi (2008) adalah layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberi pengaruh yang besar kepada peserta didik menerima dan memahami informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat 12

dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan sehari-hari sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Layanan informasi menurut Winkel dan Sri Hastuti (2006) adalah sebagai salah satu komponen dalam bimbingan dan konseling. Komponen ini mencakup usahausaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan serta pemahaman tentang lingkungan hidupnya dan proses perkembangan remaja. Layanan informasi merupakan salah satu komponen dalam program bimbingan dan konseling pelayanan dasar yang meliputi bimbingan klasikal, pelayanan orientasi, layananinformasi,bimbingan kelompok, pelayanan pengumpulan data. Depdikbud (2007) menjelaskan bahwa layanan informasi adalah layanan informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi peserta didik melalui komunikasi langsung maupun tidak langsung (melalui media cetak maupun elektronik, seperti : buku, brosur, leaflet, majalah, dan internet). Tujuan layanan ini adalah membekali peserta didik dengan pengetahuan tentang data dan fakta di bidang pendidikan di sekolah, bidang pekerjaan, dan bidang perkembangan sosial, pribadi agar peserta didik dengan belajar lingkungan hidupnya lebih mampu mengatur dan merencanakan kehidupannya sendiri. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa layanan informasi adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik menerima dan memahami informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, diberikan untuk membekali siswa dengan 13

pengetahuan dan pemahaman tentang lingkungan hidupnya untuk mengembangkan cita-cita, penyelenggaraan kehidupan sehari-hari dan mengambil keputusan. 2.2.2 Tujuan Layanan Informasi diantaranya: Tujuan layanan Informasi di SMK menurut Sukardi (2008) 1) Layanan informasi dilaksanakan di SMK bertujuan agar siswa dapat meningkatkan pengetahuan tentang dirinya sendiri (self concept). 2) Layanan informasi dilaksanakan di SMK bertujuan agar siswa dapat meningkatkan pengetahuannya tentang dunia kerja. 3) Layanan informasi dilaksanakan di SMK bertujuan agar siswa dapat mengembangkan sikap dan nilai diri sendiri dalam menghadapi pilihan lapangan kerja serta mencari jalan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut. 4) Layanan informasi dilaksanakan di SMK bertujuan agar siswa dapat meningkatkan ketrampilan berpikir agar mampu mengambil keputusan tentang jabatan yang sesuai dengan dirinya dan tersedia dalam dunia kerja. 5) Layanan informasi dilaksanakan di SMK bertujuan agar siswa dapat menguasai keterampilan dasar yang penting dalam pekerjaan terutama kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, berprakarsa. Tujuan layanan informasi menurut Winkel dan Sri Hastuti (2006) adalah untuk membekali siswa dengan pengetahuan tentang data dan fakta di bidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan dan bidang perkembangan pribadi sosial, supaya mereka dapat belajar tentang lingkungan hidupnya lebih mampu mengatur dan merencanakan kehidupannya sendiri. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan layanan informasi adalah untuk membekali individu dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk 14

mengenal diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat supaya siswa memiliki pengetahuan dan informasi tentang hal yang berkaitan dengan pendidikan dan kehidupan bermasyarakat. Penguasaan berbagai informasi dapat digunakan untuk mencegah timbulnya permasalahan, cara pemecahannya, serta untuk mengembangkan potensi individu itu sendiri. 2.2.3 Metode Layanan Informasi Menurut Prayitno (1999) pemberian informasi kepada siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti: 1) Ceramah, merupakan metode pemberian informasi yang paling sederhana, murah dan mudah, dalam arti bahwa metode ini dapat dilakukan hampir oleh setiap petugas bimbingan di sekolah. 2) Diskusi, penyampaian informasi kepada siswa dapat dilakukan melalui diskusi. 3) Karyawisata, karyawisata merupakan salah satu bentuk kegiatan belajar mengajar yang telah dikenal secara meluas, baik oleh masyarakat sekolah maupun masyarakat umum. 4) Buku panduan, buku-buku panduan (seperti buku panduan sekolah atau perguruan tinggi, buku panduan kerja bagi para karyawan) dapat membantu siswa dalam mendapatkan banyak informasi yang berguna. 5) Konferensi karir, selain melalui teknik-teknik yang diutarakan di atas, penyampaian informasi kepada semua siswa dapat juga dilakukan melalui konferensi karir. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan metode layanan informasi dapat berupa: ceramah, tanya jawab, diskusi, karya wisata, buku panduan, konferensi karir. Hal ini dilakukan untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan layanan informasi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan salah satu metode, yaitu metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab. 15

2.2.4 Jenis-Jenis Layanan Informasi Winkel dan Sri Hastuti (2006) mengemukakan jenis-jenis layanan informasi meliputi: 1) Informasi tentang pendidikan sekolah Informasi tentang pendidikan sekolah yang mencakup semua data mengenai variasi program pendidikan sekolah dan pendidikan prajabatan dari berbagai jenis mulai dari semua prsyaratan penerimaan sampai dengan bekal yang dimiliki pada waktu tamat. Informasi mengenai aneka jalur pendidikan formal dan nonformal prajabatan meliputi hal-hal sebagai berikut: (a) variasi program studi yang tersedia di universitas, institut, akademi, politeknik, dan sekolah tinggi PTN-PTS, (b) syarat-syarat pendaftaran, (c) pelaksanaan tes saringan masuk, (d) besarnya biaya pendidikan, (e) sistem satuan kredit semester pada garis besarnya, dan (f) status akreditasi institusi swasta. Informasi mengenai aneka jalur pendidikan formal dan nonformal prajabatan meliputi hal-hal sebagai berikut: (a) variasi program studi yang tersedia di universitas, institut, akademi, politeknik, dan sekolah tinggi PTN-PTS, (b) syarat-syarat pendaftaran, (c) pelaksanaan tes saringan masuk, (d) besarnya biaya pendidikan, (e) sistem satuan kredit semester pada garis besarnya, dan (f) status akreditasi institusi swasta. Informasi ini biasanya disampaikan dalam rangka program bimbingan karir melalui kegiatan bimbingan kelompok dan penyediaan beraneka ragam publikasi yang relevan. 2) Informasi tentang dunia pekerjaan Informasi tentang dunia pekerjaan yang mencakup semua data mengenai: (a) jenis-jenis pekerjaan yang ada di dalam masyarakat, (b) gradasi posisi dan lingkup suatu jabatan, (c) persyaratan tahap dan jenis pendidikan, (d) sistem klasifikasi jabatan, dan (e) prospek masa depan berkaitan dengan kebutuhan riil masyarakat akan jenis atau corak pekerjaan tertentu. 3) Informasi tentang proses perkembangan manusia muda serta pemahaman terhadap sesama manusia. Informasi ini mencakup semua data dan fakta mengenai tahap-tahap perkembangan serta lingkungan hidup fisik dan psikologis, bersama dengan hubungan timbal balik antara perkembangan kepribadian dan pergaulan sosial di berbagai lingkungan masyarakat mengenai: (a) pemahaman diri dan pemahaman orang lain, (b) pembinaan jalinan hubungan sosial yang sehat dan wajar dengan teman-teman sejenis dan lain jenis, (c) pendidikan seks termasuk didalamnya penerangan seksual yang menyangkut reproduksi biologis, berbagai penyakit kelamin, dan penyimpangan seksual, (d) fase-fase dalam kehidupan manusia dewasa setelah terjun ke masyarakat dan membentuk keluarga sendiri, (e) pemahaman, penerimaan, serta penyesuaian diri terhadap berbagai kondisi 16

dan kehidupan keluarga dan, (f) perawatan kesehatan jasmani dan penampilan fisik. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis layanan informasi meliputi informasi pendidikan, informasi jabatan, informasi sosial budaya, informasi tentang dunia pekerjaan dan informasi tentang proses perkembangan manusia muda serta pemahaman terhadap sesama manusia. Informasi tersebut disampaikan melalui ceramah umum, melalui kegiatan bimbingan kelompok dan penyediaan berbagai publikasi yang relevan. 2.3 Temuan Penelitian yang Relevan 1. Berdasarkan hasil penelitian Asiyah (2009) di SMAN 1 Kramat, ada hubungan yang positif dan signifikan antara layanan informasi dalam bimbingan karir dengan kepuasan penempatan jurusan di SMAN Kramat di tunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar 60,5%, dengan demikian dapat dikatakan bahwa memang ada hubungan antara layanan informasi dalam bimbingan karir dengan kepuasan penempatan jurusan. 2. Zaenal (2009) juga menyimpulkan ada hubungan yang signifikan antara layanan informasi dengan ketepatan pada pemilihan karir siswa kelas XI SMAN 02 Brebes di tunjukkan dengan nilai koefisien korelasi 68%. 3. Nurbaini (2006) meneliti di SMK Negeri 7 Bandung, Layanan informasi karir hanya berkontribusi sebesar 8,35% terhadap penyelesaian masalah karir siswa. 17

4. Masdudi (2003) di SMK Negeri 3 Bandung, menyimpulkan layanan informasi karir di SMK sangat dibutuhkan oleh siswa dalam rangka persiapan diri memasuki dunia kerja, layanan informasi karir berkontribusi sebesar 73%. 2.4 Hipotesis Hipotesis yang diajukan adalah : Ada hubungan yang signifikan antara kemanfaatan layanan informasi karir dengan kesiapan kerja pada siswa kelas XII Teknik Sepeda Motor SMK Bakti Praja Jepara Tahun Ajaran 2012/2013 18