ISSN OUTLOOK KAPAS 2015 OUTLOOK KAPAS

dokumen-dokumen yang mirip
ISS N OUTLOOK TEH Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2015

ISSN OUTLOOK LADA 2015 OUTLOOK LADA

ISSN OUTLOOK JERUK 2016 OUTLOOK JERUK. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian

OUTLOOK KOMODITI JAHE

OUTLOOK KOMODITI TOMAT

ISSN OUTLOOK BAWANG MERAH 2015 OUTLOOK BAWANG MERAH. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian

OUTLOOK KOMODITI KAKAO

ISSN OUTLOOK NENAS 2015 OUTLOOK NENAS

OUTLOOK KOMODITI CENGKEH

OUTLOOK KOMODITI TEBU

OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUBSEKTOR PETERNAKAN SUSU

OUTLOOK KOMODITI TEMBAKAU

OUTLOOK KOMODITI KELAPA SAWIT

ISSN OUTLOOK KARET 2015 OUTLOOK KARET. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian

ISSN OUTLOOK CABAI 2016 OUTLOOK CABAI

OUTLOOK KAKAO. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian

OUTLOOK KELAPA SAWIT Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2016

OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN PERKEBUNAN

ISSN OUTLOOK NENAS 2016 OUTLOOK NENAS

OUTLOOK KOMODITI PISANG

ISSN OUTLOOK KOPI 2016 OUTLOOK KOPI

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUB SEKTOR PETERNAKAN DAGING AYAM

OUTLOOK KARET. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian

OUTLOOK KOMODITI MANGGA

ISSN OUTLOOK KOPI 2015 OUTLOOK KOPI

V. EKONOMI GULA. dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan pangan pokok yang dimaksud yaitu gula.

Outlook Komoditas Pertanian Tanaman Pangan. Kacang Tanah

OUTLOOK Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2016

Outlook Komoditas Pertanian Tanaman Pangan. Ubi Kayu

I. PENDAHULUAN. komoditas utama penghasil serat alam untuk bahan baku industri Tekstil dan

V. GAMBARAN UMUM. sebagai produsen utama dalam perkakaoan dunia. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab

Nilai ekspor Jawa Barat Desember 2015 mencapai US$2,15 milyar naik 5,54 persen dibanding November 2015.

OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUBSEKTOR PETERNAKAN DAGING SAPI

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BPS PROVINSI JAWA BARAT

KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2016

V. GAMBARAN UMUM RUMPUT LAUT. Produksi Rumput Laut Dunia

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET 2015 MENCAPAI US$ 2,23 MILYAR

ISSN OUTLOOK ANGGREK

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT OKTOBER 2015

BPS PROVINSI JAWA BARAT

V. KERAGAAN INDUSTRI GULA INDONESIA

Outlook Komoditas Pertanian Tanaman Pangan. Kacang Tanah

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

BPS PROVINSI JAWA BARAT

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian

IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Perkebunan Dunia

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah

OUTLOOK KOMODITI DURIAN

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

V. TINJAUAN UMUM RUMPUT LAUT DI INDONESIA

BERITA RESMI STATISTIK

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2017

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura

BPS PROVINSI JAWA BARAT

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya hubungan saling ketergantungan (interdependence) antara

Outlook Komoditas Pertanian Tanaman Pangan Ubi Kayu

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JANUARI 2015

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

BPS PROVINSI JAWA BARAT

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

OUTLOOK TELUR Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2016

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

STATISTIK PENDUDUK PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia menurut lapangan usaha pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sektor

BAB V GAMBARAN UMUM PRODUK PERTANIAN

I PENDAHULUAN. Luas Lautan Indonesia Total Indonesia s Waters a. Luas Laut Teritorial b. Luas Zona Ekonomi Eksklusif c.

OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUB SEKTOR PETERNAKAN TELUR

ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF LADA INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA. Oleh : RIKA PURNAMASARI A

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

IV. GAMBARAN UMUM. Sumber : WTRG Economics

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peranan

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

Transkripsi:

ISSN 1907-1507 OUTLOOK KAPAS 2015 OUTLOOK KAPAS Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2015 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i

2015 OUTLOOK KAPAS ii Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 OUTLOOK KAPAS ISSN : 1907-1507 Ukuran Buku : 10,12 inci x 7,17 inci (B5) Jumlah Halaman : 88 halaman Penasehat : Dr. Ir. Suwandi, M.Si. Penyunting : Dr. Ir. Leli Nuryati, MSc. Ir. Noviati, M.Si Naskah : Roydatul Zikria, S.Si Design Sampul : Victor Saulus Bonavia Diterbitkan oleh : Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2015 Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian iii

2015 OUTLOOK KAPAS iv Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

KATA PENGANTAR OUTLOOK KAPAS 2015 Guna mengemban visi dan misinya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian mempublikasikan data sektor pertanian serta hasil analisis datanya. Salah satu hasil analisis yang telah dipublikasikan secara reguler adalah Outlook Komoditi Perkebunan. Publikasi Outlook Kapas Tahun 2015 menyajikan keragaan data series komoditi kapas secara nasional dan internasional selama 10-30 tahun terakhir serta dilengkapi dengan hasil analisis proyeksi penawaran dan permintaan domestik dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019. Publikasi ini disajikan dalam bentuk buku dan dapat dengan mudah diperoleh atau diakses melalui portal e-publikasi Kementerian Pertanian yaitu http://epublikasi.setjen.pertanian.go.id. Dengan diterbitkannya publikasi ini diharapkan para pembaca dapat memperoleh gambaran tentang keragaan dan proyeksi komoditi kapas secara lebih lengkap dan menyeluruh. Kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan publikasi ini, kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Kritik dan saran dari segenap pembaca sangat diharapkan guna dijadikan dasar penyempurnaan dan perbaikan untuk penerbitan publikasi berikutnya. Jakarta, Oktober 2015 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Dr. Ir. Suwandi, M.Si. NIP.19670323.199203.1.003 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian v

2015 OUTLOOK KAPAS vi Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xvii RINGKASAN EKSEKUTIF... xxi BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1. LATAR BELAKANG... 1 1.2. TUJUAN... 2 1.3. RUANG LINGKUP... 2 BAB II. METODOLOGI... 3 2.1. SUMBER DATA DAN INFORMASI... 3 2.2. METODE ANALISIS... 4 2.2.1. ANALISIS DESKRIPTIF... 4 2.2.2. ANALISIS PENAWARAN... 4 2.2.3. ANALISIS PERMINTAAN... 5 2.2.4. KELAYAKAN MODEL... 5 BAB III. KERAGAAN KAPAS NASIONAL... 7 3.1. PERKEMBANGAN LUAS AREAL, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS KAPAS DI INDONESIA... 7 3.1.1. PERKEMBANGAN LUAS AREAL KAPAS DI INDONESIA... 7 3.1.2. PERKEMBANGAN PRODUKSI KAPAS DI INDONESIA... 8 3.1.3. PERKEMBANGAN PRODUKTIVITAS KAPAS DI INDONESIA... 10 3.2. SENTRA PRODUKSI KAPAS DI INDONESIA... 11 3.3. PERKEMBANGAN PERMINTAAN KAPAS DALAM NEGERI... 14 3.4. PERKEMBANGAN PERMINTAAN KAPAS DALAM NEGERI... 15 3.5. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KAPAS DI INDONESIA... 16 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian vii

2015 OUTLOOK KAPAS 3.5.1. PERKEMBANGAN VOLUME EKSPOR IMPOR KAPAS DI INDONESIA... 16 3.5.2. PERKEMBANGAN NILAI EKSPOR IMPOR KAPAS DI INDONESIA... 17 3.5.3. PERKEMBANGAN NERACA PERDAGANGAN KAPAS DI INDONESIA... 18 3.5.4. NEGARA TUJUAN EKSPOR KAPAS INDONESIA... 19 3.5.5. NEGARA ASAL IMPOR KAPAS INDONESIA... 19 BAB IV. KERAGAAN KAPAS ASEAN DAN DUNIA... 21 4.1. PERKEMBANGAN PRODUKSI KAPAS DI ASEAN DAN DUNIA... 21 4.1.1. PERKEMBANGAN PRODUKSI SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI ASEAN... 21 4.1.2. PERKEMBANGAN PRODUKSI SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI DUNIA... 22 4.2. NEGARA SENTRA PRODUKSI KAPAS DI ASEAN DAN DUNIA... 24 4.2.1. NEGARA SENTRA PRODUKSI SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI ASEAN... 24 4.2.2. NEGARA SENTRA PRODUKSI SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI DUNIA... 25 4.3. PERKEMBANGAN KETERSEDIAAN KAPAS DI ASEAN DAN DUNIA... 27 4.3.1. PERKEMBANGAN KETERSEDIAAN SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI ASEAN... 27 4.3.2. PERKEMBANGAN KETERSEDIAAN SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI DUNIA... 28 4.4. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KAPAS DI ASEAN DAN DUNIA... 29 4.4.1. PERKEMBANGAN VOLUME EKSPOR DAN IMPOR SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI ASEAN... 29 4.4.2. PERKEMBANGAN NILAI EKSPOR DAN IMPOR SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI ASEAN... 31 viii Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 4.4.3. NEGARA EKSPORTIR DAN IMPORTIR SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI ASEAN... 32 4.4.4. PERKEMBANGAN VOLUME EKSPOR DAN IMPOR SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI DUNIA... 35 4.4.5. PERKEMBANGAN NILAI EKSPOR DAN IMPOR SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI DUNIA... 36 4.4.6. NEGARA EKSPORTIR DAN IMPORTIR SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI ASEAN... 38 BAB V. ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN... 43 5.1. PROYEKSI PENAWARAN KAPAS DI INDONESIA TAHUN 2015-2019... 43 5.2. PROYEKSI PERMINTAAN KAPAS DI INDONESIA TAHUN 2015-2019... 44 5.3. PROYEKSI SURPLUS/DEFISIT KAPAS DI INDONESIA TAHUN 2015-2019... 45 5.4. PROYEKSI KETERSEDIAAN KAPAS DI ASEAN TAHUN 2015-2019... 46 5.5. PROYEKSI KETERSEDIAAN KAPAS DI DUNIA TAHUN 2015-2019... 48 BAB VI. KESIMPULAN... 51 DAFTAR PUSTAKA... 53 LAMPIRAN... 55 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian ix

2015 OUTLOOK KAPAS x Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Jenis Variabel, Periode dan Sumber Data... 3 Tabel 3.1. Rata-rata Pertumbuhan dan Kontribusi Luas Areal Kapas di Indonesia Tahun 1980 2014... 8 Tabel 3.2. Rata-rata Pertumbuhan dan Kontribusi Produksi Kapas di Indonesia Tahun 1980 2014... 10 Tabel 5.1. Hasil Proyeksi Produksi Kapas di Indonesia Tahun 2015-2019... 43 Tabel 5.2. Hasil Proyeksi Permintaan Kapas Dalam Negeri Tahun 2015-2019... 44 Tabel 5.3. Proyeksi Surplus/Defisit Kapas di Indonesia Tahun 2015-2019... 45 Tabel 5.4. Hasil Proyeksi Ketersediaan Serat Kapas di ASEAN Tahun 2015-2019... 47 Tabel 5.5. Hasil Proyeksi Ketersediaan Biji Kapas di ASEAN Tahun 2015-2019... 48 Tabel 5.6. Hasil Proyeksi Ketersediaan Serat Kapas di Dunia Tahun 2015-2019... 49 Tabel 5.7. Hasil Proyeksi Ketersediaan Biji Kapas di Dunia Tahun 2015-2019... 49 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian xi

2015 OUTLOOK KAPAS xii Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3.1. Perkembangan Luas Areal Kapas Menurut Status Pengusahaan Tahun 1980-2014... 7 Gambar 3.2. Perkembangan Produksi Kapas di Indonesia Menurut Status Pengusahaan Tahun 1980-2014... 9 Gambar 3.3. Perkembangan Produktivitas Kapas di Indonesia Menurut Status Pengusahaan Tahun 2004-2014... 11 Gambar 3.4. Kontribusi Produksi Kapas Beberapa Provinsi Sentra di Indonesia Tahun 2010-2014... 11 Gambar 3.5. Kontribusi Produksi Kapas di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013... 12 Gambar 3.6. Kontribusi Produksi Kapas di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013... 13 Gambar 3.7. Kontribusi Produksi Kapas di Provinsi Jawa Timur Tahun 2013... 13 Gambar 3.8. Kontribusi Produksi Kapas di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013... 14 Gambar 3.9. Perkembangan Ketersediaan Konsumsi Kapas di Indonesia Tahun 1980-2014... 15 Gambar 3.10. Perkembangan Harga Rata-rata Tahunan Kapas di Pasar Domestik Tahun 2007-2013... 15 Gambar 3.11. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kapas di Indonesia Tahun 1980-2014... 17 Gambar 3.12. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kapas di Indonesia Tahun 1980-2014... 18 Gambar 3.13. Perkembangan Neraca Perdagangan Kapas di Indonesia Tahun 2010-2014... 18 Gambar 3.14. Negara Tujuan Ekspor Kapas Indonesia Tahun 2014... 19 Gambar 3.15. Negara Asal Impor Kapas Indonesia Tahun 2014... 20 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian xiii

2015 OUTLOOK KAPAS Gambar 4.1. Perkembangan Produksi Serat Kapas di ASEAN Tahun 1980-2013... 21 Gambar 4.2. Perkembangan Produksi Biji Kapas di ASEAN Tahun 1980-2013... 22 Gambar 4.3. Perkembangan Produksi Serat Kapas di Dunia Tahun 1980-2013... 23 Gambar 4.4. Perkembangan Produksi Biji Kapas di Dunia Tahun 1980-2013... 23 Gambar 4.5. Negara Sentra Produksi Serat Kapas di ASEAN Tahun 2009-2013... 24 Gambar 4.6. Negara Sentra Produksi Biji Kapas di ASEAN Tahun 2009-2013... 25 Gambar 4.7. Negara Sentra Produksi Serat Kapas di Dunia Tahun 2009-2013... 26 Gambar 4.8. Negara Sentra Produksi Biji Kapas di Dunia Tahun 2009-2013... 26 Gambar 4.9. Perkembangan Ketersediaan Serat Kapas di ASEAN Tahun 1980-2012... 27 Gambar 4.10. Perkembangan Ketersediaan Biji Kapas di ASEAN Tahun 1980-2012... 28 Gambar 4.11. Perkembangan Ketersediaan Serat Kapas di Dunia Tahun 1980-2012... 28 Gambar 4.12. Perkembangan Ketersediaan Biji Kapas di Dunia Tahun 1980-2012... 29 Gambar 4.13. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Serat Kapas di ASEAN Tahun 1980-2012... 30 Gambar 4.14. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Biji Kapas di ASEAN Tahun 1980-2012... 31 Gambar 4.15. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Serat Kapas di ASEAN Tahun 1980-2012... 31 Gambar 4.16. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Biji Kapas di ASEAN Tahun 1980-2012... 32 Gambar 4.17. Negara Eksportir Serat Kapas di ASEAN Tahun 2008-2012... 33 Gambar 4.18. Negara Eksportir Serat Kapas di ASEAN Tahun 2008-2012... 33 Gambar 4.19. Negara Importir Serat Kapas di ASEAN Tahun 2008-2012... 34 xiv Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 Gambar 4.20. Negara Importir Serat Kapas di ASEAN Tahun 2008-2012... 34 Gambar 4.21. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Serat Kapas di Dunia Tahun 1980-2012... 35 Gambar 4.22. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Biji Kapas di Dunia Tahun 1980-2012... 36 Gambar 4.23. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Serat Kapas di Dunia Tahun 1980-2012... 37 Gambar 4.24. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Biji Kapas di Dunia Tahun 1980-2012... 38 Gambar 4.25. Negara Eksportir Serat Kapas di Dunia Tahun 1980-2012... 39 Gambar 4.26. Negara Eksportir Biji Kapas di Dunia Tahun 2008-2012... 39 Gambar 4.27. Negara Eksportir Serat Kapas di Dunia Tahun 2008-2012... 40 Gambar 4.28. Negara Eksportir Serat Kapas di Dunia Tahun 2008-2012... 41 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian xv

2015 OUTLOOK KAPAS xvi Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

DAFTAR LAMPIRAN OUTLOOK KAPAS 2015 Halaman Lampiran 1. Perkembangan Luas Areal Kapas di Indonesia Menurut Status Pengusahaan Tahun 1980-2014.... 57 Lampiran 2. Perkembangan Produksi Kapas di Indonesia Menurut Status Pengusahaan Tahun 1980-2014... 58 Lampiran 3. Perkembangan Produktivitas Kapas di Indonesia Menurut Status Pengusahaan Tahun 2004-2014... 59 Lampiran 4. Kontribusi Produksi Kapas Beberapa Provinsi Sentra di Indonesia Tahun 2010-2014... 60 Lampiran 5. Kabupaten Sentra Produksi Kapas di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013... 60 Lampiran 6. Kabupaten Sentra Produksi Kapas di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013... 61 Lampiran 7 Kabupaten Sentra Produksi Kapas di Provinsi Jawa Timur Tahun 2013... 61 Lampiran 8. Kabupaten Sentra Produksi Kapas di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013... 62 Lampiran 9. Ketersediaan Konsumsi Kapas di Indonesia Tahun 1980-2014... 63 Lampiran 10. Perkembangan Harga Rata-rata Tahunan Kapas di Pasar Domestik Tahun 2007-2013... 64 Lampiran 11. Perkembangan Ekspor dan Impor Kapas di Indonesia Tahun 1980 2014... 65 Lampiran 12. Negara Tujuan Ekspor Kapas Indonesia Tahun 2014... 66 Lampiran 13. Negara Asal Impor Kapas Indonesia Tahun 2014... 66 Lampiran 14. Perkembangan Produksi dan Serat Kapas dan Biji Kapas di ASEAN Tahun 1980 2013... 67 Lampiran 15. Perkembangan Produksi dan Serat Kapas dan Biji Kapas di Dunia Tahun 1980 2013... 68 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian xvii

2015 OUTLOOK KAPAS Lampiran 16. Negara Sentra Produksi Serat Kapas di ASEAN Tahun 2009-2013... 69 Lampiran 17. Negara Sentra Produksi Biji Kapas di ASEAN Tahun 2009-2013... 69 Lampiran 18. Negara Sentra Produksi Serat Kapas di Dunia Tahun 2009-2013... 70 Lampiran 19. Negara Sentra Produksi Biji Kapas di Dunia Tahun 2009-2013... 70 Lampiran 20. Ketersediaan Serat Kapas di ASEAN Tahun 1980-2012... 71 Lampiran 21. Ketersediaan Biji Kapas di ASEAN Tahun 1980-2012... 72 Lampiran 22. Ketersediaan Serat Kapas di Dunia Tahun 1980-2012... 73 Lampiran 23. Ketersediaan Biji Kapas di Dunia Tahun 1980-2012... 74 Lampiran 24. Perkembangan Ekspor dan Impor Serat Kapas di ASEAN Tahun 1980-2012... 75 Lampiran 25. Perkembangan Ekspor dan Impor Serat Kapas di ASEAN Tahun 1980-2012... 76 Lampiran 26. Negara Eksportir Serat Kapas di ASEAN Tahun 1980-2012... 77 Lampiran 27. Negara Eksportir Biji Kapas di ASEAN Tahun 1980-2012... 77 Lampiran 28. Negara Importir Serat Kapas di ASEAN Tahun 1980-2012... 78 Lampiran 29. Negara Importir Biji Kapas di ASEAN Tahun 1980-2012... 78 Lampiran 30. Perkembangan Ekspor dan Impor Serat Kapas di Dunia Tahun 1980-2012... 79 Lampiran 31. Perkembangan Ekspor dan Impor Biji Kapas di Dunia Tahun 1980-2012... 80 Lampiran 32. Negara Eksportir Serat Kapas di Dunia Tahun 1980-2012... 81 Lampiran 33. Negara Eksportir Biji Kapas di Dunia Tahun 1980-2012... 81 Lampiran 34. Negara Importir Serat Kapas di Dunia Tahun 1980-2012... 82 Lampiran 35. Negara Importir Biji Kapas di Dunia Tahun 1980-2012... 82 Lampiran 36. Hasil Proyeksi Penawaran Kapas di Indonesia Tahun 2015-2019 dengan Model Double Exponential Smoothing... 83 xviii Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 Lampiran 37. Lampiran 38. Lampiran 39. Lampiran 40. Lampiran 41. Hasil Proyeksi Permintaan Kapas di Indonesia Tahun 2015-2019 dengan Model Double Exponential Smoothing... 84 Hasil Proyeksi Ketersediaan Serat Kapas di ASEAN Tahun 2015-2019 dengan Model Trend Quadratic... 85 Hasil Proyeksi Ketersediaan Biji Kapas di ASEAN Tahun 2015-2019 dengan Model Trend Quadratic... 86 Hasil Proyeksi Ketersediaan Serat Kapas di Dunia Tahun 2015-2019 dengan Model Double Exponential Smoothing... 87 Hasil Proyeksi Ketersediaan Biji Kapas di Dunia Tahun 2015-2019 dengan Model Double Exponential Smoothing... 88 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian xix

2015 OUTLOOK KAPAS xx Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

RINGKASAN EKSEKUTIF OUTLOOK KAPAS 2015 Produksi kapas Indonesia Tahun 2014 (Angka Sementara) dengan wujud serat berbiji sebesar 1.165 ton, dimana seluruhnya merupakan produksi dari Perkebunan Rakyat (PR). Produksi kapas di Indonesia sebagian besar berasal dari Luar Jawa yaitu Sulawesi Selatan dengan kontribusi produksi (rata-rata 2010-2014) sebesar 51,31% dan NTT dengan kontribusi 24,53% sedangkan provinsi lainnya hanya berkontribusi kurang dari 8%. Produksi kapas di Indonesia tahun 2015 diperkirakan sebesar 1.062 ton dan terus menurun hingga tahun 2019 dengan produksi sebesar 193 ton. Rata-rata penurunan produksi kapas selama lima tahun ke depan (2015-2019) diperkirakan sebesar 33,44% per tahun. Permintaan kapas didekati dengan permintaan dalam negeri yang dihitung dari produksi ditambah volume impor dikurangi volume ekspor. Permintaan kapas tahun 2014 sebesar 671.877 ton dan diproyeksikan meningkat selama lima tahun ke depan dengan rata-rata 4,56%. Tahun 2015 permintaan kapas diproyeksikan sebesar 705.804 ton dan meningkat hingga mencapai 843.771 ton pada tahun 2019. Pada tahun 2015 defisit kapas Indonesia diproyeksikan sebesar 705.804 ton. Defisit kapas diproyeksikan terus meningkat hingga mencapai 843.578 ton pada tahun 2019. Permintaan kapas Indonesia yang belum dapat dipenuhi oleh produksi kapas dalam negeri menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara importir kapas di dunia. Impor kapas di Indonesia sebagian besar berasal dari Cina, Jerman, Republik Korea dan Uzbekistan. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian xxi

2015 OUTLOOK KAPAS xxii Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tanaman kapas (Gossypium hirsutum L) tanaman penghasil serat yang merupakan bahan baku utama industri tekstil dan produk tekstil (ITPT) dari serat alam. Kebutuhan bahan baku kapas terus meningkat, seiring dengan perkembangan jumlah penduduk yang mendorong semakin berkembangnya industri Tekstil dan Produksi Tekstil (TPT) di dalam negeri. Untuk mendukung pengembangan pertanaman kapas tersebut diperlukan ketersediaan benih unggul bermutu secara 6 (enam) tepat, yaitu : tepat jenis, jumlah, mutu, waktu, tempat dan lokasi. Pada tahun 2013 telah dibangun kebun benih sebar (KBS) yang dilaksanakan kelompok tani dengan sumber anggaran dari APBN. Benih kapas yang telah dibangun selanjutnya harus memenuhi syarat dan merupakan hasil kebun benih dari beberapa jenjangan yaitu benih dasar menjadi benih pokok, benih pokok menjadi benih sebar (Kementerian Pertanian, 2013). Untuk memenuhi kebutuhan kapas dalam negeri serta dalam rangka mengurangi impor kapas, maka pemerintah dalam hal ini Dijten Perkebunan, Kementerian Pertanian, menjadikan pengembangan kapas sebagai salah satu program prioritas dalam pembangunan perkebunan nasional (Kementerian Pertanian, 2010). Namun tantangan yang dihadapi oleh pengembangan kapas Indonesia ternyata cukup kompleks, berawal dari ketidaktersediaan benih bermutu sampai dengan kelangkaan modal petani. Padahal ketersediaan sumber daya alam terutama lahan kering masih cukup luas di luar Jawa, seperti Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur yang memberikan peluang bagi pengembangan kapas nasional (Departemen Pertanian, 2009). Untuk mengetahui sejauh mana prospek komoditas kapas dalam mendukung sektor pertanian di Indonesia, berikut ini akan disajikan perkembangan kapas serta proyeksi penawaran dan permintaan kapas untuk beberapa tahun ke depan. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 1

2015 OUTLOOK KAPAS Untuk mengetahui sejauh mana prospek komoditi kapas dalam mendukung sektor pertanian di Indonesia, berikut ini akan disajikan perkembangan luas areal, produksi, produktivitas nasional serta internasional, harga, konsumsi, ekspor dan impor, serta proyeksi penawaran dan permintaan kapas tahun 2015-2019. Selain itu, disajikan pula ketersediaan kapas di dunia dan ASEAN tahun 2015-2019. 1.2. TUJUAN Melakukan Penyusunan Buku Outlook Komoditi Kapas yang berisi keragaan data series di Indonesia, dunia dan ASEAN, serta dilengkapi dengan hasil proyeksi penawaran dan permintaan kapas di Indonesia, proyeksi ketersediaan kapas di ASEAN dan di dunia. 1.3. RUANG LINGKUP Kegiatan yang dicakup dalam penyusunan outlook komoditi kapas adalah: Identifikasi peubah-peubah yang dianalisis mencakup luas areal, produksi, produktivitas, ketersediaan konsumsi, ekspor, impor, negara tujuan ekspor, negara asal impor, dan situasi komodi kapas di Indonesia, ASEAN, dan di dunia. Penyusunan analisis komoditi kapas serta penyusunan proyeksi permintaan dan penawaran kapas di Indonesia tahun 2015-2019. 2 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 BAB II. METODOLOGI 2.1. SUMBER DATA DAN INFORMASI Outlook Komoditi Kapas tahun 2015 disusun berdasarkan data dan informasi yang bersumber dari daerah, instansi terkait di lingkup Kementerian Pertanian dan instansi di luar Kementerian Pertanian seperti Badan Pusat Statistik (BPS) dan Food and Agriculture Organization (FAO). Jenis variabel, periode dan sumber data secara rinci disajikan pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Jenis Variabel, Periode dan Sumber Data No. Variabel Periode Sumber Data Keterangan 1. Luas Areal Kapas di Indonesia 1980-2014 Ditjen Perkebunan 2. Produksi Kapas di Indonesia 1980-2014 Ditjen Perkebunan Serat Berbiji 3. Produktivitas Kapas di Indonesia 2004-2014 Ditjen Perkebunan 4. Ketersediaan Konsumsi Kapas di Indonesia 1980-2014 Ditjen Perkebunan, diolah Pusdatin Ketersediaan Konsumsi = Produksi + Vol. Impor Vol. Ekspor 5. Ekspor Impor Kapas di Indonesia 1980-2014 Ditjen Perkebunan 1207210000, 1207290000, 1404200000, 1512210000, 1512291000, 1512299000, 2306100000, 5201000000, 5202100000, 5202910000, 5202990000, 5203000000, 1518003700, 4706100000, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 3

2015 OUTLOOK KAPAS No. Variabel Periode Sumber Data Keterangan 6. Negara Tujuan Ekspor Kapas Indonesia 2014 BPS 7. Negara Asal Impor Kapas Indonesia 2014 BPS 8. Produksi Kapas di Dunia 1980-2013 FAO Serat Kapas, Biji Kapas 9. Produksi Kapas di ASEAN 1980-2013 FAO Serat Kapas, Biji Kapas 10. Ekspor Impor Kapas di Dunia 1980-2013 FAO 11. Ekspor Impor Kapas di ASEAN 1980-2012 FAO 2.2. METODE ANALISIS Metode yang digunakan dalam penyusunan Outlook Komoditi Kapas adalah sebagai berikut: 2.2.1. ANALISIS DESKRIPTIF Analisis keragaan atau perkembangan komoditi kapas dilakukan berdasarkan ketersediaan data series yang yang mencakup indikator luas areal, produksi, produktivitas, ketersediaan konsumsi, dan ekspor-impor dengan analisis deskriptif sederhana. Analisis keragaan dilakukan untuk data series kapas di Indonesia, ASEAN dan dunia. 2.2.2. ANALISIS PENAWARAN Analisis penawaran komoditi kapas dilakukan berdasarkan analisis fungsi produksi. Karena keterbatasan ketersediaan data, analisis untuk proyeksi produksi kapas menggunakan model Double Exponential Smoothing (DES) dengan series data yang digunakan adalah tahunan. 4 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 2.2.3. ANALISIS PERMINTAAN Analisis permintaan komoditi kapas merupakan analisis permintaan langsung masyarakat terhadap komoditi kapas, industri maupun untuk kepentingan ekspor. Analisis permintaan kapas didekati dengan fungsi permintaan dalam negeri, dimana permintaan dalam negeri dihitung dari produksi ditambah volume impor dikurangi volume ekspor. Karena keterbatasan ketersediaan data, analisis untuk proyeksi permintaan dalam negeri kapas menggunakan model Double Exponential Smoothing (DES) dengan series data yang digunakan adalah tahunan. 2.2.4. KELAYAKAN MODEL Ketepatan sebuah model time series didasarkan pada nilai kesalahan dengan menggunakan statistik MAPE (mean absolute percentage error) atau kesalahan persentase absolut rata-rata yang diformulasikan sebagai berikut: dimana: X t adalah data aktual F t adalah nilai ramalan. Semakin kecil nilai MAPE maka model time series yang diperoleh semakin baik. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 5

2015 OUTLOOK KAPAS 6 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 BAB III. KERAGAAN KAPAS NASIONAL 3.1. PERKEMBANGAN LUAS AREAL, PRODUKSI, DAN PRODUKTIVITAS KAPAS DI INDONESIA 3.1.1. PERKEMBANGAN LUAS AREAL KAPAS DI INDONESIA Perkembangan luas areal kapas di Indonesia selama periode 1980-2014 berfluktuasi (Gambar 3.1). Pada tahun 1980, luas areal kapas di Indonesia sebesar 20.217 Ha, kemudian pada tahun 2014 turun menjadi 5.600 Ha. Secara umum rata-rata pertumbuhan luas areal kapas pada kurun waktu 1980-2014 turun sebesar 12,56% per tahun. Pada periode 1980-2009 rata-rata pertumbuhan luas areal kapas sebesar 17,13% per tahun sedangkan selama kurun waktu 2010-2014 luas areal kapas cenderung turun sebesar 13,99% per tahun. Luas areal kapas tertinggi terjadi pada tahun 1985 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 18,00% terhadap tahun 1984. Perkembangan luas areal kapas di Indonesia secara rinci disajikan pada Lampiran 1. Gambar 3.1. Perkembangan Luas Areal Kapas di Indonesia Menurut Status Pengusahaan Tahun 1980-2014 Sebelum tahun 2003, komoditi kapas diusahakan oleh Perkebunan Rakyat (PR), Perkebunan Besar Negara (PBN), dan Perkebunan Besar Swasta (PBS). Namun setelah tahun 2003, luas areal kapas hanya berasal Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 7

2015 OUTLOOK KAPAS dari Perkebunan Rakyat (PR). Selama kurun waktu lima tahun terakhir (2010-2014) rata-rata luas areal kapas PR turun sebesar -13,99% per tahun, sedangkan luas areal PBN dan PBS adalah nol dikarenakan tidak ada kapas yang diusahakan oleh PBN dan PBS pada periode tersebut (Tabel 3.1). Perkembangan luas areal kapas di Indonesia menurut status pengusahaan disajikan secara rinci pada Lampiran 1. Tabel 3.1. Rata-rata Pertumbuhan dan Kontribusi Luas Areal Kapas di Indonesia Tahun 1980 2014 Tahun Luas Areal PR PBN PBS Indonesia Rata-rata Pertumbuhan (%) 1980-2014*) 31,24 3,05-7,46 12,56 1980-2009 39,04 3,58-8,75 17,13 2010-2014*) -13,99 0,00 0,00-13,99 Rata-rata Kontribusi (%) 1980-2014*) 97,02 0,90 2,09 100,00 1980-2009 96,52 1,05 2,43 100,00 2010-2014*) 100,00 0,00 0,00 100,00 Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Keterangan : *) Tahun 2014 Angka Sementara 3.1.2. PERKEMBANGAN PRODUKSI KAPAS DI INDONESIA Seperti halnya pada perkembangan luas arealnya, perkembangan produksi kapas di Indonesia pada periode 1980-2014 juga berfluktuasi (Gambar 3.2) dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 13,66% per tahun. Selama tahun 1980-2009 rata-rata pertumbuhan produksi kapas naik sebesar 18,50% per tahun sedangkan selama 2010-2014 rata-rata pertumbuhannya turun sebesar 14,42% per tahun. Pada tahun 1980 total produksi kapas di Indonesia sebesar 14.021 ton tahun dan pada tahun 2014 turun menjadi 1.165 ton, dimana produksi kapas tertinggi dicapai 8 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 pada tahun 1985 yaitu sebesar 25.024 ton atau naik 3,31% terhadap tahun 1984. Perkembangan produksi kapas di Indonesia menurut status pengusahaan disajikan secara rinci pada Lampiran 2. Gambar 3.2. Perkembangan Produksi Kapas di Indonesia Menurut Status Pengusahaan Tahun 1980-2014 Rata-rata pertumbuhan produksi kapas di Indonesia selama lima tahun terakhir (2010-2014) turun sebesar 14,42% per tahun untuk PR, sedangkan untuk PBN dan PBS tidak ada pengusahaan kapas pada periode tersebut. Kontribusi produksi kapas selama periode 2010-2014 semuanya berasal dari PR dengan kontribusi 100% terhadap total produksi kapas di Indonesia (Tabel 3.2). Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 9

2015 OUTLOOK KAPAS Tabel 3.2. Rata-rata Pertumbuhan dan Kontribusi Produksi Kapas di Indonesia Tahun 1980 2014 Tahun Rata-rata Pertumbuhan (%) PR PBN PBS Indonesia 1980-2014*) 14,94-5,68 17,05 13,66 1980-2009 20,01-6,66 19,99 18,50 2010-2014*) -14,42 0,00 0,00-14,42 Rata-rata Kontribusi (%) 1980-2014*) 98,35 0,96 0,69 100,00 1980-2009 96,79 1,87 1,35 100,00 2010-2014*) 100,00 0,00 0,00 100,00 Sumber Produksi : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Keterangan : *) Tahun 2014 Angka Sementara 3.1.3. PERKEMBANGAN PRODUKTIVITAS KAPAS DI INDONESIA Seperti halnya pada perkembangan luas areal dan produksinya, perkembangan produktivitas kapas di Indonesia selama kurun waktu 1980-2014 juga cenderung berfluktuasi (Gambar 3.3) dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 10,31% per tahun. Tahun 2004 produktivitas kapas di Indonesia mencapai 409 Kg/Ha kemudian pada tahun 2014 produktivitasnya turun menjadi 273 Kg/Ha. Produktivitas kapas tertinggi dicapai pada tahun 2007 sebesar 941 Kg/Ha. Berdasarkan status pengusahaannya, pada tahun 2004-2014 rata-rata pertumbuhan produktivitas kapas PR sebesar 10,31% per tahun, sedangkan produktivitas PBN dan PBS nol dikarenakan pada periode tersebut tidak ada pengusahaan kapas oleh perkebunan besar. Perkembangan produktivitas kapas menurut status pengusahaan disajikan secara rinci pada Lampiran 3. 10 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 Gambar 3.3. Perkembangan Produktivitas Kapas di Indonesia Menurut Status Pengusahaan Tahun 2004-2014 3.2. SENTRA PRODUKSI KAPAS DI INDONESIA Sentra produksi kapas di Indonesia selama lima tahun terakhir (2010-2014) berada di 7 (tujuh) provinsi antara lain Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat. Provinsi Sulawesi Selatan memberikan kontribusi produksi terbesar untuk kapas di Indonesia yaitu sebesar 51,31%, diikuti oleh NTT (24,53%), Jawa Timur (7,76%), NTB (7,36%) sedangkan provinsi lainnya berkontribusi 9,04% (Gambar 3.4) terhadap total produksi kapas di Indonesia. Provinsi sentra produksi kapas di Indonesia dan kontribusinya disajikan secara rinci pada Lampiran 4. Gambar 3.4. Kontribusi Produksi Kapas Beberapa Provinsi Sentra di Indonesia Tahun 2010-2014 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 11

2015 OUTLOOK KAPAS Sulawesi Selatan merupakan provinsi dengan produksi terbesar untuk kapas di Indonesia pada tahun 2010-2014. Kapas di provinsi Sulawesi Selatan hanya dikuasai oleh PR dan tidak ada yang dikuasai oleh PBN dan PBS. Sentra produksi kapas dalam di Sulawesi Selatan terdapat di 5 kabupaten (Gambar 3.5). Kabupaten dengan produksi kapas terbanyak adalah Kabupaten Bone dengan kontribusi produksi sebesar 35,21% (119 ton) dari total produksi kapas di Provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten penghasil kapas dalam lainnya adalah Kabupaten Kepulauan Soppeng (20,41%), Kabupaten Bulukumba (15,38%), Kabupaten Gowa (15,38%), dan Kabupaten Bantaeng (13,61%). Kabupaten sentra produksi kapas di Provinsi Sulawesi Selatan dan kontribusinya disajikan secara rinci pada Lampiran 5. Gambar 3.5. Kontribusi Produksi Kapas di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013 Kapas di Provinsi Nusa Tenggara Timur seluruhnya diusahakan oleh PR. Pada tahun 2014 sebanyak 44,26% (463 ton) produksi kapas di Provinsi NTT berasal dari Kabupaten Sumba Barat Daya. Kabupaten berikutnya dengan produksi kapas terbanyak adalah Kabupaten Sumba Timur (37,57%), Kabupaten Sumba Barat (8,99%), Kabupaten Sumba Tengah (8,89%) dan Kabupaten Ngada dengan kontribusi 0,29% (Gambar 3.6). Kabupaten sentra produksi kapas di Nusa Tenggara Timur dan kontribusinya disajikan secara rinci pada Lampiran 6. 12 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 Gambar 3.6. Kontribusi Produksi Kapas di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 Di Provinsi Jawa Timur, kapas juga dikuasai oleh PR seluruhnya. Pada tahun 2013 Kabupaten Lamongan adalah kabupaten penghasil kapas terbanyak dengan kontribusi produksi mencapai 46,02% (52 ton) dari total produksi kapas di Jawa Timur. Kabupaten penghasil kapas terbanyak lainnya adalah Kabupaten Pacitan (19,47%), Kabupaten Banyuwangi (13,27%), Kabupaten Mojokerto (11,50%), Kabupaten Probolinggo (5,31%%) dan Kabupaten Situbondo dengan kontribusi 4,42% (Gambar 3.13). Kabupaten sentra produksi kapas di Jawa Timur dan kontribusinya disajikan secara rinci pada Lampiran 7. Gambar 3.7. Kontribusi Produksi Kapas di Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 13

2015 OUTLOOK KAPAS Sentra produksi kapas di Indonesia selanjutnya adalah Provinsi Nusa Tenggara Barat, dimana kontribusi terbesar untuk produksi kapas Tahun 2013 berasal dari Kabupaten Lombok Tengah dengan kontribusi 44,25% (50 ton). Kontribusi kapas di NTB juga berasal dari Kabupaten Lombok Utara (43,36%), Kabupaten Sumbawa (38,94%), Kabupaten Lombok Barat (37,17%) dan Kabupaten Lombok Timur dengan kontribusi 22,12% (Gambar 3.8). Kabupaten sentra produksi kapas di Nusa Tenggara Barat dan kontribusinya disajikan secara rinci pada Lampiran 8. Gambar 3.8. Kontribusi Produksi Kapas di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013 3.3. PERKEMBANGAN PERMINTAAN KAPAS DALAM NEGERI Serat kapas merupakan bahan baku utama industri tekstil dan produk tekstil (Kementerian Pertanian, 2011). Kapas bukan merupakan komoditi yang dikonsumsi langsung sehingga perhitungan konsumsi kapas di Indonesia didekati dengan konsep ketersediaan untuk konsumsi, dimana ketersediaan untuk konsumsi dihitung dari produksi ditambah volume impor diurangi volume ekspor. Perkembangan ketersediaan konsumsi kapas pada periode 1980-2014 berfluktuasi namun cenderung naik (Gambar 3.9). Ketersediaan konsumsi kapas tahun 1980 sebesar 132.419 ton namun pada tahun 2014 ketersediaan konsumsinya naik menjadi 671.877 ton dimana rata-rata pertumbuhan setiap tahunnya sebesar 6,17%. Ketersediaan konsumsi kapas di Indonesia disajikan secara rinci pada Lampiran 9. 14 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 Gambar 3.9. Perkembangan Ketersediaan Konsumsi Kapas di Indonesia Tahun 1980-2014 3.4. PERKEMBANGAN HARGA KAPAS DI INDONESIA Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Perkebunan, perkembangan harga rata-rata tahunan kapas di pasar domestik pada tahun 2007-2013 cenderung naik dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 10,44% per tahun (Gambar 3.10). Tahun 2007 harga rata-rata tahunan kapas di pasar domestik sebesar Rp. 2.500 per kg kemudian naik menjadi Rp. 4.285 per kg pada tahun 2013. Harga rata-rata tahunan kapas tertinggi di pasar domestic dicapai pada tahun 2013 dengan pertumbuhan 2,78% terhadap tahun 2012. Secara rinci harga rata-rata tahunan kapas di pasar domestik disajikan pada Lampiran 10. Gambar 3.10. Perkembangan Harga Rata-rata Tahunan Kapas di Pasar Domestik Tahun 2007-2013 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 15

2015 OUTLOOK KAPAS 3.5. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KAPAS DI INDONESIA 3.5.1. PERKEMBANGAN VOLUME EKSPOR DAN IMPOR KAPAS DI INDONESIA Perkembangan volume ekspor dan impor kapas di Indonesia menggunakan 14 kode HS yaitu 1207210000 (benih), 1207290000 (lainlain), 1404200000 (linter kapas), 1512210000 (minyak mentah dari biji kapas, dihilangkan gossypolnya maupun tidak), 1512291000 (fraksi dari minyak biji kapas tidak dimurnikan), 1512291000 (lain-lain), 1518003700 (minyak atau lemak nabati dari biji kapas), 2306100000 (dari biji kapas), 5201000000 (kapas, tidak digaruk atau disisir), 5202100000 (sisa benang, termasuk sisa benang pintal), 4706100000 (pulp dari linter kapas), 520290000 (garneted stock), 5202990000 (lain-lain) dan 5203000000 (kapas digaruk atau disisir). Berdasarkan data di Direktorat Jenderal Perkebunan, selama periode 1980-2014 perkembangan volume ekspor kapas cenderung naik (Gambar 3.11) dengan rata-rata pertumbuhan 30,22% per tahun. Pada tahun 1980 volume ekspor kapas sebesar 1.337 ton dan naik menjadi 38.081 ton pada tahun 2014. Sedangkan perkembangan volume impor kapas tahun 1980-2014 berfluktuasi namun cenderung naik dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 7,20% per tahun. Tahun 1980 Indonesia impor kapas sebesar 119.735 ton dan meningkat pada tahun 2014 volume impornya menjadi 708.793 ton. Perkembangan volume ekspor impor kapas disajikan secara rinci pada Lampiran 11. 16 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 Gambar 3.11. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kapas di Indonesia Tahun 1980-2014 3.5.2. PERKEMBANGAN NILAI EKSPOR DAN IMPOR KAPAS DI INDONESIA Seperti halnya perkembangan volume ekspor kapas, perkembangan nilai ekspor kapas selama periode 1980-2014 berfluktuasi namun cenderung naik (Gambar 3.12) dengan rata-rata pertumbuhan 54,02% per tahun. Tahun 1980 perkembangan nilai ekspor kapas 132 ribu US$ dan naik menjadi 46,40 juta US$ pada tahun 2014. Sedangkan rata-rata pertumbuhan nilai impor kapas pada periode 1980-2014 sebesar 8,03% per tahun. Pada tahun 1980 nilai impor kapas sebesar 197,93 juta US$ dan pada tahun 2014 nilai impor kapas Indonesia sebesar 1,41 milyar US$. Perkembangan nilai ekspor dan impor kapas disajikan secara rinci pada Lampiran 11. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 17

2015 OUTLOOK KAPAS Gambar 3.12. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kapas di Indonesia Tahun 1980-2014 3.5.3. PERKEMBANGAN NERACA PERDAGANGAN KAPAS DI INDONESIA Perkembangan neraca perdagangan kapas di Indonesia tahun 2010-2014 cenderung negatif (Gambar 3.13). Pada tahun 2010, neraca perdagangan kapas mengalami defisit sebesar sebesar 1,11 milyar US$ dan pada tahun 2014 defisit kapas meningkat menjadi 1,36 milyar US$. Rata-rata defisit neraca perdagangan kapas di Indonesia pada tahun 2010-2014 sebesar 16,93% per tahun. Perkembangan neraca perdagangan kapas disajikan secara rinci pada Lampiran 11. Gambar 3.13. Perkembangan Neraca Perdagangan Kapas di Indonesia Tahun 2010-2014 18 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 3.5.4. NEGARA TUJUAN EKSPOR KAPAS INDONESIA Negara tujuan ekspor kapas Indonesia dengan bentuk hasil manufaktur adalah Taiwan dengan volume ekspor sebesar 7.861 ton pada tahun 2014 (Gambar 3.14). Negara tujuan ekspor kapas Indonesia berikutnya adalah Cina (6.199 ton), Jepang (4.257 ton), Vietnam (3.405 ton), Thailand (2.906 ton) dan Hongkong (2.136 ton). Negara tujuan ekspor kapas Indonesia disajikan secara rinci pada Lampiran 12. Gambar 3.14. Negara Tujuan Ekspor Kapas Indonesia Tahun 2014 3.5.5. NEGARA ASAL IMPOR KAPAS INDONESIA Pada tahun 2014, empat negara asal impor kapas Indonesia dengan bentuk hasil manufaktur adalah Cina dengan volume impor 4.109 ton (Gambar 3.17) diikuti Jerman (731 ton), Republik Korea (412 ton) dan Uzbekistan (66 ton). Negara asal impor kapas Indonesia disajikan secara rinci pada Lampiran 13. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 19

2015 OUTLOOK KAPAS Gambar 3.15. Negara Asal Impor Kapas Indonesia Tahun 2014 20 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 BAB IV. KERAGAAN KAPAS ASEAN DAN DUNIA 4.1. PERKEMBANGAN PRODUKSI KAPAS DI ASEAN DAN DUNIA 4.1.1. PERKEMBANGAN PRODUKSI SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI ASEAN Berdasarkan data dari Food and Agriculture Organization (FAO), data kapas yang tersedia baik di ASEAN maupun dunia adalah produksi serat kapas dan biji kapas sedangkan luas areal dan produktivitas kapas tidak tersedia di FAO. Perkembangan produksi serat kapas ASEAN selama periode 1980-2013 cenderung naik (Gambar 4.1). Selama tahun 1980-2013 rata-rata pertumbuhan produksi serat kapas meningkat sebesar 2,74% per tahun. Pada tahun 1980 total produksi serat kapas di ASEAN sebesar 92.167 ton dan pada tahun 2013 terjadi peningkatan menjadi 141.785 ton. Produksi serat kapas tertinggi dicapai pada tahun 2011 yaitu sebesar 188.029 ton dengan pertumbuhan sebesar 31,84% terhadap tahun 2010. Perkembangan produksi serat kapas di ASEAN disajikan secara rinci pada Lampiran 14. Gambar 4.1. Perkembangan Produksi Serat Kapas di ASEAN Tahun 1980-2013 Perkembangan produksi biji kapas di ASEAN pada tahun 1980-2013 juga cenderung naik (Gambar 4.2) dengan rata-rata pertumbuhan sebesar Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 21

2015 OUTLOOK KAPAS 2,74%. Tahun 1980 total produksi biji kapas di ASEAN sebesar 183.376 ton dan pada tahun 2013 terjadi peningkatan menjadi 293.383 ton. Produksi biji kapas tertinggi dicapai pada tahun 2011 yaitu sebesar 370.041 ton dengan pertumbuhan sebesar 30,66% terhadap tahun 2010. Perkembangan produksi biji kapas di ASEAN disajikan secara rinci pada Lampiran 14. Gambar 4.2. Perkembangan Produksi Biji Kapas di ASEAN Tahun 1980-2013 4.1.2. PERKEMBANGAN PRODUKSI SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI DUNIA Perkembangan produksi serat kapas dunia selama periode 1980-2013 cenderung naik (Gambar 4.3). Selama tahun 1980-2013 rata-rata pertumbuhan produksi serat kapas meningkat sebesar 2,20% per tahun. Pada tahun 1980 total produksi serat kapas di dunia sebesar 13,91 juta ton dan pada tahun 2013 terjadi peningkatan menjadi 24,54 juta ton. Produksi serat kapas tertinggi dicapai pada tahun 2012 yaitu sebesar 26,53 juta ton dengan pertumbuhan sebesar 1,54% terhadap tahun 2011. Perkembangan produksi serat kapas di dunia disajikan secara rinci pada Lampiran 15. 22 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 Gambar 4.3. Perkembangan Produksi Serat Kapas di Dunia Tahun 1980-2013 Sebagaimana pada perkembangan serat kapas, perkembangan biji kapas di dunia pada tahun 1980-2013 juga cenderung naik (Gambar 4.4) dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 2,32%. Tahun 1980 total produksi biji kapas di dunia sebesar 26,02 juta ton dan pada tahun 2013 terjadi peningkatan menjadi 47,08 juta ton. Sebagaimana pada produksi serat kapas, produksi biji kapas tertinggi dicapai pada tahun 2012 yaitu sebesar 51,43 juta ton dengan pertumbuhan sebesar 1,33% terhadap tahun 2011. Perkembangan produksi biji kapas dunia disajikan rinci pada Lampiran 15. Gambar 4.4. Perkembangan Produksi Biji Kapas di Dunia Tahun 1980-2013 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 23

2015 OUTLOOK KAPAS 4.2. NEGARA SENTRA PRODUKSI KAPAS DI ASEAN DAN DUNIA 4.2.1. NEGARA SENTRA PRODUKSI SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI ASEAN Berdasarkan data FAO tahun 2009-2013 sentra produksi serat kapas ASEAN berada di lima negara yaitu Myanmar, Vietnam, Thailand, Laos, dan Indonesia (Gambar 4.5). Myanmar berkontribusi sebesar 93,78% terhadap total produksi serat kapas di ASEAN, diikuti oleh Vietnam dengan kontribusi 2,32%, Thailand (1,76%) dan Laos (1,36%). Indonesia berada diurutan ke-5 sebagai negara produsen serat kapas di ASEAN dengan kontribusi hanya sebesar 0,71%. Negara sentra produksi serat kapas di ASEAN disajikan secara rinci pada Lampiran 16. Gambar 4.5. Negara Sentra Produksi Serat Kapas di ASEAN Tahun 2009-2013 Seperti halnya pada sentra produksi serat kapas, negara sentra produksi biji kapas di ASEAN selama periode 2009-2013 juga didominasi oleh Myanmar (Gambar 4.6). Myanmar sebagai negara sentra produksi terbesar untuk biji kapas ASEAN memberikan kontribusi 93,80% terhadap total produksi biji kapas di ASEAN. Negara sentra produksi biji kapas ASEAN berikutnya yaitu Thailand (1,75%) dan Laos (1,35%). Indonesia berada diurutan ke-4 sebagai sentra produksi biji kapas di ASEAN. Besarnya kontribusi negara sentra produksi biji kapas di ASEAN disajikan secara rinci pada Lampiran 17. 24 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 Gambar 4.6. Negara Sentra Produksi Biji Kapas di ASEAN Tahun 2009-2013 4.2.2. NEGARA SENTRA PRODUKSI SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI DUNIA Sentra produksi kapas di dunia dibedakan menjadi sentra produksi serat kapas dan biji kapas. Berdasarkan data FAO tahun 2009-2013 sentra produksi serat kapas berada di lima negara yaitu Cina, India, USA, Pakistan dan Brazil (Gambar 4.7). Cina berkontribusi sebesar 26,36% (6,41 juta ton) terhadap total produksi serat kapas di dunia, diikuti oleh India dengan kontribusi 22,70%, USA (13,66%), Pakistan (8,78%) dan Brazil (5,27%). Indonesia berada diurutan ke-65 sebagai negara produsen serat kapas di dunia. Besarnya kontribusi negara sentra produksi serat kapas di dunia disajikan secara rinci pada Lampiran 18. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 25

2015 OUTLOOK KAPAS Gambar 4.7. Negara Sentra Produksi Serat Kapas di Dunia Tahun 2009-2013 Seperti halnya pada sentra produksi serat kapas, negara sentra produksi biji kapas di dunia selama periode 2009-2013 juga didominasi oleh Cina, India, USA, Pakistan dan Brazil (Gambar 4.8). Cina sebagai negara sentra produksi terbesar untuk biji kapas memberikan kontribusi 27,74% (12,83 juta ton) terhadap total produksi biji kapas di dunia. Negara sentra produksi biji kapas berikutnya yaitu India (24,39%), USA (12,64%), Pakistan (8,78%) dan Brazil (5,26%). Indonesia berada diurutan ke-65 sebagai negara produsen biji kapas di dunia. Besarnya kontribusi negara sentra produksi biji kapas dunia disajikan secara rinci pada Lampiran 19. Gambar 4.8. Negara Sentra Produksi Biji Kapas di Dunia Tahun 2009-2013 26 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 4.3. PERKEMBANGAN KETERSEDIAAN KAPAS DI ASEAN DAN DUNIA 4.3.1. PERKEMBANGAN KETERSEDIAAN SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI ASEAN Perkembangan ketersediaan serat kapas di ASEAN selama periode 1980-2012 cenderung naik (Gambar 4.9) dengan rata-rata pertumbuhan 4,93%. Ketersediaan serat kapas di ASEAN tahun 1980 sebesar 390 ribu ton dan naik menjadi 1,50 juta ton pada tahun 2012. Ketersediaan serat kapas ASEAN tertinggi dicapai pada tahun 2008 yaitu sebesar 1,59 juta ton. Perkembangan ketersediaan serat kapas di ASEAN disajikan secara rinci pada Lampiran 20. Gambar 4.9. Perkembangan Ketersediaan Serat Kapas di ASEAN Tahun 1980-2012 Ketersediaan biji kapas di ASEAN selama periode 1980-2012 juga cenderung naik (Gambar 4.10) dengan rata-rata pertumbuhan 5,18% per tahun. Tahun 1980 ketersediaan biji kapas di ASEAN sebesar 137 ribu ton dan naik menjadi 282 ribu ton pada tahun 2012. Ketersediaan biji kapas ASEAN tertinggi dicapai pada tahun 2012. Perkembangan ketersediaan biji kapas di ASEAN disajikan secara rinci pada Lampiran 21. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 27

2015 OUTLOOK KAPAS Gambar 4.10. Perkembangan Ketersediaan Biji Kapas di ASEAN Tahun 1980-2012 4.3.2. PERKEMBANGAN KETERSEDIAAN SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI DUNIA Ketersediaan kapas di dunia juga dihitung dari produksi dikurangi volume ekspor ditambah volume impor. Ketersediaan kapas di dunia dibedakan menjadi ketersediaan serat kapas dan biji kapas. Selama periode 1980-2012 perkembangan ketersediaan serat kapas di dunia cenderung naik (Gambar 4.11) dengan rata-rata pertumbuhan 2,50% per tahun. Tahun 1980 ketersediaan serat kapas di dunia sebesar 14,15 juta ton dan naik menjadi 26,64 juta ton pada tahun 2012, ketersediaan tertinggi dicapai tahun 2012. Perkembangan ketersediaan serat kapas dunia disajikan secara rinci pada Lampiran 22. Gambar 4.11. Perkembangan Ketersediaan Serat Kapas di Dunia Tahun 1980-2012 28 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 Sebagaimana pada serat kapas, ketersediaan biji kapas di dunia selama periode 1980-2012 juga cenderung naik (Gambar 4.12), dengan rata-rata pertumbuhan 2,70% per tahun. Tahun 1980 ketersediaan biji kapas di dunia sebesar 25,99 juta ton dan naik menjadi 51,47 juta ton pada tahun 2012. Ketersediaan biji kapas dunia tertinggi juga dicapai pada tahun 2012. Perkembangan ketersediaan biji kapas di dunia disajikan secara rinci pada Lampiran 23. Gambar 4.12. Perkembangan Ketersediaan Biji Kapas di Dunia Tahun 1980-2012 4.4. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KAPAS DI ASEAN DAN DUNIA 4.4.1. PERKEMBANGAN VOLUME EKSPOR DAN IMPOR SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI ASEAN Berdasarkan data FAO tahun 1980-2012, perkembangan volume ekspor serat kapas di ASEAN cenderung naik (Gambar 4.13) dengan ratarata pertumbuhan 27,26%. Tahun 1980 volume ekspor serat kapas di ASEAN sebesar 19.577 ton dan naik menjadi 9237.151 ton pada tahun 2012, dimana volume ekspor kapas tertinggi dicapai pada tahun 2012 dengan pertumbuhan 101,38% terhadap tahun 2011. Seperti halnya perkembangan volume ekspornya, perkembangan volume impor serat kapas di ASEAN juga cenderung naik pada tahun 1980-2012 (Gambar 4.13). Tahun 1980 volume impor kapas ASEAN sebesar 317.648 ton dan naik menjadi 1,59 juta ton pada tahun 2012, dimana Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 29

2015 OUTLOOK KAPAS volume impor tertinggi juga dicapai pada tahun 2012. Secara umum ratarata pertumbuhan volume impor serat kapas ASEAN periode 1980-2012 sebesar 6,65%. Perkembangan volume ekspor dan impor serat kapas di ASEAN disajikan secara rinci pada Lampiran 24. Gambar 4.13. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Serat Kapas di ASEAN Tahun 1980-2012 Sedangkan perkembangan volume ekspor biji kapas di ASEAN selama periode 1980-2012 cenderung turun (Gambar 4.14) dengan ratarata pertumbuhan 1,57% per tahun. Tahun 1980 volume ekspor biji kapas ASEAN sebesar 46.109 ton dan turun menjadi 1.439 ton pada tahun 2012, dimana volume ekspor biji kapas tertinggi dicapai pada tahun 1982 yaitu sebesar 68.892 ton. Berbeda halnya dengan perkembangan volume ekspor biji kapas, perkembangan volume impor biji kapas di ASEAN selama periode 1980-2012 cenderung naik (Gambar 4.14) dengan rata-rata pertumbuhan 247,11% per tahun. Volume impor biji kapas ASEAN tahun 1980 sebesar 21 ton dan pada tahun 2012 naik menjadi 252 ton, dengan volume impor tertinggi juga dicapai pada tahun 2001 yaitu sebesar 832 ton. Perkembangan volume ekspor dan impor biji kapas di ASEAN disajikan secara rinci pada Lampiran 25. 30 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 Gambar 4.14. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Biji Kapas di ASEAN Tahun 1980-2012 4.4.2. PERKEMBANGAN NILAI EKSPOR DAN IMPOR SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI ASEAN Tahun 1980 nilai ekspor serat kapas di ASEAN 33,35 juta US$ dan naik menjadi 444,70 juta US$ di tahun 2012. Sedangkan perkembangan nilai impor serat kapas tahun 1980 sebesar 515,04 juta US$ dan naik menjadi 3,52 milyar US$ pada tahun 2012. Secara umum perkembangan nilai impor serat kapas di ASEAN tahun 1980-2012 cenderung naik (Gambar 4.15) dengan rata-rata pertumbuhan 8,60% per tahun. Perkembangan nilai ekspor dan impor serat kapas di ASEAN disajikan secara rinci pada Lampiran 24. Gambar 4.15. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Serat Kapas di ASEAN Tahun 1980-2012 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 31

2015 OUTLOOK KAPAS Nilai ekspor biji kapas di ASEAN tahun 1980 sebesar 5,48 juta US$ namun turun menjadi 768 ribu US$ di tahun 2012. Sedangkan perkembangan nilai impor biji kapas ASEAN tahun 1980 sebesar 35 ribu US$ dan naik menjadi 350 ribu US$ pada tahun 2012. Secara umum perkembangan nilai impor biji kapas di ASEAN tahun 1980-2012 cenderung naik (Gambar 4.16) dengan rata-rata pertumbuhan 50,50% per tahun. Perkembangan nilai ekspor dan impor biji kapas di ASEAN disajikan secara rinci pada Lampiran 25. Gambar 4.16. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Biji Kapas di ASEAN Tahun 1980-2012 4.4.3. NEGARA EKSPORTIR DAN IMPORTIR SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI ASEAN Berdasarkan rata-rata realisasi ekspor serat kapas ASEAN tahun 2008-2012 menunjukkan bahwa Malaysia menempati urutan pertama sebagai negara eksportir serat kapas di ASEAN dengan kontribusi sebesar 85,20% terhadap total volume ekspor kapas ASEAN (Gambar 4.17). Volume ekspor kapas di ASEAN juga merupakan kontribusi dari Singapura (9,42%), Myanmar (2,49%%) dan Vietnam (1,02%). Indonesia berada diurutan ke-6 sebagai negara eksportir serat kapas di ASEAN. Negara eksportir serat kapas di ASEAN disajikan pada Lampiran 26. 32 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 Gambar 4.17. Negara Eksportir Serat Kapas di ASEAN Tahun 2008-2012 Sedangkan negara eksportir biji kapas ASEAN berdasarkan ratarata realisasi ekspor tahun 2008-2012 adalah Indonesia dengan kontribusi 90,11% terhadap volume impor kapas di ASEAN (Gambar 4.18). Negara eksportir biji kapas berikutnya adalah Kamboja (4,79%), Thailand (2,86%), Filipina (1,97%) dan Malaysia (0,27%). Negara eksportir biji kapas di ASEAN disajikan pada Lampiran 27. Gambar 4.18. Negara Eksportir Biji Kapas di ASEAN Tahun 2008-2012 Dari sisi impor serat kapas, terlihat bahwa Indonesia menempati urutan pertama sebagai negara importir serat kapas terbesar di ASEAN pada tahun 2008-2012 dengan kontribusi volume impor 42,66% (Gambar Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 33

2015 OUTLOOK KAPAS 4.19). Urutan berikutnya yaitu Thailand (24,99%), diikuti Vietnam (23,67%) dan Malaysia (7,24%). Negara importir serat kapas di ASEAN disajikan pada Lampiran 28. Gambar 4.19. Negara Importir Serat Kapas di ASEAN Tahun 2008-2012 Sedangkan negara importir biji kapas di ASEAN pada tahun 2008-2012 adalah Malaysia dengan kontribusi 50,06% (Gambar 4.20) diikuti Indonesia (32,39%), Thailand (8,41%), Kamboja (7,42%), Myanmar (1,61%) dan Filipina (0,12%). Negara importir biji kapas di ASEAN disajikan pada Lampiran 29. Gambar 4.20. Negara Importir Biji Kapas di ASEAN Tahun 2008-2012 34 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 4.4.4. PERKEMBANGAN VOLUME EKSPOR DAN IMPOR SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI DUNIA Volume ekspor dan impor kapas dibedakan menjadi dua yaitu serat kapas dan biji kapas. Berdasarkan data FAO tahun 1980-2012, perkembangan volume ekspor serat kapas di dunia cenderung naik (Gambar 4.21) dengan rata-rata pertumbuhan 2,92%. Tahun 1980 volume ekspor serat kapas di dunia sebesar 4,83 juta ton dan naik menjadi 9,67 juta ton pada tahun 2012, dimana volume ekspor kapas tertinggi dicapai pada tahun 2012 dengan pertumbuhan 18,10% terhadap tahun 2011. Seperti halnya perkembangan volume ekspornya, perkembangan volume impor serat kapas di dunia cenderung naik pada tahun 1980-2012 (Gambar 4.21). Tahun 1980 volume impor kapas sebesar 5,08 juta ton dan naik menjadi 9,78 juta ton pada tahun 2012, dimana volume impor tertinggi juga dicapai pada tahun 2012. Secara umum rata-rata pertumbuhan volume impor serat kapas periode 1980-2012 sebesar 3,18%. Perkembangan volume ekspor dan impor serat kapas di dunia disajikan secara rinci pada Lampiran 30. Gambar 4.21. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Serat Kapas di Dunia Tahun 1980-2012 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 35

2015 OUTLOOK KAPAS Sedangkan perkembangan volume ekspor biji kapas di dunia selama periode 1980-2012 cenderung naik (Gambar 4.22) dengan ratarata pertumbuhan 7,01% per tahun. Tahun 1980 volume ekspor biji kapas sebesar 329.031 ton dan meningkat menjadi 1,43 juta ton pada tahun 2012, dimana volume ekspor biji kapas tertinggi dicapai pada tahun 2012. Seperti halnya ada perkembangan volume ekspor biji kapas, perkembangan volume impor biji kapas di dunia selama periode 1980-2012 juga cenderung naik (Gambar 4.22) dengan rata-rata pertumbuhan 7,78% per tahun. Volume impor biji kapas tahun 1980 sebesar 295.595 ton dan pada tahun 2012 naik menjadi 1,47 juta ton, dengan nilai impor tertinggi juga dicapai pada tahun 2012. Perkembangan volume ekspor dan impor biji kapas di dunia disajikan secara rinci pada Lampiran 31. Gambar 4.22. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Biji Kapas di Dunia Tahun 1980-2012 4.4.5. PERKEMBANGAN NILAI EKSPOR DAN IMPOR SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI DUNIA Perkembangan nilai ekspor serat kapas di dunia tahun 1980-2012 cenderung naik (Gambar 4.23) dengan rata-rata pertumbuhan 4,72% per tahun. Tahun 1980 nilai ekspor serat kapas di dunia 7,85 milyar US$ dan naik menjadi 19,77 milyar US$ di tahun 2012. Sedangkan perkembangan nilai impor serat kapas tahun 1980 sebesar 8,80 milyar US$ dan naik 36 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 menjadi 22,06 milyar US$ pada tahun 2012. Secara umum perkembangan nilai impor serat kapas di dunia tahun 1980-2012 cenderung naik (Gambar 4.23) dengan rata-rata pertumbuhan 5,04% per tahun. Perkembangan nilai ekspor dan impor serat kapas dunia disajikan secara rinci pada Lampiran 30. Gambar 4.23. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Serat Kapas di Dunia Tahun 1980-2012 Tahun 1980-2012 perkembangan nilai ekspor biji kapas di dunia cenderung naik (Gambar 4.24) dengan rata-rata pertumbuhan 9,94% per tahun. Nilai ekspor biji kapas di dunia tahun 1980 sebesar 58,82 juta US$ dan naik menjadi 445 juta US$ di tahun 2012. Sedangkan perkembangan nilai impor biji kapas tahun 1980 sebesar 60,16 juta US$ dan naik menjadi 515 juta US$ pada tahun 2012. Secara umum perkembangan nilai impor biji kapas di dunia tahun 1980-2012 cenderung naik (Gambar 4.24) dengan rata-rata pertumbuhan 9,79% per tahun. Perkembangan nilai ekspor dan impor biji kapas di dunia disajikan secara rinci pada Lampiran 31. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 37

2015 OUTLOOK KAPAS Gambar 4.24. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Biji Kapas di Dunia Tahun 1980-2012 4.4.6. NEGARA EKSPORTIR DAN IMPORTIR SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI DUNIA Berdasarkan rata-rata realisasi ekspor serat kapas tahun 2008-2012 menunjukkan bahwa USA menempati urutan pertama sebagai negara eksportir serat kapas di dunia dengan kontribusi sebesar 36,33% (2,81 juta ton) terhadap total volume ekspor kapas dunia (Gambar 4.25). Volume ekspor kapas di dunia juga merupakan kontribusi dari India (18,40%), Brazil (8,68%), Australia (7,82%) dan Uzbekistan (4,24%%). Sisanya sebesar 24,53% merupakan kontribusi dari negara lainnya. Indonesia berada diurutan ke-65 sebagai negara eksportir serat kapas di dunia. Negara eksportir serat kapas di dunia disajikan pada Lampiran 32. 38 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 Gambar 4.25. Negara Eksportir Serat Kapas di Dunia Tahun 1980-2012 Sedangkan negara eksportir biji kapas berdasarkan rata-rata realisasi ekspor tahun 2008-2012 adalah Australia dengan kontribusi 31,38% terhadap volume impor kapas di dunia (Gambar 4.26). Negara importer biji kapas berikutnya adalah USA (26,39%), Yunani (16,97%), Turkmenistan (4,68%) dan Pantai Gading (4,22%). Sisanya sebesar 16,35% merupakan kontribusi dari negara lainnya. Indonesia berada di urutan ke- 25 sebagai negara eksportir biji kapas di dunia. Negara eksportir biji kapas di dunia disajikan pada Lampiran 33. Gambar 4.26. Negara Eksportir Biji Kapas di Dunia Tahun 1980-2012 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 39

2015 OUTLOOK KAPAS Dari sisi impor serat kapas, terlihat bahwa China menempati urutan pertama sebagai negara importir serat kapas terbesar di dunia pada tahun 2008-2012 dengan kontribusi volume impor 29,30% (Gambar 4.27). Urutan berikutnya yaitu Turki (27,08%), Indonesia berada di urutan ke-3 sebagai negara importir serat kapas di dunia dengan kontribusi 6,28% diikuti Pakistan (5,54%) dan Bangladesh (3,83%). Sisanya sebesar 27,96% merupakan kontribusi dari negara lainnya. Negara importir serat kapas di dunia disajikan pada Lampiran 34. Gambar 4.27. Negara Importir Serat Kapas di Dunia Tahun 1980-2012 Sedangkan negara importir biji kapas di dunia pada tahun 2008-2012 adalah Cina dengan kontribusi 15,94% (Gambar 4.28) diikuti Italia (14,10), Meksiko (13,96%), Republik Korea (12%), dan Jepang (11,81%). Sisanya sebesar 32,19% merupakan kontribusi dari negara lainnya. Indonesia berada diurutan ke-65 sebagai negara importir biji kapas di dunia. Negara importir biji kapas di dunia disajikan pada Lampiran 35. 40 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 Gambar 4.28. Negara Importir Biji Kapas di Dunia Tahun 1980-2012 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 41

2015 OUTLOOK KAPAS 42 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 BAB V. ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN 5.1. PROYEKSI PENAWARAN KAPAS DI INDONESIA TAHUN 2015-2019 Penawaran kapas direpresentasikan dari produksi kapas dalam negeri. Proyeksi penawaran kapas didasarkan pada proyeksi produksinya dengan wujud produksi serat berbiji dan series data yang digunakan adalah data tahun 1980-2014. Karena terbatasnya ketersediaan data kapas, proyeksi penawaran kapas di Indonesia dihitung dengan model Double Exponential Smoothing (DES) dengan mempertimbangkan bahwa model tersebut yang menghasilkan nilai Mean Absolute Percentage Error (MAPE) paling kecil dibandingkan model lainnya. Penawaran kapas di Indonesia diproyeksikan untuk tahun 2015-2019 dengan MAPE sebesar 36 (Lampiran 36). Berdasarkan hasil proyeksi Pusdatin, produksi kapas di Indonesia selama periode 2015-2019 diproyeksikan turun sebesar 33,44% per tahun. Tahun 2015 produksi kapas diproyeksikan sebesar 1.062 ton, tahun 2016-2018 masingmasing turun menjadi 844 ton, 627 ton dan 410 ton sedangkan pada tahun 2019 produksi kapas di Indonesia diproyeksikan sebesar 193 ton. Hasil proyeksi produksi kapas di Indonesia disajikan pada Tabel 5.1. Tabel 5.1. Hasil Proyeksi Produksi Kapas di Indonesia Tahun 2015-2019 Produksi Pertumbuhan Tahun (Ton) (%) 2015 1.062-2016 844-20,53 2017 627-25,71 2018 410-34,61 2019 193-52,93 Rata-rata Pertumb. (%/tahun) -33,44 Keterangan: Tahun 2015 2019 Angka Hasil Proyeksi Pusdatin Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 43

2015 OUTLOOK KAPAS 5.2. PROYEKSI PERMINTAAN KAPAS DI INDONESIA TAHUN 2015-2019 Dari sisi permintaan kapas, dikarenakan terbatasnya ketersediaan data maka dengan pendekatan ketersediaan permintaan dalam negeri. Proyeksi permintaan kapas didasarkan pada proyeksi permintaan dalam negeri yang dihitung dari produksi ditambah volume impor dikurangi volume ekspor. Dengan menggunakan model Double Exponential Smoothing (DES) yang menghasilkan nilai MAPE paling kecil dibandingkan model lainnya yaitu sebesar 13 dilakukan proyeksi permintaan kapas dalam negeri untuk tahun 2015-2019 (Lampiran 37). Permintaan kapas dalam negeri Tahun 2015 diproyeksikan sebesar 690.016 ton. Pada tahun 2016-2018 permintaan kapas dalam negeri diproyeksikan masing-masing sebesar 708.086 ton, 726.156 ton dan 744.226 ton, sedangkan pada tahun 2019 diproyeksikan naik menjadi 762.296 ton. Hasil proyeksi permintaan kapas dalam negeri disajikan pada Tabel 5.2. Tabel 5.2. Hasil Proyeksi Permintaan Kapas Dalam Negeri Tahun 2015-2019 Permintaan Pertumbuhan Tahun Dalam Negeri (%) (Ton) 2015 690.016-2016 708.086 2,62 2017 726.156 2,55 2018 744.226 2,49 2019 762.296 2,43 Rata-rata Pertumb. (%/tahun) 2,52 Keterangan: Tahun 2015 2019 Angka Hasil Proyeksi Pusdatin 44 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 5.3. PROYEKSI SURPLUS/DEFISIT KAPAS DI INDONESIA TAHUN 2015-2019 Berdasarkan hasil proyeksi produksi dan ketersediaan permintaan kapas dalam negeri di Indonesia diperoleh surplus/defisit kapas. Seiring dengan semakin turunnya proyeksi produksi namun ketersediaan permintaan kapas diproyeksikan terus naik maka pada tahun 2015 2019 diperkirakan terjadi defisit kapas. Tahun 2015 defisit kapas diperkirakan mencapai 688.954 ton sedangkan tahun 2016-2018 masing-masing defisit kapas terus meningkat yaitu sebesar 707.242 ton, 725.529 ton dan 743.816 ton. Tahun 2019 defisit kapas di Indonesia diproyeksikan sebesar 762.103 ton. Hasil proyeksi surplus/defisit kapas di Indonesia disajikan pada Tabel 5.3. Tabel 5.3. Proyeksi Surplus/Defisit Kapas di Indonesia Tahun 2015-2019 Tahun Penawaran (Ton) Permintaan (Ton) Surplus/Defisit (Ton) 2015 1.062 690.016-688.954 2016 844 708.086-707.242 2017 627 726.156-725.529 2018 410 744.226-743.816 2019 193 762.296-762.103 Rata-rata Pertumb. (%/Tahun) -33,44 2,52 2,55 Tingginya kebutuhan kapas Indonesia sebagai bahan baku industri tekstil dan produk tekstil pada tahun 2015-2019 (diwakili oleh hasil proyeksi ketersediaan konsumsi) namun belum mampu diimbangi dengan peningkatan produksi mengakibatkan Indonesia masih akan mengalamin defisit kapas. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya intensif yang mendukung peningkatan produksi kapas agar pada tahun-tahun mendatang kebutuhan kapas Indonesia dapat terpenuhi dan mengurangi impor kapas. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 45

2015 OUTLOOK KAPAS Salah satu upaya Kementerian Pertanian dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku industri TPT akan serat kapas, sejak tahun 1978 Ditjen Perkebunan telah melakukan berbagai upaya fasilitasi dan dukungan peningkatan produksi kapas, mulai dari Intensifikasi Kapas Rakyat (IKR) hingga Program Akselerasi Pengembangan Kapas. Terkait dengan hal tersebut, maka sejak tahun 2007 Pemerintah telah memfasilitasi upaya percepatan peningkatan areal dan produksi tanaman kapas. Penggunaan dana APBN-TP tersebut diharapkan tepat sasaran meningkatkan kinerja perkapasan nasional, efektif dan efisien (Kementerian Pertanian, 2013). 5.4. PROYEKSI KETERSEDIAAN KAPAS DI ASEAN TAHUN 2015-2019 Proyeksi ketersediaan kapas di ASEAN dibedakan menjadi proyeksi untuk serat kapas dan biji kapas. Ketersediaan serat kapas maupun biji kapas di ASEAN diproyeksikan untuk tahun 2013-2019 namun pada buku ini hanya ditampilkan proyeksi tahun 2015-2019. Proyeksi ketersediaan serat kapas di ASEAN dihitung dengan model Trend Quadratic dengan mempertimbangkan bahwa model tersebut yang menghasilkan nilai Mean Absolute Percentage Error (MAPE) paling kecil dibandingkan model lainnya. Ketersediaan serat kapas di ASEAN dengan MAPE sebesar 9, karena MAPE yang dihasilkan cukup kecil maka proyeksi dengan model tersebut dapat digunakan (Lampiran 38). Selama tahun 2015-2019 ketersediaan serat kapas di ASEAN diproyeksikan naik dengan rata-rata pertumbuhan 0,79% per tahun. Tahun 2015 ketersediaan serat kapas di ASEAN diproyeksikan sebesar 1.526.126 ton, tahun 2016 sebesar 1.540.151 ton, tahun 2017 sebesar 1.552.970 ton, tahun 2018 sebesar 1.564.585 ton, dan pada tahun 2019 naik menjadi 1.574.996 ton. Hasil proyeksi ketersediaan serat kapas di ASEAN disajikan pada Tabel 5.4. 46 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 Tabel 5.4. Hasil Proyeksi Ketersediaan Serat Kapas di ASEAN Tahun 2015-2019 Tahun Ketersediaan Serat Kapas di ASEAN (Ton) Pertumbuhan (%) 2015 1.526.126-2016 1.540.151 0,92 2017 1.552.970 0,83 2018 1.564.585 0,75 2019 1.574.996 0,67 Rata-rata Pertumb. (%/Tahun) 0,79 Keterangan: Tahun 2015 2019 Angka Hasil Proyeksi Pusdatin Sebagaimana pada serat kapas, ketersediaan biji kapas di ASEAN juga diproyeksikan dengan model Trend Quadratic dengan MAPE sebesar 16 (Lampiran 39). Pada tahun 2015-2019 ketersediaan biji kapas di ASEAN diproyeksikan naik dengan rata-rata pertumbuhan 4,92% per tahun. Tahun 2015 ketersediaan biji kapas di ASEAN diproyeksikan 310.404 ton, tahun 2016 sebesar 325.951 ton, tahun 2017 sebesar 342.094 ton, tahun 2018 sebesar 358.833 ton, dan pada tahun 2019 naik menjadi 376.169 ton. Hasil proyeksi ketersediaan biji kapas di ASEAN disajikan pada Tabel 5.5. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 47

2015 OUTLOOK KAPAS Tabel 5.5. Hasil Proyeksi Ketersediaan Biji Kapas di ASEAN Tahun 2015-2019 Tahun Ketersediaan Biji Kapas di ASEAN (Ton) Pertumbuhan (%) 2015 310.404-2016 325.951 5,01 2017 342.094 4,95 2018 358.833 4,89 2019 376.169 4,83 Rata-rata Pertumb. (%/Tahun) 4,92 Keterangan: Tahun 2015 2019 Angka Hasil Proyeksi Pusdatin 5.5. PROYEKSI KETERSEDIAAN KAPAS DI DUNIA 2015-2019 Seperti halnya proyeksi ketersediaan kapas di ASEAN, proyeksi ketersediaan kapas di dunia juga dibedakan menjadi proyeksi untuk serat kapas dan biji kapas. Ketersediaan serat kapas maupun biji kapas di dunia diproyeksikan untuk tahun 2013-2019 namun pada buku ini hanya ditampilkan proyeksi tahun 2015-2019. Proyeksi ketersediaan serat kapas di dunia dihitung dengan model Double Exponential Smoothing (DES) karena model tersebut yang menghasilkan MAPE paling kecil dibandingkan model lainnya. Dengan MAPE sebesar 7,94 dihitung proyeksi ketersediaan biji kapas di dunia untuk tahun 2015-2019 (Lampiran 40). Ketersediaan serat kapas di dunia selama tahun 2015-2019 diproyeksikan naik dengan rata-rata pertumbuhan 1,67% per tahun. Tahun 2015 ketersediaan serat kapas di dunia diproyeksikan sebesar 27.642.205 ton, tahun 2016 sebesar 28.116.594 ton, tahun 2017 sebesar 28.590.982 ton, tahun 2018 sebesar 29.065.370 ton, dan pada tahun 2019 sebesar 29.539.758 ton. Hasil proyeksi ketersediaan serat kapas di dunia disajikan pada Tabel 5.6. 48 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 Tabel 5.6. Hasil Proyeksi Ketersediaan Serat Kapas di Dunia Tahun 2015-2019 Tahun Ketersediaan Serat Kapas di Dunia (Ton) Pertumbuhan (%) 2015 27.642.205-2016 28.116.594 1,72 2017 28.590.982 1,69 2018 29.065.370 1,66 2019 29.539.758 1,63 Rata-rata Pertumb. (%/Tahun) 1,67 Keterangan: Tahun 2015 2019 Angka Hasil Proyeksi Pusdatin Dengan menggunakan model Double Exponential Smoothing (DES) dimana MAPE yang dihasilkan sebesar 7,95 diproyeksikan ketersediaan biji kapas di dunia tahun 2015-2019 (Lampiran 41). Tahun 2015 ketersediaan biji kapas di dunia diproyeksikan sebesar 54.094.961 ton, tahun 2016 sebesar 55.137.063 ton, tahun 2017 sebesar 56.179.165 ton, tahun 2018 sebesar 57.221.266 ton, dan pada tahun 2019 naik menjadi 58.263.368 ton. Hasil proyeksi ketersediaan biji kapas di dunia disajikan pada Tabel 5.7. Tabel 5.7. Proyeksi Ketersediaan Biji Kapas di Dunia Tahun 2015-2019 Tahun Ketersediaan Biji Kapas di Dunia (Ton) Pertumbuhan (%) 2015 54.094.961-2016 55.137.063 1,93 2017 56.179.165 1,89 2018 57.221.266 1,85 2019 58.263.368 1,82 Rata-rata Pertumb. (%/Tahun) 1,87 Keterangan: Tahun 2015 2019 Angka Hasil Proyeksi Pusdatin Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 49

2015 OUTLOOK KAPAS 50 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 BAB VI. KESIMPULAN Perkembangan luas areal kapas di Indonesia selama lima tahun terakhir (2010-2014) terjadi penurunan dengan rata-rata pertumbuhan 13,99%. Demikian pula dari sisi produksi kapas di Indonesia selama lima tahun terakhir mengalami penurunan dengan rata-rata 14,42%. Sentra produksi kapas sebagian besar terdapat di Luar Jawa yaitu di Provinsi Sulawesi Selatan dengan kontribusi 51,31% dan NTT dengan kontribusi 24,53% terhadap total produksi kapas Indonesia, sedangkan provinsi lainnya memberikan kontribusi kurang dari 8%. Di tingkat ASEAN maupun dunia, Indonesia merupakan negara importir baik wujud serat kapas maupun biji kapas. Selama periode 2008-2012 Indonesia menempati urutan ke-3 sebagai importir serat kapas di dunia, selain itu Indonesia juga menempati urutan ke-65 sebagai importir biji kapas di dunia. Permintaan kapas Indonesia diperkirakan terus meningkat dari tahun 2015 hingga 2019 namun tidak diimbangi oleh peningkatan produksinya. Pada tahun 2015-2019, Indonesia diperkirakan akan mengalami defisit kapas. Tahun 2015 defisit diperkirakan sebesar 704.742 ton dan diperkirakan terus meningkat hingga mencapai 843.578 ton pada 2019. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 51

2015 OUTLOOK KAPAS 52 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 DAFTAR PUSTAKA Departemen Pertanian. 2006. Prospek Usaha Tani Kapas Menggembirakan. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian. Departemen Pertanian. 2009. Kapas. Jakarta: Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat Departemen Pertanian. Kementerian Pertanian. 2010. Komoditas Tanaman Kapas. Jakarta: Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian. Kementerian Pertanian. 2011. Kapas. Jakarta: Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat Kementerian Pertanian. Kementerian Pertanian. 2013. Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Data Komoditas Perkebunan (PDKP). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian. Kementerian Pertanian. 2013. Pedoman Teknis Penanaman Kapas Tahun 2014. Jakarta: Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian. Kementerian Pertanian. 2013. Pembenihan Tanaman Kapas. Jakarta: Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian. Kementerian Pertanian. 2013. Statistik Perkebunan Indonesia 2012-2014 (Kapas). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 53

2015 OUTLOOK KAPAS 54 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 L A M P I R A N Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 55

2015 OUTLOOK KAPAS 56 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 Tahun Lampiran 1. Perkembangan Luas Areal Kapas di Indonesia Menurut Status Pengusahaan Tahun 1980-2014 PR Pertumb. (%) PBN Pertumb. (%) PBS Pertumb. (%) Indonesia Pertumb. (%) 1980 15.016-4.001-1.200-20.217-1981 2.443-83,73 184-95,40 2.529 110,75 5.156-74,50 1982 31.974 1.208,80 178-3,26 2.554 0,99 34.706 573,12 1983 35.133 9,88 211 18,54 935-63,39 36.279 4,53 1984 42.344 20,52 323 53,08 580-37,97 43.247 19,21 1985 50.110 18,34 343 6,19 580 0,00 51.033 18,00 1986 35.371-29,41 1.137 231,49 150-74,14 36.658-28,17 1987 29.548-16,46 0-100,00 150 0,00 29.698-18,99 1988 34.553 16,94 336 100,00 150 0,00 35.039 17,98 1989 20.907-39,49 313-6,85 150 0,00 21.370-39,01 1990 20.859-0,23 0-100,00 0-100,00 20.859-2,39 1991 25.430 21,91 0 0,00 0 0,00 25.430 21,91 1992 33.267 30,82 0 0,00 0 0,00 33.267 30,82 1993 33.775 1,53 0 0,00 0 0,00 33.775 1,53 1994 34.724 2,81 0 0,00 0 0,00 34.724 2,81 1995 32.342-6,86 0 0,00 0 0,00 32.342-6,86 1996 34.002 5,13 0 0,00 0 0,00 34.002 5,13 1997 26.541-21,94 0 0,00 0 0,00 26.541-21,94 1998 19.094-28,06 0 0,00 0 0,00 19.094-28,06 1999 17.549-8,09 0 0,00 0 0,00 17.549-8,09 2000 11.553-34,17 0 0,00 0 0,00 11.553-34,17 2001 10.370-10,24 0 0,00 345 100,00 10.715-7,25 2002 9.337-9,96 0 0,00 35-89,86 9.372-12,53 2003 6.357-31,92 0 0,00 0-100,00 6.357-32,17 2004 7.720 21,44 0 0,00 0 0,00 7.720 21,44 2005 5.982-22,51 0 0,00 0 0,00 5.982-22,51 2006 6.263 4,70 0 0,00 0 0,00 6.263 4,70 2007 13.737 119,34 0 0,00 0 0,00 13.737 119,34 2008 11.729-14,62 0 0,00 0 0,00 11.729-14,62 2009 12.622 7,61 0 0,00 0 0,00 12.622 7,61 2010 10.194-19,24 0 0,00 0 0,00 10.194-19,24 2011 10.238 0,43 0 0,00 0 0,00 10.238 0,43 2012 9.565-6,57 0 0,00 0 0,00 9.565-6,57 2013 8.738-8,65 0 0,00 0 0,00 8.738-8,65 2014 5.600-35,91 0 0,00 0 0,00 5.600-35,91 Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun) 1980-2014 *) 31,24 3,05-7,46 12,56 1980-2009 39,04 3,58-8,75 17,13 2010-2014*) -13,99 0,00 0,00-13,99 Sumber Keterangan : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin : *) Tahun 2014 Angka Sementara PR = Perkebunan Rakyat PBN = Perkebunan Besar Negara PBS = Perkebunan Besar Swasta Luas Areal (Ha) Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 57

2015 OUTLOOK KAPAS Lampiran 2. Perkembangan Produksi Kapas di Indonesia Menurut Status Pengusahaan Tahun 1980-2014 Produksi (Ton) Tahun Pertumb. Pertumb. Pertumb. Pertumb. PR PBN PBS Indonesia (%) (%) (%) (%) 1980 9.842-3.907-272 - 14.021-1981 13.721 39,41 247-93,68 1.551 470,22 15.519 10,68 1982 12.648-7,82 80-67,61 156-89,94 12.884-16,98 1983 13.151 3,98 68-15,00 946 506,41 14.165 9,94 1984 23.680 80,06 194 185,29 348-63,21 24.222 71,00 1985 24.467 3,32 207 6,70 350 0,57 25.024 3,31 1986 18.845-22,98 13-93,72 94-73,14 18.952-24,26 1987 18.146-3,71 0-100,00 94 0,00 18.240-3,76 1988 7.150-60,60 66 100,00 27-71,28 7.243-60,29 1989 13.083 82,98 56-15,15 27 0,00 13.166 81,78 1990 11.561-11,63 0-100,00 0-100,00 11.561-12,19 1991 13.443 16,28 0 0,00 0 0,00 13.443 16,28 1992 12.670-5,75 0 0,00 0 0,00 12.670-5,75 1993 13.772 8,70 0 0,00 0 0,00 13.772 8,70 1994 14.260 3,54 0 0,00 0 0,00 14.260 3,54 1995 7.522-47,25 0 0,00 0 0,00 7.522-47,25 1996 7.710 2,50 0 0,00 0 0,00 7.710 2,50 1997 5.870-23,87 0 0,00 0 0,00 5.870-23,87 1998 5.337-9,08 0 0,00 0 0,00 5.337-9,08 1999 4.039-24,32 0 0,00 0 0,00 4.039-24,32 2000 3.786-6,26 0 0,00 0 0,00 3.786-6,26 2001 7.033 85,76 0 0,00 0 0,00 7.033 85,76 2002 6.453-8,25 0 0,00 0 0,00 6.453-8,25 2003 3.440-46,69 0 0,00 0 0,00 3.440-46,69 2004 3.157-8,23 0 0,00 0 0,00 3.157-8,23 2005 2.241-29,01 0 0,00 0 0,00 2.241-29,01 2006 1.627-27,40 0 0,00 0 0,00 1.627-27,40 2007 12.768 684,76 0 0,00 0 0,00 12.768 684,76 2008 3.858-69,78 0 0,00 0 0,00 3.858-69,78 2009 3.145-18,48 0 0,00 0 0,00 3.145-18,48 2010 3.174 0,92 0 0,00 0 0,00 3.174 0,92 2011 2.275-28,32 0 0,00 0 0,00 2.275-28,32 2012 2.948 29,58 0 0,00 0 0,00 2.948 29,58 2013 1.871-36,53 0 0,00 0 0,00 1.871-36,53 2014 1.165-37,73 0 0,00 0 0,00 1.165-37,73 Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun) 1980-2014 *) 14,94-5,68 17,05 13,66 1980-2009 20,01-6,66 19,99 18,50 2010-2014 *) -14,42 0,00 0,00-14,42 Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Keterangan : *) Tahun 2014 Angka Sementara PR = Perkebunan Rakyat PBN = Perkebunan Besar Negara PBS = Perkebunan Besar Swasta Wujud produksi adalah serat berbiji 58 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 Lampiran 3. Perkembangan Produktivitas Kapas di Indonesia Menurut Status Pengusahaan Tahun 2004-2014 Tahun PR Pertumb. (%) PBN Pertumb. (%) PBS Pertumb. (%) Indonesia Pertumb. (%) 2004 409-0 - 0-409 - 2005 433 5,87 0 0,00 0 0,00 433 5,87 2006 298-31,18 0 0,00 0 0,00 298-31,18 2007 941 215,77 0 0,00 0 0,00 941 215,77 2008 451-52,07 0 0,00 0 0,00 451-52,07 2009 297-34,15 0 0,00 0 0,00 297-34,15 2010 380 27,95 0 0,00 0 0,00 380 27,95 2011 303-20,26 0 0,00 0 0,00 303-20,26 2012 333 9,90 0 0,00 0 0,00 333 9,90 2013 288-13,51 0 0,00 0 0,00 288-13,51 2014 273-5,21 0 0,00 0 0,00 273-5,21 2004-2014*) 10,31 0,00 0,00 10,31 Sumber Keterangan : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin : *) Tahun 2014 Angka Sementara PR = Perkebunan Rakyat PBN = Perkebunan Besar Negara PBS = Perkebunan Besar Swasta Produktivitas (Kg/Ha) Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun) Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 59

2015 OUTLOOK KAPAS Lampiran 4. Kontribusi Produksi Kapas Beberapa Provinsi Sentra di Indonesia Tahun 2010-2014 No Provinsi Share Kumulatif 2010 2011 2012 2013 2014*) Rata-rata (%) (%) 1 Sulsel 1.816 1.180 1.627 338 905 1.173 51,31 51,31 2 NTT 352 508 791 1.046 108 561 24,53 75,84 3 Jatim 376 200 198 113 0 177 7,76 83,60 4 NTB 119 223 176 209 115 168 7,36 90,96 5 Lainnya 511 164 156 165 37 207 9,04 100,00 Nasional 3.174 2.275 2.948 1.871 1.165 2.287 100 Sumber Keterangan : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin : *) Tahun 2014 Angka Sementara Lampiran 5. Kabupaten Sentra Produksi Kapas di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013 No Kabupaten Produksi (Ton) Share Provinsi Kumulatif (%) (%) 1 Kab. Bone 119 35,21 35,21 2 Kab. Soppeng 69 20,41 55,62 3 Kab. Bulukumba 52 15,38 71,01 4 Kab. Gowa 52 15,38 86,39 5 Kab. Bantaeng 46 13,61 100,00 Sulawesi Selatan 338 100 Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin 60 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 Lampiran 6. Kabupaten Sentra Produksi Kapas di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 No Kabupaten Produksi (Ton) Share Provinsi Kumulatif (%) (%) 1 Kab. Sumba Barat Daya 463 44,26 44,26 2 Kab. Sumba Timur 393 37,57 81,84 3 Kab. Sumba Barat 94 8,99 90,82 4 Kab. Sumba Tengah 93 8,89 99,71 5 Kab. Ngada 3 0,29 100,00 Nusa Tenggara Timur 1.046 100 Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Lampiran 7. Kabupaten Sentra Produksi Kapas di Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 No Kabupaten Produksi (Ton) Share Provinsi Kumulatif (%) (%) 1 Kab. Lamongan 52 46,02 46,02 2 Kab. Pacitan 22 19,47 65,49 3 Kab. Banyuwangi 15 13,27 78,76 4 Kab. Mojokerto 13 11,50 90,27 5 Kab. Probolinggo 6 5,31 95,58 6 Kab. Situbondo 5 4,42 100,00 Jawa Timur 113 100 Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 61

2015 OUTLOOK KAPAS Lampiran 8. Kabupaten Sentra Produksi Kapas di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013 No Kabupaten Produksi (Ton) Share Provinsi Kumulatif (%) (%) 1 Kab. Lombok Tengah 50 44,25 44,25 2 Kab. Lombok Utara 49 43,36 87,61 3 Kab. Sumbawa 44 38,94 126,55 4 Kab. Lombok Barat 42 37,17 163,72 5 Kab. Lombok Timur 25 22,12 185,84 Nusa Tenggara Barat 209 100 Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin 62 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 Lampiran 9. Ketersediaan Konsumsi Kapas di Indonesia Tahun 1980-2014 Tahun Volume Volume Ketersediaan Produksi Pertumb. Impor Ekspor Konsumsi (Ton) (%) (Ton) (Ton) (Ton) 1980 14.021 119.735 1.337 132.419-1981 15.519 99.143 699 113.963-13,94 1982 12.884 113.294 3.285 122.893 7,84 1983 14.165 115.661 6.528 123.298 0,33 1984 24.222 125.390 6.666 142.946 15,94 1985 25.024 129.614 4.466 150.172 5,06 1986 18.952 171.438 12.177 178.213 18,67 1987 18.240 211.728 14.827 215.141 20,72 1988 7.243 196.058 4.194 199.107-7,45 1989 13.166 265.881 8.338 270.709 35,96 1990 11.561 344.338 11.603 344.296 27,18 1991 13.443 357.026 20.140 350.329 1,75 1992 12.670 434.578 14.366 432.882 23,56 1993 13.772 416.662 27.585 402.849-6,94 1994 14.260 443.657 13.701 444.216 10,27 1995 7.522 452.760 18.819 441.463-0,62 1996 7.710 500.341 15.246 492.805 11,63 1997 5.870 465.526 13.031 458.365-6,99 1998 5.337 453.675 7.815 451.197-1,56 1999 4.039 465.183 8.910 460.312 2,02 2000 3.786 562.575 21.249 545.112 18,42 2001 7.033 759.576 29.453 737.156 35,23 2002 6.453 630.391 28.775 608.069-17,51 2003 3.440 525.725 48.945 480.220-21,03 2004 3.157 451.331 35.844 418.644-12,82 2005 2.241 468.135 43.603 426.773 1,94 2006 1.627 474.517 86.991 389.153-8,82 2007 12.768 595.709 67.299 541.178 39,07 2008 3.858 733.929 36.998 700.789 29,49 2009 3.145 577.001 28.167 551.979-21,23 2010 3.174 616.110 36.709 582.574 5,54 2011 2.275 549.578 61.977 489.876-15,91 2012 2.948 615.101 20.883 597.166 21,90 2013 1.871 676.682 30.637 647.916 8,50 2014 1.165 708.793 38.081 671.877 3,70 Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun) 6,17 Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 63

2015 OUTLOOK KAPAS Lampiran 10. Perkembangan Harga Rata-rata Tahunan Kapas di Pasar Domestik Tahun 2007-2013 Harga Rata-rata Tahun Tahunan di Pasar Pertumb. Domestik (%) (Rp/Kg) 2007 2.500-2008 2.750 10,00 2009 4.000 45,45 2010 4.050 1,25 2011 4.050 0,00 2012 4.169 2,94 2013 4.285 2,78 Rata-rata 10,40 Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin 64 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 Lampiran 11. Perkembangan Ekspor dan Impor Kapas di Indonesia Tahun 1980 2014 Ekspor Impor Tahun Volume Pertumb. Nilai Pertumb. Volume Pertumb. (Ton) (%) (000 US$) (%) (Ton) (%) Nilai (000 US$) Pertumb. (%) Neraca (000 US$) 1980 1.337-132 - 119.735-197.929 - -197.797 1981 699-47,72 570 331,82 99.143-17,20 184.745-6,66-184.175 1982 3.285 369,96 306-46,32 113.294 14,27 173.833-5,91-173.527 1983 6.528 98,72 59-80,72 115.661 2,09 175.179 0,77-175.120 1984 6.666 2,11 305 416,95 125.390 8,41 214.469 22,43-214.164 1985 4.466-33,00 217-28,85 129.614 3,37 179.986-16,08-179.769 1986 12.177 172,66 546 151,61 171.438 32,27 171.552-4,69-171.006 1987 14.827 21,76 1.406 157,51 211.728 23,50 265.835 54,96-264.429 1988 4.194-71,71 442-68,56 196.058-7,40 301.880 13,56-301.438 1989 8.338 98,81 820 85,52 265.881 35,61 376.697 24,78-375.877 1990 11.603 39,16 3.117 280,12 344.338 29,51 485.059 28,77-481.942 1991 20.140 73,58 6.401 105,36 357.026 3,68 634.268 30,76-627.867 1992 14.366-28,67 10.067 57,27 434.578 21,72 667.648 5,26-657.581 1993 27.585 92,02 4.888-51,45 416.662-4,12 556.968-16,58-552.080 1994 13.701-50,33 11.134 127,78 443.657 6,48 701.970 26,03-690.836 1995 18.819 37,35 23.427 110,41 452.760 2,05 923.159 31,51-899.732 1996 15.246-18,99 15.647-33,21 500.341 10,51 981.708 6,34-966.061 1997 13.031-14,53 18.416 17,70 465.526-6,96 816.509-16,83-798.093 1998 7.815-40,03 12.898-29,96 453.675-2,55 763.009-6,55-750.111 1999 8.910 14,01 11.390-11,69 465.183 2,54 672.262-11,89-660.872 2000 21.249 138,48 19.812 73,94 562.575 20,94 728.651 8,39-708.839 2001 29.453 38,61 18.495-6,65 759.576 35,02 1.065.615 46,24-1.047.120 2002 28.775-2,30 19.098 3,26 630.391-17,01 707.433-33,61-688.335 2003 48.945 70,10 52.292 173,81 525.725-16,60 645.838-8,71-593.546 2004 35.844-26,77 50.396-3,63 451.331-14,15 681.474 5,52-631.078 2005 43.603 21,65 50.379-0,03 468.135 3,72 581.610-14,65-531.231 2006 86.991 99,51 46.527-7,65 474.517 1,36 623.989 7,29-577.462 2007 67.299-22,64 49.981 7,42 595.709 25,54 803.752 28,81-753.771 2008 36.998-45,02 47.637-4,69 733.929 23,20 1.225.261 52,44-1.177.624 2009 28.167-23,87 35.151-26,21 577.001-21,38 790.669-35,47-755.519 2010 36.709 30,33 45.998 30,86 616.110 6,78 1.158.103 46,47-1.112.105 2011 61.977 68,83 25.519-44,52 549.578-10,80 1.798.406 55,29-1.772.888 2012 20.883-66,31 37.529 47,06 615.101 12 1.345.889-25 -1.308.360 2013 30.637-50,57 45.617 78,76 676.682 23,13 1.357.597-24,51-1.311.980 2014 38.081 82,35 46.397 23,63 708.793 15,23 1.410.621 4,81-1.364.224 Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun) 1980-2014 30,22 54,02 7,20 8,03 8,80 1980-2009 33,20 58,65 6,84 7,46 7,40 2010-2014 12,93 27,16 9,25 11,38 16,93 Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 65

2015 OUTLOOK KAPAS Lampiran 12. Negara Tujuan Ekspor Kapas Indonesia Tahun 2014 2014 Share Vol. No Negara Tujuan Volume Impor Nilai Impor Impor (%) (Kg) (US$) 1 Taiwan 7.861.336 8.413.749 22,28 2 China 6.198.837 6.989.886 17,57 3 Japan 4.257.441 6.413.303 12,06 4 Viet Nam 3.404.821 3.265.943 9,65 5 Thailand 2.906.360 3.642.161 8,24 6 Hong Kong 2.136.232 3.360.274 6,05 7 Lainnya 8.525.060 11.969.342 24,16 Total 35.290.087 44.054.658 100 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Lampiran 13. Negara Asal Impor Kapas Indonesia Tahun 2014 2014 Share Vol. No Negara Asal Volume Impor Nilai Impor Impor (%) (Kg) (US$) 1 China 4.108.728 6.470.815 62,16 2 Germany.fed. Rep. Of 730.889 3.963.303 11,06 3 Korea. Republic Of 412.241 1.070.467 6,24 4 Uzbekistan 66.260 113.575 1,00 5 Lainnya 1.291.475 2.886.517 19,54 Total 6.609.593 14.504.677 100 Sumber : BPS, diolah Pusdatin 66 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 Lampiran 14. Perkembangan Produksi dan Serat Kapas dan Biji Kapas di ASEAN Tahun 1980 2013 Produksi (Ton) Tahun Serat Kapas Pertumb. (%) Biji Kapas Pertumb. (%) 1980 92.167-183.376-1981 96.429 4,62 191.986 4,70 1982 87.694-9,06 174.978-8,86 1983 88.001 0,35 175.865 0,51 1984 73.475-16,51 147.214-16,29 1985 97.976 33,35 196.002 33,14 1986 78.857-19,51 158.815-18,97 1987 68.194-13,52 138.218-12,97 1988 74.870 9,79 150.722 9,05 1989 65.013-13,17 131.075-13,04 1990 65.072 0,09 130.769-0,23 1991 78.103 20,02 156.963 20,03 1992 78.782 0,87 157.077 0,07 1993 62.484-20,69 124.661-20,64 1994 54.889-12,16 109.344-12,29 1995 73.937 34,70 148.425 35,74 1996 93.119 25,94 189.097 27,40 1997 87.581-5,95 174.443-7,75 1998 85.125-2,80 169.890-2,61 1999 77.716-8,70 155.786-8,30 2000 82.581 6,26 165.566 6,28 2001 87.779 6,29 175.866 6,22 2002 71.454-18,60 142.749-18,83 2003 72.551 1,53 144.981 1,56 2004 77.870 7,33 172.670 19,10 2005 79.138 1,63 158.205-8,38 2006 80.600 1,85 159.108 0,57 2007 79.856-0,92 157.647-0,92 2008 75.509-5,44 148.998-5,49 2009 96.286 27,52 190.566 27,90 2010 142.623 48,12 283.212 48,62 2011 188.029 31,84 370.041 30,66 2012 141.801-24,59 283.555-23,37 2013 141.785-0,01 293.383 3,47 Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun) 1980-2013 2,74 2,91 1980-2008 0,27 0,31 2009-2013 16,58 17,45 Sumber : FAO, diolah Pusdatin Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 67

2015 OUTLOOK KAPAS Lampiran 15. Perkembangan Produksi dan Serat Kapas dan Biji Kapas di Dunia Tahun 1980 2013 Produksi (Ton) Tahun Serat Kapas Pertumb. (%) Biji Kapas Pertumb. (%) 1980 13.905.050-26.019.561-1981 15.281.088 9,90 28.670.276 10,19 1982 14.879.082-2,63 28.042.714-2,19 1983 14.199.766-4,57 27.340.186-2,51 1984 18.025.936 26,95 34.769.399 27,17 1985 17.342.525-3,79 32.091.443-7,70 1986 15.218.412-12,25 28.136.596-12,32 1987 16.532.426 8,63 30.824.746 9,55 1988 18.246.662 10,37 33.811.016 9,69 1989 17.008.093-6,79 31.531.672-6,74 1990 18.515.891 8,87 33.848.337 7,35 1991 20.685.320 11,72 38.054.691 12,43 1992 18.160.233-12,21 32.854.649-13,66 1993 16.555.066-8,84 29.886.900-9,03 1994 18.383.671 11,05 33.210.961 11,12 1995 19.600.757 6,62 35.610.773 7,23 1996 19.287.300-1,60 34.457.170-3,24 1997 19.036.596-1,30 34.013.650-1,29 1998 18.159.439-4,61 32.527.235-4,37 1999 18.204.280 0,25 33.193.297 2,05 2000 18.508.339 1,67 33.287.144 0,28 2001 21.073.443 13,86 37.716.565 13,31 2002 18.887.631-10,37 33.711.195-10,62 2003 19.467.223 3,07 35.035.605 3,93 2004 24.533.622 26,03 44.406.746 26,75 2005 24.483.046-0,21 43.734.253-1,51 2006 24.502.093 0,08 44.812.657 2,47 2007 25.049.630 2,23 46.300.701 3,32 2008 22.458.809-10,34 42.100.109-9,07 2009 20.876.764-7,04 38.734.007-8,00 2010 23.590.551 13,00 43.313.230 11,82 2011 26.130.211 10,77 50.747.719 17,16 2012 26.531.749 1,54 51.425.129 1,33 2013 24.543.551-7,49 47.076.689-8,46 Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun) 1980-2013 2,20 2,32 1980-2008 2,21 2,23 2009-2013 2,15 2,77 Sumber : FAO, diolah Pusdatin 68 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 Lampiran 16. Negara Sentra Produksi Serat Kapas di ASEAN Tahun 2009-2013 Produksi (Ton) Rata-rata Share Kumulatif No Negara 2009 2010 2011 2012 2013 (Ton) (%) (%) 1 Myanmar 86.000 133.000 178.800 133.500 135.000 133.260 93,78 93,78 2 Viet Nam 4.029 4.163 4.260 2.940 1.083 3.295 2,32 96,09 3 Thailand 2.800 2.669 2.268 2.363 2.426 2.505 1,76 97,86 4 Laos 2.280 1.645 1.840 1.905 1.970 1.928 1,36 99,21 5 Indonesia 1.047 1.048 758 982 1.199 1.007 0,71 99,92 6 Lainnya 129 99 104 112 108 110 0,08 100,00 ASEAN 96.286 142.623 188.029 141.801 141.785 142.105 100 Sumber : FAO, diolah Pusdatin Lampiran 17. Negara Sentra Produksi Biji Kapas di ASEAN Tahun 2009-2013 Produksi (Ton) Rata-rata Share Kumulatif No Negara 2009 2010 2011 2012 2013 (Ton) (%) (%) 1 Myanmar 170.000 264.000 351.600 267.000 280.000 266.520 93,80 93,80 2 Thailand 5.556 5.295 4.500 4.688 4.813 4.970 1,75 95,54 3 Laos 4.600 3.300 3.700 3.800 3.800 3.840 1,35 96,90 4 Indonesia 2.095 2.096 1.515 1.963 2.398 2.013 0,71 97,60 5 Lainnya 8.316 8.521 8.726 6.104 2.373 6.808 2,40 100,00 ASEAN 190.566 283.212 370.041 283.555 293.383 284.152 100 Sumber : FAO, diolah Pusdatin Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 69

2015 OUTLOOK KAPAS Lampiran 18. Negara Sentra Produksi Serat Kapas di Dunia Tahun 2009-2013 Produksi (Ton) Rata-rata Share Kumulatif No Negara 2009 2010 2011 2012 2013 (Ton) (%) (%) 1 China 6.377.000 5.970.000 6.588.959 6.835.975 6.298.989 6.414.185 26,36 26,36 2 India 4.083.400 5.683.000 5.984.000 5.817.400 6.052.000 5.523.960 22,70 49,06 3 USA 2.653.520 3.941.700 3.412.550 3.770.000 2.842.000 3.323.954 13,66 62,72 4 Pakistan 2.111.400 1.869.000 2.312.000 2.215.000 2.171.300 2.135.740 8,78 71,49 5 Brazil 956.189 973.449 1.673.337 1.639.791 1.127.675 1.274.088 5,24 76,73 6 Lainnya 4.695.255 5.153.402 6.159.365 6.253.583 6.051.587 5.662.638 23,27 100,00 Dunia 20.876.764 23.590.551 26.130.211 26.531.749 24.543.551 24.334.565 100 Sumber : FAO, diolah Pusdatin Lampiran 19. Negara Sentra Produksi Biji Kapas di Dunia Tahun 2009-2013 Produksi (Ton) Rata-rata Share Kumulatif No Negara 2009 2010 2011 2012 2013 (Ton) (%) (%) 1 China 12.754.000 11.940.000 13.177.918 13.680.000 12.620.000 12.834.384 27,74 27,74 2 India 8.294.400 11.543.800 12.465.800 11.816.600 12.293.100 11.282.740 24,39 52,13 3 USA 3.763.730 5.532.100 6.781.337 7.539.716 5.621.301 5.847.637 12,64 64,78 4 Pakistan 4.138.200 3.664.600 4.293.300 4.149.100 4.071.400 4.063.320 8,78 73,56 5 Brazil 1.825.451 1.858.402 3.194.552 3.130.510 2.152.833 2.432.350 5,26 78,82 6 Lainnya 7.958.226 8.774.328 10.834.812 11.109.203 10.318.055 9.798.925 21,18 100,00 Dunia 38.734.007 43.313.230 50.747.719 51.425.129 47.076.689 46.259.355 100 Sumber : FAO, diolah Pusdatin 70 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 Lampiran 20. Ketersediaan Serat Kapas di ASEAN Tahun 1980-2012 Tahun Produksi Volume Ekspor Volume Impor Ketersediaan (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) 1980 92.167 19.577 317.648 390.238 1981 96.429 14.851 274.508 356.086 1982 87.694 22.032 279.597 345.259 1983 88.001 11.114 323.538 400.425 1984 73.475 11.080 346.312 408.707 1985 97.976 10.132 365.418 453.262 1986 78.857 8.625 499.907 570.139 1987 68.194 12.088 625.311 681.417 1988 74.870 11.893 578.862 641.839 1989 65.013 15.894 681.349 730.468 1990 65.072 12.678 752.491 804.885 1991 78.103 26.649 840.859 892.313 1992 78.782 19.164 979.931 1.039.549 1993 62.484 36.277 816.036 842.243 1994 54.889 22.170 944.464 977.183 1995 73.937 11.578 988.670 1.051.029 1996 93.119 5.982 1.040.347 1.127.484 1997 87.581 7.253 906.885 987.213 1998 85.125 13.233 909.954 981.846 1999 77.716 4.519 952.302 1.025.499 2000 82.581 5.567 1.163.361 1.240.375 2001 87.779 5.692 1.383.368 1.465.455 2002 71.454 5.675 1.255.408 1.321.187 2003 72.551 5.761 1.101.056 1.167.846 2004 77.870 2.266 1.035.344 1.110.948 2005 79.138 2.866 1.200.084 1.276.356 2006 80.600 6.114 1.124.757 1.199.243 2007 79.856 9.588 1.246.767 1.317.035 2008 75.509 10.463 1.522.023 1.587.069 2009 96.286 25.386 1.306.049 1.376.949 2010 142.623 24.350 1.432.024 1.550.297 2011 188.029 117.761 1.327.347 1.397.615 2012 141.801 237.151 1.591.405 1.496.055 Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun) 1980-2012 3,71 24,87 6,02 4,93 1980-2007 0,48 8,88 6,02 5,29 2008-2012 25,51 132,82 6,02 2,50 Sumber : FAO, diolah Pusdatin Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 71

2015 OUTLOOK KAPAS Lampiran 21. Ketersediaan Biji Kapas di ASEAN Tahun 1980-2012 Tahun Produksi Volume Ekspor Volume Impor Ketersediaan (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) 1980 183.376 46.109 21 137.288 1981 191.986 63.091 134 129.029 1982 174.978 68.892 39 106.125 1983 175.865 37.601 2 138.266 1984 147.214 32.175 0 115.039 1985 196.002 40.450 59 155.611 1986 158.815 43.273 2 115.544 1987 138.218 44.204 96 94.110 1988 150.722 33.116 13 117.619 1989 131.075 24.494 7 106.588 1990 130.769 16.121 2 114.650 1991 156.963 16.451 0 140.512 1992 157.077 24.169 0 132.908 1993 124.661 23.157 0 101.504 1994 109.344 13.521 589 96.412 1995 148.425 9.496 4 138.933 1996 189.097 5.351 69 183.815 1997 174.443 3.220 36 171.259 1998 169.890 2.564 6 167.332 1999 155.786 2.066 28 153.748 2000 165.566 3.919 90 161.737 2001 175.866 5.890 832 170.808 2002 142.749 10.417 509 132.841 2003 144.981 6.023 53 139.011 2004 172.670 7.567 30 165.133 2005 158.205 3.797 109 154.517 2006 159.108 2.005 151 157.254 2007 157.647 546 249 157.350 2008 148.998 1.017 108 148.089 2009 190.566 1.055 232 189.743 2010 283.212 1.659 100 281.653 2011 370.041 1.534 117 368.624 2012 283.555 1.439 252 282.368 Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun) 1980-2012 3,74-1,42 247,11 5,18 1980-2007 0,53-6,80 287,91 2,18 2008-2012 25,42 34,93 26,74 25,39 Sumber : FAO, diolah Pusdatin 72 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 Lampiran 22. Ketersediaan Serat Kapas di Dunia Tahun 1980-2012 Tahun Produksi Volume Ekspor Volume Impor Ketersediaan (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) 1980 13.905.050 4.834.236 5.078.114 14.148.928 1981 15.281.088 4.262.028 4.421.045 15.440.105 1982 14.879.082 4.429.345 4.502.708 14.952.445 1983 14.199.766 4.271.715 4.357.734 14.285.785 1984 18.025.936 4.234.901 4.497.681 18.288.716 1985 17.342.525 4.136.978 4.596.957 17.802.504 1986 15.218.412 4.694.600 4.833.422 15.357.234 1987 16.532.426 5.408.870 5.607.456 16.731.012 1988 18.246.662 4.779.260 5.013.890 18.481.292 1989 17.008.093 5.894.107 5.815.362 16.929.348 1990 18.515.891 5.119.641 5.098.727 18.494.977 1991 20.685.320 4.801.530 4.877.596 20.761.386 1992 18.160.233 5.874.863 5.703.064 17.988.434 1993 16.555.066 5.156.337 5.526.445 16.925.174 1994 18.383.671 6.155.530 5.944.948 18.173.089 1995 19.600.757 5.815.793 5.914.207 19.699.171 1996 19.287.300 5.559.027 5.951.743 19.680.016 1997 19.036.596 5.499.755 6.063.424 19.600.265 1998 18.159.439 5.729.621 5.508.528 17.938.346 1999 18.204.280 4.956.160 5.225.555 18.473.675 2000 18.508.339 5.696.357 5.937.734 18.749.716 2001 21.073.443 5.969.568 5.904.106 21.007.981 2002 18.887.631 6.135.505 5.634.946 18.387.072 2003 19.467.223 6.876.350 6.177.031 18.767.904 2004 24.533.622 7.373.805 7.038.563 24.198.380 2005 24.483.046 8.807.502 8.293.813 23.969.357 2006 24.502.093 9.094.328 9.070.461 24.478.226 2007 25.049.630 8.720.339 8.450.112 24.779.403 2008 22.458.809 6.414.405 7.577.825 23.622.229 2009 20.876.764 6.681.000 6.096.496 20.292.260 2010 23.590.551 7.753.984 7.771.386 23.607.953 2011 26.130.211 8.189.038 7.859.169 25.800.342 2012 26.531.749 9.671.637 9.775.729 26.635.841 Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun) 1980-2012 2,53 2,43 2,68 2,50 1980-2007 2,67 2,81 2,32 2,62 2008-2012 1,59-0,15 4,62 1,71 Sumber : FAO, diolah Pusdatin Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 73

2015 OUTLOOK KAPAS Lampiran 23. Ketersediaan Biji Kapas di Dunia Tahun 1980-2012 Tahun Produksi Volume Ekspor Volume Impor Ketersediaan (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) 1980 26.019.561 329.031 295.595 25.986.125 1981 28.670.276 153.268 128.071 28.645.079 1982 28.042.714 145.908 126.628 28.023.434 1983 27.340.186 153.035 152.608 27.339.759 1984 34.769.399 219.604 201.794 34.751.589 1985 32.091.443 293.169 272.169 32.070.443 1986 28.136.596 271.969 240.168 28.104.795 1987 30.824.746 313.570 303.175 30.814.351 1988 33.811.016 355.627 325.070 33.780.459 1989 31.531.672 317.068 368.263 31.582.867 1990 33.848.337 406.469 387.388 33.829.256 1991 38.054.691 471.832 422.300 38.005.159 1992 32.854.649 617.565 682.687 32.919.771 1993 29.886.900 712.417 758.463 29.932.946 1994 33.210.961 818.863 801.660 33.193.758 1995 35.610.773 696.395 730.417 35.644.795 1996 34.457.170 803.527 683.044 34.336.687 1997 34.013.650 869.835 846.160 33.989.975 1998 32.527.235 1.060.850 971.020 32.437.405 1999 33.193.297 1.161.131 1.043.118 33.075.284 2000 33.287.144 1.450.919 1.430.182 33.266.407 2001 37.716.565 1.372.704 1.376.947 37.720.808 2002 33.711.195 1.410.086 1.311.760 33.612.869 2003 35.035.605 1.038.371 997.587 34.994.821 2004 44.406.746 1.175.660 1.143.453 44.374.539 2005 43.734.253 1.333.864 1.321.549 43.721.938 2006 44.812.657 1.295.004 1.279.081 44.796.734 2007 46.300.701 1.132.390 1.022.631 46.190.942 2008 42.100.109 902.666 827.295 42.024.738 2009 38.734.007 735.634 728.531 38.726.904 2010 43.313.230 811.332 829.622 43.331.520 2011 50.747.719 1.137.201 1.121.504 50.732.022 2012 51.425.129 1.429.775 1.470.679 51.466.033 Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun) 1980-2012 2,70 6,41 7,78 2,70 1980-2007 2,65 6,93 7,40 2,65 2008-2012 2,98 2,92 9,83 3,03 Sumber : FAO, diolah Pusdatin 74 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 Lampiran 24. Perkembangan Ekspor dan Impor Serat Kapas di ASEAN Tahun 1980-2012 Ekspor Impor Tahun Volume Pertumb. Nilai Pertumb. Volume Pertumb. Nilai Pertumb. (Ton) (%) (000 US$) (%) (Ton) (%) (000 US$) (%) 1980 19.577-33.349-317.648-515.038-1981 14.851-24,14 23.519-29,48 274.508-499.302-3,06 1982 22.032 48,35 31.617 34,43 279.597 1,85 419.535-15,98 1983 11.114-49,56 17.275-45,36 323.538 15,72 481.132 14,68 1984 11.080-0,31 17.019-1,48 346.312 7,04 567.202 17,89 1985 10.132-8,56 13.060-23,26 365.418 5,52 504.468-11,06 1986 8.625-14,87 10.570-19,07 499.907 36,80 531.547 5,37 1987 12.088 40,15 16.171 52,99 625.311 25,09 782.809 47,27 1988 11.893-1,61 19.627 21,37 578.862-7,43 907.133 15,88 1989 15.894 33,64 22.301 13,62 681.349 17,70 1.022.706 12,74 1990 12.678-20,23 23.433 5,08 752.491 10,44 1.284.311 25,58 1991 26.649 110,20 36.094 54,03 840.859 11,74 1.510.190 17,59 1992 19.164-28,09 29.161-19,21 979.931 16,54 1.406.292-6,88 1993 36.277 89,30 18.756-35,68 816.036-16,73 1.164.958-17,16 1994 22.170-38,89 29.722 58,47 944.464 15,74 1.499.444 28,71 1995 11.578-47,78 24.068-19,02 988.670 4,68 1.973.229 31,60 1996 5.982-48,33 11.203-53,45 1.040.347 5,23 2.037.222 3,24 1997 7.253 21,25 10.227-8,71 906.885-12,83 1.572.741-22,80 1998 13.233 82,45 15.263 49,24 909.954 0,34 1.491.884-5,14 1999 4.519-65,85 6.856-55,08 952.302 4,65 1.332.844-10,66 2000 5.567 23,19 10.287 50,04 1.163.361 22,16 1.459.955 9,54 2001 5.692 2,25 11.269 9,55 1.383.368 18,91 1.815.890 24,38 2002 5.675-0,30 9.608-14,74 1.255.408-9,25 1.372.267-24,43 2003 5.761 1,52 7.830-18,51 1.101.056-12,29 1.367.982-0,31 2004 2.266-60,67 4.253-45,68 1.035.344-5,97 1.573.836 15,05 2005 2.866 26,48 2.863-32,68 1.200.084 15,91 1.475.865-6,22 2006 6.114 113,33 5.785 102,06 1.124.757-6,28 1.488.328 0,84 2007 9.588 56,82 12.219 111,22 1.246.767 10,85 1.686.185 13,29 2008 10.463 9,13 17.717 45,00 1.522.023 22,08 2.481.328 47,16 2009 25.386 142,63 33.545 89,34 1.306.049-14,19 1.757.329-29,18 2010 24.350-4,08 41.024 22,30 1.432.024 9,65 2.705.332 53,95 2011 117.761 383,62 309.009 653,24 1.327.347-7,31 4.428.093 63,68 2012 237.151 101,38 444.709 43,91 1.591.405 19,89 3.521.529-20,47 Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun) 1980-2012 27,26 31,08 6,65 8,60 1980-2007 8,88 5,21 6,77 5,92 2008-2012 126,53 170,76 6,02 23,03 Sumber : FAO, diolah Pusdatin Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 75

2015 OUTLOOK KAPAS Lampiran 25. Perkembangan Ekspor dan Impor Biji Kapas di ASEAN Tahun 1980-2012 Ekspor Impor Tahun Volume Pertumb. Nilai Pertumb. Volume Pertumb. Nilai Pertumb. (Ton) (%) (000 US$) (%) (Ton) (%) (000 US$) (%) 1980 46.109-5.475-21 - 35-1981 63.091 36,83 7.833 43,07 134 538,10 59 68,57 1982 68.892 9,19 6.319-19,33 39-70,90 11-81,36 1983 37.601-45,42 4.298-31,98 2-94,87 1-90,91 1984 32.175-14,43 3.615-15,89 0-100,00 0-100,00 1985 40.450 25,72 3.813 5,48 59 100,00 109 100,00 1986 43.273 6,98 3.487-8,55 2-96,61 1-99,08 1987 44.204 2,15 4.791 37,40 96 4.700,00 11 1.000,00 1988 33.116-25,08 4.234-11,63 13-86,46 4-63,64 1989 24.494-26,04 2.518-40,53 7-46,15 4 0,00 1990 16.121-34,18 2.416-4,05 2-71,43 4 0,00 1991 16.451 2,05 2.077-14,03 0-100,00 0-100,00 1992 24.169 46,92 3.214 54,74 0 0,00 0 0,00 1993 23.157-4,19 2.888-10,14 0 0,00 0 0,00 1994 13.521-41,61 2.280-21,05 589 100,00 397 100,00 1995 9.496-29,77 1.671-26,71 4-99,32 34-91,44 1996 5.351-43,65 977-41,53 69 1.625,00 69 102,94 1997 3.220-39,82 589-39,71 36-47,83 40-42,03 1998 2.564-20,37 395-32,94 6-83,33 17-57,50 1999 2.066-19,42 320-18,99 28 366,67 29 70,59 2000 3.919 89,69 446 39,38 90 221,43 46 58,62 2001 5.890 50,29 776 73,99 832 824,44 297 545,65 2002 10.417 76,86 1.183 52,45 509-38,82 337 13,47 2003 6.023-42,18 813-31,28 53-89,59 215-36,20 2004 7.567 25,64 1.035 27,31 30-43,40 82-61,86 2005 3.797-49,82 571-44,83 109 263,33 53-35,37 2006 2.005-47,20 320-43,96 151 38,53 63 18,87 2007 546-72,77 158-50,63 249 64,90 203 222,22 2008 1.017 86,26 299 89,24 108-56,63 93-54,19 2009 1.055 3,74 249-16,72 232 114,81 138 48,39 2010 1.659 57,25 725 191,16 100-56,90 106-23,19 2011 1.534-7,53 449-38,07 117 17,00 121 14,15 2012 1.439-6,19 768 71,05 252 115,38 350 189,26 Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun) 1980-2012 -1,57 3,83 247,11 50,50 1980-2007 -6,80-6,44 287,91 53,39 2008-2012 26,70 59,33 26,74 34,88 Sumber : FAO, diolah Pusdatin 76 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 Lampiran 26. Negara Eksportir Serat Kapas di ASEAN Tahun 1980-2012 Produksi (Ton) Rata-rata Share No Negara 2008 2009 2010 2011 2012 (Ton) (%) Kumulatif (%) 1 Malaysia 1.856 5.805 5.131 106.015 234.876 70.737 85,20 85,20 2 Singapore 7.834 16.106 14.458 678 13 7.818 9,42 94,62 3 Myanmar 0 0 2.319 8.000 0 2.064 2,49 97,10 4 Vietnam 0 0 1.206 1.756 1.271 847 1,02 98,12 5 Lainnya 773 3.475 1.236 1.312 991 1.557 1,88 100,00 ASEAN 10.463 25.386 24.350 117.761 237.151 83.022 100 Sumber : FAO, diolah Pusdatin Lampiran 27. Negara Eksportir Biji Kapas di ASEAN Tahun 1980-2012 Produksi (Ton) Rata-rata Share No Negara 2008 2009 2010 2011 2012 (Ton) (%) Kumulatif (%) 1 Indonesia 971 1.049 1.363 1.526 1.132 1.208 90,11 90,11 2 Cambodia 0 0 290 8 23 64 4,79 94,90 3 Thailand 24 0 0 0 168 38 2,86 97,76 4 Philippines 22 0 0 0 110 26 1,97 99,73 5 Malaysia 0 6 6 0 6 4 0,27 100,00 ASEAN 1.017 1.055 1.659 1.534 1.439 1.341 100 Sumber : FAO, diolah Pusdatin Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 77

2015 OUTLOOK KAPAS Lampiran 28. Negara Importir Serat Kapas di ASEAN Tahun 1980-2012 Produksi (Ton) Rata-rata Share No Negara 2008 2009 2010 2011 2012 (Ton) (%) Kumulatif (%) 1 Indonesia 720.814 570.902 613.036 546.997 610.774 612.505 42,92 42,92 2 Thailand 435.889 349.701 383.746 319.239 305.768 358.869 25,15 68,07 3 Viet Nam 299.156 298.000 357.000 327.000 417.913 339.814 23,81 91,89 4 Malaysia 45.173 55.738 46.886 122.051 249.886 103.947 7,28 99,17 5 Lainnya 11.289 15.400 15.673 10.595 6.149 11.821 0,83 100,00 ASEAN 1.522.023 1.306.049 1.432.024 1.327.347 1.591.405 1.426.955 100 Sumber : FAO, diolah Pusdatin Lampiran 29. Negara Importir Biji Kapas di ASEAN Tahun 1980-2012 Produksi (Ton) Rata-rata Share No Negara 2008 2009 2010 2011 2012 (Ton) (%) Kumulatif (%) 1 Malaysia 36 98 53 79 139 81 50,06 50,06 2 Indonesia 37 51 43 24 107 52 32,39 82,45 3 Thailand 4 52 4 8 0 14 8,41 90,85 4 Cambodia 30 30 0 0 0 12 7,42 98,27 5 Myanmar 1 0 0 6 6 3 1,61 99,88 6 Philippines 0 1 0 0 0 0 0,12 100,00 ASEAN 108 232 100 117 252 162 100 Sumber : FAO, diolah Pusdatin 78 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 Lampiran 30. Perkembangan Ekspor dan Impor Serat Kapas di Dunia Tahun 1980-2012 Tahun Volume Ekspor Pertumb. Nilai Pertumb. Volume Impor Pertumb. Nilai Pertumb. (Ton) (%) (000 US$) (%) (Ton) (%) (000 US$) (%) 1980 4.834.236-7.846.226-5.078.114-8.803.136-1981 4.262.028-11,84 7.327.141-6,62 4.421.045-8.009.527-9,02 1982 4.429.345 3,93 6.393.047-12,75 4.502.708 1,85 6.846.628-14,52 1983 4.271.715-3,56 6.496.165 1,61 4.357.734-3,22 6.863.722 0,25 1984 4.234.901-0,86 7.171.039 10,39 4.497.681 3,21 7.741.498 12,79 1985 4.136.978-2,31 6.026.228-15,96 4.596.957 2,21 6.940.773-10,34 1986 4.694.600 13,48 5.323.921-11,65 4.833.422 5,14 5.729.816-17,45 1987 5.408.870 15,21 6.684.541 25,56 5.607.456 16,01 7.404.576 29,23 1988 4.779.260-11,64 7.506.155 12,29 5.013.890-10,59 8.114.716 9,59 1989 5.894.107 23,33 8.586.176 14,39 5.815.362 15,99 8.868.930 9,29 1990 5.119.641-13,14 8.431.494-1,80 5.098.727-12,32 9.018.980 1,69 1991 4.801.530-6,21 7.755.235-8,02 4.877.596-4,34 8.773.360-2,72 1992 5.874.863 22,35 7.506.537-3,21 5.703.064 16,92 8.054.841-8,19 1993 5.156.337-12,23 5.881.867-21,64 5.526.445-3,10 7.077.625-12,13 1994 6.155.530 19,38 8.355.882 42,06 5.944.948 7,57 8.967.074 26,70 1995 5.815.793-5,52 10.149.258 21,46 5.914.207-0,52 11.634.371 29,75 1996 5.559.027-4,41 9.286.834-8,50 5.951.743 0,63 11.072.133-4,83 1997 5.499.755-1,07 8.912.332-4,03 6.063.424 1,88 10.716.612-3,21 1998 5.729.621 4,18 8.049.629-9,68 5.508.528-9,15 9.039.248-15,65 1999 4.956.160-13,50 5.971.418-25,82 5.225.555-5,14 7.399.415-18,14 2000 5.696.357 14,93 6.436.476 7,79 5.937.734 13,63 7.463.664 0,87 2001 5.969.568 4,80 6.662.069 3,50 5.904.106-0,57 7.447.123-0,22 2002 6.135.505 2,78 6.026.251-9,54 5.634.946-4,56 5.971.982-19,81 2003 6.876.350 12,07 8.532.005 41,58 6.177.031 9,62 7.743.080 29,66 2004 7.373.805 7,23 10.561.482 23,79 7.038.563 13,95 10.709.839 38,31 2005 8.807.502 19,44 10.050.076-4,84 8.293.813 17,83 10.256.418-4,23 2006 9.094.328 3,26 11.271.673 12,16 9.070.461 9,36 11.946.108 16,47 2007 8.720.339-4,11 11.425.707 1,37 8.450.112-6,84 11.625.126-2,69 2008 6.414.405-26,44 9.802.746-14,20 7.577.825-10,32 12.168.531 4,67 2009 6.681.000 4,16 8.995.719-8,23 6.096.496-19,55 8.584.991-29,45 2010 7.753.984 16,06 14.264.671 58,57 7.771.386 27,47 15.054.787 75,36 2011 8.189.038 5,61 20.841.552 46,11 7.859.169 1,13 23.188.180 54,03 2012 9.671.637 18,10 19.767.037-5,16 9.775.729 24,39 22.055.114-4,89 Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun) 1980-2012 2,92 4,72 3,18 5,04 1980-2007 2,81 2,74 2,90 2,28 2008-2012 3,50 15,42 4,62 19,95 Sumber : FAO, diolah Pusdatin Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 79

2015 OUTLOOK KAPAS Lampiran 31. Perkembangan Ekspor dan Impor Biji Kapas di Dunia Tahun 1980-2012 Tahun Volume Ekspor Pertumb. Nilai Pertumb. Volume Impor Pertumb. Nilai Pertumb. (Ton) (%) (000 US$) (%) (Ton) (%) (000 US$) (%) 1980 329.031-58.824-295.595-60.158-1981 153.268-53,42 30.466-48,21 128.071-56,67 28.928-51,91 1982 145.908-4,80 19.854-34,83 126.628-1,13 20.609-28,76 1983 153.035 4,88 19.925 0,36 152.608 20,52 30.789 49,40 1984 219.604 43,50 38.489 93,17 201.794 32,23 44.673 45,09 1985 293.169 33,50 41.443 7,67 272.169 34,87 43.814-1,92 1986 271.969-7,23 28.660-30,84 240.168-11,76 32.890-24,93 1987 313.570 15,30 36.184 26,25 303.175 26,23 46.730 42,08 1988 355.627 13,41 54.394 50,33 325.070 7,22 63.730 36,38 1989 317.068-10,84 50.562-7,04 368.263 13,29 70.174 10,11 1990 406.469 28,20 69.991 38,43 387.388 5,19 85.106 21,28 1991 471.832 16,08 82.783 18,28 422.300 9,01 84.151-1,12 1992 617.565 30,89 103.324 24,81 682.687 61,66 136.002 61,62 1993 712.417 15,36 107.900 4,43 758.463 11,10 143.923 5,82 1994 818.863 14,94 129.404 19,93 801.660 5,70 150.776 4,76 1995 696.395-14,96 123.298-4,72 730.417-8,89 157.762 4,63 1996 803.527 15,38 144.203 16,95 683.044-6,49 162.838 3,22 1997 869.835 8,25 142.151-1,42 846.160 23,88 184.057 13,03 1998 1.060.850 21,96 173.379 21,97 971.020 14,76 193.128 4,93 1999 1.161.131 9,45 186.988 7,85 1.043.118 7,42 198.411 2,74 2000 1.450.919 24,96 215.073 15,02 1.430.182 37,11 240.248 21,09 2001 1.372.704-5,39 212.094-1,39 1.376.947-3,72 233.376-2,86 2002 1.410.086 2,72 225.789 6,46 1.311.760-4,73 224.622-3,75 2003 1.038.371-26,36 197.593-12,49 997.587-23,95 219.970-2,07 2004 1.175.660 13,22 280.473 41,94 1.143.453 14,62 269.172 22,37 2005 1.333.864 13,46 238.007-15,14 1.321.549 15,58 269.110-0,02 2006 1.295.004-2,91 252.482 6,08 1.279.081-3,21 262.786-2,35 2007 1.132.390-12,56 254.014 0,61 1.022.631-20,05 267.933 1,96 2008 902.666-20,29 297.907 17,28 827.295-19,10 305.074 13,86 2009 735.634-18,50 222.405-25,34 728.531-11,94 242.404-20,54 2010 811.332 10,29 258.493 16,23 829.622 13,88 281.823 16,26 2011 1.137.201 40,16 395.394 52,96 1.121.504 35,18 435.124 54,40 2012 1.429.775 25,73 445.440 12,66 1.470.679 31,13 515.451 18,46 Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun) 1980-2012 7,01 9,94 7,78 9,79 1980-1997 8,73 10,21 9,76 11,10 1998-2012 5,06 9,65 5,53 8,30 Sumber : FAO, diolah Pusdatin 80 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 Lampiran 32. Negara Eksportir Serat Kapas di Dunia Tahun 1980-2012 Produksi (Ton) Rata-rata Share No Negara 2008 2009 2010 2011 2012 (Ton) (%) Kumulatif (%) 1 USA 3.012.101 2.553.161 2.962.304 2.774.193 2.760.418 2.812.435 36,33 36,33 2 India 439.612 1.328.222 1.565.501 1.871.156 1.918.283 1.424.555 18,40 54,73 3 Brazil 532.949 504.917 512.498 758.328 1.052.808 672.300 8,68 63,41 4 Australia 225.566 317.239 474.122 796.624 1.212.045 605.119 7,82 71,23 5 Uzbekistan 365.440 227.118 466.306 240.495 343.570 328.586 4,24 75,47 6 Lainnya 1.838.737 1.750.343 1.773.253 1.748.242 2.384.513 1.899.018 24,53 100,00 Dunia 6.414.405 6.681.000 7.753.984 8.189.038 9.671.637 7.742.013 100 Sumber : FAO, diolah Pusdatin Lampiran 33. Negara Eksportir Biji Kapas di Dunia Tahun 1980-2012 Produksi (Ton) Rata-rata Share No Negara 2008 2009 2010 2011 2012 (Ton) (%) Kumulatif (%) 1 Australia 17.611 97.681 138.545 556.691 763.578 314.821 31,38 31,38 2 USA 424.514 213.204 290.013 218.222 178.144 264.819 26,39 57,77 3 Greece 202.051 151.065 156.929 142.332 199.089 170.293 16,97 74,75 4 Turkmenistan 47.000 47.000 47.000 47.000 47.000 47.000 4,68 79,43 5 Pantai Gading 45.516 8.172 36.132 28.135 93.858 42.363 4,22 83,65 6 Lainnya 165.974 218.512 142.713 144.821 148.106 164.025 16,35 100,00 Dunia 902.666 735.634 811.332 1.137.201 1.429.775 1.003.322 100 Sumber : FAO, diolah Pusdatin Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 81

2015 OUTLOOK KAPAS Lampiran 34. Negara Importir Serat Kapas di Dunia Tahun 1980-2012 Produksi (Ton) Rata-rata Share No Negara 2008 2009 2010 2011 2012 (Ton) (%) Kumulatif (%) 1 China 2.311.663 1.804.106 3.123.362 3.576.324 5.380.215 3.239.134 29,30 29,30 2 Turkey 2.110.392 1.526.042 2.836.073 3.362.635 5.134.684 2.993.965 27,08 56,38 3 Indonesia 613.435 753.164 889.165 603.950 613.661 694.675 6,28 62,66 4 Pakistan 720.814 570.902 613.036 546.997 610.774 612.505 5,54 68,21 5 Bangladesh 886.832 397.184 342.814 248.665 242.697 423.638 3,83 72,04 6 Lainnya 3.246.352 2.849.204 3.090.298 3.096.922 3.173.913 3.091.338 27,96 100,00 Dunia 9.889.488 7.900.602 10.894.748 11.435.493 15.155.944 11.055.255 100 Sumber : FAO, diolah Pusdatin Lampiran 35. Negara Importir Biji Kapas di Dunia Tahun 1980-2012 Produksi (Ton) Rata-rata Share No Negara 2008 2009 2010 2011 2012 (Ton) (%) Kumulatif (%) 1 China 1.122 1.219 16.996 378.708 395.451 158.699 15,94 15,94 2 Italy 120.445 146.238 151.291 131.868 152.020 140.372 14,10 30,04 3 Mexico 206.391 91.703 179.536 93.613 123.571 138.963 13,96 44,00 4 Republic of Korea 103.279 97.620 117.663 127.296 151.478 119.467 12,00 56,00 5 Japan 133.173 110.605 115.465 112.974 115.740 117.591 11,81 67,81 6 Lainnya 262.885 281.146 248.671 277.045 532.419 320.433 32,19 100,00 Dunia 827.295 728.531 829.622 1.121.504 1.470.679 995.526 100 Sumber : FAO, diolah Pusdatin 82 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 Lampiran 36. Hasil Proyeksi Penawaran Kapas di Indonesia Tahun 2015-2019 dengan Model Double Exponential Smoothing Double Exponential Smoothing for produksi Data produksi Length 35 Smoothing Constants Alpha (level) 0.821303 Gamma (trend) 0.027586 Accuracy Measures MAPE 36 MAD 2587 MSD 16267124 Forecasts Period Forecast Lower Upper 36 1061.80-5275.8 7399.4 37 844.48-7772.9 9461.8 38 627.15-10434.1 11688.4 39 409.83-13171.3 13990.9 40 192.50-15948.8 16333.8 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 83

2015 OUTLOOK KAPAS Lampiran 37. Hasil Proyeksi Permintaan Kapas di Indonesia Tahun 2015-2019 dengan Model Double Exponential Smoothing Data permintaan Length 35 Smoothing Constants Alpha (level) 1.01196 Gamma (trend) 0.05420 Accuracy Measures MAPE 13 MAD 56212 MSD 5912714169 Forecasts Period Forecast Lower Upper 36 690016 552298 827734 37 708086 496033 920139 38 726156 436117 1016195 39 744226 374856 1113596 40 762296 312961 1211630 84 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 Lampiran 38. Hasil Proyeksi Ketersediaan Serat Kapas di ASEAN Tahun 2015-2019 dengan Model Trend Quadratic Trend Analysis for serat kapas ASEAN Data serat kapas Length 33 NMissing 0 Fitted Trend Equation Yt = 218948 + 57994*t - 602*t**2 Accuracy Measures MAPE 9 MAD 81802 MSD 9916037788 Forecasts Period Forecast 34 1494463 35 1510897 36 1526126 37 1540151 38 1552970 39 1564585 40 1574996 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 85

2015 OUTLOOK KAPAS Lampiran 39. Hasil Proyeksi Ketersediaan Biji Kapas di ASEAN Tahun 2015-2019 dengan Model Trend Quadratic Trend Analysis for biji kapas ASEAN Data biji kapas Length 33 NMissing 0 Fitted Trend Equation Yt = 147778-6214*t + 298.1*t**2 Accuracy Measures MAPE 16 MAD 26305 MSD 1195656563 Forecasts Period Forecast 34 281098 35 295453 36 310404 37 325951 38 342094 39 358833 40 376169 86 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

OUTLOOK KAPAS 2015 Lampiran 40. Hasil Proyeksi Ketersediaan Serat Kapas di Dunia Tahun 2015-2019 dengan Model Double Exponential Smoothing Double Exponential Smoothing for serat kapas dunia Data serat kapas Length 33 Smoothing Constants Alpha (level) 0.666759 Gamma (trend) 0.078134 Accuracy Measures MAPE 7.93929E+00 MAD 1.51403E+06 MSD 3.79656E+12 Forecasts Period Forecast Lower Upper 34 26693429 22984118 30402740 35 27167817 22574415 31761220 36 27642205 22084613 33199798 37 28116594 21549902 34683285 38 28590982 20988143 36193821 39 29065370 20409042 37721698 40 29539758 19818236 39261280 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 87

2015 OUTLOOK KAPAS Lampiran 41. Hasil Proyeksi Ketersediaan Biji Kapas di Dunia Tahun 2015-2019 dengan Model Double Exponential Smoothing Double Exponential Smoothing for biji kapas Data biji kapas Length 33 Smoothing Constants Alpha (level) 0.728369 Gamma (trend) 0.066869 Accuracy Measures MAPE 7.95291E+00 MAD 2.81936E+06 MSD 1.28879E+13 Forecasts Period Forecast Lower Upper 34 52010758 45103457 58918058 35 53052860 44183952 61921767 36 54094961 43100665 65089258 37 55137063 41932446 68341680 38 56179165 40715673 71642656 39 57221266 39468871 74973661 40 58263368 38202316 78324420 88 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian