KONVERSI ENERGI ANGIN MENJADI ENERGI LISTRIK DALAM SKALA LABORATORIUM

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KINERJA KINCIR ANGIN SEDERHANA DENGAN DUA SUDU POROS HORIZONTAL

BAB III METODE PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN. yang penulis rancang ditunjukkan pada gambar 3.1. Gambar 3.

PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Pengaruh Variasi Pembebanan Pada Poros Utama Turbin Angin Terhadap Putaran, Daya Listrik, dan Kinerja Turbin Angin Golden Blade

ANALISIS EFISIENSI JUMLAH BLADE PADA PROTOTYPE TURBIN ANGIN VENTURI

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN KECEPATAN ANGIN TERHADAP EFISIENSI DAYA & PUTARAN KRITIS PADA MINI WIND CATCHER

STUDI EKSPERIMENTAL SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK PADA VERTICAL AXIS WIND TURBINE

PENGUJIAN PROTOTYPE ALAT KONVERSI ENERGI MEKANIK DARI LAJU KENDARAAN SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK DENGAN VARIASI PEMBEBANAN INTISARI

BAB II LANDASAN TEORI

RANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SUMBU VERTIKAL DI DESA KLIRONG KLATEN Oleh Bayu Amudra NIM:

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

PENGARUH LEBAR BLADE TERHADAP KINERJA TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH JUMLAH BLADE DAN VARIASI PANJANG CHORD TERHADAP PERFORMANSI TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL (TASH)

BAB 4 PENGUJIAN, DATA DAN ANALISIS

PERANCANGAN KINCIR ANGIN TIPE AXIAL SEBAGAI PEMBANGKIT TENAGA LISRIK

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-satu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

KAJI EKSPERIMENTAL TURBIN ANGIN PEMBANGKIT LISTRIK TIPE SAVONIUS JENIS SPLIT S DENGAN SISTEM MAGNETIC LEVITATION SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

Tabel 4.1. Hasil pengujian alat dengan variasi besar beban. Beban (kg)

NASKAH PUBLIKASI DESAIN GENERATOR AXIAL KECEPATAN RENDAH MENGGUNAKAN 8 BUAH MAGNET PERMANEN DENGAN DIMENSI 10 X 10 X 1 CM

Pemanfaatan Energi Angin Pada Sepeda Motor Bergerak Untuk Menyalakan Lampu

PEMBANGKIT LISRIK TENAGA ANGIN. Nama : M. Beny Djaufani ( ) Ardhians A. W. ( Benny Kurnia ( Iqbally M.

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN KINCIR ANGIN SAVONIUS TIPE L SEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN

STUDI ORIENTASI PEMASANGAN PANEL SURYA POLY CRYSTALLINE SILICON DI AREA UNIVERSITAS RIAU DENGAN RANGKAIAN SERI-PARALEL

PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE ALUMINIUM TIPE FALCON TERHADAP UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbines (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT

PENGARUH SUDUT BLADE TERHADAP KINERJA TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

KONVERSI ENERGI CAHAYA MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK MENGGUNAKAN DIODA SILIKON 6A10 MIC. Retno Wulandari*, Maksi Ginting, Antonius Surbakti

Universitas Medan Area

Studi Eksperimental tentang Karakteristik Turbin Angin Sumbu Vertikal Jenis Darrieus-Savonius

PENGARUH VARIASI JUMLAH BLADE TERHADAP AERODINAMIK PERFORMAN PADA RANCANGAN KINCIR ANGIN 300 Watt

SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SKALA KECIL PADA BANGUNAN BERTINGKAT

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE AIRFOIL CLARK-Y FLAT BOTTOM PADA UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT

Kata Kunci : PLTMH, Sudut Nozzle, Debit Air, Torsi, Efisiensi

MAKALAH PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TIPE HORISONTAL DUA KIPAS DELAPAN BILAH DENGAN GENRATOR AXIAL. Disusun Oleh : WAHYU SETIAWAN D

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi masyarakat. Salah satu manfaatnya adalah untuk. penerangan. Keadaan kelistrikan di Indonesia sekarang ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan wilayah Indonesia yang begitu beragamnya sumber energi

Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin Menggunakan Kincir Angin Sumbu Vertikal untuk Beban Rumah Tinggal

DESAIN DAN UJI UNJUK KERJA KINCIR ANGIN ABSTRACT

PEMANFAATAN TENAGA PUTARAN KIPAS AIR CONDISIONER ( AC ) UNTUK MENDAPATKAN ENERGI LISTRIK.

Pemanfaatan Turbin Ventilator yang Terpasang Pada Atap Rumah Sebagai Pembangkit Listrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Perancangan Sistem Pembangkit Listrik Sepeda Hybrid Berbasis Tenaga Pedal dan Tenaga Surya

PENGARUH SERAPAN SINAR MATAHARI OLEH KACA FILM TERHADAP DAYA KELUARAN PLAT SEL SURYA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB II LANDASAN TEORI

Muizzul Fadli Hidayat (1), Irfan Syarif Arief, ST.MT (2), dan Ir. Tony Bambang Musriyadi, PGD (3)

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Desain Turbin Angin Sumbu Horizontal

Bab IV Analisis dan Pengujian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGUJIAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER DAYA LISTRIK KOMBINASI DARI SOLAR PANEL DAN TURBIN SAVONIUS

Pengaruh Variasi Ketinggian Aliran Sungai Terhadap Kinerja Turbin Kinetik Bersudu Mangkok Dengan Sudut Input 10 o

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH SUDUT PITCH TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN DARRIEUS-H SUMBU VERTIKAL NACA 0012

BAB II LANDASAN TEORI

1 BAB I PENDAHULUAN. energi alternatif yang dapat menghasilkan energi listrik. Telah diketahui bahwa saat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DESAIN MODUL PENGUKURAN POTENSI POMPA LISTRIK TENAGA ANGIN (STUDI KASUS PTL-ANGIN KAPASITAS 100 WATT)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

BAB III PERANCANGAN SISTEM

RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN TURBIN PELTON MINI BERTEKANAN 7 BAR DENGAN DIAMETER RODA TURBIN 68 MM DAN JUMLAH SUDU 12

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN AWAL GENERATOR AXIAL MAGNET PERMANEN KECEPATAN RENDAH

PENGUJIAN PRESTASI KINCIR AIR TIPE OVERSHOT DI IRIGASI KAMPUS UNIVERSITAS RIAU DENGAN PENSTOCK BERVARIASI

Pengujian Kincir Angin Horizontal Type di Kawasan Tambak sebagai Energi Listrik Alternatif untuk Penerangan

OPTIMASI DAYA TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN VARIASI CELAH DAN PERUBAHAN JUMLAH SUDU

Karakterisasi Turbin Angin Poros Horizontal Dengan Variasi Bingkai Sudu Flat Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Angin

MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN DAN SURYA SKALA KECIL UNTUK DAERAH PERBUKITAN

Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan Memanfaatkan Kecepatan Angin Rendah

ABSTRAK PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN BANGUN PEMBUAT INVERTER UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pulau Gili Ketapang Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo

PENGEMBANGAN METODE PENENTUAN KARAKTERISTIK RANCANGAN AWAL ROTOR TURBIN ANGIN

Air menyelimuti lebih dari ¾ luas permukaan bumi kita,dengan luas dan volumenya yang besar air menyimpan energi yang sangat besar dan merupakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. prasyarat utama untuk meningkatkan standar hidup masyarakat. 1

TURBIN ANGIN POROS VERTIKAL UNTUK PENGGERAK POMPA AIR

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN DENGAN TURBIN VENTILATOR SEBAGAI PENGGERAK GENERATOR

Rancang Bangun Generator Portable Fluks Aksial Magnet Permanen Jenis Neodymium (NdFeB)

DESAIN DAN IMPLEMENTASI TEST BENCH TURBIN ANGIN UNTUK MENGETAHUI KARAKTERISTIK TURBIN ANGIN

9. Gambar disamping adalah,

DAYA KELUARAN PANEL SURYA SILIKON POLI KRISTALIN PADA CUACA NORMAL DAN CUACA BERASAP DENGAN SUSUNAN ARRAY PARALEL

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

ANALISIS KINERJA RODA AIR ALIRAN BAWAH SUDU LENGKUNG 180 o UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK

1. BAB I PENDAHULUAN

PENENTUAN BESAR ENERGI LISTRIK AKI DENGAN MEMVARIASIKAN JUMLAH AIR SULING (H 2 O) DAN ASAM SULFAT (H 2 SO 4 )

UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDU PENGARAH ALIRAN (GUIDE VANE) TERHADAP DAYA PADA TURBIN SAVONIUS SKRIPSI

DESAIN SISTEM MONITORING KELUARAN GENERATOR MAGENT PERMANEN PADA SEPEDA STATIS DENGAN MIKROKONTROLER ABSTRAKSI

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012

Prestasi Kincir Angin Savonius dengan Penambahan Buffle

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN

DESAIN GENERATOR MAGNET PERMANEN KECEPATAN RENDAH UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN ATAU BAYU (PLTB)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

ANALISIS EFISIENSI GENERATOR PADA WIND TURBINE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS POTENSI KINCIR ANGIN SAVONIUS SEBAGAI PENGGERAK POMPA SUBMERSIBLE

OPTIMASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ARUS LAUT MENGGUNAKAN SISTEM TURBIN SAVONIUS TERMODIFIKASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

KONVERSI ENERGI ANGIN MENJADI ENERGI LISTRIK DALAM SKALA LABORATORIUM Febrielviyanti*, Maksi Ginting, Zulkarnain Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus Bina widya Pekanbaru, 28293, Indonesia *fheby.febrielviyanti@gmail.com ABSTRACT The convertion of wind energy into electrical energy in laboratory is experimentally conducted, to the source of the wind came from the fan, which then flowed into a tunnel. The generator used is bicycle dynamo with voltage output of 12 Volt. The wind speed against the tunnel lenght increases when the length are 0,90 m, 0,75 m, and 0,60 m, and decrease on 0,45 m and 0,30 m. The decrease of wind speed occur because of fan vibration, unregularity of tunnel surface area and turbulence. The wind speed is observed to be the largest on the length of 0,60 m with the wind speed at the level of the third button of fan its average speed of 4,16 m/s with generator power, torque and efficiency are 9,47 10 3 Watt, 2,63 10 1 Nm and 0,30% respectively. The current and voltage output produced by generator is AC current and voltage and resulte 72,85 ma dan 0,13 Volt, therefore to convert they into DC current and voltage output, effective current and voltage equation is applied which get 0,05 Ampere and 0,09 Volt. Keywords: energy convertion, wind energy, bicycle dynamo ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang konversi energi angin menjadi energi listrik dalam skala laboratorium dengan menggunakan metode eksperimen, dengan sumber angin berasal dari kipas angin, yang dialirkan melalui terowongan. Generator yang digunakan adalah dinamo sepeda yang mempunyai tegangan 12 volt. Kecepatan Angin terhadap panjang terowongan pada jarak 0,90 m, 0,75 m dan 0,60 m semakin meningkat, sementara pada jarak 0,45 m dan 0,30 m menurun. Penurunan yang terjadi disebabkan oleh getaran kipas, ketidak teraturannya luas permukaan terowongan dan terjadinya turbulensi. Kecepatan angin yang paling besar terjadi pada jarak 0,60 m pada tombol 3 dengan rata-rata 4,16 m/s dengan daya, torsi dan efisiensi yang dihasilkan yaitu 9,47 10 3 Watt, 2,63 10 1 Nm dan 0,30%. Arus dan tegangan yang dihasilkan generator berupa arus dan tegangan bolak-balik JOM FMIPA VOLUME 2 NO.1 FEBRUARI 2015 228

yaitu 72,85 ma dan 0,13 Volt, sedangkan untuk arus dan tegangan searah yaitu 0,05 Ampere dan 0,09 Volt. Kata kunci: Konversi energi, Energi angin, Dinamo sepeda PENDAHULUAN Energi angin merupakan sumber daya alam yang dapat diperoleh secara cuma-cuma yang jumlahnya melimpah dan tersedia terus-menerus sepanjang tahun. Turbin angin tunggal dapat menggantikan emisi gas yang setara dengan 1000 Ton CO₂, hal ini berdasarkan pada pembangkit listrik menggunakan minyak tahun 1999 di dunia. Turbin angin yang diganti dengan pembangkit listrik bahan batu bara, akan dapat menghindari emisi CO 2 sebesar 1930 Ton (Chang, 2002). Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki sekitar 17.500 pulau dan panjang garis pantainya lebih dari 81.290 km. Potensi energi angin di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 9,3 GW dan total kapasitas yang baru terpasang sekitar 0,5 MW (Daryanto, 2007). Perkembangan energi angin di Indonesia masih tergolong kecepatan angin rendah, salah satu penyebabnya adalah kecepatan angin rata-rata di wilayah Indonesia masih tergolong kecepatan angin rendah. Data dari stasiun pengukuran BMG menunjukkan bahwa 50 lebih lokasi memiliki kecepatan angin 3-5 m/s, sementara LAPAN menunjukkan bahwa hasil pengukuran kecepatan angin dari 30 lebih lokasi memiliki kecepatan antara 3-5 m/s. Prinsip kerja turbin angin untuk menghasilkan energi listrik adalah mengubah energi kinetik pada angin yang dapat menggerakkan baling-baling menjadi energi mekanis pada turbin. Baling-baling tersebut berputar pada porosnya, sehingga dapat mengubah energi kinetik putar menjadi energi listrik. Berdasarkan pengaruh kecepatan angin terhadap putaran turbin, arus dan tegangan maka kerja dari turbin angin dapat dilihat dari daya, torsi dan efisiensi yang dihasilkannya. Penelitian tentang konversi energi angin menjadi energi listrik dalam skala laboratorium dapat dilakukan untuk membuktikannya, sehingga energi ini kedepannya dapat diteliti dalam skala yang lebih besar. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen. Penjelasan tentang metode penelitiannya secara jelas dapat dilihat pada diagram alir Gambar 1. Penelitian diawali dengan dilakukannya pembuata alat, selajutnya melakukan pengambilan data. Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin adalah anemometer, dimana alat ini diletakkan pada posisi yang akan diukur yaitu diatas dan bawah muka terowongan. Pengukuran selanjutnya, mengukur kecepatan putar kincir dengan tachometer yaitu dengan menembakkan sinar laser pada stiker putih yang ditempel pada salah satu bilah kincir. Pengukuran arus dan tegangan menggunakan dua JOM FMIPA VOLUME 2 NO.1 FEBRUARI 2015 229

Multimeter, dimana pengukurannya dihubungkan secara paralel agar ke dua Multimeter terhubung dengan generator. Daya generator Torsi Tegangan Pembelian alat dan bahan Pembuatan kincir (turbin angin) & merangkai di lantai Pembuatan terowongan angin Pengujian alat penelitian Pengambilan data Pengolahan data Analisa data Kesimpulan dan saran Kecepatan angin Kecepatan kincir Arus dan tegangan Gambar 1. Diagram alir penelitian Waktu pengukuran dilakukan selama 60 sekon setiap data untuk 10 kali pengambilan data pada tachometer dan multimeter, sedagkan anemometer dilakukan selama 120 sekon setiap datanya untuk 10 kali pegambilan data setiap posisi anemometer. Pengolahan data dapat dilakukan berdasarkan landasan teori yaitu daya generator, torsi dan efisiensi. Pada penelitian konversi energi angin menjadi energi listrik dalam skala laboratorium, pengambilan data dilakukan dengan menggunakan tiga variasi kecepatan angin yang diatur melalui tombol kipas angin, yaitu tombol 1, 2 dan 3. Data yang diperoleh dari pengamatan tersebut akan dianalisa dan diolah dengan acuan teori yang ada pada landasan teori, sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan dari penelitian tersebut. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan pada penelitian konversi energi angin menjadi energi listrik dalam skala laboratorium dilakukan deengan metode eksperimen yaitu turun langsung untuk membuat alat dan mengukurnya. Data hasil pengamatan yang ditampilkan pada grafik adalah ratarata yang telah di ukur setiap 60 sekon untuk pengambilan sepuluh data. Hasil pengamatan yang didapat berupa hubungan antara kecepatan angin terhadap jarak, torsi, efisiensi, daya generator AC dan daya generator DC. jarak terhadap kecepatan dapat dilihat pada Gambar 2, yaitu pada jarak 0,90 m, 0,75 m dan 0,60 m mengalami peningkatan, tetapi pada jarak 0,45 m dan 0,30 m mengalami penurunan. Pengukuran ini juga sama pada kecepatan yang berbeda yaitu pada tombol 1, 2 dan 3. JOM FMIPA VOLUME 2 NO.1 FEBRUARI 2015 230

Gambar 2. Hubungan jarak terhadap kecepatan angin Faktor penyebab pada jarak 0,45 m dan 0,30 m menurun adalah terjadi getaran dan ketidak teraturan permukaan terowongan. Getaran yang terjadi diakibatkan oleh kipas angin yang diletakkan di dalam terowongan sehingga melekat, sedangkan ketidakteraturan permukaan terowongan dapat terjadi pada saat pemasangan terowongan yang kurang rapi. Turbulesi menjadi penyebab utamanya, karena angin yang dihasilkan dari kipas angin dekat dengan permukaan yang dilewati. kecepatan angin terhadap torsi semakin besar, hal ini dapat dilihat pada Gambar 3. Torsi yang dihasilkan yaitu 2,63 10 1 Nm, pada keecepatan angin ratarata terbesarnya 4,16 m/s. Kecepatan angin terhadap torsi saling berhubungan. Kecepatan angin semakin meningkat maka daya yang dihasilkan juga semakin meningkat. Meningkatnya daya tersebut mengakibatkan torsinya juga meningkat, kecepatan angin dilihat dari tombol 1, 2 dan 3 saling berbanding lurus, karena pada jarak yang sama kecepatan anginnya semakin meningkat. Gambar 3. Hubungan kecepatan angin terhadap torsi pada AC Kecepatan angin maksimal terlihat pada tombol 3 pada kecepatan angin 3,42 m/s sampai 4,16 m/s sedangakan pada kecepatan 3,40 m/s ke 3,42 m/s kenaikan kecepatannya berbeda, karena pada saat itu terjadi pergantian kecepatan dari tombol 2 ke 3. keecepatan angin terhadap efisiensi pada AC dapat dilihat pada Gambar 4, semakin besar kecepatan anginnya maka efisiensi yang dihasilkan pun semakin besar. Gambar 4. Hubungan kecepatan angin terhadap efisiensi pada AC JOM FMIPA VOLUME 2 NO.1 FEBRUARI 2015 231

Torsi yang paling besar terdapat pada kecepatan kincir tombol 3 yaitu 4,16 m/s dengan torsi 0,30 %. Kecepatan angin yang semakin meningkat menyebabkan efisiensi yang dihasilkan pun semakin meningkat. Efisiensi yang dihasilkan dipengaruhi oleh panjang atau tidaknya jari-jari bilah yang ada pada sumber angin (kipas angin), hal ini sesuai dengan rumus efisinsi dan daya keluaran pada daya generator dengan daya masukan pada sumber angin. kecepatan angin terhadap daya generator pada AC dapat dilihat pada Gambar 5, semakin besar kecepatan anginnya maka kecepatan daya yang dihasilkan pun semakin besar, hal ini berhubungan dengan data sebelumnya yaitu arus dan tegangan. Kecepatan angin yang terbesar yaitu rata-ratanya 4,16 m/s, menghasilkan daya generator sebesar 9,47 10 3 Watt. terhadap daya generator pada tombol 1 dan 2 mengalami kenaikan yang sama atau saling tegak lurus, sedangkan pada tombol 3 kenaikan yang terjadi berbeda. Perbedaan pada tombol 3 diakibatkan oleh pergantian dari tombol 2 ke tombol 3 dihidupkan tanpa jeda yang membuat kecepatan anginnya pada 3,40 m/s ke 3,42 m/s semakin besar. Kenaikan grafik pada kecepatan angin 3,42 m/s sampai 4,16 m/s semakin meningkat, hal ini di akibatkan pada saat itu tiba-tiba arus tegangan listrik PLN meningkat. kecepatan angin terhadap daya generator pada DC dapat dilihat pada Gambar 6, hubungannya sama dengan AC. Semakin besar kecepatan anginnya maka semakin besar pula daya yang dihasilkannya. Kecepatan angin 4,16 m/s menghasilkan daya generator pada DC sebesar 0,45 10 2 Watt, hal ini karena arus dan tegangan AC dirubah menjadi DC maka daya yang dihasilkan pun lebih kecil. Gambar 5. Hubungan kecepatan angin terhadap gaya generator pada AC Tingginya tegangan dan arus generator listrik yang dihasilkan akan menghasilkan daya generator listrik yang semakin meningkat, Kecepatan angin Gambar 5. Hubungan kecepatan angin terhadap gaya generator pada DC Semakin besar kecepatan angin yang dihasilkan, maka semakin besar juga daya generatornya. Perbedaan antara JOM FMIPA VOLUME 2 NO.1 FEBRUARI 2015 232

hubungan AC dengan DC, terletak pada rumus arus dan tegangan yang di gunakan yaitu pada hubungan DC, arus dan tegangan bolak-balik efektif yang dihasilkan pada multimeter dapat dirubah menjadi arus dan tegangan searah. Kecepatan angin terhadap daya generator pada tombol 1 dan 2 mengalami kenaikan yang sama atau saling tegak lurus. Kecepatan angin pada tombol 3 mengalami kenaikan hampir linier yaitu pada kecepatan angin 3,42 m/s sampai 4,16 m/s. Kecepatan angin antara 3,40 m/s ke 3,42 m/s tidak mengalami kecepatan yang hampir linier seperti kecepatan tombol 3 lainnya, karena pergantian dari tombol 2 ke tombol 3 dihidupkan tanpa jeda yang mengalami kecepatan yang berbeda. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pengamatan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kecepatan angin terhadap jarak terowongan 0,90 m, 0,75 m dan 0,60 m semakin meningkat, yaitu pada jarak 0,90 m menghaasilkan kecepatan angin sebesar 3,03 m/s, 3,32 m/s dan 3,42 m/s. Kecepatan angin pada jarak 0,75 m menghasilkan kecepatan angin sebesar 3,15 m/s, 3,38 m/s dan 3,61 m/s. Kecepatan angin pada jarak 0,60 m menghasilkan kecepatan angin seebesar 3,49 m/s, 3,80 m/s dan 4,16 m/s. 2. Kecepatan angin terhadap jarak terowongan menurun pada jarak 0,45 m yang menghasilkan kecepatan angin sebesar 3,43 m/s, 3,78 m/s daan 3,93 m/s. Kecepatan angin pada jarak 0,30 m menghasilkan kecepatan angin sebesar 3,12 m/s, 3,19 m/s dan 3,40 m/s. Penurunan yang terjadi disebabkan oleh getaran kipas yang terjadi pada terowongan, ketidak teraturannya luas permukaan terowongan dan terjadinya turbulensi di dalam terowongan. 3. Kecepatan kincir akan semakin meningkat, jika kecepatan anginnya meningkat. Besar atau kecilnya kecepatan putar kincir yang dihasilkan dipengaruhi oleh gearrantai yang ada dibelakang kincir, karena gear-rantai tersebut termasuk beban yang dapat memperlambat gerak kincir. 4. Hubungan kecepatan angin terhadap daya generator dan torsi semakin meningkat, karena daya generator dipengaruhi oleh arus dan tegangan yang semakin meningkat. Besarnya torsi dipengaruhi oleh daya generator dan kecepatan putar kincir. Daya generator yang besar berada pada kecepatan angin 4,16 m/s dengan dayanya 9,47 10 3 Watt dan torsinya 2,63 10 1 Nm. 5. Kecepatan kincir semakin meningkat, sehingga efisiensi yang dihasilkan meningkat. Efisiensi terbesar pada kecepatan angin 4,16 m/s dengan efisiensinya 0,30%. 6. Arus dan tegangan yang dihasilkan berupa arus dan tegangan bolak-balik yaitu 72,85 ma dan 0,13 Volt pada kecepatan angin terbesar 4,16 m/s, sedangkan untuk arus dan tegangan searah yang dihasilkan yaitu 0,05 Ampere dan 0,09 Volt. JOM FMIPA VOLUME 2 NO.1 FEBRUARI 2015 233

DAFTAR PUSTAKA Chang, L. 2002. Wind Energy Conversion Systems. IEEE Canadian Review - Spring / Printemps. University of N. Brunswick. Daryanto, Y. 2007. Kajian Potensi Angin Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu. Balai PPTAGG UPT LAGG. JOM FMIPA VOLUME 2 NO.1 FEBRUARI 2015 234