BAB I PENDAHULUAN. kesulitan pula dalam memproduksi suara atau bunyi bahasa yang terdapat. menerima konsep-konsep ilmu pengetahuan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

2016 PENERAPAN TEKNIK MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SAINS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan fungsi pendidikan nasional peran guru menjadi kunci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. IPA merupakan mata pelajaran yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka

BAB I PENDAHULUAN. IPA merupakan mata pelajaran yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang. alam yang dekat dengan kehidupan siswa SD.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebabkan penyakit, kecelakaan, atau sebab lain yang tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. belajar dari teori kognitif (Efi, 2007). Pendidikan Biologi diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta komunikasi menjadi

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yaitu dengan menempuh proses pembelajaran. juga dikembangkan seperti dibuatnya metode-metode baru dalam belajar

BAB I PENDAHULUAN. diorganisasikan dan diarahkan pada pencapaian lima pilar pengetahuan: belajar

2014 PENGARUH METODE FIELD TRIP TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. berkompetensi di era global. Upaya yang tepat untuk meningkatkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

siswa yang memilih menyukai pelajaran fisika, sedangkan 21 siswa lagi lebih memilih pelajaran lain seperti bahasa Indonesia dan olahraga, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) agar siswa memahami konsep-konsep IPA secara sederhana dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah upaya sadar dan terencana dalam proses pembimbingan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi serta kesenian. Kurikulum sebagai rancangan. dengan perkembangan yang ada dalam masyarakat.

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK KERJA BENGKEL DI SMKN 4 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah I Nyoman Sumertna, 2013

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008: 26). keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Proses pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Putri Permatasari, 2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. faktor mempengaruhi keberhasilan pendidikan tanpa diketahui faktor

PENERAPAN STRATEGI NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 TAWANGMANGU TAHUN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata pelajaran yang membosankan. Tidak heran jika sampai

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU Dahyana SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Permainan adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kognitifnya. Costa (1988) mengkategorikan proses pembelajaran menjadi tiga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. (Langeveld, dalam Hasbullah, 2009: 2). Menurut Undang-Undang Republik. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran selama ini dan sistem pembelajaran yang. mudah. Diperlukan peran aktif guru sebagai pendidik untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. tentang apa yang telah kita kerjakan. Energi didefinisikan oleh ilmuwan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

I. PENDAHULUAN. Pembahasan pada bab pendahuluan ini akan disampaikan beberapa hal pokok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pradja. AL

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 1 Binangga Kecamatan Marawola Palu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi Awal

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran IPA. Selain itu mata pelajaran IPA sebagai objek penelitian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang- Undang tentang sistem pendidikan nasional No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Laharja Ridwan Mustofa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar yang dicapai siswa tidak dapat lepas dari peran guru.

I. PENDAHULUAN. jenjang pendidikan menengah, sehingga tanggung jawab para pendidik di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berhitung merupakan aspek yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia guna

BAB I PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, sistem penilaian dan pengelolaan pendidikan. Pembenahan semua komponen pendidikan, pada tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditempuh oleh anak, anak juga dituntut untuk mengalami

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa berarti terampil menyimak (mendengarkan), terampil berbicara,

MIFTAHUDIN NIM. A

BAB I PENDAHULUAN. lain. Pada masyarakat modern dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu. menulis dan membaca merupakan komunikasi tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. (Yogyakarta: Kepel Press, 2013), hlm Haryono, Pembelajaran IPA Yang Menarik dan Mengasyikkan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

I. PENDAHULUAN. Belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah bahasa dalam dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerusakan pendengaran membawa akibat dalam perkembangan bahasa. Selain itu, konsekuensi akibat gangguan pendengaran bagi penderita adalah mengalami kesulitan dalam menerima segala macam rangsang atau peristiwa bunyi yang ada disekitarnya dan penderita akan mengalami kesulitan pula dalam memproduksi suara atau bunyi bahasa yang terdapat disekitarnya. Sementara itu, bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang terintegrasi. Anak tunarungu memiliki hambatan dalam perolehan bahasa sehingga anak tunarungu mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan menerima konsep-konsep ilmu pengetahuan. Kesulitan yang dialami anak tunarungu dalam memahami konsepkonsep ilmu pengetahuan menyebabkan rendahnya pencapaian hasil belajar anak tunarungu di sekolah. Di sekolah, anak menerima informasi melalui materi pelajaran yang tersaji sesuai dengan kurikulum yang digunakan pada sekolah tersebut. Kurikulum yang digunakan bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik yang menempuh pendidikan di sekolah. Bagi anak tunarungu yang bersekolah di sekolah inklusi, harus mampu beradaptasi dengan proses pembelajaran. Anak tunarungu harus memahami setiap detail cakupan materi pelajaran yang diajarkan. Padahal, buku paket yang ada berisi banyak materi pelajaran yang terdiri dari susunan kalimat yang sangat banyak dan hanya sedikit gambar-gambar yang memperjelas 1

materi. Hal tersebut mengakibatkan anak tunarungu mengalami kesulitan dalam mencari inti dari materi pelajaran yang diajarkan oleh guru. Berdasarkan hasil observasi di ruang kelas IV SD N Gejayan dalam pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA), anak tunarungu ditempatkan satu kelas bersama anak-anak normal lainnya. Guru hanya menjelaskan dan menuliskan materi di papan tulis, anak menuliskannya di buku tulis masingmasing, dan anak diberikan tugas mengerjakan soal-soal latihan. Proses pembelajaran yang dilakukan guru tidak melibatkan anak secara aktif sehingga anak kurang mendapatkan pengalaman belajar. Guru juga tidak menggunakan media pembelajaran untuk menunjang proses pembelajaran IPA. Oleh karena itu, anak kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga materi pelajaran yang diserap anak kurang dari 50% dari yang diajarkan guru. Guru berperan penting dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Kemampuan guru dalam menerapkan metode pembelajaran dan penggunaan media pembelajaran sangat mendukung proses pembelajaran yang berpengaruh pada prestasi belajar peserta didiknya. Namun pada kenyataannya, prestasi belajar IPA anak tunarungu kelas IV di SD N Gejayan sangat rendah. Hal ini terbukti dari nilai beberapa ulangan harian di semester gasal, anak tunarungu mendapatkan nilai rata-rata 35. Nilai rata-rata tersebut masih jauh di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan di SD N Gejayan yaitu 65 untuk mata pelajaran IPA. Hal ini terjadi karena penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat sehingga 2

mengakibatkan sedikitnya materi pelajaran IPA yang diterima dan dipahami anak tunarungu. Proses pembelajaran IPA kelas IV di SD N Gejayan masih bersifat konvensional atau teacher centered, di mana guru lebih banyak memegang kendali dan hanya terjadi komunikasi satu arah. Guru berperan aktif, sedangkan anak duduk menerima secara pasif informasi pengetahuan yang diberikan guru. Hal tersebut membuat kreativitas dalam mengemukakan ide dan proses pembentukan pemahaman anak tunarungu terhadap materi menjadi terhambat sehingga prestasi belajar anak tunarungu rendah dan masih dibawah rata-rata. Anak tunarungu memerlukan metode pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran, terutama metode yang dapat melibatkan anak secara aktif dan menumbuhkan kreativitas anak tunarungu sehingga anak tunarungu mampu memahami materi yang telah diajarkan oleh guru. Anak tunarungu juga memerlukan metode yang dapat membantu memahami inti dari materi pelajaran yang diajarkan oleh guru. Selain itu, mengingat anak tunarungu berada di sekolah inklusi dan belajar bersama dengan anak normal, maka diperlukan pembelajaran remedial agar permasalahan dapat diatasi secara optimal. Metode pembelajaran yang dapat mengupayakan hal tersebut adalah metode mind map. Metode mind map membantu anak agar lebih memusatkan perhatiannya terhadap materi yang sedang diajarkan. Metode mind map juga dapat meningkatkan kreativitas dan daya cipta anak tunarungu sehingga anak 3

tunarungu terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu, metode mind map membantu anak tunarungu memahami inti dari materi pelajaran dengan menggunakan kalimat dan kata-kata sederhana yang mudah dipahami anak tunarungu. Berdasarkan analisis di atas, akan lebih baik jika metode mind map dapat diterapkan dalam proses pembelajaran IPA. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian tentang penggunaan metode mind map untuk meningkatkan prestasi belajar pada anak tunarungu kelas IV SD N Gejayan. Penggunaan metode mind map diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar IPA. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Anak tunarungu mengalami kesulitan dalam mencari inti dari materi pelajaran yang diajarkan oleh guru. 2. Anak kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga materi pelajaran yang diserap anak kurang dari 50% dari yang diajarkan guru. 3. Kreativitas dalam mengemukakan ide dan proses pembentukan pemahaman anak tunarungu terhadap materi terhambat sehingga prestasi belajar anak tunarungu rendah dan masih dibawah rata-rata. 4

C. Batasan Masalah Permasalahan dalam pembelajaran IPA bagi anak tunarungu sangat kompleks. Oleh karena itu sesuai dengan keterbatasan peneliti, maka penelitian ini dibatasi pada satu masalah dari identifikasi masalah di atas yaitu kreativitas dalam mengemukakan ide dan proses pembentukan pemahaman anak tunarungu terhadap materi terhambat sehingga prestasi belajar anak tunarungu rendah dan masih dibawah rata-rata. D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah tersebut di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Apakah prestasi belajar IPA anak tunarungu kelas IV di SD N Gejayan dapat ditingkatkan melalui penerapan metode mind map dalam pembelajaran remedial? 2. Bagaimana menerapkan metode mind map dalam pembelajaran remedial bagi anak tunarungu agar dapat meningkatkan prestasi belajar IPA? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah pada penelitian ini maka tujuan penelitian ini yaitu; 1. Meningkatkan prestasi belajar IPA melalui penerapan metode mind map dalam pembelajaran remedial bagi anak tunarungu kelas IV di SD N Gejayan. 5

2. Mengetahui penerapan metode mind map pembelajaran remedial bagi anak tunarungu kelas IV SD N Gejayan yang mampu meningkatkan prestasi belajar IPA. F. Manfaat Hasil Penelitian 1. Manfaat praktis a. Bagi anak tunarungu hasil penelitian ini dapat membantu dalam memahami materi pelajaran di sekolah. b. Bagi guru hasil penelitian ini dapat dipertimbangkan dan digunakan untuk menunjang proses pembelajaran. c. Bagi sekolah hasil penelitian ini menjadikan metode mind map sebagai kebijakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran. 2. Manfaat teoritis hasil penelitiaan ini menambah khasanah ilmu pengetahuan bidang pendidikan anak berkebutuhan khusus (ABK) khususnya mengenai metode pembelajaran IPA bagi anak tunarungu. G. Definisi Operasional 1. Prestasi belajar IPA Pencapaian hasil belajar yang diperoleh dalam proses pembelajaran IPA yang dilihat dari kemampuan anak dalam penguasaan materi pelajaran IPA dengan pokok bahasan gaya dan energi yang diperoleh melalui tes tertulis. Pencapaian hasil yang menunjukkan 6

kriteria keberhasilan yaitu penguasaan materi dengan nilai rata-rata minimal 65. 2. Anak tunarungu Anak tunarungu yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah anak yang mengalami kehilangan pendengaran antara 70 db 80 db yang disebabkan oleh kerusakan atau tidak berfungsinya alat pendengarannya yang berusia 10-11 tahun, duduk di kelas IV SD N Gejayan. 3. Metode mind map Metode mind map adalah cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh guru melalui proses memetakan ide agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. 7