BAB I PENDAHULUAN. berkompetensi di era global. Upaya yang tepat untuk meningkatkan sumber daya manusia

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki abad ke 21 sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang amat kompleks dalam menciptakan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu berkompetensi di era global. Upaya yang tepat untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas adalah satu-satunya wadah yang dapat di pandang dan dapat berfungsi sebagai alat untuk membangun sumber daya manusia yang bermutu tinggi. Tingkat Pendidikan Nasional yang tertuang dalam pancasila dan UUD 1945 yaitu meningkatkan kualitas manusia indonesia yang beriman dan bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa berbudi pekerti, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tanggung jawab, mandiri, cerdas, dan terampil, sehat jasmani dan Rohani. Untuk mencapai pendidikan nasional, pengembangan iklim belajar mengajar hanya dapat menumbuhkan rasa percaya diri inovatif dan kreatif disamping itu pemerintah perlu menyelenggarakan perbaikanperbaikan yang mengarah pada peningkatan mutu pendidikan pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan. Guna mendukung tujuan Pendidikan Nasioanal komisi tentang pendidikan abad ke 21 merekomendasikan empat hal untuk mensukseskan yaitu; pertama learning to learn yaitu belajar bagaimana mampu menggali informasi yang ada di sekitarnya;.kedua learning to be yaitu pelajar di harapkan mampu mengenali dirinya sendiri serta dapat mampu beradaptasi dengan lingkungannya, ketiga learning to do yaitu merupakan tindakan atau aksi yang

2 memunculkan ide yang berkaitan dengan sains dan teknologi, keempat learning to be together yaitu yang memuat seorang yang hidup dalam masyarakat yang saling bergantungan satu sama yang lain sehingga mampu bersaing secara sehat dan bekerja sama serta memiliki etika atau moralitas yang baik. Hal ini didasarkan pada sebuah pancaran bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswa untuk suatu profesi atau jabatan tetapi untuk menyelesaikan masalah yang di hadapinya dalam kehidupan sehari-hari. (Bauchori, 2001). Namun demikian tidak dipungkiri bahwa fakta membuktikan hasil yang di capai belum maksimal. Masalah pokok yang ada didalam pendidikan formal (Sekolah) adalah rendahnya serap peserta didik. Hal ini nampak dari rata-rata hasil belajar peserta didik yang memprihatinkan. Prestasi belajar ini tentunya merupakan hasil belajar dari kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh rana dimensi. Peserta didik yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu. Dalam arti substansi bahwa proses pembelajaran masih menunjukan dominasi guru dan tidak memberikan peluang bagi siswa untuk berkembang secara mandiri. Dipihak lain secara empiris rendahnya prestasi belajar disebabkan suasana pembelajaran yang bersifat teacher centered sehingga siswa menjadi pasif. Meskipun guru kadang lebih suka menerapkan model dan strategi serta alat bantu dan bahan praktek namun siswa tidak diberikan motivasi sehingga dapat memahami bagaimana belajar. Salah satu hal yang penting yang harus diperhatikan oleh guru agar proses pembelajaran yang dapat berlangsung dengan baik adalah pembelajaran yang menyenangkan dan cepat menarik siswa untuk belajar. Oleh karena itu seorang guru dituntut perlu adanya kemampuan serta ketrampilan yang mendukung sehinggga dapat menghasilkan out put yang benar-benar bermutu. Menurut Arends (Carvallo, 2003 : 2) Apabila semuanya belum

3 dimiliki oleh guru yang menjadi subjek yang sangat berperan dalam dunia pendidikan maka hal ini akan membawa dampak yang negatif kepada siswa yakni menurunnya motivasi dan minat siswa terhadap materi pelajaran yang diajarkan padahal motivasi merupakan unsur penting dalam belajar Karena motivasi dapat meningkatkan dan mempertahankan minat belajar. Untuk itu dalam proses belajar mengajar guru perlu menciptakan suasana kondusif sehingga dapat memelihara perhatian dan semangat suasana yang tetap antusias dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. Maka perlu adanya motivasi yang dapat membuat siswa untuk bersemangat atau mempunyai peralatan dalam proses pembelajaran serta dapat menilai kemampuan diri sendiri. SMP Advent Ponain merupakan.salah satu dari sekian banyak lembaga pendidikan yang prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan nilai ulangan harian dan ujian semester pada mata pelajaran matematika kelas VII memperoleh nilai rata-rata setiap siswa dibawah 65, sedangkan untuk mencapai target kriteria Ketuntasan Kurikulum Minimal (KKM) pada mata pelajaran matematika, Maka KKM dari nilai rata rata yang harus dicapai setiap siswa adalah 65. Padahal dalam kerangka pembelajaran matematika, siswa mesti dilibatkan secara mental, fisik, dan sosial untuk membuktikan sendiri tentang kebenaran dari teori teori yang telah dipelajarinya melalui proses ilmiah. Jika hal ini tidak tercakup dalam proses pembelajaran maka dapat dipastikan penguasaan konsep matematika akan kurang dan akan menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa yang pada akhirnya akan mengakibatkan rendahnya mutu pendidikan. Sedangkan mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran ujian nasional (UN).

4 Hal ini disebabkan karena kurangnya motivasi dari guru dalam pembelajaran sehinggga siswa kurang kreatif dan kurang termotivasi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Guna mengatasi masalah ini peneliti menerapkan pembelajaran dengan menggunakan empat strategi motivasi belajar yang dapat memperbaikai dan meningkatkan hasil belajar siswa, empat strategi motivasi yaitu: Perhatian (Atention), Relevansi (Relevance), Keyakinan (Confidance), dan Kepuasan (Satisfication). Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh Motivasi belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Advent Ponain Amarasi B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah Adakah pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas VII semester II SMP Advent Ponain Amarasi? C. Tujuan penilitian Untuk mengetahui adan atau tidak pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP Advent Ponain Amarasi.

5 D. Batasan istilah Untuk menghindari perbedaan penafsiran dan pemahaman terhadap peneitian ini, maka peneliti membatasi beberapa istilah yang digunakan sebagai berikut: 1. Motivasi belajar Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar siswa (dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu) yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. 2. Prestasi belajar siswa Prestasi belajar siswa adalah tingkatan pencapain belajar yang diukur dari skor yang diperoleh siswa berdasarkan tes hasil belajar, setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. E. Manfaat penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Bagi guru Sebagai gambaran bagaimana peran guru sebagai motivator dan fasilitator di dalam memberikan bimbingan kepada siswa dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa. Sebagai bahan acuan untuk menentukan strategi mengajar yang berdasarkan motivasi belajar siswa guna mencapai tujuan pembelajaran yang efektif.

6 2. Bagi peneliti Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penulisan karya ilmiah. 3. Bagi peneliti - peneliti lain Penelitian ini sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian-penelitian yang sejenis selanjutnya.