BAB II TERAPI COGNITIVE DEVELOPMENT, MOTIVASI BELAJAR DAN ANAK KURANG KASIH SAYANG ORANGTUA (DIPREVASI MATERNAL)

dokumen-dokumen yang mirip
TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF PIAGET

Jean Piaget salah seorang ahli psikologi perkembangan. Skema (struktur), asimilasi, akomodasi, ekuilibrium, organisasi,adaptasi

BAB II KAJIAN TEORI. pembangkit tenaga munculnya satu tingkah laku tertentu 8. motivation dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin motivum yang

Tugas Individu. Manajemen strategik pendidikan

Pertemuan ke-5 RATNI PURWASIH, S.PD.,M.PD

BAB I PENDAHULUAN. masih memiliki keterbatasan-keterbatasan sesuai dengan pertumbungan dan

PENERAPAN TEORI JEAN PIAGET DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

MAKALAH TEORI KOGNITIF PIAGET DAN PERKEMBANGAN KOGNITIF. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. Ibtidaiyah (MI) Sekecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek

BAB II KERANGKA TEORETIS

APLIKASI PERKEMBANGAN KOGNISI PIAGET TERHADAP PENDIDIKAN ANAK TUNAGRAHITA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. 1. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru

BAB II KAJIAN TEORI. neurophysiological yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perkembangan Anak dan Remaja. Dra. Riza Sarasvita MSi, MHS, PhD, Psikolog Direktur PLRIP BNN

BAB 1 PENDAHULUAN. penyaluran dan penempatan siswa pada program peminatan. Program peminatan

Aktualisasi Pemikiran Jean Piaget dalam Implementasi Kurikulum 2013 (Suatu Kajian Teoritis)

BAB II KAJIAN TEORI. A. Strategi Pembelajaran Increasing the Capacity to Think (ICT)

TINJAUAN PUSTAKA. sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika

BAB II KAJIAN TEORI Motivasi Belajar Pengertian Motivasi Belajar. Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA. Skripsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam

Rita Eka Izzaty Staf Pengajar FIP-BK-UNY

S K R I P S I OLEH: EMANUEL TATI TAENA. No. Reg

BAB VI KESIMPULAN. Dari hasil analisis struktural terhadap unsur intrinsik novel Madogiwa no

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. anak memiliki masa emas untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. pembawaan, atau kebiasaan yang di miliki oleh individu yang relatif tetap.

Bab 2. Landasan Teori. Tokoh-tokoh tersebut tidak saja berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. anak diri anak yang bersangkutan dan lingkungan sekitaranya. Perkembangan anak

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dibangkitkan, dipertahankan dan selalu dikontrol baik oleh siswa itu sendiri, guru

BAB I PENDAHULUAN. 2015, hlm Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2001, hlm

PERBEDAAN KONSEP DIRI NEGATIF ANTARA REMAJA YANG SEKOLAH DAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH. Nurul Uliyah Fakultas Psikologi Universitas Yudharta Pasuruan

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mengarahkan, dan mempertahankan perilaku. Dengan demikian, perilaku yang

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PPKn OLEH:

BAB I PENDAHULUAN. Guru berperan penting dalam proses pendidikan anak di sekolah, bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Wahyu Rahardjo

adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun

BAB I PENDAHULUAN. laku. Mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa sampai tua manusia

BAB I PENDAHULUAN. Terkadang dalam prakteknya, anak tidak selalu memahami arti. mendengarkan ceramah dari guru, mengerjakan tugas, dan belajar

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB I PENDAHULUAN. hanya dilihat dari sejauh mana proses pengajarannya saja, tetapi ada tiga bidang. yang harus diperhatikan, diantaranya 1

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hasil proyeksi sensus penduduk 2011, jumlah penduduk Indonesia

TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF: PIAGET. Dr. J anprasetyo, SpKJ (K)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kognitif, emosional dan lingkungan pengaruh dan pengalaman untuk memperoleh,

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan juga merupakan salah satu faktor pendukung maju atau

II. TINJAUAN PUSTAKA

1. Berikan contoh cara guru menstimulasi perkembangan multiple intelegance pada anak usai SD

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan

Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Kelas VIII SMP Negeri 1 Bulawa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo ABSTRAK

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

BAB I P E N D A H U L U A N. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai tanggungjawab dalam

TEORI BELAJAR KOGNITIF

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri

TEORI BELAJAR PIAGET

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

Prinsip perkembangan motorik adalah adanya suatu perubahan baik fisik maupun psikis

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Abstrak

PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut akan dapat tercapai jika

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Motivasi orangtua di Madin Darul Aiman Celep Sidoarjo

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari tiga ciri utama yaitu derajat kesehatan, pendidikan dan. bertumbuh dan berkembang (Narendra, 2005).

suatu reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya, reaksi yang dimaksud digolongkan menjadi 2, yakni :

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Motivasi Belajar. a. Pengertian Motivasi Belajar.

Jurnal Swarnadwipa Volume 1, Nomor 2, Tahun 2017, E-ISSN PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X SMA N 6 METRO

I. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga formal yang dapat meningkatkan kualitas belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PSIKOLOGI BELAJAR DAPAT MEMBANTU PARA GURU MEMBANGUN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR SISWA Oleh Drs. Rusli, M.Si. Abstrak

PENGANIAYAAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA

Efektifitas Layanan Orientasi Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal. Sekolah sebagai tempat siswa untuk melaksanakan kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Santi E. Purnamasari, M.Si., Psikolog UMBY

BAB II LANDASAN TEORI. potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Berprestasi Pada Atlet Sepak Bola. Menurut McClelland (dalam Sutrisno, 2009), motivasi berprestasi yaitu

BAB II KAJIAN TEORI. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat. bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar adalah suatu kegiatan yang selalu ada dalam kehidupan manusia. Belajar

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2007), hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 173.

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. hingga perguruan tiggi termasuk di dalamnya studi akademis dan umum, program

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi lebih baik.

Selamat membaca, mempelajari dan memahami materi Rentang Perkembangan Manusia II

Transkripsi:

21 BAB II TERAPI COGNITIVE DEVELOPMENT, MOTIVASI BELAJAR DAN ANAK KURANG KASIH SAYANG ORANGTUA (DIPREVASI MATERNAL) A. Terapi Cognitive Development, Motivasi Belajar, dan Anak Kurang Kasih Sayang Orangtua. 1. Terapi Cognitive Development a. Pengertian Cognitive Development Teori Cognitive Development piaget adalah salah satu teori yang menjelaskan bagaimana anak beradaptasi dengan dan mengiterprestasikan obyek dan kejadian-kejadian di sekitarnya. Bagaimana anak mempelajari ciri ciri dan fungsi dari objek objek, seperti mainan, perabot dan makanan, serta objek-objek sosial seperti diri, orang tua, teman. Bagaimana cara anak belajar mengelompokkan objek-objek untuk mengetahui persamaan-persamaan dan perbedaanperbedaannya, untuk memahami penyebab terjadinya perubahan dalam objek-objek atau peristiwa-peristiwa, dan untuk membentuk perkiraan tentang objek dan peristiwa tersebut 1. Piaget memandang bahwa anak memainkan peran aktif didalam menyusun pengetahuannya mengenai realitas. Anak tidak pasif menerima informasi walaupun proses berfikir dan konsepsi anak mengenai realitas telah dimodifikasikan oleh pengalamannya dengan 1 Asrori, Muhammad. Psikologi Pembelajaran. (Bandung: Wacana Prima, 2008) hal.28.

22 dunia sekitar dia, namun anak juga berperan aktif dalam menginterprestasikan informasi yang ia peroleh dari pengalaman, serta dalam mengadaptasikannya pada pengetahuan dan konsepsi mengenai dunia yang telah ia punya. b. Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif Piaget percaya bahwa pemikiran anak-anak berkembang menurut tahap-tahap atau periode-periode yang terus bertambah kompleks. Piaget juga menyakini bahwa pemikiran seorang anak berkembang melalui serangkaian tahap pemikiran dari masa bayi hingga masa dewasa. Kemampuan bayi melalui tahap-tahap tersebut bersumber dari tekanan biologis untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan (melalui asimilasi dan akomodasi) serta adanya pengorganisasian strukur berfikir 2. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan intelek. Intelek berasal dari bahasa inggris "intellect" yang menurut Jean Peaget diartikan sebagai akal budi berdasarkan kognitifnya khususnya proses berpikir lebih tinggi. Sedangkan "intelligence" diartiakan sama dengan kecerdasan yaitu seluruh kemampuan berfikir dan bertindak secara adaptif. Tahap-tahap pemikiran ini secara kualitatif berbeda pada setiap individu. Demikian juga, corak pemikiran seorang anak pada satu tahap berbeda dari corak pemikirannya pada tahap lain. 2 Iskandar. Psikologi Pendidikan. (Ciputat: Gaung Persada Press, 2009), hal. 96.

23 Tahap-tahap perkembangan menurut piaget ini diringkas dalam tabel berikut: Tabel 2.1 Tahap Perkembangan Menurut Piaget Tahap Usia/Tahun Gambaran Sensorimotor 0 2 Preoperational 2 7 Bayi bergerak dari tindakan refleks instinktif pada saat lahir sampai permulaan pemikiran simbolis. Bayi membangun suatu pemahaman tentang dunia melalui pengkoordinasian pengalaman-pengalaman sensor dengan tindakan fisik Anak mulai mempresentasikan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar ini menunjukan adanya peningkatan pemikiran simbolis dan melampaui hubungan informasi sensor dan tindak fisik. Concrete operational Formal operational 7 11 11 15 Pada saat ini anak dapat berfikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konkrit dan mengklasifikasikan bendabenda kedalam bentukbentuk yang berbeda. Anak remaja berfikir dengan cara yang lebih abstrak dan logis. Pemikiran lebih idealistik. Menurut piaget, perkembangan masing-masing tahap tersebut merupakan hasil perbaikan dari perkembangan tahap sebelumnya. Hal ini berarti bahwa menurut teori tahapan piaget, setiap individu akan melewati serangkaian perubahan kualitatif yang bersifat invarian,

24 selalu tetap, tidak melompat atau mundur. Perubahan-perubahan kualitatif ini terjadi karena tekanan biologis untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan serta adanya pengorganisasian struktur berfikir. Dari sudut biologis, piaget melihat adanya sistem yang mengatur dari dalam, sehingga organisme mempunyai sistem pencernaan, peredaran darah, sistem pernafasan, dan lain-lain. Hal yang sama juga terjadi pada sistem kognisi, dimana adanya sistem yang mengatur dari dalam yang kemudian dipengaruhi oleh faktor-faktornya 3. Untuk menentukan struktur kognitif yang mendasari pola-pola tingkahlaku yang teroeganisir, piaget menggunakan istilah skema dan adaptasi. Dengan kedua komponen ini berarti bahwah kognisi berarti merupakan sistem yang selalu diorganisir dan di adaptasi, sehingga memunginkan individu beradaptasi dengan lingkungannya. Ada 2 tahapan yang dikemukakan oleh Jean Piaget yaitu : 1) Skema (struktur kognitif) adalah proses atau cara mengorganisir dan merespons berbagai pengalaman. Dengan kata lain, skema adalah suatu pola sitematis dari tindakan, perilaku, pikiran, dan strategi pemecahan masalah yang memberikan suatu kerangka pemikiran dalam menghadapi berbagai tantangan dan jenis situasi. Dalam diri bayi terlihat beberapa pola tingkah laku refleks yang terorganisir sehubungan dengan pengetahuan mengenai lingkungan. Misalnya gerakan refleks menghisap pada bayi, ada 2000), hal. 18. 3 Paul Parsono, Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget, (Yogyakarta: Kanisius,

25 gerakan otot pada pipi dan bibir yang menimbulkan gerakan menghisap gerakan ini menunjukkan ada pola-pola tertentu. Gerakan ini tidak terpengaruh oleh apa yang masuk kemulut, apakah ibu jari, puting susu ibunya, ataukah dot botol susu. Pola gerakan yang diperoleh sejak lahir inilah yang disebut dengan skema. 2) Adaptasi (sturuktur fungsional) 4 adalah sebuah istilah yang digunakan piaget untuk menunjukan pentingnya pola individu dengan lingkungannya dengan proses perkembangan kognitif. Piaget yakin bahawa bayi manusia ketika dilahirkan telah dilengkapi dengan kebutuhan-kebutuhan dan juga kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Adaptasi ini muncul dengan sendirinya ketika bayi tersebut mengadakan interaksi dengan dunia disekitarnya. Mereka akan belajar menyesuaikan diri dan mengatasinya, sehingga kemampuan mentalnya akan berkembang dengan sendirinya. Piaget mengemukakan bahwa setiap organisme yang ingin penyesuain (adaptasi) dengan lingkungannya harus mencapai keseimbangan (ekuilibrium), yaitu antara aktifitas individu terhadap lingkungan (asimilasi) dan aktifitas lingkungan terhadap individu (akomodasi). Ini berarti, ketika individu bereaksi terhadap lingkungan, dia mnggabungkan stimulus dunia luar 2000), hal. 19. 4 Paul Parsono, Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget, (Yogyakarta: Kanisius,

26 dengan struktur yang sudah ada dan iilah asimilasi. Pada saat yang sama ketika lingkungan bereaksi terhadap individu, dan individu mengubah supaya sesuai dengan stimulus dunia luar, maka inilah yang disebut akomodasi. Agar terjadi ekuilibrasi antara diri individu dengan lingkungan, maka peristiwa-peristiwa ini disebut asimilasi. Menurut piaget, 5 adaptasi ini terdiri dari dua proses yang saling melengkapi, yaitu : asimilasi dan akomodasi. (a) Asimilasi dari sudut biologi, adalah inetegrasi antara elemen eksternal (dari luar) terhadap struktur yang sudah lengkap pada organisme. Asimilasi kognitif mencakup perubahan objek eksternal menjadi struktur pengetahuan internal. Proses asimilasi ini didasarkan atas kenyataan bahwa setiap saat manusia selalu mengasimilasikan informasi-informasi yang sampai kepadanya, kemudian informasi-informasi tersebut dikelompokan kedalam istilah-istilah yang sebelumnya sudah mereka ketahui. Misalnya, seorang bayi yang menghisap puting susu ibunya atau dot botol susu, akan melakukan tindakan yang sama (menghisap) terhadap semua objek baru yang mereka temukan seperti bola karet atau jempolnya. Perilaku bayi menghisap semua objek ini memperlihatkan proses asimilasi. Gerakan menghisap ibu jari sama artinya 2000), hal. 19. 5 Paul Parsono, Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget, (Yogyakarta: Kanisius,

27 dengan gerakan menghisap puting susu ibunya, sebab bayi menginterprestasikan ibu jari dengan struktur kognitif yang sudah ada, yaitu puting susu ibunya. (b) Akomodasi adalah menciptakan langkah baru atau memperbaharui atau menggabung-gabungkan istilah lama utuk menghadapi tantangan baru.akomodasi kogitif berarti mengubah struktur kognitif yang telah dimiliki sebelumnya ntuk disesuaikan dengan stimulus eksternal 6. Jadi, kalau pada asimilasi terjadi perubahan pada objeknya, maka pada akomodasi perubahan terjadi pada subjeknya, sehingga ia dapat menyesuaikan diri dengan objek yang ada diluar dirinya. Struktur kognitif yang sudah ada dalam diri seorang mengalami perubahan supaya sesuai dengan rangsanganrangsangan dari objeknya. Misalnya, bayi melakukan tindakan yang sama terhadap ibu jarinya, yaitu menghisap. Ini berarti bahwa bayi telah mengubah puting susu ibu jari. Tidakan demikian disebut akomodasi. 2. Motivasi Belajar a. pengertian Motivasi Belajar Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati 6 Suparno, Paul, teori perkembangan kognitif jean piaget, (yogyakarta:kanisius), hal.22.

28 secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu. 7 Motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif. Dapat diartikan sebagai sebagai hal atau keadaan yang menjadi motif. Menurut Mitchell motivasi mewakili proses-proses psikologikal yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan pada tujuan tertentu. Motivasi Belajar adalah suatu dorongan atau penggerak dari belajar yang terarah guna mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Dalam pengukuran motivasi belajar tentu dibutuhkan indikator atau dimensi yang berkenaan dengan motivasi belajar kajian selanjutnya akan dijelaskan mengenai indikator dalam menilai motivasi belajar. Untuk mengukur motivasi belajar, diperlukan indikator sebagai acuan pencapaiannya. Dalam penelitian ini mengacu pada indikator. Motivasi belajar menurut Hamzah B. Uno, berikut ini adalah indikator yang dapat digunakan untuk melihat adanya motiasi belajar siswa antara lain: 1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil 7 Isbandi Rukminto Adi, Psikologi, Pekerjaan Sosial, dan Ilmu Kesejahteraan Sosial : Dasar-Dasar Pemikiran, (Jakarta: grafindo Persada,1994), hal:154.

29 2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan 4) Adanya penghargaan dalam belajar 5) Adanya keinginan yang menarik dalam belajar 6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif b. Faktor-Faktor Pendorong Motivasi Belajar Dalam aktifitas belajar, 8 seorang individu memerlukan suatu dorongan atau motivasi sehingga sesuatu yang diinginkan dapat tercapai. Dalam hal ini ada beberapa faktor yang memengaruhi motivasi belajar, antara lain : 1) Faktor individual Diantara faktor individual seperti: kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan dan motivasi. 2) Faktor sosial Diantara faktor sosial seperti: keluarga atau keadaan rumah tangga, guru, dan cara mengajarnya, alat-alat dalam belajar, dan motivasi social. 9 Selain itu, motivasi belajar juga dapat timbul karena factor intrinsik dan ekstrinsik. 1) Faktor intrinsik Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik yaitu: 8 Reni, A. Hawadi, Perkembangan Anak, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia,) 2001, hal. 23. 9 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2002) hal : 102.

30 a) Hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar b) Harapan akan cita-cita 2) Faktor ekstrinsik Diantara faktor ekstrinsik yaitu: a) Adanya penghargaan b) Lingkungan belajar yang kondusif c) Kegiatan belajar yang menarik 10 Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran antara lain: 1) Peran motivasi dalam menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar. 2) Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai 3) Motivasi menentukan ketekunan belajar 11 Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi mempunyai beberapa ciri, antara lain : 1) Tertarik kepada guru, artinya tidak membenci atau bersikap acuh tak acuh 2) Tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan 3) Mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya terutama kepada guru 10 Hamzah B. Uno. Teori Motivasi dan Pengukurannya, hal : 23. 11 Hamzah B. Uno. Teori Motivasi dan Pengukurannya, hal : 27.

31 4) Ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas 5) Ingin identitas dirinya diakui orang lain 6) Tindakan, kebiasaan dan moralnya selalu dalam control diri 7) Selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali 8) Selalu terkontrol oleh lingkungan 12 c. Aspek- aspek yang Meningkatkan dan Menumbuhkan Motivasi Belajar Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, memuaskan dan melayani kebutuhankebutuhannya, begitu juga dengan siswa, jika siswa sudah sadar bahwa belajar merupakan alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggap penting, maka belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya dan otomotis dia bersemangat dalam mempelajari hal tersebut. Pada kenyataannya tidak semua siswa sadar akan hal itu, dan tidak semua siswa memiliki minat intrinsic yang sama, dengan ketidaksamaan minat tersebut guru hendaknya mengetahui seberapa besar minat siswa tersebut terhadap pelajaran. Jika siswa kurang berminat dan menumbuhkan minat belajar siswa, dan tidak menutup kemungkinan faktor-faktor lain yang mendukung minat belajar siswa 13. Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada, misalkan siswa 12 Ali Imron, Belajar dan Pembelajaran, hlm : 88. 13 Ali Imron, Belajar dan Pembelajaran, hlm : 89.

32 menaruh minat terhadap lingkungan (pencemaran) disini pengajar dapat menarik perhatian (minat) siswa dengan bercerita tentang lingkungan sekitar atau bencana alam yang melanda negeri kita, dan bisa juga memperlihatkan tayangan televisi yang berhubungan dengan lingkungan (pencemaran). Tanner an tanner juga menyarankan agar para pengajar berusaha membentuk minat-minat baru pada siswa. Hal ini bisa dicapai melalui jalan memberi informasi pada siswa bahan pelajaran yang akan disampaikan dengan dihubungkan bahan pelajaran yang lalu, kemudian diuraikan kegunaannya dimasa yang akan datang 14. Roijakters berpendapat bahwa hal ini bisa dicapai dengan cara menghubungkan bahan pelajaran dengan berita- berita yang sensional, yang sudah diketahui siswa. Bila usaha- usaha di atas tidak berhasil, bisa menggunakan cara insentif, yaitu alat yang dipakai untuk membujuk seseorang agar mau melakukan sesuatu yang awalnya tidak mau ia lakukan seperti memberi hadiah pada siswa yang belajar dengan baik, memberi hukuman pada siswa yang malas belajar, sehingga hasilnya (prestasinya) buruk, dalam memberikan hukuman jangan terlalu berlebihan (berat), karena bisa menghambat belajar mereka, berilah hukuman yang sewajarnya dan bisa memberi motivasi si anak untuk giat belajar, siswa adalah: 1) Membangkitkan minat-minat siswa yang telah ada 2) Menghubungkan dengan pengalaman (pelajaran) yang lalu 14 Ali Imron, Belajar dan Pembelajaran,.hal.90.

33 3) Memberikan kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik atau lebih baik dari yang kemarin 4) Menggunakan berbagai macam variasi gaya mengajar 5) Menggunakan berbagai bentuk mengajar baik itu metode penyampaian materi maupun keterampilan-keterampilan yang lain sehingga siswa bersemangat dan berminat untuk mempelajarinya. Menurut Mahfudz Shalahuddin 15 dalam bukunya pengantar psikologi pendidikan, ada empat aspek yang bisa menumbuhkan minat yaitu : 1) Adanya kebutuhan-kebutuhan Minat dapat muncul atau digerakkan, jika ada kebutuhan seperti minat terhadap ekonomi, minat ini dapat muncul karena ada kebutuhan sandang, pangan dan papan. Kebutuhan bisa dikelompokkan menjadi empat, ini menurut Sardiman AM, kebutuhan tersebut adalah : Kebutuhan psikologis, seperti lapar, haus 2) Kebutuhan cinta dan kasih dalam suatu golongan, seperti di sekolah, di rumah 3) Kebutuhan keamanan, seperti rasa aman 4) Kebutuhan untuk mewujudkan cita-cita atau pengembangan bakat 3. Anak Kurang Kasih Sayang Orangtua (Diprevasi Maternal) Anak kurang kasih sayang orangtua (Diprevasi Maternal) adalah anak yang kurang diperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya oleh orangtuanya sehingga dapat menjadi anak yang rendah diri atau justru 2001,hal. 73. 15 Reni, A.Hawadi, Perkembangan Anak, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia,

34 tidak dapat diatur serta bisa mencari kasih sayang dari tempat lain yang bisa saja menjerumuskan diri mereka sendiri ke dalam perbuatan dosa dan kejahatan. Awalnya anak ini suka menyendiri dan tanpa memperdulikan lingkungan sekitar, ketika ada teman untuk mengajak apaun akan dilakukannya meskipun itu hal yang dilarang agama ataupun negara karena dia tanpa kasih sayang orang tua dan juga tidak ada yang mengarahkan kemana dia akan melangkah. Anak-anak juga akan terlibat dalam tindakan kriminal dan penyalahgunaan narkoba karena mereka anak yang kurang atau bahkan tidak mendapatkan perhatian dan kasih sayang cukup dari orangtua mereka. 16 Dengan berbagai macam cara dilakukan untuk mecari perhatian orang lain dan juga kadang bisa menjerumuskan temannya sendiri. Kurang kasih sayang (Deprivasi maternal) juga merupakan suatu kondisi dimana anak kekurangan kasih sayang orangtua terutama ibu. Kekurangan kasih sayang ini bisa karena intensitas pertemuan yang terlalu singkat ataupun kurangnya perhatian meskipun ibu berada di depan mata. 17 Ciri-ciri Anak Mengalami Deprivasi Mental a. Mengalama keterlambatan tumbuh kembang (tumbang) baik fisik maupun psikis, seperti terlambat bicara, berjalan, dan pertumbuhan tubuh yang kurang maksimal. 16 Muhsin, Mari Mencintai Anak Yatim, (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), hal.56. 17 Staff Admin- Bayi & Balita, Kenali Ciri Anak yang Mengalami Deprivasi Mental, http://healthynesia.blogspot.co.id/2015/02/kenali-ciri-anak-yang-mengalami.html, diakses pada minggu tanggal 3 pukul 10.37.

35 b. Anak rewel, suka menangis, dan tidak bisa dihentikan oleh para pengasuhnya. c. Anak suka menyendiri, sulit menjalin hubungan sosial dengan teman, dan kadang kala lebih asyik dengan teman khayalan. d. Anak sering mengalami sakit secara fisik seperti demam, menggigil, kedinginan, pusing, dan diare. e. Kembali mengalami kesulitan pada toilet training, suka mengompol, BAB di celana, dan sejenisnya padahal sebelumnya sudah bisa menyatakan keinginannya tersebut. Memperlakukan anak dengan kasar, dan memberikan hukuman fisik, penghinaan, dan celaan, pada tahun-tahun pertama dari umur anak, akan berpengaruh buruk terhadap pembentukan pribadi anak. Ada beberapa hal penyebab yang menjadikan anak merasa kurang diperhatikan atau disayangi. 18 Misalnya: a. makanannya, pakaiannya, kesehatannya, bahkan pendidikannya kurang diurus. b. sering mengancam anak akan dipukul, atau bahkan diusir dari rumah, dan ditakut-takuti. c. terlalu banyak memberi peringatan / pesan pada anak. Meskipun itu tujuannya baik, namun bagi anak sudah cukup sekali saja diberi peringatan. Orang tua terkesan bawel. 2001.hal. 75. 18 Reni, A. Hawadi, Perkembangan Anak, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia,

36 d. memberi kritikan yang terlalu tajam, suka membandingkan si anak dengan anak yang lain, anak merasa di kecilkan. e. memberi julukan anak dengan panggilan yang terkesan menyakitkan / memalukan, misalnya si pendek, si bogel, si pesek, si dekil dan lainnya. f. orang tua sering menggerutu di depan anak, bila anak minta sesuatu. g. orang tua kurang memperhatikan isi hati anak, saat anak bercerita atau bertanya,mereka tidak mau menyimak atau menjawabnya. h. orang tua tidak pernah memuji anak bila anak berbuat baik atau berprestasi. Gejala-gejala yang akan tampak antara lain: a. Anak akan melakukan tindakan yang mengundang perhatian orang tuanya: suka berteriak, tertawa keras, menggerutu,nakal, suka mengeluh, gemar merusak barang, bahkan berani mencuri. b. Anak akan melakukan kegiatan yang mengundang perhatian orang tuanya agar selalu menjaganya: berpura pura sakit, tidak mau makan, dan ngompol. c. Anak senang melakukan perbuatan yang tidak baik, menentang, memberontak, agresif, dan keras kepala. d. Anak menjadi pendendam, suka iri hati, merasa tidak puas, suka protes dan menjadi pembangkang, serta bersikap acuh tak acuh.

37 B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan Sebelum peneliti melakukan penelitian terkait dengan cognitive development terhadap motivasi belajar pada anak yang kurang kasuh sayang orang tua. Terlebih dahulu peneliti menelaah beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan tema yang akan peneliti lakukan sebagai bahan acuan dan perbandingan peneliti menyusun kerangka penelitian. Berikut beberapa penelitian terdahulu yang peneliti temukan: 1. Judul : Pengaruh Bimbingan Dan Konseling Islam Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas V Mi Al-Asyhar Di Desa Karangagung Kecamatan Palang-Tuban Nama NIM Fakultas : Mohammad Fachruddin : B03208021 : Dakwah/Bimbingan Konseling Islam Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Tahun : 2012 Dalam skripsi ini menjelaskan tentang proses bimbingan dan konseling Islam terhadap peningkatan motivasi belajar siswa kelas v mi al-asyhar di desa karangagung kecamatan palang kabupaten tuban. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu sama-sama meneliti tentang peningkatan motivasi belajar pada anak yang masih duduk di kelas sekolah dasar. Dan perbedaanya yaitu, pada

38 penelitian terdahulu menggunakan terapi bimbingan dan konseling Islam, sedangkan pada penelitian sekarang menggunakan terapi cognitif development. Dan juga lokasi penelitian pada penelitian terdahulu terletak di desa karangagung kecamatan palang kabupaten tuban, sedangkan di penelitian yang sekarang lokasi penelitian terletak di UPTD kampung anak negeri Surabaya. 2. Judul : Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas IV MI Raudlatul Muta allimin Lamongan Pada Mata Pelajaran IPS Materi Perkembangan Teknologi Melalui Strategi Team Quiz. Nama Nim Fakultas : Novi Nurmalikhah : D37211055 : Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan /Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Tahun : 2015 Dalam skripsi ini menjelaskan tentang proses peningkatan motivasi belajar siswa kelas IV MI raudlatul muta allimin lamongan pada mata pelajaran ips materi perkembangan teknologi melalui strategi team quiz. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu sama-sama meneliti tentang peningkatan motivasi belajar pada anak yang masih duduk di kelas sekolah dasar. Dan perbedaanya yaitu, pada penelitian terdahulu menggunakan proses motivasi belajar melalui

39 strategi team quiz, sedangkan pada penelitian sekarang menggunakan terapi cognitif development. Dan juga lokasi penelitian pada penelitian terdahulu terletak di desa datinawong kecamatan babat kabupaten lamongan, sedangkan di penelitian yang sekarang lokasi penelitian terletak di UPTD kampung anak negeri Surabaya.