ANALISIS PERILAKU KONSUMEN BERAS ORGANIK DI KABUPATEN JEMBER

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRACT. Key Words: Product Attributes, Demand to buy, Organic Rice, and Green Product. viii UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. potensi besar untuk dikembangkan. Potensi tersebut meliputi nilai ekonomi,

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP BERAS ORGANIK DI KOTA MALANG PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. makanan organik. Permintaan terhadap produk-produk organik di seluruh dunia

I. PENDAHULUAN. Uraian Jumlah penduduk (juta jiwa) Konsumsi beras (juta ton) (Sumber: BPS, 2012)

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pangsa pasar pangan organik meningkat dengan pesat didunia. Hal

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. nasional yang memiliki tujuan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. produksi pertanian baik secara kuantitas maupun kualitas. Pada tahun 1984

BAB I PENDAHULUAN. akibat eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan. Eksploitasi ditandai dengan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI DALAM MENERAPKAN USAHA TANI PADI ORGANIK

Analisis Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Produk Kaki Naga (Studi Kasus di CV. Bening Jati Anugrah, Kabupaten Bogor)

BAB I PENDAHULUAN. Agro Ekologi 1

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen Terhadap Beras Merah Organik di Kota Denpasar

PENGARUH PENETAPAN KEMASAN TERHADAP TINGKAT LOYALITAS KONSUMEN Studi kasus pada perusahaan PD Nanjung Bogor

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Proyeksi konsumsi kedelai nasional

PERBANDINGAN PERTUMBUHAN PRODUKSI PANGAN DAN PERTUMBUHAN PENDUDUK PADA WILAYAH KABUPATEN DI PROVINSI SUMATERA BARAT

PERSEPSI DAN PERILAKU KONSUMSI SAYURAN ORGANIK OLEH WARGA KECAMATAN PEDURUNGAN DI KOTA SEMARANG

PREFERENSI PEMILIHAN PRODUK TERNAK SEBAGAI LAUK HARIAN (Studi Kasus di Universitas Wijayakususma) Sulistyaningtyas 1)

PERSEPSI DAN PERILAKU KONSUMSI BERAS DI KALANGAN PEMBELI BERAS ORGANIK DI KOTA TEMANGGUNG

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP HARGA ( PRICE ) SUSIN DI KABUPATEN SINJAI (Studi Kasus di Desa Gunung Perak) ABSTRACT

PERILAKU KONSUMSI SUSU PADA KONSUMEN KELUARGA DI WILAYAH BABAKAN KECAMATAN DRAMAGA BOGOR SKRIPSI ABDIK DESTRIANA

PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI (Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik

I PENDAHULUAN. Masyarakat mulai menyadari bahaya memakan makanan yang. mengandung bahan-bahan kimia sintetis terutama sayur-sayuran yang dapat

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SAYURAN DI PASAR TRADISIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kata Kunci : Kedelai, Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT), Teknologi PTT, Tingkat penerapan PTT, Produksi.

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Ekologi Pertanian ~ 1

II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu

Jalan Soekarno-Hatta Km. 09 Tondo, Palu 94118, Indonesia. Jalan Soekarno-Hatta Km. 09 Tondo, Palu 94118, Indonesia.

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan sayur organik menjadi satu di antara pilihan bagi masyarakat

METODOLOGI PENELITIAN

Permasalahan Dalam Pengembangan Pertanian Organik. Amaliah, SP

Pengaruh Faktor Faktor Sosial Ekonomi Dan Fisik Wilayah Terhadap Tingkat Konsumsi Beras Di Kabupaten Kediri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pemasaran hijau merupakan konsep pemasaran yang mengutamakan

III. METODOLOGI PENELITIAN

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2016

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian

OLEH : VERONICA SUGIANTO NRP

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara mengkonsumsi produk-produk ramah lingkungan. Kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. kelestarian lingkungan. Hal ini menunjukkan isu lingkungan saat ini menjadi

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SUSU BUBUK MEREK L-MEN DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang penduduknya mengkonsumsi beras sebagai makanan pokoknya. Kebutuhan akan

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

KAJIAN PREFERENSI KONSUMEN BERAS IR 64 DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KONSUMSINYA DI KOTA BENGKULU. Ahmad Rayendra.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI PADI ORGANIK DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI (Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan)

Tabel 1. Data produksi dan konsumsi beras tahun (dalam ton Tahun Kebutuhan Produksi Tersedia Defisit (impor)

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERSEPSI PETANI KOPI ARABIKA TERHADAP PROGRAM SERTIFIKASI ORGANIK DI KECAMATAN ATU LINTANG KABUPATEN ACEH TENGAH. Lintang of Central Aceh Regency)

PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU KONSUMEN SUPERMARKET CARREFOUR KIARACONDONG, BANDUNG TERHADAP BAHAN PANGAN ORGANIK

HUBUNGAN IMPOR BERAS DENGAN HARGA DOMESTIK BERAS DAN PRODUKSI BERAS DI SUMATERA UTARA

ANALISIS STRATEGI USAHA SAYURAN ORGANIK DI PT ANUGERAH BUMI PERSADA RR ORGANIC FARM, KABUPATEN CIANJUR. Oleh: SANTI ROSITA A

BAB I PENDAHULUAN. Sayuran organik dapat diartikan sebagai semua sayuran yang ditanam

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi berarti peluang pasar internasional bagi produk dalam negeri dan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN JAMUR TIRAM DI KOTA PEKANBARU ANALYSIS OF CONSUMER BEHAVIOUR TOWARDS BUYING OYSTER MUSHROOM IN PEKANBARU

I. PENDAHULUAN. hal ini dikarenakan munculnya kesadaran dari masyarakat mengenai pentingnya

COST EFFECT, PROMOTION AND QUALITY OF SERVICE OF CONSUMER PURCHASE DECISION INTERNET ACCESS PT. PADI INTERNET PASURUAN

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN:

ABSTRACT. Keywords: Blackberry, quality, features, design, branding, trends, purchasing decisions. viii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk pertanian yang dibutuhkan masyarakat untuk mencukupi

Universitas Muhammadiyah Semarang

I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Dengan Tingkat Permintaan Daging Sapi Di Pasar Boja Kecamatan Boja Kabupaten Kendal

ANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME FROM KASTURI TOBACCO, RICE AND CORN TO THE TOTAL FARM HOUSEHOLD INCOME

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama

SIKAP IBU RUMAH TANGGA DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN TERHADAP KENAIKAN HARGA BERAS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI BERAS ORGANIK

PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI DALAM PROGRAM PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (P2KP) DI KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO

PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP STRATEGI PEMASARAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN BERAS BERMEREK DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI.

Maqfirah 1, Suyanti Kasimin 1, T. Makmur Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

ABTRACT. Key Words: Advertising, Brand Attention, Supplement

ANALISIS FUNGSI PRODUKSI PADI DI INDONESIA SKRIPSI. Oleh Fitria Ika Puspita Sari NIM

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesediaan Membayar ( Willingness to Pay )

TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP TEKNOLOGI PERTANIAN TERPADU USAHATANI PADI ORGANIK

I. PENDAHULUAN. Tahun. Sumber : [18 Februari 2009]

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis. Sehingga menimbulkan persaingan-persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Maraknya bisnis waralaba restoran fast food di daerah Denpasar seperti

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, khususnya di bidang industri. Hal ini terbukti dengan semakin

Kata kunci: word of mouth,keputusan pembelian

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

ABSTRAK. Kata Kunci : Kualitas Produk, Harga, Promosi dan Keputusan Pembelian. vii. Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN BERAS ORGANIK DI KABUPATEN JEMBER Titin Agustina Staf Pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis email: agustin_agrisos@yahoo.co.id ABSTRACT Food is an essential commodities and strategic. Rice is one commodity food that has an important role, both in terms of producers, consumers, government, the community and the environment in general. With increasing population, increasing levels of education and income per capita then the need for rice in particular food consumption also increased. The enthusiasm of the public to consume organic rice is also expected continues to increase along with the awareness of people to live healthy. Research in Consumer Behavior Analysis of Organic Rice in Jember conducted in order to determine: (1). Factors that influence the behavior of consumers in the purchase of organic rice in Jember, (2). Is there a relationship between level of education and income levels of consumers with consumer response to quality attributes of rice in the purchase of organic rice in Jember. This study was conducted in Jember with sampling and identification method in the field. The results showed: (1). the factors that influence consumer behaviour in purchasing organic rice in Jember is the quality factor (texture, grain, color, taste), promotion factor (friend information, leaflets, sellers, packaging), health factors (nutrition and nourishment), factor of safety of consuming (where to buy, certification, pesticide residues) and factor of prices (2). There is no real relationship between the levels of education of consumers with consumer response to quality attributes of rice in the purchase of organic rice in Jember (3). There is no real relationship between the levels of income the consumer response to the quality attributes of rice in the purchase of organic rice in Jember. Key words : Organic Rice, Consumer Behavior, Quality Attributes of Rice PENDAHULUAN Pangan merupakan komoditas yang penting dan strategis, karena merupakan kebutuhan pokok manusia yang hakiki yang setiap saat harus dapat dipenuhi. Kebutuhan pangan perlu diupayakan ketersediaannya dalam jumlah yang cukup, mutu yang layak, aman dikonsumsi dan mudah diperoleh dengan harga yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu sasaran utama pembangunan pertanian adalah memantapkan ketahanan pangan dan pengembangan aribisnis agar akses pangan masyarakat terjamin untuk eksistensi hidup sehat, produktif dan kreatif (Darmadjati dan Widowati, 2001). Komoditas beras merupakan salah satu komoditas pangan yang mempunyai peranan penting, baik dari sisi produsen, konsumen, pemerintah maupun masyarakat dan lingkungan secara umum. Berdasarkan sensus pertanian 2003, dari sekitar 90,8 juta penduduk yang bekerja, 44,3 persen diantaranya bekerja di sektor pertanian. Lebih dari separuh penduduk yang bekerja di sektor pertanian tersebut merupakan petani padi dan palawija. Dari sisi konsumen, beras merupakan makanan pokok bagi hampir seluruh penduduk Indonesia dengan tingkat ketergantungan yang tinggi. Beras juga berperan sangat besar bagi pelestarian lingkungan (Oktaviani dan Sahara, 2004). Memasuki abad 21, masyarakat dunia mulai sadar bahaya yang ditimbulkan oleh pemakaian bahan kimia sintetis dalam pertanian. Orang semakin arif dalam memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Gaya hidup sehat dengan slogan? Back to Nature? J-SEP Vol 5 No 3 November 2011 15

telah menjadi trend baru meninggalkan pola hidup lama yang menggunakan bahan kimia non alami, seperti pupuk, pestisida kimia sintetis dan hormon tumbuh dalam produksi pertanian. Pangan yang sehat dan bergizi tinggi dapat diproduksi dengan metode baru yang dikenal dengan pertanian organik (Badan Penelitian dan Pengembangan, 2005). Permintaan atas produk-produk pertanian organik (tanpa menggunakan bahan-bahan kimia) melonjak selama beberapa bulan terakhir. Produk-produk pertanian organik yang permintaannya sedang tinggi adalah sayuran, beras, buahbuahan, rempah-rempah, kopi, dan teh. Masyarakat konsumen semakin sadar dan selektif atas segi kualitas kesehatan produk pertanian. Mereka kini lebih suka mengonsumsi produk alami (organik) ketimbang yang menggunakan bahan kimia (an-organik). Semakin tingginya minat konsumen atas produk pertanian organik, dapat dihitung dari bertambahnya areal penanaman padi organik (Pikiran Rakyat, 2005). Saat ini pangsa pasar pangan organik meningkat dengan pesat didunia. Hal tersebut disebabkan pertama, masyarakat yang mulai sadar akan kebutuhan mutlak dalam menekan resiko kesehatan melalui pangan sehat tersebut (meningkatkan immunitas tubuh). Kedua, para wanita memandang bahwa kebugaran tubuh, kecantikan, dan penampilan adalah hal penting untuk tetap awet muda ataupun awet tua. Ketiga, masyarakat mulai membuat relaksasi hidup seimbang (good for mood). Oleh karena itu, pangan organik dan pertanian organik akan menjadi in a great demand pada masa mendatang (Wibowo, 2003). Di sisi lain dengan meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan masyarakat tentunya akan mengakibatkan meningkatnya preferensi masyarakat terhadap komoditas yang dikonsumsinya, terutama yang bisa memenuhi tuntutan kualitas yang lebih baik (Winarno, 2002). Pemahaman tentang perilaku konsumen bukanlah pekerjaan yang mudah tetapi cukup rumit sehingga membutuhkan waktu dan tenaga. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya variabel yang mmpengaruhi dan variabel tersebut cenderung saling berinteraksi dan keberhasilan kegiatan pemasaran sangat ditentukan oleh kemampuan produk yang dipasarkan untuk memenuhi apa yang diharapkan oleh konsumen. Dalam menentukan sasaran yang tepat pengelola usaha atau pedagang harus mengidentifikasi konsumen baik kebutuhan konsumen sekarang maupun kebutuhan pada masa yang akan datang. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa pertanyaan yaitu : 1. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian beras organik di Kabupaten Jember? 2. Apakah terdapat hubungan antara tingkat pendidikan konsumen dengan respon konsumen terhadap atribut kualitas beras Kabupaten Jember? 3. Apakah terdapat hubungan antara tingkat pendapatan konsumen dengan respon konsumen terhadap atribut kualitas beras Kabupaten Jember? TUJUAN DAN MANFAAT Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguraikan fenomena-fenomena mengenai perilaku konsumen dalam Jember, disamping untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan konsumen dengan respon konsumen terhadap atribut kualitas beras Kabupaten Jember. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini yaitu diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi tentang perilaku konsumen beras organik pada pengelola usaha atau pedagang beras organik di Kabupaten Jember sehingga dapat dijadikan dasar bagi perumusan strategi pemasaran beras organik yang tepat. METODE PENELITIAN Kerangka Pendekatan Penelitian Penelitian dilakukan dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam Jember, kemudian mengetahui hubungan 16 J-SEP Vol 5 No 3 November 2011

antara tingkat pendidikan dan pendapatan konsumen dengan respon konsumen terhadap atribut kualitas beras dalam Jember. Metode Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode convinience sampling yaitu metode pengambilan sampel yang dilakukan dengan memilih sampel dari elemen populasi yang datanya mudah diperoleh oleh peneliti (Malhotra, dkk., 1996). Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan untuk menentukan faktor-faktor apa yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam Jember digunakan Analisis Faktor, untuk mengkaji tentang hubungan antara tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan konsumen dengan respon konsumen terhadap atribut kualitas beras dalam Jember digunakan analisis Chi-Square. HASIL DAN PEMBAHASAN Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen pada Pembelian Beras Organik di Kabupaten Jember Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen pada Jember, peneliti menggunakan alat analisis faktor. Analisis faktor membantu peneliti mengelompokkan variabel-variabel yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen pada pembelian beras organik menjadi faktor-faktor yang lebih sederhana. Terdapat 16 variabel yang dianalisis berpengaruh terhadap perilaku konsumen pada pembelian beras organik di Kabupaten Jember, yaitu sebagai berikut: tekstur (X1), butiran (X2), warna (X3), kemurnian (X4), bau (X5), rasa (X6), harga (X7), informasi teman (X8), leaflet (X9), penjual (X10), tempat membeli (X11), kemasan (X12), sertifikasi (X13), kandungan nutrisi (X14), residu pestisida (X15), dan pemenuhan gizi (X16). Dari 16 variabel diatas dapat dikelompokkan menjadi 5 faktor dengan 2 variabel tidak dapat diikutsertakan pada 5 faktor tersebut, karena tidak memiliki korelasi dengan variabel lainnya. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Anti- Image Correlation yang kurang dari 0,5. Variabel-variabel tersebut, yaitu variabel bau (X5) dan variabel kemurnian (X4). Sehingga dari 14 variabel tersebut direduksi menjadi 5 faktor. Variabelvariabel tersebut terbagi menjadi 5 kelompok faktor. Faktor 1 merupakan faktor kualitas, faktor 2 merupakan faktor promosi, faktor 3 merupakan faktor kesehatan, faktor 4 merupakan faktor keamanan mengkonsumsi, dan faktor 5 merupakan faktor harga. Pengaruh faktor-faktor tersebut ditunjukkan melalui nilai total varian sebesar 75,441% yang artinya bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembelian beras organik di Kabupaten Jember mampu dijelaskan sebesar 75,441% oleh faktor kualitas, faktor promosi, faktor kesehatan, faktor keamanan mengkonsumsi, dan faktor harga. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang belum dimasukkan dalam model sebesar 24,559%. Pengaruh kelima faktor tersebut dapat dijelaskan pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Analisis Variabel-variabel yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Konsumen pada Pembelian Beras Organik di Kabupaten Jember Variabel Faktor 1 2 3 4 5 Tekstur,846 -,083 -,010,031 -,190 Butiran,904 -,083,257 -,183,103 Warna,802,012,241 -,126,196 Rasa,896,050,001,104 -,005 Informasi teman,030,964 -,029 -,010 -,043 Leaflet -,217,806,085 -,161,103 J-SEP Vol 5 No 3 November 2011 17

Lanjutan Tabel 1. Variabel Faktor 1 2 3 4 5 Penjual,007,838,048,002 -,119 Kemasan -,094 -,583 -,131,348,197 Kandungan nutrisi,206,204,865,189 -,030 Pemenuhan gizi,129 -,006,921,047,008 Tempat membeli,048 -,186 -,010,865 -,114 Sertifikasi,111,028 -,020 -,509 -,412 Residu pestisida -,061 -,066,304,672,126 Harga,094 -,131 -,014,067,897 Alpha 0,898 0,353 0,853 0,052 1,000 Eingenvalue 3,424 3,038 1,944 1,118 1,037 % varians 24,458 21,703 13,886 7,985 7,409 % Cumulative 24,458 46,161 60,047 68,032 75,441 Sumber: Data Primer Diolah 1. Faktor 1 (kualitas), meliputi variabel: tekstur (X1), butiran (X2), warna (X3), rasa (X6). Faktor ini mempunyai hubungan erat yang ditunjukkan dengan nilai alpha yaitu sebesar 0,898 yang berarti bahwa setiap variabel dalam faktor kualitas ini memiliki hubungan yang erat. Persentase varians sebesar 24,458 menunjukkan bahwa faktor kualitas merupakan faktor dominan yang pertama diantara faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen pada pembelian beras 2. Faktor 2 (promosi), meliputi variabel: informasi teman (X8), leaflet (X9), penjual (X10), kemasan (X12). Faktor ini mempunyai hubungan lemah yang ditunjukkan dengan nilai alpha yaitu sebesar 0,353 yang berarti bahwa setiap variabel dalam faktor promosi ini memiliki hubungan yang lemah. Hal ini dikarenakan 4 variabel yang ada dalam faktor promosi mempunyai hubungan yang berbeda yaitu 3 variabel yang bernilai positif yaitu informasi teman (X8), leaflet (X9), penjual (X10) dan satu variabel bernilai negatif yaitu kemasan (X12), tetapi didalam analisis faktor tanda positif atau negatif diabaikan hanya interpretasinya yang berbeda. Persentase varians sebesar 21,703 menunjukkan bahwa faktor promosi merupakan faktor dominan yang kedua diantara faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen pada pembelian beras 3. Faktor 3 (kesehatan), meliputi variabel: kandungan nutrisi (X14), dan pemenuhan gizi (X16). Faktor ini mempunyai hubungan erat yang ditunjukkan dengan nilai alpha yaitu sebesar 0,853 yang berarti bahwa setiap variabel dalam faktor kesehatan ini memiliki hubungan yang erat. Persentase varians sebesar 13,886 menunjukkan bahwa faktor kesehatan merupakan faktor dominan yang ketiga diantara faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen pada pembelian beras 4. Faktor 4 (keamanan mengkonsumsi), meliputi variabel: tempat membeli (X11), sertifikasi (X13), residu pestisida (X15). Faktor ini tidak mempunyai hubungan erat karena nilai alpha kurang dari 0,5 yaitu sebesar 0,052 yang berarti bahwa setiap variabel dalam faktor keamanan mengkonsumsi memiliki hubungan yang lemah. Persentase varians sebesar 7,985 menunjukkan bahwa faktor keamanan mengkonsumsi merupakan faktor dominan yang keempat diantara faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen pada pembelian beras 5. Faktor 5 (harga), hanya meliputi variabel harga itu sendiri dengan nilai alpha yaitu sebesar 1,000. Persentase varians sebesar 7,409 menunjukkan 18 J-SEP Vol 5 No 3 November 2011

bahwa faktor harga merupakan faktor dominan yang kelima diantara faktorfaktor yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen pada pembelian beras Berdasarkan hasil analisis faktor diatas dapat dilihat bahwa faktor kualitas, faktor promosi, faktor kesehatan, faktor keamanan mengkonsumsi, dan faktor harga memiliki pengaruh terhadap pembelian beras organik di Kabupaten Jember. Besarnya pengaruh Jember didasarkan pada besarnya persentase varians dapat dirumuskan melalui Tabel 2. Tabel 2. Persentase Varians dan Tingkat Kepentingan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen pada Pembelian Beras Organik di Kabupaten Jember Faktor Persentase Tingkat Varians Kepentingan Faktor 1 (kualitas) Faktor 2 (Promosi) Faktor 3 (Kesehatan) Faktor 4 (Keamanan Mengkonsumsi) Faktor 5 (Harga) 24,458 21,703 13,886 7,985 7,409 3,63 3,51 3,85 3,72 3,68 Sumber : Data Primer Diolah Keterangan: Tingkat kepentingan: nilai seberapa penting faktor 1 sampai dengan faktor 5 mempengaruhi konsumen pada pembelian Beras Organik Nilai rata-rata 2.5; tidak penting Nilai rata-rata > 2,5; penting Persentase varians menunjukkan besarnya pengaruh masing-masing faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen Kabupaten Jember. Berdasarkan Tabel 2. menunjukkan bahwa faktor kualitas memiliki pengaruh terbesar, yaitu 24,458%, sedangkan faktor harga memiliki pengaruh terkecil, yaitu sebesar 7,409%. Tingkat seberapa penting dari faktor-faktor tersebut terhadap pembelian beras organik dapat diketahui dari nilai ratarata, yaitu antara jumlah nilai tingkat seberapa penting tiap variabel penyusun faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian beras organik di Kabupaten Jember. Berdasarkan tingkat kepentingan tersebut maka faktor-faktor penting pertama sampai kelima berturut-turut adalah faktor kesehatan, faktor keamanan mengkonsumsi, faktor kualitas, faktor harga dan faktor promosi. Hubungan antara Tingkat Pendidikan Konsumen Dengan Respon Konsumen terhadap Atribut Kualitas Beras dalam Pembelian Beras Organik di Kabupaten Jember Berdasarkan hasil analisis faktor, faktor atribut kualitas beras organik terdiri dari variabel tekstur (X1), butiran (X2), warna (X3), rasa (X6). Responden yang mewakili konsumen beras organik di Kabupaten Jember telah menyampaikan penting, atau tidak pentingnya faktor atribut kualitas beras Respon konsumen terhadap atribut kualitas beras organik dapat dilihat pada Tabel 3. berikut ini: Tabel 3. Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Respon Konsumen terhadap Aribut Kualitas Beras pada Pembelian Beras Organik Pendidikan Atribut Kualitas Beras Tidak Penting Penting Total χ 2 α Rendah 2 5 7 0,390 0,533 Tinggi 6 27 33 Total 8 32 40 Sumber: Data Primer Diolah J-SEP Vol 5 No 3 November 2011 19

Konsumen yang menganggap faktor atribut kualitas beras organik sebagai faktor penting adalah sebanyak 32 responden (80%) yang terdiri atas 27 responden dengan tingkat pendidikan tinggi (tamat PT) dan 5 responden dengan tingkat pendidikan rendah (tamat SMU). Konsumen yang menganggap faktor atribut kualitas beras organik sebagai faktor tidak penting adalah sebanyak 8 (20%) responden yang terdiri atas 6 responden dengan tingkat pendidikan tinggi (tamat PT) dan 2 responden dengan tingkat pendidikan rendah (tamat SMU). Berdasarkan Tabel 3 diatas, dapat dilihat nilai χ 2 sebesar 0,390 dengan nilai α sebesar 0,533, pada derajat kebebasan 1 dan taraf kepercayaan 95%. Nilai α yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa pendidikan konsumen pada pembelian beras organik tidak memiliki hubungan yang nyata dengan faktor atribut kualitas beras Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsumen beras organik yang memiliki tingkat pendidikan tinggi (tamat PT) maupun konsumen yang memiliki tingkat pendidikan rendah (tamat SMU) menganggap faktor atribut kualitas beras organik adalah faktor yang penting. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua konsumen beras organik pada berbagai tingkat pendidikan, baik itu tingkat pendidikan tinggi maupun pendidikan rendah memiliki penilaian yang sama terhadap faktor atribut kualitas beras Hubungan antara Tingkat Pendapatan Konsumen Dengan Respon Konsumen terhadap Atribut Kualitas Beras dalam Pembelian Beras Organik di Kabupaten Jember Tingkat pendapatan konsumen merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian beras Tingkat pendapatan konsumen berhubungan dengan kualitas beras organik yang akan dikonsumsi, karena semakin baik kualitas beras organik maka akan memiliki harga yang lebih mahal jika dibandingkan dengan beras organik yang berkualitas rendah. Rata-rata tingkat pendapatan konsumen beras organik di Kabupaten adalah Rp. 2.000.000.-, berdasarkan hal tersebut maka peneliti menetapkan pendapatan konsumen yang berada di bawah pendapatan rata-rata digolongkan pada tingkat pendapatan rendah dan konsumen dengan pendapatan Rp. 2.000.000 digolongkan pendapatan tinggi. Hasil analisis tentang hubungan antara faktor atribut kualitas beras organik dengan tingkat pendapatan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hubungan antara Tingkat Pendapatan dengan Respon Konsumen terhadap Aribut Kualitas Beras pada Pembelian Beras Organik Atribut Kualitas Beras Pendapatan Tidak Penting Penting Total χ 2 α Rendah 2 15 17 1,253 0,263 Tinggi 6 17 23 Total 8 32 40 Sumber: Data Primer Diolah Tabel 4 menunjukkan untuk faktor atribut kualitas beras terdapat 32 responden (80%) yang menganggap faktor atribut kualitas beras sebagai faktor penting yang terdiri atas 15 responden dengan tingkat pendapatan rendah (< Rp 2.000.000) dan 17 responden dengan tingkat pendapatan tinggi ( Rp 2.000.000). Konsumen yang menganggap faktor atribut kualitas beras sebagai faktor tidak penting adalah sebanyak 8 responden (20%) yang terdiri atas 2 responden dengan tingkat pendapatan rendah dan 6 responden dengan tingkat pendapatan tinggi. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh nilai χ 2 sebesar 1,253 dengan nilai α sebesar 0,263, pada derajat kebebasan 1 dan taraf kepercayaan 95%. Nilai α yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa pendapatan konsumen pada pembelian beras organik tidak memiliki hubungan yang nyata dengan faktor atribut kualitas beras Hasil 20 J-SEP Vol 5 No 3 November 2011

penelitian ini menunjukkan bahwa konsumen beras organik yang memiliki tingkat pendapatan rendah maupun konsumen yang memiliki tingkat pendapatan tinggi menganggap faktor atribut kualitas beras adalah faktor yang penting saat pembelian beras Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua konsumen beras organik pada berbagai tingkat pendapatan, baik itu tingkat pendapatan rendah maupun pendapatan tinggi memiliki penilaian yang sama terhadap faktor atribut kualitas beras KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Berdasarkan analisis faktor, faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian beras organik di Kabupaten Jember adalah faktor kualitas (tekstur, butiran, warna, rasa), faktor promosi (informasi teman, leaflet, penjual, kemasan), faktor kesehatan (kandungan nutrisi dan pemenuhan gizi), faktor keamanan mengkonsumsi (tempat membeli, sertifikasi, residu pestisida) dan faktor harga. 2. Tidak terdapat hubungan yang nyata antara tingkat pendidikan konsumen dengan respon konsumen terhadap atribut kualitas beras dalam pembelian beras organik di Kabupaten Jember. 3. Tidak terdapat hubungan yang nyata antara tingkat pendapatan dengan respon konsumen terhadap atribut kualitas beras dalam pembelian beras organik di Kabupaten Jember. 2. Perlunya upaya peningkatan pemberian informasi tentang manfaat mengkonsumsi beras organik melalui berbagai media, baik itu media cetak maupun media elektronik. DAFTAR PUSTAKA Badan Penelitian dan Pengembangan. 2005. Prospek Beras Organik.(Online). http://www.litbang.deptan.go.id. Diakses tanggal 18 Maret 2007 Damadjati, D.S dan S. Widowati. 2001. Menali Sumber Daya Pangan Lokal Dalam Peran Teknoloi Pangan Dalam Rangka Ketahanan Pangan Nasional. Majalah Pangan No. 36/X/Jan/2001. Puslitbang Bulog, Jakarta. Oktaviani, R. dan Sahara. 2004. Beras, Ketahanan Pangan dan World Trade Organization. Mimbar Sosek Vol. 17 No. 2: Agustus (1-24). Pikiran Rakyat. 2005. Naik Tajam, Permintaan Hasil Pertanian Organik. (Online) http://www.pikiran-rakyat.com. Diakses tanggal 19 Maret 2007. Wibowo, R. 2003. Butir-Butir Pemikiran Pangan dan Pertanian Masa Depan. Naskah Seminar Agribussiness Training 3-5 Mei 2003 HIMASETA. Fakultas Pertanian Universitas Jember, Jember. Winarno, F.G. 2002. Pertanian Organik: Standard Internasional dan Pangsa Pasar. Embrio Bioteknologi, Bogor. Saran 1. Produsen maupun pemasar hendaknya lebih memperhatikan faktor-faktor penting yang menjadi pertimbangan konsumen dalam pembelian beras organik diantaranya : faktor kualitas, faktor promosi, faktor kesehatan, faktor keamanan mengkonsumsi dan faktor harga. J-SEP Vol 5 No 3 November 2011 21