Bismillaahirrahmaanirrahiim PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PROF. DR. TABRANI NOMOR : 092/RSTAB/PER-DIR/III/2015

dokumen-dokumen yang mirip
TELUSUR. Pelaksanaan asesmen informasi dan informasi yang harus tersedia untuk pasien rawat inap

TELUSUR. Pelaksanaan asesmen informasi dan informasi yang harus tersedia untuk pasien rawat inap

KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSIA KEMANG NOMOR : 056/SK/DIR/5/2017 TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN ASESMEN PASIEN RSIA KEMANG

AP (ASESMEN PASIEN) AP.1

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA NOMOR : 224/RSPH/I-PER/DIR/VI/2017 TENTANG PEDOMAN REKAM MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

CEKLIST KELENGKAPAN DOKUMEN AKREDITASI POKJA ASESMEN PASIEN (AP)

INDIKATOR KETERANGA ELEMEN PENCAPAIAN

PERATURAN DIREKTUR RS ROYAL PROGRESS NOMOR /2012 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA Nomor : 2347a/PW/Sekr/VIII/2014 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS. DIREKTUR UTAMA RS. xxx

MEMPERSIAPKAN AKAREDITASI VERSI 2012 DESAIN FORMULIR MENUNJANG TELUSUR DOKUMEN REKAM MEDIS

KOMISI AKREDITASI RUMAH SAKIT

PEDOMAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (CASE MANAGER)

PT. AR. MUHAMAD RUMAH SAKIT AR. BUNDA JL. ANGKATAN 45 KEL. GUNUNG IBUL TELP. (0713) FAX. (0713) PRABUMULIH SUM - SEL 31121

APK 1.1. Elemen penilaian APK 1.1.

MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012

PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI

ASESMEN AWAL KEPERAWATAN PASIEN RAWAT INAP

MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIK (MIRM)

BAB I DEFENISI. Tujuan Discharge Planning :

SPO ASUHAN GIZI TERSTANDAR AKREDITASI VERSI HERNI ASTUTI INSTALASI GIZI RSUP DR SARDJITO Workshop Gizi, Yogyakarta April 2013

- 1 - KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD TAMAN HUSADA BONTANG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RSUD TAMAN HUSADA BONTANG

TABULASI POKJA PAP ( PELAYANAN ASUHAN PASIEN)

PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI (PAB)

Contoh Panduan KORPS MARINIR RUMKITAL MARINIR CILANDAK PANDUAN. RUMKITAL MARINIR CILANDAK JAKARTA 2016 DAFTAR ISI

PELAYANAN PASIEN RISIKO TINGGI DAN PENYEDIAAN PELAYANAN RISIKO TINGGI. ( dr. Syukri, SpJP, Ns.Martalena,Skep, Ns.Syahlinda,Skep )

Ditetapkan Tanggal Terbit

BAB 6 MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIK (MIRM)

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIS (MIRM) Djoti Atmodjo

MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIK (MIRM)

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.

DAFTAR DOKUMEN APK BERDASARKAN ELEMEN PENILAIAN

INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP)

SURAT PERNYATAAN JANGAN DILAKUKAN RESUSITASI ( DO NOT RESUCITATE )

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH NOMOR : 096/SK-Dir/RSB-A/II/2016

PANDUAN PENJELASAN HAK PASIEN DALAM PELAYANAN LOGO RS X

DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS TABA

Regulasi RS: Kebijakan/Pedoman/Panduan/SPO tentang Asesmen Informasi Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap

KRITERIA PEMULANGAN DAN TINDAK LANJUT PASIEN

Panduan Penyusunan Regulasi Pelayanan Berfokus Pasien (PBP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP) STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1 EFEKTIF TANGGAL 1 JANUARI 2018

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa

BAB 3 ASESMEN PASIEN (AP)

dalam yang memenuhi standar profesi serta peraturan perundang- undangan. (R) Pedoman Pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

TELAAH & PEMERIKSAAN DOKUMEN

Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL. Indikator Standar Dimensi Input/Proses l/klinis 1 Kepatuhan

BAB I DEFENISI A. LATAR BELAKANG

PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN (PAP)

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG

REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER

PANDUAN TEKNIS PESERTA DIDIK KEDOKTERAN DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Klasifikasi dan kodefikasi penyakit, Aspek hukum dan etika profesi, Manajemen rekam medis & informasi kesehatan, Menjaga mutu rekam

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT DPK NOMOR : 000/SK/DIR/I/2012 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RADIOLOGI RUMAH SAKIT DPK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Definisi

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PANDUAN REKAM MEDIK PUSKESMAS KARANGLEWAS. No Dokumen :PD/C.VII/UKP/ /IV/2016 Tanggal Terbi:4 April No Revisi : -

Prosedur pendaftaran dilaksanakan dengan efektif dan efisien dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan

PROGRES DOKUMEN POKJA KKS ( KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF )

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK CITRA INSANI SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR NO /SK-DIR/RSIA-CI/VIII/2014 TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN (INFORMED CONSENT)

PANDUAN PELAKSANAAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (HOSPITAL CASE MANAGER)

BAB 5 PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB)

5. HAKEKAT PERMENKES 269/MENKES/PER/III/2008 TENTANG RM dan PERTAURAN TERKAIT LAINNYA LILY WIDJAYA,SKM.,MM D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

HEALTH RECORDS IN LONG TERM CARE AND REHABILITATION FACILITIES

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

PENATAAN REKAM MEDIS. LILY WIDJAJA, Amd.PK., SKM., MM.

Assessment of Patients (AOP)

PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM KELAS D KOJA Jl. Walang Permai No. 39 Jakarta Utara PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL

PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I DEFINISI A. PENGERTIAN

BAB 7 MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE)

No. Dokumen : 005/KMD/ADMIN/II/2013. Tanggal terbit : 12 Februari 2013

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sehingga di rumah sakit diharapkan mampu untuk. puas dan nyaman, sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada seperti

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

1. Apakah ada SPO yang terkait analisa rekam medis pasien rawat jalan. 2. Berapa jumlah keseuruhan staf yang ada di Instalasi Rekam Medis Rumah

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi profesional baik di bidang teknik medis maupun. dilaksanakan surat persetujuan tindakan kedokteran.

PEMERINTAH KOTA PAYAKUMBUH PUSKESMAS LAMPASI. KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS LAMPASI NO. 445/ /SK-C/Pusk-LPS/I/2016

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan

MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIK (MIRM)

BAB I PENDAHULUAN. rangka pemberian pelayanan kesehatan. Dokumen berisi catatan dokter,

Perbedaan jenis pelayanan pada:

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

PANDUAN PELAYANAN PASIEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah nyata terjadi maupun berpotensi untuk terjadi yang mengancam

BAB I PENDAHULUAN. pemberi pelayanan kesehatan harus meningkatkan pelayanannya dari berbagai. mampu memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. sakit memegang peranan penting terhadap meningkatnya derajat kesehatan

Panduan Penetapan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan ( DPJP )

Transkripsi:

Bismillaahirrahmaanirrahiim PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PROF. DR. TABRANI NOMOR : 092/RSTAB/PER-DIR/III/2015 Menimbang : TENTANG KEBIJAKAN ASESMEN PASIEN DIREKTUR RUMAH SAKIT PROF. DR. TABRANI a. Bahwa untuk meningkatkan pelayanan di rumah sakit, maka diperlukan proses asesmen pasien yang efektif untuk menghasilkan keputusan pengobatan pasien yang tepat. b. Bahwa untuk mendapatkan hasil asesmen yang baik diperlukan proses asesmen yang terstandar rumah sakit. c. Bahwa rumah sakit Prof. Dr. Tabrani menetapkan kebutuhan medis pasien melalui asesmen pasien. d. Bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas maka diperlukan kebijakan tentang asesmen pasien di rumah sakit Prof. Dr. Tabrani. Mengingat : 1. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan; 2. Undang Undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit; 3. Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran; 4. Permenkes HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang izin dan penyelenggaraan praktik perawat; 5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 269/MENKES/PER/III/2008; Menetapkan : MEMUTUSKAN KESATU : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PROF. DR. TABRANI TENTANG KEBIJAKAN ASESMEN PASIEN. KEDUA : Peraturan kebijakan Asesmen Pasien di Rumah Sakit Prof. Dr.Tabrani diberlakukan secara konsisten. KETIGA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan asesmen pasien dilaksanakan oleh Manajemen Rumah Sakit.

KEEMPAT : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan dapat ditinjau ulang apabila ada kekeliruan dalam peraturan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Pekanbaru, 27 Maret 2015 Direktur, dr. Dovy Saptika Faulin NIK : 2014001651

Lampiran : Peraturan Direktur RS Prof. Dr. Tabrani Nomor : 092/RSTAB/PER-DIR/III/2015 Tanggal : 27 Maret 2015 KEBIJAKAN TENTANG ASESMEN PASIEN RUMAH SAKIT PROF. DR. TABRANI 1. Asesmen pasien harus dilakukan dengan efektif dan terus menerus baik di rawat jalan maupun di rawat inap untuk menghasilkan keputusan tentang pengobatan pasien yang harus segera dilakukan dan kebutuhan pengobatan berkelanjutan untuk emergensi, elektif atau pelayanan terencana, termasuk ketika kondisi pasien berubah. Asesmen pasien minimal memperhatikan kondisi pasien, umur, kebutuhan kesehatan dan permintaan atau preferensinya. 2. Untuk mendapatkan data asesmen pasien yang benar maka dilakukan asesmen informasi minimal.informasi minimal tersebut berbeda kedalamannya dalam mengkaji antara rawat inap dan rawat jalan.setiap informasi yang teridentifikasi dan diberikan kepada pasien didokumentasikan dalam rekam medis. 3. Rumah sakit menegaskan Asesmen informasi yang harus diperoleh dari pasien rawat jalan meliputi : data umum pasien dan data medis seperti kondisi pasien,umur dan kebutuhan kesehatannya. 4. Rumah sakit menegaskan Asesmen informasi yang harus diperoleh dari pasien rawat inap meliputi : data umum pasien, tata tertib rumah sakit, Hak dan kewajiban pasien dan keluarga, tarif perawatan,informasi petugas yang merawat pasien, Informasi tentang catatan perkembangan pasien, Informasi waktu konsultasi, Discharge Planning dan fasilitas ruangan. 5. Semua informasi yang diperoleh didokumentasikan direkam medis. 6. Asesmen pasien rawat jalan minimal meliputi kondisi pasien, umur, kebutuhan kesehatan, dan permintaan. Asesmen pasien poli spesialis dilakukan oleh dokter spesialis, asesmen pasien UGD dan poli umum dilakukan oleh dokter umum, asesmen pasien poli gigi dilakukan oleh dokter gigi. 7. Asesmen pasien rawat jalan minimal data umum,keadaan fisik, dan riwayat penyakit (sekarang,dahulu dan keluarga). 8. Asesmen pasien rawat inap minimal keadaan fisik, psikologis, sosial, riwayat kesehatan pasien, riwayat penyakit keluarga dan hasil pemeriksaan penunjang sebelumnya. 9. Pelaksana asesmen medis awal di rawat inap adalah DPJP. Dalam hal DPJP belum datang maka asesmen medis awal dilakukan oleh dokter bangsal yang kemudian di konsulkan kepada DPJP, dimana ketika DPJP tersebut telah datang maka asesmen

pertama kali oleh DPJP kepada pasien tersebut tetap dianggap sebagai asesmen medis awal 10. Asesmen pasien dilakukan dengan 3 proses utama : a. Mengumpulkan informasi dari data keadaan fisik, psikologis, sosial dan riwayat kesehatan pasien b. Analisis informasi data, termasuk hasil laboratorium dan imaging diagnostik (radiologi) c. Membuat rencana pelayanan untuk memenuhi semua kebutuhan pasien yang telah diidentifikasi 11. Asesmen pada pasien yang melibatkan beberapa profesional kesehatan dilaksanakan melalui kolaborasi agar didapatkan hasil yang efektif. Kolaborasi tidak selalu hadir bersama disatu tempat namun juga dapat menggunakan media komunikasi lainnya. 12. Asesmen pasien dilaksanakan melalui kolaborasi para profesional kesehatan yang bertanggung jawab atas pasien agar didapatkan hasil yang efektif 13. Setiap disiplin klinis menetapkan isi minimal asesmen didisiplin klinisnya dan menentukan rincian elemen yang dibutuhkan pada pengkajian riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik. 14. Minimal asesmen pada pemeriksaan fisik pada disiplin umum, penyakit dalam, anak adalah keadaan umum, kesadaran, tanda-tanda vital,pemeriksaan kepala, leher, dada, thorax, abdomen, turgor, ektremitas.untuk spesialis tertentu dimana status generalis tidak diperlukan atau memerlukan asesmen lain maka dapat ditambahkan asesmen lain sesuai dengan status lokalis disiplin klinis tersebut. 15. Asesmen pasien hanya dapat dilakukan oleh mereka yang kompeten sesuai perijinanan,sertifikat,undang - undang dan peraturan yang berlaku yaitu : a. Dokter UGD yaitu dokter umum SI kedoktereran,memiliki STR,sertifikat kegawatdaruratan (ATCLS/BLS/) serta berpengalaman. b. Perawat/Bidan UGD yaitu tamatan DIII keperawatan,memeliki STR, serta Sertifikat kegawat daruratan (ATCLS/BTCLS/APN). c. Perawat/Bidan ruangan yaitu minimal tamatan DIII keperawatan,memiliki STR serta berpengalaman. d. DPJP yaitu dokter spesialis yang memiliki kompetensi sesuai bidangnya. 16. Pada setiap pasien rawat jalan dan rawat inap dilakukan asesmen awal meliputi riwayat kesehatan (sekarang, dahulu dan keluarga), pemeriksaan fisik, psikologis awal, sosial dan ekonomi awal sesuai kebutuhannya. 17. Setiap diagnosa awal ditegakkan setelah melalui proses asesmen awal 18. Asesmen ulang medis dan keperawatan untuk pasien rawat inap dilakukan setiap 24 jam sekali atau lebih cepat apabila ada perubahan atau temuan penting sesuai dengan kompleksitas, rencana pelayanan dan pengobatan pasien

19. Setiap pemberi pelayanan medis harus melakukan asesmen awal, pengkajian riwayat pasien, pemeriksaan fisik dan asesmen lain yang diperlukan pada setiap pasiennya. 20. Apabila pasien akan direncanakan operasi,maka dilakukan asesmen oleh DPJP dan dr anastesi sedikitnya ada catatan ringkas dan menegakkan diagnosis sebelum operasi dicatat direkam medis. 21. Setiap dokter dan perawat harus melaksanakan asesmen semua jenis dan tempat pelayanan terhadap semua pasien-pasiennya berdasarkan kewenangan masing-masing sesuai kerangka waktu yang benar. 22. Asesmen awal medis yang dilakukan sebelum pasien dirawat inap atau rawat jalan tidak boleh lebih dari 30 hari, riwayat medis diperbaharui secara berulang ulang dan setiap perubahan kondisi pasien yang signifikan dicatat direkam medis. 23. Asesmen nutrisional lanjut dilakukan oleh ahli gizi yaitu DIII ahli gizi 24. Pengembangan kriteria untuk mengidentifikasi pasien yang memerlukan asesmen nutrisional lebih lanjut dilakukan oleh tim yang minimal terdiri atas dokter dan ahli gizi 25. Asesmen risiko jatuh dilakukan oleh dokter dan perawat yang telah mendapatkan pelatihan penilaian risiko jatuh dan penatalaksanaan pasien dengan risiko jatuh 26. Pengembangan kriteria untuk mengidentifikasi pasien yang memerlukan asesmen fungsional (risiko jatuh) lebih lanjut dilakukan oleh tim yang minimal terdiri atas dokter dan perawat. 27. Setiap pasien dilakukan skrining untuk rasa sakit dan hasil penilaiannya dituliskan di rekam medis pasien. Pasien yang teridentifikasi nyeri dilakukan asesmen lebih dalam mengenai rasa nyerinya sesuai dengan umur, pasien, pengukuran intensitas dan kualitas nyeri, frekuensi nyeri, lokasi nyeri, lamanya nyeri dan diberikan pelayanan penanggulangan nyeri sesuai dengan kebutuhannya dan jika tidak bisa ditangani dirumah sakit pasien dirujuk ke tempat pelayanan yang lebih lengkap. 28. Rumah sakit mengidentifikasi kelompok pasien khusus dan memodifikasi proses asesmen untuk memenuhi kebutuhan khusus ini. RS melakukan asesmen individual untuk melayani pasien atau populasi seperti pasien anak-anak, dewasa muda, lanjut usia yang lemah, sakit terminal, pasien dengan rasa nyeri yang kronis dan intens, wanita dalam proses melahirkan, wanita dengan proses terminasi khamilan, pasien dengan gangguan emosional atau gangguan jiwa, pasien diduga ketergantungan obat atau alkohol, korban kekerasan atau terlantar, pasien dengan infeksi atau penyakit menular, pasien yang mendapatkan kemoterapi atau radiasi, pasien yang daya imunnya direndahkan.kriteria tentang asesmen tambahan, khusus atau lebih mendalam disusun oleh Kelompok Staf Medis Rumah Sakit. Proses asesmen dapat dimodifikasi dengan melibatkan keluarga bila perlu sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang dapat diterima oleh budaya dan diperlakukan secara konfidensial

29. Asesmen awal dan asesmen ulang dilaksanakan secara individual untuk memenuhi kebutuhan pasien dan keluarga apabila pasien mendekati kematian. Asesmen dan asesmen ulang, sesuai kondisi pasien, harus mengevaluasi : gejala seperti mau muntah dari kesulitan pernafasan, faktor-faktor yang meningkatkan dan membangkitkan gejala fisik, manajemen gejala saat ini dan hasil respon pasien, orientasi spiritual pasien dan keluarga kalau perlu keterlibatan kelompok, urusan dan kebutuhan spiritual pasien dan keluarga seperti putus asa, penderritaan, rasa bersalah atau pengampunan, status psikososial pasien dan keluarga seperti hubungan keluarga, lingkuangan rumah yang memadai apabila diperlukan perawatan di rumah, cara mengatasi dan reaksi keluarga pasien atas penyakit,kebutuhan dukungan atau kelonggaran pelayanan (respite servive) bagi pasien, keluarga dan pemberi pelayanan lain, kebutuhan akan alternatif atau tingkat pelayanan lain, faktor risiko bagi yang ditinggalkan dalam hal cara mengatasi dan potensi reaksi patologis atas kesedihan. Temuan dalam asesmen pasien dalam fase terminal didokumentasikan dalam rekam medis pasien 30. Pasien yang teridentifikasi kebutuhan tambahan asesmen khusus seperti kebutuhan.khusus akan pelayanan gigi, pendengaran, mata dan lain-lain dirujuk ke pemberi pelayanan kesehatan yang berkompeten baik di internal rumah sakit maupun eksternal rumah sakit apabila pelayanan yang dibutuhkan tidak tersedia di dalam rumah sakit. Asesmen khusus yang dilakukan dilengkapi da dicatat dalam rekam medis pasien. 31. Rumah sakit mengidentifikasi kebutuhan rencana pemulangan pasien sejak asesmen awal segera setelah pasien diterima sebagai pasien rawat inap. 32. Asesmen ulang pasien rawat inap dilakukan selama proses pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan rencana pelayanan. Asesmen ulang dilaksanakan pada : interval reguler selama pelayanan seperti mencatat tanda-tanda vital sesuai kebutuhan berdasarkan kondisi pasien, setiap hari oleh dokter penanggung jawab pelayanan, bila ada perubahan kondisi pasien yang signifikan, bila diagnosis pasiien telah berubah dan kebutuhan asuhan pasien memerlukan, menetapkan apakah obat-obatan dan pengobatan lain telah berhasil dan pasien dapat dipindahkan atau dipulangkan 33. Asesmen ulang dilakukan oleh DPJP, apabila DPJP berhalangan hadir maka dapat didelegasikan kepada dokter ruangan. Asesmen ulang didokumentasikan dalam rekam medis pasien 34. Asesmen pasien dilakukan secara terintegrasi, bekerja sama dan dianalisis secara kolaboratif antara staf medis, keperawatan dan staf lain yang terlibat dalam pelayanan kesehatan pasien. 35. Dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) melakukan asesmen ulang sekurang kurangnya setiap hari,termasuk akhir minggu,selama fase akut dari perawatan dan pengobatannya dan didokumentasikan didalam rekam medis.pada pasien akut asesmen

ulang dilakukan DPJP lebih dari sekali sehari sedangkan pada pasien non akut dilakukan sekali sehari dan didokumentasikan rekam medis. 36. Kebutuhan pelayanan kesehatan pasien diidentifikasi, ditetapkan urutan kepentingannya dan dibuat keputusan pelayanannya. Pelayanan paling urgent atau penting diutamakan sebelum pelayanan yang lain. 37. Informasi tentang rencana pelayanan dan pengobatan disampaikan kepada pasien dan keluarganya dengan mengikutsertakan pasien dan keluarga dalam pengambilan keputusan prioritas kebutuhan pelayanan kesehatan yang perlu dipenuhi. Pekanbaru, 27 Maret 2015 Direktur dr.dovy Saptika Faulin NIK: 2014001651