Rizki Nurdayani ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV PEMBAHASAN. Kerjasama Produksi dan atau Penyiaran dengan Pihak Ketiga

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan pemerintah daerah (Undang-Undang Kepariwisataan No.10 Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sektor usaha di Indonesia beberapa tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan perekonomian khususnya untuk perekonomian Indonesia. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan,

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. merupakan sebuah usaha yang bergerak di bidang pariwisata. PT Mitra Wisata Permata

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bebas merupakan perdagangan antara perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

USULAN STRUKTUR ORGANISASI MARINA VILLAGE HOTEL & RESORT

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata kini memegang peran yang cukup penting dalam pembangunan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga

Studi Kelayakan HOTEL BERBINTANG di PROVINSI KEPULAUAN RIAU, Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms) Nama Perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG ACCOUNTING

BAB II LANDASAN TEORI. lagi bahwa akuntansi disebut sebagai bahasa dari keputusan-keputusan. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi Industri pariwisata berkembang sangat cepat. Industri

KUESIONER PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang


BAB I PENDAHULUAN. serius terhadap bidang ini telah melahirkan beberapa kebijakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup dan budaya bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan

BAB 1 PENDAHULUAN. dari banyak nya wisatawan asing yang datang ke Indonesia. Dengan berkembang nya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. besar sehingga menjadikannya sebagai salah satu industri dengan pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam memenuhi kebutuhan pokok tamu yang menginap dihotel.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara pariwisata dengan industri perhotelanmemiliki kaitan

Berikut digambarkan siklus kegiatan AK Hotel:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

: Wizi Tri Septyaningsih NPM : Program Studi : Akuntansi Komputer Pembimbing : Toto Sugiharto, PhD

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan akomodasi untuk tempat menginap wisatawan yaitu hotel.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Judul : Prosedur Penagihan Piutang di PT. Astra Internasional Tbk. AUTO 2000 Kantor Cabang Sanur ABSTRAK

PENDAPATAN PSAK 23. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 9. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

BAB I PENDAHULUAN. menawarkan berbagai macam tipe kamar dengan potongan harga, pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. bisa menyaksikan satu saluran televisi saja. Namun pada tahun 1989 perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka

EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN

BAB I PENDAHULUAN. wisata maka usaha perhotelan dan guest house merupakan usaha yang sangat

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat

ABSTRACT. THE RECOGNITION AND INCOME MEASUREMENT BASED ON PSAK No.23 IN PT.MAIKO BARU SEMARANG. By: Ella Indryani B

BAB I PENDAHULUAN. Hotel Puri Artha dikenal sebagai Hotel yang menerapkan adat tradisional

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini keberadaan industri pariwisata The leading

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata di Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pekanbaru mempunyai Pelabuhan Pelita Pantai, Pelabuhan Laut Sungai Duku dan

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata juga dapat menjadi pemasukan devisa negara, memperluas

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan sebagai perjalanan wisata yang bertitik tolak dari pemikiran bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN DESAIN INTERIOR RESTORAN ALAS DAUN DI HOTEL CROWN, JAKARTA SELATAN/RANI AGUSTINA R

BAB I PENDAHULUAN. maupun mancanegara untuk berkunjung. Seiring dengan meningkatnya kunjungan

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB II LANDASAN TEORI. capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM

BAB I PENDAHULUAN. seluruh belahan dunia. Saat ini, seluruh Negara berlomba-lomba untuk

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan, karena pendapatan akan dapat menentukan maju-mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan persaingan bisnis di Indonesia merupakan salah satu fenomena

BAB I PENDAHULUAN. juga berlangsung pesat. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya persentase

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini belum memenuhi harapan. Salah satu penyebabnya adalah karena masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN DAN PELAPORAN PENDAPATAN BERDASARKAN PSAK NO. 23 PADA USAHA KONTRAKAN H. ALI MANDIRI

HALAMAN SAMPUL i. HALAMAN JUDUL... ii. PERNYATAAN..iii. HALAMAN PENGESAHAN... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN v. HALAMAN MOTTO vi. KATA PENGANTAR...

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. menemukan masih terdapat beberapa perusahaan yang belum melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN, DAN PENGUNGKAPAN PENDAPATAN PADA INDUSTRI PERHOTELAN DAN KESESUAIANNYA DENGAN PSAK 23 (2012) STUDI KASUS: HOTEL GRAND SAHID JAYA Rizki Nurdayani Jl. Komando III No. 22 Rt 09/003 Karet Setiabudi, Jakarta Selatan 021 5207199 rizki.nurdayani@gmail.com Dosen Pembimbing: Armanto Witjaksono, S.E., M.M., CA ABSTRAK Tujuan penelitian ialah untuk mengetahui metode yang digunakan untuk pengakuan dan pengukuran pendapatan Hotel Grand Sahid Jaya, serta mengetahui apakah pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan pendapatan yang diterapkan oleh Hotel Grand Sahid Jaya sudah sesuai dengan PSAK 23 (2012). Metode penelitian yang digunakan ialah penelitian evaluasi dengan studi lapangan, studi kepustakaan, dan wawancara Objek penelitian ialah Hotel Grand Sahid Jaya. Hasil yang dicapai adalah metode pengakuan pendapatan yang diterapkan adalah accrual basis dan cash basis. Pengukuran pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang diterima atau dapat diterima, tidak termasuk diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai (PPn). Pengungkapan pendapatan hanya dijelaskan tentang pengakuan pendapatan yang menggunakan metode accrual basis dan tidak menjelaskan tentang metode untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi penjualan jasa. Simpulannya adalah untuk pengakuan dan pengukuran pendapatan yang diterapkan sudah sesuai dengan PSAK 23 (2012). Sedangkan untuk pengungkapan pendapatan masih belum sesuai dengan PSAK 23 (2012). (RN) Kata Kunci: Pengakuan Pendapatan, Pengukuran Pendapatan, Pengungkapan Pendapatan, Industri Perhotelan.

PENDAHULUAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis dari review terdahulu ditemukan penelitian yang dilakukan oleh Miracle Sonia, mahasiswa Universitas Bina Nusantara (2012) dimana tempat penelitian dilakukan di perusahaan yang bergerak dibidang indutri pertelevisian yaitu Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia atau sering disingkat LPP TVRI. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa pendapatan LPP TVRI dapat dikategorikan ke dalam pendapatan operasional dan non operasional. Metode pengakuan pendapatan yang diterapkan LPP TVRI adalah accrual basis, kecuali untuk pendapatan dari sewa peralatan teknik dan non teknik serta sewa rumah dinas yang diakui berdasarkan atas dasar garis lurus selama jangka waktu sewa. Selain itu, untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), diakui berdasarkan cash basis. Setelah dilakukan penelitian, pengakuan pendapatan yang diterapkan oleh TVRI masih ada yang belum sesuai dengan PSAK 23. Pengukuran pendapatan dilakukan berdasarkan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang akan diterima LPP TVRI yang ada di persetujuan kecuali untuk penerimaan dari liputan dimana nilai berdasarkan keputusan mitra. Pengungkapan berdasarkan PSAK 23 untuk transaksi pada LPP TVRI secara keseluruhan juga masih belum lengkap. Secara keseluruhan masalah yang ditemukan oleh penulis adalah tentang ketidakkonsistensian pelaksanaan pembayaran yang terjadi dengan perjanjian yang dibuat dengan mitra serta pemberian nama perkiraan dan kode akun. Banyak nama perkiraan dan kode akun yang masih perlu diperbaiki dan ditambahkan, sehingga nama perkiraan dan kode akun pada sistem dan jurnal voucher bisa sama dan konsisten. LPP TVRI, secara teoritis sudah cukup memahami tentang metode-metode pengakuan dan pengukuran pendapatan yang berlaku umum khususnya untuk perusahaan yang bergerak di bidang jasa dan secara luas dalam prakteknya juga sudah diterapkan sesuai dengan PSAK 23. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2012:23.1), pendapatan mempunyai arti yaitu penghasilan yang timbul dari pelaksanaan aktivitas entitas yang normal dan dikenal dengan sebutan yang berbeda, seperti penjualan, penghasilan jasa, bunga, dividen, royalti dan sewa. Pendapatan merupakan unsur penting dalam sebuah perusahaan. Dalam hal ini setiap perusahaan menginginkan tingkat pertumbuhan yang baik. Pertumbuhan tersebut tercermin dengan pencapaian tingkat laba yang diperoleh oleh perusahaan. Setiap elemen yang ada di dalam perusahaan akan berusaha untuk mendapatkan laba yang telah ditetapkan oleh manajemen, bahkan melebihi target dari manajemen tersebut. Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan yang sudah disiapkan oleh perusahaan, salah satunya adalah laporan laba rugi yang didalamnya terdapat unsur pendapatan dan biaya dalam suatu periode tertentu. Pendapatan tentu mempengaruhi laba rugi yang tersaji di laporan laba rugi tersebut. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah semakin besar pendapatan yang didapat maka semakin baik pula kemampuan perusahaan untuk membiayai biaya operasional perusahaan. Oleh karena itu menurut Emeka Steve (2012), pendapatan merupakan dasar untuk setiap bisnis dan hasil dari setiap perusahaan akan berbeda, tergantung dari bagaimana perusahaan mengakui, mengukur serta mengungkapkan pendapatannya. Tujuan dari semua usaha pada akhirnya adalah untuk mendapatkan pendapatan yang bisa meningkatkan nilai perusahaan. Pendapatan diakui ketika kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke entitas dan manfaat ini dapat diukur secara andal. Saat pendapatan telah diakui, beban dapat dicocokkan. Tanpa adanya pengakuan pendapatan, perusahaan tidak bisa melaporkan adanya laba atau rugi. Pengakuan adalah saat dimana transaksi dicatat dalam pembukuan. Pengukuran pendapatan sangat penting untuk setiap transaksi yang menimbulkan pendapatan. Pengukuran pendapatan juga dapat dinyatakan dalam perolehan kas atau setara kas. Tanpa pengukuran yang tepat, kinerja perusahaan akan sulit untuk diketahui karena pendapatan merupakan suatu item yang sangat penting dalam laporan keuangan, khususnya laporan laba rugi.

Setelah perusahaan mengakui serta mengukur pendapatan perusahaannya, ada baiknya perusahaan mengungkapkan kebijakan akuntansi apa yang digunakan perusahaan untuk mengakui dan mengukur pendapatannya tersebut. Pembangunan pariwisata merupakan inisiatif baru pada bidang pembangunan ekonomi. Pembangunan kepariwisataan memiliki peranan penting dalam mendorong kegiatan ekonomi, meningkatkan citra Indonesia, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memberikan perluasan kesempatan kerja. Peran tersebut antara lain ditunjukkan oleh kontribusi kepariwisataan dalam penerimaan devisa negara yang dihasilkan oleh kunjungan wisatawan mancanegara, nilai tambah Pendapatan Domestik Bruto dan penyerapan tenaga kerja. Di samping itu, pariwisata juga berperan dalam upaya meningkatkan jati diri bangsa dan mendorong kesadaran serta kebanggaan masyarakat terhadap kekayaaan budaya bangsa dengan memperkenalkan produk-produk wisata seperti kekayaan dan keunikan alam dan laut, museum, seni serta tradisi kerakyatan sebagai alat yang efektif bagi pelestarian lingkungan alam dan seni budaya tradisional. Selain itu, pariwisata merupakan salah satu industri jasa yang berkembang cepat dan memiliki banyak kesempatan untuk berkembang lebih baik lagi. Hotel sebagai salah satu sarana akomodasi mempunyai peranan yang cukup besar dalam perkembangan industri pariwisata, karena berfungsi sebagai tempat menginap para wisatawan yang datang selama mereka melakukan perjalanan wisata. Perkembangan industri perhotelan yang pesat telah mengakibatkan timbulnya persaingan yang ketat. Mengingat telah berlakunya AFTA (Asean Free Trade Area) di tahun 2003, maka akan banyak hotel-hotel mewah dibawah manajemen asing memasuki industri perhotelan di Indonesia dalam menarik tamu untuk menginap, maupun untuk memanfaatkan fasilitas lainnya yang tersedia di hotel. Secara umum industri perhotelan, terutama hotel kelas menengah ke atas bertaraf internasional, kini kian berkembang di Indonesia. Hal ini seiring meningkatnya jumlah wisatawan domestik yang menginap di hotel bintang empat dan bintang lima di Indonesia. Berdasarkan riset HVS Global Hospitality Service pada tahun 2012, jumlah perjalanan wisata di Indonesia mencapai sekitar 253 juta. Dari jumlah itu, sebanyak 245 juta dilakukan wisatawan domestik. Adapun jumlah kunjungan turis mancanegara tahun 2012 sebanyak 8 juta atau mengalami peningkatan sekitar 5% dari tahun 2011. Tahun 2013, jumlah kunjungan turis luar negeri ditargetkan 8,6 juta. Menurut estimasi HVS China & Southeast Asia, jumlah perjalanan wisata di Indonesia diperkirakan akan menjadi 400 juta pada 2023. Dengan jumlah perjalanan wisata tersebut dibutuhkan 800 hotel baru. Pada tahun 2012 jumlah hotel di Indonesia adalah 1.623. Pertumbuhan hotel tersebut akan menciptakan 200.000 lapangan kerja baru. Jakarta sebagai kota metropolitan yang dihuni oleh lebih 9 juta orang memiliki berbagai macam perbedaan suku, bahasa, budaya dan tradisi. Jakarta memiliki perkembangan yang luar biasa dan akan menjadi garis depan pariwisata di Asia untuk beberapa dekade ke depan. Reputasi Jakarta berkembang cepat sebagai kota pariwisata karena banyaknya tempat tujuan wisata, seperti taman hiburan, pusat perbelanjaan, tempat kuliner terbaik dan hotel berkelas internasional. Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, merupakan salah satu hotel berbintang lima berlokasi di Jl. Jenderal Sudirman, jalan raya utama yang berada di pusat bisnis Jakarta dan dipastikan akan banyak bisnis baru yang berkembang. Hotel Grand Sahid Jaya juga merupakan satu-satunya hotel lokal yang terletak di area yang bergensi, dimana interior modern dan warisan budaya bersatu. Hotel sebagai perusahaan jasa yang menjual barang yang tidak terlihat dan akhirnya mendapat penghasilan atau pendapatan dari penjualan atas jasa mereka tersebut, membuat penulis tertarik untuk mengetahui apa saja pendapatan Hotel Grand Sahid Jaya, bagaimana cara pengakuan, pengukuran dan pengungkapan pendapatan juga kesesuaiannya dengan PSAK 23 pada industri perhotelan di Indonesia. Hal ini akan disesuaikan oleh penulis dengan PSAK 23 dimana PSAK 23 adalah standar akuntansi keuangan yang mengatur tentang pendapatan, yang salah satunya adalah pendapatan di dalam perusahaan jasa. Oleh karena itu, penulis membuat sebuah penelitian yang mengangkat judul Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Pengungkapan Pendapatan pada Industri Perhotelan dan Kesesuaiannya dengan PSAK 23 (2012) Studi Kasus : Hotel Grand Sahid Jaya

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian terapan, sering disebut sebagai applied research, merupakan penelitian yang menyangkut aplikasi teori untuk memecahkan permasalahan tertentu. Menurut Kuncoro (2003:6), ada tiga macam contoh dari penelitian terapan, yaitu: 1. Penelitian evaluasi adalah penelitian yang diharapkan dapat memberikan masukan atau mendukung pengambilan keputusan tentang nilai relatif dari dua atau lebih alternatif tindakan. 2. Penelitian dan pengembangan adalah penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan produk sehingga produk tersebut mempunyai kualitas yang lebih tinggi. 3. Penelitian tindakan adalah penelitian yang dilakukan untuk segera dipergunakan sebagai dasar tindakan pemecahan masalah yang ada. Berdasarkan tujuan dan manfaat yang telah disebutkan oleh penulis, penelitian ini termasuk dalam penelitian evaluasi. Ini disebabkan karena penulis ingin mengetahui apakah praktek yang dilakukan oleh entitas sudah sudah sesuai dengan teori yang telah ditetapkan. Dalam hal ini penulis ingin mengetahui apakah proses pengakuan, pengukuran dan pengungkapan pendapatan Hotel Grand Sahid Jaya sudah sesuai atau belum dengan PSAK 23 (2012) tentang pendapatan. Pendekatan penelitian menurut jenis data dibagi menjadi dua menurut Kuncoro (2009:145), yaitu pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Pendekatan penelitian dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Menurut Kuncoro (2003:124), data adalah sekumpulan informasi. Dalam pengertian bisnis, data adalah sekumpulan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Dilihat dari sumbernya menurut Nur & Bambang (2009:146), data terdiri dari data primer dan sekunder. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data yang dibutuhkan antara lain seperti: 1. Flow chart departemen pendapatan, didapatkan dari Income Auditor. 2. Alur penerimaan pendapatan, didapatkan dari Income Auditor. 3. Laporan keuangan tahun 2013, didapatkan dari Assistant Chief Accountant. 4. Profil Hotel Grand Sahid Jaya dan struktur organisasi, didapatkan dari Human Resource Department. 5. Contoh transaksi yang umumnya terjadi, didapatkan dari Income Auditor dan Accounts Receivable. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah: 1. Studi Kepustakaan Melakukan penelitian dari buku-buku literatur resmi yang ada sebagai bahan acuan dan pertimbangan dalam menjalankan penelitian. Penelitian kepustakaan tidak hanya di universitas tempat penelitian berlangsung, tetapi juga di universitas lain yang dilakukan melalui penelusuran web site yang topiknya relevan dengan topik penelitian. Penulis menggunakan beberapa buku literatur dan jurnal untuk penyelesaian penelitian ini. 2. Wawancara Teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara tatap muka dengan: a. Assistant Chief Accountant. Topik wawancara yaitu departemen pendapatan dan alur penerimaan pendapatan secara umum. b. Income Auditor. Topik wawancara yaitu department pendapatan secara detil. 3. Studi Lapangan (Field Research) Teknik pengumpulan data yang dikumpulkan secara langsung terhadap obyek penelitian guna mendapatkan data yang diperlukan. Studi lapangan yang dipakai antara lain: a. Dokumentasi

Analisis Data Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis baik berupa karangan, memo, pengumuman, instruksi, majalah, buletin, pernyataan, aturan suatu lembaga masyarakat dan berita yang disiarkan kepada media massa. Dari uraian di atas maka metode dokumentasi adalah pengumpulan data dengan meneliti catatan-catatan penting yang sangat erat hubungannya dengan obyek penelitian. Dokumen yang dibutuhkan antara lain: i. Flow chart departemen pendapatan, didapatkan dari Income Auditor. ii. Alur penerimaan pendapatan, didapatkan dari Income Auditor. iii. Laporan keuangan tahun 2013, didapatkan dari Assistant Chief Accountant. iv. Profil Hotel Grand Sahid Jaya dan struktur organisasi, didapatkan dari Human Resource Department v. Contoh transaksi yang umumnya terjadi, didapatkan dari Income Auditor dan Accounts Receivable. Peneliti mengolah data dengan menggunakan analisi deskriptif-metode kasus. Menurut Kuncoro (2003:172), analisis deskriptif memiliki arti yang sulit didefinisikan, karena menyangkut berbagai macam aktivitas dan proses. Salah satu bentuk analisis adalah kegiatan menyimpulkan data mentah dalam jumlah yang besar sehingga hasilnya dapat ditafsirkan. Metode kasus lebih sering digunakan untuk menemukan ide-ide baru mengenai hubungan antar variabel, yang kemudian diuji lebih mendalam.

HASIL DAN BAHASAN FOOD & BEVERAGE Penjualan ini berasal dari penjualan makanan dan minuman yang berasal dari restoran dan banquet. 1. Restoran Berikut adalah contoh transaksi yang umumnya terjadi: a. Pada tanggal 21 November 2013 terjadi transaksi di Restoran Andrawina sebesar Rp 163.350,- sudah termasuk pajak dan service, pelanggan tersebut membayar secara tunai. Setelah dilakukan pembayaran, kasir akan memberikan struk kepada tamu sebagai tanda bukti pembayaran. Pengakuan Hotel Grand Sahid Jaya mengakui pendapatannya dengan metode cash basis untuk transaksi ini, dimana pendapatan dari penjualan barang atau jasa hanya dapat diperhitungkan pada saat tagihan langganan diterima. Untuk penerimaan pendapatan dari restoran dengan metode pembayaran langsung secara kas, pengakuannya dilakukan konsisten oleh Hotel Grand Sahid Jaya. Ini disebabkan karena Hotel Grand Sahid Jaya selalu mengakui pendapatan yang terjadi memang pada hari saat transaksi terjadi. Pengukuran Menurut penulis, pengukuran pendapatan sudah diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima tidak termasuk diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai. Tarif makanan yang berlaku sudah ditentukan oleh hotel sesuai dengan perhitungan yang tepat. Selain itu, pajak dan service yang dibebankan kepada pelanggan juga sesuai dengan peraturan yang berlaku pada umumnya. Pengungkapan Dalam hal ini, pihak Hotel Grand Sahid Jaya menjelaskan dalam catatan atas laporan keuangan pada bagian ikhtisar kebijakan akuntansi bahwa untuk pendapatan atas makanan dan minuman diakui pada saat pesanan diserahkan. Hal ini tidak sesuai dengan transaksi restoran yang pembayarannya langsung secara kas dengan menggunakan metode cash basis. Di catatan atas laporan keuangan bagian ikhtisar kebijakan akuntansi juga tidak dijelaskan metode tingkat penyelesaian transaksi penjualan jasa yang digunakan. Dalam hal ini, menurut penulis metode yang digunakan adalah survei pekerjaan yang telah dilaksanakan dengan pembuatan struk dan daily report dengan di otorisasi oleh Income Auditor dan Financial Controller. Sehingga menurut penulis, pengungkapan pendapatan yang dilakukan oleh Hotel Grand Sahid Jaya masih belum sesuai dengan PSAK No. 23 tahun 2012. Penyajian akun food & beverage revenue sudah tepat dicantumkan dalam departemen operasional, karena pendapatan ini memang termasuk dalam penerimaan operasional Hotel Grand Sahid Jaya. 2. Banquet Berikut adalah contoh transaksi yang umumnya terjadi: a. Pada tanggal 26 November 2013 terjadi transaksi untuk catering & convention sebesar Rp 45.499.969,- sudah termasuk pajak dan service, pelanggan tersebut memasukkan tagihan ke dalam akun city ledger sesuai dengan event order atas nama Guest1. Pengakuan Hotel Grand Sahid Jaya mengakui pendapatannya dengan metode accrual basis untuk transaksi ini, dimana pendapatan diakui apabila penjualan barang atau jasa telah dilakukan pada saat terjadi tanpa memandang saat periode penerimaan. Untuk penerimaan pendapatan dari catering & convention dengan metode pembayaran yang ditagihkan ke dalam akun city ledger, pengakuannya dilakukan konsisten oleh Hotel Grand Sahid Jaya. Ini disebabkan karena Hotel Grand Sahid Jaya selalu mengakui pendapatan yang terjadi memang pada hari saat transaksi terjadi. Pengukuran Menurut penulis, pengukuran pendapatan sudah diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima tidak termasuk diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai. Tarif catering & convention yang berlaku sudah ditentukan oleh hotel sesuai

dengan perhitungan yang tepat. Selain itu, pajak dan service yang dibebankan kepada pelanggan juga sesuai dengan peraturan yang berlaku pada umumnya. Pengungkapan Dalam hal ini, pihak Hotel Grand Sahid Jaya menjelaskan dalam catatan atas laporan keuangan pada bagian ikhtisar kebijakan akuntansi bahwa untuk pendapatan dari makanan dan minuman diakui pada saat pesanan diserahkan serta pendapatan dari ruang serba guna diakui pada saat acara diselenggarakan. Hal ini sesuai dengan transaksi catering & convention yang pembayarannya ditagihkan ke dalam akun city ledger dengan menggunakan metode accrual basis. Di catatan atas laporan keuangan bagian ikhtisar kebijakan akuntansi tidak dijelaskan metode tingkat penyelesaian transaksi penjualan jasa yang digunakan. Dalam hal ini, menurut penulis metode yang digunakan adalah survei pekerjaan yang telah dilaksanakan dengan pembuatan struk dan daily report dengan di otorisasi oleh Income Auditor dan Financial Controller. Sehingga menurut penulis, pengungkapan pendapatan yang dilakukan oleh Hotel Grand Sahid Jaya masih belum sesuai dengan PSAK No. 23 tahun 2012. Penyajian akun food, beverage dan room rental revenue sudah tepat dicantumkan dalam departemen operasional, karena pendapatan ini memang termasuk dalam penerimaan operasional Hotel Grand Sahid Jaya. ROOM Penjualan ini berasal dari room, telephone dan minor operated department. 1. Room Berikut adalah contoh transaksi yang umumnya terjadi: a. Pada tanggal 19 November 2013 terdapat Guest2 check in dan check out pada tanggal 22 November 2013. Tarif yang dikenakan untuk kamar adalah Rp 1.150.000 per malam. Sehingga tarif untuk 4D3N adalah Rp 3.450.000,-. Tamu tersebut membayar secara tunai pada saat tanggal 21 November 2013. Pengakuan Hotel Grand Sahid Jaya mengakui pendapatannya dengan metode accrual basis untuk transaksi ini, pendapatan diakui apabila penjualan barang atau jasa telah dilakukan pada saat terjadi tanpa memandang saat periode penerimaan. Untuk penerimaan pendapatan dari room division dengan metode pembayaran langsung secara kas, pengakuannya dilakukan konsisten oleh Hotel Grand Sahid Jaya. Ini disebabkan karena Hotel Grand Sahid Jaya selalu mengakui pendapatan yang terjadi memang pada hari saat transaksi terjadi. Pengukuran Menurut penulis, pengukuran pendapatan sudah diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima tidak termasuk diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai. Tarif jasa yang ditawarkan di room division sudah ditentukan oleh hotel sesuai dengan perhitungan yang tepat. Selain itu, pajak dan service yang dibebankan kepada pelanggan juga sesuai dengan peraturan yang berlaku pada umumnya. Pengungkapan Dalam hal ini, pihak Hotel Grand Sahid Jaya menjelaskan dalam catatan atas laporan keuangan pada bagian ikhtisar kebijakan akuntansi bahwa untuk pendapatan dari hunian kamar diakui berdasarkan periode terhuninya. Hal ini sesuai dengan transaksi kamar yang pembayarannya langsung secara kas dengan menggunakan metode accrual basis. Di catatan atas laporan keuangan bagian ikhtisar kebijakan akuntansi tidak dijelaskan metode tingkat penyelesaian transaksi penjualan jasa yang digunakan. Dalam hal ini, menurut penulis metode yang digunakan adalah survei pekerjaan yang telah dilaksanakan dengan pembuatan struk dan daily report dengan di otorisasi oleh Income Auditor dan Financial Controller. Sehingga menurut penulis, pengungkapan pendapatan yang dilakukan oleh Hotel Grand Sahid Jaya masih belum sesuai dengan PSAK No. 23 tahun 2012. Penyajian akun room revenue sudah tepat dicantumkan dalam departemen operasional, karena pendapatan ini memang termasuk dalam penerimaan operasional Hotel Grand Sahid Jaya.

2. Telephone Berikut adalah contoh transaksi yang umumnya terjadi: a. Pada tanggal 19 November 2013 Guest4 menggunakan fasilitas telepon dan dikenakan biaya sebesar Rp 14.000,-. Guest4 baru melakukan pembayaran secara tunai pada tanggal 21 November 2013. Pengakuan Hotel Grand Sahid Jaya mengakui pendapatannya dengan metode accrual basis untuk transaksi ini, pendapatan diakui apabila penjualan barang atau jasa telah dilakukan pada saat terjadi tanpa memandang saat periode penerimaan. Untuk penerimaan pendapatan dari telepon dengan metode pembayaran langsung secara kas, pengakuannya dilakukan konsisten oleh Hotel Grand Sahid Jaya. Ini disebabkan karena Hotel Grand Sahid Jaya selalu mengakui pendapatan yang terjadi memang pada hari saat transaksi terjadi. Pengukuran Menurut penulis, pengukuran pendapatan sudah diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima tidak termasuk diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai. Tarif jasa yang ditawarkan dari fasilitas telepon sudah ditentukan oleh hotel sesuai dengan perhitungan yang tepat. Pengungkapan Dalam hal ini, pihak Hotel Grand Sahid Jaya menjelaskan dalam catatan atas laporan keuangan pada bagian ikhtisar kebijakan akuntansi bahwa untuk pendapatan dari jasa hotel lainnya diakui pada saat jasa atau barang diserahkan kepada pelanggan. Hal ini sesuai dengan transaksi telepon yang pembayarannya langsung secara kas dengan menggunakan metode accrual basis. Di catatan atas laporan keuangan bagian ikhtisar kebijakan akuntansi tidak dijelaskan metode tingkat penyelesaian transaksi penjualan jasa yang digunakan. Dalam hal ini, menurut penulis metode yang digunakan adalah survei pekerjaan yang telah dilaksanakan dengan pembuatan struk dan daily report dengan di otorisasi oleh Income Auditor dan Financial Controller. Sehingga menurut penulis, pengungkapan pendapatan yang dilakukan oleh Hotel Grand Sahid Jaya masih belum sesuai dengan PSAK No. 23 tahun 2012. Penyajian akun telephone revenue sudah tepat dicantumkan dalam departemen operasional, karena pendapatan ini memang termasuk dalam penerimaan operasional Hotel Grand Sahid Jaya. 3. Minor Operated Berikut adalah contoh transaksi yang umumnya terjadi: a. Pada tanggal 21 November 2013 terjadi transaksi di business center untuk domestic fax sebesar Rp 18.150,- sudah termasuk pajak dan service, pelanggan tersebut membayar secara tunai. Setelah dilakukan pembayaran, kasir akan memberikan struk kepada tamu sebagai tanda bukti pembayaran. Pengakuan Hotel Grand Sahid Jaya mengakui pendapatannya dengan metode cash basis untuk transaksi ini, dimana pendapatan dari penjualan barang atau jasa hanya dapat diperhitungkan pada saat tagihan langganan diterima. Untuk penerimaan pendapatan dari business center dengan metode pembayaran langsung secara kas, pengakuannya dilakukan konsisten oleh Hotel Grand Sahid Jaya. Ini disebabkan karena Hotel Grand Sahid Jaya selalu mengakui pendapatan yang terjadi memang pada hari saat transaksi terjadi. Pengukuran Menurut penulis, pengukuran pendapatan sudah diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima tidak termasuk diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai. Tarif jasa yang ditawarkan di business center sudah ditentukan oleh hotel sesuai dengan perhitungan yang tepat. Selain itu, pajak dan service yang dibebankan kepada pelanggan juga sesuai dengan peraturan yang berlaku pada umumnya. Pengungkapan Dalam hal ini, pihak Hotel Grand Sahid Jaya menjelaskan dalam catatan atas laporan keuangan pada bagian ikhtisar kebijakan akuntansi bahwa untuk pendapatan dari jasa hotel lainnya diakui pada saat jasa atau barang diserahkan kepada pelanggan.

SPACE RENTAL Hal ini tidak sesuai dengan transaksi business center yang pembayarannya langsung secara kas dengan menggunakan metode cash basis. Di catatan atas laporan keuangan bagian ikhtisar kebijakan akuntansi juga tidak dijelaskan metode tingkat penyelesaian transaksi penjualan jasa yang digunakan. Dalam hal ini, menurut penulis metode yang digunakan adalah survei pekerjaan yang telah dilaksanakan dengan pembuatan struk dan daily report dengan di otorisasi oleh Income Auditor dan Financial Controller. Sehingga menurut penulis, pengungkapan pendapatan yang dilakukan oleh Hotel Grand Sahid Jaya masih belum sesuai dengan PSAK No. 23 tahun 2012. Penyajian akun business center revenue sudah tepat dicantumkan dalam departemen operasional, karena pendapatan ini memang termasuk dalam penerimaan operasional Hotel Grand Sahid Jaya. Berikut adalah contoh transaksi yang umumnya terjadi: a. Bank XXX menyewa tempat untuk ATM di Hotel Grand Sahid Jaya sebesar Rp 550.000,- per bulan beserta pajak. Pengakuan Hotel Grand Sahid Jaya mengakui pendapatannya dengan metode accrual basis untuk transaksi ini, pendapatan diakui apabila penjualan barang atau jasa telah dilakukan pada saat terjadi tanpa memandang saat periode penerimaan. Untuk penerimaan pendapatan dari space rental, pengakuannya dilakukan konsisten oleh Hotel Grand Sahid Jaya. Ini disebabkan karena Hotel Grand Sahid Jaya selalu mengakui pendapatan untuk space rental setiap bulannya. Pengukuran Menurut penulis, pengukuran pendapatan sudah diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima tidak termasuk diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai. Biaya sewa yang ditawarkan untuk space rental sudah ditentukan oleh hotel sesuai dengan perhitungan yang tepat dan perjanjian dengan pihak penyewa. Untuk space rental, tidak dikenakan service, selain itu pembayaran pajak langsung dibayarkan oleh penyewa kepada pemerintah. Pihak penyewa hanya perlu memberikan bukti bayar pajak kepada pihak hotel. Pengungkapan Dalam hal ini, pihak Hotel Grand Sahid Jaya menjelaskan dalam catatan atas laporan keuangan pada bagian ikhtisar kebijakan akuntansi bahwa untuk pendapatan dari jasa hotel lainnya diakui pada saat jasa atau barang diserahkan kepada pelanggan. Hal ini sesuai dengan transaksi space rental dengan menggunakan metode accrual basis. Di catatan atas laporan keuangan bagian ikhtisar kebijakan akuntansi tidak dijelaskan metode tingkat penyelesaian transaksi penjualan jasa yang digunakan. Dalam hal ini, menurut penulis metode yang digunakan adalah survei pekerjaan yang telah dilaksanakan dengan daily report dengan di otorisasi oleh Income Auditor dan Financial Controller. Sehingga menurut penulis, pengungkapan pendapatan yang dilakukan oleh Hotel Grand Sahid Jaya masih belum sesuai dengan PSAK No. 23 tahun 2012. Penyajian akun space rental revenue sudah tepat dicantumkan dalam departemen operasional, karena pendapatan ini termasuk dalam penerimaan operasional Hotel Grand Sahid Jaya.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Sumber pendapatan Hotel Grand Sahid Jaya dibagi menjadi 3, yaitu Food & Beverage, Room dan Space Rental. Pendapatan food & beverage berasal dari 6 outlet restoran dan banquet. Pendapatan room berasal dari penjualan kamar, fasilitas telepon dan minor operated (guest laundry, swimming pool dan business center). Sedangkan pendapatan space rental berasal dari sewa tempat kepada pihak ketiga, seperti untuk ATM dan area shopping arcade. Ketiganya merupakan pendapatan operasional Hotel Grand Sahid Jaya. Pendapatan operasional adalah pendapatan yang timbul dari penjualan barang dagangan, produk atau jasa dalam periode tertentu dalam rangka kegiatan utama atau yang menjadi tujuan utama perusahaan yang berhubungan langsung dengan usaha pokok perusahaan yang bersangkutan. 2. Ada 2 metode pengakuan yang diterapkan oleh Hotel Grand Sahid Jaya, yaitu cash basis dan accrual basis. Untuk transaksi yang pembayarannya dilakukan secara tunai langsung saat jasa telah diselesaikan, Hotel Grand Sahid Jaya mengakuinya dengan metode cash basis. Transaksi yang menggunakan metode cash basis adalah seperti pembayaran secara tunai pada outlet restoran saat jasa telah diselesaikan. Sedangkan untuk metode accrual basis diterapkan pada transaksi yang melihat dari penyelesaian jasa atau penjualan barang tanpa memandang saat periode koleksi kas. Transaksi yang menggunakan metode accrual basis adalah seperti pembayaran dengan menggunakan akun city ledger pada jasa catering & convention. Pendapatan dari catering & convention sudah diakui oleh hotel setelah jasa sudah diselesaikan, walaupun pihak ketiga belum memberikan imbalan atas jasa yang telah diselesaikan oleh pihak Hotel Grand Sahid Jaya. Penjualan kamar juga menjadi salah satu transaksi yang menggunakan metode accrual basis. Ini disebabkan karena, pihak hotel akan mengakui pendapatan untuk penjualan kamar setiap harinya, tanpa melihat tamu sudah check out ataupun belum melakukan pembayaran. Sehingga pendapatan diakui sesuai dengan penyelesaian jasa kamar per harinya, bukan melihat dari penyerahan imbalan atas jasa yang telah diselesaikan. Contoh lain untuk metode accrual basis adalah pendapatan dari space rental. Hotel Grand Sahid Jaya memang lebih banyak menggunakan metode accrual basis dalam pengakuan pendapatannya dibandingkan dengan metode cash basis. 3. Pengukuran pendapatan yang diterapkan oleh Hotel Grand Sahid Jaya adalah diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima. Tarif yang ditentukan untuk jasa yang diserahkan sudah sesuai dengan perhitungan yang tepat. Sedangkan untuk tarif yang merupakan perjanjian dengan pihak ketiga seperti agen perjalanan atau perusahaan juga merupakan perjanjian kedua belah pihak, yang apabila Hotel Grand Sahid Jaya memberikan diskon maka nilai wajar yang diterima atau dapat diterima ini dikurangi dengan diskon yang diberikan tersebut sehingga menghasilkan jumlah yang disetujui bersama. Untuk akun pajak, Hotel Grand Sahid Jaya sudah langsung memisahkannya pada akun tertentu yang kemudian akan diurus oleh kantor pusat. Selain itu, akun service juga telah dibedakan sendiri yang nantinya akan dibagikan kepada karyawan. Semua jasa yang diserahkan akan dikenakan pajak dan service, kecuali untuk space rental. Untuk transaksi ini, pajak tetap dikenakan tetapi pihak ketiga akan langsung membayarkannya sendiri ke pemerintah, pihak ketiga hanya perlu memberikan tanda bukti bayar pajak. Sedangkan untuk transaksi ini tidak dikenakan biaya service. Hotel Grand Sahid Jaya menggunakan metode percentage of sales untuk perhitungan piutang ragu-ragu. Penghapusan piutang akan dilakukan sesuai dengan pengusulan dari pihak auditor dan persetujuan dari kantor pusat. 4. Pengakuan pendapatan atas barang atau jasa untuk transaksi yang menggunakan metode cash basis sudah sesuai dengan PSAK 23, karena: a. Entitas telah memindahkan resiko dan manfaat kepemilikan barang setelah makanan diserahkan dari entitas kepada pelanggan. Selain itu, pengelolaan makanan pun telah selesai sehingga makanan diserahkan dan tidak ada lagi pengendalian atas barang dari entitas. Pengendalian efektif atas barang yang dijual dilakukan oleh pelanggan setelah penyerahan barang. b. Setiap transaksi yang terjadi, jumlahnya dapat diukur secara andal karena tarif yang dikenakan atas jasa tersebut sudah ditentukan.

c. Kemungkinan manfaat ekonomi mengalir ke entitas juga bisa dipastikan karena pelanggan akan langsung membayar tunai setelah jasa diselesaikan. Sehingga entitas langsung dapat menerima manfaat ekonomi tersebut. d. Untuk tingkat penyelesaian dari suatu transaksi, Hotel Grand Sahid Jaya melakukan pembuatan struk dan daily report yang telah diotorisasi oleh Income Auditor dan Financial Controller. Ini sesuai dengan salah satu metode untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi, yaitu survei pekerjaan yang telah dilaksanakan. e. Pengakuan untuk setiap transaksi yang menggunakan metode cash basis dilakukan secara konsisten oleh Hotel Grand Sahid Jaya. Pengakuan pendapatan atas barang atau jasa untuk transaksi yang menggunakan metode accrual basis sudah sesuai dengan PSAK 23, karena: a. Entitas telah memindahkan resiko dan manfaat kepemilikan barang setelah makanan diserahkan dari entitas kepada pelanggan. Selain itu, pengelolaan makanan pun telah selesai sehingga makanan diserahkan dan tidak ada lagi pengendalian atas barang dari entitas. Pengendalian efektif atas barang yang dijual dilakukan oleh pelanggan setelah penyerahan barang. b. Setiap transaksi yang terjadi, jumlahnya dapat diukur secara andal karena tarif yang dikenakan atas jasa tersebut sudah ditentukan. c. Kemungkinan manfaat ekonomi mengalir ke entitas juga bisa dipastikan karena untuk transaksi yang pembayarannya dilakukan secara tunai, pelanggan akan langsung membayar setelah jasa diselesaikan. Sedangkan untuk pembayaran yang menggunakan akun city ledger, tagihan akan diurus oleh bagian AR dan akan ditagihkan oleh bagian kredit. Sehingga entitas langsung dapat menerima manfaat ekonomi tersebut. d. Untuk tingkat penyelesaian dari suatu transaksi, Hotel Grand Sahid Jaya melakukan pembuatan struk dan daily report yang telah diotorisasi oleh Income Auditor dan Financial Controller. Ini sesuai dengan salah satu metode untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi, yaitu survei pekerjaan yang telah dilaksanakan. e. Pengakuan untuk setiap transaksi yang menggunakan metode accrual basis dilakukan secara konsisten oleh Hotel Grand Sahid Jaya. Pengukuran pendapatan yang dilakukan oleh Hotel Grand Sahid Jaya sudah sesuai dengan PSAK 23, karena pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima. Jumlah pendapatan yang timbul dari transaksi juga sudah ditentukan oleh Hotel Grand Sahid Jaya dan ada juga yang merupakan persetujuan antara Hotel Grand Sahid Jaya dengan pihak ketiga. Apabila Hotel Grand Sahid Jaya memberikan diskon pada pihak ketiga, maka nilai wajar yang diterima atau dapat diterima ini dikurangi dengan diskon yang diberikan tersebut sehingga menghasilkan jumlah yang disetujui bersama. 7. Pengungkapan pendapatan yang dilakukan oleh Hotel Grand Sahid Jaya masih belum sesuai dengan PSAK 23. Menurut PSAK No. 23 paragraf 7 disebutkan bahwa entitas harus mengungkapkan kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, termasuk metode yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi penjualan jasa. Hotel Grand Sahid Jaya hanya menjelaskan tentang pengungkapan pengakuan pendapatan sesuai dengan metode accrual basis. Sedangkan pengungkapan pengakuan pendapatan yang menggunakan metode cash basis tidak dijelaskan. Hotel Grand Sahid Jaya juga belum menjelaskan tentang metode yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi penjualan jasa. Dalam hal ini, menurut penulis metode yang digunakan adalah survei pekerjaan yang telah dilaksanakan dengan pembuatan struk dan daily report yang telah diotorisasi oleh Income Auditor dan Financial Controller. Untuk pengungkapan pengukuran pendapatan dijelaskan bahwa pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang diterima atau dapat diterima, tidak termasuk diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai (PPn). Saran 1. Ada baiknya entitas mengungkapkan penggunaan metode cash basis sebagai salah satu metode pengakuan pendapatan yang digunakan dalam proses operasionalnya, karena nilai transaksi yang menggunakan metode cash basis cukup material. 2. Dalam laporan keuangan bagian ikhtisar kebijakan akuntansi, sebaiknya juga disebutkan mengenai metode yang digunakan untuk tingkat penyelesaian suatu transaksi. Dalam hal ini, menurut penulis metode yang digunakan adalah survei pekerjaan yang telah dilaksanakan dengan pembuatan struk dan daily report yang telah diotorisasi oleh Income Auditor dan Financial Controller.

3. Mini bar merupakan salah satu sumber pendapatan hotel yang berasal dari departemen food & beverage. Tapi yang sering terjadi adalah tagihan mini bar tidak dapat tertagih karena tamu menyangkal bahwa telah mengkonsumsi makanan atau minuman dari mini bar. Oleh karena itu, apabila hotel ingin menjadikan mini bar menjadi salah satu sumber pendapatan yang menjanjikan, ada baiknya jika entitas melakukan kontrol persediaan mini bar. Ini dilakukan agar barang-barang yang dijual menjadi lebih terkontrol dan tagihan mini bar milik tamu dapat terealisasi menjadi pendapatan. 4. Untuk piutang, apabila nilai yang disajikan di neraca lebih tinggi dari yang bisa direalisasikan, sebaiknya perusahaan melakukan impairment test terhadap piutangnya. Ini dilakukan untuk memastikan bahwa nilai piutang yang tersaji di neraca tidak lebih tinggi dari yang bisa direalisasikan. REFERENSI Ikatan Akuntan Indonesia. (2012). Standar Akuntansi Keuangan: Per 1 Juni 2012. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia. Jakarta Tourism and Culture Office. (2013). Welcome to Jakarta. http://www.jakartatourism.go.id/taxonomy/term/1. Diakses tanggal 19 Desember 2013. Kuncoro, M. (2003). Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi.Jakarta: Erlangga. Kuncoro, M (2009). Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Pemerintah Kota Banjar. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). http://www.banjarjabar.go.id/pdrb/. Diakses tanggal 13 Mei 2014. Priharjadi, M.S. (2012). Analisis Pengakuan, Pengukuran dan Pengungkapan Pendapatan dan Kesesuaiannya dengan PSAK 23 Pada Industri Pertelevisian Tahun 2010 Studi Kasus: LPP TVRI. Fakultas Ekonomi dan Komunikasi, Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Social Science Research Network. (2014). Emerging Issues in Revenue Recognition and Financial Statement Reporting. http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=2139118. Diakses tanggal 21 Desember 2013. Voice of Indonesia. (2014). Memanfaatkan Momentum Pertumbuhan Investasi Perhotelan di Indonesia. http://id.voi.co.id/voi-komentar/4454-memanfaatkan-momentum-pertumbuhan-investasiperhotelan-di-indonesia. Diakses tanggal 19 Desember 2013 RIWAYAT PENULIS Rizki Nurdayani lahir di kota Jakarta pada 21 November 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Bina Nusantara University dalam bidang Akuntansi pada 2014.