TINJAUAN PUSTAKA Kurban Ketentuan Hewan Kurban

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk yang secara turun-temurun dikembangkan masyarakat di

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Sapi. Sapi Bali

TINJAUAN PUSTAKA. menurut Pane (1991) meliputi bobot badan kg, panjang badan

TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos

KAJIAN PUSTAKA. (Ovis amon) yang berasal dari Asia Tenggara, serta Urial (Ovis vignei) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang, kambing Peranakan Etawa (PE) dan kambing Kejobong

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak yang potensial dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan adalah ternak kambing. Kambing merupakan ternak serba guna yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi yang menyebar di berbagai penjuru dunia terdapat kurang lebih 795.

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Sumber Daya Genetik Ternak dari Jawa Barat, yaitu dari daerah Cibuluh,

PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun diperlihatkan dengan data Badan Pusat Statistik. menjadi ekor domba pada tahun 2010.

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan salah satu bangsa sapi lokal asli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi termasuk dalam genus Bos yaitu dalam Bos taurus dan Bos indicus.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kambing tipe dwiguna yaitu sebagai penghasil daging dan susu (tipe

KAJIAN KEPUSTAKAAN. berkuku genap dan termasuk sub-famili Caprinae dari famili Bovidae. Semua

dan sapi-sapi setempat (sapi Jawa), sapi Ongole masuk ke Indonesia pada awal

PENDAHULUAN. sapi Jebres, sapi pesisir, sapi peranakan ongole, dan sapi Pasundan.

KARAKTERISTIK FENOTIPIK BOBOT BADAN, LINGKAR DADA DAN PANJANG BADAN SAPI PO (Bos Indicus) SEBAGAI HEWAN KURBAN PADA UMUR YANG BERBEDA DI MT FARM

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sapi Simmental Peranakan Ongole (SIMPO) B. Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk membajak sawah oleh petani ataupun digunakan sebagai

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TANGGAL : 30 Januari 2008

I PENDAHULUAN. Kuda merupakan mamalia ungulata yang berukuran paling besar di

PENDAHULUAN. tubuh yang akhirnya dapat dijadikan variable untuk menduga bobot badan. Bobot

TINJAUAN PUSTAKA Bangsa-Bangsa Sapi

TINJAUAN PUSTAKA. Hewan Qurban

ESTIMASI OUTPUT SAPI POTONG DI KABUPATEN SUKOHARJO JAWA TENGAH

TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat Indonesia. Domba merupakan ternak ruminansia kecil yang

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Hewan

TINJAUAN PUSTAKA Kabupaten Kaur, Bengkulu. Gambar 1. Peta Kabupaten Kaur

I PENDAHULUAN. Salah satu sumber daya genetik asli Indonesia adalah domba Garut, domba

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 2841/Kpts/LB.430/8/2012 TENTANG PENETAPAN RUMPUN SAPI PERANAKAN ONGOLE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Puyuh pertama kali di domestikasi di Amerika Serikat pada tahun 1980 dan

KAJIAN KEPUSTAKAAN. terdiri atas dua sub spesies yaitu kerbau liar dan kerbau domestik. Kerbau

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kambing merupakan hewan-hewan pertama yang didomestikasi. oleh manusia. Diperkirakan pada mulanya pemburu-pemburu membawa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang dengan kambing Ettawa. Kambing Jawarandu merupakan hasil

HASIL DAN PEMBAHASAN. dan pengembangan perbibitan ternak domba di Jawa Barat. Eksistensi UPTD

PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan manusia pada protein hewani semakin. meningkat, yang dapat dilihat dari semakin banyaknya permintaan akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Ettawa (asal india) dengan Kambing Kacang yang telah terjadi beberapa

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi

TINJAUAN PUSTAKA Domba Lokal Domba Ekor Tipis

Identifikasi Bobot Potong dan Persentase Karkas Domba Priangan Jantan Yearling dan Mutton. Abstrak

Bibit sapi peranakan Ongole (PO)

I PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini mengalami peningkatan. Keadaan ini disebabkan oleh

Tugas Mata Kuliah Agribisnis Ternak Potong (Peralatan Untuk Perawatan Ternak Potong, Pemotongan Kuku, Memilih Sapi Bibit Peranakan Ongole) Oleh

TINJAUAN PUSTAKA. Penggolongan sapi ke dalam suatu bangsa (breed) sapi, didasarkan atas

LAPORAN SEMENTARA ILMU PRODUKSI TERNAK POTONG PENGENALAN BANGSA-BANGSA TERNAK

HASIL DAN PEMBAHASAN. mengevaluasi performa dan produktivitas ternak. Ukuran-ukuran tubuh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan dan telah menjadi ternak yang terregistrasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang telah

BIRTH WEIGHT, WEANING WEIGHT AND LINEAR BODY MEASUREMENT OF ONGOLE CROSSED CATTLE AT TWO GROUP PARITIES ABSTRACT

TINJAUAN PUSTAKA. lokal adalah sapi potong yang asalnya dari luar Indonesia tetapi sudah

II. TINJAUAN PUSTAKA. dibedakan dari bangsa lain meskipun masih dalam spesies. bangsa sapi memiliki keunggulan dan kekurangan yang kadang-kadang dapat

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup

KAJIAN KEPUSTAKAAN. (Integrated Taxonomic Information System) adalah sebagai berikut :

BAB VIII PEMBIBITAN TERNAK RIMINANSIA

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. terutama untuk daerah pedalaman pada agroekosistem rawa dengan kedalaman air

KAJIAN KEPUSTAKAAN. relatif lebih kecil dibanding sapi potong lainnya diduga muncul setelah jenis sapi

TINJAUAN PUSTAKA. Pemeliharaan Sapi Pedet

Bibit sapi potong Bagian 7 : Sumba Ongole

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai

PENDAHULUAN. Domba merupakan ternak ruminansia kecil dan termasuk komoditas. Kelompok Ternak Palasidin sebagai Villa Breeding Center yang

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kuda Pony dengan tinggi pundak kurang dari 140 cm. dianggap sebagai keturunan kuda-kuda Mongol (Przewalski) dan kuda Arab.

Bibit sapi potong Bagian 1: Brahman Indonesia

PENDAHULUAN. prolifik (dapat beranak lebih dari satu ekor dalam satu siklus kelahiran) dan

EKTERIOR, PENENTUAN UMUR, PENANDAAN, PENDUGAAN BOBOT BADAN DAN EVALUASI TERNAK POTONG. Oleh: Suhardi, S.Pt.,MP

Pada kondisi padang penggembalaan yang baik, kenaikan berat badan domba bisa mencapai antara 0,9-1,3 kg seminggu per ekor. Padang penggembalaan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan mamalia yang termasuk Ordo Artiodactyla, Subordo

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Bangsa domba secara umum diklasifikasikan berdasarkan hal-hal tertentu,

TINJAUAN PUSTAKA. dunia dengan hidup yang sangat beragam dari yang terkecil antara 9 sampai 13 kg

II. TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi. Pembentukan Kabupaten Kuantan Singingi didasari dengan Undang-undang

TINJAUAN PUSTAKA. atas sekumpulan persamaan karakteristik tertentu yang sama. Atas dasar

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 359/Kpts/PK.040/6/2015 TENTANG PENETAPAN RUMPUN KAMBING SABURAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. tentang pentingnya protein hewani untuk kesehatan tubuh berdampak pada

PEMILIHAN DAN PENILAIAN TERNAK SAPI POTONG CALON BIBIT Lambe Todingan*)

IV PEMBAHASAN. yang terletak di kota Bekasi yang berdiri sejak tahun RPH kota Bekasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi

TINJAUAN PUSTAKA. Populasi sapi bali di Kecamatan Benai sekitar ekor (Unit Pelaksana

SNI 7325:2008. Standar Nasional Indonesia. Bibit kambing peranakan Ettawa (PE)

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Coturnix coturnix japonica yang mendapat perhatian dari para ahli. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi protein hewani, khususnya daging sapi meningkat juga.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketenangan dan akan menurunkan produksinya. Sapi Friesien Holstein pertama kali

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Indonesia masih sangat jarang. Secara umum, ada beberapa rumpun domba yang

PENDAHULUAN. dan dikenal sebagai ayam petarung. Ayam Bangkok mempunyai kelebihan pada

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. merupakan ruminansia yang berasal dari Asia dan pertama kali di domestikasi

I. TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi. Pembentukan kabupaten Kuantan Singingi didasari dengan Undang-undang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. indicus yang berasal dari India, Bos taurus yang merupakan ternak keturunan

PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tabel.1 Data Populasi Kerbau Nasional dan Provinsi Jawa Barat Sumber : Direktorat Jendral Peternakan 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan populasi yang cukup tinggi. Kambing Kacang mempunyai ukuran tubuh

KARAKTERISASI SIFAT-SIFAT KUANTITATIF KAMBING KOSTA JANTAN DI KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

TINJAUAN PUSTAKA. Domba

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pengaruh perlakuan terhadap Konsumsi Bahan Kering dan Konsumsi Protein Ransum

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan

I. PENDAHULUAN. Lampung (2009), potensi wilayah Provinsi Lampung mampu menampung 1,38

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boerawa merupakan kambing hasil persilangan antara kambing Boer

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan mamalia yang termasuk dalam ordo artiodactyla, sub ordo

PERBEDAAN FENOTIPE PANJANG BADAN DAN LINGKAR DADA SAPI F1 PERANAKAN ONGOLE (PO) DAN SAPI FI SIMPO DI KECAMATAN SUBAH KABUPATEN SAMBAS

PENDAHULUAN. dengan meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Menurut

Hubungan Antara Bobot Potong... Fajar Muhamad Habil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi PO adalah sapi persilangan antara sapi Ongole (Bos-indicus) dengan sapi

Identifikasi Fenotipik Sapi Hitam- Peranakan Angus di Kabupaten Sragen

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Kurban Menurut istilah, kurban adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah baik berupa hewan sembelihan maupun yang lainnya (Anis, 1972). Kurban hukumnya sunnah, tidak wajib. Ukuran mampu berkurban, hakikatnya sama dengan ukuran kemampuan sedekah, yaitu mempunyai kelebihan harta (uang) setelah terpenuhinya kebutuhan pokok (al hajat al asasiyah) yaitu sandang, pangan, papan dan kebutuhan penyempurna (al hajat al kamaliyah) yang lazim bagi seseorang. Seseorang yang masih membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhankebutuhan tersebut, maka terbebas dari menjalankan ibadah sunnah kurban (Jabari, 1994). Ketentuan Hewan Kurban Hewan yang diperbolehkan untuk dijadikan kurban adalah unta, sapi, kambing dan domba. Selain dari tiga hewan tersebut tidak boleh dijadikan kurban (Jabari, 1994). Hewan kurban bisa berkelamin jantan atau betina, sesuai haditshadits Nabi SAW yang bersifat umum mencakup kebolehan berkurban dengan jenis jantan atau betina dan tidak melarang salah satu jenis kelamin (Abdurrahman, 1990). Sesuai haditshadits Nabi SAW, berkurban dapat dengan kambing atau domba berumur satu tahun yang memasuki tahun kedua, sapi atau kerbau berumur dua tahun yang masuk tahun ketiga dan unta berumur lima tahun yang dianggap telah mencukupi syarat kurban (Sabiq, 1987). Hewan yang digunakan untuk kurban hendaknya berkualitas baik dan tidak sembarangan, yaitu sehat dan tidak cacat atau cedera pada tubuhnya (Rifa i, 1978). Syaratsyarat hewan kurban berdasarkan hadits Nabi SAW tidak buta sebelah, tidak cacat, tidak jelas menderita penyakit (tidak dalam keadaan sakit), tidak jelas pincang jalannya, tidak jelas lemah kakinya, tidak jelas kurusnya, lengkap tanduknya, lengkap kupingnya, tidak terpotong hidungnya, tidak pendek ekornya (karena terpotong/putus) dan tidak rabun matanya (Abdurrahman, 1990; Jabari, 1994).

Sapi Peranakan Ongole Sapi potong merupakan penyumbang daging terbesar dari kelompok daging merah (Dinas Peternakan, 1994). Tipe sapi potong antara lain: (1) tubuhnya dalam, besar, berbentuk persegi empat atau balok; (2) memiliki kualitas daging yang maksimum dan mudah dipasarkan; (3) laju pertumbuhannya cepat; dan (4) efisiensi pakannya tinggi. Salah satu sapi potong lokal Indonesia adalah sapi Ongole. Sapi Ongole merupakan keturunan sapi Bos indicus yang pertama kali didatangkan dari India ke Pulau Sumba oleh pemerintah Belanda pada tahun 1987. Selanjutnya sapi ini disebut dengan sapi Sumba Ongole. Berikut ini ciriciri serta gambar sapi PO menurut Williamson dan Payne (1993) dan Dinas Peternakan (1994) yang disajikan pada Tabel 1 dan Gambar 1. Tabel 1.Ciriciri Sapi Peranakan Ongole berdasarkan Williamson dan Payne (1993) dan Dinas Peternakan (1994) Fenotipe Williamson dan Payne (1993) Dinas Peternakan (1994) Sifat Kualitatif Warna bulu Tipe sapi Gelambir Telinga Sifat Kuantitatif Tinggi sapi Bobot badan Persentase karkas Putih, jantan ada tanda abuabu gelap pada kepala, leher, dan punggung Pekerja Besar dan berdaging menggantung berlipat yang meluas ke gantung pusar Panjang menggantung 130150 cm Jantan: 600 kg, betina: 450 kg 44 % Putih pada bagian kepala dan gumba Pada rahang sampai bagian ujung tulang dada. Jantan: 615 kg, Betina: 425 kg Gambar 1. Peranakan Ongole di MT Farm Tegal Waru 4

Sapi PO adalah hasil perkawinan silang (Cross Breeding) dari sapi Ongole dengan sapi lokal asli. Hasil dari turunannya cenderung mendekati sapi Ongole dan kini banyak menyebar di seluruh wilayah Indonesia. Pendugaan Bobot Badan Pertambahan bobot badan hampir bersamaan dengan perubahan bentuk tubuh, sehingga ukuranukuran tubuh dapat digunakan sebagai penduga bobot badan. Pengukuran parameter tubuh sering digunakan untuk estimasi produksi, misalnya untuk pendugaan bobot badan (Sholikhah, 2003). Menurut Damayanti (2003) bobot tubuh umumnya mempunyai hubungan positif dengan semua ukuran linier tubuh. Semakin besar ukuranukuran tubuh tersebut, maka bobot tubuh akan semakin berat (Diwyanto, 1982; Amri, 1992). Soeroso (2004) menyatakan lingkar dada selalu menjadi parameter penentu bobot badan pada tiap persamaan pendugaan bobot badan, bahkan menjadi parameter utama. Pemakaian ukuran lingkar dada, panjang badan dapat memberikan petunjuk bobot badan seekor hewan dengan tepat (Williamson dan Payne, 1986). Baco et al. (1998) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bobot badan adalah bangsa sapi, jenis kelamin, pakan dan berat lahir. Jimmy et al. (2010) menyimpulkan dari penelitiannya bahwa lingkar dada dan tinggi pundak dapat memprediksi bobot badan di semua jenis kelamin, usia dan bangsa. Sapi jantan memiliki nilai koefisien regresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan betina yang menunjukkan perbedaan pertambahan bobot badan terhadap setiap pertambahan lingkar dada (Sugana dan Duldjaman, 1983). Sebaran yang berbentuk non linier (parabola) dan sebaran data yang membentuk garis lurus atau linier (Brody, 1945). Beberapa pendugaan yang dilakukan oleh Brody (1945) ini menggunakan persamaan allometris. Hal ini dilakukan untuk memudahkan perhitungan data yang sebarannya berbentuk parabola. Karakteristik Fenotipe Penampilan suatu individu yang nampak dari luar, seperti ukuran tubuh disebut sebagai fenotipe dari individu tersebut. Fenotipe ternak dapat diketahui 5

melalui ukuranukuran tubuh (Otsuka et al. 1982). Ukuranukuran tubuh banyak dikaitkan dengan bobot badan, termasuk pada penelitian Abdullah (2008). Fenotipe dapat berupa bentuk luar atau yang sering dikatakan sebagai bentuk eksterior, ataupun sebagai suatu performans produksi atau prestasi. Warwick et al. (1983) mengemukakan bahwa lebih banyak sifatsifat penting pada pemuliaan ternak bersifat kuantitatif dengan perbedaan yang tidak tajam antara yang baik dan yang jelek. Sifatsifat ini termasuk didalamnya ukuran tubuh, yaitu sebagian diatur oleh perbedaanperbedaan genetik. Fenotip individu dapat dibedakan berdasarkan atas sifat kualitatif dan kuantitatif. Fenotipe atau performans produksi seekor ternak dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Pengaruh dari faktor genetik tersebut secara bersamasama dengan pengaruh lingkungannya, menentukan fenotipe dari individu. Setiap sifat yang diekspresikan seekor hewan disebut fenotipe. Seekor hewan atau ternak menunjukkan sifat fenotipenya (P) sebagai hasil pengaruh genotipenya (G), lingkungan (E) dan interaksi antara genotipe dan lingkungan (IGE) (Martojo 1992, Hardjosubroto 1994). Karakterisasi secara kuantitatif dan kualitatif merupakan kegiatan dalam rangka mengidentifikasi sifatsifat penting yang bernilai ekonomis, atau yang merupakan penciri dari varietas yang bersangkutan (Sarbaini, 2004). Menurut Suryo (2001), kuantitatif berarti sifat keturunan nampak berderajat berdasarkan intensitas dari ekspresi sifat. Pertumbuhan Penampilan seekor ternak adalah hasil dari suatu proses pertumbuhan dan perkembangan yang berkesinambungan tanpa terhenti dalam seluruh aspek hidup ternak tersebut. Setiap komponen tubuh mempunyai kecepatan pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda tergantung lingkungannya (Massiara, 1986). Menurut Sugeng (2002), pertumbuhan adalah pertambahan bobot badan atau ukuran tubuh sesuai dengan umur. Pertumbuhan secara umum dapat didefinisikan sebagai perubahan ukuran yang meliputi perubahan berat hidup, bentuk, dimensi linier dan komposisi tubuh, termasuk perubahan jaringanjaringan tubuh seperti otot, lemak, tulang dan organ (Soeparno, 1994). Perubahan organorgan dan 6

jaringan berlangsung secara gradual hingga tercapainya ukuran dan bentuk karakteristik masingmasing organ dan jaringan tersebut. Menurut Manggung (1979), pertumbuhan ternak umumnya mengarah kesamping, sehingga pertambahan ukuran tubuh (besar) kearah samping kelihatan nyata, sedangkan pertambahan panjang dan tingginya biasanya tidak seberapa. Menurut Anggorodi (1990), pertumbuhan murni mencakup pertambahan dalam bentuk jaringanjaringan pembangun seperti urat, daging, tulang jantung, otak dan semua jaringan tubuh lainnya (kecuali jaringan lemak) dan alatalat tubuh. Kombinasi berat dan besarnya badan umumnya dipakai sebagai ukuran pertumbuhan (Rachma, 2006). Lawrence dan Fowler (2002) menyatakan bahwa kurva pertumbuhan terdiri dari tiga bagian, yaitu fase percepatan, diikuti fase linier atau pertumbuhan yang sangat cepat dengan waktu yang sangat pendek (dewasa kelamin) dan berakhir pada fase perlambatan yang berangsurangsur menurun sampai hewan mencapai dewasa tubuh diilustrasikan dengan kurva berbentuk sigmoid. Soeparno (1994) menyatakan bahwa faktor nutrisi, jenis kelamin dan bangsa dapat mempengaruhi laju pertumbuhan. Menurut Sugeng (2002) pertumbuhan adalah pertambahan bobot badan dan atau ukuran tubuh sesuai dengan umur. Laju pertumbuhan ternak terdiri dari dua fase, yaitu: pertumbuhan sebelum dan sesudah lahir. Laju pertumbuhan paling cepat dipakai pada periode lepas sapih sampai mencapai pubertas dan rataan pertumbuhan bobot badannya dapat digunakan sebagai salah satu kriteria untuk pemuliaan sapi pedaging. Pertambahan bobot badan per satuan waktu sering digunakan untuk mengukur pertumbuhan. Pada awalnya pertumbuhan berjalan lambat lalu cepat menjelang umur dewasa kelamin dan selanjutnya melambat saat mendekati dewasa. 7