PENERAPAN E-COMPLIANCE ATAS KEWAJIBAN PAJAK TAHUNAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA KOSAMBI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV PEMBAHASAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara yang dapat

ANALISIS PENGGUNAAN E-SPT TERHADAP KEPATUHAN PELAPORAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA JAKARTA KEBAYORAN BARU TIGA

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENGUMPULAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk kelangsungan sistem pemerintahan suatu negara. Pembayaran

Kepada Yth, Bagian Pelayanan KPP Pratama Jakarta Duren Sawit Jl. Matraman Raya No.43 Jakarta Timur

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 152 /PMK.03/2009

BAB IV PEMBAHASAN. Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan beberapa tahun sebelumnya sangat berbeda. Perbedaannya

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan dan pembangunan di negara kita ini, tentu membutuhkan

B. REKOMENDASI Berdasarkan permasalahan permasalahan yang dihadapi KPP Pratama Sukoharjo dalam memanfaatkan e-filling serta dalam rangka meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kepada negara, maka negara menetapkan perpajakan sebagai salah satu sarana

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pajak saat ini berperan dalam kesejahteraan masyarakat di Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri dan luar negeri. Sektor pajak merupakan salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. negara yaitu baik dari segi pembangunan masyarakat, kesejahteraan, keamanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi yang semakin berkembang pesat dibelahan dunia

BAB I PENDAHULUAN. bentuk elektronik (e-filing). E-filing adalah suatu cara penyampaian SPT Tahunan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak dipungut melalui pemerintah daerah maupun pemerintah pusat

BAB I PENDAHULUAN. paling populer bagi negara. Hal ini terjadi akibat pengaruh pergeseran penerimaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

BAB I PENDAHULUAN. Perpajakan, disebutkan bahwa: WajibPajak adalah orang pribadi atau

BAB I PENDAHULUAN. pembayar pajak, dan (2) melakukan ketentuan perpajakan secara seragam untuk

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 14/PJ/2013

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang telah berkembang dan menerapkannya dalam pelayanan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. oleh Wajib Pajak akan masuk ke kas negara, kemudian melalui Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan rakyat. Jika dilihat dari segi ekonomi, Indonesia masih

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, oleh karena itu

152/PMK.03/2009 PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 181/PMK.03/2007 TENTANG BENTUK DAN I

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan modernisasi perpajakan melalui penerapan e-spt dan e-filing diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. reformasi perpajakan, dimana reformasi perpajakan tersebut dapat berupa

EVALUASI PENERAPAN e-spt TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

PELAKSANAAN e-spt TAHUNAN BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SEKAYU

BAB I PENDAHULUAN. untuk membayar pajak. Seperti yang dikatakan oleh Sakti (2015: 2 ) bahwa

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 103/PJ/2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 39 /PJ/2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional diperoleh dari pendapatan sektor pajak. Oleh karena

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang meningkat di bidang teknologi informasi. Berbagai lapisan. menggunakan teknologi sebagai alat untuk memperoleh, mengolah dan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-44/PJ/2010 Tanggal 6 Oktober 2010

BAB I PENDAHULUAN. karena penerimaan pajak digunakan oleh pemerintah sebagai sumber utama

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang taat pajak. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya

BAB 1 PENDAHULUAN. sektor, khususnya sektor ekonomi. Naiknya harga minyak dunia, tingginya

BAB I PENDAHULUAN. internet untuk menunjang pekerjaan mereka (Widyadinata, 2014).

Rafni Nistiari, Murtedjo. Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Jakarta 11480, ,

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam kehidupannya. Sosialisasi merupakan interaksi antar manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang - undang, keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. dapat terselesaikan dengan cepat, mudah dan praktis. Konsep inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkesinambungan selama 4 tahun terakhir dalam APBN.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber penerimaan terbesar dari APBN negara Indonesia adalah

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 181/ PMK.03/2007

BAB I PENDAHULUAN. dalam membayar pajak. Pajak dibayar untuk kepentingan negara dalam. membiayai pembangunan daerah. Pajak diarahkan untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam menciptakan kesejahteraan yang merata bagi seluruh

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Dalam rangka mengamankan penerimaaan Negara perlu dilakukan

: Prosedur Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi Secara Elektronik : Ni Putu Putri Yuliana Dewi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. populer bagi negara. Hal ini terjadi akibat pengaruh pergeseran penerimaan dari

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Penerapan Drop Box di KPP Pratama Jakarta Kembangan Prosedur Penyampaian SPT Melalui Pelayanan Drop Box

BAB I PENDAHULUAN. bawah Departemen Keuangan yang memiliki tugas untuk mengamankan penerimaan

pembiayaan dan pembangunan dalam negeri. Pemerintah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya internet dan kemudahan elektronik lainnya. (Andri, 2009 : 7)

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membiayai pembangunan. Diperlukan dukungan dari

BAB I PENDAHULUAN. bidang teknologi informasi memiliki peran yang sangat penting dalam aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara membutuhkan penerimaan untuk memenuhi APBN (Anggaran

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan bangsa Indonesia didasari oleh pembangunan nasional

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR: PER-160/PJ/2006 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS PEMERIKSAAN PAJAK DALAM UPAYA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN

BAB I PENDAHULUAN. Sumber pendanaan dan pemasukan bagi Negara berasal dari pajak yang

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan negara tersbesar ini dapat dilihat dalam RAPBN sebesar Rp

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan utama negara yang digunakan dalam pembiayaan dan. melakukan pembangunan secara bertahap dari tahun ke tahun berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan negara yang berasal dari iuran masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. maju dan demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 01/PJ/2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penerimaan pajak di Indonesia dari tahun ke tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan masyarakat dan perkembangan zaman, di antaranya dengan. mengembangkan e-government sebagai trend global birokrasi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan teknologi untuk meningkatkan pelayanannya. Teknologi informasi

ANALISIS PELAPORAN SPT WAJIB PAJAK MELALUI E- FILING DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BOGOR PERIODE TAHUN 2007 S/D 2010

BAB I PENDAHULUAN. dalam penerimaan negara. Perkembangan kontribusi penerimaan pajak terhadap. Tabel 1. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan tulang punggung penerimaan negara dan digunakan untuk

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP. Satu, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pada perkembangan dan kemajuan dalam bidang kearsipan. Berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. sektor, khususnya sektor ekonomi. Naiknya harga minyak dunia, tingginya tingkat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sistem pemungutan pajak yaitu Official Assessment System dan Self assessment

PENDAHULUAN BAB I. terus berupaya dalam memaksimalkan potensi pajak untuk memenuhi APBN

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. perpajakan Indonesia dari sistem Official Assessment ke sistem Self Assessment.

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Kepatuhan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Tanah Abang Satu

Transkripsi:

PENERAPAN E-COMPLIANCE ATAS KEWAJIBAN PAJAK TAHUNAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA KOSAMBI Atikah Aure Binus University, Jl.Akasia No 6 RT 03/03 Tajur Ciledug Tangerang 15152, 08984252570, atikahaure@yahoo.com Murtedjo, S.E. Ak. M.M. ABSTRAK Penerapan e-compliance pada KPP Pratama Kosambi atas kewajiban pajak tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi yang meliputi: e-registration yakni aplikasi yang mempermudah Wajib Pajak untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) secara elektronik, e-spt yakni aplikasi yang disediakan agar Wajib Pajak dapat mengisi Surat Pemberitahuan secara elektronik dan aplikasi e-filing dimana Wajib Pajak dapat melaporkan SPT Tahunan secara elektronik sehingga Wajib Pajak tidak perlu mendatangi KPP. Penerapan e-compliance di KPP Pratama Kosambi diharapkan dapat meningkatkan jumlah Wajib Pajak dan tingkat kepatuhan Wajib dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya. Hasil penelitian ini menunjukkan jika pengisian SPT Tahunan secara elektronik belum berjalan efektif karena belum ada peraturan yang mewajibkan Wajib Pajak untuk menggunakan. Tingkat pelaporan SPT secara e-filing ditahun 2010 masih rendah, tetapi di 2011-2012 terjadi peningkatan pelaporan secara e-filing dibandingkan dengan Wajib Pajak Orang Pribadi yang menggunakan sistem manual dan e-spt. Hal ini disebabkan kemudahan yang didapat Wajib Pajak karena tidak perlu mendatangi KPP untuk melaporkan SPT Tahunan. Sebaiknya KPP melaksanakan sosialiasi lebih sering agar penerapan berjalan dengan baik, sehingga Wajib Pajak yang menggunakan e-registration, e-filing dan terutama e-spt dapat meningkat.(aa) Kata Kunci : e-compliance, e-registration, e-spt, e-filing, Kepatuhan

PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara berkembang yang masih melakukan banyak pembangunan dan perbaikan diberbagai sektor untuk memajukan negara dan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu pemerintah terus meningkatkan pendapatan negara agar pembangunan berjalan dengan baik. Pendapatan negara yang paling menonjol terdapat di pajak, sumbangan pajak bagi anggaran pemerintah sangat besar, sehingga peran pajak begitu sentral sebagai perwujudan salah satu kewajiban kenegaraan dalam rangka kegotong royongan nasional sebagai peran serta aktif masyarakat dalam membiayai pembangunan. Untuk itu pemerintah selalu berupaya meningkatkan pendapatan dari sektor pajak baik pajak dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Sebagai salah satu sumber penerimaan negara yang sangat potensial, sektor Pajak merupakan pilihan yang sangat tepat, selain karena jumlahnya yang relatif stabil tetapi juga merupakan cerminan partisipasi aktif masyarakat dalam membiayai pembangunan. Pelayanan dan fasilitas yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk digunakan oleh Wajib Pajak sudah cukup lengkap. Wajib Pajak tinggal memanfaatkan dengan baik fasilitas tersebut agar dapat menjadi warga negara yang taat dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya. Dengan semakin berkembangnya kemajuan teknologi di Indonesia sekarang ini, maka ada banyak cara yang mempermudah kita sebagai wajib pajak dalam rangka pemenuhan kewajiban perpajakan, yaitu dengan fasilitas e-compliance. Sistem administrasi perpajakan yang menggunakan kemajuan teknologi terbaru diantaranya e- compliance dimana semua kegiatan dilakukan dengan elektronik. Dengan cara Wajib Pajak mendaftarakan diri secara online dengan menggunakan e-registration, Wajib Pajak juga dapat mengisi SPT dengan menggunakan media komputer secara e-spt dan melaporkan SPT secara online melalui e-filing. Sistem tersebut dapat lebih efisien dan efektif dibandingkan dengan melalui secara manual, karena kita sebagai Wajib Pajak tidak perlu mendatangi langsung Kantor Pelayanan Pajak. Penerapan e-compliance pada Kantor Pelayanan Pajak diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan kewajiban perpajakan terhadap Wajib Pajak dan dapat meningkatkan jumlah Wajib Pajak terdaftar. Tetapi kenyataannya masih sangat sedikit Wajib Pajak yang mengetahui tentang sistem ini, dikarenakan kurangnya informasi dan penyuluhan yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak dan Kantor Pelayanan Pajak. Oleh karena itu penulis memilih KPP Pratama Kosambi sebagai tempat penelitian, sehingga melalui penelitian ini, penulis dapat menganalisa penerapan e-compliance yang dilakukan d KPP Pratama Kosambi. METODE PENELITIAN Metode-metode pengumpulan data yang digunakan selama penyusunan skripsi antara lain adalah : a. Studi pustaka: Metode ini digunakan untuk memperoleh data sekunder untuk memperkuat landasan teori yang digunakan. Dilakukan dengan mambaca dan mempelajari sejumlah literatur berupa buku, peraturan undang-undang serta bahan lain yang dapat digunakan sebagai penunjang dalam penulisan. b. Wawancara: Melakukan wawancara secara langsung terhadap pihak-pihak yang berkompeten untuk mengetahui segala informasi yang diperlukan dalam penelitian. c. Observasi: Dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap Sistem Administrasi Perpajakan Modern di KPP Pratama Kosambi, khususnya dalam hal penerapan e- compliance. d. Dokumentasi: Merupakan kegiatan mengumpulkan dokumen-dokumen yang diperlukan, berupa dokumen-dokumen yang telah diolah oleh Petugas Pajak berupa data Wajib Pajak terkait pelaporan SPT baik secara elektronik (e-spt), e-filing maupun manual dalam lingkup Wajib Pajak.

HASIL DAN BAHASAN Penggunaan Aplikasi e-registration di KPP Pratama Kosambi Sejak diadakan di tahun 2005 program e-registration memang belum begitu banyak peminatnya, dari 16 juta jumlah Wajib Pajak yang terdaftar di Indonesia, baru sekitar dua juta Wajib Pajak yang memanfaatkan e- Registration, Salah satu penyebabnya dikarenakan perubahan peraturan dari KEP-173/PJ/2004 menjadi PER- 24/PJ/2009 yang mengharuskan Direktorat Jenderal Pajak untuk melakukan sosialisasi perpajakan dan juga turut membantu masyarakat dalam memahami peraturan pajak terbaru. Namun sebenarnya perubahan ini menjadi mempermudah karena petugas pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tidak perlu lagi menunggu berkas pendaftaran dari Wajib Pajak untuk melakukan proses validasi NPWP, selain itu juga banyak perubahan-perubahan secara administratif. Dalam hal penggunaan e-registration di KPP Pratama Kosambi pada Tahun 2010-2012 penulis telah melakukan penelitian yaitu membandingkan Wajib Pajak Orang Pribadi Manual dengan Wajib Orang Pribadi Pengguna e-registration. Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Pengguna e-registration dibandingkan dengan Wajib Pajak Orang Pribadi Manual Tahun Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar Wajib Pajak Orang Pribadi Manual Wajib Pajak Orang Pribadi pengguna e-registration 2010 92.495 0 92.495 2011 113.450 0 113.450 2012 131.503 0 131.503 Dilihat dari tahun 2010 sampai 2012 tidak terdapat satupun Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Kosambi yang memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) secara manual. Ini menandakan bahwa penerapan penggunaan aplikasi e-registration di KPP Pratama Kosambi berjalan dengan sangat baik dan efektif. Penggunaan Aplikasi e-spt di KPP Pratama Kosambi Aplikasi Elektronik SPT atau disebut dengan e-spt adalah aplikasi yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk digunakan oleh Wajib Pajak untuk kemudahan dalam menyampaikan SPT. Dengan menggunakan aplikasi e-spt, Wajib Pajak dapat merekam, memelihara data digital SPT serta mencetak SPT beserta lampirannya. Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Pengguna E-SPT di KPP Pratama Kosambi dibandingkan dengan Wajib Pajak Orang Pribadi Manual Tahun Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar Wajib Pajak Orang Pribadi Manual Wajib Pajak Orang Pribadi pengguna e-spt 2010 92.495 46.153 0 2011 113.450 16.669 0 2012 131.503 5.043 0 Hasil diatas menandakan jika penerapan penggunaan e-spt belum berjalan di KPP Pratama Kosambi. Hal ini disebabkan oleh karena penggunaan e-spt Tahunan untuk Wajib Pajak Orang Pribadi tidak diwajibkan seperti e- SPT Masa dan KPP Pratama juga tidak memiliki aturan yang mewajibkan Wajib Pajak Orang Pribadi untuk menggunakan e-spt Tahunan, beda dengan KPP Madya yang mewajibkan Wajib Pajak untuk menggunakan.

Penyebab lain kurangnya minat Wajib Pajak Orang Pribadi dalam penggunaan e-spt Tahunan adalah karena Wajib Pajak masih harus tetap mendatangi KPP untuk melaporkan SPT dan Wajib Pajak masih lebih percaya jika SPT mereka ditangani langsung oleh pihak Kantor Pelayanan Pajak sehingga meminimalisir kesalahan dan masih kurangnya pengetahuan Wajib Pajak di Indonesia akan penggunaan Internet sehingga masih banyak dari mereka yang tidak mengerti cara menjalankan program e-spt. Penggunaan Aplikasi e-filing di KPP Pratama Kosambi E-Filing adalah suatu cara penyampaian SPT Tahunan secara elektronik yang dilakukan secara online dan real time melalui internet pada website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id) atau Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider (ASP). Wajib Pajak yang diperbolehkan menggunakan e-filing ialah Wajib Pajak Orang Pribadi yang memenuhi kriteria untuk menyampaikan SPT Tahunan menggunakan Formulir SPT Tahunan 1770S atau Formulir SPT Tahunan 1770SS dapat menyampaikan SPT Tahunan secara e-filing. Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Pengguna E-Filing dibandingkan dengan Wajib Pajak Orang Pribadi Manual Tahun Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar Wajib Pajak Orang Pribadi Manual Wajib Pajak Orang Pribadi pengguna e-filing 2010 92.495 90.257 2.238 2011 113.450 77.190 36.260 2012 131.503 86.165 45.338 Hasil tersebut penulis dapatkan dari data yang diperoleh di KPP Pratama Kosambi dan menunjukan bahwa di tahun 2010 Wajib Pajak Orang Pribadi pengguna e-filing masih sedikit dibandingkan dengan yang melaporkan secara manual. Akan tetapi peningkatan mulai terlihat di tahun 2011 dengan adanya 36.260 Wajib Pajak Orang Pribadi yang menggunakan sistem e-filing atau sekitar 31,96% dari Wajib Pajak terdaftar dan di tahun 2012 juga menunjukkan peningkatan sebanyak 34,47%. Analisis Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Tahun 2010 Berikut adalah data kepatuhan pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Kosambi tahun 2010. Persentase Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi secara Manual, e-spt dan e-filing Tahun 2010 2010 Wajib Pajak Orang Pribadi Efektif Waktu Lapor % Waktu Lapor Manual 46.153 1.861 44.292 4% 96% e-spt 0 0 0 0% 0% e-filing 2.238 1.808 430 81% 19%

Dapat di ketahui dari Tabel, jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang menggunakan sistem manual ada sebanyak 46.153 orang dan terdapat 1.861 Wajib Pajak yang terlambat melaporkan SPT Tahunan atau sekitar 4% tetapi terdapat 96% Wajib Pajak yang tepat waktu dalam pelaporan SPT Tahunan, ini menunjukkan jika di tahun 2010 Wajib Pajak Orang Pribadi masih lebih cenderung melaporkan SPT Tahunan secara manual dibandingkan dengan e-spt dan e-filing. Pelaporan melalui sistem e-filing di tahun 2010 menunjukkan hasil yang kurang memuaskan karena penggunanya sedikit. Tingkat pelaporan SPT dengan penggunaan aplikasi e-spt sangat rendah atau bisa dibilang sama sekali tidak ada yang menggunakannya dibandingkan dengan pelaporan secara manual dan e-filing, karena aplikasi e-spt sering terjadi kendala pada saat loading data, human error yaitu apabila data yang di input salah, Wajib Pajak merasa sulit untuk membetulkannya, sehingga penggunaan aplikasi ini hanya dapat digunakan oleh orang yang sudah memahami dan mengerti aplikasi ini dengan baik. Analisis Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Tahun 2011 Ditahun 2011, peningkatan jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi terjadi sekitar 22%. Pencapaian KPP Pratama Kosambi dalam meningkatkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak sudah menunjukkan kemajuan karena terjadi penurunan jumlah Wajib Pajak yang telat melaporkan SPT Tahunannya. 2011. Berikut ini data pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Kosambi pada tahun Persentase Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi secara Manual, e-spt dan e-filing Tahun 2011 2011 Wajib Pajak Orang Pribadi Efektif Waktu Lapor % Waktu Lapor Manual 16.669 284 16.385 2% 98% e-spt 0 0 0 0% 0% e-filing 36.260 599 35.661 2% 98% Pada tahun 2011 terjadi peningkatan tingkat kepatuhan pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi pengguna e-filing. E-filing merupakan sistem yang dapat mempermudah Wajib Pajak dalam melaporkan SPT nya, karena cepat, mudah dan aman. E-filing merupakan suatu cara penyampaian yang dilakukan secara online yang real time melalui website Direktorat Jenderal Pajak dan Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider (ASP). Walaupun pengguna e-filing yang melaporkan SPT Tahunan menggunakan Jasa Aplikasi harus mengeluarkan biaya. Dari Tabel di atas dapat di lihat pula bahwa, kepatuhan pelaporan secara e-filing lebih tinggi dibandingkan dengan pelaporan secara manual dan e-spt, dan jumlah Wajib Pajak yang menyampaikan secara e-filing lebih banyak bila dibandingkan secara manual dan e-spt. Hal ini disebabkan Wajib Pajak lebih memilih melaporkan SPT secara e-filing karena dianggap tidak merepotkan karena tidak perlu langsung datang ke KPP. Analisis Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Tahun 2012. Berikut adalah Analisis kepatuhan pelaporan SPT secara e-filing, e-spt dan manual untuk SPT Tahunan Orang Pribadi tahun 2012 di KPP Pratama Kosambi dapat dilihat berdasarkan tabel berikut:

Persentase Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi secara Manual, e-spt dan e-filing Tahun 2012 2012 Wajib Pajak Orang Pribadi Efektif Waktu Lapor % Waktu Lapor Manual 5.043 25 5.018 0,5% 99,5% e-spt 0 0 0 0% 0% e-filing 45.338 723 44.615 2% 98% Dari Tabel dan Grafik diatas pula dapat dilihat jika tingkat pelaporan secara e-filing jauh lebih banyak dibandingkan dengan Wajib Pajak Orang Pribadi yang melaporkan secara manual dan e-spt. Walaupun masih ada beberapa Wajib Pajak Orang Pribadi yang melaporkan SPT Tahunan secara manual, karena mereka berpikir jika datang langsung ke KPP bukan hal yang sulit. Wajib Pajak Orang Pribadi yang biasanya melaporkan SPT Tahunan secara manual tidak banyak lembaran SPT yang harus dibawa ke KPP karena biasanya lembaran SPT Tahunan paling sedikit hanya 2 (dua) lembar yang menggunakan formulir 1770SS dan itu yang membuat Wajib Pajak tidak perlu menggunakan media elektronik dalam pelaporan SPT nya. Analisis Perkembangan Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Tahun 2010 2012 Berikut ini adalah persentase dari perkembangan tingkat kepatuhan pelaporan SPT Tahunan yang terjadi di KPP Pratama Kosambi selama tahun 2010 2012. Persentase Perkembangan Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Tahun 2010-2012 Bentuk Pelaporan 2010 2011 2012 Manual 96% 98% 99.5% e-spt 0% 0% 0% e-filing 19% 98% 98% Dari Tabel pula dapat dilihat jika dari tahun 2010-2012 tidak ada satupun Wajib Pajak Orang Pribadi yang menggunakan aplikasi e-spt dalam melaporkan SPT Tahunan, ini menyebabkan tingkat kepatuhan selama tiga tahun menjadi 0%. Untuk tingkat kepatuhan pelaporan SPT Wajib Pajak Orang Pribadi dengan menggunakan sistem e-filing, tiap tahunnya menunjukkan peningkatan yang drastis, apalagi peningkatan dari tahun 2010 yang hanya berjumlah 19% tetapi ditahun 2011 naik menjadi 98%. Ini merupakan peningkatan yang sangat signifikan karena naik melebihi 50% dari tahun sebelumnya. Berdasarkan hasil diatas dapat diketahui jika penerapan e-compliance di KPP Pratama Kosambi sudah cukup baik untuk Wajib Pajak Orang Pribadi yang menggunakan e-filing, tetapi KPP Pratama Kosambi masih harus meningkatkan minat masyarakat untuk menggunakan e-spt ditahun-tahun selanjutnya karena selama tahun 2010 hingga 2012 masih belum ada masyarakat yang menggunakannya. Ini menandakan jika penerapan untuk sistem e-spt Tahunan Orang Pribadi belum berjalan seperti yang diharapkan karena masih lebih banyak Wajib Pajak Orang Pribadi yang menggunakan sistem manual dibandingkan dengan yang menggunakan sistem e-spt. Hal ini disebabkan karena pengguna aplikasi e-spt tetap harus melibatkan KPP dalam prosedur pelaporan yakni tanggal pelaporan sesuai dengan tanggal Wajib Pajak datang ke KPP untuk menyerahkan SPT Induk dan SPT elektronik, sehingga sistem ini dianggap rumit bagi Wajib Pajak, karena selain

Wajib Pajak harus mempelajari secara detail tentang aplikasi e-spt, Wajib Pajak juga tetap harus datang juga ke KPP. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis data yang didapat di KPP Pratama Kosambi, dapat diperoleh kesimpulan bahwa: 1. Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Kosambi selama tahun 2010-2012 selalu menunjukkan peningkatan dan 90% dari Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar efektif melaksanakan kewajiban perpajakannya. 2. Selama tahun 2010-2012 seluruh Wajib Pajak Orang Pribadi mendaftarkan diri menggunakan aplikasi e-registration. Hal ini karena KPP Pratama Kosambi telah mewajibkan seluruh Wajib Pajak menggunakan e-registration agar fasilitas yang disediakan Direktorat Jenderal Pajak berguna dan dapat mempermudah Wajib Pajak dalam mendaftarkan dirinya sebagai Wajib Pajak. 3. Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Kosambi selama tahun 2010-2012 tidak ada yang melaporkan SPT Tahunannya secara e-spt. Wajib Pajak Orang Pribadi banyak yang berpikiran jika melaporkan SPT Tahunan secara e-spt sama saja dengan pelaporan secara manual, karena Wajib Pajak tetap harus mendatangi KPP. Hal ini membuat Wajib Pajak berpikir jika harus bekerja dua kali. 4. Di tahun 2010 masih sangat banyak yang melaporkan SPT Tahunan secara manual dari pada yang melaporkan secara e-filing dan e-spt. Dari 92.425 Wajib Pajak Orang Pribadi yang efektif ditahun 2010 sebanyak 46.153 masih melaporkan SPT Tahunan secara manual, dan hanya ada 2.238 yang melaporkan SPT Tahunan secara e-filing. 5. Peningkatan Wajib Pajak yang paling signifikan dan stabil terjadi pada Wajib Pajak yang melaporkan secara e-filing. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan di tahun 2011 yang menjadi 98% dari tahun 2010 yang hanya berjumlah 19%. Jumlah Wajib Pajak di tahun 2012 juga memperlihatkan hasil yang stabil karena bertahan di 98%. Berarti penerapan e-filing yang dilaksanakan di KPP Pratama Kosambi telah berjalan dan tinggal ditingkatkan. Karena jika Wajib Pajak memahami penggunaan e-filing, mereka dapat merasakan kemudahan karena tidak perlu khawatir jika tidak dapat mendatangi KPP secara langsung. 6. Penerapan e-compliance di KPP Pratama Kosambi untuk pengguna e-registration, pelaporan secara e- filing telah berjalan dengan baik selama tahun 2010 hingga 2012. Tetapi KPP Pratama Kosambi masih harus menghimbau Wajib Pajak Orang Pribadi untuk mengisi SPT Tahunan secara e-spt. Karena walaupun Wajib Pajak tetap harus mendatangi KPP, tetapi penggunaan e-spt tetap bermanfaat karena dapat mengurangi kesalahan menginput data, dan sebenarnya penggunaan aplikasi e-spt tidak serumit yang dibayangkan jika Wajib Pajak ingin memahaminya. 7. Kendala-kendala yang masih banyak dialami Wajib Pajak dalam pelaporan menggunakan e-filing dan e-spt adalah Wajib Pajak harus memiliki pengetahuan khusus untuk menjalankan program e-filing dan e-spt dan kecepatan koneksi internet yang masih belum memadai. 5.2. Saran Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan di KPP Pratama Kosambi maka saran dari penulis adalah: 1. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kosambi harus lebih banyak mengadakan acara workshop ke instansi-instansi dan universitas, penyuluhan, pelatihan kepada Wajib Pajak, sehingga Wajib Pajak akan lebih terbiasa dan memahami secara jelas penggunaan dari e-registration, e-spt, dan e-filing agar aplikasi yang telah dibuat dapat bermanfaat. 2. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kosambi sebaiknya mengusulkan ke Direktorat Jenderal Pajak agar lebih banyak memperbanyak iklan, baik di televisi, radio, media cetak dan sebagainya agar masyarakat lebih mengenal aplikasi-aplikasi tersebut dan dapat mengetahuinya sehingga Wajib Pajak terhimbau untuk menggunakannya. 3. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kosambi sebaiknya memperbanyak petugas untuk melakukan sosialisasi kepada Wajib Pajak yang masih belum mengenal aplikasi tersebut.

4. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kosambi sebaiknya selalu memberitahukan Wajib Pajak jika ada update mengenai versi terbaru aplikasi e-spt sehingga Wajib Pajak dapat mengetahui langsung. REFERENSI Anugrahsari, Dea.(2012). Penerapan E-Complance atas Kewajiban Pajak Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Jakarta Duren Sawit. Fakultas Ekonomi dan Komunikasi/Akuntansi,Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Waluyo. (2011). Perpajakan Indonesia (Edisi 10-buku 1). Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Mardiasmo.(2009).Perpajakan (Edisi Revisi Tahun 2011).Yogyakarta: Penerbit Andi. Mardiasmo.(2011).Perpajakan (Edisi Revisi Tahun 2011).Yogyakarta: Penerbit Andi. Ilyas, Wirawan B. Dan Burton Richard. (2010). Hukum Pajak. Jakarta : Salemba Empat. Uwon, Gustiawan. S. 2007.Pedoman Praktis Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP). Jakarta: Grasindo. Direktorat Jenderal Pajak. (2012). Leaflet e-filing. Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per 26/PJ/2013 tentang perubahan atas peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-34/PJ/2010 tentang bentuk formulir Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan beserta petunjuk pengisiannya. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 6/PJ/2009 tentang Tata cara penyampaian Surat Pemberitahuan dalam bentuk elektronik. Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-26/PJ/2012 tentang Tata cara penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan. Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor 39/PJ/2011 tentang tata cara penyampaian SPT Tahunan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi secara e-filing melalui website Direktorat Jenderal Pajak. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 152/PMK.03/2009 tentang Perubahan atas peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.03/2007 tentang Bentuk dan Isi Surat Pemberitahuan, serta Tata Cara Pengambilan Pengisian, Penandatanganan dan Penyampaian Surat Pemberitahuan. Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor 47/PJ/2008 tanggal 16 Desember 2008 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan dan Penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan Surat Pemberitahuan Tahunan secara Elektronik (e-filing) melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP). Surat Edaran Nomor 82/PJ/2009 tentang Penegasan Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan dan atau Penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan Surat Pemberitahuan Tahunan secara Elektronik (e-filing) melalui Perusahaan Penyedia Jasa (ASP) RIWAYAT PENULIS Nama : Atikah Aure Tempat, Tanggal lahir : Jakarta, 14 September 1992 Pendidikan Terakhir : S1 (Universitas Bina Nusantara) jurusan (Akuntansi) Tahun 2014