Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN NANAS MENJADI KERIPIK DAN SIRUP (Kasus: Desa Sipultak, Kec. Pagaran, Kab. Tapanuli Utara)

KINERJA USAHA AGROINDUSTRI KELANTING DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU

DIVERSIFIKASI NILAI TAMBAH DAN DISTRIBUSI KEREPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEPUNG MOCAF

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016

ANALISIS PERBANDINGAN NILAI TAMBAH PENGOLAHAN UBI KAYU MENJADI TEPUNG MOCAF DAN TEPUNG TAPIOKA DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

ANALISIS NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK UDANG PADA INDUSTRI RUMAHAN DI DESA MUARA PANTUAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

ABSTRAK. PENDAHULUAN Latar Belakang. GaneÇ Swara Vol. 10 No.1 Maret 2016 IDA BGS. EKA ARTIKA, 2) IDA AYU KETUT MARINI

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dari kawasan Universitas Padjadjaran sebanyak 100 kg bahan kering dan untuk

IDENTIFIKASI NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI MINYAK KAYU PUTIH DI KPHL TARAKAN

Lampiran 1. Biaya bahan baku Dodol, kurma salak, keripik salak dan sirup salak. Lampiran 2. Biaya Bahan Penunjang Dodol Salak

METODOLOGI. Waktu dan Tempat. Alat dan Bahan. Metode Penelitian

VI. ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI PENGGERGAJIAN KAYU (IPK)

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KECAP (Studi Kasus pada Pengusaha Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran)

8. NILAI TAMBAH RANTAI PASOK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di Laboratorium

NILA TAMBAH AGROINDUSTRI UBI KAYU MENJADI TEPUNG TAPIOKA

ANALISIS NILAI TAMBAH PISANG NANGKA (Musa paradisiaca,l) (Studi Kasus di Perusahaan Kripik Pisang Krekes di Loji, Wilayah Bogor)

Lama Berusaha Status Keterangan. Jlh Tenaga Kerja (Tahun) (Tahun) Keluarga (Orang) (Tahun) Kepemilikan Usaha (m 2 ) TKDK TKLK

ANALISIS EKONOMI PAKAN TERNAK TERFERMENTASI BERBASIS LIMBAH AGROINDUSTRI PISANG DI KABUPATEN LUMAJANG

NILAI TAMBAH OLAHAN HASIL PERTANIAN PADA USAHA GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) MESRA JAYA KELURAHAN SAWAH LEBAR LAMA KOTA BENGKULU PENDAHULUAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Palu setelah usaha pengolahan bawang goreng khas Palu. Pengusaha olahan

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan

IV. DESKRIPSI USAHA PENGOLAHAN TEPUNG UBI JALAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu)

PENDAHULUAN. Nurmedika 1, Marhawati M 2, Max Nur Alam 2 ABSTRACT

Steffi S. C. Saragih, Salmiah, Diana Chalil Program StudiAgribisnisFakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian maupun perikanan. mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatka pertumbuhan ekonomi

Oleh : Iif Latifah 1, Yus Rusman 2, Tito Hardiyanto 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN MARGIN PEMASARAN PISANG MENJADI OLAHAN PISANG ANALYSIS OF ADDED VALUE AND MARKETING MARGIN OF PROCESSED BANANA PRODUCTS

ANALISIS AGROINDUSTRI KERIPIK TEMPE BU SITI DI DESA BULUH RAMPAI KECAMATAN SEBERIDA KABUPATEN INDRAGIRI HULU

Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Asam Sianida (HCN) Kulit Ubi Kayu Sebagai Pakan Alternatif. Oleh : Sri Purwanti *)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN AGROINDUSTRI OPAK SINGKONG DI DESA JOLONTORO KECAMATAN SAPURAN KABUPATEN WONOSOBO

KELAYAKAN FINANSIAL DAN NILAI TAMBAH USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS EKONOMI PAKAN TERNAK TERFERMENTASI BERBASIS LIMBAH AGROINDUSTRI PISANG DI KABUPATEN LUMAJANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian adalah daging paha Ayam

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng,

ANALISIS EFISIENSI DAN NILAI TAMBAH PRODUK JAMU (Studi Kasus PT. Jamu Jokotole Bangkalan) Istifadhah 1, Abdul Azis jakfar 2, dan Askur Rahman 3

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN RISIKO USAHA PADA AGROINDUSTRI SERUNDENG UBI JALAR DI KECAMATAN SIULAK KABUPATEN KERINCI

Analisis kelayakan Usaha Kue Semprong (kasippi) di Mega Rezky Skala Rumah Tangga Desa Lagi-Agi Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar

Lampiran 1. Skema Penelitian

ANALISIS PENDAPATAN PENGRAJIN OLAHAN UBI KAYU DI KECAMATAN PEGAJAHAN (Studi Kasus : Kecamatan Pegajahan, Kabupaten Serdang Bedagai) ABSTRAK

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI GULA SEMUT (Studi Kasus pada Perajin Gula Semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis)

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

Ringkasan. Kata Kunci: Ubi Kayu, Tiwul Instan, Peningkatan Pendapatan

PENGOLAHAN TALAS. Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013

TINJAUAN PUSTAKA. barang dan jasa akan terdistribusi dengan jumlah, waktu, serta lokasi yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

Analisis Pendapatan Agroindustri Aneka Keripik Putri Tunggal di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan

PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

METODE PENELITIAN. Klaster adalah konsentrasi spasial dari industri industri yang sama atau

ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI KERIPIK TEMPE SKALA RUMAH TANGGA (Studi Kasus Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang)

Lampiran 1. Analisis Biaya Produksi Pala Menjadi Sirup Pala Dalam Sebulan (3x produksi) di Kabupaten Bireuen

ANALISIS TEKNOLOGI MESIN PENGOLAH DAN NILAI TAMBAH KERIPIK SALAK PONDOH PADA KELOMPOK SRIKANDI KELURAHAN SUMBERGONDO KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU

IV. METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan yaitu meliputi : sekitar kebun di Sukabumi Jawa Barat.

PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH USAHA KOPI BUBUK ROBUSTA DI KABUPATEN LEBONG (STUDI KASUS PADA USAHA KOPI BUBUK CAP PADI)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE)

ANALSIS NILAI TAMBAH KERIPIK BUAH DI KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH DARI USAHA PENGOLAHAN MARNING DAN EMPING JAGUNG DI KABUPATEN GROBOGAN

KAJIAN TENTANG NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KERIPIK. SALAK (Salacca Zalacca)

Analisis Nilai Tambah Produk Anyaman Bambu Kelompok Usaha Kerajinan di Dusun Calok Kabupaten Jember

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1 FORMULIR UJI KESUKAAN (UJI HEDONIK) 3. Netralkan indera pengecap anda dengan air putih setelah selesai mencicipi satu sampel.

PEMBERDAYAAN KOPERASI INSAN FATHONAH MELALUI PRODUKSI ANEKA OLAHAN KETELA. Oleh : Edy Legowo. Abstrak

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September KELAYAKAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L) DI LAHAN PASIR KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN

III. METODE PENELITIAN. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis data

BAB II GAMABARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Usaha Keripik Cabe Bintang dan Keripik Cabe Mai

IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA

3. METODOLOGI PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Profil Industri Rumah Tangga olahan Salak Pondoh. Kegiatan pengolahan Salak Pondoh sudah dilakukan oleh warga masyarakat

III METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan noga kacang hijau adalah

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN IMBALAN JASA FAKTOR PRODUKSI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN MANGROVE PADA KELOMPOK PEREMPUAN MUARA TANJUNG

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TAPE SINGKONG DI KOTA PEKANBARU

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tradisional Babah Kuya yang terletak di pasar baru. Pasak bumi yang digunakan

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEMPE (Suatu Kasus di Kelurahan Banjar Kecamatan Banjar Kota Banjar) Abstrak

Uji kualitas. - - (plastik besar, isi 35 kg) - - (plastik besar, isi 35 kg) - - (plastik besar, isi 35 kg) - - (plastik besar, isi 35 kg)

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Singkong (Manihot utilissima) atau yang biasa disebut juga dengan nama

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA MARTABAK TELUR DI MATANGGLUMPANGDUA KECAMATAN PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

NILAI TAMBAH PADA AGROINDUSTRI TAHU

Analisis Biaya dan Profitabilitas Usaha Roti Pada Ganep Bakery di Surakarta

PENGOLAHAN UBI KAYU. Kue Pohong Keju

Transkripsi:

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN DAN EFISIENSI PENGOLAHAN TEPUNG UMBI GARUT, UBI UNGU DAN UBI KAYU KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MELATI DI KABUPATEN KULON PROGO Siti Hamidah 1, Vini Arumsari 2 Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian UPN Veteran Yogyakarta E-mail: shamidah81@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan menganalisis besarnya nilai tambah, keuntungan dan efisiensi yang diperoleh dari pengolahan umbi garut, ubiungu, dan ubi kayu menjadi tepung. Penelitian ini merupakan Studi Kasus, keempat unit Pengolahan milik KWT Melati yang tersebar di DusunPereng (dua unit), Dusun Girinyono dan Dusun Blubuk (masing-masing satu unit) diambil sebagai sampel. Data yang diperlukan berupa data primer meliputi identitas anggota KWT Melati, data sekunder meliputi jumlah bahan baku, bahan tambahan, tenaga kerja, produk tepung, dan harganya, peralatan yang digunakan serta data lainnya yang berkaitan dengan penelitian, selama 12 bulan (Januari-Desember 2014). Analisisnilai tambah dan keuntungan dilakukan dengan Metode Hayami (Analisis Struktur Produksi Pengolahan), sedangkan efisiensi diukur dengan Rasio Penerimaan dengan Biaya (Revenue/Cost). Pengujian hipotesis dilakukan dengan Analisis Ragam, dan dilanjutkan dengan uji beda metode Perbedaan Terkecil (Least Significant Difference). Hasil penelitian menunjukkan, bahwa pengolahan tepung memberikan (1) nilai tambah umbi garut, ubi ungu dan ubi kayu yang berbeda, masing-masing sebesar Rp. 14.556,42/kg; Rp. 19.514,21/kg dan Rp. 14.558,67/kg, terbesar nilai tambah ubi ungu; (2) keuntungan umbi garut, ubi ungu dan ubi kayu yang berbeda masing-masing sebesar Rp.4.564,42/kg; Rp. 6.014,21/kg dan Rp.6.558,67/kg, terbesar keuntungan ubi kayu; (3) R/C umbi garut, ubi ungu dan ubi kayu yang berbeda masing-masing sebesar 1,3280; 1,3005 dan 1,5026, pengolahan ubi kayu paling efisien. Kata kunci: Agroindustri, Nilai Tambah, Keuntungan, dan Efisiensi 1. PENDAHULUAN Agroindustri merupakan kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku untuk diolah menjadi barang jadi maupun barang setengah jadi. Agroindustri mempunyai peranan penting dalam pengolahan dan pengawetan hasil pertanian, karena mampu menciptakan nilai tambah dengan menginovasikan hasil pertanian menjadi produk olahan. Pengolahan hasil pertanian diharapkan dapat memberikan nilai jual yang tinggi daripada jika dijual dalam bentuk segar, sehingga dapat memberikan keuntungan. Penerapan teknologi pengolahan hasil pertanian dapat meningkatkan efisiensi. Salah satu agroindustri yang memanfaatkan hasil pertanian yaitu umbi garut, ubi ungu, dan ubi kayu adalah pengolahan tepung yang dilakukan oleh KWT Melati yang beralamat di Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo. KWT Melati berdiri pada tanggal 15 Maret 2010, telah dikukuhkan oleh Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Perikanan Kehutanan dengan nomor Registrasi 29/SDS-Pi/X/2011. Pada awalnya anggota KWT Melati berjumlah 20 orang, kini bertambah menjadi 30 orang. Kegiatan pengolahan tepung dilaksnakan setiap hari kecuali hari minggu dan libur. Bahan baku umbi garut diperoleh dari pasokan petani di Kecamatan Pengasih, sedangkan ubi ungu dan ubi kayu dibeli di Pasar Sentolo. Sampai saat ini belum diketahui seberapa besar nilai tambah, keuntungan dan efisiensi dari pengolahan umbi garut, ubi ungu, dan ubi kayu menjadi tepung. Oleh karena itu, Hipotesis yang diajukan adalah diduga ada perbedaan besarnya nilai tambah, keuntungan dan efisiensi ketiga macam pengolahan tepung (umbi garut, ubi ungu dan ubi kayu). 2. METODOLOGI Penelitian ini merupakan Studi Kasus pada KWT Melati yang merupakan satu-satunya Unit pengolahan aneka tepung di Kabupaten Kulon Progo. Lokasi KWT Melati adalah di Desa 493

Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo. KWT Melati memiliki empat unit Pengolahan yang tersebar di Dusun Pereng (dua unit, satu sebagai sentral dan satu unit sebagai sub-sentral), Dusun Girinyono dan Dusun Blubuk (masing-masing satu unitsub-sentral). Data yang diperlukan berupa data primer meliputi identitas anggota KWT Melati, data sekunder meliputi jumlah bahan baku, bahan tambahan, tenaga kerja, produk tepung, dan harganya, peralatan yang digunakan serta data lainnya yang berkaitan dengan penelitian, selama 12 bulan (Januari-Desember 2014). Analisis nilai tambah dan keuntungan dilakukan dengan Metode Hayami (Analisis Struktur Produksi Pengolahan), sedangkan efisiensi diukur dengan Rasio Penerimaan dengan Biaya (Revenue/Cost). Tabel 1. Analisis struktur produksi pengolahan No Output, Input, Harga Besarnya 1 HasilProduksi Input ( kg ) a 2 Input Bahan Baku ( kg ) b 3 Input TenagaKerja ( HOK ) c 4 FaktorKonversi d = a : b 5 KoefisienTenagaKerja e = c : b 6 HargaProduk Output ( Rp/kg ) f 7 Upah Rata rata ( Rp/HOK ) g Penerimaan, Pendapatan, dannilaitambah 8 Harga Input Bahan Baku ( Rp/kg ) h 9 Sumbangan Input Lain ( Rp/kg) i 10 NilaiProduk Output ( Rp/kg ) j = d x f 11 a. NilaiTambah ( Rp/kg ) k = j h i b. Ratio NilaiTambah ( % ) l = k : j % 12 a. PendapatanTenagaKerja ( Rp/kg ) m = e x g b. BagianTenagaKerja (%) 13 Keuntungan ( Rp/kg ) Tingkat Keuntungan ( % ) BalasJasaUntukFaktorProduksi 14 Marjin a. PendapatanTenagaKerja (%) b. Sumbangan Input Lain (%) c. Keuntungan Perusahaan (%) Sumber :Hayami (1987) dalamyuliana (2014) Pengujian hipotesis dilakukan dengan Analisis Ragam sebagai berikut. n = m : k % o = k m p = o : k % q = j h r = m : q % s = i : q % t = o : q % Tabel 2. Analisis Ragam Nilai Tambah, Keuntungan dan Efisiensi PengolahanUmbi Garut, Ubi Ungu, dan Ubi Kayu Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F Hi Tung FTabel 5% Perlakuan t - 1 JKP KTP KTP KG Galat t ( r 1 ) JKG KTG Total rt - 1 JKT Ho: µ 1 =µ 2 = µ 3 =0(tidak ada perbedaan rata-rata Nilai Tambah/Keuntungan pengolahan Umbi Rambat, Ubi Ungu dan Ubi Kayu) Ha: paling tidak ada satu µ i 0 (ada perbedaan rata-rata Nilai Tambah/Keuntungan pengolahan Umbi Rambat, Ubi Ungu dan Ubi Kayu) Jika Fhitung > Ftabel 5% maka Ho ditolak Ha diterima, jika Fhitung Ftabel 5% maka Ho diterima Ha ditolak Jika Ho ditolak,maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (Least Significant Difference). ( ) (1) 494

Ho: Ȳi Ȳj(Rata-rata Nilai Tambah/Keuntungan/Efisiensi Umbi Garut/UbiUngu/ Ubi Kayu lebih kecilatau sama dengan dari Rata-rata Nilai Tambah/Keuntungan/Efisiensi Ubi Ungu/ Ubi Kayu/Umbi Garut) Ha: Ȳi >ȲjRata-rata Nilai Tambah/Keuntungan/Efisiensi Umbi Garut/UbiUngu/ Ubi Kayu lebih besar dari Rata-rata Nilai Tambah/Keuntungan/Efisiensi Ubi Ungu/ Ubi Kayu/Umbi Garut) Ho diterima jika Ȳ i - Ȳ j LSD 0,05 Ho ditolak jika Ȳ i - Ȳ j <LSD 0,05 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Proses Produksi Tepung Proses pembuatan tepung umbi garut, ubi ungu dan ubi kayu dengan menggunakan mesin kecuali pengupasan. Proses pengupasan bahan baku dilakukan dengan manual dengan menggunakan pisau. Dalam satu minggu agroindustry pengolahan tepung ini dapat membuat tepung kurang lebih sekitar 20 kg. berikut adalah tahap tahap cara pembuatan tepung umbi garut, tepung ubi kayu adalah sebagai berikut : 1. Pencucian Pertama Proses membersihkan umbi garut, ubi ungu, dan ubi kayu yang belum dikupas dari kotoran atau benda asing seperti pasir dan sisa-sisa tanaman, dilakukan dengan menggunakan air, agar kotoran yang menempel pada kulit dapat hilang bersama air. 2. Pengupasan Umbi garut, ubi ungu, dan ubi kayu yang sudah dicuci, kemudian di kupas. Pengupasan dilakukan dengan cara membuang kulit luarnya. 3. Pencucian Kedua Pencucian kedua ini dilakukan setelah proses pengupasan kulit bagian luar, tujuannya agar daging umbi bersih dari sisa kotoran seperti tanah atau benda asing yang masih menempel. 4. Pemotongan Umbigarut, ubi ungu, dan ubi kayu yang sudah dicuci kemudian di potong dengan menggunakan mesin. Bentuk potongan pada umbi garut, ubiungu, dan ubi kayu berbeda. Jika umbi garut dan ubi kayu dipotong dengan mesin pemarut, hasilnya seperti chips tipis. Sedangkan ubi ungu di potong dengan mesin penyawut, hasilnya seperti sawutan kelapa. 5. Penjemuran Proses penjemuran dilakukan setelah proses pemotongan selesai. Penjemuran menggunakan anjang pengering saat musim panas atau menggunakan mesin pengering (oven) saat musim penghujan. Dalam proses penjemuran, umbi garut dan ubi kayu dalam bentuk chips, ubi ungu dalam bentuk sawut. Proses penjemuran dilakukan selama tiga hari. 6. Penggilingan Setelah tiga hari, bahan baku yang sudah dijemur tadi akan menjadi kering. Kemudian bahan baku tersebut digiling dengan menggunakan mesin penepung. 7. Pengayakan Setelah bahan baku digiling dan menjadi halus, kemudian dilakukan proses pengayakan menggunakan mesin pengayak dengan mess 80 90%. Proses pengayakan ini dilakukan agar tekstur tepung menjadi lebih halus lagi. 8. Pengemasan Tepung umbi garut, tepung ubi ungu, dan tepung ubi kayu kemudian dimasukkan dalam kemasan plastic satu kg kemudian di press dengan menggunakan mesin sealer. 495

Tahapan proses pengolahan tepung umbi garut, ubi ungu, dan ubi kayu secara skematis dapat digambarkan seperti berikut. Umbi Garut Ubi Ungu Ubi kayu Pencucian Pertama Pengupasan Pencucian Kedua Pemotongan Chips/ Sawut Pengemasan Pengayakan Penggilingan Penjemuran Gambar 1. Tahapan Proses Pengolahan Tepung 3.2. Analisis Biaya, Keuntungan dan Efisiensi Kebutuhan input variabel dalam pengolahan tepung Umbi Garut, Ubi Ungu dan Ubi Kayu selama satu tahun secara terinci bisa dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Kebutuhan Input Variabel Pengolahan Tepung No Uraian Besarnya T. UmbiGarut T. UbiUngu T. UbiKayu 1 Bahan Baku (kg) 17.632,50 6.245,50 5.812,25 2 Pengemasan : a. Plastik (ukuran 1 kg) 10.578,00 4.686,00 4.637,00 b. Stiker (ukuransedang) 10.578,00 4.686,00 4.637,00 3 Solar (lt) 1.350,50 426,50 426,00 4 TenagaKerja (Volume) 10.578,00 4.686,00 4.637,00 5 Transportasi (lt) 186,00 30,00 24,00 6 Listrik (Jam) *) *) *) II. Biaya Variabel Tepung (Umbi Garut, Ubi Ungu, dan Ubi Kayu) Sumber : Data Primer 2014 Keterangan : *) Penggunaanuntuk 1 jam pengemasandanpenerangan 20 watt Rata-rata bahan baku yang diolahterbanyak Umbi Garutdan paling sedikit adalah Ubi Kayu, demikian pula kebutuhan input variabelterbanyak untuk Umbi Garut. Hasil analisis biaya, keuntungan dan efisiensi pengolahan tepung Umbi Garut, Ubi Ungu dan Ubi Kayu dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 menunjukkan bahwa biaya pengolahan tepung terbesar adalah Umbi Garut, yang terkecil Ubi Kayu. Hal ini disebabkan jumlah produk tepung Umbi Garut yang diolah terbanyak dan Ubi Kayu yang paling sedikit. Penerimaan total terbesar juga dari tepung Umbi Garut dan terkecil dari tepung Ubi Kayu.Keuntungan yang diperolehpun terbesar juga dari tepung Umbi Garut. Namun yang paling efisien adalah pengolahan tepung Ubi Kayu, hal ini terlihat dari besarnya nilai R/C. 496

Tabel 4. Analisis Biaya dan Keuntungandan Efisiensi Pengolahan Tepung Umbi Garut, Ubi Ungu, dan Ubi Kayu No Uraian Besarnya (Rp) T. UmbiGarut T. UbiUngu T. UbiKayu 1 SewaBangunan 1.666.668,00 1.666.668,00 1.666.668,00 2 PenyusutanAlat Dan Mesin 288.383,76 288.383,76 288.383,76 JumlahBiayaTetap 1.955.051,76 1.955.051,76 1.955.051,76 1 Bahan Baku 35.256.000,00 31.227.500,00 20.342.875,00 2 Pengemasan : 13.753.400,00 6.089.800,00 6.028.100,00 a. Plastik (ukuran 1 kg) b. Stiker (ukuransedang) 3 Solar (lt) 6.752.500,00 2,132,500.00 2,130,000.00 4 TenagaKerja (Volume) 179.826.000,00 84,348,000.00 46,370,000.00 5 Transportasi (lt) 1.209.000,00 195,000.00 156,000.00 6 Listrik (Jam) 168.000,00 168,000.00 168,000.00 JumlahBiayaVariabel 236.964.900,00 124.160.800,00 75.194.975,00 1 BiayaTetap 1.955.051,76 1.955.051,76 1.955.051,76 2 BiayaVariabel 236.964.900,00 124.160.800,00 75.194.975,00 1 Biaya Total 238.919.951,76 126.115.851,76 77.150.026,76 Volume (kemasan plastik 1 kg) 10.578,00 4.686,00 4.637,00 2 Harga (Rp/kg) 30.000,00 35.000,00 25.000,00 Penerimaan Total 317.340.000,00 164.010.000,00 115.925.000,00 1 Penerimaan Total 317.340.000,00 164.010.000,00 115.925.000,00 2 Biaya Total 238.964.900,00 126.115.851,76 77.150.026,76 Keuntungan 78.375.100,00 37.894.148,24 38.774.973,24 Penerimaan/Biaya(R/C) 1,3280 1,3005 1,5026 Sumber : Data Primer 2014 Hasil analisis rata-rata Nilai Tambah dan Keuntungan pengolahan tepung Umbi Garut, Ubi Ungu dan Ubi Kayu dapat dilihat pada Tabel5. 497

Tabel 5.Analisis Nilai Tambah Tepung (Umbi Garut, Ubi ungu, dan Ubi Kayu) No Output, Input, Harga Perhitungan Besarnya T. Umbi Garut T. Ubi Ungu T. Ubi kayu 1 Hasil Produksi Input ( kg ) a 2,644.50 1,171.50 1,159.25 2 Input Bahan Baku ( kg ) b 4,408.13 1,561.38 1,453.06 3 Input Tenaga Kerja ( HOK ) c 2,646.25 1,171.50 1,160.50 4 Faktor Konversi d = a : b 0.60 0.75 0.80 5 Koefisien Tenaga Kerja e = c : b 0.60 0.75 0.80 6 Harga Produk Output ( Rp/kg f ) 30,000.00 35,000.00 25,000.00 7 Upah Rata rata ( Rp/HOK ) g 17,000.00 18,000.00 10,000.00 II. Penerimaan, Pendapatan, dannilaitambah 8 Harga Input Bahan Baku ( Rp/kg h 2.000,00 5.000,00 3.500,00 ) 9 Sumbangan Input Lain( Rp/kg) i 1,443.59 1,735.79 1,941.33 a. Pengemasan 780.64 975.50 1,036.48 b. Solar 378.08 264.01 373.53 c. Transportasi 68.99 31.10 30.27 d. Listrik 10.08 27.23 31.09 e. Penyusutan Alat dan Mesin 29.90 63.62 68.26 f. SewaBangunan 175.90 374.34 401.71 Total 1,443.59 1,735.79 1,941.33 10 Nilai Produk Output ( Rp/kg ) j = d x f 18.000,00 26.250,00 20.000,00 11 c. Nilai Tambah ( Rp/kg ) 14.556,42 19.514,21 14.558,67 d. Ratio Nilai Tambah ( % ) 0.81 0.74 0.73 12 c. Pendapatan Tenaga Kerja ( Rp/kg ) d. Bagian Tenaga Kerja (%) 13 Keuntungan ( Rp/kg ) Tingkat Keuntungan ( % ) III. Balas Jasa Untuk Faktor Produksi 14 Marjin d. Pendapatan Tenaga Kerja (%) e. Sumbangan Input Lain (%) f. Keuntungan Perusahaan (%) Sumber : Data Primer 2014 k = j h i l = k : j % m = e x g n = m : k % o = k m p = o : k % q = j h r = m : q % s = i : q % t = o : q % 10.200.00 0.70 4.356,42 0,30 16.000,00 0.64 0.09 0.27 13.500,00 0.69 6.014,21 0,31 21.250,00 0.64 0.08 0.28 8.000,00 0.55 6.558,67 0,45 16.500,00 0,48 0.12 0.40 Hasil Analisis Ragam terhadap rata-rata Nilai Tambah, Keuntungan dan Efisiensi pengolahan tepung Umbi Garut, Ubi Ungu dan Ubi Kayu, Ho ditolak, berarti ada perbedaan nilai tambah, keuntungan dan efisiensi pengolahan tepung ketiga macam umbi tersebut. Seperti yang terlihat pada Tabel 7. 498

Tabel 7. Hasil Analisis Ragam terhadap rata-rata Nilai Tambah, Keuntungan dan Efisiensi pengolahan tepung Umbi Garut, Ubi Ungu dan Ubi Kayu Uraian F hitung Ftabel 5% Kesimpulan Nilai Tambah 2.357,576 5,14 Ho ditolak Keuntungan 378,7816 5,14 Ho ditolak Efisiensi(R/C) 125,3015 5,14 Ho ditolak Hasil uji pembandingan ganda nilai tambah, keuntungan dan efisiensi pengolahan tepung umbi garut, ubi ungu dan ubi kayu, menggunakan LSD menunjukkan bahwa, nilai tambah terbesar diperoleh dari ubi ungu, sedangkan keuntungan dan efisiensi terbesar diperoleh dari ubi kayu. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisisdan pengujian hipotesis dapat disimpulkan,bahwa pengolahan tepung Umbi Garut, Ubi Ungu dan Ubi Kayu di KWT Melati : (1) memberikan nilai tambah terbesar pada Ubi Ungu yaitu Rp.19.514,21 /kg, sedangkanumbi Garut, dan ubi kayu masing-masing sebesar Rp. 14.556,42/kg; dan Rp. 14.558,67/kg, (2) memberikan keuntungan terbesar pada ubi kayu sebesar Rp. 6.558,67/kg, sedangkan keuntungan umbi garutdan ubi ungu masing-masing sebesar Rp.4.356,42/kg; Rp. 6.014,21/kg (3) pengolahan ubi kayu paling efisien dengan nilai R/C sebesar 1,5026, sedangkan R/C umbi garut, dan ubi ungu masing-masing sebesar 1,3280dan 1,3005. UCAPAN TERIMA KASIH Terimakasih kami ucapkan kepada mahasiswa kami Mustika Aji Nusandah,yang telah membantu dalam pengumpulan dan analisis data. DAFTAR PUSTAKA. Gaspers, Vincent. 1991. Metode Perancangan Percobaan. CV ARMICO. Bandung. Hayami, Y. 1987. Agricultural Marketing and Processing in Upland Java.CGPRT Center. Bogor. Ibrahim, 2003.Strategi Pembangunan Pertanian. Pustaka Utama. Yogyakarta. Kotler, Philip. 1992. Dasar dasar Pemasaran. Penerbit Intermedia. Jakarta. Mankiw, Gregory. 2012. Pengantar Ekonomi Mikro. Salemba Empat. Jakarta. Nazir, Mohamad. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Bogor. Soekartawi. 1991. AGRIBISNIS :Teori dan Aplikasinya. PT Raja, 2000. AGROINDUSTRI : Dalam Perspektif Sosial Ekonomi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Setyawan, Budi. 2015. Budidaya Umbi-Umbian Pada Nutrisi. PustakaBaru Press.Yogyakarta. Tjiptono, Fandy. 1999. Strategi Pemasaran Edisi Kedua. ANDI. Yogyakarta. 499