Voting Based Extreme Learning Machine dalam Klasifikasi Computer Network Intrusion Detection

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ANALISIS DAN PENYELESAIAN MASALAH

Algoritma K-Means untuk Diskretisasi Numerik Kontinyu Pada Klasifikasi Intrusion Detection System Menggunakan Naive Bayes

PENERAPAN NAIVE BAYES PADA INTRUSION DETECTION SYSTEM DENGAN DISKRITISASI VARIABEL

ANALISIS SERANGAN DARI LOG DATASET SISTEM DETEKSI INTRUSI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DECISION TREE SKRIPSI RAHMAD FAHROZI

BAB I PENDAHULUAN. Machine learning (ML), bagian dari kecerdasan buatan (artificial

INTRUSION DETECTION SYSTEM (IDS) MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ENSEMBLE

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA INSTRUSION DETECTION SYSTEM (IDS) SNORT DAN SURICATA DALAM MENDETEKSI SERANGAN DENIAL OF SERVICE PADA SERVER LINUX

THREAT PACKET ANALYSIS USING SNORT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III. METODOLOGI. kegiatan manusia membuat penelitian dengan domain teknik informatika

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Prediksi Penjualan Mi Menggunakan Metode Extreme Learning Machine (ELM) di Kober Mie Setan Cabang Soekarno Hatta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENENTUAN JALUR TERPENDEK PADA APLIKASI OJEK ONLINE GO-JEK DENGAN PROBABILISTIC NEURAL NETWORK (PNN) DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO)

ANALISIS DAN PERACANGAN APLIKASI SISTEM PENDETEKSI GANGGUAN JARINGAN KOMPUTER MENGGUNAKAN MULTILAYER DENGAN PELATIHAN FEEDFORWARD SKRIPSI

PENDETEKSIAN SERANGAN DDOS (DISTRIBUTED DENIAL OF SERVICE) MENGGUNAKAN IDS (INTRUSION DETECTION SYSTEM)

Jaringan Syaraf Tiruan dengan Pembelajaran Algoritma Genetika dan Diversitas untuk Deteksi Kelas Penyakit

ANALISIS KINERJA SIGNATURE-BASED IDS DENGAN MENGGUNAKAN SNORT DAN IP-TABLES DALAM MENDETEKSI SERANGAN ICMP FLOODING PADA WEB SERVER SKRIPSI

PENGENALAN POLA TANDA TANGAN MENGGUNAKAN METODE MOMENT INVARIANT DAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION (RBF)

ANALISA PERBANDINGAN ALGORITMA SVM, NAIVE BAYES, DAN DECISION TREE DALAM MENGKLASIFIKASIKAN SERANGAN (ATTACKS) PADA SISTEM PENDETEKSI INTRUSI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN GLOBAL FEATURE EXTRACTION, MOMEN INVARIAN DAN ALGORITMA FORWARD-ONLY COUNTER PROPAGATION

PREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON

Klasifikasi Citra Menggunakan Metode Minor Component Analysis pada Sistem Temu Kembali Citra

BAB 2 LANDASAN TEORI

Gambar 1. Topologi Jaringan Scanning

2.Jenis Serangan Berikut Berikut ini daftar serangan yang terdapat dalam dataset:

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK

BAB I PENDAHULUAN UKDW

Pendahuluan Tinjauan Pustaka

Intrusion Detection System

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DOUBLE BACKPROPAGATION ABSTRAK

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRAK. viii

Deteksi Anomali pada Intrusion Detection System (IDS) Menggunakan Algoritma Backpropagation Termodifikasi Conjugate Gradient Polak Ribiere

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dosen Program Studi Ilmu Komputer Universitas Pakuan Bogor

Klasifikasi Alert pada Intrusion Detection System Menggunakan Algoritma K-Means. Artikel Ilmiah

Optimasi Teknik Klasifikasi Modified k Nearest Neighbor Menggunakan Algoritma Genetika

Penerapan Metode Support Vector Machine pada Sistem Deteksi Intrusi secara Real-time

Implementasi Extreme Learning Machine untuk Pengenalan Objek Citra Digital

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perbandingan Metode Extreme Learning Machine dan Particle Swarm Optimization Extreme Learning Machine untuk Peramalan Jumlah Penjualan Barang

APLIKASI IPS MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB UNTUK PENGAMANAN WEB SERVER WEB BASED IPS MANAGEMENT SYSTEM APPLICATION FOR WEB SERVER PROTECTION

2. Tahapan Penelitian pemahaman merupakan awal proses penelitian

METODE TRANSFORMASI CAKAR AYAM UNTUK MEREDUKSI SEARCH-SPACE PADA INTRUSION DETECTION SYSTEM BERBASIS K-NEAREST NEIGHBOR

BAB IV EKSPERIMEN. 4.1 Tujuan

SISTEM PENDETEKSI WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL

ANALISA SISTEM KEAMANAN INTRUSION DETECTION SYSTEM (IDS)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Terkait dengan klasifikasi trafik jaringan komputer, beberapa penelitian telah dilakukan dengan fokus pada penerapan data mining. Penelitian tentang

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

Moch. Ali Machmudi 1) 1) Stmik Bina Patria

Realisasi Pengenalan Tulisan Tangan Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dengan Metode Kohonen

ANALISIS INFORMATION GAIN ATTRIBUTE EVALUATION UNTUK KLASIFIKASI SERANGAN INTRUSI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dapat memperoleh gambaran yang cukup lengkap dan komprehensif mengenai penerapan support vector machine pada sistem pendeteksian intrusi.

IMPLEMENTASI DEEP LEARNING BERBASIS TENSORFLOW UNTUK PENGENALAN SIDIK JARI

ANALISA DAN PERANCANGAN KEAMANAN JARINGAN DENGAN MENGGUNAKAN SNORT DI KEMENTRIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita

PENERAPAN DECISION TREE UNTUK PENENTUAN POLA DATA PENERIMAAN MAHASISWA BARU

ANALISIS PENGGUNAAN PORTSENTRY SEBAGAI TOOLS INTRUSION DETECTION SYSTEM PADA JARINGAN KOMPUTER

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

Model Prediksi Berbasis Neural Network untuk Pengujian Perangkat Lunak Metode Black-Box

PENGENALAN POLA GARIS DASAR KALIMAT PADA TULISAN TANGAN UNTUK MENGETAHUI KARAKTER SESEORANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILIENT BACKPROPAGATION

PENGENALAN POLA TANDA TANGAN MENGGUNAKAN METODE MOMEN INVARIAN DAN RADIAL BASIS FUNCTION (RBF)

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PERANCANGAN SISTEM KONTROL POSISI DAN KECEPATAN PADA KAPAL SELAM MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

EVALUASI DAN PERBANDINGAN KINERJA SISTEM TRAFFIC MONITORING DAN SENSOR DETEKSI KEAMANAN INTERNET PADA MATA GARUDA, SNORT DAN SURICATA

TUGAS AKHIR. Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan Bandung

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

TUGAS KEAMANAN JARINGAN SNORT

BAB II LANDASAN TEORI. Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terkait dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Computer Security. Network Security

PENGGUNAAN SISTEM IDS (Intrution detection System) UNTUK PENGAMANAN JARINGAN DAN KOMPUTER

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN MOMENT INVARIANT DAN ALGORITMA BACK PROPAGATION ABSTRAK

ABSTRAK. Kata Kunci : Artificial Neural Network(ANN), Backpropagation(BP), Levenberg Marquardt (LM), harga emas, Mean Squared Error(MSE), prediksi.

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERBANDINGAN BEBERAPA MODEL UNTUK KINERJA ALGORITMA BACKPROPAGATION COMPARISON OF SOME MODEL FOR PEFORMANCE IMPROVEMENT IN BACKPROPAGATION ALGORITHM

PERANCANGAN APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP MATA UANG ASING

Prediksi Nilai Tukar Rupiah Indonesia Terhadap Dolar Amerika Serikat Menggunakan Metode Recurrent Extreme Learning Machine Neural Network

1. Pendahuluan Perumusan Masalah Dari latar belakang yang dipaparkan di atas, masalah yang dapat dirumuskan adalah:

Jurnal JARKOM Vol. 2 No. 2 Juni2015

Penggunaan Deep Learning untuk Prediksi Churn pada Jaringan Telekomunikasi Mobile Fikrieabdillah

Pengenalan Aksara Lampung Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan

PENGENALAN CITRA WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT DAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACK-PROPAGATION

OPTIMASI TEKNIK KLASIFIKASI MODIFIED K NEAREST NEIGHBOR MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

METODOLOGI PENELITIAN

PEMBELAJARAN BERTINGKAT PADA ARSITEKTUR JARINGAN SARAF FUNGSI RADIAL BASIS

Jurnal Elektronik Ilmu Komputer - Universitas Udayana JELIKU Vol 1 No. 2 Nopember 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 6, Juni 2018, hlm. 2158-2167 http://j-ptiik.ub.ac.id Voting Based Extreme Learning Machine dalam Klasifikasi Computer Network Intrusion Detection Sindy Erika Br Ginting 1, Agus Wahyu Widodo 2, Putra Pandu Adikara 3 Program Studi Teknik Informatika, Email: 1 sindyerikag@gmail.com, 2 a_wahyu_w@ub.ac.id, 3 adikara.putra@ub.ac.id Abstrak Intrusion Detection System (IDS) merupakan perangkat lunak atau sistem yang berguna mendeteksi serangan pada jaringan komputer. IDS bekerja dengan memanfaatkan kecerdasan buatan untuk mengenali anomaly atau signature dari aktivitas pada jaringan komputer. Untuk lebih menyempurnakan IDS, dibutuhkan pengembangan algoritme klasifikasi intrusi dengan akurasi yang tinggi. Voting based Extreme Learning Machine merupakan algoritme baru yang memperbaharui Extreme Learning Machine (ELM) dalam meningkatkan kinerja klasifikasi dari ELM dan dikenal cukup handal untuk banyak data. Pada paper ini, kinerja dari V-ELM akan dievaluasi pada data Knowledge Discovery and Data Mining (KDD) Cup 99 guna menunjang perkembangan IDS. Penelitian ini menunjukan bahwa V-ELM menghasilkan kinerja kurang baik apabila menggunakan sebagian data dari KDD Cup 99. Dengan menggunakan 1000 data latih dan 250 data uji dari KDD Cup 99 dataset, data dibagi menjadi 3 varian yaitu 40 kelas, 5 kelas, dan 2 kelas serangan. Parameter yang akan diuji adalah nilai dari hidden neuron (L), independent training (K), dan sensitivity setiap kelas serangan. Diperoleh hasil akurasi terbaik pada nilai independent training (K) = 3 dan hidden neuron sebanyak 100 pada data 2 kelas serangan dengan akurasi sebesar 72%. Akurasi terendah diperoleh pada nilai hidden neuron sebesar 100 dan independent training (K) = 11 pada 40 kelas serangan yaitu dengan akurasi sebesar 12%. Hasil tersebut menunjukan kemampuan klasifikasi yang baik pada 2 kelas dan kurang baik pada 40 kelas. Kata kunci: Voting based Extreme Learning Machine, Serangan Jaringan Komputer, Klasifikasi, KDD CUP 99, Extreme Learning Machine Abstract Intrusion Detection System (IDS) is useful software or system to detect intrusion on computer networks. It works by utilizing artificial intelligence to identify anomalies or signatures from the activity on computer networks. To refine more the IDS, it requires the development of intrusion classification algorithms with high accuracy. Voting based Extreme Learning Machine (ELM) is a new scheme algorithm which updates the Extreme Learning Machine (ELM) in improving ELM classification performance and is known more reliable for many data. In this study, the performance of the V-ELM has been evaluated on the Knowledge Discovery and Data Mining (KDD) Cup 99 dataset to support IDS development. This study showed that V-ELM was produced bad performance when using some data from KDD Cup 99. It was using 1000 training data and 250 testing data from KDD Cup 99 datasets. The data was divided into 3 variants are 40 classes, 5 classes, and 2 classes attack. The parameters which tested are the values of hidden neurons (L), independent training (K), and sensitivity of each intrusion class. This study found that the best accuracy result on independent training (K) was 3 and 100 hidden neurons in 2 attack class data with an accuracy of 72%. The lowest accuracy was obtained on hidden neurons was 100 and independent training (K) was 11 in 40 attack classes with an accuracy of 12%. This result showed that good classification capability in 2 classes and bad classification capability in 40 classes. Keywords: Voting based Extreme Learning Machine, Network Intrusion, Classification, KDD CUP 99, Extreme Learning Machine Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya 2158

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2159 1. PENDAHULUAN Keamanan data dan privasi pada layanan jaringan komputer menjadi aspek yang penting dalam perkembangan teknologi. Dalam perkembangan teknologi khususnya dalam hal komunikasi, keamanan merupakan hal yang penting. Sering terjadinya serangan jaringan menyebabkan kerugian kepada beberapa pihak, baik penyedia jasa maupun yang memakai jasa komunikasi tersebut (Modi et al., 2013). Banyak cara dalam mengamankan sistem, salah satunya adalah firewall tetapi firewall hanya cocok digunakan mengatasi serangan dari luar sistem, namun tidak cocok digunakan bila serangan berasal dari dalam sistem. Maka disarankan untuk mengatasi serangan dari dalam sistem adalah Intrusion Detection Systems (IDS) dan Intrusion Prevention System (IPS) harus dimasukan ke dalam infrastruktur Cloud untuk mengatasi serangan (Modi et al., 2013). Intrusion detection system dan intrusion prevention system membantu administrator keamanan jaringan dalam mengidentifikasi, mencatat informasi, berusaha menghentikan dan melaporkan setiap aktivitas dalam jaringan. IDS mengidentifikasi paket data jaringan yang masuk dalam sistem dan menganalisis kemungkinan adanya serangan pada jaringan (Dirgantara, 2011). IDS dan IPS melakukan beberapa teknik dalam mendeteksi serangan yaitu mendeteksi berdasarkan tanda (signature), mendeteksi kelainan (anomaly), mendeteksi dengan kecerdasan buatan dan lain-lain (Modi et al., 2013). Intrusion detection system adalah salah satu solusi yang baik untuk keamanan informasi (Ye et al., 2015), tetapi IDS yang sempurna masih belum ditemukan dan tetap menarik dan menantang dalam penelitian keamanan jaringan komputer (Mechtri et al., 2010). Berbagai aktivitas jaringan dan perkembangan pesat dari mode serangan membuat diperlukannya pengembangan algoritme klasifikasi intrusi dengan akurasi yang tinggi untuk IDS (Ye et al., 2015). Banyak metode klasifikasi yang ditawarkan dalam menyempurnakan IDS diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Zhifan Ye dan Yuanlong Yu (2015) menggunakan metode Extreme Learning Machine untuk klasifikasi network intrusion dengan data NSL-KDD. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa akurasi ELM lebih tinggi dari metode klasifikasi lainnya seperti decision tree, neural netwotk (NN) dan support vector machines (SVM) yaitu 96%. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jiuwen Cao et al, metode Extreme Learning Machine (ELM) masih memiliki kelemahan. Oleh sebab itu diusulkan metode Voting based Extreme Learning Machine (V-ELM) untuk mengatasi kelemahan dari ELM sehingga diharapkan memiliki akurasi yang lebih baik terutama untuk klasifikasi intrusion detection. Voting based Extreme Learning Machine menghasilkan akurasi yang lebih baik dibandingkan dengan ELM pada percobaan yang dilakukan pada banyak data. Berdasarkan simulasi perbandingan antara V-ELM dan ELM pada 19 dataset dunia nyata, dimana 18 dataset dari UCI database dan 1 dataset dari Protein Information Resource (PIR) center menunjukan bahwa klasifikasi dengan V-ELM lebih baik untuk semua data. Dengan data yang sama, V- ELM bahkan lebih baik dari algoritme klasifikasi terkini seperti support vector machine (SVM), optimally pruned extreme learning machine (OP-ELM), Back-Propagation (BP), K nearest neighbor (KNN), robust fuzzy relational classifier (RFRC), radial basis function neural network (RBFNN), dan multiobjective simultaneous learning framework (MSCC) (Cao, 2012). Pada penelitian ini diusulkan menggunakan algoritme V-ELM untuk klasifikasi serangan jaringan komputer menggunakan data KDD Cup 99. 2. LANDASAN KEPUSTAKAAN 2.1. Klasifikasi Klasifikasi merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengelompokkan beberapa data ke dalam beberapa kelas. Proses pengelompokan dapat menggunakan beberapa metode. Beberapa metode yang termasuk di dalam klasifikasi merupakan Extreme Learning Machine, Support Vector Machine, Decision Tree, Bayesian Decision, Neural Network dan Linear Discriminant Analysis. 2.2. Intrusion Detection Intrusi merupakan aksi atau gangguan pada suatu sistem atau layanan cloud computing yang mempengaruhi dan membahayakan ketersediaan, kerahasiaan, dan integritas dari layanan dan sumber daya dari cloud. Detection merupakan usaha dalam mencari, menemukan

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2160 dan mencegah serangan jaringan komputer. Dalam mendeteksi dan mencegah serangan jaringan komputer dapat dilakukan dengan beberapa teknik yaitu firewall, intrusion detection system (IDS) dan intrusion prevention system (IPS) (Modi et al., 2013). Pada umumnya arsitektur dari sistem pendeteksi serangan terbagi menjadi event auditor, service, IDS service, dan storage service. Event auditor bekerja seperti system logs yang mencatat dan mengumpulkan paketpaket data. Pada IDS service terdapat analyzer yang berfungsi menganalisis paket-paket data yang diperoleh dari event auditor dan alert system yang berfungsi dalam pengelolaan atau pengiriman peringatan apabila terjadi serangan. IDS service berguna untuk mendeteksi serangan melalui teknik behavior atau knowledge. Untuk mendeteksi serangan, IDS dibedakan menjadi beberapa macam (Modi et al., 2013), yaitu: 1. Host based intrusion detection system (HIDS) HIDS memonitoring dan mengidentifikasi file host sistem, system calls atau network event pada jaringan apakah terjadi suatu percobaan serangan atau penyusupan ke dalam sistem. 2. Network based intrusion detection system (NIDS) NIDS memonitoring dan menganalisa semua lalu lintas (network traffic) yang lewat pada jaringan untuk mencari adanya serangan atau penyusupan ke dalam jaringan. 3. Distributed intrusion detection system (DIDS) DIDS bekerja dengan menggunakan karakteristik dari NIDS dan HIDS serta mewarisi kelebihan dari kedua IDS tersebut. 4. Hypervisor-based intrusion detection system Hypervisor based intrusion detection system bekerja dengan memantau dan menganalisa komunikasi antara virtual machine (VMs) dengan hypervisor berbasis jaringan virtual. 5. Intrusion Prevention System (IPS) IPS bekerja untuk mencegah serangan intrusi yang dibagi menjadi network based intrusion prevention system (NIPS) dan host based intrusion prevention system (HIPS). 6. Intrusion detection and prevention system (IDPS) IDPS merupakan gabungan dari kinerja IDS dan IPS, yang mana IDPS sangat efektif dalam mendeteksi dan mencegah serangan jaringan. 2.3. KDD CUP 99 Data yang digunakan dalam penelitian untuk menilai algoritme ELM pada Network Intrusion Detection dataset KDD Cup 99. Data Knowledge Discovery and Data Mining Tools Competition (KDD) Cup 99 dibuat dengan memproses bagian TCPdump dari DARPA Intrusion Detection System Evaluation dataset 1998, yang dibuat oleh MIT di Laboratorium Lincoln. Data ini berasal dari jejak paket Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) yang digunakan untuk Kompetisi Internasional yang ketiga pada Knowledge Discovery dan Data Mining Tools. Tujuan dari kompetisi ini adalah untuk membangun sebuah detektor jaringan untuk menemukan koneksi yang baik dan koneksi yang buruk (NSKH, 2016). Data TCPdump yang dikumpulkan dari lalu lintas jaringan diubah menjadi informasi atau catatan koneksi. Kumpulan data training ada sekitar 5.000.000 catatan koneksi, dan 10% data training terdiri dari 494.021 data yang di antaranya terdapat 97.278 koneksi normal. Ada 41 atribut yang berbeda untuk membedakan fitur koneksi dan mengetahui nilai dari koneksi tersebut apakah sebuah serangan atau tidak (Mechtri, 2010). Jenis-jenis serangan dibagi ke dalam empat kategori sebagai berikut (NSKH, 2016): 1. Probing Attack yaitu keadaan ketika penyerang mencoba untuk mengumpulkan informasi yang lebih detail tentang host target dengan memindai jaringan untuk menemukan vulnerability. Serangan yang termasuk kategori ini misalnya adalah port scanning, nmap, ipsweep, mscan. 2. Denial of Service (DOS) yaitu keadaan ketika penyerang mencoba membuat sumber jaringan menjadi tidak tersedia bagi pengguna yang dituju. Serangan yang termasuk kategori ini adalah syn flooding, back, smurf, mailbomb, neptune. 3. User to Root Attack (U2R) yaitu keadaan ketika penyerang mengakses super-user korban atau mengeksploitasi untuk mendapatkan root access ke sistem atau akses tidak sah ke hak superuser lokal (root). Serangan pada kategori ini misalnya serangan buffer overflow, rootkit, sqlattack. 4. Remote to Local Attack (R2L) yaitu akses tidak sah dari penyerang jarak jauh, misalnya imap, worm, spy, snmpgetattack, snmpguess. Pada serangan ini, penyerang mengirimkan paket ke mesin melalui

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2161 jaringan tetapi tidak memiliki akun pada mesin tersebut dan mengeksploitasi untuk tambahan akses lokal sebagai seorang user pada mesin tersebut. Setiap kategori serangan dikelompokkan menjadi beberapa jenis serangan dasar, misalnya serangan R2L terbagi menjadi 8 jenis serangan tertentu (yaitu spy, imap, dll). Terdapat 22 kategori jenis serangan pada 10% data KDD Cup 99, tetapi secara keseluruhan dataset ada 40 jenis kategori serangan yang akan dijelaskan pada Tabel 1. Tabel 1 Klasifikasi tipe serangan jaringan (NSKH, 2016) Tipe serangan Normal apache2, back, land,mailbomb, neptune, pod, processtable, smurf, teardrop, udpstorm butter_overflow, loadmodule, perl, ps, rootkit, sqlattack, xterm ftp_write, guess_passwd, sendmail, imap, multihop, named, phf, snmpgetattack, snmpguess, warezmaster, worm, xlock, httptunnel, xznoop, wazerclient, spy ipsweep, mscan, portsweep, saint, satan, nmap 2.4. Extreme Learning Machine Kelas Normal DOS U2R R2L Probe Metode ELM diperkenalkan pertama kali oleh Huang (Huang et al., 2006). ELM merupakan jaringan saraf tiruan (JST) feedforward dengan single hidden layer atau disebut dengan Single Hidden Layer Feedforward Neural Networks (SLFNs) (Huang et al., 2006). Metode pembelajaran ELM dibuat untuk mengatasi beberapa kelemahan dari jaringan saraf tiruan feedforward, terutama dalam hal learning speed. Gambar 1 merupakan struktur ELM dalam klasifikasi, dimana terdapat input layer, hidden layer, dan output layer. Terdapat beberapa activation function yaitu sigmoidal function, radial basis, sine, cosine, exponential, dan nonregular function lainnya serta menggunakan Moore-Penrose untuk menghitung invers matriks keluaran hidden layer H. Digunakan activation function sigmoid karena merupakan activation function yang telah menghasilkan akurasi terbaik pada banyak data (Cao, 2012). Gambar 1 Struktur ELM dalam klasifikasi (Ye, 2015) Training algoritme ELM dengan bisa dilakukan dengan langkah-langkah (Cholissodin, 2016): 1. Membuat nilai random matriks W jk sebagai bobot masukan dan nilai bias b dengan ukuran matrik bias adalah [1xj] yang mana k merupakan banyak node input layer dan j merupakan banyak node hidden layer. W dan b merupakan learning parameter dari ELM. 2. Menghitung matrik H (keluaran hidden layer) dengan Persamaan 1. H = 1/(1 + exp( (X train. W T + ones(n train, 1) b))) (1) 3. Menghitung output weight dengan Persamaan 2. β = H. T (2) Dengan T merupakan matriks target keluaran, dan untuk menghitung H digunakan pseudoinvers Moore-Penrose dengan Persamaan 3. H = (H T. H) 1. H T (3) 4. Menghitung hasil prediksi dengan Persamaan 4. Y = H. β (4) Testing algoritme ELM dengan bisa dilakukan dengan langkah-langkah (Cholissodin, 2016): 1. Diketahui nilai bobot masukan W jk, nilai bias b, dan nilai β sesuai training. 2. Menghitung matrik H dengan Persamaan 5.

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2162 H test = 1/(1 + exp( (X test. W T + ones(n test, 1) b))) (5) 3. Menghitung hasil prediksi dengan Persamaan 6. Y = H test. β (6) 4. Menghitung nilai evaluasi. 2.5. Voting Based Extreme Learning Machine 2.5.1. Masalah ELM pada Klasifikasi ELM membangun batas pemisahan nonlinear dalam aplikasi klasifikasi. Hidden nodes yang digunakan acak dan tidak berubah selama fase training, beberapa sampel kemungkinan terjadi kesalahan klasifikasi pada realisasi tertentu, terutama untuk sampel yang dekat dengan batas klasifikasi. keputusan berdasarkan realisasi tunggal ELM mungkin kurang dapat diandalkan dan hasil klasifikasi dalam realisasi yang berbeda dapat bervariasi karena batas pemisah berbagai nonlinear dibangun dengan berbagai hidden node learning parameter acak. 2.5.2. Voting based Extreme Learning Machine Untuk mengatasi masalah ELM yang telah dijelaskan sebelumnya dan meningkatkan kinerja klasifikasi dari ELM, diperbaiki dengan algoritme yang disebut Voting based Extreme Learning Machine (V-ELM) dengan menggabungkan beberapa ELM bebas dan pengambilan keputusan dengan metode voting mayoritas. Pada V-ELM, digunakan jumlah hidden node yang sama dan activation function yang sama pada setiap hidden node untuk beberapa ELM. Setiap ELM dilatih dengan data yang sama dan learning parameters untuk setiap ELM diinisialisasi secara acak. Penentuan kelas atau serangan jaringan ditentukan oleh voting mayoritas dari semua hasil yang diperoleh setiap perhitungan ELM (ELMs). Dimisalkan K independent networks dilatih dengan algoritme ELM digunakan pada V-ELM. Selanjutnya, untuk setiap contoh testing X test, hasil prediksi sebanyak K dapat diperoleh dari setiap ELMs. Vektor yang sesuai S K,x test Є R C dengan dimensi sama dengan jumlah kelas untuk menyimpan semua hasil K dari X test, dimana kelas prediksi dari setiap ELM sebanyak K (k Є [1,...,K] disimbolkan dengan i, yaitu nilai yang sesuai dimasukan pada vektor S K,x test dinaikkan 1 sesuai Persamaan 7. S K,x test(i) = S K,x test(i) + 1 (7) Setelah semua hasil dimasukan ke S K,x test(i), hasil prediksi akhir dari data x test yang kemudian ditetapkan berdasarkan voting terbanyak atau mayoritas pada Persamaan 8. C test max arg i [1,,C] { S K,x test(i)} (8) Algoritme 1 merupakan deskripsi algoritme dari Voting based Extreme Learning Machine (Cao et al., 2012). Pada ELM biasa, hanya dilakukan satu kali proses training dan testing, sedangkan V-ELM melakukan proses ELM sebanyak K untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Pada training V-ELM, dilakukan inisialisasi nilai k sebesar 1, sehingga dilakukan proses ELM dari k=1 sampai nilai K. Didapatkan nilai keluaran hidden layer dengan fungsi G(α, b, x) sehingga diperoleh nilai output weight β dari perkalian Moore-Penrose invers dari matriks H dengan matriks target output T. Pada testing V-ELM dilakukan juga inisialisasi nilai k sebesar 1, dan dilakukan proses testing ELM dari k=1 sampai K. Digunakan learning parameter α sebagai bobot masukan, b sebagai nilai bias, dan β sebagai output weight untuk memprediksi atau mengklasifikasi label class dari data testing. Selanjutnya dilakukan peryimpanan nilai untuk mengisi vektor S K,x test dari nilai prediksi testing ELM. Melalui vektor S K,x test dilakukan voting untuk mendapatkan nilai maksimal pada setiap kelas prediksi atau klasifikasi. 2.5.3. Normalisasi data Nilai data yang berkisar antara -1 dan 1 lebih baik untuk kinerja algoritme klasifikasi ELM, sehingga diperlukan adanya normalisasi data (Ye, 2015). Untuk melakukan normalisasi data digunakan Persamaan 9. X = X X min X max X min (9) 2.5.4. Evaluasi V-ELM Untuk mengetahui kinerja dari klasifikasi V- ELM dilakukan perhitungan akurasi untuk mengetahui berapa banyak data yang sukses diklasifikasikan oleh V-ELM. Selain perhitungan akurasi, dilakukan evaluasi berupa sensitivity dan precision yang dikalkulasikan dengan Persamaan 11 dan 12 (Ye, 2015). accuracy = true positive numberofdata (10)

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2163 sensitivity = precision = Algoritme V-ELM Diberikan: true positive groundtruthpositive true positive out put positive (11) (12) data training ℵ = { (x n, t n ) x n R d, t n R m } N n=1 fungsi menghitung hidden node output G(a, b, x) nilai hidden node L nilai independent training K zero valued vector S K R C, C merupakan jumlah kelas Fase Training: (1) (2) (3) (4) (5) (6) Set k = 1 while (k K) do Inisialisasi learning parameter secara random (a k j, b k j ) (j = 1,2,, L) of the kth ELM Menghitung hidden layer output matrix H k Menghitung output weight β κ β κ = (H κ ) T, where T merupakan target output matrix k = k +1 end while Fase Testing: (1) for sampel data testing X test (2) Set k = 1 (3) while (k K) do Berdasarkan kth trained basic ELM dengan learning parameters (a k j, b k j, β k j ) untuk memprediksi label dari sampel data testing X test, say, as i where i ε [ 1, 2,, C] (4) Then S K,x test(i) = S K,x test(i) + 1 (5) k = k +1 (6) end while (7) Hasil kelas label dari sampel data testing X test adalah c test max = arg i [1, C] { S K,x test(i) } (8) end for Algoritme 1 Deskripsi algoritme V-ELM (Cao et al., 2012) 3. PERANCANGAN SISTEM 3.1. Pengumpulan Data Berdasarkan pengolahan data DARPA 98 data set intrusion detection pada KDD Cup 99 telah tersedia data serangan dengan 41 fitur untuk mendeteksi serangan. Data yang digunakan diambil dari KDD Cup 99 dataset sebanyak 1000 baris data untuk training dan 250 baris data untuk testing. Pada data terdapat data diskrit yang akan diubah menjadi nomor sesuai dengan Tabel 2. 0,tcp,http,sf,327,467,0,0,0,0,0,0,1,0,0,0,0,0,0,0,0,0,33, 47,0.00,0.00,0.00,0.00,1.00,0.00,0.04,151,255,1.00,0.0 0,0.01,0.03,0.00,0.00,0.00,0.00,normal 0,icmp,private,REJ,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,13 6,1,0.00,0.00,1.00,1.00,0.01,0.06,0.00,255,1,0.00,0.06, 0.00,0.00,0.00,0.00,1.00,1.00,neptune Gambar 2 Contoh paket data KDD 0,41,107,53,327,467,0,0,0,0,0,0,1,0,0,0,0,0,0,0,0,0,33, 47,0.00,0.00,0.00,0.00,1.00,0.00,0.04,151,255,1.00,0.0 0,0.01,0.03,0.00,0.00,0.00,0.00,1 0,42,75,48,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,136,1,0.0 0,0.00,1.00,1.00,0.01,0.06,0.00,255,1,0.00,0.06,0.00,0. 00,0.00,0.00,1.00,1.00,6 Gambar 3 Paket data KDD setelah ditransformasi Tabel 2 Transformasi data KDD Tipe Nama Fitur Nomor Attack atau normal Normal All attack 1 2-40 Protokol Tcp, icmp, 41,42,43 udp Flag All flag 44-54 Service All services 55-121 Pada penelitian ini, kategori kelas dibagi menjadi 3 varian, yaitu varian pertama 40 kelas, 5 kelas, dan 2 kelas yang mana 1 label merupakan normal dan lainnya merupakan serangan seperti pada Tabel 3-Tabel 5. Tabel 3 Banyak data latih dan uji untuk 40 kelas Kelas Banyak data Banyak data latih uji normal 102 15 apache2 24 7 back 25 7 land 25 7 mailbomb 25 7 neptune 50 12 Pod 37 7 processtable 25 7 Smurf 25 7 teardrop 25 7 udpstorm 2 2 butter_overflow 43 7 loadmodule 13 7 perl 7 5 ps 30 7 rootkit 36 7

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2164 sqlattack 4 2 xterm 23 7 ftp_write 11 6 guess_passwd 51 6 sendmail 14 7 imap 12 7 multihop 25 7 named 17 7 phf 6 6 snmpgetattack 25 7 snmpguess 25 5 warezmaster 50 5 worm 2 2 xlock 9 5 httptunnel 26 8 xznoop 4 4 wazerclient 25 5 spy 2 2 ipsweep 25 5 mscan 50 8 portsweep 25 5 saint 25 5 satan 25 5 nmap 25 6 Tabel 4 Banyak data latih dan uji untuk 5 kelas Kelas Banyak data latih Banyak data uji Normal 102 15 DOS 263 70 U2R 156 42 R2L 304 89 Probe 175 34 Tabel 5 Banyak data latih dan uji untuk 2 kelas Kelas Banyak data latih Banyak data uji Normal 500 125 Intrusion 500 125 3.2. Alur Perancangan Sistem Data yang telah dikumpulkan akan dinormalisasi untuk mendapatkan nilai dengan range -1 sampai 1. Selanjutnya, melakukan klasifikasi dengan algoritme V-ELM seperti Gambar 5. Dilakukan proses training dan testing untuk mendapatkan akurasi dari klasifikasi serangan jaringan komputer. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan implementasi yang dilakukan dengan spesifikasi laptop Intel Core i3, RAM 2 GB, dan 500 GB HDD, diperoleh hasil pengujian terhadap nilai neuron, independent training, dan sensitivity pada setiap kelas. Gambar 5 Diagram Alir Perancangan Sistem. 4.1. Pengujian nilai hidden neuron (L) Nilai hidden neuron merupakan nilai bebas pada Voting Based Extreme Learning Machine. Pengujian terhadap nilai hidden neuron (L) dilakukan dengan nilai 100, 200, 300, 400, dan 500. Dalam pengujian hidden neuron digunakan activation function sigmoid, independent training (K) sebesar 3. Pada pengujian ini, hasil akurasi yang diperoleh merupakan nilai yang tidak statis karena mempunyai masukan bobot yang random. Oleh sebab itu, dilakukan 3 kali percobaan untuk menghitung akurasi dengan parameter yang sama. Selanjutnya hasil dari 3 percobaan tersebut dirata-ratakan sehingga diperoleh hasil seperti pada Gambar 6. Diketahui hasil pengujian hidden neuron pada 2 kelas menghasilkan akurasi lebih tinggi daripada 5 kelas dan 40 kelas serangan. 80 60 40 20 0 100 200 300 400 500 40 kelas 5 kelas 2 kelas Gambar 6 Diagram pengujian hidden neuron Dari pengujian hidden neuron di atas, terjadi overfitting yaitu ketidakmampuan sistem dalam mengenali pola-pola serangan yang baru sehingga grafik yang dihasilkan cenderung turun atau naik-turun.

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2165 4.2. Pengujian independent training (K) Pengujian independent training yang dilakukan dimulai dari angka 3-35 dan bilangan ganjil untuk menghindari adanya peluang yang sama serta merupakan nilai rekomendasi berdasarkan penelitian V-ELM sebelumnya. Dari pengujian yang dilakukan, diperoleh nilai independent training yang berbeda pada setiap varian data dalam menghasilkan akurasi tertinggi. Pada varian 2 kelas serangan diperoleh akurasi tertinggi pada independent training bernilai 3 dalam sekali percobaan, sedangkan independent training K=19 untuk 5 kelas, dan K=5 untuk 40 kelas. 80 60 40 20 0 3 7 11 15 19 23 27 31 35 40 kelas 5 kelas 2 kelas Gambar 7 Diagram pengujian independent training 4.3. Pengujian sensitivity dan precision Data yang digunakan mempunyai pembagian kelas yang tidak merata atau sama, maka dilakukan pengujian sensitivity dan precision untuk mengetahui tingkat sensitivity dari setiap kelas. Untuk pengujian pada 40 kelas digunakan 100 neuron dan independent training 5, sedangkan untuk pengujian pada 5 kelas digunakan 100 neuron dan independent training 19, dan untuk pengujian pada 2 kelas digunakan 100 neuron dan independent training 3. Tabel 6 Hasil pengujian sensitivity dan precision untuk 40 kelas Class Sensitivity Precision 1 0,2 0,032967033 2 0,571428571 0,8 3 0,857142857 0,545454545 4 0,714285714 0,25 5 0 0 6 0,75 0,5 7 0 0 8 0,857142857 0,428571429 9 1 0,411764706 10 0,285714286 1 11 0 0 12 0 0 13 0 0 14 0 0 15 0 0 16 0 0 17 0 0 18 0,428571429 0,272727273 19 0 0 20 0 0 21 0 0 22 0 0 23 0 0 24 0 0 25 0 0 26 0 0 27 1 0,416666667 28 0,4 0,071428571 29 0 0 30 0,4 1 31 0,875 0,875 32 0 0 33 0 0 34 0 0 35 0 0 36 0 0 37 0,4 0,5 38 0 0 39 0,8 0,666666667 40 0 0 Tabel 7 Hasil pengujian sensitivity dan precision untuk 5 kelas Class Sensitivity Precision normal 0 0 DoS 0,385714286 0,84375 R2L 0,023809524 1 U2R 0,97752809 0,426470588 PROBE 0,147058824 0,384615385 Tabel 8 Hasil pengujian sensitivity dan precision untuk 2 kelas Class Sensitivity Precision Normal 0,8 0,694 Attack 0,648 0,764 5. KESIMPULAN Voting based Extreme Learning Machine dapat diimplementasikan dalam klasifikasi serangan jaringan komputer dengan menggunakan data KDD Cup 99. Voting based Extreme Learning Machine bekerja dengan melakukan ELM sebanyak independent training (K) yang mana hasilnya akan divoting sebanyak K. Dari voting tersebut diperoleh nilai terbanyak untuk menjadi hasil akhir. Nilai K yang digunakan bilangan ganjil untuk menghindari adanya peluang hasil yang sama. Pada penelitian ini, penulis menganalisis sebagian data dari KDD Cup 99 dataset yaitu sebanyak 1000 baris data untuk training dan 250

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2166 data untuk testing yang dipilih secara acak. Data dibagi menjadi 3 varian yaitu data dengan 40 kelas, 5 kelas, dan 2 kelas serangan jaringan komputer. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada beberapa hal penting yang mempengaruhi kinerja sistem dengan menggunakan algoritme V-ELM ini, dan hasil evaluasi menunjukan akurasi tertinggi yaitu sebesar 72% pada 2 kelas serangan. Akurasi tertinggi diperoleh pada nilai hidden neuron sebesar 100 dan nilai independent training (K) sebesar 3. Akurasi terendah diperoleh pada nilai hidden neuron sebesar 100 dan nilai independent training (K) sebesar 11 yaitu 12.40% pada varian data 40 kelas. Pada varian data 40 kelas, kelas 31 (httptunnel) merupakan kelas dengan nilai sensitivity dan precision tertinggi. Pada varian data 5 kelas, diperoleh kelas U2R dengan sensitivity tertinggi dan sensitivity tertinggi pada kelas normal untuk varian data 2 kelas. Pada penelitian selanjutnya, dapat menggunakan keseluruhan data dari KDD Cup 99 atau (National Sedimentation Laboratory- Knowledge Discovery in Databases) NSL-KDD, yang mana data NSL-KDD merupakan data optimasi dari data asli KDD Cup 99, ukuran data NSL-KDD yang tidak terlalu besar, tidak ada catatan atau rekaman paket data jaringan yang duplikat, dan lain-lain. Walaupun beberapa penelitian menyatakan ada kekurangan dari NSL-KDD, tetapi masih bisa diterapkan sebagai data acuan yang efektif dalam membantu peneliti untuk intrusion detection. Serta dapat meningkatkan akurasi algoritme V-ELM untuk klasifikasi jenis serangan jaringan komputer sehingga dapat diimplementasikan pada IDS untuk mengetahui keamanan jaringan secara real-time. DAFTAR PUSTAKA Beale, J., & Caswell, 2004. Snort Intrusion Detection, Second Edition. Cao, J., Lin, Z., Huang, G.-B. and Liu, N., 2012. Voting based extreme learning machine. Information Sciences, 185, 66 77. Cholissodin, I., Sutrisno, Soebroto, A., Hanum, L., & Caesar, C., 2017. Optimasi Kandungan Gizi Susu Kambing Peranakan Etawa (PE) menggunakan ELM-PSO di UPT Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Singosari- Malang. Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), Vol.4, No.1, 31-36. Dirgantara, 2011. Particle Swarm Optimization Pada Fuzzy C-Means Untuk Mendeteksi Serangan Jaringan Komputer. Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Brawijaya. Huang, G.-B., Zhu, Q., Siew, C., 2006. Extreme learning machine: Theory and applications. Neurocomputing, 70, 489 501. KDD-cup data set. http://kdd.ics.uci.edu/databases/kddcup99 /kddcup99.html Kausar, N., Samir, B., Sulaiman, S., Ahmad, I., and Hussain, M., 2012. An Approach towards Intrusion Detection using PCA Feature Subsets and SVM. International Conference on Computer & Information Science (ICCIS), 569-574. Modi, C., Patel, D., Borisaniya, B., Patel, H., Patel, A. and Rajarajan, M., 2013. A survey of intrusion detection techniques in Cloud. Journal of Network and Computer Applications, 36, 42-57. Mechtri, L., Tolba, F., & Ghoualmi, N., 2010. Intrusion Detection using Principal Component Analysis. Second International Conference on Engineering System Management and Applications. NSKH, P., Varma, N., Naik, R., 2016. Principle Component Analysis based Intrusion Detection System Using Support Vector Machine. IEEE International Conference on Recent Trend in Electronics Information Communication Technology, 1344-1350. Sonawane, H., & Pattewar, T., 2015. Neural Network based Intrusion Detection using Bayesian with PCA and KPCA Feature Extraction. IEEE International Conference on Computer Graphics, Vision and Information Security (CGVIS), 83-88. Sonawane, H., & Pattewar, T., 2015. A Comparative Performance Evaluation of Intrusion Detection based Neural Network and PCA. IEEE International Conference on Communications and Signal Processing (ICCSP), 841-845.

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2167 Siddidui, M., 2004. High Performance Data Mining Techniques for Intrusion Detection. University of Central Florida. Sahu, S., & Mehtre, B., 2015. Network Intrusion Detection System using J48 Decision Tree. International Conference on Advances in Computing, Communications and Informatics (ICACCI), 2023-2026. Srimuang, W., & Intarasothonchun, S., 2015. Classification Model of Network Intrusion using Weighted Extreme Learning Machine. 12 th International Joint Conference on Computer Science and Software Engineering (JCSSE), 190-194. Tavallaee, M., Bagheri, E., Lu, W., & Ghorbani, A., 2009. A detailed analysis of the KDD Cup 99 data set. In Proceeding of the Second IEEE Symposium on Computation Ontelligence for Security and Defence Application (CISDA) 2009. Vieira, K., Schulter, A., Westphall C., Intrusion detection techniques in grid and Cloud Computing Environment. IEEE IT Professional Magazine 2010. Ye, Z., and Yu, Y., 2015. Network Intrusion Classification based on Extreme Learning Machine. Proceeding of the 2015 IEEE International Conference on Information Automation Lijiang, China, 1642-1647.