BAB V PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DOMISILI PEKER- robochic 2010 Nugraha. Tlogosari. tahun. Semarang. Ungaran. dwiprass 2011 Praseno. tahun.

dokumen-dokumen yang mirip
BISNIS JUAL BELI ONLINE VIA FJB KASKUS

produk yang ditawarkan. Dalam hal ini terjadi tahapan pengenalan kebutuhan yaitu tahapan pertama dalam proses keputusan pembelian. b.

BAB I PENDAHULUAN. Maraknya penipuan yang terjadi di beberapa komunitas online seperti Forum Jual

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Kaskus Rekening Bersama Blackpanda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Penelitian Gambaran Umum Kaskus Rekening Bersama pada FJB Kaskus

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. hal meningkatkan bisnis, penjualan dan pembelian produk adalah dengan

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. pemasaran

atas produk-produk yang akan diperjualbelikan. 2 Tanjung pada bulan Mei tahun 2012 tepatnya. Seorang mahasiswa di

PERAN MEDIA SOSIAL TERHADAP GAYA HIDUP SISWA SMA NEGERI 5 BANDUNG

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITAN. dalam hal memenuhi kebutuhan, praktis adalah salah satu ciri khas dari bisnis online

BAB VI MODAL SOSIAL. terkait erat dengan sistem reputasi. Penyebab utamanya adalah karena kerahasiaan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang pesat. Berbagai informasi telah dapat disajikan dengan canggih

@UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, penggunaan teknologi

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini teknologi di indonesia berkembang sangat pesat. Salah satu teknologi

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnis melalui media elektronik. Salah satu bentuk e-business yang

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan komunikasi non verbal adalah bentuk komunikasi yang disampaikan. melalui isyarat, simbol, tanpa menggunakan kata-kata.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa kebutuhan lain yang lebih penting. Mereka yang mampu menguasai

Bab V KESIMPULAN. berbeda dari konsep pasar tradisional. Berjualan bukan lagi dilihat dari

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE

BAB I PENDAHULUAN. Asia-Pasifik. Pertumbuhan penjualan online di Indonesia meningkat dari tahun 2011

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. berdasarkan kriteria tertentu dan atas pemahaman mereka terhadap objek yang

BAB I PENDAHULUAN. dan pembelian produk melalui media elektronik. Hal ini disebabkan karena

BAB III GAMBARAN UMUM JUAL BELI MODEL DROPSHIPPING. (di Toko Online Syafa OnShop Website

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Akhir akhir ini semakin banyak fenomena menarik di sekitar kita yang

BAB 1 PENDAHULUAN. jual beli barang secara online dengan hanya memanfaatkan fasilitas forum jual. beli, atau menggunakan media telepon dan sms.

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya yang menjadikan kita sebagai makhluk yang unik Uno, H.B &

E-COMMERCE. Achmad Dwi Saputro S.Kom, MM

BAB I. Dalam dunia bisnis, baik perusahaan kecil, sedang, dan besar, orang-orang yang ada

Gambar 1.1 Logo Shopee (Sumber : Shopee, 2015)

MATERI E-BOOK INI Cocok Untuk Pengusaha Yang Ingin Sukses Membuka Toko Online dengan Memanfaatkan Marketplace Besar di Indonesia Gratis

BAB I PENDAHULUAN. internet yang Anda pakai untuk mengirim dan menjelajahi interenet,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN. Lampiran A KUESIONER PENELITIAN UNTUK KONSUMEN YANG PERNAH MELAKUKAN TRANSAKSI ATAU PEMBELIAN PRODUK SECARA

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS JUAL BELI ONLINE KOMPUTER DAN NOTEBOOK

BAB I PENDAHULUAN. baru memberikan serangkaian kemampuan yang sama sekali baru ke tangan

BAB I PENDAHULUAN. baik individu maupun organisasi (Hanson, 2000 :7 9). Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Hasil Olah Peneliti. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. model sepatu wanita. Toko sepatu ini memiliki bermacam-macam model

Oleh : Dwi Prihatin NIM K BAB I PENDAHULUAN

USER GUIDE tripioonline.com Halaman awal

Memanfaatkan Digital Marketing Untuk Meningkatkan Branding dan Penjualan Usaha Sosial Anda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jaringan komputer yang disebut internet. Internet dapat digunakan untuk

BAB II LANDASAN TEORI

Internet Marketing dan Customer Service di BelanjaBatik.com

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN ONLINE BERUPA PERJANJIAN ENDORSE MELALUI INSTAGRAM

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Hubungan Terpaan Iklan Berniaga.com di Media Massa dan Intensitas Komunikasi Word Of Mouth dengan Minat Bertransaksi

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan internet tersebut. Alat telekomunikasi seperti handphone pada era

Karya Ilmiah Lingkungan Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran merupakan strategi yang bersifat fundamental bagi setiap Online shop

ABSTRAKSI. Nama: Yudo Aryo Wicaksono NIM: Kelas: S1-TI-2A

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi sekarang, dunia pemasaran sudah semakin ketat,

BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN 3 ONLINE SHOP (LAZADA, BUKALAPAK, TOKOPEDIA) Nama : Goes Tri Yadi NIM :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan berbelanja merupakan salah satu kegiatan aktivitas masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. situs ini semua bisa mengakses apapun dan berkomunikasi dengan siapa pun.

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM PEMASARAN BERBASIS WEB. 4.1 Tahap keempat : Membuat interface konsumen

KEWIRAUSAHAAN-II MERANCANG STRATEGI PEMASARAN. Oloan Situmorang, ST, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen

Ketentuan Garansi dan Pengembalian Produk Cacat atau tidak sesuai pesanan.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan signifikan. Cara baru tersebut dikenal sebagai pemasaran digital

Teknologi sudah bukan merupakan hal yang tabu atau hanya orang tertentu saja yang

BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK. Kata kunci: stakeholder, pelanggan, proses komunikasi interpersonal, tahapan penetrasi sosial

BAB I PENDAHULUAN. satunya berdampak pada sistem perdagangan. Seiring kemajuan teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan rekan virtual lainnya. Istilah virtual sendiri. bisa kita artikan sesuatu yang bersifat maya, tetapi

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB IV ANALISIS DATA. Merujuk pada hasil penyajian data yang peneliti sajikan pada bab

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disediakan oleh pemasar menjadi tidak selalu efektif. informasi yang tidak memihak dan jujur berdasarkan pengalaman yang

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Pernyataan Key- Informan atas pertanyaan wawancara

Bab I Pendahuluan. membutuhkan orang lain. Menjalin interaksi dengan individu lain dan lingkungan sekitar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Cara Praktik membuat ecommerce, Kunjungi :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pesat teknologi informasi menempatkan sistem

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran yang tepat agar. perusahaan tersebut dapat tercapai.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Sumber : diakses pada 18 November pukul WIB

BAB V KESIMPULAN. Karakter media sosial sebagai teknologi informasi dan perilaku masyarakat

offline yang didirikan pada tahun 2005, yang beralamat di jalan Pahlawan

BAB I PENDAHULUAN. AKADHA SHOP merupakan sebuah usaha toko baju online yang berlokasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perkembangan telekomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. untuk penerimanya sehingga dapat bermanfaat dan dapat digunakan oleh

RINGKASAN DISKUSI TENTANG REKENING BERSAMA DI KOMPASIANA TV OLEH: ANDREW DARWIS (Founder Kaskus) RUBI ALAMSYAH (Pengamat Multimedia)

Transkripsi:

BAB V PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS 5.1 Profil Informan Dalam penelitian ini terdapat 6 informan yang memberikan informasi tentang jual beli online yang dilakukan di Forum Jual Beli Online Kaskus. Berikut profil informan. NO NAMA JENIS USIA DOMISILI PEKER- ID JOIN KELA- JAAN KASKUS DATE MIN 1 Samuel Laki- 32 Tlogosari Pemilik robochic 2010 Nugraha laki tahun Semarang cafe (wirausaha) 2 Dwi Laki- 27 Ungaran Karya- dwiprass 2011 Praseno laki tahun wan Swasta 3 Renny Perem- 22 Pucang Maha- Renn_nn 2012 puan tahun Gading, siswa y Semarang 4 Nanda Laki- 20 Manyaran, Maha- Bisa_pak 2009 Indra laki tahun Semarang siswa ai Susila 5 Ari Laki- 28 Lampersari Karya- sukcoffee 2010 Irawan laki tahun Semarang wan 43

swasta 6 Yustina Perem- 23 Ngaliyan, Maha- justinice 2011 Wahyu puan tahun Semarang siswa dan pemilik toko aksesoris wanita Tabel 2. Profil Informan Sumber data: olahan data primer 2014 Dari keenam informan yang telah diwawancarai, 4 orang adalah laki-laki dan 2 orang adalah perempuan. Usia informan berada pada rentang 20 tahun hingga 32 tahun. Semua informan adalah anggota Kaskuser Regional Semarang dan berdomisili di Semarang dan sekitarnya, yaitu berada di Tlogosari, Pucang Gading, Manyaran, Lampersari, Ngaliyan hingga Ungaran. Apabila dilihat dari jenis pekerjaan dari keenam informan, cukup bervariasi dari mahasiswa, karyawan swasta, pemilik cafe, dan pemilik toko aksesoris perempuan. Beberapa informan mulai menjadi Kaskuser ada yang mulai tahun 2009, 2010, 2011, dan 2012, dan sudah mengenal Kaskus sekitar 2 hingga 5 tahun. 5.2 Tahapan Dalam Komunikasi Interpersonal Menurut Uncertainty Reduction Theory, komunikasi iinterpersonal memiliki proses perkembangan yang terjadi melalui beberapa tahapan. Menurut Berger dan Celabrese terdapat 3 tahapan interkasi intepersonal, yaitu entry phase, personal, phase, dan exit phase. Tahapan perkembangan tersebut apabila diterapkan dalam proses jual beli online adalah sebagai berikut: 44

1. Entry phase Pada tahap entry phase komunikasi yang dilakukan adalah normatif, dibatasi oleh aturan-aturan dalam berkomunikasi (Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi Edisi 3, 2008). Dalam proses jual beli online yang masuk dalam tahap entry phase adalah ketika pembeli menanyakan tentang proses jual beli, misalnya tentang kondisi barang, detail barang, harga barang, negosiasi harga, cara bertransaksi, bank yang digunakan, biaya ongkos kirim, jasa pengiriman barang yang digunakan, estimasi lama pengiriman barang, dan beberapa pertanyaan lainnya. Apabila dikaitkan dengan aksioma yang ada dalam Uncertainty Reduction Theory, entry phase berada pada aksioma 1 yaitu tentang komunikasi verbal yang dilakukan oleh komunikator dan komunikan pada awal komunikasi. 2. Personal phase Pada tahap personal phase, komunikasi yang dilakukan kurang dibatasi oleh norma-norma dan aturan-aturan dalam berkomunikasi (Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi Edisi 3, 2008). Apabila dikaitkan dengan proses jual beli online yang termasuk dalam personal phase adalah ketika isi komunikasi antara penjual dan pembeli bukan lagi seputar proses jual beli saja, teteapi melebar hingga ke hal yang lainnya, misalnya tentang hobi yang sama, pekerjaan yang sama, domisili yang sama, dan topik pembicaraan lain diluar proses jual beli online tersebut. Personal phase juga berkaitan dengan aksioma dalam Uncertainty Reduction Theory yaitu aksioma 2, aksioma 3, aksioma 4, aksioma 5, aksioma 6, aksioma 7, dan aksioma 8. Untuk analisa tiap aksioma dibahas dalam subbab berikutnya. 45

3. Exit phase Pada tahap exit phase adalah tahap dimana seeorang memutuskan untuk tetap melanjutkan komunikasi atau menghentikan komunikasi tersebut (Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi Edisi 3, 2008). Tahap ini adalah tahap yang penting setelah melalui 2 tahap sebelumnya sebagai bahan pertimbangan. Bila dikaitkan dalam proses jual beli online, taha ini merupakan tahap penentuan apakah seorang calon pembeli memutuskan untuk membeli barang tersebut atau tidak berdasarkan 2 tahap sebelumnya yaitu entry phase dan personal phase. Apabila dalam tahap sebelumnya seorang calon pembeli merasa tidak pasti terhadap penjual, dan dengan berkomunikasi rasa ketidakpastian yang dirasakan masih tetap tinggi maka keputusan yang diambil oleh calon pembeli adalah menghentikan proses komunikasi yang berarti tidak jadi melakukan prses transaksi jual beli online tersebut. Namun apabila calon pembeli setelah melakukan komunikasi dengan penjual, rasa ketidakpastian yang dirasakan berkurang, ia akan melanjutkan komunikasi hingga ke tahap transaksi jual beli online. Tahap exit phase ini bila dikaitkan dengan aksioma dlam Uncertainty Reduction Theory berkaitan dengan aksioma 9 yaitu tentang kepuasan dalam berkomunikasi. Tahapan dalam komunikasi interpersonal yang terjadi dalam ranah jual beli online terjadi dalam 3 tahap diatas. Secara lebih detail dapat dikupas satu per satu dalam aksioma menurut Uncertainty Reduction Theory. 5.3 Aksioma dalam Uncertainty Reduction Theory Dalam Uncertainty Reduction Theory terdapat 9 aksioma yang mendasari teori ini. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan aksioma sebagai pedoman untuk menganalisis proses pengurangan ketidakpastian. 46

Aksioma 1 Dengan adanya tingkat ketidakpastian yang tinggi pada pemula fase awal, ketika jumlah komunikasi verbal antara dua orang asing meningkat, tingkat ketidakpastian untuk tiap partisipan dalam suatu hubungan akan menurun. Jika ketidakpastian menurun, jumlah komunikasi verbal meningkat. Hal ini menyatakan adanya kebalikan atau hubungan negatif antara ketidakpastian dan komunikasi verbal. Pada aksioma 1 yang ditanyakan kepada 6 informan terlihat bahwa di awal komunikasi antara penjual dan pembeli saling membangun komunikasi. Komunikasi yang dilakukan pada tahap awal adalah seputar proses jual beli. Pertanyaan yang sering diajukan adalah kondisi barang, melakukan negosiasi harga, dan cara bertransaksi yang harus disepakati oleh penjual dan pembeli. Semakin banyak komunikasi yang dilakukan antara penjual dan pembeli akan mengurangi rasa ketidakpastian yang awal dirasakan oleh pembeli. Hal ini terbukti ketika komunikasi berjalan dengan lancar, saling memberikan respon (feedback) yang baik terutama penjual, maka komunikasi akan berlanjut ke tahap selanjutnya. Menurut hasil wawancara, dapat dilihat bahwa perempuan cenderung lebih banyak melakukan komunikasi dengan penjual. Hal yang ditanyakan saat berkomunikasi tentang barang yang diperjualbelikan lebih detail, cara bertransaksi, negosiasi harga lebih sering dilakukan oleh perempuan dibandingan dengan laki-laki. Pada dasarnya laki-laki juga melakukan proses negosiasi harga, namun tidak rumit seperti yang dilakukan oleh perempuan. Laki-laki rata-rata hanya melakukan 1 kali negosiasi harga atau meminta potongan harga, berbeda dengan perempuan yang melakukan negosiasi hingga beberapa kali hingga terjadi kesepakatan harga antara penjual dan pembeli. Selain deskripsi barang dan kesepakatan harga, seorang pembeli perempuan menanyakan tentang pengiriman barang, jasa pengiriman yang digunakan, ongkos kirim yang harus dibayarkan, 47

estimasi waktu pengiriman, pihak mana yang menanggung ongkos kirim, dan sebagainya. Jadi, semakin banyak komunikasi yang dilakukan dalam proses jual beli online akan mengakhibatkan menurunnya tingkat ketidakpastian yang dirasakan oleh pembeli dan komunikasi berjalan ke tahap selanjutnya. Begitu juga sebaliknya apabila komunikasi yang terjadi sedikit, tingkat ketidakpastian yang dirasakan oleh pembeli cenderung masih tinggi. Maka, aksioma 1 berlaku pada proses jual beli online. Aksioma 2 Ketika ekspresi afiliatif nonverbal meningkat, tingkat ketidakpastian menurun dalam situasi interaksi awal. Selain itu, penurunan tingkat ketidakpastian akan menyebabkan peningkatan keekpresifan afiliatif nonverbal. Hal ini merupakan salah satu hubungan yang bersifat negatif. Ekspresi afiliatif yang terjadi pada komunikasi interpersonal secara langsung dalam kasus komunikasi interpersonal bermedia diwakili dengan lambang-lambang yang dapat mengekspresikan wajah baik komunikator maupun komunikan. Lambang-lambang tersebut dinamakan dengan emoticon atau smilies yang tersedia di berbagai media komunikasi yang kerap digunakan saat ini, seperti SMS, BBM, Whatsapp, line, Yahoo Messanger (YM), dan beberapa media lainnya. Pada aksioma 2 yang ditanyakan kepada 6 informan, dapat dinyatakan bahwa 4 orang tidak menggunakan emoticon atau smilies dan 2 orang menggunakan emoticon dan smilies yang tersedia dari media komunikasi yang digunkan yaitu BBM atau SMS. 2 orang yang sering menggunakan emoticon saat berkomunikasi dengan penjual adalah informan 3 yaitu Renny seorang mahasiswa dan informan 6 yaitu Yustina Wahyu seorang mahasiswa dan pemiliki toko aksesoris perempuan. Emoticon yang sering digunakan untuk berkomunikasi adalah emot 48

tersenyum, menjulurkan lidah, memeluk, dan mencium. Dengan menggunakan emoticon, pembeli merasa lebih nyaman, akrab, bisa untuk bercanda, cair, tidak menyinggung, mewakili keramahan pihak penjual, dan tidak enggan untuk melanjutkan komunikasi dengan penjual. Pada aksioma 2 penggunaan emoticon ini hanya dilakukan oleh 2 informan yang keduanya adalah seorang perempuan. Terlihat bahwa perempuan lebih mengedepankan emosi dalam berkomunikasi, rasa nyaman yang dirasakan, keakraban yang terjalin antara penjual dan pembeli hingga rasa hati-hati agar tidak menyinggung satu sama lain. Hal ini terlihat ketika emoticon digunakan saat informan 3 menawar harga. Sedangkan pada laki-laki penggunaan emoticon tidak dilakukan. Beberapa penjual memang menggunakan emoticon saat berkomunikasi, namun informan 1, informan 2, informan 4, dan informan 5 tidak membalas dengan emoticon juga. Mereka lebih mementingkan kejelasan dalam menjawab pertanyaan yang mereka sampaikan dan respon yang cepat. Ekspresi wajah yang terlihat pada komunikasi interpersonal tatap muka secara langsung tidak dapat terwakili oleh emoticon atau smilies yang merupakan suatu fasilitas di media komunikasi, misalnya SMS, BBM, WA, atau chatting. Emoticon yang ada dalam media hanya sekedar basa-basi yang dilakukan oleh kedua belah pihak yang berkomunikasi, tidak dapat mewakiliki ekspresi wajah yang sebenarnya dimiliki oleh pihak yang berkomunikasi baik penjual maupun pembeli. Ekspresi wajah seseorang hanya dapat dilihat melalui tatap muka secara langsung untuk dapat mengurangi ketidakpastian yang dirasakan, dan tidak dapat diwakili oleh emoticon yang ada melalui media. Dari analisa di atas, dapat disimpulkan bahwa aksioma 2 tidak terbukti bahwa dalam proses jual beli online, ekspresi afiliatif tidak mempengaruhi pembeli dalam pengurangan ketidakpastian. 49

Aksioma 3 Tingkat ketidakpastian yang tinggi menyebabkan meningkatnya perilaku pencarian informasi. Ketika tingkat ketidakpastian menurun, perilaku pencarian informasi juga menurun. Aksioma ini menunjukkan hubungan yang positif antara dua konsep tersebut Pada awal komunikasi, semua informan merasakan ketidakpastian yang tinggi terhadap penjual. Untuk mengurangi rasa tersebut, informan melakukan pencarian informasi tentang reputasi penjual. Mulai dari informan 1 sampai informan 6 melakukan pencarian informasi terhadap penjual. Proses pencarian informasi dilakukan dengan beberapa cara, yaitu mencari tahu reputasi penjual melalui ID Kaskus, bertanya kepada teman yang mengetahui tentang penjual, serta beberapa cara lainnya. Dalam Kaskus sendiri telah disediakan beberapa fasilitas yang dapat digunakan untuk melihat apakah seorang Kaskuser memliki reputasi yang baik atau tidak. Fasilitas tersebut adalah: Reputation bar yaitu salah satu indikator yang dapat digunakan untuk melihat reputasi seorang Kaskuser. Terdapat 3 warna di reputation bar, yaitu merah, abu-abu, dan hijau. Warna merah menandakan bahwa Kaskuser tersebut memiliki reputasi yang buruk. Warna balok abu-abu menandakan bahwa Kaskuser tersebut belum memiliki reputasi. Sedangkan warna hijau pada balok menandakan bahwa Kaskuser tersebut terpercaya, memiliki reputasi yang baik. Yang dapat merubah reputation bar adalah jumlah cendol dan bata yang diterima seorang Kaskuser. Reputation bar merupakan pertimbangan yang penting saat akan melakukan proses jual beli online. Berikut ini merupakan penggolongan reputation bar berdasarkan pada reputation point: 50

Gambar 12. Reputation Bar Join date, yaitu waktu yang menunjukkan sejak kapan seseorang bergabung menjadi Kaskuser. Semakin lama seseorang bergabung di Kaskus, maka orang tersebut semakin berpengalaman dan dianggap lebih terpercaya. Sedangkan Kaskuser yang masih muda usianya di dalam Kaskus, masih dianggap baru dan belum memiliki reputasi yang cukup untuk membuat calon pembeli di FJB Kaskus percaya. Namun join date bukan termasuk hal pokok untuk menentukan kepercayaan terhadap seorang Kaskuser karena banyak pula penjual di FJB Kaskus dengan ID Kaskus yang baru namun terpercaya. 51

Gambar 13. Join Date Kaskuser Jumlah lapak, yaitu banyaknya barang dagangan yang dimiliki oleh seorang Kaskuser. Semakin banyak barang yang diperjualbelikan akan membuat calon pembeli merasa lebih percaya terhadap penjual tersebut karena dari setiap lapak dapat dilihat reputasinya masing-masing. Maka jumlah lapak merupakan pertimbangan yang cukup penting untuk menentukan penjual yang baik di FJB Kaskus. Gambar 14. Jumlah Lapak Kaskuser dalam FJB Kaskus 52

Jumlah posting, yaitu banyaknya komentar yang diberikan oleh seorang Kaskuser di Forum. Semakin banyak posting yang telah dilakukan oleh Kaskuser berarti Kasker tersebut aktif dalam Kaskus. Namun, jumlah posting bukan menjadi penentu yang pokok karena tidak menutup kemungkinan apabila seorang penjual hanya fokus pada lapaknya di FJB Kaskus tanpa pernah mengikuti Foru Kaskus. Pangkat Kaskuser, yaitu tingkatan anggota Kaskus yang berdasarkan banyaknya posting yang digolongkan menjadi: Pangkat Kaskuser Jumlah Posting Newbie 0-99 Kaskusser 100-499 Aktivis Kaskus 500-749 Kaskus Holic 750-999 Kaskus Addict 1.000-3.999 Kaskus Maniac 4.000-9.999 Kaskus geek 10.000-24.999 Kaskus freak 25.000-49.999 Made in Kaskus > 50.000 Tabel 3. Pangkat Kaskuser Visitor message, yaitu pesan yang ditinggalkan oleh ID Kaskus lain yang telah mengunjungi thread Kaskuser tersebut. Jika dalam FJB Kaskus, visitor 53

message berisi testimonial tentang personal dari penjual secara keseluruhan. Isi dari visitor message juga mempengaruhi tingkat ketidakpastian calon pembeli terhadap penjual. Gambar 15. Visitor Message Kaskuser Testimonial di lapak, sedikit berbeda dengan visitor message yaitu komentar atau kesan yang diberikan oleh pembeli terdahulu yang pernah melakukan transaksi jual beli online dengan penjual yang ditulis pada halaman barang dagangannya. Testimonial yang positif, baik, dan direkomendasikan oleh pembeli sebelumnya merupakan pertimbangan yang sangat berpengaruh. Apabila terdapat komentar yang buruk akan menimbulkan citra atau reputasi yang buruk terhadap penjual tersebut. Testimonial yang positif dari beberapa pembeli yang cukup banyak dan variatif, bukan hanya dari ID Kaskus tertentu saja yang memberikan komentar. 54

Gambar 16. Testimonial di FJB Kaskus Selain pencarian informasi dalam fasilitas Kaskus, informan 1 dan informan 3 juga mencari tahu melalui orang disekitarnya yang mengetahui reputasi penjual. Pada informan 1 menanyakan kepada salah seorang temannya yang pernah bertransaksi dengan penjual yang sama. Hal yang ditanyakan oleh informan 1 tentang proses jual beli online, bagaimana prosesnya, apakah barang sesuai dengan yang disebutkan dalam FJB Kaskus, apakah barang datang tepat waktu. Sedangkan yang dilakukan oleh informan 3 adalah bertanya pada salah seorang temannya yang kebetulan kulah di universitas yang sama dengan penjual. Ketika temannya mengetahui penjual yang informan 3 maksudkan, informan 3 tidak menanyakan tentang proses jual beli. Dengan mengetahui bahwa temannya tahu tentang si penjual, informan 3 merasa tingkat ketidakpastian yang ia rasakan menurun. Informan 3 merasa bila ada suatu hal yang tidak sesuai saat proses jual beli online, ia akan bertanya kepada temannya tersebut. 55

Dapat dilihat pula pada hasil wawancara dengan informan 3 dan informan 6 dengan jenis kelamin perempuan, bahwa kedua informan tersebut hanya melihat sebagian dari fasilitas yang ada di Kaskus yaitu testimonial. Mereka hanya berpedoman pada testimonial saja untuk pencarian informasi yang dilakukan dengan alasan kurang memahami cara melihat reputasi seseorang dari ID Kaskus. Jadi, perempuan cenderung kurang teliti dan kurang cermat dalam pencarian informasi yang berdasarkan pada fasilitas di Kaskus. Secara keseluruhan, proses pencarian informasi yang dilakukan oleh keenam informan adalah cara untuk mengurangi rasa ketidakpastian yang tinggi pada awal komunikasi. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi ketidakpastian yang dirasakan, semakin tinggi pula proses pencarian informasi yang dilakukan. Aksioma 4 Tingkat ketidakpastian yang tinggi dalam sebuah hubungan menyebabkan penurunan tingkat keintiman dari isi komunikasi. Tingkat ketidakpastian yang rendah menghasilkan tingkat keintiman yang tinggi aksioma ini memperlihatkan hubungan yang negatif antara ketidakpastian dan tingkat keintiman. Tingkat keintiman komunikasi antara penjual dan pembeli dapat terlihat dari apa saja isi dari komunikasi yang dilakukan. Dalam komunikasi antara penjual dan pembeli, topiknya hanyalah seputar proses jual beli, deskripsi barang, cara transaksi, negosiasi harga, jasa pengiriman, dan sebagainya. Komunikasi antara penjual dan pembeli dapat dikatakan intim apabila isi komunikasi tersebut diluar proses jual beli. Dari keenam informan yang diwawancarai, 3 diantaranya melakukan komunikasi diluar proses jual beli, yaitu informan 1, informan 3, dan informan 6. Sedangkan 3 lainnya hanya seputar proses jual beli saja. 56

Seperti yang dikatakan oleh informan 1 bahwa ia dan penjual memiliki kesamaan hobi yaitu bermain airsoft gun. Pembicaraan yang awalnya hanya seputar barang airsoft gun melebar hingga tempat bermain airsoft gun, harga sewa, hingga atribut lain yang mendukung hobinya tersebut. Terlihat juga pada informan 3 yaitu seorang mahasiswi yang membeli 24 buah tas selempang. Proses komunikasi yang dilakukan melebar hingga proses pembuatan tas secara handmade. Selain itu pada informan ke 6 yaitu seorang perempuan yang memiliki toko aksesoris, ia melakukan komunikasi dengan penjual cukup sering bukan hanya dalam proses jual beli, namun hingga ke fashion yang sedang marak di kalangan remaja wanita. Informan 6 kerap melakukan proses pembelian pada penjual yang berdomisili di Jakarta, Bandung, dan sekitarnya yang memiliki tren fashion yang lebih dulu marak dibandingkan di Semarang. Maka, informan 6 kerap menanyakan hal tersebut untuk referensi toko aksesoris miliknya. Dari wawancara yang dilakukan oleh ke 6 informan, bahwa 2 orang diantaranya memiliki tingkat keintiman yang tinggi. Pada awalnya tingkat ketidakpastian yang dirasakan oleh kedua informan tersebut tinggi, namun mereka tetap melakukan komunikasi dan terjalinlah suatu keintiman komunikasi, yaitu komunikasi dimana hal yang diperbincangkan berada di luar konteks proses jual beli yang mereka lakukan. Sedangkan 4 informan lain yang tidak melakukan keintiman komunikasi tetap memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi seperti pada fase awal yang mereka rasakan. Keintiman komunikasi yang terjadi antara penjual dan pembeli melalui media yang terlihat dari perbincangan yang dilakukan tidak hanya sekedar dalam topik proses jual beli yang mereka lakukan, tetap melebar hingga ke topik lainnya. Keintiman komunikasi yang dilakukan melalui media tidak dapat dijadikan pedoman untuk dapat mengurangi ketidakpastian pembeli terhadap penjual karena tidak semua pembeli senang untuk berbncang panjang lebar dengan penjual mengenai topik diluar proses jual beli. Seorang pembeli yang sudah terpenuhi pertanyaannya tentang informasi mengenai barang, proses transaksi, dan hal tentang proses jual beli akan memutuskan untuk membeli 57

barang tersebut atau tidak, tanpa harus melakukan keintiman komunikasi, yaitu dengan membicarakan topik lain. Dari analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat keintiman dalam berkomunikasi tidak mempengaruhi tingkat ketidakpastian yang dirasakan oleh pembeli. Aksioma 5 Ketidakpastian yang tingkat tinggi menghasilkan tingkat resiprositas yang tinggi. Tingkat ketidakpastian yang rendah menghasilkan tingkat resiprositas yang rendah pula. Hubungan yang positif terjadi disini. Pada aksioma 5 yang ditanyakan kepada 6 informan terlihat bahwa keenam informan mengharapkan suatu respon yang cepat dari penjual. Namun, apabila penjual tidak memberi respon yang cepat, baik, dan ramah seperti yang mereka inginkan, mereka tidak melanjutkan proses jual beli tersebut bahkan menghentikan proses komunikasi karena ketidakpastian yang dirasakan tetap tinggi. Ketika seorang calon pembeli menginginkan suatu barang, ia akan cepat melakukan komunikasi kepada penjual melalui media yang ada. Saat itu calon pembeli merasakan ketidakpastian yang tinggi terhadap penjual, dan mengharapkan respon yang cepat dari penjual tersebut. Dengan komunikasi yang lancar dan cepat, sesuai dengan keinginan calon pembeli, hal itu akan mengurangi ketidakpastian yang dia rasakan sebelumnya. Namun, apabila penjual merespon lambat, baik melalui SMS, WA, atau BBM, calon pembeli akan enggan untuk melanjutkan komunikasi atau bahkan sudah beralih kepada penjual lain yang lebih memiliki respon yang cepat. Dari analisa di atas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat ketidakpastian yang dirasakan, tingkat resiprositasnya akan menurun bahkan hingga memutuskan menghentikan komunikasi. Hal ini berarti bahwa aksioma 5 tidak terbukti pada jual beli online di FJB Kaskus. 58

Aksioma 6 Kemiripan diantara orang akan mengurangi ketidakpastian, sementara ketidakmiripan akan meningkatkan ketidakpastian. Aksioma ini menyatakan sebuah hubungan yang negatif. Pada aksioma 6 yang ditanyakan kepada 6 informan terlihat bahwa 3 diantaranya yang memiliki kesamaan dengan penjual, yaitu informan 1 kesamaan hobi bermain airsoft gun, informan 3 memiliki teman yang berkuliah ditempat penjual berkuliah, dan informan 6 yang memiliki kesamaan hobi senang berbelanja dan memiliki bisnis aksesoris wanita. Dengan memiliki kesamaan yang sama, akan mengurangi tingkat ketidakpastian yang dirasakan oleh pembeli kepada penjual. Hal ini terjadi karena dengan memiliki kesamaan berarti komunikasi yang dilakukan juga akan berkembang tidak hanya di sekitar proses jual beli saja. Dengan semakin tingginya komunikasi yag dilakukan, semakin banyak hal yang diketahui pembeli tentang penjual, semakin menurun tingkat ketidakpastian yang dirasakan oleh pembeli. Namun, dari 3 informan yang tidak memiliki kemiripan antara penjual dan pembeli, mereka juga tetap meneruskan komunikasi, dan bahkan melanjutkan proses jual beli hingga selesai yang artinya bahwa jika hingga ketahap transaksi jual beli, ketidakpastian yang dirasakan oleh pembeli sudah menurun dan akhirnya memutuskan untuk membeli barang tersebut, walaupun tidak ada kemiripan antara penjual dan pembeli. Kemiripan yang terjadi antara penjual dan pembeli di FJB Kaskus kemunkinan terjadi sangatlah kecil. Jaringan online yang terbentuk sangatlah luas, tidak berdasar pada tempat yang sama, latar belakang yang sama, dan sebagainya. Setiap orang hanya dengan syarat memiliki akses internet dapat melakukan proses jual beli online, dimanapun dan kapanpun. Maka dari itu kemiripan yang terjadi sangatlah kecil. Berbeda dengan komunikasi interpersonal tatap muka secara langsung, 2 orang yang berkomunikasi bertemu di suatu tempat yang sama, dengan latar belakang yang hampir sama, domisili yang berdekatan, kepentingan yang ingin dilakukan, dan sebagainya. Banyak hal yang dapat 59

ditanyakan dan semakin berkembang komunikasi yang dilakukan apabila bertemu secara langsung. Hal inilah yag menjadi perbedaan antara komunikasi interpersonal tatap muka secara langsung dan komunikasi bermedia. Dari analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa kemiripan antara penjual dan pembeli tidak mempengaruh tingkat ketidakpastian yang dirasakan oleh pembeli. Aksioma 7 Peningkatan tingkat ketidakpastian akan menghasilkan penurunan dalam kesukaan. Penurunan dalam ketidakpastian menghasilkan peningkatan dalam kesukaan. Lagi-lagi hubungan yang negatif diperlihatkan oleh aksioma ini. Berdasarkan penelitian lanjutan Berger dan Gudykunst (1991) menambahkan aksioma kedelapan, yang kemudian memunculkan tujuh teorema baru. Pada aksioma 7 yang ditanyakan kepada 6 informan terlihat bahwa semua informan tidak memutuskan unuk membeli suatu barang yang mereka inginkan apabila penjual tidak merespon dengan baik. Tingkat ketidakpastian yang tinggi pada awal proses jual beli akan berkurang dengan adanya komunikasi antara penjual dan pembeli. Apabila penjual tidak merespon dengan baik, tidak menjawab dengan detail sesuai dengan pertanyaan yang diajukan, informasi yang diinginkan tidak didapat secara jelas, maka tingkat ketidakpastian yang dirasakan akan tetap tinggi. Dengan tingginya tingkat ketidakpastian, sesorang takut untuk mentransfer sejumlah uang, takut apabila terjadi penipuan, takut bila barang tidak dikirim, dan barang tidak sesuai dengan deskripsi yang diberikan, maka akan menyebabkan turunnya kesukaan terhadap penjual tersebut. Ketika terjadi penurunan ketidakpastian, seorang pembeli akan beralih kepada pembeli yang lain, yang memiliki barang yang sama sesuai dengan apa yang ia inginkan. Pembeli tidal mencari barang yang lain, nemn mencari barang yang sama, tetapi dari penjual yang berbeda yang lebih meyakinkan. 60

Dari analisa diatas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat ketidakpastian, maka akan menurunkan tingkat kesukaan terhadap penjual. Berarti aksioma 7 berlaku dalam proses jual beli online di FJB Kaskus. Aksioma 8 Ketidakpastian berhubungan secara negatif dan interaksi dalam jaringan social, makin orang berinteraksi dengan teman dan anggota keluarga dari mitra hubungan mereka, makin sedikit ketidakpastian yang mereka alami. Pada aksioma 8 yang ditanyakan kepada 6 informan hanya ada 1 informan yang mengenal lingkungan penjual, yaitu informan 3. Informan 3 hanya mengetahui tempat penjual berkuliah yaitu di Atmajaya Yogyakarta. Dengan mengetahui hal tersebut, informan 3 merasa lebih percaya karena ia juga memiliki beberapa teman yang berkuliah di tempat yang sama. Apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan misalnya kasus penipuan, informan 3 lebih mudah untuk melacaknya karena mengetahui lingkungan sekitar perkuliahan penjual. Sedangkan 5 informan lainnya sama seklai tidak mengetahui tentang lingkungan penjual, kerabat, atau kelurga penjual. Walaupun demikian, 5 informan tersebut tetap melakukan proses jual beli hingga ke tahap transaksi sejumlah uang. Dari analisa di atas dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial di sekitar penjual tidak mempengaruhi tingkat ketidakpastian yang dirasakan oleh pembeli. Aksioma 9 Terdapat hubungan kebalikan atau negatif antara ketidakpastian dan kepuasan komunikasi. Pada aksioma 9 yang ditanyakan kepada 6 informan terlihat bahwa semua informan merasakan suatu kepuasan berkomunikasi dengan penjual. Kepuasan itu 61

terjadi pada cara penjual menanggapi pembeli, respon yang diberikan, memberikan informsi yang detail tentang barang ang diperjualbelikan. Semakin puas pembeli dengan komunikasi yang dilakukan dengan penjual, maka akan mengurangi tingkan ketidakpastian yang dirasakan oleh pembeli. Dari analisa 9 aksioma yang ada dalam Uncertainty Reduction Theory dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak semua aksioma berlaku dalam proses jual beli online di FJB Kaskus. Aksioma yang terbukti dan berlaku pada proses jual beli online di FJB Kaskus hanya pada aksioma 1, aksioma 3, aksioma 7, dan aksioma 9. Pada proses jual beli online terjadi hubungan negatif antara jumlah komunikasi verbal dengan tingkat ketidakpastian yang dirasakan. Semakin banyak komunikasi yang dilakukan antara penjual dan pembeli melalui media baik SMS, BBM, maupun chatting, akan mengurangi ketidakpastian yang dirasakan oleh pembeli. Dengan demikian, aksioma 1 terbukti pada proses jual beli online di FJB Kaskus. Pada proses jual beli online terjadi hubungan yang positif antara ketidakpastian dengan pencarian informasi. Seorang pembeli jika merasakan ketidakpastian terhadap penjual, ia akan mencari informasi melalui fasilitas yang telah disediakan oleh media tersebut, hingga dapat mengurangi ketidakpastian yang dirasakan. Dengan demikian, aksioma 3 terbukti pada proses jual beli online di FJB Kaskus. Pada proses jual beli online terjadi hubungan negatif anatara ketidakpastian dengan kesukaan terhadap penjual. Semakin tinggi tingkat ketidakpastian yang dirasakan oleh pembeli, maka tingkat kesukaannya akan menurun. Hal ini dikarenakan pembeli tidak merasakan yakin, tidak berani mengambil resiko terhadap kasus penipuan yang kerap terjadi bila ia tidak enar-benar merasa yakin terhadap penjual. Maka pembeli akan mencari barang yang lain dengan penjual 62

yang berbeda pula. Dengan demikian, aksioma 7 terbukti pada proses jual beli online di FJB Kaskus. Pada proses jual beli online tejadi hubungan negatif antara kepuasan komunikasi dengan tingkat ketidakpastian. Jika komunikasi yang dilakukan antara penjual dan pembeli akan memberikan kepuasan terhadap pembeli, maka tingkat ketidakpastian yang dirasakan akan menurun, dan akan berpengaruh pada pengambilan keputusan untuk membeli barang tersebut atau tidak. Dengan demikian, aksioma 9 terbukti pada proses jual beli online di FJB Kaskus. 5.4 Strategi dalam Uncertainty Reduction Theory Berger (1995) menyatakan bahwa orang dalam usaha untuk mengurangi ketidakpastian menggunakan taktik yang tergolong dalam 3 strategi, yaitu strategi pasif, aktif, dan interaktif. Dalam proses pengurangan ketidakpastian dalam jual beli online yang terjadi di Forum Jual Beli Kaskus terdapat beberpa strategi yang dilakukan oleh pembeli agar dapat megambil keputusan untuk mentransferkan sejumlah uang kepada penjual. Berikut adalah analisa tentang strategi yang digunakan. Strategi Pasif Strategi pasif adalah dimana seseorang mengambil peranan pengamat yang tidak menganggu orang lainnya. Misalnya pengamat hanya mengamati seseorang dari kejauhan tanpa berinteraksi secara langsung, pengamat hanya mengobservasi dalam berbagai situasi sosial. Strategi pasif juga dilakukan oleh 6 informan, terlihat pada pertanyaan yang merujuk pada aksioma 3 yaitu tentang pencarian informasi. Seorang pembeli akan mencari informasi untuk mengurangi rasa ketidakpastian yang dirasakan saat awal akan memutuskan untuk membeli suatu barang. Pencarian informasi yang dilakukan oleh pembeli dilakukan untuk mencari tau reputasi penjual 63

melalui ID Kaskus yang dimiliki oleh penjual. Namun pencarian informasi yang dilakukan oleh pembeli hanya dari kejauhan, tidak berinteraksi secara langsung kepada penjual maupun orang di sekitarnya. Pembeli mengamati reputasi penjual dari ID Kaskus dan fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh Kaskus. Melalui fasilitas yang dierikan oleh Kaskus untuk melihat reputasi Kaskuser. Beberapa fasilitas tersebut adalah reputation bar, join date, jumlah lapak di FJB Kaskus, jumlah postingan, pangkat Kaskuser, visitor message, testimonial di lapak. Strategi Aktif Strategi aktif adalah keadaan dimana seseorang pengamat mulai melakukan suatu usaha untuk mencari informasi yang intensif tentang orang yang bersangkutan melalui orang lain, bertanya kepada teman orang yang bersangkutan tentang informasi yang dibutuhkan. Strategi aktif juga dilakukan dalam proses pembelian dalam jual beli online di FJB Kaskus terlihat pada pertanyaan yang merujuk pada aksioma 8. Pada aksioma 8, informan 1 dan informan 3 mengatakan bahwa mengenal lingkungan penjual. Informan 1 mengatakan bahwa ia memiliki teman yang pernah melakukan proses pembelian online dengan penjual yang sama dengannya. Lalu informan 1 menanyakan beberapa hal tentang penjual, yaitu bagaimana proses transaksi, apakah transaksi berjalan dengan lancar, bagaimana kondisi barang yang diterima oleh temannya. Sedangkan yang dilakukan oleh informan 3 adalah ia memiliki teman yang berada di universitas yang sama dengan penjual yaitu Atmajaya Yogyakarta. Informan 3 menanyakan apakah mengenal si penjual, dan ternyata temannya tersebut mengenal penjual. Tanpa bertanya lebih lanjut tentang penjual tersebut, informan 3 telah memutuskan untuk membeli pada penjual itu karena merasa lebih yakin karena mengetahui setidaknya salah satu orang di sekitar penjual tersebut. 64

Proses pencarian informasi yang dilakukan oleh informan 1 dan informan 3 termasuk strategi aktif karena melibatkan orang lain dan bertanya kepada orang lain untuk mendapat informasi yang dibutuhkan. Strategi Interaktif Strategi interaktif terjadi dimana pengamat dan orang yang diamati terlibat dalam kontak secara langsung dan interaksi tatap muka. Dalam proses jual beli online di FJB Kaskus, antara penjual dan pembeli melakukan interaksi atau komunikasi satu sama lain yaitu dengan menggunakan media sebagai perantaranya, misalnya dengan SMS, BBM, Whatsaap, Yahoo Messanger, dan aplikasi komunikasi lainnya. Komunikasi dengan menggunakan media ini termasuk suatu interaksi interpersonal, namun tidak tergolong sebagai suatu strategi interaktif. Suatu pencarian informasi dikatakan sebagai strategi interaktif apabila komunikator dan komunikan bertemu secara langsung, bertatap muka, dan berkomunikasi. Strategi interaktif yang dilakukan oleh pembeli adalah dengan melakukan COD. Dari 6 informan sebagai narasumber 3 diantaranya pernah melakukan COD, yaitu informan 1, informan 4, dan informan 5. Proses COD hanya dapat dilakukan apabila penjual dan pembeli berada di satu daerah tertentu yang dapat dijangkau oleh kedua belah pihak. Penjual dan pembeli juga harus memiliki waktu senggang yang sama, sehingga dapat menentukan suatu waktu untuk bertemu. Kelebihan dari COD adalah pembeli dapat melihat, memegang, bahkan mencoba secara langsug barang yang diperjualbelikan. Selain itu negosiasi harga juga dapat dilakukan saat bertemu melihat kondisi dari barang yang diperjualbelikan. Dengan hal itu kemungkinan terjadinya suatu penipuan akan berkurang. 65

Dalam wawancara yang dilakukan kepada 6 informan, muncul suatu tindakan yang baru, yaitu proses transaksi menggunakan jasa rekber (rekening bersama) yang pernah dilakukan oleh 4 informan yaitu infoman 1, informan 3, informan 5, dan informan 6. Rekber disini berperan sebagai pihak ketiga yang menjadi perantara antara penjual dan pembeli dengan dikenai biaya tertentu yang telah ditetapkan oleh pihak rekber. Berikut ini adalah biaya jasa rekber Blackpanda yang kerap digunakan oleh Kaskuser dalam FJB Kaskus. Harga Produk Biaya Jasa Rp 10.000,- sampai dengan Rp 5.000.000,- Rp 10.000,- Rp 5.000.001,- sampai dengan Rp 10.000.000,- Rp 20.000,- Rp 10.000.001 sampai dengan Rp 20.000.000,- Rp 30.000,- Lebih dari Rp 20.000.000,- Negosiasi melalui telepon Tabel 4. Biaya Jasa Rekber BlackPanda Proses transaksi yang seharusnya dilakukan oleh dua pihak yaitu penjual dan pembeli, dengan rekber akan melibatkan pihak ketiga yang dianggap netral dan tidak akan memihak baik penjual maupun pembeli. Proses berlangsungnya transaksi menggunakan jasa rekber adalah sebagai berikut. 66

Gambar 17. Arus Transaksi Menggunakan Rekber Blackpanda 1. Penjual dan pembeli melakukan komunikasi terlebih dahulu hingga menemukan kesepakatan harga dan kesepakatan menggunakan jasa rekening bersama. Dalam kasus ini misalnya menggunakan rekber Blackpanda. 2. Pembeli mentransfer sejumlah dana (harga barang ditambah biaya jasa rekber dan ongkos pengiriman barang yang telah disepakati kedua belah pihak) ke rekening Blackpanda. Nomor rekening, nomor telepon, dan ketentuan lainnya dapat dilihat di thread blackpanda di Kaskus, atau di website www.rekberblackpanda.com. 3. Pembeli melakukan konfirmasi jika sudah mentrasferkan sejumlah dana dengan cara posting di thread blackpanda atau mengisi form yang tertera di website blackpanda. Setelah dana masuk, Blackpanda akan mengkonfirmasi kepada penjual untuk segera mengirimkan barang kepada pembeli. 67

4. Penjual mengirim barang kepada pembeli melalui jasa pengiriman tertentu. Dari jasa pengiriman akan mendapat nomor resi yang akan dibeitahukan oleh penjual kepada pembeli, agar pembeli dapat memantau proses pengiriman barang 5. Barang sudah tiba di tangan pembeli. Pembeli melakukan pengecekkan barang apakah sesuai dengan kesepakatan awal dengan penjual. Jika sudah sesuai, pembeli melakukan konfirmasi kepada Blackpanda jika barang sudah diterima, dan dana bisa diteruskan kepada penjual. 6. Blackpanda meneruskan dana ke penjual, maksimal 1x24 jam setelah konfirmasi dari pembeli. 7. Penjual mengkonfirmasi bahwa dana telah masuk. Transaksi selesai. 8. Namun apabila barang yang diterima oleh pembeli tidak sesuai dengan kesepakatan di awal, pembeli bisa melaporkn ke Blackpanda agar dana ditahan dulu, hingga ada kesepakatan antara penjual dan pembeli. Dalam proses negosiasi, Blackpanda tidak ikut campur. Jika sudah mendapat kesepakatan, pembeli melakukan konfirmasi lagi kepada Blackpanda 9. Apabila transaksi dilanjutkan, maka dana akan diteruskan sesuai instruksi kedua belah pihak. Namun bila transaksi batal, dana akan dikembalikan kepada pembeli, setelah pembeli melakukan konfirmasi pengiriman barang kembali kepada penjual. Dari hasil wawancara yang diperoleh, hal-hal yang menyebabkan seorang pembeli memilih melakukan transaksi dengan jasa rekber bukan hanya dengan alasan ketikpastian yang dirasakan oleh pembeli terhadap penjual, tetapi ada hal lain yaitu jumlah uang yang harus ditransfer relatif tinggi berkisar diatas Rp 800.000,00 hingga jutaan rupiah. Hal ini terlihat pada informan 1 yang membeli sebuah laptop Asus A46C dengan harga Rp 8.700.000,00, informan 3 membeli tas dengan harga Rp 1.355.000,00, informan 5 membeli monitor LCD dengan 68

harga Rp 2.200.000,00 dan informan ke 6 membeli aksesoris wanita denga harga diatas Rp 800.000,00. Selain itu garansi pengembalian barang bila tidak sesuai dengan kesepatan awal yang ditawarkan oleh rekber juga menjadi alasan yang kuat seorang pembeli yang memutuskan untuk menggunakan jasa rekber ini. 5.5 Peran Media dalam Proses Jual Beli Online Jaman dahulu, sistem transaksi jual beli di Indonesia adalah dengan barter. Seiring dengan perkembangan jaman, sistem barterpun tergantikan dengan adanya nilai tukar mata uang rupiah. Proses jual beli yang terjadi antara penjual dan pembeli terjadi di pasar. Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untul melakukan transaksi jual beli barang maupun jasa (Pengantar Bisnis: 2010). Pasar berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan, bukan menunjukkan tempatnya. Seiring dengan perkembangan teknologi yang terjadi di Indonesia, proses transaksi yang dilakukan antara penjual dan pembeli tidak harus saling bertatap muka. Dengan munculnya internet dan media baru, pasar kini mulai bergeser menjadi pasar online. Muncul banyak situs yang memfasilitasi bertemunya penjual dan pembeli yang didalamnya juga terjadi proses negosiasi, pembentukan harga, dan transaksi seperti yang terjadi pada pasar nyata saat penjual dan pembeli bertatap muka secara langsung. Beberapa situs jual beli yang ada di Indonesia adalah olx.com, berniaga.com, bejubel.com, ekiosku.com, marketnesia.com, tokoone.com, FJB Kaskus, bahkan media sosial seperti facebook, twitter, dan instagram pun menjadi pasar online bagi sejumlah orang. Proses jual beli yang dilakukan secara online, persebarannya tidak dalam hitungan jam atau hari, dalam skala beberapa menit bahkan detik, penyebaran informasi suatu barang atau jasa yang diperjual belikan sangat cepat diterima oleh orang lain. Internet dapat menghubungkan banyak komputer bahkan ke seluruh dunia hingga komunikasi yang dilakukan sangat interaktif. Menurut Manuel 69

Castel komunikasi yang terbentuk melalui media online akan membentuk suatu masyarakat jaringan (network society) adalah masyarakat dimana fungsi dan proses dominan ditata sekitar jaringan-jaringan internet, unranet, jaringan kerjasama berbagai perusahaan organisasi, negara, hingga jaringan pergaulan. Komunikasi yang terjalin dalam masyarakat jaringan adalah komunikasi yang melibatkan banyak pihak didalamnya. Antara satu pihak dan pihal lain berhubungan melalui pihak ketiga yang menjadi perantaranya. Beberapa hal yang membedakan antara komunikasi interpersonal tatap muka dengan komunikasi dalam masyarakat jaringan bila dilihat dalam ranah jual beli adalah sebagai berikut. Masyarakat Jaringan Komunikasi Interpersonal (face-to-face) Tidak bertatap muka secara langsung. Komunikasi yang terjalin tidak intim. Ekspresi penjual tidak terlihat, emoticon tidak mewakili ekspresi wajah. Media sebagai wadah bertemunya penjual dan pembeli. Penyeberan informasi (baik barang maupun penjual) sangat cepat, dalam hitungan menit bahkan detik. Penyebaran informasi luas, kebanyak orang, tidak terbatas ruang dan waktu. Tatap muka secara langsung. Komunikasi yang terjalin lebih intim. Ekspresi wajah terlihat secara langsung. Suatu tempat nyata dimana penjual dan pembeli bertemu langsung. Penyebaran informasi (baik barang maupun penjual) lebih lambat, dapat dalam hitungan hari atau minggu. Penyebaras informasi terbatas ruang dan waktu. Komunikasi sangat bergantung pada Komunikasi terjadi secara lisan tanpa 70

media yang berperan di dalamnya, baik media online, maupun media komunikasi seperti HP, BBM, WA, dan lainnya media perantara. Tabel 5. Perbedaan masyarakat jaringan dan komunikasi interpersonal Dalam masyarakat jaringan komunikasi yang terbentuk adalah ke semua arah. Komunikasi berjalan dengan terbuka dan satu pihak dapat berkomunikasi dengan pihak lainnya tanpa dibatasi oleh suatu pola yang terpusat. Komunikasi yang terjalin tidak terbatas, dan semakin lama, jaringan yang terbentuk semakin luas dan melibatkan banyak orang didalamnya. Namun komunikasi yang terjadi dalam masyarakat jaringan tetap berdasarkan pada komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal tetap ada saat seseorang berbicara kepada orang lain yang hanya melibatkan 2 pihak saja, tanpa ada pihak ketiga. Komunikasi yang dilakukan walaupun dengan menggunakan media, tetap memiliki arti bahwa komunikasi yang terjalin adalah komunikasi interpersonal. Kaskus berfungsi sebagai media atau wadah yang menghubungkan satu orang dengan orang lainnya yang masuk dalam jaringan internet dan menggunakan Kskus. Setelah itu komunikasi dapat berjalan secara interpersonal, dari satu orang ke orang yang lain tanpa menggunakan perantara. 71

Gambar 18. Pola komunikasi masyarakat jaringan Media memiliki peranan yang penting dalam proses jual beli online yaitu untuk menyebarkan informasi tentang barang yang diperjualbelikan. Situs jual beli khususnya FJB Kaskus memfasilitasi Kaskuser yang akan menjual produknya dengan menyediakan tempat untuk mengunggah gambar barang yang diperjualbelikan. Penjual dapat memberikan informasi barang secara detail dan terperinci disertai oleh emoticon dan smilies yang telah tersedia di Kaskus. Dengan disertai emoticon dan smilies diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan calon pembeli terhadap iklan yang dipasang. Selain memberikan informasi tentang barang yang diperjualbelikan, FJB Kaskus juga memberikan informasi tentang penjual, yang juga merupakan seorang Kaskuser juga. Peran media yang memberikan informasi tentang penjual memiliki kesamaan dengan analisa aksioma 3 Uncertainty Reduction Theory, yaitu tentang proses pencarian informasi penjual yang dilakukan oleh pembeli untuk mengurangi ketidakpastian yang dirasakan. Fasilitas yang diberikan oleh Kaskus untuk mengetahui informasi tentang penjual atau yang biasa disebut 72

reputasi adalah reputation bar, join date, jumlah lapak, jumlah posting, pangkat kaskuser, visitor message, dan testimonial dalam lapak. Dengan beberapa fasilitas untuk mengetahui reputasi seorang kaskuser, dapat menjadi bahan pertimbangan seorang calon pembeli untuk mengambil keputusan pembelian suatu barang, serta meminimalisir adanya kasus penipuan yang kerap dilakukan oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Media juga sangat berperan saat proses setelah transaksi, yaitu proses pengiriman barang. Sebelum melakukan transaksi, penjual dan pembeli harus sepakat menggunakan jasa pengiriman barang apa, dengan ongkos kirim berapa, dan mengetahui estimasi lama pengiriman barang. Jika lokasi antara penjual dan pembeli berjauhan dan tidak dimungkinkan untuk COD, maka dilakukan proses pengiriman barang melalui jasa pengiriman paket. Ada beberapa jasa pengiriman yang ada di Indonesia, yaitu JNE, TIKI, Wahana, Pandu Logistik, Pos Indonesia, Go Go Express, Cobra Express dan masih banyak lagi. Dari sekian banyak jasa pengirimanbarang, yang kerap digunakan adalah JNE dan TIKI. JNE dan TIKI memiliki website sendiri yang dapat memberikan informasi tentang pengiriman barang menggunakan jasa tersebut. 73

Gambar 19. Website JNE Dalam website pengiriman barang khususnya JNE dan TIKI memiliki fasilitas untuk mengetahui ongkos kirim yang dikenakan dari suatu daerah ke daerah lainnya. Fasilitas itu memudahkan penjual dan pembeli untuk mengetahui ongkos kirim dimanapun dan kapanpun dengan cara yang mudah dan cepat. 74

Gambar 20. Fasilitas JNE untuk mengecek ongkos kirim 75

Gambar 21. Daftar ongkos kirim JNE Selain itu dalam website JNE da TIKI juga menyediakan fasilitas pengecekan paket yang dapat digunakan untuk memantai jalannya pengiriman barang. Hal ini sangat membantu pihak pembeli yang merasa cemas apabila barang yang sudah dibeli tidak kunjung tiba. JNE menyediakan kolom yang diisi dengan nomor resi yang didapat saat pengiriman paket. 76

Gambar 22. Fasilitas pengecekan paket di JNE Gambar 23. Informasi pengiriman paket JNE 77