BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika,

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III BAHAN DAN METODE

EFEKTIVITAS BAHAN PEMBUNGKUS OKSIDATOR ETILEN UNTUK MEMPERPANJANG MASA SIMPAN PISANG RAJA BULU

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga Juli 2015 di Laboratorium

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian

MATERI DAN METODE. Bahan utama yang akan digunakan pada penelitian ini adalah Durian lokal

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

STUDI PEMBUNGKUS BAHAN OKSIDATOR ETILEN DALAM PENYIMPANAN PASCAPANEN PISANG RAJA BULU (Musa sp. AAB GROUP) ERIK MULYANA A

MATERI DAN METODE TempatdanWaktu

Kriteria Kematangan Pascapanen Pisang Raja Bulu dan Pisang Kepok

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hortikultura, Fakultas Pertanian,

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penilitan

The Effect of KMnO4 with Clay Media for Shelf Life Pisang Mas (Musa sp AA Group.) Elvi Pebri Hasibuan dan Winarso Drajad Widodo *

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hortikultura, Program Studi

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

BAB III METODE PENELITIAN. Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial terdiri dari 2 faktor dengan 3

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan menggunakan RAL, faktor perlakuan adalah meliputi konsentrasi

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April hingga bulan September 2013 di

Lampiran 1. Prosedur Analisa Sampel

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pascapanen Hortikultura, Jurusan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Muhammadiyah Malang, dan Laboratorium Sentra Ilmu Hayati Universitas. Brawijaya. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan.

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

Penggunaan Kalium Permanganat sebagai Oksidan Etilen untuk Memperpanjang Daya Simpan Pisang Raja Bulu

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

BAB III METODE PENELITIAN. pertama terdiri dari jenis pati bahan edible coating dan faktor kedua terdiri

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen

METODE PENELITIAN III. A. Lokasi dan Waktu. B. Bahan dan Alat

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ulangan. Faktor pertama adalah jenis pati bahan edible coating (P) yang

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

Tabel Lampiran 1. Pengaruh Suhu dan Kelembaban terhadap Resistensi Kulit Buah Manggis

III. METODE PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Faktor I adalah variasi konsentrasi kitosan yang terdiri dari 4 taraf meliputi:

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan

BAB III METODE I II III BKK1 U1 U2 U3 BKH2 U1 U2 U3 BKK3 U1 U2 U3 BKH4 U1 U2 U3 BKK5 U1 U2 U3 BKH6 U1 U2 U3 BKHKK7 U1 U2 U3 BKHKK8 U1 U2 U3

3. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

G O N D O R U K E M 1. Ruang lingkup

BAB III MATERI DAN METODE. Rangkaian penelitian kualitas selai alpukat ( Persea americana Mill)

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Pascapanen Hortikultura, Fakultas

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telahdilakukan dilaboratorium Teknologi Pasca Panen

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

STUDI TANAH LIAT SEBAGAI PEMBAWA KALIUM PERMANGANAT PADA PENYIMPANAN PISANG RAJA BULU

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

Aplikasi Kalium Permanganat sebagai Oksidan Etilen dalam Penyimpanan Buah Pepaya IPB Callina

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pascapanen Hortikultura, Jurusan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Prosedur Penelitian Persiapan Bahan Baku

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Surakarta dan UPT Laboratorium Pusat MIPA UNS. B. Alat dan Bahan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

PENGARUH SEKAT DALAM KEMASAN TERHADAP SIMPAN DAN MUTU BUAH PISANG RAJA BULU. Oleh Renda Diennazola A

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

METODE. Materi. Rancangan

Tata Cara penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

BAB III MATERI DAN METODE. complete feed eceng gondok (Eichhornia crassipes) dengan kemasan silo berbeda

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

BAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret

MATERI DAN METODE. Prosedur Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

Transkripsi:

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2011. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah pisang Raja Bulu (Musa sp. AAB Group) dengan umur panen 100 hari setelah antesis (HSA) yang diperoleh dari pasar Ciampea, Bogor. Bahan yang digunakan untuk perlakuan antara lain kalium permanganat (KMnO4) sebagai bahan oksidator etilen, tanah liat yang berasal dari Kp. Cikarawang sebagai bahan pembawa oksidator etilen, kain kassa dan serat nilon sebagai pembungkus bahan oksidator etilen yang selanjutnya disebut bahan pembungkus, bahan pengemas pisang yang berupa kotak kardus, plastik polietilen (PE) sebagai pembungkus pisang, silica gel sebanyak 5 g sebagai penyerap uap air, kertas koran sebagai bahan pengisi, bahan aktif Natrium Hipoklorit 5.25% (merk dagang : Bayclin) sebagai desinfektan, larutan phenoftalein 2-3 tetes, tepung kanji, larutan amilum 3-4 tetes, aquades, Iodine 0.01 N, dan NaOH 0.1 N. (a) (b) (c) (d) (e) (f) Gambar 1. Bahan Percobaan; a. Buah Pisang Raja Bulu (Musa sp. AAB Group) Pasar Ciampea, Bogor; b. Serbuk KMnO 4 ; c. Tanah Liat; d. Kain Kassa; e. Serat Nilon; f. Silica Gel

13 Alat-alat yang digunakan terdiri dari oven untuk pengeringan pasta tanah liat dan bahan oksidator etilen, timbangan analitik untuk pengamatan susut bobot dan perbandingan daging buah dengan kulit buah, penetrometer untuk pengamatan kekerasan kulit buah, refraktometer untuk pengamatan padatan terlarut total, dan alat-alat titrasi untuk menguji asam tertitrasi total dan kandungan vitamin C. (a) (b) (c) (d) Gambar 2. Alat Percobaan; a. Alat Pengering Oven; b. Timbangan Analitik; c. Penetrometer; d. Refraktrometer Metode Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Terdiri dari tujuh perlakuan, yaitu: P1 : Kontrol (tanpa bahan pembungkus dan tanpa bahan oksidator etilen) P2 : Kain kassa + 30 g bahan oksidator etilen (27.75 g tanah liat + 2.25 g KMnO 4 ) P3 : Kain kassa + 60 g bahan oksidator etilen (55.5 g tanah liat + 4.5 g KMnO 4 ) P4 : Kain kassa + 90 g bahan oksidator etilen (83.25 g tanah liat + 6.75 g KMnO 4 ) P5 : Serat nilon + 30 g bahan oksidator etilen (27.75 g tanah liat + 2.25 g KMnO 4 ) P6 : Serat nilon + 60 g bahan oksidator etilen (55.5 g tanah liat + 4.5 g KMnO 4 ) P7 : Serat nilon + 90 g bahan oksidator etilen (83.25 g tanah liat + 6.75 g KMnO 4 ) Model statistika yang digunakan adalah sebagai berikut : Yij = µ + τi + εij (i = 1,...p; j = 1,...r) Keterangan : Yij = respon pengamatan perlakuan ke-i, ulangan ke-j µ = nilai tengah umum τi = pengaruh perlakuan ke-i εij = pengaruh galat perlakuan ke-i, ulangan ke-j

14 Percobaan terdiri dari persiapan, pengemasan dan penyimpanan, pengambilan sampel dan pengamatan. Percobaan terdiri dari tujuh perlakuan dengan setiap perlakuan terdiri dari tiga ulangan, sehingga terdapat 21 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan berupa dua kali setengah sisir pisang. Analisis ragam menggunakan uji F dan jika terdapat pengaruh nyata, maka dilakukan uji beda nilai tengah dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Seluruh proses analisis data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Office Excel 2007 dan SAS System for Windows versi 9.13. Pelaksanaan Penelitian Pembuatan Pasta Tanah Liat Pelaksanaan kegiatan dimulai dengan pembuatan pasta tanah liat dilakukan 3 hari sebelum perlakuan. Tanah liat diperoleh dari lahan petani Kp.Cikarawang, Dramaga, Bogor. Tanah liat yang diperoleh sebanyak 1.5 kg dibersihkan dari sisa akar-akar tanaman dan kotoran lainnya kemudian dihancurkan hingga berbentuk serbuk, diencerkan dengan 1L aquades kemudian diaduk rata. Campuran ini selanjutnya dimasukan ke loyang kue dan ditipiskan hingga merata serta dikeringkan dalam oven selama ± 24 jam dengan suhu sekitar 60 o C. + = (a) (b) (c) (d) Gambar 3. Pembuatan Pasta Tanah Liat; a. Serbuk Tanah Liat; b. Aquades 1L; c. Campuran Tanah Liat dan Aquades; d. Pasta Tanah Liat Pembuatan Bahan Oksidator Etilen Pelaksanaan pembuatan bahan oksidator etilen dilakukan 2 hari sebelum perlakuan. Menurut penelitian Kholidi (2009), bahan oksidator etilen dibuat dengan 1 kg pasta tanah liat dengan larutan KMnO4 (75 g/100ml) kemudian hasil campuran di keringkan selama ± 24 jam; setelah kering bahan tersebut di hancurkan sehingga berbentuk serbuk. Serbuk bahan tersebut kemudian

15 dibungkus dengan kantong kain kasa berukuran ± 5x5 cm. Bahan oksidator etilen yang dibutuhkan dalam penelitian ini dibuat dengan mencampur 1.1 kg pasta tanah liat yang telah dibuat sebelumnya dengan larutan KMnO4 (82.5 g/110ml). Hasil campuran tersebut kemudian dikeringkan dengan oven selama ± 48 jam dengan suhu 80 o C; setelah kering bahan tersebut dihancurkan hingga berbentuk serbuk. Serbuk bahan tersebut kemudian dibungkus dengan masing-masing kantong yaitu kain kassa dan serat nilon berukuran ± 15 x 12 cm. Banyaknya bahan yang dibungkus masing-masing kemasan sesuai dengan perlakuan bobot bahan oksidator etilen sebesar 30 g (27.75 g tanah liat + 2.25 g KMnO 4 ), 60 g (55.5 g tanah liat + 4.5 g KMnO 4 ), dan 90 g (83.25 g tanah liat + 6.75 g KMnO 4 ). + = (a) (b) (c) (d) (e) (f) Gambar 4. Pembuatan Bahan Oksidator Etilen; a. Pasta Tanah Liat; b. Larutan KMnO 4 ; c. Campuran Pasta Tanah Liat dan Larutan KMnO 4 ; d. Serbuk Bahan Oksidator Etilen; e. Serbuk Bahan Oksidator Etilen dalam Kain Kassa; f. Serbuk Bahan Oksidator Etilen dalam Serat Nilon Persiapan Buah Buah pisang Raja Bulu (Musa sp. AAB Group) yang digunakan diperoleh dengan tingkat kematangan ¾ penuh dari pasar Ciampea, Bogor dengan umur panen 100 hari setelah antesis (HSA). Buah pisang yang telah dipanen oleh petani dibawa ke pasar kemudian diangkut ke laboratorium untuk disisir. Penyisiran dilakukan terhadap tandan pisang yang memiliki tingkat ketuaan yang hampir sama. Sisir pisang tersebut kemudian disortasi untuk menentukan pisang yang

16 layak digunakan dalam percobaan. Sisir pisang yang digunakan yaitu sisir pisang yang buahnya mempunyai kulit yang mulus tanpa luka serta dengan ukuran yang relatif seragam. Sisir pisang yang telah disortasi, kemudian dipotong menjadi dua kali setengah sisir (masing-masing ± 7 jari). Setelah dipotong kemudian pisang dibersihkan untuk menghilangkan kotoran yang menempel dengan mengencerkan bahan aktif Natrium Hipoklorit 5.25% (merk dagang : Bayclin) dengan konsentrasi larutan 10%, dikeringkan lalu dikemas dalam kotak kardus. (a) (b) (c) (d) Gambar 5. Persiapan Buah; a. Buah Pisang Raja Bulu dari Pasar Ciampea, Bogor; b. Penyisiran dan Sortasi Buah Pisang; c. Pemotongan Setengah Sisir Pisang; d. Pembersihan Buah oleh Bahan Aktif Natrium Hipoklorit 5.25% Pengemasan dan Penyimpanan Kemasan yang digunakan berupa kotak kardus berukuran 35x25x25 cm dan plastik polietilen (PE) pada ketebalan 0.07 mm. Pengemasan dilakukan dengan memasukkan pisang yang telah dibersihkan ke dalam plastik transparan beserta bahan oksidator etilen berupa campuran serbuk tanah liat dan KMnO 4 serta silica gel sebanyak 5 g. Setiap plastik diisi dua kali setengah sisir pisang, tiap bungkus plastik merupakan satu perlakuan. Pisang kemudian dimasukkan kedalam kardus beserta dengan kertas koran. Setiap kardus terdiri dari tiga satuan atau ulangan percobaan. Kardus kemudian ditutup dengan menggunakan lakban. Penyimpanan dilakukan di atas meja dan pada suhu ruang dengan kisaran suhu 27-30 0 C, RH 90-95%.

17 (a) (b) (c) (d) Gambar 6. Pengemasan dan Penyimpanan; a. Pengemasan Pisang ke dalam Plastik Transparan beserta Bahan Oksidator Etilen dan Silica Gel 5 g; b. Pengemasan dalam Kardus; c. Kardus yang Sudah Ditutup oleh Lakban; d. Penyimpanan Kardus Di atas Meja Laboratorium Pengamatan Pengamatan yang dilakukan yaitu menggunakan dua kali setengah sisir pisang. Pengamatan tersebut berupa pengamatan non destruktif dan pengamatan destruktif masing-masing setengah sisir (± 7 jari). Pengamatan non destruktif berupa umur simpan, susut bobot buah, dan pengukuran indeks skala warna kulit buah pada 3, 6, 9, 12, 15, 18 dan 21 hari setelah perlakuan (HSP) sedangkan pengamatan destruktif pada 6, 12, dan 18 hari setelah perlakuan (HSP) berupa pengukuran rasio daging buah dengan kulit buah dan bagian yang dapat dimakan (Edible Part), kekerasan kulit buah, Padatan Terlarut Total (PTT), Asam Tertitasi Total (ATT), dan kandungan Vitamin C. Umur Simpan Parameter yang digunakan untuk memperhitungkan umur simpan yaitu dengan cara melihat perubahan secara fisik buah pisang terutama perubahan indeks skala warna buah.

18 Susut Bobot Pengukuran susut bobot buah dilakukan dengan membandingkan bobot pisang sebelum perlakuan dan pada saat pengamatan. Susut bobot buah diukur menggunakan timbangan analitik dengan satuan gram (g). Rumus yang digunakan adalah : % Susut Bobot = Bobot awal Bobot saat pengamatan x 100% Bobot awal Indeks Skala Warna Kulit Buah Indeks skala warna kulit buah pisang Raja Bulu (Musa sp. AAB Group) telah digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui tahapan pematangan buah pisang. Indeks skala warna kulit buah pisang Raja Bulu diasumsikan sama dengan penyebaran warna hijau dan kuning dari cavendish. Menurut Kader (2008) derajat kekuningan kulit buah tersebut dinilai dengan angka antara 1 sampai 8. Nilai derajat kekuningan kulit buah tersebut adalah: 1 : Hijau 5 : Kuning dengan ujung hijau 2 : Hijau dengan sedikit kuning 6 : Kuning penuh 3 : Hijau kekuningan 7 : Kuning dengan sedikit bintik coklat 4 : Kuning lebih banyak dari hijau 8: Kuning dengan bercak coklat lebih luas Gambar 7. Indeks Kematangan Skala Warna Kulit Buah Pisang

19 Rasio daging buah dengan kulit buah dan bagian yang dapat dimakan (Edible Part) Buah pisang Raja Bulu (Musa sp. AAB Group) yang digunakan untuk pengukuran rasio daging buah dengan kulit buah sebanyak satu jari. Pengukurannya diukur dengan menimbang bobot buah sebelum dikupas dan setelah buah dikupas. Bobot daging buah yang diperoleh dibagi dengan bobot kulit buah. Bagian buah yang dapat dimakan (edible part) dihitung dengan menggunakan rumus : % edible part = Bobot Daging Buah x 100% Bobot Buah Kekerasan Kulit Buah Setelah menghitung rasio, buah pisang Raja Bulu (Musa sp. AAB Group) tersebut digunakan untuk kekerasan kulit buah. Kekerasan kulit buah diukur menggunakan penetrometer dengan satuan mm/50g/5detik. Pengukuran dilakukan pada buah pisang yang belum dikupas kulitnya. Buah pisang diletakkan sedemikian rupa hingga stabil. Jarum penetrometer ditusukan di tiga tempat yang berbeda, masing-masing tusukan dibagian ujung, tengah, dan pangkal. Ketiga data yang diperoleh kemudian diambil rata-ratanya. Padatan Terlarut Total (PTT) Kandungan Padatan Terlarut Total (PTT) diukur dengan menghancurkan daging buah pisang Raja Bulu (Musa sp. AAB Group), kemudian diambil sarinya dengan menggunakan kain kassa. Sari buah yang telah diperoleh diteteskan pada lensa refraktometer. Kadar PTT dapat dilihat pada alat ( 0 Brix). Sebelum dan sesudah digunakan, lensa refraktometer dibersihkan dengan aquades untuk menghindari jamuran pada alat. Asam Tertitrasi Total (ATT) Kandungan Asam Tertitrasi Total (ATT) diukur berdasarkan netralisasi ekstrak buah oleh basa kuat yang digunakan. Pengukuran ATT dilakukan dengan menghancurkan bahan 25 gram daging buah, kemudian bahan ancuran tersebut

20 dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan ditambahkan aquades sampai tera lalu disaring. Setelah disaring, larutan diambil sebanyak 25 ml diberi 2-3 tetes indikator Phenolphtalein (PP) kemudian dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N. Titrasi dilakukan sampai terbentuk warna merah muda yang stabil. Kandungan ATT dapat dihitung dengan rumus : Asam Tertitrasi Total (ml/100 g bahan) = ml NaOH 0.1 Nx fp x 100% Bobot contoh (g) Fp : faktor pengenceran (100 ml/25 ml) Kandungan Vitamin C Kandungan vitamin C diukur dengan titrasi menggunakan iodine dan menggunakan 3-4 tetes indikator larutan amilum dengan konsentrasi 1 gram/100 ml. Pembuatan larutan amilum: aquades 100 ml sebanyak 80 ml di didihkan kemudian dicampur dengan 20 ml aquades tersisa dengan tepung kanji sebanyak 1 gram. Kemudian, Pengukuran kandungan vitamin C dilakukan dengan menghancurkan bahan 25 gram daging buah, kemudian bahan ancuran tersebut dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan ditambahkan aquades sampai tera lalu disaring. Setelah disaring, larutan diambil sebanyak 25 ml diberi 3-4 tetes indikator larutan amilum kemudian dititrasi dengan iodine. Titrasi dilakukan sampai terbentuk warna biru tua yang stabil. Kandungan vitamin C dapat dihitung dengan rumus : Vitamin C (mg/100g bahan) = ml Iodine 0.01 N x 0.88 x fp x 100% Bobot contoh (g) Keterangan : 1 mg iodine 0.01 N = 0.88 mg asam askorbat Fp : faktor pengenceran (100 ml/25 ml)