BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sosial di lingkungan sekolah. Dalam melaksanakan fungsi interaksi sosial, remaja

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Sebagai makluk hidup sosial, seorang individu sejak lahir hingga sepanjang hayat

BAB I PENDAHULUAN. mencerdasan kehidupan bangsa, serta membentuk generasi yang berpengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. dengan komunikasi adalah kecemasan komunikasi. masalah-masalah yang banyak terjadi pada remaja maupun dewasa dikarenakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dimana awal kehidupan sebagai mahasiswa di perguruan tinggi, individu (remaja)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari dan juga membutuhkan bantuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap individu dalam kehidupannya akan menghadapi berbagai permasalahan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

maupun kelompok. Didalam menghadapi lingkungan, individu akan bersifat aktif

GAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R.

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DITINJAU DARI KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KREATIVITAS PADA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lain. Hubungan antar manusia dapat terjalin ketika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

1. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan dengan berbagai kesempurnaan.

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi. dengan pedang panjang dan juga melempar batu.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 (1) Pendidikan adalah Usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk bisa mempertahankan hidupnya. Sebagai mahluk sosial manusia tidak lepas

BAB I PENDAHULUAN. suatu interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Proses interaksi salah satunya dengan adanya

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PENYANDANG TUNA DAKSA SKRIPSI

BAB 1 PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA. Skripsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Stres pada Wanita Karir (Guru) yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi atau menyesuaikan

I. PENDAHULUAN. berkembang melalui masa bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa hingga. Hubungan sosial pada tingkat perkembangan remaja sangat tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA OTORITER DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbatas pada siswa baru saja. Penyesuaian diri diperlukan remaja dalam menjalani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Ketika zaman berubah dengan cepat, salah satu kelompok yang rentan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu. mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. dimana kedua aspek tersebut terjadi secara bersama-sama. Sebagai makhluk

BAB IV ANALISIS DATA. umumnya para remaja, tak terkecuali para remaja Broken Home, baik pada saat

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, hubungan dengan manusia lain tidak lepas dari rasa ingin tahu tentang lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Individu pada usia remaja di sekolah adalah sebagai individu yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang. membutuhkan orang lain untuk dapat mempertahankan hidupnya. Oleh

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang lain dan memahami orang lain. Konsep kecerdasan sosial ini berpangkal dari

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah

BAB I PENDAHULUAN. dikhawatirkan dapat menimbulkan permasalahan yang kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesepian tanpa adanya teman cerita terlebih lagi pada remaja yang cendrung untuk

BAB V PENUTUP. yang menjadi fokus dalam penelitian ini. Kesimpulan tersebut meliputi

Terapi Cerita Bergambar Untuk Mengurangi Kesulitan Dalam Berkomunikasi Pada Seorang Remaja di Desa Wedoro Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo

BAB I PENDAHULUAN. adalah masa remaja. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, seorang individu sejak lahir hingga

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makhluk sosial, individu di dalam menjalin hubungan dengan individu lain perlu

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi kehidupan seseorang dikarenakan intensitas dan frekuensinya yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam setiap proses kehidupan, manusia mengalami beberapa tahap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengembangan berbagai potensi yang dimiliki anak. Usia 4-6 tahun adalah suatu tahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Menurut Hurlock

BAB I PENDAHULUAN. dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan dengan manusia lainnya, hubungan

BAB I PENDAHULUAN. ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan-perubahan yang dramatis. Perubahan-perubahan tersebut

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu periode yang disebut sebagai masa strum and drang,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial; mereka tidak dapat hidup sendiri dan

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010 jumlah anak usia dini (0-4 tahun) di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. seseorang dalam hidup bermasyarakat dan sebagai prasyarat kehidupan. Pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Vivit Puspita Dewi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan para mahasiswa yang tanggap akan masalah, tangguh, dapat di

B A B I PENDAHULUAN. di sepanjang rentang hidup. Salah satu tahap perkembangan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak menuju masa dewasa, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri baik, dan juga sebaliknya, kurang baik. sebagai individu yang sedang berkembang mencapai taraf perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Atas (SMA) untuk melanjutkan studinya. Banyaknya jumlah perguruan tinggi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hasil proyeksi sensus penduduk 2011, jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. siswa sebagai calon pemimpin bangsa dan intelektual muda. Komunikasi juga

BAB 1 PENDAHULUAN. berhubungan dengan manusia lainnya dan mempunyai hasrat untuk

BAB II. 1. Pengertian Kepuasan Hidup Lanjut Usia. pengalaman - pengalaman yang disertai dengan tingkat kegembiraan.

BAB I PENDAHULUAN. Masa peralihan atau masa transisi di mana para remaja belum bisa sungguh-sungguh

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah, potensi individu/siswa yang belum berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam fungsinya sebagai individu maupun makhluk sosial. Komunikasi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah yang banyak di hadapi oleh remaja adalah interaksi sosial di lingkungan sekolah. Dalam melaksanakan fungsi interaksi sosial, remaja melakukan komunikasi dengan individu lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Interaksi yang dilakukan secara langsung dapat ditunjukkan dengan melakukan diskusi antar individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok, lalu remaja yang membuat geng atau kelompok bermain. Sedangkan interaksi yang dilakukan secara tidak langsug dilakukan dengan perantara alat seperti telepon, handphone, dan lain sebagainya karena adanya jarak dengan si pembicara dengan lawan bicara (Wikipedia, 2014). Banyak waktu yang dihabiskan remaja dengan kelompok teman sebaya yang terdiri dari teman-teman dekat dibandingkan dengan kedua orang tua. Sebagai makhluk sosial dan manusia yang unik, remaja termasuk salah satu didalamnya. Remaja sangat menarik untuk diamati. Usia remaja adalah usia transisi antara masa kanak-kanak ke masa dewasa. Menurut Hurlock (2002), masa remaja dapat dibagi menjadi masa remaja awal (usia dari 12 tahun sampai dengan usia 17 tahun) sedangkan masa remaja akhir (usia dari 17 tahun hingga usia 20 tahun). Dacey dan Maureen (dalam Mahayani, 2007) mendefinisikan remaja sebagai masa transisi dan penyesuaian. Sebagai periode transisi, masa remaja merupakan suatu masa kehidupan ketika individu tidak dipandang sebagai anak- 1

2 anak atau orang dewasa. Di satu sisi mereka tidak bisa dan tidak ingin diperlakukan sebagai anak-anak. Namun di sisi lain, mereka belum mencapat taraf kedewasaan penuh sehingga tidak dapat dikategorikan sebagai orang dewasa. Masa remaja juga dianggap sebagai masa penyesuaian. Maksudnya, individu mulai masuk dan menghadapi lingkungan orang dewasa, yang memiliki peraturan dan norma tersendiri yang harus dipatuhi, berbeda dengan peraturan dan norma yang berlaku saat ia masih anak-anak. Itu sebabnya remaja harus mempelajari peranan orang dewasa dan hidup sebagai orang dewasa di lingkungan orang dewasa pula. Dalam perkembangannya, remaja mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi dan keinginan untuk memiliki banyak teman, namun kadangkadang untuk membangun hubungan dengan orang lain itu sendiri tidak mudah. Berhubungan dengan orang lain memerlukan keterbukaan diri, apabila individu mau membuka diri kepada orang lain, maka orang lain yang diajak bicara akan merasa aman dalam melakukan komunikasi antarpribadi yang akhirnya orang lain tersebut akan turut membuka diri. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyo (2005), keterbukaan atau sikap terbuka sangat berpengaruh dalam menumbuhkan komunikasi antarpribadi yang efektif. Keterbukaan adalah pengungkapan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang dihadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan untuk memberikan tanggapan kita di masa kini tersebut. Ketidakmampuan seorang remaja dalam mengungkapkan keinginan, perasaan serta mengaktualisasikan apa yang ada dalam diri mereka menjadikan

3 masalah yang dihadapi oleh remaja semakin besar. Sehingga, remaja memerlukan sebuah kemampuan dan keterampilan untuk mengungkapkan masalah yang mereka hadapi kepada orang lain, kemampuan dan keterampilan itu adalah komunikasi yang baik dengan lingkungan. Tercipta suatu hubungan yang baik dan sehat, seseorang perlu memiliki penerimaan diri yang baik. Sesuai dengan pendapat Supratiknya (dalam Mahayani, 2007) ada sejumlah kebutuhan di dalam diri manusia yang hanya dapat dipuaskan lewat komunikasinya dengan sesamanya. Manusia berhubungan dengan sesamanya karena mereka saling membutuhkan dan juga karena di dalam hubungan itu terjadi komunikasi dan lewat komunikasi itulah manusia bisa berkembang, termasuk proses perkembangan pribadi pada remaja. Proses perkembangan remaja merupakan suatu proses yang kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Misalnya faktor dari orang tua, guru, maupun teman sebaya. Menurut artikel http://melyloelhabox.blogspot.com/2012/12/membangunkepercayaan-dalam-komunikasi.html (2012), kemampuan memahami sudut pandangan orang lain memang sangat penting agar kita dapat berkomunikasi secara efekif. Salah satu yang sering menjadi penghambat dalam membangun hubungan antarpribadi yang intim adalah kesulitan mengkomunikasikan perasaan. Adapun untuk mengungkapkan perasaan, ada dua cara yang bias digunakan yakni secara verbal dan nonverbal. Mengungkapkan perasaan secara verbal ialah dengan mengungkapkan kata-kata, baik secara langsung mendeskripsikan perasaan yang kita alami maupun tidak sedangkan pengungkapan perasaan secara nonverbal ialah dengan menggunakan bahasa isyarat lain selain kata-kata, misalnya sorot

4 mata, raut muka, kepalan tinju, dan sebagainya.menurut Dewi, Sedanayasa, & Antari (2014), komunikasi interpersonal mempunyai dampak yang cukup besar bagi kehidupan remaja. Pada kenyataannya terdapat penelitian mengenai masalah kemampuan komunikasi Interpersonal remaja, diantaranya oleh Apollo (dalam Adawiyah 2012) yang mengemukakan bahwa 65% dari 60 siswa kelas II SMF Bina Farma Kota Madiun memiliki masalah dalam berkomunikasi interpersonal. Penelitian serupa dilakukan oleh Rilin (dalam savitri dan rakhmawati, 2007) juga menyatakan bahwa 26% dari 86 siswa kelas 2 SMU Muhammadiyah 1 Klaten mengalami kecemasan komunikasi interpersonal yang tinggi. Berdasarkan hasil dari pengalaman penulis terkait dengan masalah remaja yang diperoleh dari salah satu SMP di Kabupaten Klaten yaitu SMP Negeri 1 Pedan terdapat beberapa siswa yang kurang dapat menggunakan kemampuan komunikasi interpersonal dengan baik. Ketika di kelas, guru PKN sedang melakukan diskusi kelompok. Saat diberikan pertanyaan, terdapat beberapa siswa yang tidak mengangkat tangan untuk mengatakan pendapat. Lalu salah satu siswa diwawancara, siswa berinisial WE mengatakan bahwa saat diskusi kelompok hanya menyimpan pendapatnya dikarenakan kesulitan mengungkapkan pendapat dan merasa takut jika pendapatnya salah.kemudian saat wawancara dengan guru BK di sekolah tersebut, guru BK mengatakan bahwa ada siswa pemalu dan kurang percaya diri di sekolah. Siswa berinisial S adalah seorang anak yang orang tuanya mengalami broken home. S sekarang diasuh oleh neneknya saja. Di lingkungan sekolah S menjadi terisolir, sehingga memiliki komunikasi yang

5 kurang dengan teman sebayanya. Setelah di selidiki di rumahnya, sifat pemalu tersebut dikarenakan kurangnya perhatian dan kurang adanya komunikasi dari kedua orangtuanya. Sehingga membuat diri siswa tersebut pendiam dan tidak terbuka jika ditanyai tentang diri dan keluarganya. Individu satu dengan individu yang lain yang saling berinteraksi tidak akan terlepas oleh komunikasi. Menurut Muhammad (2007), komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan orang lain yang dapat diketahui respon dari pelaku komunikasi itu secara langsung. Menurut Rakhmat (2001) manusia menggunakan 70% dari waktunya untuk berkomunikasi. Menurut Dicky (2012), komunikasi didefinisikan secara luas sebagai berbagi pengalaman. Sampai batas tertentu, setiap makhluk dapat dikatakan melakukan komunikasi dalam pengertian berbagi pengalaman. Hal yang membuat komunikasi manusia menjadi unik adalah kemampuannya menggunakan bahasa dan kepercayaan individu dalam penyusunan Bahasa. Sebagai komunikasi yang paling baik, komunikasi antarpribadi berperan penting sampai kapanpun, selama manusia masih berinteraksi dengan orang lain. Kenyataannya komunikasi tatapmuka ini membuat manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi lewat media massa seperti surat kabar, televisi, ataupun lewat teknologi tercanggihpun. Harapannya, sesuai dengan kutipan yang di ambil dalam artikel ini, https://nehemiapath.wordpress.com/2011/11/10/keterbukaandalamberkomunikasi/ (2011), Komunikasi yang terbuka akan mempererat kehangatan hubungan antar

6 individu. Dengan membuka diri, tidak menutup-nutupi, menerima kekurangan dan kelebihan lawan bicara atau dengan kata lain menerima apa adanya, pastilah hubungan satu dengan lainnya akan terjalin dengan baik. Dengan komunikasi yang terbuka maka hubungan persahabatan akan menjadi semakin erat, keluarga akan semakin bahagia dan harmonis. Menurut Rahmat (2009), komunikasi antarpribadi dipengaruhi oleh persepsi interpersonal, konsep diri, atraksi interpersonal, dan hubungan interpersonal. Dalam penelitian ini yang mempengaruhi komunikasi interpersonal adalah konsep diri. Rahmat (2000) menjelaskan konsep diri sebagai pandangan dan perasaan mengenai diri sendiri. Persepsi mengenai diri sendiri dapat bersifat psikis, sosial, dan fisik. Konsep diri dapat berkembang menjadi konsep diri negatif dan positif. Individu yang mempunyai konsep diri positif dan interaksi sosial teman sebaya yang baik akan mempunyai kemandirian belajar pada dirinya. Individu yang mempunyai keyakinan pada dirinya didukung oleh interaksi sosial teman sebaya yang baik dimana individu dapat berdiskusi bersama, mengerjakan tugas bersama dan belajar bersama akan mempunyai kemandirian belajar. Kegiatankegiatan tersebut dapat menjadi tempat individu untuk belajar mengambil inisiatif, mengeluarkan gagasan, mengambil keputusan dan mempertanggungjawabkan keputusan yang terkait dengan pelajaran. Hal ini mendukung pembentukan kemandirian belajar (Arum, 2015). Rakhmat (2004) mengungkapkan bahwa bagaimana cara seseorang menghadapi orang lain dipengaruhi oleh bagaimana individu memandang dirinya.

7 Respon-respon interpersonal seseorang sering merupakan refleksi dari kognisinya terhadap diri sendiri. Permasalahan utama dalam komunikasi interpersonal adalah rasa khawatir tentang respon atau penilaian orang lain terhadap dirinya, yaitu mengenai apa yang disampaikan dan bagaimana menyampaikannya. Menurut Yunata, Indati, & Nugraha, 2012, bila seorang remaja kesulitan dalam mengkomunikasikan gagasannya kepada orang lain, tidak mampu berbicara di depan umum, atau ragu dalam menyampaikan pendapatnya, maka kemampuan komunikasi dan konsep dirinya tidak akan berkembang. Untuk itu, diharapkan seorang remaja dapat berkomunikasi dengan baik, sehingga konsep dirinya dapat berkembang. Hubungan dengan konsep diri dan komunikasi mungkin dapat disimpulkan dengan berpikir positif. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti merumuskan bahwa rumusan masalah dalam penelitian ini Apakah ada hubungan antara konsep diri Dengan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Pada Remaja?. Dari rumusan tersebut peneliti mengajukan penelitian dengan judul Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Pada Remaja. B. Tujuan Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui: 1. Hubungan antara konsep diri dengan kemampuan komunikasi interpersonal pada remaja. 2. Tingkat kemampuan komunikasi interpersonal remaja. 3. Kondisi konsep diri remaja.

8 4. Sumbangan efektif konsep diri terhadap kemampuan komunikasi interpersonal pada remaja. C. Manfaat Adapun manfaat yang akan didapat adalah sebagai berikut: 1. Bagi Remaja, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai konsep diri dan kemampuan komunikasi interpersonal pada remaja,sehingga remaja dapat lebih mengembangkan konsep dirinya agar mampu menciptakan, membina dan mempertahankan kemampuan komunikasi interpersonalnya dengan baik dan akan membawa diri pada kedewasaan sehingga mampu menghadapi kenyataan hidup. 2. Bagi orang tua, orang tua memiliki peran yang sangat penting bagi remaja seperti membimbing dalam pembentukan konsep diri remaja yang baik. Orang tua memberikan pengasuhan yang tepat dalam tumbuh dan berkembang remaja sehingga dapat menemukan identitas dirinya. 3. Bagi guru, guru memberikan kontribusi terhadap interaksi sosial remaja di sekolah. Guru juga dapat memantau interaksi sosial remaja dengan teman sebayanya. 4. Bagi teman sebaya, teman sebaya memiliki peran yang penting juga dalam pembentukan konsep diri remaja. Interaksi dengan teman sebaya akan mempengaruhi remaja dalam berkomunikasi satu sama lain.