MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH. Cicih Sutarsih, M.Pd

dokumen-dokumen yang mirip
Manajemen Mutu Pendidikan

MATERI KULIAH MANAGEMEN BERBASIS SEKOLAH. By: Estuhono, S.Pd, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia

PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN KOMPONEN-KOMPONEN SEKOLAH DALAM KERANGKA MBS. Rahmania Utari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan otonomi daerah harus diartikan sebagai upaya pemberdayaan daerah dan masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang mengutamakan perluasan pengetahuan. Diharapkan pendidikan dapat

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH. OLEH: ASEP SURYANA,M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

SEJARAH MBS DAN PENERAPANNYA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. keinginan pemerintah dan kebutuhan masyarakat. Paradigma baru manajemen

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH PADA ERA GLOBALISASI. Paningkat Siburian. Abstrak

yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, propinsi, kabupaten dan kota.

Manajemen Berbasis Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu permasalahan pendidikan di Indonesia adalah kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi kewenangan ke tingkat sekolah.

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KOMITE SEKOLAH WALIKOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. investasi. Dengan demikian nilai modal ( human capital ) suatu bangsa tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Secara konseptual desentralisasi pendidikan adalah suatu proses dimana suatu

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan satu paket kebijakan tentang otonomi daerah yaitu: Undang-

APA ITU DAERAH OTONOM?

MEMBERDAYAKAN KOMITE SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MUTU LAYANAN PENDIDIKAN. Oleh : Alpres Tjuana, S.Pd., M.Pd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

B U P A T I N G A W I PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan paradigma pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. manfaat penelitian secara teoritik dan praktis, serta penegasan istilah.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bidang pengelolaan keuangan negara maupun daerah. Akuntabilitas

BAB I PENDAHULUAN. School Based Management atau Manajemen Berbasis Sekolah. Dikarenakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR MENURUT PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah. Namun karena sudah tidak sesuai dengan perkembangan keadaan,

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat.

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG

BAB V P E N U T U P. berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta. perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi.

BAB I PENDAHULUAN. dan saling mengisi. Peran kepala sekolah adalah sangat penting dalam melakukan. penting guna meningkatkan kualitas pengajaran.

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR

BAB I PENDAHULUAN. diamanatkan dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Pendidikan yang bermutu akan diperoleh pada sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan juga merupakan cara yang efektif sebagai proses nation and

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Salah satu upaya untuk meningkatkan peluang berpartisipasi tersebut

PELAKSANAAN FUNGSI KOMITE SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE KECAMATAN BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah

Disampaikan oleh Ketua Dewan Pendidikan Kota Depok Oktober 2016

I. PENDAHULUAN. terselenggaranya tata pemerintahan yang baik (good governance). Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang direvisi dengan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, serta efisiensi manajemen pendidikan dalam menghadapi tuntutan

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem sentralisasi ke desentralisasi menjadi salah satu wujud pemberian tanggungjawab

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang merupakan tempat dimana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya

B A B I PENDAHULUAN. Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, yang berlaku

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa dan Negara yang otentik

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dibidang peningkatan mutu pendidikan sangat diperlukan tertutama

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN SEKOLAH

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 48.A 2012 SERI : E A BEKPERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 48.A TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SIGNIFIKANSI PERAN MASYARAKAT DALAM IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS)

BAB I PENDAHULUAN. yang bernama komite sekolah (SK Mendiknas Nomor 044/U/2002). karena pembentukan komite sekolah di berbagai satuan pendidikan atau

SAMBUTAN KEPALA BAPPENAS Dr. Djunaedi Hadisumarto

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Kepmendiknas tersebut telah. operasional Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah..

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 044/U/2002 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di sekolah sehingga apa yang menjadi kelebihan sekolah dapat lebih

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG,

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 25 tahun 1999 tentang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pengelolaan pemerintahan yang baik. Salah satu agenda reformasi yaitu

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR TAHUN.

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

I. PENDAHULUAN. Peran serta masyarakat dalam pendidikan pada dasarnya bukan merupakan sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan dan kebutuhan masyarakat Indonesia pada umumnya terhadap

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (SCHOOL- BASED MANAGEMENT) DALAM RANGKA DESENTRALISASI PENDIDIKAN

KEPALA DESA MIAU MERAH KABUPATEN KAPUAS HULU PERATURAN DESA MIAU MERAH NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA

pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia yang berarti

PERAN SERTA MASYARAKAT/ STAKE HOLDERS DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, yang secara umum bertumpu pada dua paradigma baru yaitu

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian tentang peran komite

BAB I PENDAHULUAN. prinsip kemandirian, kerjasama, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.

BAB I PENDAHULUAN. baik pusat maupun daerah, untuk menciptakan sistem pengelolaan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Refika Aditama, 2008), cet. 1, hlm Rohiat, Kecerdasan Emosional Kepemimpinan Kepala Sekolah,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang saling berkaitan. Empat komponen yang di maksud adalah

Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah Hotel Grand Mercure, DKI Jakarta, 2017

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN. (Lembaran Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 2 Tahun 2014 Seri E BUPATI SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

RESPONDEN KEPALA SEKOLAH

Transkripsi:

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Bahan Diklat Teknis Manajemen Kepala Sekolah SMP di Lingkungan Provinsi Jawa Barat Oleh: Cicih Sutarsih, M.Pd UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Desember 2006

KONSEP DASAR MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Manajemen Berbasis Sekolah (School-Based Management) merupakan sistem pengelolaan persekolahan yang memberikan kewenangan dan kekuasaan (authority and responsibility) kepada institusi sekolah sesuai dengan potensi, tuntutan, dan kebutuhan sekolah yang bersangkutan Pemberian kewenangan dalam pengambilan keputusan dipandang sebagai otonomi di tingkat sekolah dalam pemberdayaan sumber-sumber (resources) sehingga sekolah mampu secara mandiri menggali, mengalokasikan, menentukan prioritas, memanfaatkan, mengendalikan, dan mempertanggungjawabkan (akuntabilitas) kepada setiap yang berkepentingan (stakeholders)

KARAKTERISTIK DASAR SCHOOL BASED MANAGEMENT Pemberian otonomi yang luas kepada sekolah Partisipasi masyarakat dan orang tua siswa yang tinggi Kepemimpinan sekolah yang demokratis dan profesional Adanya team-work yang tinggi dan profesional

PARADIGMA KONSEP MBS DI INDONESIA Aspek Edukatif Aspek Politik Desentralisasi Kurikulum PBM Sumber Daya MBS Perbaikan Mutu Peningkatan Kinerja Sekolah Efisiensi Manajemen Efisiensi Keuangan Aspek Administratif Aspek Finansial Komitmen Stakeholders Bangun Model Tujuan Politik Pemerataan Kesempatan Analisis SWOT Profesionalisasi

RASIONALISASI PELAKSANAAN MBS Reformasi Kebijakan Pembangunan Nasional yang berdampak terhadap kebijakan pembangunan pendidikan, dengan dikeluarkannya: UU No.22/1999 (Pemerintahan Daerah); PP No.25/2000 (Pembagian Kewenangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah); PP No.84/2000 (Dinas dan Eselonisasi Jabatan Dinas/Lembaga Baru di Daerah Otonom) Sekolah merupakan lembaga layanan jasa pendidikan yang harus berupaya meningkatkan mutu pelayanan dan mutu hasil pembelajaran, serta dituntut untuk bertanggungjawab atas seluruh komponen sekolah kepada stakeholders MBS menekankan kesiapan pengelola di berbagai level untuk melakukan peran sesuai dengan kewajiban, kewenangan, dan tanggungjawabnya, serta keterlibatan yang tinggi (high involvement model) dari stakeholders

DASAR HUKUM UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah PP No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom Kepmendiknas No. 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah SK Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat No. 420/Kep.2556-Disdik/2001 tentang Penerapan MBS di Jawa Barat

PENGERTIAN DEWAN SEKOLAH Lembaga non profit dan non politis yang dibentuk berdasarkan musyawarah yang demokratis oleh para stakeholders pendidikan ditingkat sekolah sebagai representasi dari berbagai unsur yang bertanggungjawab terhadap peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

TUGAS DAN FUNGSI DEWAN SEKOLAH 1. Penyusunan Perencanaan Stratejik Sekolah 2. Penyusunan Perencanaan Tahunan Sekolah 3. Mengadakan pertemuan untuk menampung dan membahas berbagai kebutuhan, masalah, aspirasi serta ide-ide yang disampaikan anggota Dewan Sekolah 4. Memikirkan upaya-upaya untuk memajukan sekolah sesuai dengan aspirasi stakeholders 5. Mendorong sekolah untuk melakukan internal monitoring (school selfassessment) 6. Membahas hasil-hasil tes standar yang dilakukan oleh lembaga/institusi eksternal dalam upaya menjaga jaminan mutu (quality assurance) 7. Membahas Laporan Tahunan Sekolah sehingga memperoleh penerimaan Dewan Sekolah 8. Memantau kinerja sekolah, yang meliputi kinerja manajemen sekolah, kepemimpinan kepala sekolah, mutu belajar mengajar baik dalam aspek intra maupun ekstra kurikuler.

DEWAN SEKOLAH Implementasi Kebijakan (Kendali Mutu) LEMBAGA PENGKAJIAN MUTU PENDIDIKAN (KINERJA SEKOLAH) Perumusan Kebijakan DEWAN SEKOLAH TINGKAT KECAMATAN DEWAN SEKOLAH TINGKAT SEKOLAH Pemberian Advis DEWAN PAKAR SEKOLAH

Contoh STRUKTUR ORGANISASI DEWAN SEKOLAH KETUA DEWAN SEKOLAH BENDAHARA DEWAN SEKOLAH SEKRETARIS DEWAN SEKOLAH BIDANG PENGGALIAN SUMBER DAYA SEKOLAH BIDANG PENGELOLAAN DANA MASYARAKAT BIDANG PENGENDALIAN KUALITAS PELAYANAN PENDIDIKAN BIDANG JARINGAN KERJASAMA ANGGOTA

a. Anggota Biasa: - Perwakilan orang tua siswa, - Perwakilan siswa, - Tokoh masyarakat, - Pejabat pemerintahan, - Dunia usaha, UNSUR-UNSUR DEWAN SEKOLAH - Pejabat pengendalian pendidikan, - Perwakilan Forum Alumni b. Anggota Mitra Sejajar: - Kepala Sekolah - Wakil Guru c. Anggota Luar Sekolah Biasa dan Kehormatan: - Anggota masyarakat - Anggota masyarakat yang dijadikan figur - Pakar pendidikan

KOMPONEN DAN SUB KOMPONEN PENILAIAN KEBERHASILAN IMPLEMENTASI MBS DI JAWA BARAT NO. KOMPONEN SUB KOMPONEN 1. Peningkatan Kemandirian Sekolah 1.1. Perencanaan Program Sekolah 1.2. Pelaksanaan Program Sekolah 1.3. Pengawasan Program Sekolah 1.4. Pengambilan Keputusan 2. Peningkatan Kualitas Sekolah 2.1. Kulaitas Pembelajaran 2.2. Hasil Belajar Siswa 2.3. Budaya Sekolah 3. Peningkatan Partisipasi Masyarakat 3.1. Partisipasi Orang Tua Siswa 3.2. Partisipasi Komite Sekolah 3.3. Partisipasi Masyarakat Luas 4. Peningkatan Kesejahteraan 4.1. Ketersediaan Sistem Penghargaan 4.2. Pengembangan Profesional Guru/Staf 5. Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas 5.1. Penerimaan Sumber Daya Sekolah 5.2. Pengalokasian Sumber Daya 5.3. Pertanggungjawaban