SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Prodi Pendidikan Matematika FKIP UNP Kediri

dokumen-dokumen yang mirip
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC DENGAN STRATEGI TEAM GAME TOURNAMENT

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT BERBASIS KOMPUTER PADA SISWA SMP KELAS VIII

PENELITIAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STRATEGI JIGSAW DAN BAMBOO DANCINGSERTA MOTIVASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE BERBANTU KARTU MASALAH DAN THINK PAIR SHARE BERBANTU KARTU MASALAH DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL

ARTIKEL SKRIPSI OLEH : LINDA SEPTIANI NPM :

Yudhi Hanggara 1, Wajubaidah

Eksperimentasi Model Pembelajaran RME, NHT, dan MPL Terhadap Hasil Belajar Siswa SMPN 3 Balikpapan

BAB IV HASIL PENELITIAN

Mahasiswa Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dosen Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE JIGSAW DAN GROUP INVESTIGATIONN DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VII

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

EKSPERIMENTASI METODE PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMP

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Matematika OLEH:

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN CRH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

Mahasiswa Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dosen Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR ANTARA SFE DAN MODEL KONVENSIONAL PADA KUBUS DAN BALOK SMP N 39 PURWOREJO

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN MIND MAP

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Matematika OLEH :

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 45 hingga 53

KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DITINJAU DARI KREATIVITAS MAHASISWA

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN HYPNOTEACHING DAN EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI LIMIT FUNGSI

BAB IV HASIL PENELITIAN

*Keperluan korespodensi,

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DITINJAU DARI KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Data Nilai Ulangan Semester I Siswa Kelas VII Tahun Pelajaran 2014/2015 Kelas

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF KOMBINASI STAD DAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII DI MTS USB SAGULUNG BATAM

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PROJECT BASED LEARNING DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 7, No. 1, 2016, Hal

KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DAN KONVENSIONAL DITINJAU DARI DISIPLIN BELAJAR MAHASISWA

Santi Widyawati Dosen Program Studi Pendidikan Matematika IAIM NU Metro Lampung ABSTRAK

*Keperluan korespondensi : , ABSTRAK

*Keperluan korespondensi, tel/fax : ,

*keperluan Korespondensi, no. HP ABSTRAK

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2017 UIN Raden Intan Lampung 6 Mei 2017

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Institut Agama Islam Ma arif NU (IAIMNU) Metro Lampung

Agus Setiawan, M.Pd. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika IAIM NU Metro Lampung ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL SAVI DAN MASTER DITINJAU DARI KEMANDIRIAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Matematika

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

Artikel Publikasi Ilmiah Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEMANDIRIAN SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Naba Hamida*, Bakti Mulyani 2, dan Budi Utami 2 1 Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta

*Keperluan korespondensi, telp: ,

EFEKTIFITAS STRATEGI PEMBELAJARAN INFO SEARCH BERBASIS PMR PADA PEMBELAJARAN STATISTIKA DASAR II DITINJAU DARI KECERDASAN INTERPERSONAL MAHASISWA

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta 2

Pendidikan Matematika, FPMIPA, IKIP PGRI Madiun

EFEKTIVITAS STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA KELAS VII

PENGARUH MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVIS TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH FISIKA KUANTUM

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN TPS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI DAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR

Malia 1, Dodik Mulyono², Reny Wahyuni³ STKIP-PGRI Lubuklinggau

Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Penemuan Terbimbing dan Model Pengajaran Langsung

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING BERBASIS MULTIMEDIA DITINJAU DARI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

Abstrak. Kata kunci : Efektivitas, PMC, TGT, Prestasi, Gaya Kognitif.

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

STUDI PERBANDINGAN ANTARA STRATEGI PEMBELAJARAN DISCOVERY DAN EKSPOSITORI TERHADAP KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Yuliana 1), M Ridlo Yuwono 2) 1)2) Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Widya Dharma Klaten,

*Keperluan korespondensi, HP: , ABSTRAK

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

*keperluan korespondensi, tel/fax : ,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAVI DAN AIR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

Oleh: Sumaji. Kata kunci : Pembelajaran Matematika, Group Investigation, Aktivitas Belajar.

EKSPERIMENTASI METODE PEMBELAJARAN QSH DAN MODEL PEMBELAJARAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Puger Honggowiyono, Dedy Arif Budiawan

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

Mei Dwi Utami 1,*, Sri Mulyani 2, dan Ashadi 2 1 Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

STUDI KOMPARASI TIPE STAD DAN TGT PADA MATERI KOLOID DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN 2011/2012

OLEH : LITA DEWI SUSANTARI NPM :

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia 2

Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

Oleh Tri Andari IKIP PGRI Madiun

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Matematika

MODEL PEMBELAJARAN PROBING- PROMPTING DAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE)

Transkripsi:

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW MENGGUNAKAN MIND MAPPING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI PESERTA DIDIK KELAS X PADA POKOK BAHASAN AKAR, PANGKAT DAN LOGARITMA DI SMA NEGERI 4 KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Prodi Pendidikan Matematika FKIP UNP Kediri OLEH : PI AYUK CATUR KUSUMANINGRUM NPM : 11.1.01.05.0161 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015 FKIP Pend. Matematika Page 1

FKIP Pend. Matematika Page 2

FKIP Pend. Matematika Page 3

FKIP Pend. Matematika Page 4

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN MENGGUNAKAN MIND MAPPING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI PESERTA DIDIK KELAS X DI SMA NEGERI 4 KEDIRI TH. 2015/2016 Pi Ayuk Catur Kusumaningrum Progam Studi Pendidikan Matematika FKIP UNP Kediri Email : piayuk.caturkusuma@yahoo.com Abstrak Penelitian ini di latar belakangi dari kenyataan bahwa pembelajaran matematika masih didominasi oleh aktivitas guru menyebabkan peserta didik menjadi pasif, sehingga hasil belajar matematika menjadi rendah. Pembelajaran yang didominasi oleh guru, juga menyebabkan interaksi antara guru dan peserta didik menjadi berkurang yang berdampak pada kurangnya kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi. Permasalahan penelitian ini adalah (1) Model pembelajaran manakah yang memperoleh hasil belajar yang lebih baik antara Jigsaw menggunakan Mind Mapping dengan Jigsaw, Jigsaw menggunakan Mind Mapping dengan langsung, Jigsaw dengan langsung? (2) Manakah yang memperoleh hasil belajar yang lebih baik antara peserta didik yang mempunyai kemampuan komunikasi tinggi, sedang dan rendah? (3) Apakah pada tiap-tiap model pembelajaran yang digunakan, hasil belajar yang diperoleh peserta didik yang mempunyai kemampuan komunikasi tinggi lebih baik daripada peserta didik yang mempunyai kemampuan komunikasi sedang dan rendah? Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif, metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode tes dan angket, uji hipotesis uji analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah (1) Hasil belajar yang diperoleh pada model pembelajaran Jigsaw menggunakan Mind Mapping sama baiknya dengan model pembelajaran Jigsaw dan langsung serta hasil belajar yang diperoleh pada model pembelajaran Jigsaw sama baiknya dengan model pembelajaran langsung. (2) Hasil belajar yang diperoleh peserta didik yang mempunyai kemampuan komunikasi tinggi sama baiknya dengan peserta didik yang mempunyai kemampuan komunikasi sedang dan rendah, serta hasil belajar yang diperoleh peserta didik yang mempunyai kemampuan komunikasi sedang sama baiknya dengan peserta didik yang mempunyai kemampuan komunikasi rendah. (3) Hasil belajar matematika yang diperoleh pada tiap-tiap model pembelajaran yang digunakan sama baiknya diterapkan pada setiap kemampuan komunikasi yang dimiliki peserta didik. Kata Kunci : Model Pembelajaran Jigsaw dan Mind Mapping, Hasil Belajar, Kemampuan Komunikasi FKIP Pend. Matematika Page 5

1. PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Peraturan Pemerintah Replubik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, ispiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan pengembangan fisik serta psikologis peserta didik. Secara singkatnya, undangundang tersebut berharap, pendidikan dapat menjadikan peserta didik yang kompeten dalam bidangnya. Dimana kompeten tersebut, sejalan dengan tujuan kurikulum 2013 yaitu untuk mempersiapkan insan Indonesia yang memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah salah satu usaha yang dilakukan sekarang ini adalah mengubah model pembelajaran yang selama ini diterapkan dengan menerapkan berbagai alternatif model yang sesuai dengan paradigma baru pembelajaran yaitu, pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student center), dimana guru lebih banyak menjadi fasilitator dan motivator dalam membimbing peserta didik melakukan kegiatan matematika (doing mathematics). Pemilihan model pembelajaran dipandang penting dalam pembelajaran agar proses yang dilakukan dapat tepat sasaran. Artinya, model yang diterapkan pada pembelajaran haruslah dapat secara efektif dan efisien meningkatkan hasil belajar peserta didik khususnya pada mata pelajaran matematika. Kenyataan yang terjadi hingga saat ini, hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika masih rendah. Rendahnya dalam penalaran, pemahaman konsep, pemecahan masalah dan keterampilan dalam berkomunikasi pada mata pelajaran matematika dikarenakan, proses pembelajaran yang FKIP Pend. Matematika Page 6

dilakukan oleh guru hanya terpaku pada penyelesaian soal, pemberian materi secara informatif, memberikan contoh soal, lalu memberikan soal sebagai bahan untuk latihan, kerutinan seperti inilah yang akan membuat peserta didik cenderung diam dan bosan terhadap mata pelajaran matematika, jika hal ini dibiarkan secara terus menerus, maka peserta didik akan menunggu jawaban dari guru, mengerjakan yang hanya diperintahkan oleh guru saja, mudah menyerah jika mendapatkan soal yang lebih sulit dan hanya diam padahal mereka belum paham tentang materi yang dijelaskan, sehingga kemampuan dalam berkomunikasi menjadi rendah. Pemilihan model pembelajaran yang tepat diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik ditinjau dari kemampuan dalam berkomunikasi. Salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada kerja kelompok peserta didik dalam membentuk kelompok kecil sehingga, peserta didik memiliki banyak kesempatan untuk berbicara mengemukakan pendapatnya, mengolah informasi sehingga dapat meningkatkan keterampilan dalam berkomunikasi. Menurut Anita Lie (dalam Rusman, 2010: 218) pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terbukti dapat meningkatkan kemampuan akademik peserta didik. Hal ini ditunjukkan dengan keberanian peserta didik mengemukakan pendapat, bekerja sama, mengembangkan diri, bertanggungjawab secara individu, saling ketergantungan positif, dan interaksi individu maupun kelompok. Untuk lebih mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran matematika, pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw akan dimodifikasi dengan menggunakan Mind Mapping. Menurut Iwan Sugiarto (dalam Mulyatiningsih, 2011: 238) Mind Mapping adalah teknik meringkas bahan yang akan dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya. Mind Map menjadikan peserta didik lebih kreatif, lebih mudah memahami dan mudah mengingat sebuah materi. Modifikasi antara model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan Mind Mapping memiliki beberapa kelebihan dalam pembelajaran matematika. Oleh FKIP Pend. Matematika Page 7

karena itu, model pembelajaran tersebut diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik ditinjau dari kemampuan komunikasinya. Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menggunakan Mind Mapping ditinjau dari kemampuan komunikasi peserta didik kelas X. Pokok bahasan pada penelitian ini adalah bentuk pangkat, akar dan logaritma, karena sebagaian besar banyak hafalan rumus dan banyak notasi atau simbol yang harus dipahami. Sehingga peserta didik dituntut untuk memahami seluruh materi tersebut. Namun pada kenyataannya, peserta didik mengalami kesulitan dalam pemahaman materi tersebut. Hal ini dapat dilihat, sebagian besar peserta didik mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan sifat-sifat atau rumus logaritma dalam berbagai kemungkinan cara atau penyelesaian sebuah soal matematika. Selain itu, sebagian besar peserta didik juga tidak terbiasa dalam membuat visualisasi untuk mendeskripsikan masalah matematika, seringkali peserta didik mengalami kesulitan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya kemampuan komunikasi matematis peserta didik dalam pemahaman rumus dan notasi atau simbol matematika. Peserta didik diharuskan mampu mengerjakan soal-soal yang berhubungan dengan rumus dan notasi atau simbol matmatika yang menuntut kemampuan dalam pemecahan masalah, berargumentasi dan berkomunikasi. Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA Negeri Kota Kediri yaitu SMA Negeri 4 Kediri. Pemilihan tempat penelitian tersebut didasarkan pada alasan bahwa kemampuan akademik sekolah ini tergolong rendah, terbukti dengan perolehan rangking 7 dari 8 SMA Negeri Kota Kediri pada hasil nilai UAN (Ujian Akhir Nasional) tahun 2014/2015. Selain itu, berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan di SMA Negeri 4 Kediri kelas X dan pendapat guru matematika kelas X, menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran matematika masih banyak didominasi oleh aktivitas guru. Hal ini dapat dilihat pada saat guru menjelaskan materi peserta didik cenderung diam, hanya mendengarkan penjelasan dari guru, kurang berani memberikan pendapat pada saat guru memberikan pertanyaan, atau menanggapi jawaban teman lainnya, bahkan takut bertanya walaupun sebenarnya belum paham tentang apa yang FKIP Pend. Matematika Page 8

dipelajari, peserta didik hanya mengerjakan atau mencatat apa yang diperintahkan guru. Sehingga kemampuan peserta didik dalam memberikan alasan rasional terhadap suatu pernyataan dianggap kurang. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan dalam berkomunikasi peserta didik masih kurang. Tujuan penelitian ini ingin mengetahui : (1) Model pembelajaran mana yang menghasilkan hasil belajar matematika yang lebih baik antara model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menggunakan Mind Mapping dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, dan model pembelajaran langsung, serta model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan pembelajaran langsung; (2) Manakah yang memberikan hasil belajar matematika yang lebih baik antara peserta didik yang mempunyai kemampuan komunikasi tinggi, sedang dan rendah; (3) Apakah pada tiap-tiap model pembelajaran yang digunakan, peserta didik yang mempunyai kemampuan komunikasi tinggi dapat memperoleh hasil belajar matematika yang lebih baik daripada peserta didik yang mempunyai kemampuan komunikasi sedang dan rendah, serta peserta didik yang mempunyai kemampuan komunikasi sedang dapat memperoleh hasil belajar matematika yang lebih baik daripada peserta didik yang mempunyai kemampuan komunikasi rendah. 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 4 Kota Kediri, dengan subjek penelitian adalah seluruh peserta didik kelas X pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. Langkah dalam pengambilan sampel yaitu dengan cluster random sampling. Pengambilan sampel terdiri dari dua kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Dari kelas X, diambil secara acak tiga kelas yaitu dua kelas eksperimen (kelas eksperimen I yaitu X 2 dan kelas eksperimen II yaitu X 3) dan satu kelas kontrol (kelas X 1). Kelas eksperimen I mendapat perlakuan model pembelajaran Jigsaw menggunakan Mind Mapping, kelas eksperimen II mendapat perlakuan model pembelajaran Jigsaw dan kelas kontrol (model pembelajaran langsung) tidak mendapatkan perlakuan. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu karena peneliti tidak mungkin melakukan kontrol atau manipulasi pada semua variabel yang relevan FKIP Pend. Matematika Page 9

kecuali, beberapa variabel yang diteliti. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran dan kemampuan komunikasi peserta didik dengan 3 kategori yaitu kemampuan komunikasi tinggi, kemampuan komunikasi sedang dan kemampuan komunikasi rendah. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain faktorial 3 x 3 dengan teknik analisis of varians (anova). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket untuk memperoleh data tentang kemampuan komunikasi peserta didik, dan tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar matematika peserta didik. Sebelum instrumen digunakan, terlebih dahulu diadakan penilaian pada lembar validasi yang dilakukan oleh ahli/validator, jika validator setuju dengan semua kriteria yang ditentukan sehingga butir telah sesuai/cocok dengan semua kriteria yang ditentukan, selanjutnya diadakan ujicoba instrumen. Uji coba instrumen digunakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen. Setelah dilakukan ujicoba, kemudian dilakukan analisis butir soal dan analisis instrumen tes dan angket. Berdasarkan desain penelitian di atas uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalan anava dua jalan dengan sel yang tak sama. Namun, sebelum analisis tersebut dilakukan uji keseimbangan dan uji prasyarat analisis variansi yaitu uji normalitas menggunakan uji Lilliefors dan uji homogenitas menggunakan uji Chi Kuadrat (Budiyono, 2009). Dari hasil uji diperoleh masingmasing kelompok berdistribusi normal, dan berasal dari populasi yang homogen. Perhitungan analisis data pada penelitian ini dibantu dengan menggunakan SPSS Versi21. FKIP Pend. Matematika Page 10

ini: Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1, Tabel 2 dan Tabel 3 di bawah Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Uji Normalitas Keputusan Kesimpulan Kelas Jigsaw 0,103 0,156 H 0 Diterima Normal menggunakan Mind Map Kelas Jigsaw 0,061 0,156 H 0 Diterima Normal Kelas Langsung 0,087 0,156 H 0 Diterima Normal Kemampuan komunikasi tinggi Kemampuan komunikasi sedang Kemampuan komunikasi rendah 0,079 0,156 H 0 Diterima Normal 0,110 0,156 H 0 Diterima Normal 0,088 0,195 H 0 Diterima Normal Tabel 2. Hasil Uji Homogenitas Sampel Keputusan Kesimpulan Model Pembelajaran Kemampuan Komunikasi 9,374 18,307 H 0 Diterima Homogen 26,504 31,410 H 0 Diterima Homogen Tabel 3. Hasil Uji Keseimbangan Sumber JK dk RK Model Pembelajaran 123.438 2 61.719 0.679 3.09 Galat 14776.563 93 158.888 Total 14900.000 95 p H 0 diterima Kesimpulan Kemampuan Awal Sama 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Prosedur uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Analisis Variansi Dua Jalan dengan sel tak sama. Hasil perhitungan yang telah dilakukan disajikan dalam Tabel 4 berikut. FKIP Pend. Matematika Page 11

Berdasarkan Tabel 4, bahwa untuk model pembelajaran diperoleh nilai F a = 0,743 <, sehingga F a DK dengan demikian hipotesis nol diterima. Untuk kemampuan komunikasi diperoleh F b = 0,682 <, sehingga F b DK dengan demikian hipotesis nol diterima. Untuk interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan komunikasi diperoleh nilai F ab = 1,086 < sehingga F ab DK dengan demikian hipotesis nol diterima. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Pada efek utama model pembelajaran (A), H 0A diterima, berarti tidak ada pengaruh model pembelajaran yang diterapkan terhadap hasil belajar matematikanya. Jadi tidak perlu dilakukan uji lanjut pasca anava. b. Pada efek utama model pembelajaran (B), H 0B diterima, berarti tidak ada pengaruh kemampuan komunikasi yang dimiliki peserta didik terhadap hasil belajar matematikanya. Jadi tidak perlu dilakukan uji lanjut pasca anava. c. Pada efek interaksi (AB), H 0AB diterima, berarti tidak ada interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan komunikasi yang dimiliki peserta didik terhadap hasil belajar matematikanya. Jadi tidak perlu dilakukan uji lanjut pasca anava. Tabel 4. Rangkuman Analisis Variansi Sumber Variansi (JK) dk RK F hit F tab Model Pembelajaran(A) Kemampuan Komunikasi(B) 237.830 2 218.418 2 Interaksi (AB) 695.553 4 Error (Galat) Total 13927.73 4 373950.0 00 87 118.91 5 109.20 9 173.88 8 160.08 9 0.74 3 0.68 2 1.08 6 el 3.1 0 3.1 0 2.4 8 Sig. Keputus an 0.47 H 0A 9 Diterima 0.50 H 0B 8 Diterima 0.36 H 0AB 8 Diterima - - - - 96 - - - - - FKIP Pend. Matematika Page 12

PEMBAHASAN Hipotesis pertama dalam penelitian ini menyatakan bahwa hasil belajar yang diperoleh pada model pembelajaran Jigsaw menggunakan Mind Mapping sama baiknya dengan model pembelajaran Jigsaw dan langsung serta hasil belajar yang diperoleh pada model pembelajaran Jigsaw sama baiknya dengan model pembelajaran langsung. Berdasarkan rataan marginal (pada peserta didik yang diberikan model pembelajaran Jigsaw menggunakan Mind Mapping adalah 62.34, peserta didik yang diberikan model pembelajaran Jigsaw adalah 61.72, dan peserta didik yang diberikan model pembelajaran Langsung adalah 59.38) sehingga walaupun rataan marginalnya berbeda, namun perbedaan ini tidak signifikan. Kondisi ini, dikarenakan dalam model pembelajaran kooperatif Jigsaw menggunakan Mind Mapping dan model pembelajaran kooperatif Jigsaw, peserta didik mempunyai peran yang sama dalam menyampaikan ide/gagasan saat berdiskusi kelompok maupun individu. Setiap peserta didik mempunyai konsep yang berbeda dalam menyampaikan ide/gagasan-nya. Hal ini terbukti, selain menggunakan Mind Map beberapa peserta didik membuat rangkuman biasa. Selain itu, sebagian peserta didik dalam membuat Mind Map tidak dapat memasukkan jumlah detail informasi yang didapatkan, karena sebagian peserta didik belum terbiasa membuat Mind Map. Hal ini juga dialami pada peserta didik yang belum terbiasa menggunakan Mind Map, mereka akan merasa terlalu lama membuatnya. Selain hal diatas ada faktor-faktor lain yang tidak terkontrol ikut berpengaruh selama proses penelitian berlangsung. Faktor tersebut diantaranya: a) Kerjasama peserta didik dalam satu kelompok belum lancar karena adanya sebagian peserta didik yang tidak turut serta dalam menyelesaikan tugas kelompok dalam lembar aktivitas siswa. b) Adanya kesulitan dalam pembagian kelompok yang berpengaruh pada pembagian materi setiap individunya, dikarenakan beberapa peserta didik dispensasi/ijin meninggalkan proses KBM karena kepentingan sekolah. c) Adanya karakteristik anggota kelompok asal yang kurang percaya diri untuk menyampaikan materinya saat mengajar teman satu kelompoknya sehingga FKIP Pend. Matematika Page 13

kurang dapat dimengerti dan dipahami oleh teman sekelompoknya, akibatnya materi/informasi tidak tersampaikan dengan detail dan jelas. d) Penataan ruang belum terkondisikan dengan baik sehingga perlu waktu untuk mengubah posisi yang dapat menimbulkan kegaduhan dan membutuhkan waktu yang lama. Hasil analisis di atas selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Amir Mahmud (2011) yang menyimpulkan bahwa hasil belajar pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sama baiknya dengan pembelajaran langsung/konvensional pada materi bentuk aljabar. Hal ini disebabkan beberapa faktor antara lain: a). Dalam pembelajaran guru belum terbiasa menggunakan sistem modul, b). Siswa belum siap untuk mempelajari sendiri modul yang diberikan, c). Siswa masih perlu bimbingan lebih banyak dari guru. Penelitian ini juga selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hasian Nauli dkk (2013) yang menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar matematika yang signifikan antara siswa yang diberikan pembelajaran dengan metode pembelajaran Mind Mapping dengan siswa yang diberikan pembelajaran dengan metode mencatat tradisional pada materi lingkaran. Adapun penyebabnya antara lain: a). Selama pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping peneliti terlalu cepat dalam menjelaskan metode mind mapping, b). Peneliti tidak melakukan peninjauan terlebih dahulu terhadap keaktifan siswa di dalam kelas, sementara itu salah satu kelemahan metode pencatatan menggunakan peta pikiran (mind map) yaitu hanya siswa yang aktif yang terlibat, c). Tidak adanya pendekatan yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian. Hipotesis kedua dalam penelitian ini menyatakan bahwa hasil belajar yang diperoleh peserta didik yang mempunyai kemampuan komunikasi tinggi sama baiknya dengan peserta didik yang mempunyai kemampuan komunikasi sedang dan rendah, serta hasil belajar yang diperoleh peserta didik yang mempunyai kemampuan komunikasi sedang sama baiknya dengan peserta didik yang mempunyai kemampuan komunikasi rendah. Kemampuan komunikasi sebagai salah satu faktor penting dalam sebuah pembelajaran matematika. Kemampuan dalam berkomunikasi seharusnya dapat memberikan pengaruh positif terhadap FKIP Pend. Matematika Page 14

peserta didik untuk dapat memahami materi dengan baik yang didukung dengan partisipasi peserta didik secara emosional dan intelektual dalam proses belajar mengajar. Peserta didik yang memiliki kemampuan komunikasi tinggi dan sedang seharusnya dapat memahami materi yang sedang dipelajari dengan baik sehinggga mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Sedangkan peserta didik yang memiliki kemampuan komunikasi yang rendah akan mendapatkan hasil belajar yang kurang maksimal. Keputusan H 0B diterima, karena peserta didik yang memiliki kemampuan komunikasi tinggi dan sedang dalam mengikuti proses pembelajaran kurang sungguh-sungguh dan kurang konsentrasi yaitu peserta didik yang hanya mencontoh jawaban temannya dan ramai sendiri pada saat diskusi kelompok sehingga hasil belajar yang diperoleh sama dengan peserta didik yang memiliki kemampuan komunikasi yang rendah. Akibatnya, peserta didik yang mempunyai kemampuan komunikasi tinggi, sedang dan rendah mempunyai hasil belajar yang tidak berbeda (mengalami peningkatan yang sama). Hal ini juga disebabkan, peserta didik yang memiliki kemampuan komunikasi rendah seringkali ragu-ragu dan malu untuk menyampaikan pendapatnya kepada teman dan gurunya bahkan ketika guru memberikan kesempatan untuk bertanya, peserta didik memilih diam walaupun sebenarnya mereka belum paham tentang materi yang sedang dipelajari, akibatnya hasil belajar kurang maksimal. Hasil analisis di atas selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suci Kurnia Febriani (2012) yang menyimpulkan bahwa siswa dengan kemampuan komunikasi matematis tinggi memperoleh hasil belajar matematika yang sama baiknya dengan siswa yang mempunyai kemampuan komunikasi matematis sedang, dan siswa dengan kemampuan komunikasi matematis sedang memperoleh hasil belajar matematika yang sama baiknya dengan siswa yang mempunyai kemampuan komunikasi matematis rendah. Hipotesis ketiga dalam penelitian ini menyatakan bahwa hasil belajar matematika yang diperoleh pada tiap-tiap model pembelajaran yang digunakan sama baiknya diterapkan pada setiap kemampuan komunikasi yang dimiliki peserta didik. Hal ini disebabkan oleh, peserta didik masih dalam proses adaptasi/penyesuaian terhadap segala perubahan yang terjadi dalam proses belajar FKIP Pend. Matematika Page 15

mengajar yaitu pada model yang dikembangkan maupun pada pengajar, baik dalam kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Selain itu, suasana kelas masih belum kondusif karena masih banyak peserta didik yang melakukan kegiatan lain yang kurang mendukung pembelajaran. Hasil analisis di atas selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ayu Febriyanti dkk (2014) yang menyimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah tidak efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Hal ini dikarenakan presentase siswa memiliki kemampuan komunikasi yang baik setelah penerapan model pembelajaran berbasis masalah tidak lebih dari 70 % dan kemampuan komunikasi matematis siswa setelah penerapan sama dengan sebelum penerapan model pembelajaran berbasis masalah. Berdasarkan pengamatan, tampak sebagian siswa kurang berminat pada matematika sehingga tidak antusias dan bersemangat mengikuti pembelajaran. 4. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar yang diperoleh pada model pembelajaran Jigsaw menggunakan Mind Mapping sama baiknya dengan model pembelajaran Jigsaw dan langsung serta hasil belajar yang diperoleh pada model pembelajaran Jigsaw sama baiknya dengan model pembelajaran langsung. Hasil belajar yang diperoleh peserta didik yang mempunyai kemampuan komunikasi tinggi sama baiknya dengan peserta didik yang mempunyai kemampuan komunikasi sedang dan rendah, serta hasil belajar yang diperoleh peserta didik yang mempunyai kemampuan komunikasi sedang sama baiknya dengan peserta didik yang mempunyai kemampuan komunikasi rendah. Hasil belajar matematika yang diperoleh pada tiap-tiap model pembelajaran yang digunakan sama baiknya diterapkan pada setiap kemampuan komunikasi peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka penulis menyarankan hendaknya bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai acuan untuk melakukan penelitian dengan lebih FKIP Pend. Matematika Page 16

mendetail dan lebih sempurna lagi. Hasil penelitian hanya terbatas pada materi bentuk akar, pangkat dan logaritma, sehingga masih memungkinkan untuk diujicobakan pada materi lainnya dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menggunakan Mind Mapping dalam meningkatkan kemampuan komunikasi peserta didik dengan pokok bahasan yang berbeda, dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang berbeda pula, dengan mengantisipasi masalah/kendala yang terjadi pada penelitian ini sebagai bahan pertimbangan, dengan menerapkan lebih dalam lagi agar implikasi hasil penelitian tersebut dapat diterapkan di sekolah. 5. DAFTAR PUSTAKA Budiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Surakarta: UNS Press. Dian Devita Yohanie. 2015. Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Model Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Siswa Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas X Sma Negeri 8 Kediri. Jurnal Math Educator Nusantara, (On Line), 1(1): 47-54, ISSN: 2459-9735, tersedia: http://efektor.unpkediri.ac.id/index.php/matematika/article/view/123/76, diunduh 18 Mei 2015. Mulyatiningsih,Endang. 2011. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisne Guru. Jakarta: Rajawali Pres. FKIP Pend. Matematika Page 17