BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan profil kesehatan provinsi Daerah Istimewa. Yogyakarta tahun 2012, penyakit infeksi masih menduduki 10

dokumen-dokumen yang mirip
Elisa E. B. Paembobo Steward K. Mengko Olivia C. P. Pelealu

POLA PENDERITA RAWAT INAP THT-KL DI BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. pakar yang dipublikasikan di European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal

4.3.1 Identifikasi Variabel Definisi Operasional Variabel Instrumen Penelitian

PENDERITA TONSILITIS DI POLIKLINIK THT-KL BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO JANUARI 2010-DESEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. Rinitis alergi (RA) adalah penyakit yang sering dijumpai. Gejala utamanya

BAB I PENDAHULUAN. Tonsilitis kronis merupakan penyakit yang paling sering dari semua

PENDAHULUAN. Pola penyakit yang ada di Indonesia saat ini telah. mengalami pergeseran atau sedang dalam masa transisi

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Paradigma mengenai kanker bagi masyarakat umum. merupakan penyakit yang mengerikan.

BAB IV METODE PENELITIAN

RINCIAN KEWENANGAN KLINIS DOKTER SPESIALIS THT-KL. Dokter spesialis yang mengajukan : Lulusan : Tahun lulus:

JADWAL KEGIATAN PENDIDIKAN BLOK 19 (INDRA KHUSUS) TAHUN AJARAN 2011/2012 MINGGU KE- 1. SENIN, 8 Agustus 2011 NO JAM GRUP KEGIATAN DOSEN TEMPAT

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

TINDAKAN OPERASI THT-KL DI BLU RSUP PROF DR. R.D. KANDOU MALALAYANG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB 1 : PENDAHULUAN. disatu pihak masih banyaknya penyakit menular yang harus ditangani, dilain pihak

BAB I PENDAHULUAN. penjualan yang tidak rutin. Sistem akuntansi dirancang sebagai wujud

BAB 1 PENDAHULUAN. usia anak. Anak menjadi kelompok yang rentan disebabkan masih. berpengaruh pada tumbuh kembang dari segi kejiwaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda infeksi dalam. diklasifikasikan menjadi dua yaitu pneumonia dan non pneumonia.

ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT SEBAGAI PENYEBAB ASMA EKSASERBASI AKUT DI POLI PARU RSUP SANGLAH, DENPASAR, BALI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB 4 METODE PENELITIAN. 3. Ruang lingkup waktu adalah bulan Maret-selesai.

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang

BAB I PENDAHULUAN jiwa dan Asia Tenggara sebanyak jiwa. AKI di Indonesia

BAB I PENDAHULUHAN A. Latar Belakang

TUMOR KEPALA LEHER DI POLIKLINIK THT-KL RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Definisi klinis rinitis alergi adalah penyakit. simptomatik pada hidung yang dicetuskan oleh reaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Karsinoma laring adalah keganasan pada laring yang berasal dari sel epitel laring.

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

BAB 4 METODE PENELITIAN

F. Originalitas Penelitian. Tabel 1.1 Originalitas Penelitian. Hasil. No Nama dan tahun 1. Cohen et al Variabel penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HIV/ AIDS DENGAN TINDAKAN PERAWAT TERHADAP PENDERITA HIV/AIDS DI RUMAH SAKIT KOTA MANADO

BAB 5 HASIL DAN BAHASAN. adenotonsilitis kronik dengan disfungsi tuba datang ke klinik dan bangsal THT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perhatian terhadap infeksi daerah luka operasi di sejumlah rumah sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. sehari (Navaneethan et al., 2011). Secara global, terdapat 1,7 miliar kasus diare

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih

BAB I LATAR BELAKANG. bayi dan balita. Seorang bayi baru lahir umumnya akan buang air besar sampai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertulis dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36

POLA KUMAN DAN UJI KEPEKAANNYA TERHADAP ANTIBIOTIKA PADA PENDERITA OTITIS EKSTERNA DI POLIKLINIK THT-KL BLU RSU PROF. DR. R. D.

BAB I PENDAHULUAN. menghisap dan menghembuskannya yang menimbulkan asap dan dapat terhisap oleh

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BPJS Kesehatan, Supply, dan Demand Terhadap Layanan Kesehatan. Oleh: Novijan Janis. Kepala Subbidang Analisis Risiko Ekonomi, Keuangan, dan Sosial

BAB I PENDAHULUAN. kasus. Kematian yang paling banyak terdapat pada usia tahun yaitu

BAB I PENDAHULUAN. (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Saat ini, ISPA merupakan masalah. rongga telinga tengah dan pleura. Anak-anak merupakan kelompok

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. lima tahun pada setiap tahunnya, sebanyak dua per tiga kematian tersebut

Sistem Pakar untuk Diagnosis Penyakit THT Berbasis Web dengan e2glite Expert System Shell. Disusun Oleh : T. Ryan Fonna Pengenalan Pola

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

DEPT PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI- RS PERSAHABATAN

ABSTRAK. Kata Kunci: Gangguan Pendengaran, Audiometri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. otitis media dibagi menjadi bentuk akut dan kronik. Selain itu terdapat sistem

POLA PENYAKIT PENDERITA RAWAT INAP di SMF THT-KL RSU PROF. DR. R. D. KANDOU PERIODE JANUARI 2011 DESEMBER 2011

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent disease atau penderita tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat yang penting, khususnya di negara berkembang. Obat-obat andalan

LAMPIRAN 2 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

BAB I PENDAHULUAN. (40 60%), bakteri (5 40%), alergi, trauma, iritan, dan lain-lain. Setiap. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. mungkin akan terus meningkat prevalensinya. Rinosinusitis menyebabkan beban

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rinosinusitis kronis merupakan inflamasi kronis. pada mukosa hidung dan sinus paranasal yang berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan mendengar dan berkomunikasi dengan orang lain. Gangguan

Profil Pasien Rinosinusitis Kronik di Poliklinik THT-KL RSUP DR.M.Djamil Padang

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher, dan bagian. Semarang pada bulan Maret sampai Mei 2013.


BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang berkembang di Indonesia sangat. beragam macamnya, di antaranya ada rumah sakit, puskesmas, dokter

Analisis Metode Certainty Factor pada Sistem Pakar Diagnosa Penyakit THT

KESEHATAN TENGGOROK PADA SISWA SEKOLAH DASAR EBEN HAEZAR 1 MANADO DAN SEKOLAH DASAR GMIM BITUNG AMURANG KABUPATEN MINAHASA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. otak yang terganggu ( World Health Organization, 2005). Penyakit stroke

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya sangat cepat. Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia

BAB 1 PENDAHULUAN. kesadaran (Rampengan, 2007). Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan pengetahuan keluarga yang baik dapat menurunkan angka prevalensi

HUBUNGAN KECEMASAN TENTANG PENULARAN PENYAKIT DENGAN PERAN KELUARGA DALAM PERAWATAN PENYAKIT TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GROGOL I SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit Sumber Waras. Naya pada tahun Diatas tanah ± 619 hektar dijalan tangerang (sekarang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan yang baik atau kesejahteraan sangat diinginkan oleh setiap orang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. ketidaknyamanan yang berkepanjangan sampai dengan kematian. Tindakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULIAN. Tuberculosis paru (TB paru) adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang

BAB 1 PENDAHULUAN. karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya di masyarakat. 1 Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Berdasarkan profil kesehatan provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2012, penyakit infeksi masih menduduki 10 besar penyakit baik di puskesmas maupun di bagian rawat jalan rumah sakit. Penyakit infeksi mudah menyebar karena kebiasaan orang yang tidak melakukan pola hidup bersih dan sehat, memakan makanan yang tidak bersih, dan tertular dari orang di sekitarnya pada saat keadaan tubuhnya tidak prima. Selain itu iklim tropis di Yogyakarta juga mendukung pertumbuhan bakteri, sehingga penyakit menular lebih mudah menyebar. Penyakit menular maupun tidak menular akan mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan sehari-harinya seperti belajar, bersosial, bekerja, dan sebagainya. Yogyakarta merupakan kota dengan jumlah penduduk mencapai ±3,5 juta jiwa. Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pelajar memiliki jumlah penduduk paling banyak pada usia 20-24 dan 15-19 tahun. Pada usia tersebut, sebagian besar penduduk sedang berada pada bangku SMA dan kuliah. Sebagian besar pelajar di kota Yogyakarta berasal dari luar kota sehingga mereka akan kesulitan jika sakit, mengingat biaya berobat di Yogyakarta tidaklah murah. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Universitas Gadjah Mada (UGM) merupakan universitas dengan jumlah mahasiswa terbanyak ke 2 dibawah Universitas Negeri 1

Yogyakarta (UNY), sehingga mahasiswa UGM dianggap dapat mencerminkan populasi jumlah mahasiswa di DIY. Selain mempengaruhi performa dan prestasi dalam kegiatan belajar, kesehatan mahasiswa juga mempengaruhi peluang kerja setelah mahasiswa tersebut lulus. Menurut data yang dikumpulkan oleh HR Service ECC UGM pada proses seleksi pegawai di salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia, tingkat kegagalan pada tes kesehatan mencapai 61% pada tahun 2012 dan 57% pada tahun 2013. Kegagalan pada tes kesehatan tersebut tentu saja tidak hanya disebabkan oleh penyakit yang terjadi pada dekat, tetapi juga disebabkan oleh penyakit kronis yang prosesnya dapat dimulai sejak sebelum menjadi mahasiswa. Menurut Mu, et al. (2011) faktor yang mempengaruhi kesehatan mahasiswa yaitu faktor gaya hidup seperti merokok, meminum minuman beralkohol, makan berlebih, kurang tidur, dan kurang olahraga. Selain faktor gaya hidup, lingkungan juga mempengaruhi kesehatan mahasiswa. Faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan mahasiswa dapat dibagi menjadi lingkungan sosial dan alam. Lingkungan sosial yang dimaksud yaitu stres yang ditimbulkan oleh kuliahnya, stres psikologis yang ditimbulkan karena harapan orang tua yang terlalu tinggi terhadap anaknya, dibanding-bandingkan dengan orang lain, dan tanggung jawab sosial. Faktor biologis seperti mikroorganisme patogen juga mempengaruhi kesehatan mahasiswa. Mahasiswa sering berkumpul dalam satu kelompok karena 2

tuntutan kegiatan mereka. Kebiasaan mereka berkumpul tersebut menyebabkan mereka lebih mudah terkena penyakit menular. Melihat keadaan di atas, Universitas Gadjah Mada sebagai salah satu universitas favorit di Yogyakarta yang memiliki puluhan ribu mahasiswa menyediakan Gadjah Mada Medical Center (GMC) Health Center yang didirikan pada tahun 2000. GMC Health Center didirikan dengan latar belakang masalah kesehatan dan ekonomi yang menimpa mahasiswa UGM pada saat itu. Melihat masalah kesehatan dan ekonomi yang menimpa mahasiswanya, UGM membentuk tim yang bertugas merancang sistem jaminan pelayanan kesehatan UGM. Melalui upaya tim tersebut terbentuklah GMC Health Center yang bertugas memfasilitasi mahasiswa UGM yang membutuhkan bantuan kesehatan. GMC Health Center merupakan klinik primer yang dijalankan dengan sistem asuransi sosial yang pada awalnya ditujukan kepada mahasiswa UGM, sehingga mereka tidak perlu menanggung biaya pengobatan secara individu, karena telah ditanggung oleh sistem asuransi sosial yang diterapkan oleh GMC Health Center. Seperti pusat pelayanan kesehatan lainnya, GMC Health Center selalu melakukan pendataan terhadap pasien yang berobat, sehingga mereka memiliki data 10 besar penyakit yang ditangani di GMC, nama pasien, jenis kelamin pasien, frekuensi kunjungan pasien, usia pasien, alamat pasien, pekerjaan pasien, dan diagnosis pasien. Akan tetapi, data yang dicatat merupakan data kedatangan pasien secara umum. Terlebih lagi sejak 1 Juni 2014 GMC Health Center telah menjadi klinik 3

primer BPJS, sehingga pendataan terhadap pasien yang datang semakin bercampur dengan masyarakat luas, tidak hanya mahasiswa UGM saja. 1. 2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, terdapat beberapa rumusan masalah, yaitu: 1. Bagaimana pola penyakit mahasiswa yang berobat di GMC Health Center selama tahun 2014? 2. Bagaimana pola sebaran jumlah mahasiswa yang berobat ke GMC Health Center berdasarkan pada tahun 2014? 1. 3 Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui pola penyakit mahasiswa yang berobat di GMC Health Center selama tahun 2014. Tujuan Khusus 1. Mengetahui 10 penyakit yang paling banyak menyebabkan mahasiswa berobat ke GMC Health Center selama tahun 2014. 2. Mengetahui sebaran jumlah mahasiswa yang berobat ke GMC Health Center berdasarkan pada tahun 2014. 1. 4 Manfaat Penelitian Manfaat yang didapatkan dari hasil penelitian ini yaitu: 1. Dapat memberikan gambaran tentang penyakit yang paling sering menyebabkan mahasiswa yang berobat ke GMC Health Center. 4

2. Dapat memberikan gambaran tentang pola kunjungan mahasiswa ke GMC Health Center berdasarkan. 1. 5 Keaslian Penelitian Beberapa penelitian tentang pola penyakit suatu kelompok sudah pernah dilakukan. Namun sejauh pengetahuan penulis, penelitian tentang pola penyakit pada kelompok mahasiswa pada satu universitas belum pernah dilakukan. Beberapa penelitian tentang pola penyakit suatu kelompok antara lain: Tabel 1. Keaslian Penelitian No Peneliti Judul Hasil Perbedaan 1 Pembobo, et POLA Pada periode 2010 Pada subyek, al. (2013) PENYAKIT secara berurut lokasi, dan PASIEN (mulai dari RAWAT JALAN DI POLIKLINIK kunjungan tersering), yaitu: 1.serumen obturans penelitian. Subyek merupakan TELINGA, 2.otitis eksterna pasien rawat HIDUNG, 3.sinusitis jalan poli TENGGOROK - 4.faringitis kronik THT, lokasi BEDAH 5.faringitis akut penelitian di KEPALA 6.rinitis alergi Manado, dan LEHER BLU RSU PROF. 7.korpus alienum 8.presbiakusis penelitian DR. R.D. 9.rinitis akut pada bulan KANDOU MANADO PERIODE JANUARI 2010-10.otitis media akut. Pada periode 2011, yaitu: 1.otitis eksterna Januari 2010 Desember 2012. DESEMBER 2.serumen 2012 3.serumen obturans 4.faringitis kronik 5.sinusitis maksilaris 6.OMPK 7.rinitis alergi 8.presbiakusis 9.korpal 10.laringitis Pada periode 2012, yaitu: 1.otitis eksterna 2.serumen 5

2 Kandouw, et al. (2015) POLA PENDERITA RAWAT INAP THT - KL DI BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER 2012 3.serumen obturans 4.faringitis kronik 5.sinusitis maksilaris 6.presbiakusis 7.OMPK 8.rinitis alergi 9.laringitis 10.rinitis kronik. Dari pasien rawat inap periode 2010 2012 berdasarkan jenis penyakit, didapatkan 48 jenis penyakit dengan 10 penyakit THT KL terbanyak, yaitu berturut - turut: 1.faringitis akut 2.epistaksis 3.tonsilitis 4.polip nasi 5.Ca nasofaring 6. tumor coli 7.tumor laring 8.tonsilofaringitis 9.laringitis 10.sinusitis Pada subyek, lokasi, dan penelitian. Subyek merupakan pasien rawat inap poli THT, lokasi penelitian di Manado, dan penelitian pada bulan Januari 2010 Desember 2012. 6