BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Berdasarkan profil kesehatan provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2012, penyakit infeksi masih menduduki 10 besar penyakit baik di puskesmas maupun di bagian rawat jalan rumah sakit. Penyakit infeksi mudah menyebar karena kebiasaan orang yang tidak melakukan pola hidup bersih dan sehat, memakan makanan yang tidak bersih, dan tertular dari orang di sekitarnya pada saat keadaan tubuhnya tidak prima. Selain itu iklim tropis di Yogyakarta juga mendukung pertumbuhan bakteri, sehingga penyakit menular lebih mudah menyebar. Penyakit menular maupun tidak menular akan mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan sehari-harinya seperti belajar, bersosial, bekerja, dan sebagainya. Yogyakarta merupakan kota dengan jumlah penduduk mencapai ±3,5 juta jiwa. Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pelajar memiliki jumlah penduduk paling banyak pada usia 20-24 dan 15-19 tahun. Pada usia tersebut, sebagian besar penduduk sedang berada pada bangku SMA dan kuliah. Sebagian besar pelajar di kota Yogyakarta berasal dari luar kota sehingga mereka akan kesulitan jika sakit, mengingat biaya berobat di Yogyakarta tidaklah murah. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Universitas Gadjah Mada (UGM) merupakan universitas dengan jumlah mahasiswa terbanyak ke 2 dibawah Universitas Negeri 1
Yogyakarta (UNY), sehingga mahasiswa UGM dianggap dapat mencerminkan populasi jumlah mahasiswa di DIY. Selain mempengaruhi performa dan prestasi dalam kegiatan belajar, kesehatan mahasiswa juga mempengaruhi peluang kerja setelah mahasiswa tersebut lulus. Menurut data yang dikumpulkan oleh HR Service ECC UGM pada proses seleksi pegawai di salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia, tingkat kegagalan pada tes kesehatan mencapai 61% pada tahun 2012 dan 57% pada tahun 2013. Kegagalan pada tes kesehatan tersebut tentu saja tidak hanya disebabkan oleh penyakit yang terjadi pada dekat, tetapi juga disebabkan oleh penyakit kronis yang prosesnya dapat dimulai sejak sebelum menjadi mahasiswa. Menurut Mu, et al. (2011) faktor yang mempengaruhi kesehatan mahasiswa yaitu faktor gaya hidup seperti merokok, meminum minuman beralkohol, makan berlebih, kurang tidur, dan kurang olahraga. Selain faktor gaya hidup, lingkungan juga mempengaruhi kesehatan mahasiswa. Faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan mahasiswa dapat dibagi menjadi lingkungan sosial dan alam. Lingkungan sosial yang dimaksud yaitu stres yang ditimbulkan oleh kuliahnya, stres psikologis yang ditimbulkan karena harapan orang tua yang terlalu tinggi terhadap anaknya, dibanding-bandingkan dengan orang lain, dan tanggung jawab sosial. Faktor biologis seperti mikroorganisme patogen juga mempengaruhi kesehatan mahasiswa. Mahasiswa sering berkumpul dalam satu kelompok karena 2
tuntutan kegiatan mereka. Kebiasaan mereka berkumpul tersebut menyebabkan mereka lebih mudah terkena penyakit menular. Melihat keadaan di atas, Universitas Gadjah Mada sebagai salah satu universitas favorit di Yogyakarta yang memiliki puluhan ribu mahasiswa menyediakan Gadjah Mada Medical Center (GMC) Health Center yang didirikan pada tahun 2000. GMC Health Center didirikan dengan latar belakang masalah kesehatan dan ekonomi yang menimpa mahasiswa UGM pada saat itu. Melihat masalah kesehatan dan ekonomi yang menimpa mahasiswanya, UGM membentuk tim yang bertugas merancang sistem jaminan pelayanan kesehatan UGM. Melalui upaya tim tersebut terbentuklah GMC Health Center yang bertugas memfasilitasi mahasiswa UGM yang membutuhkan bantuan kesehatan. GMC Health Center merupakan klinik primer yang dijalankan dengan sistem asuransi sosial yang pada awalnya ditujukan kepada mahasiswa UGM, sehingga mereka tidak perlu menanggung biaya pengobatan secara individu, karena telah ditanggung oleh sistem asuransi sosial yang diterapkan oleh GMC Health Center. Seperti pusat pelayanan kesehatan lainnya, GMC Health Center selalu melakukan pendataan terhadap pasien yang berobat, sehingga mereka memiliki data 10 besar penyakit yang ditangani di GMC, nama pasien, jenis kelamin pasien, frekuensi kunjungan pasien, usia pasien, alamat pasien, pekerjaan pasien, dan diagnosis pasien. Akan tetapi, data yang dicatat merupakan data kedatangan pasien secara umum. Terlebih lagi sejak 1 Juni 2014 GMC Health Center telah menjadi klinik 3
primer BPJS, sehingga pendataan terhadap pasien yang datang semakin bercampur dengan masyarakat luas, tidak hanya mahasiswa UGM saja. 1. 2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, terdapat beberapa rumusan masalah, yaitu: 1. Bagaimana pola penyakit mahasiswa yang berobat di GMC Health Center selama tahun 2014? 2. Bagaimana pola sebaran jumlah mahasiswa yang berobat ke GMC Health Center berdasarkan pada tahun 2014? 1. 3 Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui pola penyakit mahasiswa yang berobat di GMC Health Center selama tahun 2014. Tujuan Khusus 1. Mengetahui 10 penyakit yang paling banyak menyebabkan mahasiswa berobat ke GMC Health Center selama tahun 2014. 2. Mengetahui sebaran jumlah mahasiswa yang berobat ke GMC Health Center berdasarkan pada tahun 2014. 1. 4 Manfaat Penelitian Manfaat yang didapatkan dari hasil penelitian ini yaitu: 1. Dapat memberikan gambaran tentang penyakit yang paling sering menyebabkan mahasiswa yang berobat ke GMC Health Center. 4
2. Dapat memberikan gambaran tentang pola kunjungan mahasiswa ke GMC Health Center berdasarkan. 1. 5 Keaslian Penelitian Beberapa penelitian tentang pola penyakit suatu kelompok sudah pernah dilakukan. Namun sejauh pengetahuan penulis, penelitian tentang pola penyakit pada kelompok mahasiswa pada satu universitas belum pernah dilakukan. Beberapa penelitian tentang pola penyakit suatu kelompok antara lain: Tabel 1. Keaslian Penelitian No Peneliti Judul Hasil Perbedaan 1 Pembobo, et POLA Pada periode 2010 Pada subyek, al. (2013) PENYAKIT secara berurut lokasi, dan PASIEN (mulai dari RAWAT JALAN DI POLIKLINIK kunjungan tersering), yaitu: 1.serumen obturans penelitian. Subyek merupakan TELINGA, 2.otitis eksterna pasien rawat HIDUNG, 3.sinusitis jalan poli TENGGOROK - 4.faringitis kronik THT, lokasi BEDAH 5.faringitis akut penelitian di KEPALA 6.rinitis alergi Manado, dan LEHER BLU RSU PROF. 7.korpus alienum 8.presbiakusis penelitian DR. R.D. 9.rinitis akut pada bulan KANDOU MANADO PERIODE JANUARI 2010-10.otitis media akut. Pada periode 2011, yaitu: 1.otitis eksterna Januari 2010 Desember 2012. DESEMBER 2.serumen 2012 3.serumen obturans 4.faringitis kronik 5.sinusitis maksilaris 6.OMPK 7.rinitis alergi 8.presbiakusis 9.korpal 10.laringitis Pada periode 2012, yaitu: 1.otitis eksterna 2.serumen 5
2 Kandouw, et al. (2015) POLA PENDERITA RAWAT INAP THT - KL DI BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER 2012 3.serumen obturans 4.faringitis kronik 5.sinusitis maksilaris 6.presbiakusis 7.OMPK 8.rinitis alergi 9.laringitis 10.rinitis kronik. Dari pasien rawat inap periode 2010 2012 berdasarkan jenis penyakit, didapatkan 48 jenis penyakit dengan 10 penyakit THT KL terbanyak, yaitu berturut - turut: 1.faringitis akut 2.epistaksis 3.tonsilitis 4.polip nasi 5.Ca nasofaring 6. tumor coli 7.tumor laring 8.tonsilofaringitis 9.laringitis 10.sinusitis Pada subyek, lokasi, dan penelitian. Subyek merupakan pasien rawat inap poli THT, lokasi penelitian di Manado, dan penelitian pada bulan Januari 2010 Desember 2012. 6