BAB I PENDAHULUAN. Pegawai sebagai sumber daya manusia dalam organisasi memiliki peran

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Di dalam menghadapi persaingan usaha, perusahaan dituntut untuk dapat

Pada dasarnya setiap perusahaan melakukan aktivitas untuk mencapai. tujuannya melalui kombinasi sumber daya yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan suatu faktor pendukung yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. BPR Nusamba dalam definisi UU Perbankkan adalah salah satu jenis

BAB I PENDAHULUAN. dengan ditempatkannya sumber daya manusia pada urutan pertama unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. kota/kabupaten se-jawa Barat dan Banten, dan publik. Pada saat ini Bank bjb

2015 HUBUNGAN PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KARIER DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi dan tata kerja Satuan Polisi Pamong Praja ditetapkan dengan Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Pos Indonesia merupakan sebuah badan usaha milik negara (BUMN)

BAB I PENDAHULUAN. orang yang terbagi menjadi karyawan direktorat, non- direktorat, proyek dan

BAB I PENDAHULUAN. setiap karyawan. Seorang karyawan yang merasa puas dalam pekerjaannya akan

BAB I PENDAHULUAN. PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. cabang Purbaleunyi adalah Badan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam setiap perusahaan. Dimana dalam melakukan

2016 PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. industri. Perusahaan-perusahaan yang punya modal besar berusaha untuk segera

BAB I PENDAHULUAN. Peranan sumber daya manusia dalam organisasi atau perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Madrasah Tsanawiyah Kifayatul Achyar

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengendalikan seluruh aktivitas perusahaan. Perusahaan pada

BAB I PENDAHULUAN. sama dalam melakukan aktivitas manajemen demi mencapai tujuan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. produksi akan tetapi lebih sebagai aset perusahaan yang harus dikelola dan. bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi

BAB I PENDAHULUAN. Ketercapaian tujuan organisasi sangat ditentukan oleh manajemen sumber

BAB I PENDAHULUAN. mampu beroperasi dengan baik tanpa bantuan manusia. kegiatannya membutuhkan pegawai yang ahli pada bidangnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia dikatakan sebagai sumber daya penting karena bagaimanapun

BAB I PENDAHULUAN. organisasi disamping modal, material, mesin, dan sumber daya lainnya. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan makhluk sosial yang menjadi kekayaan utama bagi

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada umumnya didirikan dengan tujuan untuk mencapai profit

reformasi ekonomi, yakni bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan baik agar diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan baik individu maupun

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. dukungan dari pegawai yang kompeten dan terampil. maka kemungkinan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yaitu dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintah maupun tugas

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan maupun kebudayaan menuntut setiap individu untuk mempunyai daya. pendidikan, pekerjaan maupun kebudayaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Triyana, (2006:2) Mangkunegara (2008 : 67), Rivai dan Basri (2005:50)

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset utama suatu perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. instansi tak dapat melaksanakan aktivitasnya. Dengan pegawai yang terampil dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. utama sebuah perusahaan dibandingkan unsur lainnya seperti modal dan

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam suatu organisasi. Pemanfaatan sumber daya manusia

menjadikannya sebagai bagian perusahaan yang sangat perlu diperhatikan. Terdapat banyak permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah organisasi, manajemen sumber daya manusia memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. antara pulau satu dengan pulau lainnya dipisahkan oleh laut sehingga laut

BAB I PENDAHULUAN. kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada tenaga kerja yang dimiliki oleh organisasi. yang lebih serius dibandingkan dengan sumber daya lainnya

BAB I PENDAHULUAN. tertutup bagi dunia luar, tekhnologi informasi dan komunikasi telah merangsang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. beberapa komponen yang saling berkorelasi, berinterdepedensi serta berintegrasi

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasi serta memiliki

PRESENSI DOSEN DIPEKERJAKAN KOPERTIS WILAYAH V

I. PENDAHULUAN. keberhasilan dan pencapaian tujuan organisasi, dalam rangka pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu isu yang menarik untuk dikaji dalam konstelasi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (SDM) saat ini semakin berperan besar bagi keberhasilan dan kesuksesan suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengelola, pengelolaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber Daya Manusia merupakan tokoh sentral dalam organisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manajemen sumber daya manusia merupakan satu bidang manajemen

BAB I PENDAHULUAN. di desa Pulo Ampel kabupaten Serang Provinsi Banten ini berdiri dari tahun 1985

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran, demonstrasi dan unjuk rasa masih marak terjadi. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Daya Manusia yang baik merupakan kunci sukses tercapainya tujuan instansi.

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan setiap perusahaan berusaha meningkatkan serta mengembangkan

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN J A K A R T A

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Objek Studi Gambaran Umum

BAB I PENDAHULUAN. disiplin kerja yang baik. Hal ini berkaitan dengan kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan dapat terwujud. Suatu perusahaan dapat maju ataupun hancur

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan terbesar yang ada di Indonesia.Dengan visi yaitu menjadi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. ada di daerahnya. Pembangunan daerah sebagai pembangunan yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja di dalam lingkungannya. Keberhasilan perusahaan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Memasuki dekade kedua dalam kiprah usahanya, PT. Industri

2015 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP LOYALITAS PEGAWAI DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KOTA BEKASI

I. PENDAHULUAN. dicapai. Pada dasarnya yang menjadi tujuan utama organisasi adalah keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu instansi pemerintah, pemimpin yaitu seseorang yang. mempengaruhi para bawahannya untuk melakukan pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman menuntut perusahaan untuk berubah. Perubahan ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI NOVEMBER 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB l PENDAHULUAN. memiliki pegawai cukup banyak sehingga data-data pegawai tersebut harus

BAB I PENDAHULUAN. manusia mampu menciptakan berbagai macam inovasi dan merupakan komponen utama sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pemberi manfaat bagi sumber daya lainnya, memberi kontribusi besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. apabila ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. serta biaya baru dalam merekrut karyawan baru.

BAB I PENDAHULUAN. sangat strategis dan menentukan. Disamping peranannya sebagai pengelola,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan pangsa pasar yang akan dimasuki. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. canggihnya sumber-sumber daya non-manusia yang dimiliki oleh suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Ade Busana merupakan salah satu perusahaan garment yang bergerak di. Perusahaan yang berlokasi di kawasan Cibogo Lembang ini

2014 PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP SEMANGAT KERJA PEGAWAI ADMINISTRASI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan sumber daya dengan sebaik-baiknya. Sumber daya yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN. karyawan. Wujud nyata perusahaan yang secara langsung berpengaruh. terhadap keberadaan karyawan yaitu masalah stress karyawan.

BAB 1 PENDAHULUAN. dilupakan sebagai aset yang berharga dalam sebuah perusahaan. Padahal sumber

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Indonesia Nomor 394/DIKTI/KEP/1998 tertanggal 26 Oktober Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. timbul di dalam suatu perusahaan. Kepuasan kerja memiliki arti yang beragam,

BAB I PENDAHULUAN. di pengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia dalam menjalankan fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Aktifitas perusahaan tidak dapat dipisahkan dengan potensi Sumber Daya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pegawai sebagai sumber daya manusia dalam organisasi memiliki peran penting sebagai roda penggerak. Oleh karena itu dibutuhkan pegawai yang memiliki motivasi kerja yang tinggi sehingga dapat menunjang produktifitas. Motivasi terbentuk dari sikap pegawai dalam menghadapi situasi kerja diperusahaan. Robbins (2006:213) Motivasi sebagai suatu proses yang menghasilkan suatu intensitas, arah, dan ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai satu tujuan. Sikap mental pegawai haruslah memiliki sikap mental yang siap sedia secara psikofisik (siap secara mental, fisik, situasi dan tujuan). Artinya pegawai dalam bekerja secara mental siap, fisik sehat, memahami situasi dan kondisi serta berusaha keras mencapai target kerja. Jadi dengan motivasi yang tinggi, akan mendukung kegiatan organisasi secara keseluruhan. Rendahnya kualitas sumber daya manusia menunjukan minimnya daya saing dan rendahnya kinerja yang dihasilkan. Oleh karena itu kemampuan memotivasi pegawai menjadi hal penting untuk diperhatikan. Pada kenyataannya seringkali pegawai atau anggota suatu organisasi menunjukan motivasi yang rendah. Hal tersebut digambarkan oleh tindakan yang dapat merugikan organisasi seperti keterlambatan, ketidakhadiran pada jam-jam kerja, dan tingkat absensi yang tinggi. 1

2 Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean Bandung merupakan salah satu instansi pemerintah yang sangat memperhatikan para pegawainya agar terus bekerja sesuai dengan tanggungjawabnya. KPPBC Tipe Madya Pabean Bandung dalam meningkatkan produktifitas dalam hal ini penerimaan bea masuk dan cukai yaitu dengan memotivasi dan memberikan kepuasan bagi kebutuhan pegawai dan kebutuhan organisasinya dengan cara memberikan kenyamanan dalam lingkungan kerjanya. Berdasarkan hasil wawancara dengan Hadi Haryadi (Kasubsi Layanan Informasi KPPBC Tipe Madya Pabean Bandung) pada tanggal 13 Juni 2011 bahwa Motivasi pegawai di KPPBC Tipe Madya Pabean Bandung mulai rendah karena pegawai sering merasa jenuh akan pekerjaan dan lingkungan kerjanya serta sering terjadi kesalahpahaman dalam menerima informasi proses pekerjaan. Melalui pengamatan awal yang dilakukan oleh peneliti, terdapat beberapa indikasi yang menunjukan rendahnya motivasi kerja pegawai KPPBC Tipe Madya Pabean Bandung seperti: 1. Terdapat pegawai yang tidak masuk kerja setiap bulannya 2. Terdapat pegawai yang datang tidak tepat waktu 3. Terdapat pegawai yang tidak memanfaatkan waktu kerjanya dengan baik, banyak pegawai yang istirahat dan santai pada saat jam kerja. 4. Terdapat pegawai yang belum dapat menyelesaikan tugas dengan cepat dan tepat sehingga tidak dapat mencapai target yang telah ditentukan

3 Tabel 1.1 Daftar Laporan Bulanan Ketertiban Pegawai Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Bandung Januari Desember 2010 Periode Hadir Sebulan penuh Absen Hari Kerja Jumlah Pegawai Absen pada Hari Kerja (%) 26 Des 09-25Jan 10 50 69 119 57.98 26 Jan - 25 Feb 10 60 59 119 49.57 26 Feb 25 Mar 10 55 65 120 54.16 26 Mar 25Apr 10 54 66 120 55.00 26 Apr 25 Mei 10 44 76 120 63.33 26 Mei 25 Juni 10 48 72 120 60.00 26 Juni 25 Juli 10 41 79 120 65.83 26 Juli 25 Agust 10 59 68 127 53.54 26 Agust 25Sept 10 27 105 132 79.54 26 Sept 25Okto 10 57 82 139 58.99 26 Okto 25Nov 10 55 81 136 59.55 26 Nov 25 Des 10 63 71 134 52.98 Sumber: Bagian umum Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Bandung Berdasarkan Daftar Laporan Bulanan Ketertiban Pegawai pada tabel 1.1, dapat dilihat perbandingan antara jumlah pegawai yang hadir selama sebulan penuh dan pegawai yang absen pada hari kerja setiap bulannya. Pada data dalam tabel 1.1 dapat terlihat bahwa jumlah pegawai yang absen pada hari kerja lebih besar dibanding jumlah pegawai yang hadir selama sebulan penuh pada setiap bulannya di KPPBC Tipe Madya Pabean Bandung. Data absensi perbulannya dihitung setiap tanggal 26. Untuk bulan Desember 2009 sampai 25

4 Januari 2010, terjadi jumlah absen pada hari kerja sebesar 57.98 %. Daftar Laporan Bulanan Ketertiban Pegawai terburuk terjadi pada periode 26 Agustus 25 September 2010 terjadi jumlah absent pada hari kerja sebesar 79.54 % dimana pegawai yang hadir selama sebulan penuh hanya 27 dari 132 jumlah pegawai. 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 57,98 54,1655 49,57 50,43 45,8445 42,02 63,33 60 65,83 36,67 40 34,17 53,54 46,46 Sumber: Bagian umum Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Bandung Gambar 1.1 Prosentase Absen pada Hari Kerja Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Bandung Januari Desember 2010 79,54 20,46 58,9959,55 52,98 47,02 41,0140,45 Prosentase Absen pada Hari Kerja Prosentase Kehadiran Berdasarkan gambar 1.1, dapat disimpulkan bahwa tingginya tingkat absen pada hari kerja tersebut membuat kinerja pegawai menjadi tidak optimal. Hal tersebut karena rendahnya motivasi kerja pegawai, sehingga pekerjaan tidak selesai tepat waktu. Seperti yang dimuat dalam http://finance.detik.com/read/2011/08/11 /080243/1701193/4/26 bahwa terdapat banyak pegawai bea cukai yang melakukan pelanggaran kedisiplinan berupa bolos bekerja. Para pegawai yang melakukan hal

5 tersebut akan diberikan sanksi tegas berupa pemotongan gaji bahkan pemecatan bagi pegawai yang tersandung masalah suap-menyuap. Kondisi lain yang mencerminkan rendahnya motivasi kerja pegawai adalah dengan menurunnya keefektifan pegawai dalam bekerja. Kriteria atau standar tingkat keefktifan pegawai dalam bekerja dapat diukur dengan jumlah penerimaan bea masuk dan cukai perbulannya. Realisasi penerimaan bea masuk dan cukai di KPPBC Tipe Madya Pabean Bandung mengalami peningkatan dan penurunan setiap bulannya. Hal ini disebabkan kurangnya motivasi kerja karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Tabel 1.2 Realisasi Penerimaan Bea Masuk dan Cukai Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Bandung Tahun Anggaran 2010 Periode Bea Masuk (Rp) Cukai (Rp) Januari 4.682.951.677 1.569.970.000 Februari 6.498.778.810 135.329.250 Maret 3.817.875.104 3.038.215.400 April 4.458.256.777 1.911.668.100 Mei 5.196.288.445 1.813.736.500 Juni 6.056.223.187 3.479.435.000 Juli 5.652.835.398 204.123.000 Agustus 7.015.987.230 3.394.575.000 Prosentase Bea Masuk Cukai 7.45 6.07 10.34 0.52 6.08 11.75 7.10 7.70 8.27 7.02 9.64 13.46 9.00 0.79 11.17 13.13

September 2.897.144.039 31.410.000 Oktober 6.542.879.062 376.013.000 November 6.294.654.637 9.550.061.000 Desember 6.566.771.359 821.901.000 4.61 0.12 10.41 1.45 10.02 36.94 10.45 3.18 Sumber: Perbendaharaan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Bandung Berdasarkan data Realisasi Penerimaan Bea Masuk dan Cukai pada tabel 1.2, dapat dilihat jumlah penerimaan dan prosentase pencapaian setiap bulannya. Pada data dalam tabel 1.2 tersebut dapat dilihat penerimaan bea masuk dan cukai mengalami ketidakstabilan setiap bulannya. Seperti pada Penerimaan Bea Masuk pada bulan Januari dan Februari 2010 mengalami peningkatan dari Rp.4. 682.951.677 sampai dengan Rp. 6.498.778.810 atau 7.45% sampai dengan 10.34%. Akan tetapi bulan Februari dan Maret 2010 mengalami penurunan kembali dari Rp. 6.498.778.810 sampai dengan Rp. 3.817.875.104 atau 10.34% sampai dengan 6.08%. Penurunan paling signifikan terjadi pada bulan Agustus sampai dengan September 2010 sejumlah Rp. 7.015.987.230 menjadi Rp.2.897.144.039 atau 11.17% menjadi 4.61%. Begitu pula penerimaan pada Cukai juga mengalami penurunan paling signifikan seperti pada bulan November sampai dengan Desember 2010 mengalami penurunan dari Rp. 9.550.061.000 menjadi Rp. 821.901.000 atau 36.94% menjadi 3.18%. 6

7 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Aug Sep Okt Nov Des Bea Masuk Cukai Sumber: Perbendaharaan Bandung Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Gambar 2.2 Prosentase Realisasi Penerimaan Bea Masuk dan Cukai Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Bandung Tahun Anggaran 2010 Berdasarkan gambar 2.2, dapat disimpulkan bahwa penerimaan bea masuk dan cukai mengalami ketidakstabilan karena rendahnya motivasi kerja pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai target dan waktu yang telah ditetapkan. Selain itu, seperti yang dimuat dalam http://finance.detik.com/read/2011/07/12/160311/1679776/4 bahwa faktor lain penyebab menurunnya penerimaan bea masuk dikarenakan adanya perjanijian perdagangan bebas Selain hal-hall tersebut, rendahnya motivasi kerja juga terlihat dari banyaknya kasus keterlambatan pegawai. Menurut Hadi Haryadi (Kasubsi Layanan Informasi KPPBC Tipe Madyaa Pabean Bandung, Keterlambatan pegawai masuk kerja baik pada saat masuk kerja pagi maupun setelah istirahat akan ada konsekuensinya. Cara

8 meningkatkan motivasi kerja itu sendiri dilakukan dengan adanya disiplin waktu, berupa potongan gaji sesuai dengan waktu keterlambatannya. Usaha untuk meningkatkan motivasi kerja pegawai bukanlah hal yang sederhana sebab Motivasi kerja terbentuk dari sikap mental seseorang dalam menghadapi situasi kerja dimana karyawan harus mampu dan siap secara psikofisik untuk menghadapi pekerjaannya (Mangkunegara, 2005:68). Rendahnya motivasi kerja pegawai KPPBC Tipe Madya Pabean di tengarai disebabkan oleh komunikasi yang tidak efektif sebab komunikasi membantu dalam memotivasi karyawan dengan meperjelas kepada karyawan apa yang harus mereka lakukan, seberapa baik pekerjaan mereka, dan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan standar kinerjanya. Komunikasi dapat dilakukan dengan sesama rekan kerja serta dapat menjadi salah satu cara untuk memotivasi rekan mereka. Keith davis (2002:46) mengemukakan bahwa Komunikasi adalah pemindahan informasi dan pemahaman dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi juga merupakan suatu dasar dari kebanyakan pergaulan dalam organisasi yang dapat membantu agar tujuan organisasi dapat tercapai. Oleh sebab itu apabila komunikasi tidak berjalan lancar maka dapat menghambat kinerja organisasi. Seperti yang terjadi pada kasus di KPPBC Tipe Madya Pabean Bandung, komunikasi yang berjalan kurang efektif. Seringkali terjadi perbedaan makna antar pegawai yang

9 terlibat dalam komunikasi tentang tujuan implementasi tujuan perusahaan dan informasi pekerjaan yang diterima sehingga membuat kerjasama maupun koordinasi yang terjadi tidak padu dan efektif. Komunikasi antara pimpinan dan pegawai juga sangat diperlukan dalam kesuksesan pencapaian tujuan, akan tetapi di KPPBC Tipe Madya Pabean Bandung pimpinan sering kali tertutup akan saran maupun pengaduan masalah pekerjaan pegawai yang dapat menimbulkan batasan atau keseganan tersendiri bagi para pegawai untuk berkomunikasi dengan pimpinannya. Selain komunikasi, motivasi juga dipengaruhi oleh lingkungan kerja. Menurut Schultz dan Schultz (2005:105) menyatakan Kondisi kerja fisik, temporal dan psikologis merupakan bagian dari kondisi kerja yang selalu disoroti yang dapat mempengaruhi karyawan dalam bekerja. Secara khusus Schultz dan Schultz mengungkapkan kondisi atau lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi karyawan dalam bekerja yaitu lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik yaitu lingkungan kerja temporal yang terdiri dari jumlah waktu jam kerja dan istirahat kerja serta lingkungan kerja psikologis yang terdiri dari tingkat kebosanan, pekerjaan yang monoton dan keletihan. Setiap perusahaan membangun lingkungan kerja yang menyenangkan agar setiap pegawai yang bekerja pada instansi atau perusahaan tersebut mencintai pekerjaannya dan senang melakukan pekerjaannya sehingga akhirnya bisa bekerja pada tingkat optimal. Lingkungan kerja yang menyenangkan, rekan kerja yang kooperatif, pimpinan yang selalu memperhatikan keluh kesah karyawannya,

10 kebijaksanaan yang mempengaruhi kerja dan karier merupakan dambaan bagi para karyawan sehingga karyawan bekerja lebih semangat, memiliki komitmen yang tinggi, dan pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas kerja. Suasana lingkungan kerja pada KPPBC Tipe Madya Pabean Bandung dirasa kurang kondusif karena terjadi persaingan tersendiri antar pegawai untuk memperoleh prestasi dan posisi yang lebih tinggi diantara rekan kerjanya serta pegawai sering merasakan jenuh dan bosan akan pekerjaan sehingga membuat mereka tidak maksimal dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab pekerjaan. Berdasarkan uraian-uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Komunikasi dan Lingkungan Kerja Non Fisik Terhadap Motivasi Kerja (Studi Persepsional Pegawai Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Bandung) 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah Kinerja pegawai dapat dilihat dari motivasi mereka, dimana motivasi atau dorongan ini dapat diperoleh dari pengaturan dan pemeliharaan pegawai dengan baik oleh perusahaan. Pemberian motivasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik melalui pelaksanaan komunikasi yang efektif, maupun menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan. Sehingga dengan mengetahui hal ini seorang pimpinan perlu kiranya mencari jalan atau cara agar dapat meningkatkan motivasi pada pegawai yang dipimpinnya.

11 Komunikasi yang efektif dan lingkungan kerja yang baik akan memberikan suatu ruang yang kondusif bagi pegawai untuk bekerja sehingga dapat meningkatkan motivasi kerja pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan kinerja perusahaan. Berdasarkan latar belakang dan uraian yang telah dikemukakan dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran komunikasi pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Bandung? 2. Bagaimana gambaran lingkungan kerja non fisik pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Bandung? 3. Bagaimana gambaran motivasi kerja pegawai pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Bandung? 4. Bagaimana pengaruh komunikasi terhadap motivasi kerja pegawai pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Bandung 5. Bagaimana pengaruh lingkungan kerja non fisik terhadap motivasi kerja pegawai pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Bandung? 6. Bagaimana pengaruh komunikasi dan lingkungan kerja non fisik terhadap motivasi kerja pegawai pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Bandung

12 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui gambaran komunikasi pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Bandung. 2. Untuk mengetahui gambaran lingkungan kerja non fisik pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Bandung. 3. Untuk mengetahui gambaran motivasi kerja pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Bandung. 4. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi terhadap motivasi kerja pegawai pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Bandung. 5. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja non fisik terhadap motivasi kerja pegawai pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Bandung. 6. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi dan lingkungan kerja non fisik terhadap motivasi kerja pegawai pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Bandung. 1.3.2 Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas kajian ilmu manajemen sumber daya manusia khususnya komunikasi dan lingkungan

13 kerja non fisik serta pengaruhnya terhadap motivasi kerja pegawai sehingga dari hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan bagi penelitian sejenis selanjutnya. 2. Kegunaan Praktis Dengan digunakannya komunikasi dan lingkungan kerja non fisik diharapkan dapat menambah motivasi kerja pegawai dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawab kerjanya serta memberikan informasi kepada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Bandung tentang pentingnya komunikasi dan lingkungan kerja non fisik dalam mempertahankan pegawai yang bertanggungjawab terhadap tugas.