ANALISIS ERAPAN P TANAH PADA BERBAGAI KONSENTRASI CaCl 2

dokumen-dokumen yang mirip
JERAPAN Na +, NH 4 +, DAN Fe 3+ PADA TANAH-TANAH YANG DIDOMINASI MINERAL LIAT SMEKTIT. Rasional

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi

IV. HASIL PENELITIAN

KORELASI ANTARA SIFAT-SIFAT TANAH DENGAN KETERSEDIAAN K TANAH PADA TANAH-TANAH YANG DIDOMINASI MINERAL LIAT SMEKTIT. Rasional

111. BAHAN DAN METODE

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara di wilayah tropika basah yang sebagian besar

Ektrak KCl 1 N : Sebanyak 74,55 g kristal KCl dilarutkan ke dalam labu takar 1000 ml dengan akuades.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Labolatorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi

Perbaikan Sifat Tanah dengan Dosis Abu Vulkanik Pada Tanah Oxisols

Latar Belakang. Kalium merupakan salah satu hara makro setelah N dan P yang diserap

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN UMUM SERTA REKOMENDASI. Pembahasan. 8). Sementara itu pada Vertisol hanya kadar liat yang sangat nyata berkorelasi positip,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. PEMBAHASAN. Dinamika Hara K. Dinamika hara K merupakan perubahan hara K dalam tanah akibat

Tanah Ultisol di Indonesia menempati areal yang cukup luas, yaitu sekitar. 42,3 juta ha (Sri Adiningsih et a/, 1997; Rochayati et a/, 1997).

Relationship between WCa Ratios in the Soil Solution with the Dynamic of K in UZtisol and Vertisol of Upland Area ABSTRACT

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sifat Umum Tanah Masam

PENGKLASlFlKASPIBN TANAN SEGARBl TEKNIK BERDASARKAN KQEFlSlEN JERAPAB P (KJP) LATOSOL DAN PODSOLIK MERAW KUNlbUG

PENGARUH INKUBASI DOLOMIT TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH DAN ERAPAN FOSFOR PADA ULTISOL DARMAGA ANGGIAT MANGAPUL RUMAHORBO

I. PENDAHULUAN. Fosfor (P) merupakan unsur hara makro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penetapan Rekomendasi Pemupukan Dengan PUTK (Perangkat Uji Tanah Lahan Kering)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG DAN UNSUR HARA MIKRO TERHADAP PERTUMBUHAN JAGUNG PADA ULTISOL YANG DIKAPUR

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Terak Baja terhadap Sifat Kimia Tanah

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Measurement Test of Exchangable Al Methods with KCl and LaCl 3 Extractant in Determining Lime Requirements in Ultisol

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

Pengaruh Pemupukan P Terhadap Bentuk Fosfat Tanah dan Hasil Jagung pada Typic Plintudults dan Placic Petraquepts

Penentuan Ketersediaan Fosfat Tanah Menggunakan Kurva Erapan pada Sawah Bukaan Baru

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. TINJAUAN PUSTAKA. produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada.

ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG

PENGARUH PEMUPUKAN FOSFAT TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAH INCEPTISOL DAN ULTISOL

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. P tersedia adalah P tanah yang dapat larut dalam air dan asam sitrat. Bentuk P

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Preparasi Adsorben

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Prosedur Penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR ILMU TANAH AGRIBISNIS F KELOMPOK II. Yuni Khairatun Nikmah. E.Artanto S.T Nainggolan FAKULTAS PERTANIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. setelah N dan P. Umumnya K diserap tanaman dalam bentuk K larut (soluble K) yang

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta serta. B.

LAMPIRAN. Lampiran 1 Kandungan dan Dosis Pupuk

KETERSEDIAAN FOSFAT, SERAPAN FOSFAT, DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) AKIBAT PEMBERIAN BOKASHI ELA SAGU DENGAN PUPUK FOSFAT PADA ULTISOLS

HASIL DAN PEMBAHASAN y = x R 2 = Absorban

IV. SIFAT - SIFAT KIMIA TANAH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Unsur P merupakan unsur hara makro utama bagi tanaman selain N dan K. Unsur

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Kuantitas dan Intensitas Kalium dalam Tanah. Faktor kuantitas kalium menggambarkan jumlah K yang dijerap koloid

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 KIMIA TANAH. Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah

MATERI-9. Unsur Hara Mikro: Kation & Anion

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil analisis P-larut batuan fosfat yang telah diasidulasi dapat dilihat pada Tabel

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

DASAR ILMU TA AH Ba B b 5 : : S i S fa f t t K i K mia T a T nah

IV. HASIL 4.1. Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi Tabel 2 No Analisis Metode Hasil Status Hara

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Tabel Lampiran 1. Komposisi Kimia Blast Furnace Slag dan Electric Furnace Slag

ph SEDERHANA ( Laporan Praktikum Ilmu Tanah Hutan ) Oleh Ferdy Ardiansyah

III. BAHAN DAN METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran terhadap beberapa parameter kualitas pada

BAHAN DAN METODE Lingkup Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Preparasi sampel dan ekstraksi fraksi nano Percobaan Jerapan Fosfat

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

III. BAHAN DAN METODE

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Awal Tanah Gambut

EFISIENSI METODE INKUBASI DAN PENAMBAHAN NAOHDALAM MENENTUKAN KEBUTUHAN KAPUR UNTUK PERTANIAN DI LAHAN PASANG SURUT RINGKASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fosfor dalam Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH

ABSTRAK. Kata kunci : tanah mineral masam, kapasitas absorpsi, fosfat, ph, konsentrasi CaCl 2 ABSTRACT

TINJAUN PUSTAKA. Sifat sifat Kimia Tanah. tekstur tanah, kepadatan tanah,dan lain-lain. Sifat kimia tanah mengacu pada sifat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

III. METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Adsorpsi Zat Warna

TINJAUAN PUSTAKA. tertangani dengan baik. Pemanfaatan tanah Ultisol akan dihadapkan pada berbagai

Transkripsi:

ANALISIS ERAPAN P TANAH PADA BERBAGAI KONSENTRASI CaCl 2 L. Anggria, A. Kasno, dan S. Rochayati Balai Penelitian Tanah, Bogor ABSTRAK Kebutuhan hara P dalam tanah meskipun lebih sedikit dibanding hara N dan K, tetapi merupakan unsur hara penting pada awal pertumbuhan tanaman. Hubungan antara hara P yang diambil oleh tanaman dan yang dierap tanah merupakan faktor penting dalam membuat rekomendasi pemupukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur P yang dierap tanah dengan berbagai konsentrasi CaCl 2 sebagai pengekstrak. Penelitian dilakukan di laboratorium penelitian dan uji tanah Balai Penelitian Tanah di Laladon. Contoh tanah yang digunakan berasal dari tiga lokasi dengan kadar liat yang berbeda, yaitu dari Bangka, Tanjung Ratu- Lampung dan Cigudeg, Bogor. Contoh tanah dikeringanginkan, ditumbuk dan disaring dengan saringan berdiameter 2 mm. Konsentrasi CaCl 2 yang digunakan adalah,5;,1;,5; dan,1 M. Kepekatan hara P dalam berbagai konsentrasi CaCl 2 adalah, 5, 1, 2, 4, 8, 16, dan 32 mg/l. Ditimbang 2 g contoh tanah dimasukkan ke dalam tabung sentrifusi, ditambah 2 ml larutan CaCl 2 yang telah mengandung berbagai tingkat P. Kemudian diinkubasi selama 24 jam, setelah inkubasi dikocok selama satu jam. Larutan disentrifus, cairan jernih dianalisis hara P nya dengan metode biru molibdat dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 693 nm. Berdasarkan kurva Langmuir hubungan P dalam larutan dengan P dierap diketahui jumlah hara P maksimum yang dierap tanah. Secara umum peningkatan konsentrasi pengekstrak CaCl 2 dapat meningkatkan erapan P maksimum. Erapan P maksimum tertinggi dicapai pada konsentrasi CaCl 2,5 M, dan pada konsentrasi,1 M erapan P maksimum menurun. Erapan P maksimum dipengaruhi secara positif oleh ph dan KTK tanah, dipengaruhi secara negatif oleh kejenuhan Al. Energi ikatan dipengaruhi secara positif oleh ph dan C-organik tanah. PENDAHULUAN Sistem pertanian yang berkesinambungan tergantung pada ketersediaan jumlah unsur hara, termasuk diantaranya adalah unsur hara P. Meskipun P dibutuhkan dalam jumlah sedikit dibanding unsur hara makro lainnya, tetapi P merupakan unsur hara penting pada awal pertumbuhan tanaman. Hara P merangsang perkembangan akar dan pembentukan buah. Hubungan antara hara P yang diambil oleh tanaman dan yang dierap tanah merupakan faktor penting dalam membuat rekomendasi pemupukan. 119

L. Anggria et al. Di dalam tanah hara P merupakan anion (H 2 PO 4 -, HPO 4 2-, PO 4 3- ) dierap oleh hara kation (Al 3+, Fe 2+, Mn 2+, Ca 2+ ). Sifat tanah terutama tekstur tanah, C- organik dan Al-dd berpengaruh terhadap kekuatan fiksasi P tanah. Pada tanah masam Fe dan Al berada dalam bentuk oksida serta hidroksida yang bereaksi kuat dengan adanya penambahan P, mengikat P sehingga mengurangi konsentrasi P dalam larutan tanah (Brand et al., 27) menjadi tidak tersedia bagi tanaman. Kondisi larutan yang masam menyebabkan permukaan mineral memiliki muatan positif yang dapat mengikat H 2 PO 4 - dan anion lainnya. Serapan P terjadi oleh Al atau Fe oksida melalui ikatan dengan OH - dan atau OH 2 + pada permukaan mineral. Bila H 2 PO 4 - diikat melalui satu ikatan Al-O-P maka H 2 PO 4 - menjadi labil. Jika dua ikatan Al-O dengan H 2 PO 4 - terjadi maka H 2 PO 4 - menjadi tidak labil (pelepasan/desorption lebih sulit terjadi) (Havline et al., 24). Bahan organik yang tinggi dapat mengurangi fiksasi P, dengan cara mengikat Al, Fe, dan Ca dan membentuk larutan komplek dengan P. Dalam menentukan erapan hara tanah, konsentrasi dari sorbate (bahan terlarut) dihubungkan dengan sorbent (tanah) pada periode waktu tertentu sehingga terjadi kesetimbangan diantara sorbate dan sorbent. Adanya hubungan linier antara konsentrasi dalam larutan dan dalam tanah. Pengekstrak CaCl 2 dapat menghasilkan ekstrak jernih dan sesuai dengan kekuatan ion larutan di dalam tanah. Beberapa persamaan digunakan untuk menerangkan erapan P di dalam tanah, diantaranya adalah persamaan Langmuir. Berdasarkan kurva hubungan P dalam larutan dengan P dierap, akan diketahui jumlah hara P maksimum yang dierap tanah. Penelitian bertujuan untuk mempelajari erapan P tanah pada berbagai konsentrasi CaCl 2 sebagai pengekstrak serta hubungannya dengan sifat tanah. METODOLOGI Penelitian dilaksanakan di laboratorium penelitian dan uji tanah, Balai Penelitian Tanah, Bogor. Tanah lapisan atas (-2 cm) yang berasal dari Cigudeg, Tanjung Ratu-Lampung dan Bangka digunakan untuk penelitian. Pemilihan contoh tanah didasarkan pada perbedaan tekstur tanah. Tanah memiliki kadar liat bervariasi (2-9%) dan bersifat masam. Kadar P terekstrak HCl 25% tanah Bangka, Tanjung Ratu dan Cigudeg sangat rendah. Kadar Ca tanah Bangka dan Tanjung Ratu sangat rendah, sementara untuk tanah Cigudeg kadar Ca tergolong rendah. Kadar C-organik tergolong rendah pada tanah Cigudeg dan Tanjung Ratu, sedangkan untuk tanah Bangka kadar C-organik termasuk tinggi. 12

Analisis Erapan P Tanah pada Berbagai Konsentrasi CaCl 2 Perlakuan yang diuji adalah perbedaan konsentrasi pengekstrak, yaitu,5;,1;,5; dan,1 M CaCl 2. Kepekatan hara P dalam berbagai konsentrasi CaCl 2 adalah, 5, 1, 2, 4, 8, 16, dan 32 mg/l. Penelitian dilakukan dengan menimbang 2 g tanah, dimasukkan ke dalam tabung sentrifusi. Kemudian ditambah 2 ml larutan berbagai konsentrasi CaCl 2 dengan berbagai deret kepekatan P. Kemudian diinkubasi selama 24 jam, setelah inkubasi dikocok selama satu jam (Subramaniam and Singh, 1997). Kemudian campuran disentrifus untuk mendapatkan cairan jernih. Pengukuran P menggunakan metode biru molibdat menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 693 nm. Erapan P diperoleh dari selisih antara jumlah P yang ditambahkan dan sisa P di dalam larutan. Persamaan Langmuir yang digunakan untuk menghitung erapan P di dalam tanah adalah sebagai berikut : kbc x/m = (1+kC) dimana : C = kesetimbangan konsentrasi P x/m = jumlah P yang dierap per satuan berat tanah k = konstanta (energi ikatan) b = erapan P maksimum Erapan maksimum menunjukkan kemampuan maksimum tanah untuk mengerap P yang ditambahkan. Energi ikatan adalah kemampuan tanah untuk memfiksasi hara yang ditambahkan, sehingga mudah tidaknya hara tersedia dapat diduga. Semakin tinggi energi ikatan, kekuatan fiksasi semakin kuat (Kasno, 22). HASIL DAN PEMBAHASAN Erapan P tanah maksimum berbeda untuk setiap lokasi karena sifat-sifat masing-masing tanah yang digunakan untuk penelitian berbeda (Tabel 1). Dari ketiga tanah terdapat kecenderungan bahwa erapan tertinggi dicapai pada konsentrasi CaCl 2,5 M. Erapan P maksimum pada konsentrasi CaCl 2,1M lebih rendah dibandingkan pada konsentrasi,5 M.Tanah dengan kadar liat yang tinggi akan mengikat P lebih banyak dari pada tanah dengan kadar liat rendah (Havline et al., 24). 121

L. Anggria et al. Tabel 1. Maksimum P dierap tanah dan sifat-sifat tanah Lokasi Bangka Tanjung Ratu Cigudeg Max P dierap tanah (mg/kg),5 M 779 677 775,1 M 791 624 787,5 M 799 627 824,1 M 786 615 798 Liat (%) 2 43 9 ph H 2 O (1:5) 4,7 3,9 4,3 C-org (%) 3,4 1,13 1,9 P HCl (mg/kg) 15 17 64 Ca-dd (cmol/kg),66,31 3,14 KTK (cmol/kg) 9,21 6,16 11,96 KB (%) 13 1 38 Kej. Al 55,19 84,14 32,9 Pada penelitian ini tekstur tanah (liat) sedikit mempengaruhi penyerapan P oleh tanah, seperti terlihat pada Tabel 1, dimana untuk tanah Cigudeg dengan liat yang tinggi, erapan maksimum P tanah hampir sama dengan tanah Bangka dengan kadar liat lebih rendah. Juo dan Fox (1997) melaporkan kandungan liat pada tanah tidak selalu berkorelasi nyata dengan erapan. Pada konsentrasi P yang rendah, kemungkinan P retensi melalui presipitasi akan lebih sedikit, sehingga dalam menentukan hasil erapan P akan lebih baik (Brand et al., 27). Erapan P maksimum tanah Cigudeg lebih tinggi dari tanah Tanjung Ratu karena kadar liat, kadar P dan Ca tanah Cigudeg lebih tinggi sehingga banyak P yang diikat oleh Ca dan liat. Pada untuk tanah Bangka, kadar erapan P maksimum yang tinggi dibanding erapan P maksimum tanah Tanjung Ratu, disebabkan kadar Ca dan nilai KTK lebih tinggi dari tanah Tanjung Ratu. Kation divalen (seperti Ca 2+ ) menaikan kemampuan dari muatan positif mineral liat untuk mengikat P yang terjadi pada ph < 6,5. Erapan P akan naik pada tanah dengan nilai KTK yang tinggi (Bilgili et al., 28). Mahmood (2) melaporkan erapan P berkorelasi nyata dengan KTK tanah. Erapan P maksimum pada tanah Tanjung ratu lebih rendah dari pada sampel tanah Bangka dan Cigudeg, meskipun ph tanah tergolong masam dan kejenuhan Al lebih tinggi. Dengan demikian, kebutuhan hara P pada tanah Tanjung Ratu lebih rendah dari pada tanah Bangka dan Cigudeg. 122

Analisis Erapan P Tanah pada Berbagai Konsentrasi CaCl 2 Kurva Langmuir dalam menentukan erapan P tanah dari Gambar 1, 2, dan 3, dimana kenaikan konsentrasi P dalam larutan tidak menaikan erapan P secara terus-menerus. Artinya terjadi erapan P maksimum pada contoh tanah pada penelitian ini. Dengan persamaan Langmuir tidak diketahui bentuk Fe/Al oksida atau mineral liat. Erapan P berjalan sangat lambat dan berkurang dengan bertambahnya waktu (Havline et al., 24). Sementara menurut Brand et al. (27) serapan terjadi antara beberapa menit hingga beberapa jam, sedangkan presipitasi berjalan lebih lambat, khususnya terjadi pada konsentrasi P yang rendah. CaCl 2.5 M CaCl 2.1 M 8 6 4 2 Y = 2915X/(1+3.764X) Ymax = 775. 2. 4. 6. 8 6 4 2 Y = 215X/(1+2.674X) Ymax = 787. 2. 4. 6. 8 7 6 5 4 3 2 1 CaCl 2.5 M Y = 134X/(1+1.581X) Ymax = 824. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 8 6 4 2 CaCl 2.1 M Y = 1524X/(1+1.91X) Ymax = 798. 2. 4. 6. Gambar 1. Kurva Langmuir erapan P tanah Cigudeg 123

L. Anggria et al. 8 6 4 2 CaCl 2.5M Y = 3367X/(1+4.32X) Ymax = 779. 2. 4. 6. 1 8 6 4 2 CaCl 2.1 M Y = 5882X/(1+7.435X) Ymax = 791. 1. 2. 3. 4. CaCl 2.5 M CaCl 2.1 M 1 8 6 4 2 Y = 6289X/(1+7.874X) Ymax = 799. 1. 2. 3. 1 8 6 4 2 Y = 625X/(1+7.95X) Ymax = 786. 1. 2. 3. 4. Gambar 2. Kurva Langmuir erapan P tanah Bangka Energi ikatan untuk setiap sampel tanah berbeda-beda (Tabel 2), dimana energi ikatan tanah Bangka lebih besar (4,32-7,95) dari dua sampel lainnya. Energi ikatan terendah terdapat pada tanah Tanjung Ratu berkisar antara,647-1,6. Hal ini menunjukkan bahwa tanah Bangka mempunyai kemampuan tinggi dalam mempertahankan hara P yang berada dalam tanah. 124

Analisis Erapan P Tanah pada Berbagai Konsentrasi CaCl 2 7 6 5 4 3 2 1 CaCl 2.5 M Y = 688X/(1+1.17X) Ymax = 677. 5. 1. 15. 8 6 4 2 CaCl 2.1 M Y = 661X/(1+1.6X) Ymax = 624. 5. 1. 15. 2. 25. 7 6 5 4 3 2 1 CaCl 2.5 M Y = 45X/(1+.718X) Ymax = 627. 5. 1. 15. 2. 7 6 5 4 3 2 1 CaCl 2.1 M Y = 398X/(1+.647X) Ymax =615. 5. 1. 15. 2. 25. Gambar 3. Kurva Langmuir erapan P tanah Tanjung Ratu, Lampung Tabel 2. Energi ikatan tanah dari Bangka, Tanjung Ratu, dan Cigudeg pada empat konsentrasi CaCl 2 Energi ikatan Bangka Tanjung Ratu Cigudeg CaCl 2,5M 4,32 1,17 3,764 CaCl 2,1M 7,435 1,6 2,674 CaCl 2,5M 7,874,718 1,581 CaCl 2,1M 7,95,647 1,91 Terdapat pola yang berbeda antara energi ikatan pada ke empat konsentrasi CaCl 2. Pada tanah Bangka, semakin pekat konsentrasi CaCl 2 energi ikatannya semakin tinggi. Pada tanah dari Tanjung Ratu dan Cigudeg, energi ikatan semakin menurun dengan semakin meningkatnya konsentrasi CaCl 2. Energi ikatan dipengaruhi oleh ph dan C-organik tanah, dimana energi ikatan semakin meningkat dengan semakin meningkatnya ph dan C-organik tanah (Gambar 4). 125

L. Anggria et al. 4. C organik ph 6 C-organik (%) 3.5 3. 2.5 2. 1.5 1..5 5 4 3 2 1 ph. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Energi ikatan Gambar 4. Hubungan antara energi ikatan pada,5 M CaCl 2 dan sifat-sifat tanah KESIMPULAN 1. Secara umum peningkatan konsentrasi pengekstrak CaCl 2 dapat meningkatkan erapan P maksimum. Erapan P maksimum tertinggi dicapai pada konsentrasi CaCl 2,5 M, dan pada konsentrasi,1 M erapan P maksimum menurun. 2. Tanah dari Tanjung Ratu memiliki nilai erapan maksimum P lebih rendah dari Bangka dan Cigudeg. 3. Erapan P maksimum dipengaruhi secara positif oleh ph dan KTK tanah, dipengaruhi secara negatif oleh kejenuhan Al. 4. Pada tanah dari Bangka, energi ikatan semakin meningkat dengan semakin meningkatnya konsentrasi CaCl 2, sedangkan energi ikatan pada tanah dari Tanjung Ratu dan Cigudeg semakin menurun dengan semakin menurunnya konsentrasi CaCl 2. 5. Energi ikatan dipengaruhi secara positif oleh ph dan C-organik tanah. 126

Analisis Erapan P Tanah pada Berbagai Konsentrasi CaCl 2 DAFTAR PUSTAKA Brand-Klibanski, S., M.I. Litaor, and M. Shenker. 27. Overestimation of phosphorus adsorption capacity in reduced soils: an artifact of typical batch adsorption experiments. Soil Sci. Soc. Am. J. 71:1128-1136. Madison, USA. Bilgili Ali Volkan, V. Uygur, S. Karaca, O. Dengiz, and S. Aydemir. 28. Phosphorous sorption in some great soil groups of semi-arid region of Turkey. International Journal of soil science 3:75-82. Havlin, J.L., J.D. Beaton, S.L. Tisdale, and W.L. Nelson. 24. Soil Fertility and Fertilizers. 7 th edition. Peerson Prentice Hall. P, Jew Jersey. Pp 17-172. Juo, A.S.R. and R.L. Fox. 1997. Phosphate sorption characteristics of some bench-mark soils of West Africa. Soil Sci. 124:37-376 In J.M. Jackman, R.C. Jones, R.S. Yost, and C.J. Babcock. Rietveld estimates of mineral percentages to predict phosphate sorption by selected Hawaiian soils. Soil Sci. Soc. Am. J. 61:618-625. Kasno, A. 22. Pengaruh Nisbah K/Ca dalam Larutan Tanah Terhadap Dinamika Hara K pada Tanah Ultisol dan Vertisol Lahan Kering. Thesis S2. Mahmood, A., Rahmahtullah, M. Salim, and M. Yousaf. 2. Soil properties related phosphorus sorption as described by modified Freundlich equation in some soils. International Journal of Agriculture and Biology. Pp 29-292. Subramaniam, V. and B.R. Singh. 1997. Phosphorus supplying capacity of heavily soils I. Phosphorus adsorption characteristics and phosphorus fractionation. Nutrient Cycling in Agroecosystems 47:115-122. Kluwer Academic Publishers. Netherlands. 127

L. Anggria et al. TANYA JAWAB Pertanyaan/Saran (D. Setyorini, Balittanah) : Sebaiknya jumlah sampel yang dianalisis lebih banyak lagi dan dilakukan korelasi dengan metode Fox dan Kamprath. Jawaban : Terima kasih atas saran ibu 128