M. Rasuli Fakultas Ekonomi Universitas Riau ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia yang didasarkan pada

Astari Kalsum. Eny Wahyuningsih Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau. Abstrak

PENYUSUNAN APBD BERBASIS KINERJA

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN PERAN MANAJERIAL PENGELOLA KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

THE FACTORS OF AFFECTING BUDGETARY OF REGIONAL REVENUE AND EXPENDITURE BASED ON PERFORMANCE

Volume I No. 1, Februari 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMILIHAN KARIR MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENJADI AKUNTAN PUBLIK (STUDI EMPIRIS PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA

Volume I No. 1, Februari 2016 ISSN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DATA. 52 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. terwujudnya good public and corporate governance (Mardiasmo, 2009:27).

PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARATUR PEMERINTAH DAERAH PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI KABUPATEN MAGETAN

Pengaruh Proses Penyusunan Anggaran dan Partisipasi Anggaran Terhadap Kualitas Pelaksanaan Anggaran. (Studi Kasus: Kabupaten Serdang Bedagai)

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR GOOD GOVERNANCE TERHADAP KUALITAS PELAYANAN BAGI WAJIB PAJAK (STUDI KASUS DI KPP PRATAMA JAKARTA PENJARINGAN) Oleh

ANALISIS PENGARUH KESEJAHTERAAN, LINGKUNGAN KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN HOTEL MELEAWAI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Halim Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.

Vol. 01 No. 02 Juli 2014 Halaman JURNAL MANAJEMEN ISSN

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi. Disusun oleh: ANDHIKA HERTAS P B

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pengelolaan pemerintahan yang baik (good government governance)

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) TERHADAP PDRB PADA PROVINSI DKI JAKARTA

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk menguji apakah motivasi,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manajemen untuk mengaitkan setiap biaya yang dituangkan dalam kegiatankegiatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian. Pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan metode sensus.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. manajemen pemerintah pusat dan daerah (propinsi, kabupaten, kota). Hal tersebut

Bab I PENDAHULUAN. berkeadilan sosial dalam menjalankan aspek-aspek fungsional dari

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggara negara atas kepercayaan yang diamanatkan kepada mereka. Hal ini

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

NUR ASIKIN. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang ABSTRAK

Responden yang terhormat,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan atau mendeskripsikan suatu data yang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dihindarkan. Organisasi sektor publik memiliki kaitan yang erat dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Novotel Jakarta Mangga Dua Square, hotel bintang 4 yang didirikan pada

BAB V PENUTUP. yang dimoderasi komitmen organisasi, budaya organisasi, dan locus of control.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. daftar pertanyaan tertulis kepada responden, dalam hal ini adalah seluruh

DAFTAR PUSTAKA. %02014.pdf

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

DAFTAR LAMPIRAN. Kriteria Sampel Nama Provinsi

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ALAM WISATA RESTO. Ahmad Mustakim

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. tertinggi, standar deviasi, varian, modus, dan sebagainya.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Arsha Karunia Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN. : Silvina Ramadani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Prihantoro, SE., MM..

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. melalui kuesioner. Kuesioner yang disebar sebanyak 34 kuesioner, pekerjaan, dan tingkat pendidika terakhir.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Indonesia. Teknik sampling pada penelitian ini adalah menggunakan purposive

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel dalam penelitian ini adalah 35 kabupaten/kota dijawa tengah tahun 2011-

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI BADAN DIKLAT DAN LITBANG PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SRAGEN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. anggaran. Jumlah dinas dikabupaten bojonegoro sebanyak 16, dari 16 dinas

ZELFIA YULIANA SUTAMI ( ) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi. Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK

BAB IV PEMBAHASAN. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah 15 (lima belas) Wajib

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tergambar tidak produktif, tidak efisien, rendah kualitas, dan miskin kreativitas.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Data Laporan Keuangan PT Mayora Indah Tbk. Tabel. 4.1 Data Laporan Keuangan PT Mayora Indah Tbk.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK),

Jurnal Ilmiah Sains, Teknologi, Ekonomi, Sosial dan Budaya Vol. 1 No. 2 Mei 2017

PENGARUH TUJUAN ANGGARAN DAN KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DI POLDA PAPUA (Studi pada Ditreskrimsus)

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL PADA KABUPATEN GORONTALO

: Niken Kurniawati NPM :

BAB I PENDAHULUAN. suatu fenomena di Indonesia. Tuntutan demokrasi ini menyebabkan aspek

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. uji instrumen penelitian, analisis data dan pembahasan. Statistik deskriptif data,

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

ANALISIS PENGARUH FAKTOR PERENCANAA TERHADAP PENYERAPAN ANGGARAN PADA DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

"Pengaruh Audit Kinerja Sektor Publik Terhadap Akuntabilitas Publik Dengan Pengawasan Fungsional Sebagai Variabel Moderating "

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dimana metode yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu suatu metode

Pembahasan. 4.1 Uji Validitas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian, maka perlu menciptakan kondisi ekonomi yang lebih fleksibel dan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

IKA NUR MAULIDA AFFIANI B

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian kuantitatif, kevalidan data menjadi sangat penting, karena bila

BAB I PENDAHULUAN. Proses penganggaran daerah diatur dalam Permendagri Nomor 13 tahun

DETERMINASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN DENGAN PENGAWASAN DEWAN PADA KEUANGAN DAERAH (APBD)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Penyempurnaan Sistem Administrasi, Komitmen Dari Seluruh Komponen Organisasi, Kecukupan Sumber Daya, Dan Sistem Reward Punishment Terhadap Penyusunan APBD Berbasis Kinerja Di SKPD Provinsi Riau M. Rasuli Fakultas Ekonomi Universitas Riau ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh gaya kepemimpinan, penyempurnaan sistem administrasi, komitmen seluruh komponen organisasi, kecukupan sumber daya, dan sistem reward punishment terhadap penyusunan APBD berbasis kinerja. Populasi dalam penelitian ini adalah Pejabat eselon II, III dan IV Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi Riau. Dari hasil penelitian diketahui bahwa, variabel penyempurnaan sistem administrasi dan komitmen dari seluruh komponen organisasi berpengaruh terhadap penyusunan APBD berbasis kinerja, sedangkan gaya kepemimpinan, kecukupan sumber daya, dan sistem reward punishment tidak berpengaruh terhadap penyusunan APBD berbasis kinerja. Kata Kunci: penyusunan APBD berbasis kinerja., gaya kepemimpinan, penyempurnaan sistem administrasi, komitmen seluruh komponen organisasi, kecukupan sumber daya, dan sistem reward punishment. I. Pendahuluan Pada dasarnya anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial. Lingkup sektor publik di Indonesia mengenal Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) di tingkat pusat maupun RAPBD di tingkat daerah. Pada pasal 1 UU 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, APBD diartikan sebagai rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Rancangan tersebut memuat pos-pos pendapatan dan belanja yang menjadi sasaran atau target yang hendak dicapai selama satu tahun. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara 1

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah membuka peluang yang seluas-luasnya bagi daerah untuk membangun daerahnya sesuai dengan kebutuhan dan prioritasnya masing-masing. Pemberlakuan kedua undang-undang ini membawa konsekuensi bagi daerah dalam bentuk pertanggungjawaban atas pengalokasian dana yang dimiliki secara efisien dan efektif dalam rangka upaya meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan umum kepada masyarakat. Untuk mewujudkan bentuk pertanggungjawaban atas pengalokasian dana yang dimiliki secara efisien dan efektif dalam rangka upaya meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan umum kepada masyarakat tersebut dapat dipenuhi dengan menyusun rencana kerja dan anggaran satuan kerja perangkat daerah (RKA- SKPD) dengan pendekatan berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapai (pasal 19 ayat 1 dan 2 UU. 17 Tahun 2003). Sistem penganggaran yang dibangun harus dapat memadukan perencanaan kinerja dengan anggaran tahunan yang akan memperlihatkan adanya keterkaitan antara dana yang tersedia dengan hasil yang diharapkan. Inilah sistem penganggaran yang disebut dengan anggaran berbasis kinerja (ABK). ABK merupakan metode penganggaran yang mengaitkan setiap biaya yang dituangkan dalam kegiatan-kegiatan dengan manfaat yang dihasilkan. Manfaat tersebut digambarkan pada seperangkat tujuan dan dituangkan dalam target kinerja setiap unit kerja, seperti yang disebutkan dalam penelitian Suprasto (2006) bahwa.anggaran berbasis kinerja juga mengisyaratkan penggunaan dana yang tersedia dengan seoptimal mungkin untuk menghasilkan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan yang maksimal bagi masyarakat. Hal ini sejalan dengan penelitian Hotman Atiek (2005) yang meneliti tentang hubungan peranan Bappeda dalam melaksanakan perencanaan sesuai anggaran berbasis kinerja dengan pemahaman sumber daya manusia mengenai ABK dan hubungan penerapan ABK dengan arah kebijakan umum pemerintah kabupaten. Hasil penelitian ini menyebutkan terdapat hubungan antara sumber daya manusia masih sedikit yang mengerti dan memahami ABK berpengaruh dalam pelaksanaan perencanaan dan terdapat penyimpangan program yang dilaksanakan dari arah kebijakan umum dengan belum diterapkan ABK. Demikian juga penelitian Imam T. Raharto (2008) yang menyatakan ada 2

hubungan antara keluaran dan hasil yang diharapkan termasuk efisiensi dalam mencapai hasil dari keluaran (output) dengan penerapan ABK. Kegiatan perencanaan dan penganggaran yang melibatkan seluruh unsur pelaksana di SKPD mulai dari penentuan program dan kegitan, klasifikasi belanja, penentuan standar biaya, penentuan indikator kinerja dan target kinerja, sampai dengan jumlah anggaran yang harus disediakan, memerlukan perhatian serius pimpinan SKPD beserta pelaksana program dan kegiatan. Dokumen anggaran harus dapat menyajikan informasi yang jelas tentang tujuan, sasaran, serta korelasi antara besaran anggaran dengan manfaat dan hasil yang ingin dicapai dari suatu kegiatan yang dianggarkan. Tuntutan pentingnya pelaksanaan penyusunan ABK ternyata membawa konsekuensi yang harus disiapkan beberapa faktor keberhasilan implementasi penggunaan ABK (BPKP, 2005), yaitu: 1. Kepemimpinan dan komitmen dari seluruh komponen organsisasi. 2. Fokus penyempurnaan administrasi secara terus menerus. 3. Sumber daya yang cukup untuk usaha penyempurnaan tersebut (uang, waktu dan orang). 4. Penghargaan (reward) dan sanksi (punishment) yang jelas. 5. Keinginan yang kuat untuk berhasil. Penelitian ini menggunakan faktor gaya kepemimpinan, penyempurnaan sistem informasi, komitmen dari seluruh komponen organisasi, kecukupan sumber daya, dan sistem reward yang jelas, punishment yang tegas sebagai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penyusunan APBD yang berbasis kinerja yang merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Sembiring (2009). Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris dan menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan, penyempurnaan sistem informasi, komitmen dari seluruh komponen organisasi, kecukupan sumber daya, dan sistem reward yang jelas, punishment yang tegas sebagai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penyusunan APBD yang berbasis kinerja di SKPD Provinsi Riau. 3

MODEL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Model penelitian pada penelitian ini digambarkan sebagai berikut: Independen Variabel Variabel Dependen Gaya Kepemimpinan (X 1 ) Komitmen dari Seluruh Komponen Organisasi (X 2 ) Penyempurnaan Sistem Administrasi (X 3 ) APBD Berbasis Kinerja (Y) Kecukupan Sumber Daya (X 4 ) Penghargaan (Reward) (X 5 ) Sanksi (Punishment) (X 6 ) Gambar 1. Model penelitian. Dari landasan teori dan kerangka konsep yang diajukan, maka hipotesis penelitian ini sebagai berikut: Terdapat pengaruh gaya kepemimpinan, penyempurnaan sistem informasi, komitmen dari seluruh komponen organisasi, kecukupan sumber daya, dan sistem reward yang jelas, punishment yang tegas terhadap penyusunan APBD yang berbasis kinerja di SKPD Provinsi Riau. 4

METODOLOGI PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah Pejabat eselon II, III dan IV Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi Riau. Pejabat eselon II, III dan IV dipilih sebagai responden dengan alasan karena mereka dianggap orang yang ikut terlibat dalam penyusunan anggaran pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi Riau yang menjadi objek dalam penelitian ini. Metode Analisis Data Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Analsis regresi digunakan untuk pengujian pengaruh variabel independen (bebas) terhadap varibel dependen (terikat), sehingga teknik analisis ini memerlukan lagi uji normalitas data dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya Persamaan matematis untuk regresi berganda adalah: Y = β 0 +β 1 X 1 +β 2 X 2 +β 3 X 3 +β 4 X 4 +β 5 X 5 + β 6 X 6 +e Keterangan: Y β 0 β (1,2,3,4,5) β 1 X 1 β 2 X 2 β 3 X 3 β 4 X 4 β 5 X 5 β 6 X 6 e = Penyusunan APBD berbasis kinerja = Konstanta = Koefisien Regresi = Gaya Kepemimpinan = Penyusunan Sistem Administrasi = Komitmen dari Seluruh Komponen Organisasi = Kecukupan Sumber Daya = Sistem Reward = Punishment = Error 5

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Statistik Deskriptif Adapun hasil analisis statistik deskriptif pada penelitian iini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel.1 Statistik Deskriptif N Minimum Maximum Mean Std. Deviation APBD 96 33.00 49.00 42.1875 3.96912 KEPEMIMPINAN 96 20.00 42.00 32.8646 4.00689 ADM 96 24.00 42.00 35.9375 3.17163 KOMITMEN 96 47.00 77.00 64.8229 6.20016 KSD 96 59.00 105.00 85.1979 10.94351 REWARD 96 6.00 21.00 18.1042 2.76626 PUNISHMENT 96 11.00 21.00 17.2292 2.18839 Valid N (listwise) 96 Sumber: Data Olahan SPSS Tabel diatas menunjukkan bahwa penyusunan APBD berbasis kinerja memiliki nilai rata-rata sebesar 42.1875 dengan standar deviasi 3.96912. Variabel gaya kepemimpinan memiliki rata-rata sebesar 32.8646 dengan standar deviasi 4.00689. Variabel penyempurnaan sistem administrasi memiliki 35.9375 dengan standar deviasi 3.17163. Variabel komitmen dari seluruh komponen organisasi memiliki rata-rata 64.8229 dengan standar deviasi 6.20016. Variabel kecukupan sumber daya memiliki rata-rata 85.1979 dengan standar deviasi 10.94351. Variabel sistem reward memiliki rata-rata 18.1042 dengan standar deviasi 2.76626. Variabel punishment memiliki rata-rata 17.2292 dengan standar deviasi 2.18839. 6

Pembahasan Hasil Penelitian Hasil dari analisis datapada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Unstandardized Coefficients Std. Standardized Coefficients B Error Beta Model t Sig. 1 (Constant) 4.398 3.891 1.130.261 KEPEMIMPINAN -.031.082 -.031 -.377.707 ADM.419.103.335 4.072.000 KOMITMEN.212.065.331 3.276.002 KSD.074.038.205 1.936.056 REWARD.148.115.103 1.282.203 PUNISHMENT.060.158.033.377.707 a. Dependent Variable: APBD Sumber: Data Olahan SPSS Berdasarkan hasil analisis regresi yang disajikan pada tabel di atas, maka dapat dituliskan model regresi sebagai berikut: Y = 4.398 0.031X 1 + 0.335X 2 0.331X 3 + 0.205X 4 + 0.103X 5 + 0.033X 6 Keterangan: Y = Penyusunan APBD Berbasis Kinerja X1 = Gaya Kepemimpinan X2 = Penyempurnaan Sistem Administrasi X3 = Komitmen dari Seluruh Komponen Organisasi X4 = Kecukupan Sumber Daya X5 = Sistem Reward X6 = Punishment Dari hasil pengujian hipotesis diketahui variabel gaya kepemimpinan, menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.707. Tingkat signifikansi yang digunakan 0,05, berarti 0.707 > 0,05. Ini berarti bahwa gaya kepemimpinan tidak berpengaruh signifikan terhadap penyusunan APBD berbasis kinerja. Hal ini tidak didukung 7

dengan penelitian dari Izzaty dan Rohman (2011) mempunyai hasil bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap penyusunan APBD berbasis kinerja. Berdasarkan hasil penelitian ini, pemimpin yang lebih fokus pada tugas dengan menekankan pada standar kinerja sekaligus memperhatikan bawahan secara personal akan dapat meningkatkan efektivitas penerapan anggaran berbasis kinerja. Untuk variabel penyempurnaan sistem administrasi, menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0. Tingkat signifikansi yang digunakan 0,05, berarti 0 < 0,05. Ini berarti bahwa penyempurnaan sistem administrasi berpengaruh signifikan terhadap penyusunan APBD berbasis kinerja. Hai ini didukung dengan penelitian Sembiring (2009), Mubar dkk (2012), Saffitri (2012), mendapatkan kesimpulan bahwa penyempurnaan sistem administrasi berpengaruh secara signifikan terhadap penyusunan APBD berbasis kinerja. Penyusunan anggaran berbasis kinerja membutuhkan suatu sistem administrasi publik yang telah ditata dengan baik, konsisten dan terstruktur sehingga kinerja anggaran dapat dicapai berdasarkan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan. Variabel komitmen dari seluruh komponen organisasi, menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.002. Tingkat signifikansi yang digunakan 0,05, berarti 0.002 < 0,05. Ini berarti bahwa komitmen dari seluruh komponen organisasi berpengaruh signifikan terhadap penyusunan APBD berbasis kinerja. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mubar dkk (2012), Saffitri (2012), Arisandy (2012), hasil penelitian mereka menyatakan bahwa komitmen dari seluruh komponen organisasi berpengaruh signifikan terhadap penyusunan APBD berbasis kinerja. Untuk mendapatkan dukungan yang optimal bagi implementasi anggaran berbasis kinerja dalam proses penyusunan Renstra SKPD perlu membangun komitmen dan kesepakatan dari semua stakeholder untuk mencapai tujuan SKPD. Variabel kecukupan sumber daya, menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.056. Tingkat signifikansi yang digunakan 0,05, berarti 0.056 > 0,05. Ini berarti bahwa kecukupan sumber daya tidak berpengaruh signifikan terhadap penyusunan APBD berbasis kinerja. Hal ini didukung dengan hasil penelitian Sembiring (2009), dan Mubar dkk (2012), bahwa kecukupan sumber daya tidak berpengaruh signifikan 8

dengan penyusunan APBD berbasis kinerja. Pengaruh tidak signifikan disebabkan karena sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang memadai mengenai penyusunan anggaran berbasis kinerja masih sangat kurang. Variabel sistem reward, menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.203. Tingkat signifikansi yang digunakan 0,05, berarti 0.203 > 0,05. Ini berarti bahwa sistem reward tidak berpengaruh signifikan terhadap penyusunan APBD berbasis kinerja. Hal ini didukung dengan hasil penelitian Mubar dkk (2012), bahwa sistem reward tidak berpengaruh signifikan dengan penyusunan APBD berbasis kinerja. Menurut Wibowo (2007) yang menyatakan bahwa tujuan utama program penghargaan (reward) adalah untuk memotivasi pegawai untuk mencapai kinerja. Demikian pula menurut Mardiyah (2005) bahwa sistem reward dan pengakuan atas kinerja karyawan merupakan sarana untuk mengarahkan perilaku karyawan ke perilaku yang dihargai dan diakui organisasi. Variabel punishment, menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.707. Tingkat signifikansi yang digunakan 0,05, berarti 0.707 > 0,05. Ini berarti bahwa punishment tidak berpengaruh signifikan terhadap penyusunan APBD berbasis kinerja. Hal ini tidak didukung dengan hasil penelitian Sembiring (2009), Mubar dkk (2012) dan Saffitri (2012) bahwa punishment berpengaruh signifikan dengan penyusunan APBD berbasis kinerja. Penerapan sanksi yang tegas atas keterlambatan penyampaian laporan akuntabilitas kinerja dan ketidakberhasilan terhadap implementasi anggaran berbasis kinerja dapat menjadi motivasi bagi SKPD untuk mewujudkan APBD berbasis kinerja. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan analisis data yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa variabel penyempurnaan sistem administrasi dan komitmen dari seluruh komponen organisasi berpengaruh terhadap penyusunan APBD berbasis kinerja, sedangkan gaya kepemimpinan, kecukupan sumber daya, dan sistem reward punishment tidak berpengaruh terhadap penyusunan APBD berbasis kinerja. 9

Saran 1. Variabel lain yang mungkin untuk diteliti pada penelitian yang akan datang antara lain: kepemimpinan, kualitas sumber daya manusia, sumber daya pengelola, monitoring dan evaluasi. 2. Untuk masa yang akan datang dalam mengisi kuesioner sebaiknya responden di damping langsung oleh peneliti agar informasi yang didapat responden lebih tepat. DAFTAR PUSTAKA Akib, Haedar. 2010. Implementasi Kebijakan. Jurnal Administrasi Publik, Vol.1, No.1. Alwi, Muhammad. 2010. Pengaruh Style Kepemimpinan, Institusi, Gender terhadap Motivasi/Kepuasan Kerja Karyawan. Arisandy, Nelsi. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja (Studi Empiris pada Perguruan Tinggi Negeri di Pekanbaru). Tesis. Universitas Riau. Pekanbaru Asmoko, Hindri. 2006. Pengaruh Penganggaran Berbasis Kinerja terhadap Efektifitas Pengendalian. Jurnal Akuntansi Pemerintah, Vol. 2 No. 2, Yogyakarta. Bastian, Indra,. 2009. Sistem Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah Daerah di Indonesia. Salemba Empat. Jakarta. Izzaty, Khairina Nur., dan Rohman, Abdul., 2011. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Kualitas Sumber Daya Manusia Terhadap Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Badan Layanan Umum (Studi Pada BLU Universitas Diponegoro Semarang). Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. Kunwaviyah, Machmud. 2010. Peran Variabel Komitmen Organisasi dan Inovasi pada Hubungan Penganggaran dan Kinerja. Jurnal Akuntansi dan Auditing, Vol 7 No 1. Mardiyah.(2005). Pengaruh Sistem Pengukuran, Sistem Reward dan Profit Center Terhadap Hubungan Antara TQM dan Kinerja Manajerial. SNA VIII, 15-16 September, Solo. 10

Mubar, Nurwira Rahayu., Ali, Muhammad., dan Hamid, Nurjannah. 2012. Faktorfaktor yang Memperngaruhi Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Berbasis Kinerja. Universitas Hasanuddin. Makassar. Saffitri, Endang., 2012. Faktor-faktor yang Memperngaruhi Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Berbasis Kinerja (Studi Empiris di Pemerintahan Kota Medan). Skripsi. Universitas Negeri Medan. Medan. Santoso, Singgih. 2010. Mastering SPSS 18. Elek Media Komputindo. Jakarta. Sardjito, Bambang; Muthaher, Osmad. 2007. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemda : Budaya dan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Moderating. SNA X, 26-28 Juli. Makassar. Sembiring, Benar, Baik. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Berbasis Kinerja (Studi Empiris Di Pemerintah Daerah Kabupaten Karo). Tesis, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Sinaga,Obsatar.(2008). Kebijakan dan Agenda Reformasi Administrasi. Jurnal Administrasi Vol.1, No.4. Suprasto, Bambang, H. 2006. Peluang dan Tantangan Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja. Buletin Studi Ekonomi, Vol 11 Nomor 3, Denpasar. Solihin, Dadang. 2011. Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja. Bimbingan Teknis Perencana Bappeda Provinsi DKI Jakarta. Jakarta : Bappenas. BPKP. 2005. Pedoman Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja (Revisi), Jakarta. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan pertama atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. 11

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Wahyuningsih.(2009). Public Administration Community Reward and Punishment. Jakarta. Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Jasa Grafindo. Jakarta. 12