BAB IV KONSEP. kesatuan rancangan. Dalam arsitektur, suatu konsep mengemukakan suatu cara khusus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

Pengembangan RS Harum

Arsitektur Hijau BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK. mengurangi kenyamanan dari club house itu sendiri.

SAINS ARSITEKTUR II ARTIKEL ILMIAH TENTANG BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS.

BAB IV : KONSEP. Adapun prinsip-prinsip pendekatan arsitektur hijau adalah sebagai berikut:

Pengembangan RS Harum

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

BAB IV KONSEP. Langkah-langkah untuk menerapkan Konsep Green Hospital, yaitu :

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Umum Daerah Jakarta Selatan BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( )

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II

TUGAS AKHIR PERANCANGAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN JATISAMPURNA, KOTA BEKASI

Analisa Pengaruh Penerapan Konsep Green Building Terhadap Keputusan Investasi pada National Hospital Surabaya

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA. Tema yang digunakan pada perencanaan Hotel Forest ini adalah Green

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar

BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

BAB III ELABORASI TEMA

BAB I PENDAHULUAN. Foto I.1.1. Wisma Atlet Fajar - Senayan. Sumber : Dokumentasi pribadi

KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Arsitektur Ramah Lingkungan (Green Architecture) Pendekatan Green Architecture

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB VI HASIL RANCANGAN. mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PENDEKATAN PEMBENTUKAN IKLIM-MIKRO DAN PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI USAHA TERCAPAINYA MODEL PENDIDIKAN LINGKUNGAN BINAAN YANG HEMAT ENERGI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN GEDUNG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN KELAS B SATELIT

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

aktivitas manusia. 4 Karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan lahan yang menjadi penyebab utama Bumi menjadi hangat, baik pa

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL...

M. Maria Sudarwani ) Abstrak

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. kehidupan modern dengan tuntutan kebutuhan yang lebih tinggi. Seiring

RUMAH SAKIT UMUM KELAS B DI PURI KEMBANGAN BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Sumber:

APARTEMEN HIJAU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PERMUKIMAN SEHAT, NYAMAN FARID BAKNUR, S.T. Pecha Kucha Cipta Karya #9 Tahun 2014 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Sistem Utilitas Bangunan Gedung Bertingkat

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

tetap akan memberikan kontribusi besar terhadap penurunan konsumsi energi secara nasional. Bangunan merupakan penyaring faktor alamiah penyebab

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

Perancangan gedung rawat inap rumah sakit dengan pendekatan Green Architecture khususnya pada penghematan energi listrik. Penggunaan energi listrik me

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

Bab IV. Konsep Perancangan

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012)

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar.

Pendekatan Pembentukan Iklim-Mikro dan Pemanfaatan Energi Alternatif Sebagai Usaha Tercapainya Model Desain Rumah Susun Hemat Energi

BAB V. Konsep. bangunan. memaksimalkan potensi angin yang dapat mengembangkan energi

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek

APARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep yang terdapat


BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan yang digunakan adalah sustainable

Asrama Mahasiswa Institut Teknologi Indonesia

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB IV KONSEP IV.1. Konsep Perancangan IV.1.1. Konsep Dasar Konsep merupakan gagasan yang memadukan berbagai unsur ke dalam suatu kesatuan rancangan. Dalam arsitektur, suatu konsep mengemukakan suatu cara khusus bahwa syarat-syarat atau rencana, konteks dan keyakinan dapat digabungkan bersama. Suatu tema ialah suatu pola atau gagasan spesifik yang berulang di seluruh rancangan suatu proyek. Konsep dasar yang digunakan ialah : A. Arsitektur Hijau (Green Arsitektur) Green Architecture ialah konsep yang merespon terhadap pemanasan global dimana kualitas udara yang semakin menurun, yang mengakibatkan terjadinya perubahan yang drastis yaitu pemborosan energi buatan. Konsep Green ialah untuk mencoba memperbaiki keadaan lingkungan yang semakin menurun sehingga mampu untuk memberikan lingkungan baru yang lebih baik bagi penggunanya dan mampu memberikan sumbangsih yang besar terhadap pelestarian lingkungan alam. Dalam dunia arsitektur muncul fenomena sick building syndrome yaitu permasalahan kesehatan dan ketidak nyamanan karena kualitas udara dan polusi udara dalam bangunan yang ditempati yang mempengaruhi produktivitas penghuni, adanya ventilasi udara yang buruk dan pencahayaan alami kurang. Untuk itu muncul adanya konsep green architecture yaitu pendekatan perencanaan arsitektur yang berusaha meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan. Ratu Ellena Syadzwina Program Studi Arsitektur Univ. Mercu Buana 206

Arsitektur hijau merupakan salah satu langkah yang digunakan untuk mewujudkan arsitektur yang ekologis atau ramah lingkungan demi mencapai keseimbangan didalam sistem interaksi manusia dengan lingkungan berusaha untuk meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan. Serta untuk mempertahankan eksistensi di muka bumi dengan cara meminimalkan perusakan alam dan lingkungan. Keberlanjutan terkait dengan aspek llingukungan alami dan buatan, pengguna energy, ekonomi, sosial dan budaya. Penerapan arsitektur hijau akan memberi peluang besar terhadap kehidupan manusia secara berkelanjutan. Pengaplikasian arsitektur hijau akan menciptakan suatu bentuk arsitektur yang memiliki manfaat berkelanjutan bagi kedepannya. Adapun aspekaspek yang harus diterapkan pada bangunan rumah sakit yang berdasarkan konsep green building : 1. Conserving Energy (Hemat Energi) - Bangunan dibuat memanjang dan tipis untuk memaksimalkan pencahayaan dan menghemat energy listrik. - Memasang lampu listrik hanya pada bagian yang intensitasnya rendah. Selain itu juga menggunakan alat control pengurangan intensitas lampu otomatis sehingga lampu hanya memancarkan cahaya sebanyak yang dibutuhkan sampai tingkat terang tertentu. - Menggunakan sun screen pada jendela yang secara otomatis dapat mengatur intensitas cahaya dan energy panas yang berlebihan masuk kedalam ruangan. - Mengecat interior bangunan dengan warna cerah namun tidak menyilaukan, yang bertujuan untuk meningkatkan intensitas cahaya. Ratu Ellena Syadzwina Program Studi Arsitektur Univ. Mercu Buana 207

- Bangunan tidak menggunakan pemanas buatan, semua pemanas dihasilkan oleh penghuni dan cahaya matahari yang masuk melalui lubang-lubang ventilasi. Gambar 87. Solar System Panel Sumber : https://s-media-cache-ak0.pinimg.com Ratu Ellena Syadzwina Program Studi Arsitektur Univ. Mercu Buana 208

2. Respect for Site (Tanggapan terhadap keadaan pada bangunan) Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapaknya. Hal ini dimaksudkan keberadaan bangunan baik dari segi konstruksi, bentuk dan pengoperasiannya tidak merusak lingkungan sekitar dengan cara sebagai berikut : - Mempertahankan bentuk tapak dengan membuat desain yang mengikuti bentuk tapak yang ada. - Luas permukaan dasar bangunan yang kecil, yaitu pertimbangan mendesai bangunan secara vertikal. 3. Future Healthly Dapat dilihat dari penggunaaan tanaman baik dalam interior maupun eksterior bangunan. Tanaman yang rindang membuat iklim udara yang sejuk dan sehat bagi kehidupan sekitar, lingkungan tampak tenang. 4. Climate Supportly Konsep penghijauan sangat cocok untuk iklim yang masih tergolong tropis (khatulistiwa). Pada saat penghujan, dapat sebagai resapan air, dan pada saat kemarau, dapat sebagai penyejuk udara. 5. Esthetic Usefully Penggunaan green roof pada bangunan yang dapat memberi keindahan serta menyatu dengan alam, juga dapat digunakan sebagai penadah air, untuk proses pendingin ruangan alami karena sinar matahari tidak diserap beton secara langsung, sehingga dapat menurunkan suhu panas di siang hari dan terasa sejuk di malam hari. Ratu Ellena Syadzwina Program Studi Arsitektur Univ. Mercu Buana 209

Green Building adalah konsep yang mempunyai syarat tertentu, yaitu lokasi, sistim perencanaan dan perancangan, renovasi dan pengoperasian, yang menganut prinsip hemat enrgi serta harus berdampak positif bagi lingkungan, ekonomi dan sosial. Aspek-aspek dalam memaksimalkan konsep Green Architecture pada bangunan yaitu meliputi : 1. Efisiensi Energy Bangunan hijau sering termasuk langkah-langkah untuk mengurangi konsumsi energi - energi yang terkandung baik diperlukan untuk mengekstrak, proses, transportasi dan menginstal bahan bangunan dan energi operasi untuk menyediakan layanan seperti pemanasan dan listrik untuk peralatan. 2. Efisiensi Air Perlindungan dan konservasi air sepanjang kehidupan bangunan dapat dicapai dengan merancang untuk pipa ganda yang mendaur ulang air di toilet disiram. Limbah-air dapat diminimalkan dengan memanfaatkan perlengkapan konservasi air seperti ultra-rendah toilet flush dan aliran rendah kepala pancuran. Bidets membantu menghilangkan penggunaan kertas toilet, mengurangi lalu lintas selokan dan kemungkinan meningkatnya kembali menggunakan air di tempat. Titik perawatan menggunakan air dan pemanas meningkatkan baik kualitas air dan efisiensi energi sementara mengurangi jumlah air dalam sirkulasi. Penggunaan non-limbah dan greywater untuksitus digunakan seperti situs-irigasi akan meminimalkan tuntutan pada akuifer setempat. 3. Efisiensi Bahan atau Material Bahan Bangunan biasanya dianggap sebagai 'hijau' termasuk kayu dari hutan yang telah disertifikasi dengan standar hutan pihak ketiga, bahan tanaman cepat terbarukan seperti bambu dan jerami, batu dimensi, batu daur ulang, logam daur ulang, dan produk lainnya yang non- beracun, dapat digunakan kembali, terbarukan, dan atau didaur ulang. Ratu Ellena Syadzwina Program Studi Arsitektur Univ. Mercu Buana 210

4. Peningkatan Mutu Lingkungan Kualitas lingkungan diwujudkan dalam kategori untuk memberikan kenyamanan, kesejahteraan, dan produktivitas penghuninya, kualitas udara dalam ruangan, kualitas termal, dan pencahayaan kualitas. Bangunan bergantung pada sistem ventilasi yang dirancang dengan baik (passively or naturally atau mekanis bertenaga) untuk menyediakan ventilasi yang memadai udara bersih dari luar rumah atau diresirkulasi, udara disaring serta operasi terisolasi (dapur, pembersih kering, dll) dari hunian lain. Selama proses desain dan konstruksi memilih bahan bangunan dan produk selesai interior dengan emisi nol atau rendah akan meningkatkan kualitas udara. Interaksi antara semua komponen indoor dan penghuni bersama-sama membentuk proses-proses yang menentukan kualitas udara dalam ruangan. 5. Pengurangan Sampah Arsitektur hijau juga berusaha untuk mengurangi pemborosan energi, air dan bahan yang digunakan selama konstruksi. Selama fase konstruksi, satu tujuan harus untuk mengurangi jumlah bahan pergi ke tempat pembuangan sampah. Bangunan yang dirancang dengan baik juga membantu mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan oleh penghuni juga, dengan menyediakan di tempat sampah solusi seperti kompos untuk mengurangi masalah akan ke tempat pembuangan sampah. 6. Optimasi Biaya dan Manfaat Masalah Studi telah menunjukkan selama masa hidup rentabilitas investasi green building, mencapai sewa secara signifikan lebih tinggi, harga jual dan tingkat hunian serta tingkat kapitalisasi yang lebih rendah berpotensi mencerminkan risiko investasi yang lebih rendah. Ratu Ellena Syadzwina Program Studi Arsitektur Univ. Mercu Buana 211

IV.1.2. Green Hospital Green hospital merupakan sebuah konsep rumah sakit yang didesain dengan memberdayakan potensi alam sebagai sumber daya utama sehingga ramah terhadap lingkungan dan lebih menghemat pengeluaran energi. Tujuh elemen yang harus diperhatikan pada rumah sakit yang ramah lingkungan, yaitu energy efficiency, green building design, alternative energy generation, transportation, food, waste, dan water. Adisasmito dalam Risnawati dkk (2015) menekankan beberapa manfaat yang diperoleh jika rumah sakit menerapkan sistem manajemen lingkungan adalah perlindungan tehadap lingkungan, pengurangan atau penghematan biaya, dan peningkatkan citra rumah sakit. Risnawati dkk (2015) juga mengatakan pengelolaan lingkungan yang baik sangat erat kaitannya dengan PROPER (program penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup) yang merupakan salah satu upaya Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) untuk mendorong penataan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui instrumen informasi. PROPER berupa kegiatan pengawasan dan pemberian insentif atau disinsentif kepada penanggung jawab usaha yang bertujuan mendorong perusahaan untuk taat terhadap peraturan lingkungan hidup dan mencapai keunggulan lingkungan (environmental excellence) melalui integrasi prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam proses produksi dan jasa, penerapan sistem manajemen lingkungan, pengelolaan limbah, efisiensi energi, konservasi sumberdaya dan pelaksanaan bisnis yang beretika serta bertanggungjawab terhadap masyarakat melalui program pengembangan masyarakat. IV.1.3. Contoh Green Hospital di Indonesia Salah satu Rumah sakit berkonsep Green Architecture di Indonesia ialah National Hospital. National Hospital mempunyai 10 lantai utama (termasuk 2 basement) dan 5 lantai Ratu Ellena Syadzwina Program Studi Arsitektur Univ. Mercu Buana 212

bangunan Annex yang dikhususkan bagi spesialis klinik dengan penanganan dokter spesialis. Konsep, Annex Building ini dirancang untuk menghadirkan suasana pelayanan medis bagi pasien yang nyaman, eksklusif dan elegan. National Hospital resmi dibangun pada 1 Oktober 2010 melalui PT. Total Bangun Persada sebagai perusahaan kontraktor yang bertanggung secara penuh dalam pembangunan Rumah Sakit ini. Menempati lahan seluas 8.532 m² dengan luas bangunan lebih dari 32.000 m², National Hospital dibangun dengan gaya desain arsitektur dan menerapkan standart Green Buliding yang ramah lingkungan serta hemat energi menjadi dasar acuan. (www.national-hospital.com, 2017). Konsep green building pada National Hospital Surabaya diwujudkan pada tiga Konsep Green diantaranya yaitu Green Design, Green Material, dan Green Technology. Green Design diwujudkan dengan penentuan posisi bangunan, ukuran bangunan, dan Ratu Ellena Syadzwina Program Studi Arsitektur Univ. Mercu Buana 213

desain bangunan. Green Material dari National Hospital Surabaya ini berupa pemilihan kaca Sunergy. Sedangkan pada Green Technology diwujudkan dengan penggunaan alat-alat antara lain AC VRV III, Lampu LED, Vacuum Cleaner Terpusat (Central Vacuum System), Komputer Terpusat Hemat Energi, Pompa Air Teknologi Inverter, Maternity Bed, Kamar Operasi dengan CSSD (Central Sterile Suply Departement), Fiber Optic, CT Scan 128 Slice, MRI 3 Tesla Wide Board. 1. Kaca Sunergy, AC VRV III, dan Lampu LED merupakan fitur yang ramah lingkungan dan memberikan kenyamanan bagi penghuni rumah sakit. 2. Kaca Sunergy dapat menghemat penggunaan AC dan Lampu. 3. Terdapat penghematan biaya listrik pada penggunaan Lampu LED dan AC VRV III. 4. Terdapat penghematan biaya maintenance pada AC VRV III 5. Lampu LED memiliki tingkat keawetan yang tinggi yaitu 12 tahun. IV.2. Konsep Pada Rancangan IV.2.1. Orientasi bangunan Massa bangunan yang terbentuk didapatkan dari beberapa analisis pada tapak yang sudah dilakukan. Analisis-analisis yang sudah dilakukan - Bukaan dan orientasi yang menghadap kearah Timur-Barat menggunakan buffer berupa tanaman dan kaca sunenergy guna meminimalisir sinar dan energy panas dari matahari - Bukaan pada bagian Utara-Selatan dibuat lebih terbuka guna memaksimalkan cahaya dan sinar matahari alami. menciptakan bentuk yang dan karakter suatu bangunan yang menanggapi posisi jalan raya utama. Serta tanggapan mengenai analisis matahari, angin dll Ratu Ellena Syadzwina Program Studi Arsitektur Univ. Mercu Buana 214

IV.2.2. Penerapan Green Design pada bangunan - Analisis Ecotect Gambar 88. Analisis Ecotect pukul 09.00WIB Sumber : Data Pribadi Gambar 89. Analisis Ecotect pukul 13.00 Sumber : Data Pribadi Pada pukul 09.00 WIB ini cahaya dan panas matahari terpancar secara langsung pada bagian Timur bangunan dengan intensitas paling tinggi dibandingkan dengan orientasi matahari lain. Penggunaan kaca sunenergy diharapkan dapat memfilter panas matahari langsung. Ratu Ellena Syadzwina Program Studi Arsitektur Univ. Mercu Buana 215

Gambar 90. Sunenergy Glass Sumber : http://www.mpalumunium.com/jenis-jenis-kaca-dan-aplikasinya/ IV.2.3. Detail Gambar 91. Rencana detail dan Material 1 & 2 Sumber : Data Pribadi Ratu Ellena Syadzwina Program Studi Arsitektur Univ. Mercu Buana 216

Gambar 92. Rencana detail 3 & 4 Sumber : Data Pribadi IV.2.4. Working with climate Gambar 93. System Roof Garden Sumber : http://www.greening-solution.com/wp-content/uploads/2013/07/drainage_plate.jpg Dengan adanya roof garden selain memperhijau kawasan sebagai view yang baik, juga dapat sebagai area penyerapan serta menurunkan iklim setempat. Ratu Ellena Syadzwina Program Studi Arsitektur Univ. Mercu Buana 217

IV.3. Perkiraan Biaya Perencanaan Gambar 94. Perhitungan Perkiraan Biaya Sumber : Data Pribadi Ratu Ellena Syadzwina Program Studi Arsitektur Univ. Mercu Buana 218

IV.4. Konsep Struktur & Konstruksi Untuk bangunan tingkat ketinggian sedang harus memiliki sistem struktur yang kokoh dan tahan gempa / runtuh. Struktur yang digunakan untuk bangunan dengan tujuh lantai (termasuk basement) menggunakan pondasi tiang pancang sebagai pondasi, kolom sebagai penahan gaya lateral, balok dan plat sebagai penahan beban vertikal dan core (inti bangunan). Gambar 95. Contoh visualisasi beban pada bangunan Sumber : https://ritalaksmitasari.files.wordpress.com/2013/04/beban-dan-gaya.jpg Sistem konstruksi bangunan harus memiliki bantalan penahan gempa. Saat terjadi gempa, bantalan tersebut meminimalisir resiko keretakan atau kehancuran pada bangunan. Bantalan penahan gempa membantu menahan bangunan apabila terjadi gempa adanya pergeseran antar lantai yang tidak signifikan. Hal tersebut karena bantalan tersebut yang berubah posisi dan bagian kolom keatas tidak mengalami pergeseran yang berakibat runtuhnya bangunan. Ratu Ellena Syadzwina Program Studi Arsitektur Univ. Mercu Buana 219

Gambar 96. Contoh bantalan penahan gempa Sumber : https://sanggapramana.files.wordpress.com/2010/11/mensin45_01.gif?w=500&h=390 IV.5. Konsep Utilitas Detektor Kebakaran IV.5.1. Plumbing Air Bersih & Kotor Grass Water Sprinkler Gambar 97. Skema Sistem Plumbing air bersih & kotor Sumber : Data Pribadi Ratu Ellena Syadzwina Program Studi Arsitektur Univ. Mercu Buana 220

IV.5.2. Skema Pengindera Kebakaran Gambar 98. Skema Pengindera Kebakaran Sumber : Data Pribadi IV.5.3. Skema Instalasi Listrik Gambar 99. Skema Instalasi Listrik Sumber : Data Pribadi Ratu Ellena Syadzwina Program Studi Arsitektur Univ. Mercu Buana 221

IV.5.4. Skema Sistem Solar Panel Gambar 100. Skema Sistem Solar Panel Sumber : Data Pribadi Gambar 101. Sistem Solar Panel Sumber : https://s-media-cache-ak0.pinimg.com Ratu Ellena Syadzwina Program Studi Arsitektur Univ. Mercu Buana 222

IV.5.5. Sistem Utilitas Penghawaan Buatan Sistem penghawaan / pengudaraan pada bangunan menggunakan sistem pengudaraan menggunakan AC sentral untuk memberikan rasa kenyamanan dan kesejukan bagi orang yang berada di dalamnya. Selain sistem pendingin ruangan, dilengkapi dengan pengisap asap (Exhaust) bilamana terdapat kandungan asap akibat rokok maupun penyebab lainnya sehingga dapat menjaga sirkulasi udara dalam ruangan tetap stabil dan sehat. Selain menggunakan pengudaraan buatan, diterapkan juga sistem bukaan pada bangunan guna membuat sirkulasi udara keluar masuk pada ruangan tertentu yang tidak terlalu membutuhkan penghawaan buata. Gambar 102. Contoh Sistem AC Central Sumber : http://www.energyconscious.com & IV.5.6. Sistem Utilitas Transportasi Vertikal Gambar 103. Transportasi Vertikal Sumber : http://www.indonetwork.co.id Ratu Ellena Syadzwina Program Studi Arsitektur Univ. Mercu Buana 223