BAB III TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
GUGUS KENDALI MUTU. Oleh : SITTI MARLINA

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan

Statistical Process Control

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian 05

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Statistical Process Control

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kualitas (Quality)

Nama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

BAB II LANDASAN TEORI

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

BAB I PENDAHULUAN. kecocokan untuk pemakaian (fitness for use). Definisi lain yang lebih menekankan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Daya saing dalam era globalisasi pada perusahaan dan industri yang

2. 7 Tools of Quality 3. New 7 Tools of Quality

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Pengertian Kualitas Dimensi Kualitas

SKRIPSI. Hak Cipta milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II LANDASAN TEORI

JURNAL ANALISIS DATA dan STANDAR KUALITAS UNTUK SITUS WEB PEMERINTAHAN INDONESIA BIDANG KEPENDUDUKAN ABSTRAK

ABSTRAK ABSTRAK. Kata Kunci : Pengendalian Kualitas, Peta kendali P, Histogram, Pareto, diagram sebab- akibat. vii. Universitas Kristen Maranatha

1. Check sheet 2. Flow chart 3. Pareto chart 4. Ishikawa diagram 5. Scatter Plot 6. Run Chart 7. Histogram

Bab 2 Landasan Teori

PERTEMUAN #8 ALAT KUALITAS (TOOLS OF QUALITY) 6623 TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry.

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun

BAB 2 LANDASAN TEORI

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran 6

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha

BAB II LANDASAN TEORI

Sumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode

BAB II LANDASAN TEORI

V. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. TAHAP-TAHAP PENELITIAN. 1. Observasi Lapang. 2. Pengumpulan Data Kuantitatif

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia pada tahun 1998 membuat

ANALISA PENGURANGAN DEFECT

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

PERTEMUAN : 2 PENGENDALIAN KUALITAS (3 SKS) Oleh : Budi sumartono TOTAL QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN MUTU TERPADU)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas produk merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat

ALAT KUALITAS (TOOLS OF QUALITY)

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Pendahuluan. Pengendalian Kualitas Statistika. Ayundyah Kesumawati. Prodi Statistika FMIPA-UII. September 30, 2015

MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba

(Studi Kasus di PT Panca Bintang Tunggal Sejahtera)

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. dihasilkan agar dapat memenuhi kebutuhan yang telah dispesifikasikan guna

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Desain Penelitian. Jenis dan Metode. Penelitian. kasus. kasus. kasus

Bab 2 Landasan Teori 2.1. Pengertian Mutu 2.2. Pengertian Pengendalian Mutu 2.3. Konsep dan Tujuan Pengendalian Mutu

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK MELALUI ANALISIS JENIS CACAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA PADA PT XYZ

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III SIX SIGMA. Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici

Transkripsi:

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Kualitas 3.1.1. Definisi Kualitas Menurut parah ahli Robert C, Stampel, Pimpinan General Motors Corporation, dalam Loh (2001:33) menyatakan bahwa revolusi kualitas di seluruh dunia telah secara permanen telah mengubah cara manusia menjalankan usaha. Dulu, kualitas hanya terbatas pada soal-soal teknis, tetapi kini sudah merupakan proses peningkatan yang dinamis, berlangsung terus-menerus, dan melibatkan semua kalangan usaha. Loh (2001:34) menambahkan bahwa kualitas memiliki sifat kumulatif. Kualitas bukanlah entetis yang berdiri sendiri, melainkan mencakup totalitas dari semua karakteristik suatu produk atau jasa yang membuat produk atau jasa tersebut unggul dan baik. Kualitas menurut ISO (International Organization for Standardization) adalah : a. Kondisi yang sehat untuk tujuan atau pemakaian; b. Keselarasan dengan spesifikasi; c. Kebebasan dari segala kekurangan; d. Kepuasan pelanggan; e. Kredibilitas; f. Kebanggaan memiliki. Menurut ISO-8402 (Loh, 2001:35), kosa kata kualitas adalah totalitas dari fasilitas dan karakteristik suatu produk atau jasa yang mampu memuaskan kebutuhan, yang tersurat atau tersirat. Definisi juga diberikan oleh Tjiptono (2004:11) mendefinisikan kualitas sebagai kecocokan untuk pemakaian (fitness for use). Definisi lain yang lebih menekankan kepada orientasi pemenuhan harapan pelanggan. Kualitas adalah perbaikan terus-menerus. Definisi lain dikemukakan oleh taguchi yang menekankan pada kerugian yang harus dibayar oleh konsumen akibat 8

9 kegagalan suatu produk atau jasa. Kualitas merupakan fungsi dari biaya dimana biaya dapat diturunkan dengan proses perbaikan atau pengurangan variasi dalam produk atau variasi dalam proses. Kadir (2001:19) menyatakan bahwa kualitas adalah suatu tujuan yang sulit dipahami (elusive goal), sebab harapan dari konsumen akan selalu berubah. Setiap ada standar baru yang baik ditemukan, maka konsumen akan menuntut lagi agar diperoleh lagi standar baru yang lebih baru dan lebih baik lagi. Dalam pandangan ini maka kualitas merupakan suatu proses dan bukan merupakan suatu hasil akhir (continuitas quality improvement). Tidak ada satupun definisi kualitas yang sempurna. Akan tetapi setidaknya terdapat tiga aspek kunci yang dapat dijadikan patokan untuk dapat memahami definisi yang diantara ketiganya dapat dikombinasikan oleh suatu perusahaan dalam mendefinisikan suatu kualitas jasa. Tjiptono (2004:12) menyatakan bahwa : a. Karakteristik kualitas yaitu karakteristik output dari suatu proses yang penting bagi pelanggan. Karakteristik ini menuntut pemahaman yang mendalam mengenai pelanggan. b. Karakteristik kunci kualitas, yaitu kombinasi pemahaman mengenai pelanggan dengan pemahaman mengenai proses. Variabel kunci proses yang dijadikan sebagai kunci yang dapat dimanipulasi atau dapat dikendalikan. 3.1.2. Pentingnya Kualitas Menurut Nasution (2004,p3) setelah memahami arti kualitas, berikutnya dijelaskan mengapa kualitas produk merupakan fokus utama saat ini dalam suatu perusahaan. Pentingnya kualitas dapat dijelaskan dari dua sudut, yaitu dari sudut menajemen operasional dan manajemen pemasaran. Dilihat dari sudut manajemen operasional, kualitas produk merupakan salah satu kebijaksanaan penting dalam meningkatkan daya saing produk yang harus memberi kepuasan kepada konsumen melebihi atau paling tidak sama dengan kualitas produk dari pesaing. Dilihat dari sudut manajemen pemasaran, kualitas produk merupakan salah satu unsur utama dalam bauran pemasaran (marketing-mix) yaitu produk, harga, promosi, dan saluran distribusi yang dpapat meningkat volume penjualannya dan memperluas pangsa pasar perusahaan.

10 3.2. Produktivitas 3.2.1. Definisi Produktivitas Produktivitas sebagai konsep output dengan input, pertama kali dicetuskan oleh David Richardo dan Adam Smith pada tahun 1810. Inti konsep ini adlah bagaimana output akan berubah apabila bersama input berubah. Istilah atau kata produktivitas muncul pada artikel Francois Quenay tahun 1766, ekonom Perancis. Kemudian pada tahun 1833, Littre adalah Faculty Of Produce. Beberapa definisi produktivitas antara lain: a. Menurut Sumanth tahun 1979, produktivitas total adalh rasio tangible output dengan tangible input. b. Menurut Gordon K.C. Chen adalah perbandingan antara output yang diproduksi dengan unit sumberdaya yang digunakan selama proses. Output yang diukur merupakan agregat output produksi sedangkan inputnya adalah segala bentuk sumberdaya yang digunakan dalam proses. Dalam produktivitas, berhubungan dengan efektivitas dalam mencapai hasil dan menggunakan sumber daya dengan effisien. c. Menurut Kendrick dan Cremer, produktivitas merupakan definisi fungsional untuk produktivitas parsial, produktivitas total dan faktor total produktivitas. d. Menurut Siegel, produktivitas berkenaan dengan sekumpulan perbandingan output dengan input. Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil karya nyata (barang dan jasa) dengan masukannya yang sebenarnya. Misalnya saja produktivitas adalah ukuran effisiensi produk. Suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan (output : input). Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik bentuk dan nilai. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan effisiensi dalam memproduksi barang-barang dan jasa-jasa. Produktivitas mengutarakan cara pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber daya memproduksi barang-barang. Maka produktivitas dapat dihitung sebagai berikut:

11 3.2.2. Hubungan Produktivitas Dengan Efisiensi Dan Efektifitas Efektivitas berorientasi pada hasil atau keluaran (output) yang lebih baik dan efisien berorientasi pada input dan sering digunakan secara bersamaan, sehingga keduanya saling berkaitan dalam mencapai produktivitas yang aksimal. Produksi tertuju pada aktivitas produksi barang/jasa. Sedangkan produktivitas tertuju dengan efisiensi penggunaan sumber daya (input) dalam produksi barang dan jasa (output). Peningkatan produksi menunjukkan pertambahan jumlah hasil yang dicapai, sedangkan peningkatan produktivitas mengandung pengertian pertambahan hasil dan perbaikan cara pencapaian produksi. 3.2.3. Komponen Produktivitas Komponen dalam produktivitas mencakup: 1) Output, yaitu semua produk-produk utama dan sampingan. 2) Input, diantaranya: a. Tenaga kerja, tenaga kerja langsung (direct) dan tidak langsung (indirect). b. Modal: investasi, mesin, peralatan dan sebagainya. c. Energi: listrik, gas, batubara dan sebagainya. d. Informasi: harga pasar, standard-standard, peraturan dan lain-lain. 3.3. QCC (Quality Control Circle) 8 Step Improvement 3.3.1. Pengertian QCC Istilah Quality Control Circle (QCC) pertama kali lahir sebagai respon terhadap munculnya persoalan krisis produktivitas. Fenomena ini pertama kali mencuat di dunia industri yang melibatkan negara-negara industri terutama di Jepang dan Amerika pada tahun 1970-an dan 1980-an. Peningkatan produktivitas bisa dilakukan dengan berbagai pendekatan antara lain meningkatkan efisiensi di bidang input atau meningkatkan hasil per satuan unit input yang digunakan dalam proses itu. Efisiensi input bisa dilakukan dengan menekan biaya produksi terutama biaya tenaga kerja. Sehingga muncull konsep Quality Control Circle (QCC) atau disebut juga Quality Control Circle (QCC). Sejalan dengan arus globalisasi, istilah QCC atau QCC semakin sering digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam upaya menuju

12 Total Quality Management (TQM) atau manajemen kualitas terpadu. Suatu sistem manajemen kualitas merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktekpraktek standar untuk manjemen sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu. Istilah Manajemen Mutu/Kualitas dewasa ini lazim dan merupakan metoda yang biasa digunakan oleh manajer untuk memberikan bukti pengendalian yang diperlukan untuk memuaskan pelanggan dan kebutuhan pemegang saham. Elemen yang mendasar dalam manajemen mutu adalah pemecahan masalah, yang keberadaannya harus dipahami secara sungguh-sungguh Quality Control Circle adalah sekelompok karyawan yang terdiri dari 3-8 orang dari unit kerja yang sama, yang dengan sukarela secara berkala dan berkesinambungan mengadakan pertemuan untuk melakukan kegiatan pengendalian mutu di tempat kerjanya dengan menggunakan alat kendali mutu dan proses pemecahan masalah. Pengertian lain Quality Control Circle adalah sejumlah karyawan dengan pekerjaan yang sejenis yang bertemu secara berkala untuk membahas dan memecahkan masalah-masalah pekerjaan dan lingkungannya dengan tujuan meningkatkan mutu usaha dengan menggunakan perangkat kendali mutu. Mutu usaha secara keseluruhan meliputi : 1. Quality produk, biaya dan waktu penyediaan. 2. Keamanan, keselamatan dan kenyamanan kerja. 3. Dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan disekitarnya. Beberapa hal penting dalam melaksanakan QCC yang harus menjadi pegangan orang-orang yang telibat didalamnya adalah sebagai berikut : 1. Dalam penyelesaian masalah, rumusan sasaran harus memenuhi persyaratan SMART, yaitu sistematis (Systematic), dapat diukur (Measurable), dapat dicapai (Attainable), realistis/masuk akal (Realistic/Reasonable) dan berorientasi pada waktu (Time Oriented). 2. Pengendalian dimulai dengan menentukan sasaran yang dapat diukur (kuantitatif) yaitu kontrol hasil melalui proses dan bukan melalui hasil produk, pada dasarnya kontrol adalah PDCA (Plan-Do-Check-Action), berbicara dengan data dan menggunakan metodologi pemecahan masalah yang sudah disepakati (misal Delta, delapan langkah dan tujuh alat).

13 Dalam menjalankan langkah-langkah pemecahan masalah dapat digunakan tujuh alat statistik sebagai alat bantu pengendalian mutu, yang terdiri dari : 1. Lembar periksa (Check Sheet). 2. Pemisahan masalah (Stratifikasi). 3. Diagram penyebaran data (Histogram). 4. Diagram prioritas (Diagram Pareto) 5. Diagram sebab akibat (Diagram tulang ikan atau Ishikawa Diagram/Fishbone diagram) 6. Diagram Pencar (Scatter diagram) 7. Peta pengendalian (Control Chart) 3.3.2. Perangkat QCC 3.3.3. Delapan Langkah dan Tujuh Tools QCC 3.3.3.1.Delapan Langkah Kegiatan QCC dalam pelaksanaannya sebagai berikut: 1. Menentukan Tema Masalah Tema merupakan kejadian atau masalah yang perlu ditanggulangi oleh QCC yang diambil dari masalah yang berkembang di lingkungan kerja QCC. Cara penentuan tema bisa dilakukan 2 cara: a. Mengambil salah 1 masalah tema) yang menjadi prioritas dari beberapa masalah yang ada di lokasi kerja circle. Hal-hal yang mendasari prioritas ini misalnya masalah tersebut mempunyai peluang besar kontribusinya terhadap mutu usaha (cost, kualitas produk, safety, dsb). b. Mengambil 1 masalah (tema) yang ada di lokasi kerja circle yang menjadi kesepakatan dari semua anggota circle. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan tema (penilaian masalah) : a. Menyangkut bidang kerja dan mengacu pada kebijaksanaan manajemen (perusahaan). b. Mampu dipecahkan oleh circle, terutama pada awal terbentuknya circle, sebaiknya memilih tema yang relatif mudah.

14 c. Masalah (tema) yang dipilih harus spesifik (tidak terlalu luas), sehingga siapapun bisa mengerti dengan jelas dengan membaca tema tersebut. 2. Menetapkan Target Point-point yang peru diperhatikan dalam menentukan target adalah harus SMART yang artinya Specific (harus jelas), Measurable (nilai dan satuannya jelas), Achievable (dapat dicapai), Reasonable/Realistic (alasannya masuk akalrealistic), dan Time Base (waktunya jelas). 3. Analisa Kondisi Yang Ada Anakkonda adalah melakukan penyelidikan dan analisa secara lebih teliti dengan tujuan menentukan akar permasalahaan yang sebenarnya dan mendaptkan fakta dan data tentang penyimpangan atau kondisi yang tidak baik. 4. Analisa Sebab Akibat Setelah beberapa sebab yang mengakibatkan permasalahan itu diketemukan,maka anggota kelompok QCC menentukan penyebab yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu kesimpulan berupa hipotesa yang disepakati bersama. 5. Rencana Penanggulangan Dari penyebab dominan yang telah diketahui,maka kegiatan QCC selanjutnya adalah menentukan alternatif rencana tindakan perbaikan.dalam membuat rencana perbaikan digunakan 5W2H. 6. Melaksanakan Penanggulangan Setelah Merencanakan perbaikan yang akan dilakukan,maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan rencana tersebut untuk memperbaiki masalah yang ada yang jadi diperhatikan dalam pelaksaan perbaikan adalah menerapkan langkah-langkah perbaikan sesuai dengan rencana dan uraikan secara jelas dari perbaikan yang di lakukan serta dengan gambar untuk memperjelas dari perbaikan yang dilakukan. 7. Evaluasi hasil

15 Pada langkah ini,kita berusaha mengetahui sejauh mana nama pelaksanaan ini memberikan hasil.hal ini membutuhkan waktu yang relatif lebih panjang di langkah lima ini,hal itu secara logika dapat diterima,karena memang berfungsi sebagai penelitian.disamping itu setelah meneliti hasil yang diperoleh biasanya juga ditemukan adanya dampak positif yang tidak mungkin diketahui sebelumnya. 8. Standardisasi dan rencana berikutnya Suatu hasil kerja yang sebagus dan sehebat apa pun akan cepat dilupakan orang dan lenyap tanpa bekas,bila tidak dicatat dan dibakukan.itulah sebabnya,pada akhirnya suatu perbaikan haruslah diikuti dengan proses pembakuan terhadap hasil yang di capai. 3.3.3.2.Tujuh Tools QCC Didalam melakukan pengendalian kualitas, kita harus mengetahui alat-alat dasar dalam melakukan sebuah pengendalian kualitas yang sering dikenal dengan sebutan 7 tools yang terdiri dari flow chart, cause and effect diagram, pareto charts, histogram, run chart, scatter diagram, control chart. 1. Flow Chart Bagan-bagan yang mempunyai arus yang menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. Flowchart merupakan cara penyajian dari suatu algoritma Tujuan Membuat Flowchat : a. Menggambarkan suatu tahapan penyelesaian masalah b. Secara sederhana, terurai, rapi dan jelas c. Menggunakan simbol-simbol standar Dalam penulisan Flowchart dikenal dua model, yaitu Sistem Flowchart dan Program Flowchart System Flowchart : bagan Yang memperlihatkan urutan prosedure dan proses dari beberapa file di dalam media tertentu. Melalui flowchart ini terlihat jenis media penyimpanan yang dipakai dalam pengolahan data. a. Selain itu juga menggambarkan file yang dipakai sebagai input dan output. b. Tidak digunakan untuk menggambarkan urutan langkah untuk memecahkan masalah.

16 c. Hanya untuk menggambarkan prosedur dalam sistem yang dibentuk Program Flowchart Yaitu: Bagan yang memperlihatkan urutan dan hubungan proses dalam suatu program. Dua jenis metode penggambaran program flowchart : 1) Conceptual flowchart, menggambarkan alur pemecahan masalah secara global 2) Detail flowchart, menggambarkan alur pemecahan masalah secara rinci. Simbol-simbol Flowchart Simbol-simbol yang di pakai dalam flowchart dibagi menjadi 3 kelompok : 1) Flow direction symbols Digunakan untuk menghubungkan simbol satu dengan yang lain Disebut juga connecting line 2) Processing symbols - Menunjukan jenis operasi pengolahan dalam suatu proses / prosedur 3) Input / Output symbols - Menunjukkan jenis peralatan yang digunakan sebagai media input atau output. 2. Cause and Effect Diagram (fishbone Diagram) Diagram ini disebut dengan diagram sebab akibat (cause and effect diagram) karena diagram tersebut menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat. Berkaitan dengan pengendalian proses statistikal, diagram sebab-akibat dipergunakan untuk untuk menunjukkan faktor-faktor penyebab (sebab) dan karakteristik kualitas (akibat) yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab itu. Diagram sebab akibat (cause and effect diagram) dikatakan sebagai diagram fishbone (tulang ikan) karena memang berbentuk mirip dengan tulang ikan yang moncong kepalanya menghadap ke kanan. Diagram ini akan menunjukkan sebuah dampak atau akibat dari sebuah permasalahan, dengan berbagai penyebabnya. Efek atau akibat dituliskan sebagai moncong kepala. Sedangkan tulang ikan diisi oleh sebab-sebab sesuai dengan pendekatan permasalahannya. Diagram sebab akibat (cause and effect diagram) telah menciptakan ide cemerlang yang dapat membantu dan memampukan setiap orang, organisasi atau perusahaan dalam menyelesaikan masalah dengan tuntas sampai ke akarnya. Kebiasaan untuk mengumpulkan beberapa orang yang mempunyai pengalaman

17 dan keahlian memadai menyangkut problem yang dihadapi oleh perusahaan. Semua anggota tim memberikan pandangan dan pendapat dalam mengidentifikasi semua pertimbangan mengapa masalah tersebut terjadi. Kebersamaan sangat diperlukan di sini, juga kebebasan memberikan pendapat dan pandangan setiap individu. Jadi sebenarnya dengan adanya diagram ini sangatlah bermanfaat bagi perusahaan, tidak hanya dapat menyelesaikan masalah sampai akarnya namun bisa mengasah kemampuan berpendapat bagi orang-orang yang masuk dalam tim identifikasi masalah perusahaan yang dalam mencari sebab masalah menggunakan diagram tulang ikan. Cara Membuat Diagram Sebab Akibat (cause and effect diagram) Dalam hal membuat diagram sebab akibat (cause and effect diagram), ada beberapa tahapan yang harus dilakukan, yaitu sebagai berikut. a. Menyiapkan sesi analisa tulang ikan b. Mengidentifikasi akibat atau masalah c. Mengidentifikasi berbagai kategori sebab utama d. Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saran e. Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama f. Mencapai kesepakatan atas sebab-sebab yang paling mungkin. Manfaat Diagram Sebab Akibat (cause and effect diagram) Fungsi dasar diagram sebab akibat (cause and effect diagram) adalah untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi penyebab-penyebab yang mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian memisahkan akar penyebabnya. Sering dijumpai orang mengatakan penyebab yang mungkin dan dalam kebanyakan kasus harus menguji apakah penyebab untuk hipotesa adalah nyata, dan apakah memperbesar atau menguranginya akan memberikan hasil yang diinginkan. Dengan adanya diagram sebab akibat (cause and effect diagram) ini sebenarnya memberi banyak sekali keuntungan bagi dunia bisnis. Selain memecahkan masalah kualitas yang menjadi perhatian penting perusahaan. Masalah-masalah klasik lainnya juga terselesaikan. Masalah-masalah klasik yang ada di industri manufaktur khusunya antara lain: a. Keterlambatan proses produksi b. Tingkat cacat (defect) produk yang tinggi

18 c. Mesin produksi yang sering mengalami masalah d. Output lini produksi yang tidak stabil yang berakibat kacaunya plan produksi e. Produktivitas yang tidak mencapai target f. Komplain pelanggan yang terus berulang. Kegunaan Diagram Sebab Akibat (cause and effect diagram) Pada dasarnya diagram sebab akibat (cause and effect diagram) dapat dipergunakan untuk kebutuhan-kebutuhan berikut: a. Membantu mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah b. Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah c. Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut d. Mengidentifikasi tindakan (bagaimana) untuk menciptakan hasil yang diinginkan e. Membahas issu secara lengkap dan rapi f. Menghasilkan pemikiran baru Jadi ditemukannya diagram sebab akibat (cause and effect diagram) ini memberikan kemudahan dan menjadi bagian penting bagi penyelesaian masalah yang mucul bagi perusahaan. Penerapan diagram sebab akibat (cause and effect diagram) ini dapat menolong kita untuk dapat menemukan akar penyebab terjadinya masalah khususnya di industri manufaktur dimana prosesnya terkenal dengan banyaknya ragam variabel yang berpotensi menyebabkan munculnya permasalahan. Apabila masalah dan penyebab sudah diketahui secara pasti, maka tindakan dan langkah perbaikan akan lebih mudah dilakukan. Dengan diagram ini, semuanya menjadi lebih jelas dan memungkinkan kita untuk dapat melihat semua kemungkinan penyebab dan mencari akar permasalahan sebenarnya. 3. Pareto Charts Diagram Pareto adalah sebuah proses stratifikasi dan penentuan tingkatan berdasarkan data yang ada. Diagram Pareto pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli ekonomi dari Italia yang bernama Vilfredo Frederigo Samoso pada

19 tahun 1897 merupakan pendekatan logis dari tahap awal pada proses perbaikan suatu situasi yang digambarkan dalam bentuk histogram yang dikenal sebagai konsep vital few and the trivial many untuk mendapatkan menyebab utamanya. Fungsi Diagram Pareto Fungsi dari penggunaan Diagram Pareto dalam 7 tools, yaitu sebagai berikut. a. Menunjukkan persoalan utama b. Menyatakan perbandingan masing masing persoalan terhadap keseluruhan c. Menunjukkan tingkat perbaikan setelah adanya tindakan perbaikan d. Menunjukkan perbandingan masing masing persoalan sebelum dan setelah perbaikan. Langkah-Langkah Pembuatan Diagram Pareto Langkah-langkah pembuatan diagram pareto, yaitu sebagai berikut. Stratifikasi permasalahan dan nyatakan dalam angka. 1) Tentukan jangka waktu pengumpulan data. 2) Untuk memudahkan melihat perbandingan hasil sebelum dan sesudah perbaikan, jangka waktu pengumpulan data sebelum dan sesudah perbaikan dibuat sama. 3) Atur masing masing penyebab secara berurutan sesuai dengan besarnya nilai dalam grafik kolom. Penyebab dengan nilai lebih besar terletak di sisi paling kiri dan seterusnya. 4) Gambarkan grafik garis yang menunjukkan jumlah persentase (total = 100%) pada bagian atas grafik kolom 5) Dimulai dengan nilai yang terbesar dan di bagian bawah masing masing kolom dituliskan keterangan kolom tersebut. 6) Pada bagian atas berikan keterangan atau nama diagram dan jumlah unit seluruhnya.

20 Gambar 3.1 Contoh diagram pareto 4. Histogram Data yang telah disusun dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dapat disajikan dalam bentuk diagram yang disebut histogram, yaitu diagram kotak yang lebarnya menunjukkan interval kelas, sedangkan batas-batas tepi kotak merupakan tepi bawah dan tepi atas kelas, dan tingginya menunjukkan frekuensi pada kelas tersebut. Apabila titik-titik tengah sisi atas dari histogram dihubungkan satu sama lain oleh ruas-ruas garis maka diperoleh poligon frekuensi. Untuk lebih memahami mengenai histogram dan poligon frekuensi, perhatikan contoh berikut. Gambar 3.2 Contoh Histogram Langkah-langkah dalam membuat histogram dan poligon frekuensi dari tabel distribusi frekuensi di atas adalah sebagai berikut. 1) Membuat sumbu datar dan sumbu tegak yang saling berpotongan. Untuk menyajikan data yang telah disusun dalam tabel distribusi frekuensi menjadi diagram, seperti biasa dipakai sumbu datar untuk menyatakan kelas interval dan sumbu tegak untuk menyatakan frekuensi.

21 2) Menyajikan frekuensi pada tabel ke dalam bentuk diagram. Setelah sumbu datar dan sumbu tegak dibuat pada langkah 1, buat diagram yang menyatakan frekuensi data. Bentuk diagramnya seperti kotak (diagram batang) dengan sisi-sisi dari batang-batang yang berdekatan harus berimpitan. Pada tepi masing-masing kotak/batang ditulis nilai tepi kelas yang diurutkan dari tepi bawah ke tepi atas kelas. (Perhatikan bahwa tepi kelas terbawah adalah 99,5 199,5). 3) Membuat poligon frekuensi. Tengah-tengah tiap sisi atas yang berdekatan dihubungkan oleh ruas-ruas garis dan titik-titik tengah sisi-sisi atas pada batang pertama dan terakhir di sisi terakhir dihubungkan dengan setengah jarak kelas interval pada sumbu datar. Bentuk yang diperoleh dinamakan poligon frekuensi (poligon tertutup). Hasil akhir dari histogram dan poligon frekuensi dari tabel distribusi frekuensi di atas dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 3.3 Histogram dan Poligon Frekuensi 5. Run Chart Run chart dapat digunakan untuk melakukan monitoring proses. Dalam Run Chart kita dapat melihat suatu kondisi khusus yang terjadi dan apabila terdapat kondisi khusus yang tidak seperti biasa contohnya jika kita menemukan suatu proses dimana proses tersebut menimbulkan reject yang tinggi, tim dapat segera melakukan pelacakan penebab masalah dan dapat segera dicari solusinya. Run Chart juga dapat digunakan untuk menggambarkan pola pergerakan suatu proses.

22 6. Diagram Sebar (Scatter Diagram) Scatter diagram adalah grafik yang menampilkan hubungan antara dua variabel apakah hubungan antara dua variabel tersebut kuat atau tidak yaitu antara faktor proses yang mempengaruhi proses dengan kualitas produk. Pada sumbu x terdapat nilai dari variabel independen, sedangkan pada sumbu y menunjukkan nilai dari variabel dependen. 7. Grafik Kendali (Control Chart) Grafik pengendali adalah suatu alat yang secara grafis digunakan untuk memonitor apakah suatu aktivitas dapat diterima sebagai proses yang terkendali. Grafik pengendali terkadang disebut denganshewhart control charts karena grafik ini pertama kali dibuat oleh Walter A. Shewhart. Nilai dari karekterisik kualitas yang dimonitor, digambarkan sepanjang sumbu y, sedangkan sumbu x menggambarkan sampel atau subgroup dari karakteristik kualitas tersebut. Sebagai contoh karakteristik kualitas adalah panjang rata-rata, diameter rata-rata, dan waktu pelayanan rata-rata. Semua karakteristik tersebut dinamakan variabel dimana nilai numeriknya dapat diketahui. Sedangkan atribut adalah karakteristik kualitas yang ditunjukkan dengan jumlah produk cacat, jumlah ketidaksesuaian dalam satu unit, serta jumlah cacat per unit. Terdapat tiga garis pada grafik pengendali. Center line atau garis tengah adalah garis yang menunjukkan nilai rata-rata dari karakteristik kualitas yang diplot pada grafik. Upper limit control atau batas pengendali atas dan lower limit control atau batas pengendali bawah digunakan untuk membuat keputusan mengenai proses. Jika terdapat data yang berada di luar batas pengendali atas dan batas pengendali bawah serta pada pola data tidak acak atau random maka dapat diambil kesimpulan bahwa data berada di luar kendali statistik.