BAB I PENDAHULUAN. yang dimulai dari dalam kandungan hingga lanjut usia. Dalam siklus hidup manusia,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, pembinaan

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia diperlukan satu upaya pembinaan dan pembentukan karakter sejak

KETERPADUAN BKB-POSYANDU-PAUD (SEBUAH PENGALAMAN DARI KULON PROGO)

Jakarta, Maret 2013 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, DR. Sudibyo Alimoeso, MA

2015 PELAKSANAAN PROGRAM BINA KELUARGA BALITA D ALAM PENINGKATAN PERAN PENGASUHAN IBU UNTUK ANAK USIA D INI D I BKB D AHLIA PURWAKARTA

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan baik pembangunan fisik maupun pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. (pos pelayanan terpadu) di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I sesuai data

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan pada Provinsi Jawa Barat 2007 dijumpai dari balita yang. terancam bergizi buruk sebanyak bayi.

DESKRIPSI PENYELENGGARAAN PROGRAM KEGIATAN BINA KELUARGA BALITA DI BKB LAMAHU DESA LONUO KECAMATAN TILONGKABILA KABUPATEN BONE BOLANGO.

1.1 Latar Belakang Masalah

Dasar Pembentukan Bina Keluarga Balita

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. kasih sayang dan rasa aman, pemeliharaan kesehatan, kecukupan gizi, pemberian

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR MINIMAL PELAYANAN POSYANDU PLUS DI KABUPATEN ACEH TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Masa golden period, potensi-potensi yang dimiliki seseorang akan

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK INTEGRATIF PROVINSI JAWA TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang. perkembangan seorang individu, pada masa ini anak mengalami

penting dalam menentukan arah serta mutu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Kemampuan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak akan asuh, asih,

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi berbagai permasalahan yang sangat mendasar, terutama dalam upaya

PENGELOLAAN KEGIATAN BINA KELUARGA BALITA (BKB) SECARA HOLISTIK DAN INTEGRATIF. Farihah dan Masitowarni S. *) ABSTRACT

UNIVERSITAS UDAYANA NI MADE ARIEK ASRI ARYANTI

BAB I PENDAHULUAN. tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Balita termasuk

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN. Dalam penelitian ini terdapat lima kesimpulan, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kesejahteraan manusia. Setiap kegiatan dan upaya untuk

TERM OF REFERENCE LOMBA MEWARNAI TUMBUH KEMBANG BALITA

BAB I PENDAHULUAN. masih dihadapkan pada berbagai masalah diantaranya masih banyaknya balita

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. PAUD terintegrasi BKB adalah program layanan pendidikan bagi anak usia

1/6 Pengasuhan Anak Balita Melalui Bina Keluarga Balita ( BKB ) Holistik Integratif di Kecamatan Karangjambu Kabupaten Purbalingga

B A B I P E N D A H U L U A N

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK INTEGRATIF

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anak usia bawah lima tahun (balita) adalah anak yang berusia 0 59 bulan.

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita adalah masa yang membutuhkan perhatian lebih dari

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuni Gantini, 2014

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Tahun Anggaran 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Makanan memiliki peranan penting dalam tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak merupakan karunia Tuhan yang harus disyukuri, dimana setiap keluarga

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu ukuran fisik. penduduk (Depkes, 2004). Guna menyukseskan hal tersebut maka

Tabel 17. KKP DAN REALISASI MENURUT TAHAPAN PIK-REMAJA (PKBR) PER KABUPATEN/KOTA S.D BULAN NOVEMBER 2011 TAHAPAN PIK REMAJA TUMBUH TEGAK TEGAR

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya angka harapan hidup (life expectancy). Akibatnya jumlah penduduk

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BIDANG PENDIDIKAN. Ida Rindaningsih, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Anak prasekolah adalah anak berusia dua sampai lima tahun. Rentang usia

DAFTAR ISI. Halaman. KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi

PENINGKATAN KUALITAS POS PAUD MELALUI PENGEMBANGAN PROGRAM HOLISTIK INTEGRATIF (Penelitian Tindakan Pada Pos PAUD Se-Kalurahan Penggaron Kidul)

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang telah diketahui bersama bahwa negara kita sedang

PENYELENGGARAAN PAUD HOLISTIK INTEGRATIF. Oleh : Dr. Sri Sutarsi, M.Si

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 1 32 TAHUN 2012

TINJAUAN HASIL SURVAI INDIKATOR KINERJA RPJMN 2015 BKKBN PROVINSI JAMBI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK-INTEGRATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK-INTEGRATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

KERANGKA ACUAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) ANAK

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. tergantung pada kemampuan dan kualitas sumber daya manusia (Dinkes Sumut,

BAB I PENDAHULUAN. dari 400 gr di waktu lahir menjadi 3 kali lipatnya seteleh akhir tahun ketiga

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan kualitas sumber daya manusia (Dinkes Propsu, 2006).

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rima Puspita Sari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Anak yang sehat, cerdas, berpenampilan menarik, dan berakhlak mulia

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan pada upaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Zamrud Khatulistiwa ini merdeka. Selama itu pula ibu pertiwi ini mengisi kemerdekaannya

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah merupakan bagian dari keluarga yang secara sosial dan

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PROGRAM PENGINTEGRASIAN BINA KELUARGA BALITA HOLISTIK - INTEGRATIF KABUPATEN SIAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. orang yaitu terdiri dari ibu yang memiliki anak usia 0-5 tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pangan, pendidikan, bahan bakar dan juga subsidi kesehatan. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan gizi masih menjadi masalah yang serius. Kekurangan gizi

hidup. Jika peranserta Bina Keluarga Balita terus dioptimalkan, maka program berakhlak mulia akan terlaksana sebagaimana yang diharapkan.

Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) 1. Pengertian Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak dari usia 0-8 tahun disebut masa emas (golden age)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

SAMBUTAN BUPATI SLEMAN PADA ACARA PENERIMAAN TIM PENILAI KELOMPOK BINA KELUARGA BALITA (BKB) TINGKAT D.I YOGYAKARTA TANGGAL : 4 APRIL 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. organisme menuju tingkat kedewasaan atau kematangan (maturation) yang

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Retsa Husaeni, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. seluruh jumlah penduduk. Hal ini sama dengan yang disampaikan oleh Badan

KADER IMP, SEBUAH CATATAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembentukan kepribadian anak harus dilaksanakan secara berkesinambungan yang dimulai dari dalam kandungan hingga lanjut usia. Dalam siklus hidup manusia, periode anak di bawah lima tahun (balita) merupakan periode kritis dalam menentukan kualitas hidup anak di masa depan. Hal ini dikarenakan pada lima tahun pertama kehidupan, proses pertumbuhan dan perkembangan terjadi sangat pesat. Pada usia 0-2 tahun perkembangan otak anak mencapai 80%, maka dari itu masa balita sering disebut golden age period (masa emas). Masa balita merupakan kesempatan terbaik untuk mengembangakan aspek-aspek yang terdapat dalam diri anak seperti fisik, emosional, sosial dan pengetahuannya (BKKBN, 2014). Menurut Fida dan Maya (2012) pertumbuhan dapat dilihat dengan adanya pertambahan ukuran fisik dan struktur tubuh, baik sebagian atau secara keseluruhan. Perubahan yang terjadi dapat diukur dengan satuan berat dan panjang. Sedangkan, perkembangan merupakan adanya pertambahan fungsi secara sempurna dari struktur tubuh baik melalui proses kematangan ataupun belajar. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal akan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan masing-masing anak berbeda tergantung dari kematangan dan proses belajar. Menyadari akan pentingnya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal, fungsi dan peran orang tua sangat diperlukan dalam pengasuhan anak. 1

2 Salah satu rangkaian kegiatan berkelanjutan guna menjamin pertumbuhan dan perkembangan secara optimal yang digulirkan pemerintah adalah Program Bina Keluarga Balita (BKB). Kegiatan ini merupakan bagian dari program Keluarga Berencana yang berada di bawah naungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Pemantauan yang hanya dilakukan oleh orang tua tanpa adanya bantuan dari kegiatan BKB ini, akan berhasil namun belum optimal. Sehingga, orang tua maupun anggota keluarga lainnya diharapkan dengan mengikuti kegiatan BKB ini dengan baik, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan terhadap anak akan menjadi efektif dan efisien (BKKBN, 2014). Menurut BKKBN (2014) BKB merupakan wadah kegiatan keluarga yang memiliki balita-anak guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam membina tumbuh kembang anak. Sasarannya adalah orang tua dan anggota keluarga lainnya yang ikut juga mengasuh anak tersebut. Di kelompok kegiatan BKB ini akan terjadi proses bertukar pikiran antara kader dengan petugas Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB), kader dengan anggota BKB atau antar sesama anggota BKB. Satu kelompok BKB terdapat di satu dusun di masing-masing desa. Berdasarkan data tiga bulan terakhir di tahun 2015 dari Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (PP&KB) Kabupaten Gianyar terdapat 546 dusun namun baru terbentuk 258 (47,2%) kelompok BKB. Menurut hasil wawancara dengan Kepala Bidang Keluarga Berencana (KB) Kabupaten Gianyar, target pencapaian untuk kehadiran/keaktifan anggota kelompok dalam mengikuti kegiatan BKB adalah sebesar 100%. Sedangkan, persentase capaian jumlah keluarga yang menjadi anggota kelompok kegiatan hadir/aktif dalam pertemuan penyuluhan berturut-turut dari bulan Oktober, November dan Desember 2015 adalah sebesar 71,2%, 71,9%, dan 72,5%.

3 Di Kecamatan Tampaksiring terdapat 8 desa dan 72 banjar/dusun. Di desa Manukaya terdiri dari 14 banjar. Pada tahun 2012, dari 14 banjar tersebut baru terbentuk 2 kelompok BKB yaitu di Banjar Manukaya Bantas dan Manukaya Let. Dari data yang diperoleh di UPT. KB Kecamatan Tampaksiring, jumlah keluarga yang menjadi sasaran kelompok kegiatan di Desa Manukaya sebanyak 72 orang. Sedangkan, jumlah keluarga yang menjadi anggota kelompok kegiatan hadir/aktif dalam pertemuan/penyuluhan adalah sebanyak 56 orang (77,7%). Kelompok BKB yang di Banjar Manukaya Bantas sudah terintegrasi dengan pelayanan posyandu, sehingga disebut dengan kelompok Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB-HI). Sedangkan, kelompok BKB yang di Banjar Manukaya Let belum terintegrasi dengan pelayanan Posyandu ataupun PAUD. Berdasarkan data 3 bulan berturut-turut dari Bulan Oktober, November dan Desember tahun 2015, jumlah keluarga yang menjadi sasaran kelompok kegiatan BKB adalah 42 orang, 43 orang dan 44 orang. Sedangkan, yang aktif/hadir dalam pertemuan/penyuluhan adalah 29 orang, 28 orang, 28 orang. Data terbaru bulan Januari, sasaran sebanyak 44 orang namun yang hadir dalam kegiatan sebanyak 11 orang (25%). Berdasarkan uraian data di atas, capaian anggota keluarga yang hadir/aktif mengikuti kelompok kegiatan BKB di Banjar Manukaya Let belum mencapai target. Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas Penyuluh Keluarga Berencana Lapangan (PLKB) yang memiliki wilayah binaan di Desa Manukaya, rendahnya kehadiran keluarga yang menjadi kelompok kegiatan BKB diantaranya karena kesibukan masing-masing anggota, kesadaran dan motivasi dari anggota kurang, pengetahuan anggotanya kurang, serta anggota belum merasakan manfaat dari adanya kegiatan BKB. Petugas juga mengatakan untuk memanfaatkan pelayanan Posyandu

4 disana, kader harus memanggil dari balai banjar jika ada salah satu anggota keluarga yang melintas di depannya yang memiliki anak balita. Melihat dari permasalahan yang ada di Banjar Manukaya Let tersebut, belum tercapainya target kehadiran/keaktifan anggota kelompok mengikuti kegiatan BKB oleh karena dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut teori Health Belief Model dalam Notoatmodjo (2012) terdapat empat variabel kunci yang mempengaruhi tingkat kehadiran yaitu persepsi ancaman yang mungkin dialami, persepsi keseriusan suatu tindakan, manfaat dan hambatan yang mungkin dirasakan oleh anggota kelompok untuk mengikuti kegiatan BKB. Berdasarkan penelitian tentang BKB yang dilakukan oleh Arsyad (2008) yang berjudul Studi Identifikasi Kelompok Kegiatan Bina Keluarga Balita Era Otonomi Daerah, disebutkan bahwa sebagian besar informan tidak aktif hadir mengikuti kegiatan penyuluhan BKB karena kesibukan mengurus rumah tangga dan nampaknya kurang motivasi atau dorongan dari petugas lapangan KB dan kader sebagai pelaksana kegiatan Poktan BKB. Melihat dari pemasalah yang terjadi dan belum banyak studi tentang faktor yang berhubungan dengan tingkat kehadiran anggota BKB, peneliti tertarik untuk meneliti faktor yang berhubungan dengan tingkat kehadiran anggota BKB dalam kegiatan BKB di Banjar Manukaya Let Desa Tampaksiring Kabupaten Gianyar. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan data tiga bulan berturut-turut yang diperoleh dari UPT. KB Kecamatan Tampaksiring, persentase capaian anggota keluarga yang aktif/hadir dalam pertemuan/penyuluhan kegiatan BKB di Banjar Manukaya Let belum mencapai target. Hal tersebut disebabkan oleh adanya beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kehadiran anggota BKB untuk mengikuti kegiatan BKB. Maka peneliti ingin meneliti

5 faktor berhubungan dengan tingkat kehadiran anggota BKB dalam mengikuti kegiatan BKB di Banjar Manukaya Let Desa Tampaksiring Kabupaten Gianyar Tahun 2016. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka pertanyaan penelitian adalah Faktor apakah yang berhubungan dengan tingkat kehadiran anggota BKB dalam kegiatan BKB di Banjar Manukaya Let Desa Tampaksiring Kabupaten Gianyar Tahun 2016? 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan tingkat kehadiran anggota BKB dalam mengikuti kegiatan BKB di Banjar Manukaya Let Desa Tampaksiring Kabupaten Gianyar Tahun 2016. 1.4.2 Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui karakteristik responden yang mengkuti kegiatan BKB di Banjar Manukaya Let. b. Untuk mengetahui hubungan persepsi anggota BKB tentang kerentanan tumbuh kembang anak dengan tingkat kehadiran dalam kegiatan BKB. c. Untuk mengetahui hubungan persepsi anggota BKB tentang ancaman gangguan tumbuh kembang dengan tingkat kehadiran dalam kegiatan BKB. d. Untuk mengetahui hubungan persepsi anggota BKB tentang manfaat pelaksanaan kegiatan BKB dengan tingkat kehadiran dalam kegiatan BKB. e. Untuk mengetahui hubungan persepsi anggota BKB tentang waktu pelaksanaan kegiatan BKB dengan tingkat kehadiran dalam kegiatan BKB.

6 f. Untuk mengetahui hubungan dorongan kader BKB terhadap tingkat kehadiran dalam kegiatan BKB. g. Menganalisis faktor yang paling berhubungan dengan tingkat kehadiran anggota BKB dalam kegiatan BKB. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis 1. Bagi institusi pendidikan Penelitian ini diharapkan dapat menambah sumber bahan bacaan di perpustakaan dan memberikan informasi tentang kegiatan Bina Keluarga Balita. 2. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan data dasar bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan BKB. 1.5.2 Manfaat Praktis 1. Bagi petugas kesehatan Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai data dasar atau informasi tentang faktor yang berhubungan dengan tingkat kehadiran anggota BKB sehingga untuk selanjutnya dapat dilakukan tindak lanjut untuk meningkatkan kehadiran/keaktifan dari keluarga yang menjadi anggota kelompok kegiatan BKB. 2. Bagi masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi anggota keluarga yang khusunya memiliki anak balita sehingga dapat menambah pengetahuan dan informasi tentang manfaat dari ikut kegiatan BKB.

7 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah di bidang ilmu Kesehatan Ibu dan Anak, meliputi faktor yang berhubungan dengan tingkat kehadiran anggota BKB dalam kegiatan BKB di Banjar Manukaya Let Desa Manukaya Kecamatan Tampaksiring Kabupaten Gianyar Tahun 2016.