BAB I PENDAHULUAN. antara individu dengan individu maupun kelompok. Interaksi sosial terjadi. pada setiap usia dan gender pada manusia.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang menggunakan pendekatan kuantitatif yang menekankan analisisnya pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengenakan jilbab atau kerudung sudah menjadi sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan. Sebagian besar kaum perempuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yaitu kecantikan ragawi dan juga inner beauty atau kecantikan dari dalam.

BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap aktivitasnya. Pemandangan perempuan berjilbab di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hidup tanpa bantuan orang lain untuk melakukan hubungan atau interaksi dan

BAB IV. Mahasiswi Berjilbab di FKIP- PGSD UKSW Salatiga

BAB I PENDAHULUAN. jilbab. Selain dari perkembangan fashion atau mode, jilbab juga identik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kuantitatif. Sebab, penelitian ini menekankan pada fenomenafenomena

BAB I PENDAHULUAN. busana yang ketat dan menonjolkan lekuk tubuhnya. istilah jilboobs baru muncul belakangan ini.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. daerah terkaya jika di bandingkan dengan negeri-negeri muslim lainya.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Lingkungan Keluarga dengan Perilaku Empati siswa kelas X SMA Negeri 1 Tibawa

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang

METODE PENELITIAN. nikah, peneliti menggunakan tipe penelitian eksplanatori dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia. Sebagian besar penghuni planet bumi kita dengan berbagai latar

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya mengundang kekaguman pria. M.Quraish Shihab hlm 46

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja pun kehidupan untuk berkumpul bersama teman-teman tidak lepas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain papan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Journal of Social and Industrial Psychology

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara etimologis, dalam Oxford English Dictonary (OED),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Islam menyerukan seorang wanita muslimah untuk mengulurkan jilbab-jilbab

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. 2003). Menurut jenis penelitiannya, penelitian ini termasuk ke dalam jenis

HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagi kemajuan suatu bangsa. Masa anak-anak disebut-sebut sebagai masa. yang panjang dalam rentang kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai calon-calon intelektual yang bersemangat, penuh dedikasi, enerjik, kritis,

BAB III METODE PENELITIAN. ataupun signifikansi perbedaan kelompok (Azwar, Metode Penelitian, 1. Variabel tergantung : Perilaku seksual

BAB I PENDAHULUAN. laku serta keadaan hidup pada umumnya (Daradjat, 1989). Pendapat tersebut

BAB V PENUTUP. menengah perkotaan, mereka menyadari bahwa penampilan memegang peranan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI GAYA HIDUP FASHION DENGAN CITRA DIRI PADA KOMUNITAS HIJABERS DI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI. Oleh:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. laki-laki dan perempuan. Responden siswa laki-laki sebanyak 37 siswa atau 60 %.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut terjadi akibat dari kehidupan seksual remaja yang saat ini semakin bebas

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan sosial-ekonomi secara total ke arah ketergantungan yang

BAB III METODE PENELITIAN. yang menekankan analisisnya pada data-data numerik dan diolah dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Menurut Arikunto (2002), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Azwar (2000, h. 5) mengatakan bahwametode

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi individu untuk menjadi dewasa. Menurut Santrock (2007),

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tampil cantik dan modis dengan gaya elegan, feminine, atau simple kini dapat

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan bagi perempuan untuk menjaga fitrahnya. Berhijab adalah. Sebagaimana kewajiban berhijab dalam Al-Qur'an Q.

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. berasal dari jawaban responden terhadap daftar pernyataan yang dituangkan

mereka. Menurut Schouten (2007), Facebook merupakan salah satu media yang dapat menstimuli terjadinya self disclosure (pengungkapan diri) Perkembangan

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. antara sekianbanyak ciptaan-nya, makhluk ciptaan yang menarik, yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa.

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan

BAB III METODE PENELITIAN. yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang. ada di dalam penelitian ini (Azwar, 2004, h.5).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mahasiswa merupakan bagian dari civitas akademika yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembentukan konsep diri anak menurut (Burns, 1993). bagaimana individu mengartikan pandangan orang lain tentang dirinya.

BAB 3 Metode Penelitian

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi perbaikan perilaku emosional. Kematangan emosi merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengetahui hubungan kematangan emosi dengan prestasi belajar siswa kelas VIII di SMP

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Hubungan Interaksi Kelompok Teman

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT, yang dibawakan kepada para rasul-nya. Apabila seseorang tidak mau tunduk

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 2 Juni 2012 ETIKA PERGAULAN MAHASISWA KOS DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT DUKUH KRUWED SELOKERTO SEMPOR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (Independent Variable) dan variabel terikat (Dependent Variable). Pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data, serta penampilan datanya. Sebagaimana Sugiyono (2012: 14)

BAB III METODE PENELITIAN. diolah dengan metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelitian

HUBUNGAN GENDER TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMP

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

Perbedaan Deindividuasi Ditinjau dari Faktor-Faktor Biografis pada Mahasiswa Pengguna Media Sosial

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI

BAB III METODE PENELITIAN. Panggungharjo Kecamatan Sewon Bantul dengan pertimbangan bahwa di. dibanding dengan desa lain di Kecamatan Sewon.

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Yogyakarta angkatan 2015 yang berjenis kelamin laki-laki dan

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mega Sri Purwanida, 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian yang terdapat dalam suatu

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data pada penelitian tentang Faktor-

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. lain yang harus dilakukan yaitu: yang akan dicapai.

BAB III METODE PENELITIAN

erotis, sensual, sampai perasaan keibuan dan kemampuan wanita untuk menyusui. Payudara juga dikaitkan dengan kemampuan menarik perhatian pria yang

BAB III METODE PENELITIAN. interpretasi data dan kesimpulan berdasarkan angka-angka yang

BAB IV HASIL PENELITIAN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan individu lainnya untuk hidup. Dalam kehidupan setiap hari manusia selalu bertemu dengan manusia lainnya yang menyebabkan adanya interaksi yang terjadi antara individu dengan individu maupun kelompok. Interaksi sosial terjadi pada setiap usia dan gender pada manusia. Dalam batasan umur, kelompok remaja memiliki pengembangan sikap tersendiri, perkembangan sikap sosial remaja ada yang disebut sikap konformitas dan sikap heteroseksual. Sikap konformitas merupakan sikap ke arah penyamaan kelompok yang menekankan remaja dapat bersifat positif dan negatif. Sikap konformitas yang negatif seperti pengrusakan, mencuri dan lain-lain. Sedang konformitas positif misalnya menghabiskan sebagian waktu dengan anggota lain yang melibatkan kegiatan sosial yang baik (Santrock, 2004). Perubahan sikap dan perilaku seksual remaja yang paling menonjol adalah bidang heteroseksual (Hurlock, 1991). Mereka mengalami perkembangan dari tidak menyukai lawan jenis, menjadi menyukai lawan jenis. Kesempatan dalam berbagai kegiatan sosial semakin luas, yang menjadikan remaja memiliki wawasan yang lebih luas.

2 Namun dalam Islam ada sebuah sistem yang mengatur interaksi sosial antar lawan jenis (gender) dalam masyarakat yaitu sistem hijab yang dibuat untuk menanggulangi perilaku buruk tertentu (pelecehan seksual dsb) dari pria karena terstimulus oleh keindahan bentuk tubuh dari wanita. Menurut pengertian yang disampaikan oleh Murtadha Muthahhari dalam buku On The Islamic Hijab yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi berjudul Hijab: Gaya Hidup Wanita Islam (1997), mengatakan Filsafat di balik hijab bagi wanita dalam Islam adalah bahwa wanita harus menutup tubuhnya di dalam pergaulannya dengan laki-laki yang menurut hukum agama bukan muhrimnya (arab; saudara baik dari pihak ayah maupun ibu), dan bahwa dia tidak boleh memamerkan dirinya (keindahan lekuk tubuhnya).... Seperti penulis sebutkan pula di atas, hijab ini adalah serangkaian sistem terpadu, misal wanita menjaga tingkah lakunya, mengulurkan jilbab menutupi tubuh dan pria menundukkan pandangan, makna menundukkan pandangan adalah bukan selalu menutup mata ketika melihat wanita namun lebih pada menahan diri pada niatkeinginan buruk pada wanita tersebut dengan menahan pandangan yang menjurus pada bangkitnya syahwat (arab; birahi atau nafsu seksual) pria tersebut. Namun sebenarnya apabila wanita telah mengulurkan jilbab untuk menutupi keindahan tubuhnya, maka hal itu telah membantu para pria untuk tidak terstimuli naluri seksualnya ketika melihat wanita. Dari penjelasan sistem yang Islam buat untuk menanggulangi perilaku negatif manusia dalam interaksi sosial antar lawan jenis adalah

3 adanya sistem hijab yaitu mengulurkan jilbab (kerudung) pada pakaian wanita yang menutupi kepala hingga perut serta pakaian longgar yang tidak menampakkan bentuk tubuh dan sikap menjaga jarak dari seorang gadis, remaja perempuan, dan wanita terhadap remaja laki-laki maupun pria dari sikap bersentuhan antar tubuh. Maka secara perilaku akan didapati bahwa wanita (termasuk gadis maupun remaja putri) yang menggunakan sistem hijab mempunyai dua ciri perilaku yaitu; pertama, mereka menggunakan pakaian muslim serta jilbab yang berukuran besar dan longgar (tidak ketat/press body), lalu yang kedua, mereka menghindari bersentuhan atau terlalu berdekatan dengan remaja laki-laki maupun pria, bahkan ketika diajak bersalaman dengan lawan jenis mereka menghindar dan mengangkat tangan dan menangkupkan kedua tangan di dadanya seperti cara orang india memberi salam dari jauh. Dalam hal ini peneliti ingin mengungkap interaksi sosial yang terjadi pada remaja (khususnya gender perempuan) pelaksana sistem hijab apakah dengan kendala sosialitas modern yang seperti jaman sekarang ini dengan berbagai mobilitas dan kecepatan interaksi sosial baik melalui peran langsung di masyarakat maupun melalui media internet, apakah dengan menjalankan sistem hijab yang mengatur batasan interaksi sosial dengan lawan jenis tersebut bisa membuat kadar serta bentuk interaksi sosial remaja berhijab berbeda dengan remaja tidak berhijab, oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti, mendalami serta mengobservasi apakah

4 bentuk dan kadar interaksi sosial pada remaja putri yang berhijab akan mengalamai konsistensi dalam bersikap di lingkungan sekitar. B. Rumusan masalah Apakah ada perbedaan interaksi sosial antara remaja yang berhijab dengan yang tidak? C. Keaslian Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang mengungkap tentang hijab yang dilakukan oleh Rima Hardiyanti dalam penelitian yang berjudul Komunitas Jilbab Kontemporer Hijabers di Kota Makassar, penelitian menunjukkan bahwa para muslimah yang tergabung dalam komunitas Hijabers Moeslem Makassar memiliki gaya berpakaian tersendiri yang lebih kontemporer karena jauh dari kesan kolot dan lebih stylish meski ber-hijab. Gaya bahasa dan teks yang mereka gunakan pun punya ciri tersendiri yakni berusaha memadukan bahasa Indonesia, bahasa Arab dan bahasa Inggris agar terkesan keren dan mengikuti zaman meski berbasis agama atau lebih dikenal dengan bahasa gaul. Tempat menghabiskan waktu luang mereka juga menandakan bahwa gaya hidup mereka masuk dalam kategori menengah keatas yang ditandai dengan budaya nongkrong di tempat-tempat yang dianggap gaul dan menghelat kegiatan mereka di tempat-tempat berprestise tinggi. Berdasarkan penelitian tentang Konstruksi Jilbab Di Kalangan Mahasiswi (Studi Fenomenologi Mahasiswi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta dalam Memaknai Jilbab) yang dilakukan oleh Marthalena,

5 dimana tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hal-hal yang melatarbelakangi mahasiswi Universitas Islam Indonesia untuk mengenakan jilbab serta menganalisis bagaimana mereka dalam memaknai jilbab yang mereka kenakan, dalam hal ini menunjukkan hasil penelitian yang ditemukan adalah dari kelima informan yang diteliti didapati bahwa alasan serta yang melatarbelakangi mereka untuk mengenakan jilbab tidak hanya berdasarkan peraturan dari kampus UII semata, namun berbagai alasan juga yang melatarbelakangi mereka untuk mengenakan jilbab. Pada tahapan obyektivasi dapat dilihat melalui penerapan aturan-aturan tentang jilbab yang terdapat di kampus UII sebagai bentuk realitas obyektif. Realitas obyektif ini juga yang akan mendasari proses pemaknaan jilbab mahasiswi UII dalam tahapan internalisasi. Kemudian pada tahapan internalisasi inilah terjadi proses pemaknaan tentang jilbab yang mereka kenakan. Diketahui bahwa makna jilbab bagi seseorang adalah sebagai bentuk identitas bagi dirinya untuk mencitrakan citra ideal positif yang mereka inginkan dan juga bermakna sebagai bentuk representasi atas keinginan subyektif yang ada pada diri pribadi mereka. Setelah melalui tahapan internalisasi maka akan terkonstruksi pengetahuan baru tentang jilbab yang juga akan mempengaruhi mereka dalam tahapan eksternalisasi ke generasi muslimah selanjutnya di lingkungan kampus UII. Sedangkan pada penelitian lain yang dilakukan oleh Cepiarni Anggi Lutviandewi (2010) tentang Hubungan Intensitas Berjilbab dengan Percaya Diri Ditinjau dari Jenis Jilbab (Jilbab Modis, Jilbab Lebar, Jilbab

6 Cadar). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) gambaran intensitas berjilbab, (2) gambaran percaya diri, (3) hubungan antara intensitas berjilbab dengan percaya diri mahasiswa UNM. Desain yang digunakan adalah deskriptif dan korelasional dengan subyek sebanyak 60 mahasiswi UNM yang diambil dengan teknik Random Sampling. Data intensitas berjilbab dikumpulkan dengan skala intensitas berjilbab (koefisien validitas item antara 0,323 sampai 0,845 dan koefisien relibialitas dengan menggunakan rumus alpha Cronbach diperoleh skor 0,957), dan data percaya diri dikumpulkan dengan skala percaya diri (koefisien validitas item antara 0,301 sampai 0,788 dan koefisien reliabilitas item 0,903). Hasil penelitian yang diperoleh dianalisis dengan teknik Korelasi Product Moment menunjukkan bahwa ada hubungan antara intensitas berjilbab dengan percaya diri (rxy = 0,769 sig = 0,000). Berdasarkan hasil penelitian tentang interaksi sosial yang dilakukan oleh Anik Widayanti yang berjudul Perbedaan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa S1 yang Mengikuti dan Tidak Mengikuti Organisasi Kemahasiswaan Di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang Tahun Akademik 2004/2005 di Kota Semarang, menunjukkan deskripsi interaksi sosial antara mahasiswa S1 yang mengikuti dan tidak mengikuti organisasi kemahasiswaan kampus. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa interaksi sosial mahasiswa S1 yang mengikuti organisasi termasuk dalam kategori baik dengan rata-rata skor 3,85 sedangkan yang tidak mengikuti organisasi dalam kategori cukup baik

7 dengan rata- rata skor 3,36. Berdasarkan uji Mann-Whidney diperoleh harga Z 10,416 dengan signifikansi 0,00. Harga signifikansi yang peroleh lebih besar dari batas kesalahan yang digunakan (5%), maka menunjukkan bahwa interaksi sosial mahasiswa S1 yang mengikuti organisasi kampus lebih baik dari mahasiswa S1 yang tidak mengikuti organisasi kampus di FIP UNNES tahun akademik 2004/2005. Pada penelitian yang dilakukan oleh Helda Ferina tentang Hubungan Antara Interaksi Sosial dengan Motivasi Berprestasi pada Remaja yang Tinggal di Panti Asuhan. Dimana penelitian ini melibatkan 40 remaja yang tinggal di panti asuhan di daerah Jakarta Timur. Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis Pearson Correlation dan hasil data didapatkan nilai coefficient correlation sebesar 0,582 taraf signifikansi sebesar 0,000 dengan p 0,01. Hal ini berarti terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara interaksi sosial dengan motivasi berprestasi pada remaja yang tinggal di panti asuhan. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Deddi Listyanto (2007) tentang Interaksi Sosial pada Mahasiswa Etnis Papua di Semarang Ditinjau dari Kecerdasan Emosional, hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan positif yang signifikan kecerdasan emosional dengan interaksi sosial pada mahasiswa etnis papua. Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa r xy = 0,501 sehingga sumbangan efektif yang dihasilkan adalah 25,10%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sumbangan variabel kecerdasan emosional terhadap interaksi sosial pada mahasiswa

8 etnis papua adalah 25,10% sedangkan sisanya sebesar 74,90% disebabkan oleh faktor lain seperti jenis kelamin, umur, intelegensi, motif, sikap, prasangka, persepsi sosial dan lingkungan. Dari sekian banyak penelitian yang dilakukan, ditemukan beberapa penelitian yang serupa memiliki variabel yang sama yaitu hijab ataupun interaksi sosial, namun masih jarang dilakukan penelitian yang mencoba menghubungkan pengaruh varibel berhijab dengan variabel interaksi sosial. D. Tujuan Penelitian Mengetahui perbedaan interaksi sosial remaja yang menggunakan hijab dengan remaja yang tidak berhijab. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan, umumnya untuk ilmu psikologi sosial, secara khusus untuk ilmu psikologi agama dan psikologi islam. 2. Manfaat Praktis Dapat menjadi referensi bagi remaja yang ingin menjalankan sistem hijab dalam lingkungannya dan mampu menyesuaikan dengan sikap heteroseksual dalam perkembangan psikoseksualitas remaja.

9 F. Sistematika Pembahasan Sistem pembahasan penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, dari masing-masing akan dibagi lagi menjadi beberapa sub bab dan secara detail akan disajikan sebagai berikut: BAB I: PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, keaslian penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan skripsi. BAB II: KAJIAN PUSTAKA Berisi tentang kajian pustaka yang terdiri dari pengertian hijab, karakteristik hijab, fungsi hijab, pengertian remaja, pengertian interaksi sosial, ciri-ciri interaksi sosial, faktor-faktor interaksi sosial, syarat-syarat terjadinya interaksi sosial, kriteria interaksi sosial yang baik, dan kerangka teoritik interaksi sosial remaja berhijab. BAB III: METODE PENELITIAN Berisi tentang metode penelitian, rancangan penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, populasi, sampel, teknik sampel, instrumen penelitian, analisis data. BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Yang meliputi: hasil penelitian, pengujian hipothesis, pembahasan BAB V: Penutup meliputi kesimpulan dan saran sebagai bagian akhir skripsi.