BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diperhatikan, dijaga, dan dikembangkan. Organizational Citizenship Behaviour

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting utama dalam organisasi. Di era

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk berbenah diri untuk bisa menangkap peluang dan menyesuaikan diri dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu agenda penting dan strategis dari sekian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pandangan karyawan ketika mereka telah diperlakukan dengan baik oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya,

BAB 1 PENDAHULUAN. Tinggi Swasta terkemuka di Bandung. UTama secara konsisten berkomitmen untuk

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ada pada perusahaan tersebut. Sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju juga perusahaan dalam melihat peruntungan dimasa depan dengan

BAB I PENDAHULUAN. SDM merupakan salah satu faktor produksi yang harus dikelola dengan baik,

BAB 1 PENDAHULUAN. bergeser dari bekerja secara individual menjadi bekerja secara tim. Efektivitas dan kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dimiliki, dengan demikian karyawan menjadi aset penting bagi perusahaan. Rasa suka rela

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu

Riska Amelia, Masruroh

Sumber : (diakses pada tanggal 03 Maret 2015)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset penting dalam suatu organisasi, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang sangat penting karena faktor manusia sangat berperan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. bagian ini dibahas hasil dari perhitungan yang telah dilakukan dari jawaban

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak di bidang manufaktur ataupun di bidang jasa, semakin ketat.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kinerja. 1. Pengertian Kinerja. tujuan organisasi (Viswesvaran & Ones, 2000). McCloy et al. (1994)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Organisasi ataupun perusahaan tidak akan dapat bertahan tanpa

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting. Menurut Mangkunegara (2005:67) mengatakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan sangat efektif dan efisien. Efektifitas dan efisiensi proses kerja

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ataupun di dalam organisasi. Dibalik kemajuan jaman yang pesat saat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting bagi setiap. organisasi, sebab tanpa sumber daya manusia tujuan dan sasaran organisasi

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR (OCB) PADA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KOTA CILEGON

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah perilaku individu yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia yang baik (SDM), berkualitas dan potensial merupakan

BAB I PENDAHULUAN. banyak hal, selain kualitas SDM, sistem dalam organisasi, prosedur

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di semua aspek kehidupan manusia karena berbagai permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. dalam sebuah organisasi, adalah perilaku extra-role atau perilaku baik warga

BAB I PEND AHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan komponen utama suatu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aspek penting yang menentukan keefektifan suatu organisasi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. manusia memegang peranan penting dalam melakukan aktivitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ulrich dalam Novliadin (2007) mengungkapkan bahwa, Kunci sukses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Organisasi merupakan sekumpulan orang-orang yang saling bekerja sama

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu institusi yang pengelolaannya ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. SDM merupakan aset penting dalam suatu organisasi, karena merupakan sumber

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh orang yaitu karyawan dalam organisasi dapat memberikan sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting disamping sumber-sumber daya lain yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia sangat berperan dalam usaha organisasi dalam mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang potensial menjadi kebutuhan organisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman. Salah satu yang mendukung perkembangan tersebut adalah

2 nasional dengan baik, maka diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kemajuan di bidang-bidang lain. Sumber daya manusia merupakan aset yang p

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahanperubahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II URAIAN TEORITIS. Pembahasan mengenai Organizational Citizenship Behavior (OCB)

Judul : Pengaruh Komitmen Organisasional dan Kepuasan Kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Presentase Hasil Survei Penurunan Kepuasan Kerja Sumber : Accenture, IWD 2015 Survey

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Aldag dan Resckhe (1997), Organizational Citizenship Behavior

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh perusahaan sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara job..., Putriani Pradipta Utami Setiawan, FISIP Universitas UI, 2010 Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tidak perlu ada organisasi. Tujuan organisasi bermacam-macam, tergantung

telekomunikasi dan informasi kepada masyarakat luas sampai kepelosok daerah di seluruh Indonesia. PT Telkom memiliki 25,011 orang karyawan per

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

TINJAUAN PUSTAKA Organizational Citizenship Behavior

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS Pengertian Organizational Citizenship Behavior

BAB I PENDAHULUAN. dan sistem-sistem organisasi yang menghasilkan output yang menurutkan tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Panjang (RPJP) Pemerintah Republik Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat dan zaman. Oleh karena itu sumber daya manusia harus selalu

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Definisi Perilaku Organisasi. meningkatkan keefektifan suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) senantiasa harus dikembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahanperubahan

Penempatan Pegawai. School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)

BAB I PENDAHULUAN. dari sumber daya manusia yang memiliki peran sentral dalam. menentukan output pendidikan. Peran sentral tersebut terkait dengan

BAB I PENDAHULUAN. siap terhadap perubahan tersebut. Globalisasi ditandai dengan adanya keterbukaan

PENDAHULUAN. mampu untuk bekerja sama dan membantu rekan kerja serta melakukan. Orgnizational Citizenship Behavior (OCB) (Steve dan Thomas, 2014)

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia organisasi yang diwarnai dengan pengurangan karyawan, harapan peningkatan produktivitas pekerja, dan kompetisi yang berat di pasar, tidak mengejutkan sama sekali bahwa banyak karyawan merasa tertekan sehingga berbuat asal asalan, melanggar peraturan, dan terlibat dalam praktik-praktik yang diragukan keujujurannya (Robbins dan Judge, 2014). Kinerja yang baik menuntut karyawan untuk berperilaku sesuai yang diharapkan oleh perusahaan. Perilaku yang menjadi tuntutan perusahaan saat ini tidak hanya perilaku In-Role yaitu melakukan pekerjaan sesuai dengan tugas yang ada dalam Job Description, tetapi juga perilaku Extra-Role yaitu kontribusi peran ekstra untuk menyelesaikan pekerjaan dari perusahaan. Perilaku Extra-Role ini disebut juga dengan Citizenship Behavior (OCB) (Zhu, 2013). Dasar kepribadian untuk OCB merefleksikan ciri karyawan yang kooperatif, suka menolong, perhatian, dan bersungguh sungguh. Dasar sikap mengidentifikasikan bahwa karyawan terlibat dalam OCB untuk membalas tindakan organisasi. Kepemimpinan menjadi salah satu yang dapat mempengaruhi perilaku OCB sebab tanpa adanya kepemimpinan yang efektif dari seorang pemimpin maka suatu perusahaan tersebut akan mengalami kemunduran. Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang berbeda dalam memimpin atau sering disebut dengan gaya kepemimpinan. Peran pemimpin dalam menciptakan komunikasi, dan kerjasama yang dapat memotivasi karyawan untuk melakukan inovasi. Kemampuan pemimpin untuk mengarahkan perilaku karyawan agar mau melakukan inovasi, dan berani mengambil risiko mengalami kegagalan ketika berinovasi. Pemimpin tertinggi yang hanya dapat memberikan peran membangun budaya inovasi dalam organisasi. Dari pernyataan tersebut tidak dapat dipungkiri bahwa inovasi berkontribusi pada pertumbuhan penjualan. Inovasi akan berhasil apabila kesembilan faktor dimanajemeni dengan baik, terutama membangun budaya inovasi yang diterapkan oleh pemimpin perusahaan. Apabila seluruh perusahaan yang ada di Indonesia mencapai pertumbuhan penjualan melalui inovasi, maka pada akhirnya pertumbuhan penjualan 1

2 ini akan berkontribusi pada pertumbuhan dan perkembangan bangsa ini ke depan (Razaki, 2016). Gambar 1.1 Diagram Efektivitas Kepemimpinan Sumber: Zenger dan Folkman (2016) Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa apabila seseorang yang menempati prosisi kepemimpinan bekerja dengan baik pada perusahaan. Maka, mereka dapat diartikan telah bekerja secara baik untuk pemimpin mereka yang telah melakukan dengan baik untuk perusahaan. Gambar 1.2 Diagram Keterlibatan Kepemimpinan Sumber: Zenger dan Folkman (2016)

3 Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa apabila seseorang yang menempati posisi kepemimpinan bekerja dengan baik pada perusahaan. Maka, mereka dapat diartikan telah meningkatkan keterlibatan dari karyawan mereka. Hal yang sangat penting tentang investasi dalam membangun dan mempertahankan hubungan ini adalah bahwa semua orang menang (Dutton dan Heaphy, 2016). Pemimpin tidak hanya membantu karyawan mengembangkan dan mengejar tujuan pembelajaran yang bermakna, percakapan mengenai hal karir secara reguler juga membantu untuk menandai kemajuan dalam pembangunan. Dan pemimpin berfungsi sebagai pengingat dari Commitment untuk belajar karyawan, yang pada gilirannya memperkuat komitmen karyawan (Valcour, 2016). Di beberapa negara berkembang ekonomi super jaringan seperti Indonesia, Thailand, Vietnam, dan lainnya. Para pemimpin generasi berikutnya akan semakin menjadi penggerak, bukan direksi. Para pemimpin ini akan menentukan peran mereka tidak sebagai diri sendiri tetapi bersama sama (Manville, 2016). Model kepemimpinan yang dijalankan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain sesuai dengan keinginannya itu dipengaruhi oleh sifat pemimpin itu sendiri. Karyawan memiliki pemimpin yang bertugas sebagai pengarah karyawan tersebut agar bertindak sesuai dengan tujuan perusahaan. Model kepemimpinan yang cocok pada masa sekarang ini adalah Servant Leadership. Greenleaf (Northouse, 2013) mendefinisikan bahwa Servant Leadership menempatkan kepentingan pengikut di atas kepentingan diri sendiri dan yang menekankan perkembangan pengikut. Dengan menjadi pemimpin yang melayani, seorang pemimpin menggunakan kekuatan dan kendali institusional yang lebih sedikit, sambil menggeser otoritas tersebut ke mereka yang dipimpin. Kepemimpinan yang melayani menghargai komunitas karena hal itu memberi peluang bagi individu untuk langsung mengalami saling ketergantungan, penghargaan, kepercayaan, dan pertumbuhan individual. Selain model kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin, perusahaan juga harus memiliki karyawan yang loyal terhadap perusahaan yaitu karyawanyang berusaha membantu perusahaan demi mencapai tujuannya. Suatu keadaan di mana seorang karyawan memihak organisasi tertentu serta tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut inilah yang disebut dengan komitmen organisasi (Robbins dan Judge, 2014). Apabila komitmen organisasi yang dimiliki semakin tinggi maka akan menguatkan perilaku perilaku

4 Citizenship Behavior sehingga perilaku ekstra peran akan meningkat. Oleh karena itu, bisa diambil kesimpulan berdasarkan pernyataan diatas telah menunjukkan komitmen organisasi sebagai faktor inti yang menentukan hasil organisasi positif atau negatif. Para pakar organisasi menyimpulkan pentingnya Citizenship Behavior bagi keberhasilan sebuah organisasi, karena Citizenship Behavior menimbulkan dampak positif bagi organisasi, seperti meningkatkan kualitas pelayanan, meningkatkan kinerja kelompok, dan menurunkan tingkat turnover. Hal ini penting untuk memahami bahwa Citizenship Behavior dapat tidak dikenakan atau dapat ditegakkan oleh supervisor atau manajer pada bawahan mereka karena dasar Citizenship Behavior bersifat sukarela. Ini berarti jika seorang karyawan gagal untuk menunjukkan keterlibatan mereka dalam Citizenship Behavior, tidak ada penalti atau hukuman sebagai imbalan. Organ, Podssakoff, dan MacKenzie (2006) dalam Abid, et al (2015). Observasi awal menunjukkan beberapa karyawan di PT. Pelabuhan Tanjung Priok sudah melakukan perilaku Citizenship Behavior. Hal ini bisa dilihat dari kemauan karyawan untuk menggantikan rekan kerja yang berhalangan hadir, mau memberi informasi kepada rekan kerja, kemauan karyawan untuk menjaga citra perusahaan, mau bekerja lembur jika diperlukan serta mau menerima kritikan dari orang lain. Namun penulis melihat perilaku Citizenship Behavior yang diterapkan di PT. Pelabuhan Tanjung Priok masih kurang. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara (Manajer dan Asisten Manajer SDM PT. PTP), ditemukan tidak semua karyawan PT. Pelabuhan Tanjung Priok menggunakan jam kerja secara maksimal dan masih adanya karyawan yang melakukan urusanurusan diluar pekerjaannya ketika berada di kantor. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sobhani Nejad et al. (2011) dalam Allameh, et al. (2013) dengan jurnal berjudul " citizenship behavior (theoretical principles, correlates and measurement tools)" bahwa hal Citizenship Behavior (OCB) diatas menandadakan bahwa OCB di perusahaan tersebut dikategorikan tidak bagus. Citizenship Behavior yang baik adalah pikiran yang terdiri dari berbagai macam perilaku karyawan, beberapa di antaranya meliputi: melakukan tugas-tugas sekunder, membantu orang lain secara sukarela, pengembangan profesional dalam pekerjaan seseorang, mematuhi aturan organisasi bahkan ketika

5 tidak ada kontrol mereka, mencoba untuk meningkatkan organisasi, membantu untuk melestarikan sikap positif dan toleransi hal yang tidak menyenangkan di tempat kerja (Sobhani Nejad et al., 2011). Perusahaan ingin meningkatkan Citizenship Behavior karena Citizenship Behavior bisa meningkatkan kinerja melalui Servant Leadership dan Commitment. Oleh karenanya perusahaan ingin menganalisis dan mengukur hubungan antara Servant Leadership dan Commitment terhadap Citizenship Behavior. Maka dari latar belakang diatas, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul PENGARUH SERVANT LEADERSHIP DAN ORGANIZATIONAL COMMITMENT TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA PT. PELABUHAN TANJUNG PRIOK. 1.2 Rumusan Masalah Adapun masalah yang dibahas adalah: 1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Servant Leadership terhadap Citizenship Behavior di PT. Pelabuhan Tanjung Priok? 2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Commitment terhadap Citizenship Behavior di PT. Pelabuhan Tanjung Priok? 3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Servant Leadership dan Commitment terhadap Citizenship Behavior di PT. Pelabuhan Tanjung Priok? 1.3 Ruang Lingkup Penelitian ini dilakukan di PT. Pelabuhan Tanjung Priok yang bertempat di Jl. Raya Pelabuhan No. 9 Tanjung Priok, Jakarta 14310. Responden dalam penelitian ini berjumlah 86 responden. Variabel variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga yaitu Servant Leadership (X1), Commitment (X2), dan Citizenship Behavior (Y). 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah:

6 1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Servant Leadership terhadap Citizenship Behavior di PT. Pelabuhan Tanjung Priok. 2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Commitment terhadap Citizenship Behavior di PT. Pelabuhan Tanjung Priok. 3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Servant Leadership dan Commitment terhadap Citizenship Behaviordi PT. Pelabuhan Tanjung Priok. 1.5 Manfaat Penelitian 1) Bagi Peneliti Sebagai acuan untuk dimasa yang akan datang agar lebih memahami dan menguasai tentang masalah Servant Leadership dan Commitment terhadap Citizenship Behavior dan dapat dijadikan sebagai bahan analisis secara mendalam untuk keperluan akademis dan praktek. 2) Bagi Perusahaan Hasil dari penelitian ini hendaknya dapat dijadikan sebagai masukan atau pedoman dan bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam masalah Servant Leadership dan Commitment terhadap Citizenship Behavior. 3) Bagi Pembaca atau pihak tertentu 1. Memberikan wawasan dan informasi agar lebih memahami tentang Servant Leadership dan Commitment. 2. Sebagai pedoman bagi pihak tertentu untuk melakukan penelitian dan ide ide yang baru. 3. Sebagai masukan demi perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang Sumber Daya Manusia khususnya penguasaan Citizenship Behavior dan memberikan sumbangan bagi peneliti lain yang tertarik untuk meneliti Servant Leadership, Commitment dan Citizenship Behavior. 1.6 State of the Arts Penelitian terdahulu yang menjadi konsep dasar penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

7 Tabel 1.1 State Of The Arts Jurnal Judul Kesimpulan Sayyed Mohsen Allameh, Studying the Effect of Semua komponen dari Faranak Safari Shad, dan Servant Leadership on Servant leadership adalah Gheisar Kardan (2013) efektif pada peningkatan Citizenship Behavior untuk ISSN: 2307-3071 Citizenship Behavior. Muh. Akmal Ibrahim, dan Andi Aslinda (2013) ISSN 2161-7104 Wiwiek Harwiki (2013) ISSN: 2220-6140 Relationship between Commitment and Citizenship Behavior (OCB) At Government-Owned Corporation Companies The Influence of Servant Leadership on Organization Culture, Commitment, Citizenship Behavior and Employees Performance (Study of Outstanding Cooperatives in East Java Province, Indonesia) Commitment positif dan secara signifikan berhubungan dengan Citizenship Behavior pada PT Telkom Makassar. Terdapat pengaruh dari Servant Leadership dengan Organization Culture, Commitment, dan Employees Performance, tetapi Servant Leadership belum dipengaruhi terhadap Citizenship Behavior; semakin tinggi Servant Leadership, itu bisa menyebabkan kepada tingginya Organization Culture, Commitment, dan Employees

8 Haider Raza Abid, Amir Gulzar, dan Waqar Hussain (2015) ISSN: 2222-6990 The Impact of Servant Leadership on Citizenship Behaviors with The Mediating Role of Trust and Moderating Role of Group Cohesiveness; A Study of Public Sector of Pakistan Performance, tetapi itu tidak bisa mempengaruhi perubahan Citizenship Behavior. Disimpulkan bahwa Servant Leadership di public sector organizations di Pakistan perlu membangun hubungan yang dapat dipercaya dengan karyawan sehingga mereka berperilaku efektif dalam organisasi. Studi lebih lanjut menyimpulkan bahwa untuk mendapatkan hubungan yang disempurnakan dari kepercayaan dan Citizenship Behavior. Manajer harus fokus pada peningkatan kohesivitas kelompok juga. Syed Sibt-ul-Hasan Razvi, Ms. Pakiza Butt, Ms. Maryam Saeed Hashmi, dan Hassan Khawar Mahmood (2015) ISSN 1013-5316 The RelationshipBetween Servant Leadership Citizenship Behavior, The Mediating Role of Emotional Intelligence Penelitian ini menetapkan bahwa Servant Leadership memiliki hubungan yang signifikan dengan Citizenship Behavior tapi Emotional Intelligence memediasi hubungan dengan semua hubungan dalam model yang signifikan yang membuktikan mediasi parsial Emotional Intelligence. Jadi,

9 kita dapat mengatakan bahwa pemimpin yang cerdas emosinya mendorong Citizenship Behavior dari karyawan. Sumber: Penulis (2016)

10