TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR GUGUS VI KECAMATAN SUKASADA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN AKADEMIK 2014/2015 SKRIPSI

Tingkat Kesegaran Jasmani...(Said Erwan Susanto)1

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK USIA TAHUN DI SLB NEGERI 1 BANTUL Oleh : Heige Ma shum Hidaya NIM ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Jasmani Melalui Bermain sirkuit 8 Pos Siswa kelas IV dan V SD Negeri

SURVEY TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA BARU PENJASKES STKIP-PGRI PONTIANAK TAHUN 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SURVEI PERBEDAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMPN 4 LAMONGAN DAN SMPN 1 SOLOKURO LAMONGAN

Sehat &Bugar. Sehat. Sakit

SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS XI (SEBELAS) SMA MUHAMMADIYAH 1 BABAT KABUPATEN LAMONGAN

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 RASAU JAYA

PROGRAM STUDI PENJASKESREK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

ARTIKEL ILMIAH SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI 4 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH THOMI PRADODO A1D408107

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

Keywords: The level qf physical fitness, elementary school Group IV Donokerto Turi. Tingkat Kesegaran Jasmani...(Tri Harti)1

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 16 PULAU BINJAI DENGAN SDN 22 RANTAU SILANG KECAMATAN KUANTAN MUDIK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini menggunakan komparatif. Menurut Ulber (2005)

III. METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINGKAT KESEGARAN JASAMANI SISWA KELAS V SDN 011 AIR EMAS KECAMATAN SINGINGIN JURNAL. Oleh DADANG SETIAWAN

ARTIKEL SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP PGRI BESOWO KEPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk

KESEGARAN KARDIORESPIRASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2015/2016. E-Journal

BAB III METODE PENELITIAN. teknik pengumpulan datanya menggunakan tes dan pengukuran, sehingga

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA SMPN 4 DEPOK BERDASARKAN PRESTASI BELAJAR

Luh Putu Tuti Ariani. Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha

Aggi Riyan Pamungkas

TES PENGUKURAN KAPASITAS AEROBIK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS JASMANI DENGAN KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS VIII SMP N 3 DEPOK YOGYAKARTA

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SD ISLAM TERPADU NURUL ILMI KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita terus menerus dimanjakan dengan segala sesuatu yang otomatis. bersenyawa dengan hidup manusia (Depdiknas, 2007).

PERBEDAAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PESERTA LATIH EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DAN BOLABASKET DI SMPN 14 YOGYAKARTA.

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI DI KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013

HUBUNGAN KESEGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani disekolah merupakan satu bentuk pembinaan dan

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA PROGRAM IPA DAN SISWA PROGRAM IPS KELAS XII DI SMA NEGERI 1 LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pekerjaan dan bergerak. Kebugaran jasmani yang dibutuhkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS X, XI DAN XII SMAN 3 NGANJUK

PROFIL INDEKS MASSA TUBUH DAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PJKR UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI TAHUN 2015/2016

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dengan prestasi belajar penjasorkes

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PRINGKUKU TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH LATIHAN SIRKUIT TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI SISWA PUTRI. Jurnal. Oleh. Ramandhani Ardi Pratiwi

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MURID SD INPRES MALENGKERI SETINGKAT KOTA MAKASSAR PADA KELOMPOK USIA TAHUN. Muhammad Adnan Hudain

STUDI DESKRIPSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA MAHASISWA PENJASKESREK

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kualitas hidup seseorang, akan tetapi nilai kebugaran jasmani

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Hakikat Kebugaran / Kesegaran Jasmani. tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas.

Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI)

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan yang mengandung berbagai macam zat yang dibutuhkan

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN VO2MAX DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA. Jurnal. Oleh. Arif Cahyanto

STUDI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS V SMPN 5 KOPAH KECAMATAN KUANTAN TENGAH JURNAL. Oleh ZAINAL ABIDIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2),

MEMBINA KEBUGARAN JASMANI ANAK DENGAN SENAM PEMBENTUKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. selama metabolisme berkepanjangan saat latihan yang intens. 1,2 Berdasarkan

TINGKAT KESEGARAN JASMANI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN UMUR TAHUN DI SLB SE KULONPROGO E-JURNAL

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH SEPAKTAKRAW USIA TAHUN DI KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI

`SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS IV DAN V SEKOLAH DASAR SE- GUGUS SELATAN KECAMATAN PLUMPANG KABUPATEN TUBAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. aktifitas yang dilakukan bersifat pokok (karier) maupun aktifitas rileks

PROFIL TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA-SISWI KELAS IV, V, VI SDN JATIRASA V KOTA BEKASI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 yang perlu diukur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu

NARASI KEGIATAN TES KEBUGARAN JANTUNG PARU DENGAN METODE ROCKPORT BAGI KARYAWAN DINAS KESEHATAN PROPINSI DIY

BAB II KAJIAN PUSTAKA. konsisten. Dalam KTSP tahun 2006 (Depdiknas, 2006: 204) diuraikan

ATRI WIDOWATI 1 ADHE SAPUTRA 2 Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Fakultas ilmu keolahragaan Universitas jambi

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Universitas Negeri Yogyakartasebagai berikut ini:

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

TINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA SISWA SMP NEGERI 2 KREMBUNG DAN SMP NEGERI 2 SIDOARJO. Bayu Sri Widodo.

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

UPAYA MENINGKATKAN TIGA ASPEK KEBUGARAN JASMANI DALAM PERMAINAN TRADISIONAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 06 LIANG PINOH UTARA

HUBUNGAN KEMAMPUAN MOTORIK DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 KLATEN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 2), kesegaran fisik (physical fitness)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aktivitas fisik merupakan pergerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Hasil Tes Kesegaran Jasmani Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh Slameto ( 2010:83). Minat pada dasarnya

TINGKAT KESEGARAN JASMANI ATLET UKM TENIS LAPANGAN UNY

PROFIL KONDISI FISIK SISWA SEKOLAH DASAR DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DI KABUPATEN PEMALANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dari pretest dan postest. Data dalam penelitian ini berupa tes kesegaran

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Khususnya atlet Taekwondo Putra junior Sibayak Club

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesegaran kardiorespirasi siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki potensi fisik, mengurangi pemberian obat-obatan, memperbaiki

BAB I PENDAHULUAN. playstation, dan yang saat ini digemari anak dan remaja sekarang yaitu game

SURVEI TINGKAT GENERAL ENDURANCE ATLET SEPAKBOLA PADA KLUB CAKRA BUANA KOTA TULUNGAGUNG TAHUN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa

SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA DI MTs DINUL ISLAM DERSONO KABUPATEN PACITAN TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

Jurnal Kesehatan Olahraga Volume 02 Nomor 03 Tahun 2015,

F fitness. Since the achievement of the aerobics fitness takes time, it is

BAB II KAJIAN TEORI. Pengertian kesegaran jasmani banyak sekali diungkap oleh para pakar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lingkungan tempat tinggal dan kebiasaan aktivitas sehari-hari seseorang

TINGKAT KOORDINASI MATA- TANGAN-KAKI MAHASISWA PJKR FKIP UMMI ANGKATAN TAHUN 2016/2017

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehari-hari dengan giat, tanpa mengalami

Transkripsi:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR GUGUS VI KECAMATAN SUKASADA Oleh: Ni Putu Dwi Sucita Dartini, I Gede Suwiwa, Luh Putu Spyanawati Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan ganesha e-mail: dwisucita@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani siswa kelas V Sekolah Dasar Gugus VI Kecamatan Sukasada. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode tes dan pengukuran. Populasi adalah seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar Gugus VI Kecamatan Sukasada Tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 188 orang. Sampel berjumlah 119 orang siswa yang diambil dengan teknik cluster random sampling yang tersebar kedalam 5 sekolah yaitu SDN 1 Panji Anom, SDN 3 Panji Anom, SDN 4 Panji Anom, SDN 1 Tegallinggah dan SDN 2 Tegallinggah. Tingkat kebugaran jasmani siswa diukur menggunakan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) untuk anak umur 10-12 tahun yang merupakan satu rangkaian tes yang terdiri dari 5 butir tes yaitu lari 40 meter, gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak, dan lari 600 meter. Data dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif yaitu menjumlahkan nilai total dari masing-masing butir tes sesuai dengan norma yang sudah ada dan selanjutnya mencari persentase tingkat kebugaran jasmani siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kebugaran siswa berada yaitu kategori baik sekali tidak ada (0%), kategori baik sebanyak 2 orang (1,68%), kategori sedang sebanyak 57 orang (47,90%), kategori kurang sebanyak 45 orang (37,82%) dan kategori kurang sekali sebanyak 15 orang (12,61%). Secara rata-rata skor kebugaran jasmani siswa kelas V SD Gugus VI Kecamatan Sukasada- Buleleng adalah 12,90 atau berada pada kategori kurang. Kata-kata kunci : kebugaran jasmani, siswa kelas V sekolah dasar PENDAHULUAN Perkembangan teknologi yang sangat pesat dewasa ini membuat aktivitas yang dilakukan anak sangat terbatas sehingga tidak jarang menimbulkan gangguangangguan dalam metabolisme tubuh, sistem otot, tulang, jantung dengan pembuluh darah dan juga sistem syarafnya. Diakui secara luas bahwa aktivitas jasmani yang dilakukan anak dan remaja sangat terbatas, sehingga tidak cukup memberikan kontribusi dan manfaat yang berarti terhadap kesehatan mereka (Cavill, Biddle & Sallis, 2001). Berbagai penelitian di negara-negara industri maju mengindikasikan bahwa terjadi penurunan aktivitas jasmani pada berbagai tingkatan usia. Hal serupa juga terjadi di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Hasil survei tingkat kebugaran jasmani 27

pelajar yang tertuang dalam Sport Development Indeks (SDI) yang dilakukan tahun 2007 mengemukakan bahwa 10,71% pelajar masuk kategori kurang sekali, 45,97% kategori kurang, 37,66% kategori sedang dan 5,66% kategori baik serta tidak ada satupun (0%) pelajar yang berada pada kategori baik sekali (Cholik, 2007). Kurangnya aktivitas fisik di kalangan siswa dan remaja tentu akan berimplikasi terhadap lemahnya kemampuan kondisi fisik atau kebugaran jasmani. Lemahnya kondisi fisik seseorang akan berakibat turunnya produktivitas seseorang dalam melakukan tugastugas sehari-hari sesuai dengan profesinya. Dalam kaitannya dengan tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh siswa agar dapat belajar dalam waktu yang diberikan oleh guru dengan lebih baik, maka seorang siswa harus memiliki kemampuan kondisi fisik atau tingkat kebugaran jasmani yang baik. Pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (PJOK) yang dilakukan di sekolah memegang peranan yang penting untuk dapat meningkatkan aktivitas jasmani yang dilakukan oleh siswa serta menanamkan pola hidup aktif dan sehat. Melalui pembelajaran PJOK dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat. Salah satu indikator keberhasilan penyelenggaraan pembelajaran PJOK di sekolah dapat dilihat dari tingkat kebugaran jasmani siswanya. Sebab salah satu tujuan utama dari pembelajaran PJOK adalah untuk meningkatkan kebugaran jasmani siswa. U.S Departement f Health & Human Services mendefinisikan kebugaran jasmani adalah seperangkat atribut yang dimiliki atau dicapai orang berkaitan dengan kemampuan dalam melakukan aktivitas jasmani (The President s Council on Physical Fitness and Sports, 2012). Senada dengan itu Nurhasan (2011) mendefinisikan kebugaran jasmani sebagai kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-hari tanpa menimbulkan suatu kelelahan yang berarti. Dengan memiliki kebugaran jasmani yang baik maka peserta didik diharapkan mampu mengikuti pembelajaran di sekolah dengan baik, bekerja secara produktif, efektif, dan efisien, tidak mudah terserang penyakit, belajar atau bekerja lebih bergairah dan bersemangat. Melalui kegiatan olahraga yang teratur, terprogram dan terarah dengan baik maka akan tampak peningkatan derajat kesejahteraan atau kebugaran jasmaninya. Hasil observasi dan wawancara dengan beberapa orang guru PJOK, orang tua dan siswa di Sekolah Dasar Gugus VI Kecamatan Sukasada menunjukkan bahwa terjadi penurunan tingkat aktivitas jasmani siswa. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang berangkat ke sekolah dengan menggunakan kendaraan walaupun jarak sekolah dari rumah siswa tidak terlalu jauh. Hanya beberapa siswa saja yang berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki. Fasilitas olahraga yang minim, kegiatan ekstrakurikuler olahraga yang tidak ada serta 28

dukungan yang masih kurang dari pihak sekolah membuat aktivitas jasmani siswa menjadi kurang. Aktivitas jasmani di luar sekolah juga sangat kurang. Siswa lebih banyak menghabiskan waktu di luar sekolah dengan menonton televisi, bermain play station, atau bermain game online serta bermain aplikasi yang terdapat dalam HP. Kegiatan bermain yang melibatkan aktivitas jasmani seperti bermain permainan tradisional dan kegiatan-kegaiatan olahraga sudah sangat jarang dilakukan. Hal ini membuat siswa tidak memiliki aktivitas jasmani yang rutin yang dapat meningkatkan kebugaran jasmaninya. Dengan memperhatikan masalah yang dikemukakan di atas serta belum pernahnya dilakukan pengukuran kebugaran jasmani siswa, maka penulis memandang perlu mengadakan penelitian mengenai tingkat kebugaran jasmani siswa. Berdasarkan uraian masalah tersebut, rumusan masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini yaitu Bagaimanakah tingkat kebugaran jasmani siswa kelas V Sekolah Dasar Gugus VI Kecamatan Sukasada? KAJIAN TEORI Kebugaran Jasmani Secara umum kebugaran jasmani didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan tugas sehari-hari tanpa menngalami kelelahan yang berarti. Hal itu sesuai dengan definisi kebugaran jasmani menurut U.S Departement f Health & Human Services mendefinisikan kebugaran jasmani adalah seperangkat atribut yang dimiliki atau dicapai orang berkaitan dengan kemampuan dalam melakukan aktivitas jasmani (The President s Council on Physical Fitness and Sports, 2012). Mahardika (2010) mengemukakan hal yang sama bahwa kebugaran jasmani yang lebih dikenal dengan istilah physical fitness merupakan kemampuan jasmani seseorang dalam melakukan tugas kejasmanian secara optimal tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehari-hari dengan giat dan waspada tanpa mengalami kelelahan yang berarti, serta masih memiliki cadangan energi untuk mengisi waktu luang dan menghadapi hal-hal darurat yang tidak terduga sebelumnya (Depdikbud, 1997). Kebugaran jasmani diperlukan oleh setiap orang untuk dapat melakukan tugas sehari-harinya seperti belajar, bekerja dan melakukan aktivitas lainnya serta menjaga kesehatan jasmani dan rohani. Untuk mendapatkan kebugaran jasmani yang baik, seseorang harus berpola hidup sehat (quality of life). Menurut Sharkey (2003: 30), untuk mencapai quality of life tersebut ada tiga aspek yang harus dipenuhi, yaitu: (1) mengatur makanan, (2) mengatur istirahat, dan (3) melakukan aktivitas (berolahraga). Komponen Kebugaran Jasmani Kebugaran jasmani mencakup pengertian yang kompleks maka baru dapat dipahami jika mengetahui tentang komponenkomponen kebugaran jasmani yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain, namun masing-masing komponen memiliki ciri-ciri tersendiri yang berfungsi pokok pada kebugaran jasmani seseorang. Menurut Sajoto (1995:8) menyebutkan bahwa terdapat 10 macam komponen kebugaran 29

jasmani yaitu (1) kekuatan, (2) daya tahan, (3) daya ledak, (4) kecepatan, (5) kelentukan, (6) keseimbangan, (7) koordinasi, (8) kelincahan, (9) ketetapan dan (10) reaksi. Secara umum kebugaran jasmani dibedakan menjadi dua yaitu (1) kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan (health related fitness) dan (2) kebugaran jasmani yang berkaitan dengan keterampilan (skill related). Komponen kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan adalah daya tahan jantungparu/kardiorespiratori, kekuatan dan daya tahan otot, komposisi tubuh dan kelentukan. Diantara keempat komponen tersebut, daya tahan kardiorespiratori merupakan salah satu komponen kebugaran jasmani yang paling esensial sebab orang yang memiliki daya tahan kardiorespiratori yang baik berarti memiliki kapasitas aerobik maksimal (VO 2 maks) yang tinggi. Dan kapasitas VO 2 maks merupakan kriteria kebugaran jasmani yang paling penting. Latihan Kebugaran Jasmani Indikator yang cukup representatif untuk untuk menggambarkan kebugaran jasmani adalah daya tahan kardiorespirasi. Bentuk latihan yang paling sesuai untuk meningkatkan daya tahan kardiorespirasi adalah latihan aerobik. Latihan aerobik bermanfaat bagi sisten jantung, paru, dan peredaran darah. Sistem jantung, peredaran darah dan paru merupakan alat utama dan penyalur segala unsur yang diperlukan oleh tubuh, terutama oksigen yang berfungsi untuk pembakaran pada proses pengolahan zat-zat makanan dalam tubuh sehingga dapat dihasilkan energi yang diperlukan. Irianto, (2004) menyebutkan bahwa keberhasilan mencapai kebugaran jasmani sangat ditentukan oleh kualitas latihan yang meliputi : tujuan latihan, pemilihan model latihan, penggunaan sarana dan prasarana latihan, dan yang lebih penting lagi adalah takaran atau dosis latihan yang dijabarkan dalam konsep frekuensi, intensity, and time (FIT). Frekuensi adalah banyaknya unit latihan perminggu. Intensitas menunjukan beratnya latihan, besar intensitas tergantung pada jenis dan tujuan latihan. Dan yang terakhir adalah waktu atau durasi tiap latihan. Untuk meningkatkan kebugaran paru dan jantung dan penurunan berat badan diperlukan waktu berlatih 20-60 menit. Pengukuran Kebugaran Jasmani Untuk dapat mengetahui tingkat atau derajat kebugaran jasmani seseorang perlu adanya alat untuk mengukur tingkat kebugaran jasmani tersebut. Beberapa macam tes kebugaran jasmani yang sering digunakan antara lain : 1) Tes jalanlari 15 menit (Tes Balke), 2) Multistage Fitness Test (MFT), 3) Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI), 4) Tes Lari 2,4 km, 5) Tes Lari 12 menit, dan 6) Tes Naik Turun Bangku (Harvard Step Test). Dalam memilih tes kebugaran jasmani, guru atau peneliti dapat memilih tes yang dianggap paling baik dan paling layak untuk dilaksanakan. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode tes dan pengukuran. Penelitian ini dilakukan di lapangan sekolah SDN 1, 2, dan 3 Panji Anom dan SDN 1 dan 2 30

Tegallinggah. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan tanggal 24-27 Agustus dan 3 September 2016. Populasi adalah siswa kelas V SD Gugus VI Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng yang berjumlah 188 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Sekolah sampel yang didapatkan dari hasil undian adalah SDN 1 Panji Anom, SDN 3 Panji Anom, SDN 4 Panji Anom, SDN 1 Tegallinggah dan SDN 2 Tegallinggah dengan jumlah siswa 119 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) usia 10-12 Tahun. Rangkaian TKJI terdiri dari 5 butir tes yaitu (1) lari 40 meter, (2) gantung siku tekuk, (3) baring duduk 30 detik, (4) loncat tegak, dan (5) lari 600 meter. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif yaitu dengan perhitungan angka-angka yang diperoleh berdasarkan hasil tes kebugaran jasmani. Persentase tingkat kebugaran jasmani siswa pada masing-masing klasifikasi tingkat kebugaran jasmani dianalisis dengan rumus yaitu : P = f n x 100% Keterangan : P = Persentase f = Frekuensi n = jumlah sampel HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pengukuran tingkat kebugaran jasmani dilakukan dengan menggunakan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) yang terdiri dari lima item tes yaitu menggunakan tes lari 40 meter, tes gantung siku tekuk, tes baring duduk 30 detik, tes loncat tegak dan tes lari 600 meter. Setiap hasil kelima item tes diberikan nilai sesuai dengan Kategori penilaian yang sudah ditentukan yaitu nilai 5 untuk kategori baik sekali, nilai 4 untuk kategori baik, nilai 3 untuk kategori sedang, nilai 2 untuk kategori kurang dan nilai 1 untuk kategori kurang sekali. Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah dianalisis diperoleh skor/nilai tes untuk masing-masing item TKJI sebagai berikut. 1. Tes Lari 40 Meter Hasil pengukuran lari 40 meter menunjukkan bahwa rata-rata nilai skor yang diperoleh adalah 2,97 dibulatkan 3 atau berada pada kategori sedang. Dengan rincian sebagai berikut. Tabel 1. Hasil Pengukuran Lari 40 Meter. No Nilai Kategori Frekuensi Prosentase 1 5 Baik Sekali 3 2,52% 2 4 Baik 30 25,21% 3 3 Sedang 51 42,86% 4 2 Kurang 31 26,05% 5 1 Kurang Sekali 4 3,36% 31

2. Tes Gantung Siku Tekuk Hasil pengukuran gantung siku menunjukkan bahwa rata-rata Tabel 2. Hasil Pengukuran Gantung Siku Tekuk nilai skor yang diperoleh adalah 2,18 atau berada pada kategori kurang. Dengan rincian sebagai berikut. No Nilai Kategori Frekuensi Prosentase 1 5 Baik Sekali 1 0,84% 2 4 Baik 10 8,40% 3 3 Sedang 41 34,45% 4 2 Kurang 24 20,17% 5 1 Kurang Sekali 43 36,14% 3. Tes Gantung Baring Duduk 30 Detik Hasil pengukuran baring duduk 30 detik menunjukkan bahwa Tabel 3. Hasil Pengukuran Baring Duduk 30 Detik. rata-rata nilai skor yang diperoleh adalah 3,23 atau berada pada kategori sedang. Dengan rincian sebagai berikut. No Nilai Kategori Frekuensi Prosentase 1 5 Baik Sekali 4 3,36% 2 4 Baik 42 35,29% 3 3 Sedang 56 47,06% 4 2 Kurang 11 9,25% 5 1 Kurang Sekali 6 5,04% 4. Tes Loncat Tegak Hasil pengukuran loncat tegak menunjukkan bahwa rata-rata nilai skor yang diperoleh adalah 2,55 Tabel 4. Hasil Pengukuran Loncat Tegak atau berada pada kategori kurang. Dengan rincian sebagai berikut. No Nilai Kategori Frekuensi Prosentase 1 5 Baik Sekali 2 1,68% 2 4 Baik 13 10,92% 3 3 Sedang 45 37,82% 4 2 Kurang 47 39,50% 5 1 Kurang Sekali 12 10,08% 5. Tes Lari 600 Meter Hasil pengukuran gantung siku menunjukkan bahwa rata-rata nilai skor yang diperoleh adalah 1,97 atau berada pada kategori kurang. Dengan rincian sebagai berikut. 32

Tabel 5. Hasil Pengukuran Lari 600 Meter No Nilai Kategori Frekuensi Prosentase 1 5 Baik Sekali 0 0% 2 4 Baik 0 0% 3 3 Sedang 20 16,81% 4 2 Kurang 76 63,87% 5 1 Kurang Sekali 23 19,33% Setelah diperoleh nilai dari masing-masing item tes kemudian dijumlahkan. Sebab pengukuran tingkat kebugaran jasmani dilakukan dengan menghitung jumlah nilai dari kelima item tes dan dibandingkan dengan norma penilaian yang sudah ditentukan untuk menentukan klasifikasi atau kategori kebugaran siswa. Berdasarkan hasil analisis data diperolehlah profil atau tingkat kebugaran jasmani siswa Kelas V SD Gugus VI Kecamatan Sukasada- Buleleng seperti pada tabel berikut. Tabel 6. Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Kelas V Sekolah Dasar Gugus VI Kecamatan Sukasada. No Jumlah Nilai Kategori Frekuensi Prosentase 1 22 25 Baik Sekali 0 0% 2 18 21 Baik 2 1,68% 3 14 17 Sedang 57 47,90% 4 10 13 Kurang 45 37,82% 5 5 9 Kurang Sekali 15 12,60% Berdasarkan tabel tersebut didapatkan gambaran mengenai tingkat kebugaran siswa melalui tes TKJI yaitu kategori baik sekali tidak ada (0%), kategori baik sebanyak 2 orang (1,68%), kategori sedang sebanyak 57 orang (47,90%), kategori kurang sebanyak 45 orang (37,82%) dan kategori kurang sekali sebanyak 15 orang (12,61%). Secara rata-rata skor kebugaran jasmani siswa kelas V SD Gugus VI Kecamatan Sukasada-Buleleng adalah 12,90 atau berada pada kategori kurang. Grafik tingkat kebugaran jasmani dapat diperlihatkan seperti pada gambar berikut. 33

50% 40% 30% 20% 10% 0% Baik Sekali 0% 1,68% 47,90% 37,82% 12,60% Baik Sedang Kurang Kurang Sekali Gambar 1 Grafik Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Kelas V Sekolah Dasar Gugus VI Kecamatan Sukasada-Buleleng Pembahasan Kebugaran jasmani (physical fitness) merupakan kemampuan jasmani seseorang dalam melakukan tugas kejasmanian secara optimal tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti (Mahardika, 2010). Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehari-hari dengan giat dan waspada tanpa mengalami kelelahan yang berarti, serta masih memiliki cadangan energi untuk mengisi waktu luang dan menghadapi hal-hal darurat yang tidak terduga sebelumnya (Depdikbud, 1997). Kebugaran jasmani dan ketrampilan gerak yang kaya dengan kordinasi otot syarat yang halus menjadi bagian dalam taksonomi tujuan pendidikan jasmani,dan termasuk psikomotorik. Sebab hal ini kelak bermanfaat bagi pelaksanaan kegiatan dalan kehidupan sehari-hari dan bahkan sebagai dasar ketrampilan yang baik untuk suatu cabang olahraga. Melalui latihan yang teratur, terprogram dan terencana akan meningkatkan kualitas jasmani dan rohani. Olahraga membuat otot yang tegang menjadi luwes, serta meredakan emosi yang negatif. Ini akan membuat orang lebih senang terhadap diri sendiri sebab kemarahan dan frustasi dapat dikurangi. Di samping itu olahraga dapat mempertahankan kekuatan mental dan menambah kapasitas dalam berfikir. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari hasil tes lima komponen yang terdapat pada kebugaran jasmani terdapat 2 komponen yang berada pada kategori sedang yaitu kecepatan dan kekuatan otot perut serta 3 komponen yang berada pada kategori kurang yaitu kekuatan otot lengan bahu, daya ledak otot tungkai dan daya tahan kardiovaskuler (VO 2 maks). Dan dari kelima komponen tersebut dengan rata-rata skor/ nilai yang paling kurang adalah daya tahan kardiovaskuler (tes lari 600 meter) yaitu sebesar 1,97. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kebugaran siswa masih kurang sebab daya tahan kardiovaskuler merupakan aspek yang sangat penting dalam menentukkan kebugaran siswa. Sebab daya tahan merupakan kemampuan untuk 34

melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berarti yang sesuai dengan definisi dari kebugaran. Hal ini relevan dengan analisis tingkat kebugaran siswa dengan menjumlahkan hasil pengukuran dari kelima item tes yang telah disebutkan di atas. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa tingkat kebugaran jasmani pada siswa kelas V Sekolah Dasar Gugus VI Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng menunjukkan bahwa ratarata tingkat kebugaran siswa adalah 12,90 atau berada pada kategori kurang dengan rincian kategori baik sekali tidak ada (0%), kategori baik sebanyak 2 orang (1,68%), kategori sedang sebanyak 57 orang (47,90%), kategori kurang sebanyak 45 orang (37,82%) dan kategori kurang sekali sebanyak 15 orang (12,61%). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kebugaran jasmani siswa masih kurang sehingga diperlukan upaya perbaikan melalui program pendidikan jasmani untuk dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa. Kebugaran menjadi aspek penting bagi siswa terutama dalam masa pertumbuhannya agar dalam melakukan kegiatan-kegiatan seharihari. Kebugaran jasmani dan kesehatan adalah merupakan keadaan yang tidak dapat dipisahkan. Mulai dari derajat kesehatan yang paling rendah yaitu sehat statis sampai derajat sehat yang paling tinggi. Kebugaran jasmani penting dimiliki oleh siswa sekolah dasar agar dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Kebugaran jasmani berhubungan erat dengan prestasi belajar. Soetopo (2000) melakukan penelitian tentang Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Prestasi Belajar IPS dan MIPA Siswa Sekolah Dasar Negeri 3,4, dan 7 Banjar Jawa Singaraja yang menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar IPS dan MIPA secara signifikan pada kelompok siswa yang memiliki tingkat kebugaran jasmani pada kategori sedang. Grissom (2005) melakukan penelitian tentang kebugaran jasmani dan prestasi belajar yang menunjukkan hasil adanya hubungan yang positif dan konsisten antara kebugaran jasmani dengan prestasi akademik. Skor kebugaran meningkat diikuti dengan rata-rata nilai prestasi yang juga meningkat. Dan hubungan antara kebugaran dan prestasi ini lebih kuat untuk siswa putri daripada siswa putra. Senada dengan itu Srikanth dkk (2014) menemukan bahwa status ekonomi, kepercayaan diri dan kebugaran kardiorespirasi merupakan prediktor yang konsisten terhadap prestasi belajar membaca dan matermatika. Untuk itu dia menyarankan untuk sekolah memeriksa kembali kebijakan yang membatasi keterlibatan siswa dalam kelas pendidikan jasmani. Mengingat hasil penelitian yang menunjukkan tingkat kebugaran jasmani masih dalam kategori sedang dan kurang, maka perlu diupayakan program pendidikan jasmani yang dapat meningkatkan kebugaran siswa yang nantinya berimplikasi pada peningkatannya prestasi belajar siswa. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat kebugaran jasmani siswa kelas V Sekolah Dasar Gugus VI Kecamatan Sukasada Kabupaten 35

Buleleng-Bali berada pada kategori kurang yaitu dengan rata-rata skor/nilai 12,90. Jumlah siswa atau tingkat presentasi untuk masingmasing kategori yaitu kategori baik sekali tidak ada (0%), kategori baik sebanyak 2 orang (1,68%), kategori sedang sebanyak 57 orang (47,90%), kategori kurang sebanyak 45 orang (37,82%) dan kategori kurang sekali sebanyak 15 orang (12,61%). Saran Adapun saran-saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Sekolah khususnya guru penjasorkes perlu membuat program-program pembelajaran yang mengarahkan siswa agar dapat meningkatkan kebugaran jasmaninya. 2. Siswa agar dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang lebih banyak melibatkan aktivitas jasmani atau gerak. 3. Penelitian ini perlu dikembangkan lagi untuk mengetahui status kebugaran jasmani siswa, misalnya dengan mengambil populasi dan sampel yang lebih luas lagi. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Atmojo, Mulyono Biyakto. 2010. Tes dan Pengukuran Pendidikan Jasmani Olahraga. Solo: UNS Press. Cavill, N., Biddle, S. J. H,. & Sallis, J. F. 2001. Health Enhancing Physical Activity for Young People: Statement of the United Kingdom expert consensus cnference. Pediatric Exercise Science. Grissom, James B. 2005. Physical Fitness and Academic Achievement. Journal of Exercise Physiologyonline Volume 8 Number 1. Tersedia pada http:// www.sfgov3.org/modules/sh owdocument.aspx?document id=414 (diakses tanggal 25 Maret 2017) Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Untuk Anak Umur 10-12 Tahun. Jakarta : Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani. Kosasih, Engkos. 1993. Olahraga Teknik dan Program Latihan. Jakarta : Akademi Presindo. Lutan, Rusli. 2001. Asas-asas Pendidikan Jasmani. Jakarta : Depdiknas. Mahardika, Sriundy. 2010. Pengantar Evaluasi Pengajaran. Surabaya: Unesa University Press. Nurhasan. 2011. Tips Praktis Menjaga Kebugaran Jasmani. Gresik: Abil Pustaka. Sajoto, M. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta: Dahara Prize. Samsudin. 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMP/MTs. Jakarta: Prenada Media Group. Sharkey, B.J. 2003. Fitness And Health. Alih bahasa 36

Kebugaran dan Kesehatan oleh: Eri Desmarini Nasution. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Soetopo. 2000. Pengaruh Kebugaran Jasmani Terhadap Prestasi Belajar IPS dan MIPA Siswa Sekolah Dasar Negeri 3, 4 dan 7 Banjar Jawa Singaraja. Tersedia pada http://pasca.undiksha.ac.id/im ages/img_item/635.doc (diakses tanggal 25 Maret 2017) Srikanth, Sudhish, etc. 2014. The Relationship oh Physical Fitness, Slef-Beliefs, and Social Support to the Academic Performance of Middle Scholl Boys and Girls. Tersedia pada http://journals.sagepub.com/d oi/abs/10.1177/02724316145 30807 (diakses tanggal 25 Maret 2017) The President s Council on Physical Fitness and Sports, 2012. Definitions: Health, Fitness and Physical Activity. Tersedia pada https://web.archive.org/web/2 0120712201046/http://www.f itness.gov/digest_mar2000.ht m (diakses tanggal 25 Maret 2017). 37