TINJAUAN PUSTAKA. Permasalahan Hama Sitophilus zeamais. Arti Penting Hama

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN DUA EKSTRAK TUMBUHAN SEBAGAI AGENS PENGENDALI HAMA GUDANG

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Biologi Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae)

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Setelah telur diletakkan di dalam bekas gerekan, lalu ditutupi dengan suatu zat

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tribolium castaneum Herbst.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan ini memiliki

TINJAUAN PUSTAKA. imago memproduksi telur selama ± 3-5 bulan dengan jumlah telur butir.

TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.))

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah: warna putih (gelatin) yang merupakan salivanya, sehingga dari luar tidak

TINJAUAN PUSTAKA. dengan ukuran 0,7 mm x 0,3 mm (Pracaya, 1991). Telur diletakkan di dalam butiran dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : bulat dengan ukuran 0,7 mm x 0,3 mm (Pracaya, 1991). Seperti yang terlihat pada

PENYEBAB LUBANG HITAM BUAH KOPI. Oleh : Ayu Endah Anugrahini, SP BBPPTP Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. dataran tinggi pada lahan basah dan lahan kering. Hasil produksi tomat di Indonesia dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. satu hama daun yang penting karena hama ini bersifat polifag atau mempunyai

TINJAUAN PUSTAKA AIP + 3 H 2 O PH 3 + AI(OH) 3. Mg 3 P H 2 O 2 PH Mg(OH) 2

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun morfologi tanaman tembakau adalah: Tanaman tembakau mempunyai akar tunggang terdapat pula akar-akar serabut

BAB I PENDAHULUAN. tersebut padi atau beras mengalami proses penurunan kualitas dan kuantitas.

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan

TINJAUAN PUSTAKA Tribolium castaneum (Herbst)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis beras tidak memberikan pengaruh

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau. Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan tanaman kacang-kacangan

I. PENDAHULUAN. Usaha produksi pertanian tidak terlepas kaitannya dengan organisme pengganggu

I. PENDAHULUAN. Kepik hijau (Nezara viridula L.) merupakan salah satu hama penting pengisap

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

TINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Bioekologi Menochilus sexmaculatus

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl.,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman srikaya memiliki bentuk pohon yang tegak dan hidup tahunan.

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Gudang Lasioderma serricorne (Coleoptera: Anobiidae)

HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA

Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama

TINJAUAN PUSTAKA. Telur serangga ini berwarna putih, bentuknya mula-mula oval, kemudian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saat ini Indonesia menjadi negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

I. PENDAHULUAN. Tanaman lada (Piper nigrum L) merupakan salah satu komoditi ekspor.

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan

ANCAMAN Lasioderma serricorne PADA GUDANG TEMBAKAU

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. memikat perhatian banyak mata. Pemuliaan anggrek dari tahun ke tahun,

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae,

PENDAHULUAN. manusia. Di negara-negara Asia yang penduduknya padat, khususnya Bangladesh,

BAB I PENDAHULUAN. pencernaan dan dapat mencegah kanker. Salah satu jenis sayuran daun yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Alumni Peminatan Entomologi Kesehatan FKM UNDIP **) Staf Pengajar Peminatan Entomologi Kesehatan FKM UNDIP ***)

MODIFIKASI ATMOSFER DENGAN KONSENTRASI CO 2 TERHADAP PERKEMBANGAN Sitophilus zeamais SELAMA PENYIMPANAN JAGUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. TINJAUAN PUSTAKA. Setothosea asigna, Setora nitens, Setothosea bisura, Darna diducta, dan, Darna

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di Indonesia dan menempati urutan pertama di Asia. Pada

TINJAUAN PUSTAKA. Siklus Hidup dan Morfologi

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kentang

TINJAUAN PUSTAKA. Siklus hidup S. litura berkisar antara hari (lama stadium telur 2 4

TINJAUAN PUSTAKA Tikus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut :

Program Studi Entomologi, Pasca Sarjana Universitas Sam Ratulangi, Kampus UNSRAT Manado * korespondensi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sirih hijau (Piper betle L.) sebagai pengendali hama Plutella xylostella tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ujung batang atau tunas. Tanaman ini mempunyai bunga sempurna dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dikembangkan adalah produk alam hayati (Sastrodiharjo et al.,

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mortalitas. biopestisida berpengaruh nyata terhadap tingkat mortalitas Tribolium castaneum

VI. PEMBUATAN PESTISIDA NABATI. Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

HERBARIUM. Purwanti widhy H 2012

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan komoditas strategis yang secara. kehidupan sebagian besar penduduk Indonesia, karena itu program peningkatan

I. PENDAHULUAN. lebih dari setengah penduduk menggantungkan hidupnya pada beras yang

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AGROTEKNOLOGI TANAMAN LEGUM (AGR62) TEKNOLOGI PENGELOLAAN JASAD PENGGANGGU DALAM BUDIDAYA KEDELAI (LANJUTAN)

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan bahan pangan pokok terutama ketergantungan masyarakat yang besar

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), Setothosea asigna di klasifikasikan sebagai

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Variabel Hama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dengan berbagai

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kumbang Koksi (Epilachna admirabilis)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu mempunyai banyak nama daerah, di antaranya adalah ketela pohon,

TINJAUAN PUSTAKA. Siklus hidup lalat buah mengalami 4 stadia yaitu telur, larva, pupa dan

TINJAUAN PUSTAKA Tumbuhan Kembang Bulan (Tithonia diversifolia A. Gray)

BAB I PENDAHULUAN. Vektor demam berdarah adalah Aedes aegypti dan Aedes Albopictus.

I. PENDAHULUAN. mengganggu kenyamanan hidup manusia karena meninggalkan bau yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Botani

IDENTIFIKASI KADAR AIR BIJI JAGUNG DAN TINGKAT KERUSAKANNYA PADA TEMPAT PENYIMPANAN

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1993). Yang dimaksud dengan hama ialah semua binatang yang mengganggu dan

TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk oval sampai bulat, pada permukaan atasnya agak datar. Jumlah telur

PENDAHULUAN. senilai US$ 588,329,553.00, walaupun ada catatan impor juga senilai US$ masyarakat (Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2010).

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Permasalahan Hama Sitophilus zeamais Arti Penting Hama Sitophilus zeamais termasuk ordo Coleoptera dan famili Curculionidae. Serangga ini merupakan hama gudang yang banyak ditemukan di tempat penyimpanan bahan pangan terutama serealia seperti gabah, beras, jagung, dan gandum. Serangga ini merupakan hama primer yang mampu menyerang bijibijian yang masih utuh (Anonim 2007). Populasi S. zeamais di tempat penyimpanan perlu dikendalikan karena selain mengakibatkan kerusakan biji dan susut bobot juga menyebabkan peningkatan kadar air biji sebagai hasil respirasi. Kondisi ini akan memacu pertumbuhan cendawan Aspergillus sp. dan terjadinya kontaminasi aflatoksin (Payne 1992; Lubuwa dan Davis 1994; Brown et al. 1999 dalam Surtikanti 2004). Biologi dan Morfologi Pada jagung dan beras, S. zeamais lebih sering ditemukan sedangkan S. oryzae lebih sering ditemukan pada gandum, barley dan serealia (Subramanyam & Hagstrum 1996). Serangga hama ini mengalami metamorfosis sempurna dari fase telur sampai menjadi imago. Telur diletakkan pada biji yang telah dilubangi dan tiap lubang diisi satu butir telur (Subramanyam & Hagstrum 1996). Masingmasing lubang ditutup dengan menggunakan sekresi dari mulutnya yang biasa disebut egg plug (Anonim 2007). Fase telur berlangsung sekitar 6 hari. Imago betina meletakkan telur hingga 150 butir selama hidup mereka (Subramanyam & Hagstrum 1996). Larva yang terdapat dalam biji akan terus menggerek biji. Larva tetap berada di dalam biji sampai terbentuk pupa. Larva tidak bertungkai dan berwarna putih. Ketika bergerak, larva agak mengkerut lalu memanjang kembali dan seterusnya. Larva berkembang di dalam rongga dalam biji pada suhu optimum 25 o C (Subramanyam & Hagstrum 1996).

Pupa berada di dalam liang gerek yang dibuat oleh larva. Imago baru akan tetap berada di dalam liang gerek selama beberapa hari. Serangga dewasa akan keluar dari biji dengan melubangi biji tersebut. Imago mempunyai kepala yang memanjang membentuk moncong. Sayap mempunyai dua bercak yang berwarna kuning. Sayap depan berkembang sempurna, sayap belakang berfungsi untuk terbang. Panjang tubuhnya 3,5-5 mm. Lama hidup imago berlangsung selama 3-6 bulan (Ress 2004). Telur yang dihasilkan dapat mencapai 575 butir (Kalshoven 1981). Gambar 1 Imago S. zeamais (Munro 1966) Siklus hidup hama ini berlangsung selama 28-90 hari, tetapi umumnya sekitar 31 hari. Siklus hidup hama ini tergantung pada temperatur ruang penyimpanan, kelembaban atau kandungan air produk yang disimpan dan jenis produk yang diserang. Pada kelembaban udara 70% dan temperatur 18 o C siklus hidup S. zeamais dari telur menjadi dewasa mencapai 91 hari, namun pada RH 80% dengan temperatur yang sama siklus hidup S. zeamais hanya 79 hari. Hama ini bersifat polifag. Selain merusak butiran-butiran beras, hama juga merusak jagung, padi dan lainnya (Surtikanti 2004). Pengendalian Pada umumnya hama gudang cenderung bersembunyi pada saat gudang kosong. Oleh karena itu, pengendalian hama di dalam gudang difokuskan pada kebersihan gudang. Sanitasi adalah aspek penting dalam strategi pengendalian

terpadu, yang bertujuan untuk mengeliminasi populasi serangga yang dapat terbawa pada penyimpanan berikutnya. Cara yang digunakan termasuk membersihkan semua bagian gudang dan membakar semua biji yang terkontaminasi dan membuangnya dari gudang. Selain itu, cara lain yang dapat dilakukan adalah memberi perlakuan insektisida pada dinding maupun plafon gudang. Sortasi dengan memisahkan biji rusak yang terinfeksi oleh serangga dengan biji sehat (utuh) termasuk cara untuk menekan perkembangan serangga. Fumigasi dapat pula dilakukan pada penyimpanan sistem kedap udara, seperti penyimpanan dalam silo (Tandiabang, Tenrirawe, & Surtikanti 2004) Permasalahan Hama Tribolium castaneum Arti Penting Hama Tribolium castaneum termasuk ordo Coleoptera dan famili Tenebrionidae. Serangga ini merupakan hama gudang yang paling merusak tepung dan produk serealia lainnya. Menurut Munro (1966) dan Ress (2004), Tribolium spp. merupakan serangga yang paling banyak terdapat pada penyimpanan serealia. Kumbang ini dikenal sebagai hama sekunder yaitu menyerang biji-bijian yang telah rusak. Keduanya menyerang hampir semua bahan kering yang berasal dari tumbuhan atau hewan tetapi hama ini merupakan hama penting pada serealia dan produk serealia dan produk olahannya (Ress 2004). Infestasi bahan pangan oleh serangga hama ini dapat menyebabkan bau yang tidak sedap pada komoditas akibat sekresi benzoquinon dari kelenjar abdomen (Ress 2004). Biologi dan Morfologi Kumbang ini hidup pada bahan tepung, sehingga larva kumbang tersebut dikenal dengan kumbang tepung atau red flour beetle. Kumbang betina meletakkan telur di antara butiran tepung, secara acak. Telur menempel pada tepung dan dilindungi oleh partikel-partikel tepung. Kumbang betina dapat meletakkan telur sampai dengan 1000 telur selama masa hidupnya (Ress 2004). Larva serangga ini bertipe elateriform dan aktif bergerak mencari makanan. Larva bersifat predator fakultatif, selain memakan komoditas, larva

juga memakan serangga lain yang berukuran kecil. Panjang larva T. castaneum sekitar 10 mm (Ress 2004). Larva bergerak aktif dengan ketiga pasang tungkainya. Selama masa pertumbuhannya larva mengalami pergantian kulit sebanyak 6-11 kali. Menjelang masa berkepompong larva akan naik ke permukaan bahan pangan yang diserang (Mangoendihardjo 1984). Pupa dapat ditemukan di antara komoditas yang diserang tanpa dilindungi oleh kokon. Fase telur dan pupa relatif singkat, lebih dari 60% dari siklus hidupnya dihabiskan sebagai larva (Ress 2004). Siklus hidup sekitar 5-6 minggu (Mangoendihardjo 1984). Menurut Ress (2004), imago bisa bertahan sampai dua atau tiga tahun pada suhu tertentu. Dalam kondisi yang optimal, pertumbuhan populasi T. castaneum paling cepat dibandingkan serangga lain pada produk yang disimpan. T. confusum mampu berkembang biak dalam kondisi sedikit lebih dingin dari T. castaneum. Namun kedua spesies ini sangat toleran terhadap kelembaban rendah (Ress 2004). Gambar 2. Imago T. castaneum (Munro 1966) Pengendalian Pengendalian T. castaneum yang sering dilakukan di gudang penyimpanan beras yaitu dengan sanitasi gudang, mengatur sirkulasi udara dan kelembaban gudang. Selain itu, pengendalian dengan menggunakan insektisida kimia juga dilakukan secara berkala dengan fumigasi dan penyemprotan permukaan stapel dan dinding gudang.

Ciri Umum dan Sifat Insektisida Annona squamosa Tanaman srikaya (Annona squamosa) termasuk ke dalam genus Annona, famili Annonaceae, Ordo Ranunculales, subdivisi Angiospermae dan divisi Spermatophyta (Syamsuhidayat & Hutapea 2001). Srikaya termasuk pohon buahbuahan kecil yang tumbuh di tanah berbatu, kering, dan terkena cahaya matahari langsung. Tumbuhan yang asalnya dari Hindia Barat ini akan berbuah setelah berumur 3-5 tahun. Srikaya sering ditanam di pekarangan, dibudidayakan, atau tumbuh liar, dan bisa ditemukan sampai ketinggian 800 m dpl (Dalimartha 2003). Perdu atau pohon kecil ini mempunyai tinggi 2-5 m, kulit batang tipis berwarna keabu-abuan, getah kulitnya beracun. Daun bertangkai, kaku, letaknya berseling. Helaian daun bentuk lonjong sampai jorong menyempit, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, panjang 6-17 cm, lebar 2,5-7,5 cm, permukaan daun warnanya hijau, bagian bawah hijau kebiruan, sedikit berambut atau gundul (Wijayakusuma et al. 1995). Bunga 2-4 kuntum (berhadapan), keluar dari ujung tangkai atau ketiak daun, warnanya hijau kuning. Buahnya adalah buah semu, berbentuk bola atau kerucut, permukaannya berbenjol-benjol, warnanya hijau berserbuk putih, penampang 5-10 cm, jika masak, anak buah akan memisahkan diri satu dengan lainnya. Warnanya hijau kebiru-biruan. Daging buah berwarna putih, rasanya manis. Biji masak berwarna hitam mengkilap (Dalimartha 2003). Famili Annonaceae menarik banyak perhatian sejak tahun 1980-an, karena mengandung senyawa asetogenin yang bersifat racun terhadap serangga (Ocampo dan Ocampo 2006). Akar dan kulit batangnya mengandung flavonoida, borneol, kamphor, terpene, dan alkaloid anonain. Di samping itu, akarnya juga mengandung saponin, tanin, dan polifenol. Biji mengandung minyak, resin, dan bahan beracun yang bersifat iritan. Buah mengandung asam amino, gula buah, dan mucilago. Buah muda mengandung tanin (Dalimartha 2003). Menurut Rukmana & Yuyun (2002) biji srikaya mengandung zat annonain yang berperan sebagai biopestisida racun kontak terhadap serangga hama, misalnya Aphis fabae, Macrosiphoniella zanborry, M. satonifolli, S. zeamais, S. oryzae, dan T. castaneum.

Gambar 3 Buah A. squamosa Basana & Prijono (1994) melaporkan bahwa ekstrak biji srikaya mampu membunuh larva Crocidolomia binotalis dengan mortalitas sampai 90% pada konsentrasi 0,25%. Bubuk biji srikaya mampu melindungi biji gandum dari serangga S. oryzae dan T. castaneum (Quadri 1973 dalam Prakash & Rao 1997). Ciri Umum dan Sifat Insektisida Annona muricata Annona muricata atau sering disebut sirsak termasuk ke dalam genus Annona, famili Annonaceae, Ordo Ranunculales, subdivisi Angiospermae dan divisi Spermatophyta. Sirsak (A. muricata) berupa tumbuhan yang berbatang utama berukuran kecil dan rendah. Daunnya berbentuk bulat telur agak tebal dan pada permukaan bagian atas yang halus berwarna hijau tua sedang pada bagian bawahnya mempunyai warna lebih muda (Syamsuhidayat & Hutapea 2001). Untuk memperoleh hasil buah yang banyak dan besar-besar, sirsak paling baik ditanam di daerah yang tanahnya cukup mengandung air. Di Indonesia, sirsak tumbuh dengan baik pada daerah yang mempuyai ketinggian kurang dari 1000 m dpl (Syamsuhidayat & Hutapea 2001). Nama sirsak itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Belanda yaitu Zuurzak yang kurang lebih berarti kantung yang asam. Buah sirsak yang sudah masak lebih berasa asam daripada manis. Pengembangbiakan sirsak yang paling baik adalah melalui okulasi. Pohon sirsak akan menghasilkan buah pada usia 4 tahun setelah ditanam. Biji sirsak bersifat racun yang dapat digunakan sebagai insektisida alami, sebagaimana biji srikaya. Senyawa aktif utama biji sirsak adalah annonain dan squamosin yang termasuk golongan senyawa asetogenin. Asetogenin yang terdapat dalam A. muricata antara lain: annocatalin, annohexosin, annomonisin,

annomontasin, annomuricatin, annomurisin, annonasin, coronin, corossolin, corossolon, gigantetrosin, gigantetronenin, montanansin, murasin, muricatalisin, muricin, robustosin, solamin, squamosin dan uvariamisin (Raintree Nutrition 2004). Gambar 4 Buah A. muricata (Syamsuhidayat & Hutapea 2001) Selain itu biji sirsak juga mengandung senyawa yang bernama asimisin, dan desasetiluvarisin yang merupakan senyawa aktif bersifat toksik. Pemanfaatan bahan ini amat potensial sebagai insektisida karena dapat membuat gerakan serangga menjadi lambat, aktifitas menurun, tubuh mengkerut, dan akhirnya mati. Londershausen et al. (1991) melaporkan bahwa squamosin dapat menghambat respirasi pada mitokondria serangga dan secara spesifik menghambat transfer elektron pada situs I (antara NADH dan ubiquinon), sehingga menghambat pembentukan ATP dan mengakibatkan kematian serangga. Ekstrak biji sirsak apada konsentrasi 0,25% dapat menyebabkan kematian larva Crocidolomia pavonana sebesar 20%, tetapi membutuhkan waktu hingga enam hari (Prijono et al. 1995).