PENGGUNAAN POLLARD DAN AMPAS KECAP SEBAGAI PENYUSUN SUPLEMEN UNTUK PENGGEMUKAN SAPI

dokumen-dokumen yang mirip
UMMB ( Urea Molasses Multinutrient Block) Pakan Ternak Tambahan bergizi Tinggi

TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI

UMMF (Urea Molasses MultinullrienL Olock) Fakan Ternak Tambahan Eerqizi Tinqqi

PENGGUNAAN DAUN TANAMAN LEGUME SEBAGAI SUMBER PROTEIN UNTUK FORMULASI PAKAN TAMBAHAN KAMBING PERANAKAN ETAWA

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

Ditulis oleh Didik Yusuf Selasa, 28 September :03 - Update Terakhir Selasa, 28 September :28

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kandang Peternakan Koperasi PT Gunung

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

KONVERSI SAMPAH ORGANIK MENJADI SILASE PAKAN KOMPLIT DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI FERMENTASI DAN SUPLEMENTASI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN SAPI BALI

MATERI DAN METODE. Materi

Ditulis oleh Didik Yusuf Selasa, 28 September :03 - Update Terakhir Selasa, 28 September :28

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

Daftar Pustaka. Leng, R.A Drought Feeding Strategies : Theory and Pactice. The University of New England Printery, Armidale - New South Wales.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Ternak Kerbau yang Digunakan Dalam Penelitian

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

MATERI DAN METODE P1U4 P1U1 P1U2 P1U3 P2U1 P2U2 P2U3 P2U4. Gambar 1. Kambing Peranaka n Etawah yang Diguna ka n dalam Penelitian

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi

Deskripsi KONSENTRAT ASAM LEMAK OMEGA-3 UNTUK SUPLEMENTASI PAKAN SAPI POTONG DAN METODE PEMBUATANNYA

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Laboratorium Ilmu Ternak

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

METODE. Materi. Metode

I. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing,

BAHAN DAN METODE. Tabel 7 Karakteristik sapi dara No Kode ternak Umur (bulan) Lingkar dada (cm) Bobot Badan (kg) 1.

SUPLEMENTASI PAKAN MULTINUTRIEN PADA DOMBA JANTAN TERHADAP KONSUMSI PAKAN, BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN PAKAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi

PAKAN LENGKAP BERBASIS BIOMASSA SAWIT: PENGGEMUKAN SAPI LOKAL DAN KAMBING KACANG

BAB III MATERI DAN METODE. Diponegoro, Semarang. Kegiatan penelitian berlangsung dari bulan Mei hingga

KONSENTRAT TERNAK RUMINANSIA

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian

UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN PAKAN PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH MENGGUNAKAN SUPLEMEN KATALITIK

Strategi Peningkatan Produktivitas Sapi Bali Penggemukan Melalui Perbaikan Pakan Berbasis Sumberdaya Lokal di Pulau Timor

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

MATERI DAN METODE. Materi

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Lokakarya Fungsional Non Peneli BAHAN DAN METODE Percobaan ini dilaksanakan di laboratorium nutrisi Balai Penelitian Ternak di Bogor dengan meng

PENDAHULUAN. terhadap lingkungan tinggi, dan bersifat prolifik. Populasi domba di Indonesia pada

PENGARUH SUPLEMENTASI MULTINUTRIEN TERHADAP PERFORMANS SAPI POTONG YANG MEMPEROLEH PAKAN BASAL JERAMI JAGUNG

I. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

PENDAHULUAN. karena Indonesia memiliki dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau.

Tyas Widhiastuti. Pembimbing: Dr. Ir. Anis Muktiani, M.Si Dr. Ir. Mukh. Arifin, M.Sc

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

I. PENDAHULUAN. nutrien pakan dan juga produk mikroba rumen. Untuk memaksimalkan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Maret Juni Lokasi penelitian di kandang

MANFAAT BIOPLUS DALAM PENGGEMUKAN SAPI FRIESIAN HOLSTEIN (FH) JANTAN DI KECAMATAN LELES KABUPATEN DT II GARUT

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan

PENGARUH BINDER MOLASES DALAM COMPLETE CALF STARTER BENTUK PELLET TERHADAP KONSENTRASI VOLATILE FATTY ACID DARAH DAN GLUKOSA DARAH PEDET PRASAPIH

I. PENDAHULUAN. besar untuk dikembangkan, sapi ini adalah keturunan Banteng (Bos sundaicus)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merah bata dan kaki bagian bawah berwarna putih (Gunawan, 1993). Menurut

I. PENDAHULUAN. sangat besar untuk memenuhi kebutuhan daging di tingkat nasional. Kenyataan

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DA METODE. Lokasi dan Waktu

PENGARUH SUBSTITUSI RUMPUT GAJAH DENGAN LIMBAH TANAMAN SAWI PUTIH FERMENTASI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI DOMBA LOKAL JANTAN EKOR TIPIS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Efisiensi Penggunaan Pakan

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN KONSENTRAT DAN UREA MOLASES BLOK (UMB) TERHADAP PERTAMBAHAN BERAT BADAN SAPI POTONG

STATUS NUTRISI SAPI PERANAKAN ONGOLR DI KECAMATAN BUMI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Kandang dan Peralatan Ransum

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada

PENGARUH PEMANASAN PADA DUA MACAM UREA MOL LASE BLOK SEBAGAI SUPLEMEN KERBAU

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2016 di Kandang Domba

Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

PENGANTAR. Latar Belakang. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang sangat besar

Ahmad Pramono dan Sutrisno Hadi Purnomo

Elly Roza, Salam N. Aritonang, Arief. Fak. Peternakan Universitas Andalas ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian rakyat Indonesia, namun dilain pihak dampak

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

PERBAIKAN MANAJEMEN USAHA SAPI POTONG DI PETERNAKAN KOTOSANI KABUPATEN SOLOK

KATA PENGANTAR. dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

HASIL DAN PEMBAHASAN 482,91 55, ,01 67,22

Nova Dwi Kartika, U. Hidayat Tanuwiria, Rahmat Hidayat. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran ABSTRAK

PENGARUH AMPAS TEH DALAM PAKAN KONSENTRAT TERHADAP KONSENTRASI VFA DAN NH 3 CAIRAN RUMEN UNTUK MENDUKUNG PERTUMBUHAN SAPI PERANAKAN ONGOLE

PENAMPILAN PRODUKSI KERBAU LUMPUR JANTAN MUDA YANG DIBERI PAKAN AMPAS BIR SEBAGAI PENGGANTI KONSENTRAT JADI

MATERI. Lokasi dan Waktu

Ransum Ternak Berkualitas (Sapi, Kambing, dan Domba)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

PENGANTAR. Latar Belakang. 14,8 juta ekor adalah sapi potong (Anonim, 2011). Populasi sapi potong tersebut

Transkripsi:

Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 1997 PENGGUNAAN POLLARD DAN AMPAS KECAP SEBAGAI PENYUSUN SUPLEMEN UNTUK PENGGEMUKAN SAPI B.H. SASANGKA dan SuHARYoNo Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BA TAN, Jakarta RINGKASAN Suatu penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pollard dan ampas kecap sebagai penyusun suplemen untuk penggemukan sapi potong Peranakan Onggole (PO). Pada penelitian ini digunakan sapi potong milik petani peternak yang berlokasi di Kab. Karanganyar dan Kab. Wonogiri, Jawa Tengah, masing-masing sebanyak 20 ekor. Sapi-sapi tersebut dibagi dalatu dua kelompok yaitu kontrol clan perlakuan. Sapi perlakuan memperoleh suplemen yang terbuat dari pollard (Kab. Karanganyar) clan ampas kecap (Kab. Wonogiri), masing-masing diberikan sebanyak 300 gratn/ekor/hari, dengan pakan basal benipa ntmput lapangan atau jerami padi yang diberikan secara ad-libituin. Penelitian ini dilakukan selama enam belas minggu, dan parameter yang diamati meliputi penambahan bobot badan dengan menggunakan lingkar dada clan konsumsi bahan kering pakan. Hasilnya menunjukkan baliwa rata-rata kenaikkan bobot badan sapi yang memperoleh suplemen pollard adalah 33 % clan suplemen ampas kecap sebesar 52 % lebih tinggi dari kontrol. Konsumsi bahan kering pakan pada ternak perlakuan lebih rendah dari pada ternak kontrol baik yang dipelihara di Kab. Karanganyar maupun Kab. Wonogiri. Kata kunci : Pollard, ampas kecap, penggemukan, sapi PENDAHULUAN Ternak ruminansia kluisusnya sapi potong di Pulau Jawa, populasinya sebagian besar terdapat di pedesaan dan produktivitasnya sering kali terhambat oleh kendala pakan dengan kualitas dan kuantitas yang kurang. Hal ini ditunjukkan oleh kenyataan bahwa kenaikkan bobot badannya yang rendah. Ternak yang dipelihara di pedesaan umumnya mengkonsumsi pakan berupa rumput atau jerami sisa panen. Peternak jarang mernberikan tatnbahan pakan berupa konsentrat maupun pakan lain berupa suplemen. Penyediaan pakan hijauan sangat dipenganihi oleh musim, pada musim hujan persediaannya cukup, sedang pada musim kering kebutuhan hijauan berkurang. Untuk menanggulangi masalah tersebut, beberapa petani mulai mengumpulkan clan menianfaatkan limbah hasil pertanian berupa jerami padi sebagai pakan basal di waktu musim kering. Bila dilihat dari sate sisi, hasil samping pertanian maupun industri pertanian berupa dedak, polard, bungkil kelapa, bungkil kelapa sawit, ampas kecap, onggok, maupun fetes, cukup tersedia di Pulau Jawa, dan mempunyai potensi yang cukup baik sebagai pakan ternak. Dari hasil penelitian di laboratorium dengan menggunakan teknik isotop 32P, campuran dari balian-bahan dapat dibuat suatu susunan suplemen tertentu, yaitu dengan melihat perkembangan mikroba rumen. Dengan

SeminarNasional Perernakan dan Veteriner 1997 berkembangnya mikroba rumen diharapkan mampu mencerna pakan berserat kasar tinggi menjadi produk yang dibutuhkan oleh induk semangnya. Atas dasar itu dalam percobaan ini telah dilakukan pemberian suplemen yang bebeda susunannya terhadap kenaikkan bobot badan sapi potong. MATERI DAN METODE Dalam penelitian ini digunakan sapi potong milik petani peternak di dua lokasi yaitu di. Kab. Karanganyar dan Kab. Wonogiri masing-masing sebanyak 20 ekor. Sapi potong tersebut dibagi dalam dua kelompok, kelompok pertama diperlakukan sebagai kontrol hanya diberi rumput atau jerami serta pakan lain yang biasa diberikan peternak ; dan kelompok kedua selain diberi pakan seperti kelompok pertama juga diberi suplemen dengan susunan yang berbeda. Adapun susunan suplemen tersebut seperti Gambar 1 dan Gambar 2. Bahan-bahan yang digunakan untuk menyusun suplemen terdiri dari hasil samping pertanian dan industri pertanian, antara lain berupa dedak, ampas kecap, urea, pollard, kapur, garam, tetes, mineral mix, dan tepung tulang. Cara pembuatan suplemen adalah seperti yang telah dilakukan peneliti terdahulu (SASANGKA et al., 1993 ; SASANGKA et al., 1989 ; SASANGKA et al., 1991), yaitu bahan dengan volume/berat yang paling kecil dicampur terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan berat/volume yang besar dan yang terakhir adalah tetes. Setelah bahan-bahan tersebut tercampur merata, kemudian dipanaskan pada suhu 80 C selama 10 menit, selanjutnya dicetak. Tabel 1. Hasil analisis proksimat dari beberapa bahan pakan penyusun suplemen No Nama bahan Protein kasar (%) 1 Tetes 2-3 2 Dedak 8-9 3 Onggok 1-2 4 Pollard 16-18 5 Ampas kecap 20-24 6 Garam - 7 Kapur - 8 Mineral - 9 Urea - 10 Tepung tulang - Suplemen diberikan pada pagi hari sebelum pemberian nnnput/jerami yaitu sebanyak 300 g/ekor/ hari dan diberikan selama 16 minggu. Rumput/jerami diberikan secara ad-libitum, begitu juga halnya dengan air minum. Parameter yang diamati meliputi pertambahan bobot badan, dengan cara mengukur lingkar dada setiap dua minggu (SUHARYONO et al., 1992), dan konsumsi bahan kering pakan. Data yang diperoleh selama pengamatan dianalisa dengan menggunakan complete random design (STEEL dan ToRRIE, 1970). 520

SernnrarNaswnal Peternakan don Veterirner 1997 11%' Skl. lcedelai }8% Tp. tulang,8% -tiaram 8% Onggok 1% Gembar 1. Komposisi suplemen yang digunakan di Kab. Karanganyar Gambar 2. Komposisi suplemen yang digunakan di Kab. Wonogiri HASH. DAN PEMBAHASAN Pada minggu pertama masa adaptasi, banyaknya suplemen yang dapat dikonsumsi oleh masing-masing ternak sangat sedikit, hal ini disebabkan hewan masih asing terhadap pakan tersebut. Keadaan yang sempa juga dialami pada tenak kerbau pada waktu dilakukan uji coba pemberian suplemen di laboratorium. Konsumsi suplemen mengalami peningkatan setelah tenak tersebut terbiasa dengan pakan yang baru. Hasil pengamatan parameter yang dilakukan di laboratorium (label 2), ternak yang memperoleh suplemen, pembentukan mikrobanya lebih tinggi dari kontrol, selain itu juga kemampuan untuk mencerna bahan kering pakan juga lebih baik (SASANGKA et al., 1993). Makin banyak populasi mikroba dalam rumen makin baik pula hewan tersebut dalam memanfaatkan pakan berserat kasar tinggi. Keadaan ini disebabkan suplemen yang diberikan pada ternak mengandung bahan-bahan yang sangat diperlukan dalam perkembangan mikroba rumen. Dengan menggunakan pentnut ps2 521

SeminarNaslanalPeternakan dan Veteriner 1997 perkembangan mikroba rumen dapat diketahui dengan mudah dan ini telah dibuktikan oleh peneliti terdahulu (HENDRATNO, 1985 ; HENDRATNO et al.,.1991). Untuk mengetahui berapa banyaknya mikroba yang dapat berkembang dalam rumen kerbau yang memperoleh suplemen ampas kecap, pollard, maupun kontrol telah dilakukan pengujian dengan menggunakan perunut radioisotop (SASANGKA et al., 1991 ; SUGENG, 1994). Dari basil pengamatan di laboratorium ternyata perkembangan mikroba rumen yang memperoleh suplemen lebih tinggi dari kontrol. Tabel 2. Pembentukan sel mikroba clan parameter lain pada ternak kerbau yang memperoleh suplemen clan kontrol Parameter Suplemen - Kontrol Sintesa mikroba (mg/100 ml/jam) 25,80 18,60 ph cairan rumen 6,18 6,22 N-N1i3 (mg/100 nd) 17,82 15,73 VFA (mmol/100 ml) 6,88 5,96 Daya cerna bahan keying (%) 58,20 54,72 Bahan-Mm yang digunakan untuk menyusun suplemen mengandung beberapa zat makanan antara lain : karbohidrat, mineral clan NPN (non protein nitrogen). PREsToN clan LENG, 1982 mengatakan bahwa campuran urea, tetes clan mineral memben'kan efek stimulasi terhadap ekosistem rumen. Ekosisitem yang baik tersebut, memungkinkan mikroba rumen berkembang lebih sempurna. Selain faktor diatas adanya makro mineral seperti Ca, P, S, K, Na, Cl, Mg clan mikro mineral seperti Co turut membantu dalam perkembangan mikroba rumen (DURAND dan KAwAsimA, 1980 ; MACKIE clan THERION, 1980). Dari hasil uji lapang dengan menggunakan sapi PO milik petani peternak di Kab. Karanganyar, suplemen yang mengandung pollard memberikan kenaikan bobot bahan yang lebih tinggi dari kontrol. Keadaan ini kemungkinan besar disebabkan karena suplemen tersebut dapat memperbaiki ekosistem rumen sapi, sehingga mikroba rumennya dapat berkembang lebih baik dari pada ternak yang tidak menerima suplemen sama sekali. Dengan berkembangnya mikroba tersebut, kemampuan mencerna pakan (serat kasar) lebih baik, sehingga efisiensi penggunaan pakan dapat meningkat. Pada graft (Gambar 3) pemeliharaan sampai dengan 16 minggu, rata-rata kenaikkan bobot badannya pada pads sapi yang memperoleh suplemen pollard lebih tinggi dari kontrol yaitu 0,40 kg untuk suplemen dan 0,30 kg untuk kontrol atau ada kenaikkan sebesar 33 % dari kontrol. Hasil analisa konsumsi bahan kering pakan pads sapi kontrol clan perlakuan selarna pengamatan adalah sebagai berikut : Tabel 3. Konsumsi bahan kering pakan basal dan dedak pada sapi PO di Kab.Karanganyar Perlakuan Pakan basal Dedak Kontrol Suplemen pollard 7,01 t 0,12 6,88 t 0,21 1,25 t 0,18 0,71 0,22 522

Seminar Nosional Peternakan dan Vetertner 1997 - Kontrol -f- Suplemen pollard Y Gambar 3. Masa pelihara (minggu) ' Kenaikkan bobot badan pada sapi yang memperoleh suplemen pollard dan kontrol di Kab. Karanganyar Kalau dilihat dari konsumsi pakan basalnya, kelompok sapi yang memperoleh suplemen relatip. lebih rendah dari kontrol, demikivt pula dengan dedaknya. Disini terlihat suplemen pollard mepunyai pengaruh yang positip terhadap efisiensi penggunaan pakan dan ini ditunjukkan adanya kenaikkan bobot badan yang lebiit tinggi. Dari hasil uji lapang di Kab. Wonogiri, diperoleh data bahwa sapi vang memperoleh suplemen ampas kecap memberikan hasil yang lebili tinggi dari pada sapi kontrol. Sama halnya dengan pollard, pemberian suplemen ampas kecap juga dapat memperbaiki ekosistem rumen, sehingga mikroba rumen dapat berkembang lebih baik. Penggunaan pakan oleh ternak yang memperoleh suplemen lebih efisien dari kontrol. Keadaan ini didukung pula oleh hasil analisa konsumsi badan kering pakan basal clan dedak pada ternak yang memperoleh suplemen dan kontrol di Kab. Wonogiri. Pada Tabel 4 terlihat bahwa konsumsi pakan basal pada ternak kontrol dan yang memperoleh suplemen hampir sama junilahnya, akan tetapi konsumsi dedaknya pada ternak kontrol lebih tinggi. Ini berarti bahwa temak yang memperoleh suplemen lebih efsien dalam penggunaan pakan dan kenaikan bobot badannya lebili tinggi. Tabel,4.konsumsi balian kering pakan basal dan dedak pada sapi PO di Kab. Wonogiri Perlakuan Pakan basal Dedak Kontrol, 9,52 t 1,1-7 1,05 t 0,44 Sup]emen ampas kecap 9,22 * 0,97 0,69 t 0,22

Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 1997 -f Kontrol 0,6 ~- Sup.. ampas kecap r 0 a B c A Y AC d Y 0,4 0,2 0 2 4 6 8 10 12 14 16 Masa pellhara (minggu) Gambar 4. Kenaikkan bobot badan pada sapi yang memperoleh suplemen ampas kemp dan kontrol di Kab. Wonogiri Pada pemeliharaan 16 minggu rata-rata kenaikan bobot badannya rnencapai 0,61 kg/hari pada yang diberi suplemen, sedang yang tidak memperoleh suplemen hanya sebesar 0,40 kg/hari, atau ads kenaikkan sebesar 52% dari kontrol. Bila dilihat secara keseluruhan kedua suplemen tersebut memberi kenaikan bobot badan yang berbeda, pads suplemen ampas kecap memberikan hasil yang lebih baik dari pada suplemen pollard. Keadaan ini.ada kemungkinan disebabkan oleh kandungan protein kasarnya yang berbeda (Tabel 1). KESDVIPULAN Dari penelitian ini terlihat bahwa suplemen ampas kecap memberikan kenaikkan bobot badan yang lebih tinggi dari suplemen pollard, yaitu masing-masing sebesar 52% dan 3,3% dari kontrol. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. C. Hendratno yang telah mengijinkan untuk melakukan uji coba suplemen ini di lapangan, Kepala Dinas Dati I Jawa Tengah beserta staf, Kepala Dinas Dati 11 Karanganyar dan Kab. Wonogiri beserta seluruh jajaran yang telah membantu dalam uji coba suplemen ini pada sapi PO milik petani peternak. Kepada petani peternak serta semua rekan-rekan yang telah membantu dalam penelitian ini diucapkan terima kasih. DAFTAR PUSTAKA Dur;Arm, M. and R. KAwAsIMA. 1980. Influence of mineral in nuninal digestion. In "Digestive physiology and metabolisme in ruminants" Y. Ruckebusch and P. Thivend, editors, Lancaster : MTP press. H NDkATNo, C. 1985. Penggunaan 32p dan 'SS sebagai penanda pada pengukuran mass mikroba rumen kerbau. Aplikasi Teknik Nuklir di Bidang Pertanian dan Peternakan, PAIR-BATAN, J*arta. 609. 524

Seminar Nasional Peternakan don Veteriner 1997 HENDRATNo, C., NOLAN J. V., and LENG R.A. 1991. The importance of urea mollases multi nutrien blocks for ruminant production in Indonesia. Isotopes and Related Techniques in Animal Produstion and Health, IAEA, Vienna 157. MAcKIE, R.I. and J.J. THERION. 1980. Influence of mineral interaction on growth efficiency of rumen bacteria. In "Herbivore Nutrition in the subtropics and tropic". F.M.C. Gilchrist and R.I. Mackie, editors. Craighal : The science press. PRESTON, T.R. and R.A. LENG. 1982. Matching ruminant'production system with available resourches in the tropic and subtropic. Penambul Books, Armidale. SASANGKA, B.H., GoBEL I., T. MARYATI, N. LELANANINGTIAs date C. HENDRATNO. 1993. Pengaruh pemberian suplemen secara beringkat terhadap nilai biologis pakan. APISORA, BATAN, Jakarta. 729. SASANGKA, B.H., SUHARYONO, C. HENDRATNo, dam Z. ABIDIN. 1989. Pengenrbangan formula urea molases blok sebagai suplemen padakerbau. Aplikasi Isotop dam Radiasi-BATAN, Jakarta 13-15 Desember. SASANGKA, B.H., T. MARYATI, N. LELANANINGTIAS, dam Z. ABIDIN. 1991. Pemanfaatan campuran ampas kecap sebagai suplemen pada pakan ternak kerbau. Seminar Nasional Biologi, UGM, Yogyakarta. SUHARYONO, C. HENDRATNo, B.H. SASANGKA, Z. ABIDIN dam S.S. KOMARUDIN. 1992. Peranan pollard dalam campuran UMMB sebagai pengganti bekatul untuk suplemen ruminansia besar. PAIR-BATAN, Jakarta SUGENG, B.Y. 1994. Sapi potong, P.T. Penebar Swadaya. Jakarta. STEEL, R.G.D. and J.H. ToRRIE. 1970. Principle and procedure of statistics. Mc. Graw Hill, New York.