ANALISIS PROSES PRODUKSI MODULE CONDENSOR MENGGUNAKAN METODE LEAN MANUFACTURING DENGAN PENDEKATAN SIMULASI DI PT. XYZ

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Proses Produksi HRPO Menggunakan Metode Lean Manufacturing Dengan Pendekatan Simulasi Di Divisi Cold Rolling Mill (Studi Kasus di PT.

Permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT.

SIMULASI PROSES BONGKAR MUAT DAN PENGIRIMAN CARGO COAL DI PT.XYZ DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING

KAJIAN WASTE PADA PRODUKSI BENANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. XYZ SURABAYA

BAB V ANALISA DAN EVALUASI

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas

Analisis Pemborosan Proses Loading dan Unloading Pupuk dengan Pendekatan Lean Supply Chain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SIMULASI VALUE STREAM UNTUK PERBAIKAN PADA PROSES PRODUKSI PELUMAS (Studi Kasus LOBP PT. PERTAMINA UPMS V)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

APLIKASI LEAN MANUFACTURING PADA PROSES UNLOADING CARGO IRON ORE DENGAN PENDEKATAN SIMULASI

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS PROSES PRODUKSI GAS COALESCER FILTER MENGGUNAKAN METODE LEAN MANUFACTURING DAN SIMULASI

Analisis Proses Produksi Berdasarkan Lean Manufacture Dengan Pendekatan Valsat Pada PT.XX

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN PENGURANGAN WASTE DENGAN PENDEKATAN LEAN PADA SISTEM DISTRIBUSI DI PT.

PERBAIKAN PROSES PRODUKSI BLENDER MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. PMT

IMPLEMENTASI LEAN THINKING DALAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN GANGGUAN SPEEDY DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. (TELKOM) DIVISI REGIONAL-V

Rancangan Lean Manufacturing System Dalam Meningkatkan Efisiensi Kerja Di Perusahaan Komponen Otomotif (Studi Kasus Di PT.

IMPLEMENTASI LEAN PRODUCTION SYSTEM UNTUK MENGELIMINASI WASTE PADA PRODUKSI FILLING CABINET 4D DENGAN PENDEKATAN VALUE STREAM MAPPING

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Current State Value Stream Mapping. material dalam sistem secara keseluruhan. Value Stream Mapping yang digambarkan

OPTIMASI LINI PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DAN VALUE STREAM ANALYSIS TOOLS

IMPLEMENTASI LEAN MANUFACTURING UNTUK MENGURANGI LEAD TIME SHOULDER Studi Kasus PT.Barata Indonesia (Persero)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Waiting Time dalam Proses Perakitan MV Switchgear dengan Lean Production

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan

PENDEKATAN LEAN THINKING UNTUK PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI PLASTIK PE

Penerapan Lean Supply Chain Dengan Usulan Perbaikan Menggunakan Metode DMAIC

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDEKATAN LEAN THINKING DALAM MEMINIMASI WASTE PADA SISTEM PEMENUHAN ORDER GUNA MENGURANGI BIAYA DAN WAKTU (Studi Kasus : PT Kasa Husada Wira Jatim)

PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI BLENDER MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. PMT

UPAYA PENGURANGAN PEMBOROSAN DALAM MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1

Aplikasi Lean Manufacturing pada Proses Bongkar Muat dan Pengiriman Cargo Coal dengan Pendekatan Simulasi (Studi Kasus di PT. XYZ)

APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK

PERBAIKAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN THINKING

KATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DIVISI PRODUKSI PERALATAN INDUSTRI PROSES PADA PT. BARATA INDONESIA DENGAN VALUE STREAM MAPPING

USULAN MEMINIMASI WASTE PADA PROSES PRODUKSI DENGAN KONSEP LEAN MANUFACTURING DI CV.X*

Analisis Waste dalam Produksi Pasta Gigi Menggunakan Lean Thinking

Maya Anestasia, 2 Pratya Poeri, 3 Mira Rahayu 1, 2,3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University

BAB V HASIL DAN ANALISA

PENERAPAN VALUE STREAM MAPPING UNTUK EVALUASI DAN PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI PADA PT. REMAJA PRIMA ENGINEERING (RPE)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: A-530

PERANCANGAN VALUE STREAM MAPPING PROSES PRODUKSI MAINAN KAYU PADA CV. MK

PENDEKATAN LEAN PRODUCTION UNTUK MENGURANGI WASTE PADA PROSES PRODUKSI KACA

BAB I PENDAHULUAN I - 1

Rancangan Perbaikan Proses Produksi dengan Pendekatan Lean Six Sigma di CV. Guntur Malang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN KEBIJAKAN PERBAIKAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN THINKING

ANALISIS PENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SIERAD PRODUCE SIDOARJO SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENDEKATAN KONSEP LEAN MANUFACTURING UNTUK MEMINIMASI WASTE PADA SISTEM PRODUKSI (Studi Kasus PT. XYZ)

Perbaikan Kualitas Proses Produksi Dengan Pendekatan Lean Sigma Pada Divisi Produksi Di Hollywood Plastik, Sidoarjo. Michael Hartanto.

Analisis Pemborosan pada Unit Pelayanan Kesehatan Poliklinik dengan Pendekatan Lean Service

Analisis Proses Produksi Container Accu Menggunakan Metode Lean Manufacturing Pada PT.Presisi Cimanggis Makmur (PCM)

IMPLEMENTASI LEAN THINKING DALAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN GANGGUAN SPEEDY DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. (TELKOM) DIVISI REGIONAL-V

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. performansinya secara terus menerus melalui peningkatan produktivitas. Lean

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KATA PENGANTAR. persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Teknik Industri pada Fakultas

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Oleh : Anindya Gita Puspita ( ) Pembimbing: Drs. Haryono, M.SE

BAB I PENDAHULUAN. Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian.

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS EFISIENSI PADA INDUSTRI BATIK DENGAN VALUE STREAM MAPPING DAN NON PRODUCT OUTPUT

BAB I PENDAHULUAN I.1.

PENERAPAN LEAN MANUFACTURING

Implementasi Value Stream Mapping Untuk Identifikasi Pemborosan Unit Pengantongan Semen ( Studi Kasus di PT. Semen Padang )

Analisa Waste Waiting pada Pembuatan Produk Full Hard dengan Menggunakan Process Activity Mapping pada Plant Cold Rolling Mill

Mulai. Studi Pendahuluan. Perumusan Masalah. Penetapan Tujuan. Pemilihan Variable. Pengumpulan Data. Menggambarkan Process Activity Mapping

PADA SISTEM PRODUKSI KECAP LOMBOK MERAH KEMASAN BOTOL KACA DENGAN PENDEKATAN KONSEP LEAN MANUFACTURING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Implementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4%

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

Usulan Perbaikan Proses Produksi Abu Fly Ash dan Abu Bottom Ash dengan Pendekatan Lean Manufacturing

EVALUASI SISTEM PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI (STUDI KASUS : PT. MECO INOXPRIMA) Oleh :

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Perancangan Lean Manufacturing dengan Menggunakan Waste Assessment Model (WAM) dan VALSAT untuk Meminimumkan Waste (Studi Kasus: PT.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Penerapan Lean Manufacturing dalam Proses Produksi Common Rail 4D56

BAB II LANDASAN TEORI

Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lemlit USAKTI 01 (01), 2016

PENINGKATAN EFISIENSI PELAYANAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DAN TIME BASED PROCESS (STUDY KASUS DI RSU HAJI SURABAYA)

IDENTIFIKASI DAN PENGURANGAN WASTE DAN NON VALUE ADDED ACTIVITY DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DI PT. SRIWIJAYA AIR DISTRICT SURABAYA

IDENTIFIKASI WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DI PT ISTANA TIARA SURABAYA SKRIPSI

Alternatif kebijakan membuat SOP baru di bagian gravity dan sortir untuk standar refraksi serta set up mesin gravity secara berkala.

5 BAB V ANALISA DAN HASIL

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, tantangan utama bagi setiap perusahaan adalah

PERANCANGAN LEAN PRODUCTION SYSTEM DENGAN PENDEKATAN COST INTEGRATED VALUE STREAM MAPPING PADA DIVISI KAPAL NIAGA STUDI KASUS PT PAL INDONESIA

RANCANGAN USULAN PERBAIKAN UNTUK MENGURANGI WAITING TIME

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 1 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PENGURANGAN WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN METODE LEAN MANUFACTURING DI PT. KEMASAN CIPTATAMA SEMPURNA PASURUAN

Gambar I.1 Part utama Penyusun meter air

EVALUASI PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DENGAN MENGGUNAKAN VALUE STREAM MAPPING DAN SIMULASI UNTUK MEREDUKSI MANUFACTURING

Transkripsi:

ANALISIS PROSES PRODUKSI MODULE CONDENSOR MENGGUNAKAN METODE LEAN MANUFACTURING DENGAN PENDEKATAN SIMULASI DI PT. XYZ Evi Febianti 1), Bobby Kurniawan 2), Ian Alviansyah 3) 1),2),3 ) Teknik Industri, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jl. Jend. Sudirman KM. 03 Cilegon Banten 42435 Email :evifebianti@yahoo.com Abstrak. PT. XYZ merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi Heavy Condensors. Pada penelitian ini berfokus pada salah satu komponen dari Heavy Condensor yaitu Module Condensor. Setelah dilakukan observasi terdapat banyak kendala seperti kegiatan yang dilakukan pada workshop tidak sesuai, material yang belum siap untuk diproses, aktivitas setup yang cukup lama, mesin yang sudah tua dan perlu dilakukan pergantian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah melakukan perbandingan nilai Process Cycle Efficiency dan memperbaiki atau mereduksi aktivitas yang menyebabkan produksi belum optimal, serta merancang simulasi untuk melihat perbandingan hasil output dari simulasi antara kondisi eksisting dan usulan. Metode yang digunakan yaitu lean manufacturing dengan melakukan identifikasi dan eliminasi terhadap seven waste, lalu dilakukan pemetaan untuk mengetahui tools yang tepat dengan menggunakan Value Stream Analysis Tools. Berdasarkan perhitungan waste workshop didapatkan persentase waste yang tertinggi yaitu waiting sebesar 24%. Total waktu lead time process saat produksi sebesar 906.9, untuk mengurangi waktu lead time perlu dirancang perbaikan dengan menggunakan tools Process Activity Mapping, Big Picture Mapping, Simulation System, serta melihat perbandingan antara kondisi eksisting dan usulan terbaik dengan Process Cycle Efficiency. Setelah itu dirancang model simulasi dari usulan perbaikannya. Berdasarkan Process Cycle Efficiency didapatkan peningkatan waktu produksi dari 76.11% menjadi 81.19%. Usulan simulasi model ke-1 menjadi usulan perbaikan yang terpilih untuk mengoptimalkan output dari 44 unit menjadi 47 unit. Katakunci: Lean Manufacturing, Waste, Process Cycle Efficiency, Simulation System. 1. Pendahuluan PT. XYZ adalah salah satu perusahaan manufaktur yang kini fokus memproduksi heavy condensor. Perusahaan ini bergerak dalam bidang manufaktur untuk komponen pembangkit listrik dan pengolahan logam presisi tinggi. Permintaan salah satu komponennya adalah Module Condensor terus meningkat, target produksi mencapai 48 produk per tahun tetapi pemenuhan target produksi paling tinggi masih berkisar 44 unit, tentu saat ini perusahaan mengalami kesulitan dalam pemenuhan permintaan akan produk yang dihasilkan. Pengerjaan produk Module Condensor pada Workshop Module Condensor masih terdapat banyak kendala dan ketidak efisienan sehingga menyebabkan nilai output yang kecil dan belum memenuhi target produksi membuat perusahaan memusatkan perhatian pada peningkatan output produksi. Identifikasi aktivitas atau kegiatan yang ada pada proses Module Condensor tentu sangat perlu dilakukan guna mengurangi pemborosan dan meningkatkan efisiensi proses pada saat memproduksi Module Condensor. Dengan pertimbangan tersebut metode yang tepat untuk melihat identifikasi aktivitas atau kegiatan guna mereduksi dan mengeliminasi waste adalah lean manufacturing. Lean Manufacturing merupakan konsep yang berasal dari Toyota Production System yang berfungsi untuk mengurangi bahkan meniadakan seven waste [1]. Ada 7 macam waste yang didefiniskan menurut Shigeo Shingo [2] yaitu: overproduction, waiting, transportation, defect, unnecessary inventory, inappropriate processing dan unncessary motion. Lean manufacturing dilakukan untuk mengidentifikasi waste apa saja yang terdapat pada saat produksi berlangsung sehingga proses tersebut dapat dianalisa serta dievaluasi menurut keilmuan lean. Kemudian aktivitas-aktivitas produksi tersebut dapat diklasifikasikan berdasarkan kelasnya untuk diminimasi atau direduksi. Dalam penelitian ini dilakukan pendekatan lean guna mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan yang ada pada workshop Module Condensor, sehingga output produk Module Condensor dapat C21.1

meningkat dan lebih optimal. Untuk meningkatkan output produksi diperlukan identifikasi waste (pemborosan) guna mengetahui apa sajakah yang termasuk ke dalam value added, non value added dan necessary but non value added. Setelah mengetahui apa saja aktivitas yang termasuk ke dalam tiga kategori tersebut maka dapat diminimasi dengan meminimasi aktivitas yang tidak diperlukan/tidak ada nilai tambah (non value added) atau meminimasi waktu dalam necessary but non value added. Adapun tujuannya adalah melakukan identifikasi waste tertinggi yang terdapat pada workshop produksi Module Condensor, merancang pemodelan simulasi sistem untuk mengetahui perbandingan hasil output rata-rata unit Module Condensor dari simulasi antara kondisi eksisting dan usulan yang dipilih dan mengetahui perbandingan nilai PCE (Process Cycle Efficiency) setelah dilakukan identifikasi waste dan reduksi aktivitas-aktivitas pada proses produksi Module Condensor. 2. Pembahasan Langkah pertama yang dilakukan yaitu mengidentifikasi waste pada data bobot kuesioner proses produksi Module Condensor, setelah itu dilakukanlah perhitungan waste workshop, dari hasil perhitungan waste workshop didapatkan nilai persentasi dari proses produksi Module Condensor yaitu waiting sebesar 24%, transportation waste sebesar 20%, defect product waste sebesar 19%, over processing waste sebesar 15%, motion waste sebesar 11%, inventory sebesar 7%, dan overproduction yaitu sebesar 4%. Setelah itu disusunlah matrix pemilihan tools menggunakan VALSAT. Berdasarkan pembobotan kuisioner VALSAT yang telah dilakukan, maka tools yang akan digunakan yaitu Process Activity Mapping. berdasarkan hasil Value Stream Analysis Tool (VALSAT) tool yang memiliki skor tertinggi adalah Process Activity Mapping dengan bobot nilai sebesar 196 Sedangkan untuk Supply Chain Respons Matrix dengan bobot nilai 106.75, Demand Amplification Mapping dengan bobot nilai 51.75, Quality Filter Mapping dengan bobot nilai 65, Decision Point Analysis dengan bobot nilai 42, Production Variety Funnel dengan bobot nilai 31.75 dan Physical Structure dengan bobot nilai 9.5. Setelah itu dilakukanlah perhitungan PAM pada kondisi current state dapat dilihat pada lampiran tabel 1. Berdasarkan PAM pada kondisi current state tersebut dibuatlah persentase kategori aktivitas pada seluruh kegiatan sehingga hasil PCE (Process Cycle Efficiency) yaitu sebesar 76.11%. Kemudian setelah itu dibuatlah BPM (Big Picture Mapping) - current state yang dapat dilihat pada gambar 2. Selanjutnya dilakukanlah uji kecukupan data yang dilakukan terhadap data-data waktu sample dari beberapa aktivitas yang telah diambil. Adapun waktu setiap aktivitas pada uji kecukupan telah mencukupi, dilihat dari N>N. Setelah data waktu tersebut cukup, lalu selanjutnya dilakukanlah perancangan model simulasi yang diantaranya terdapat model konseptual, asumsi model, dan penentuan distribusi data dengan stat::fit. Ada pun rancangan layout pada model eksisting sebagai berikut: Gambar 1. Layout Model Eksisting Selanjutnya adalah uji replikasi model yang digunakan untuk mengetahui berapa kali pengulangan yang sebenarnya dibutuhkan pada simulasi sistem terhadap suatu model yang telah dirancang. Pada penelitian ini menggunakan replikasi awal sebanyak 8 kali. Berdasarkan perhitungan replikasi, penentuan jumlah replikasi yang dibutuhkan adalah 6 replikasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan jumlah replikasi awal sebanyak 8 replikasi dan sudah mencukupi replikasi minimal yang dibutuhkan. Selanjutnya adalah uji verifikasi model yang dibuat untuk menyesuaikan antara rancangan model layout pada Workshop Module Condensor dengan kondisi nyata. Jika simulasi yang sudah dibuat mengalami error atau C21.2

tidak saat di run simulation maka simulasi tersebut dapat dikatakan sudah berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diinginkan, sehingga model simulasi tersebut sudah memenuhi uji verifikasi model. Kemudian setelah melakukan uji verifikasi yaitu melakukan uji validasi model dari output pada sistem nyata dan data yang dihasilkan dari output eksisting pada sistem simulasi dengan menggunakan software promodel. Lalu dilakukanlah uji korelasi antara 2 sistem yang dimaksudkan untuk mengetahui perbandingan antara hasil output dari sistem nyata dengan output pada total exits simulasi. Dengan didapat keputusan yaitu: Dari output dapat dilihat bahwa Sig (2 tailed) = 0.598. Hal itu berarti probabilitas lebih dari α = 0.05 dengan demikian H o diterima yang berarti adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata output sistem nyata (riil) dibanding sistem simulasi. Selain itu, nilai t hitung sebesar 0.552 kurang dari nilai t tabel sebesar 2.365 yang berarti juga H 0 diterima. Selanjutnya dirancanglah skenario usulan (future state) yang dibuat untuk memberikan usulan perbaikan sistem nyata pada Workshop Module Condensor tanpa harus merubah sistemnya secara langsung. Tabel 1. Process Activity Mapping Future State No Stasiun Kegiatan Kategori 1 Perpindahan material seluruh assy.1 dari warehouse 2 Perakitan Jig and Fixture NVA 3 Mempersiapkan tools dan mesin welding 4 Pemasangan round bar VA 5 Pemasangan support plate VA 6 Pemasangan round bar, pipe air suction dan shell internal VA 7 Assembly Welding pipe air suction ke support plate VA 8 1 Pemasangan plate air suction pendek VA 9 Welding semua rb, plate and pipe air suction, shell internal VA 10 Cleaning welding plate air suction pendek ke pipe air suction VA 11 Install & welding plate vertical air suction VA 12 Pemasangan side wall VA 13 Welding side wall, termasuk plate vertical air suction VA 14 Perpindahan hasil assembly 1 15 Perpindahan material seluruh ass. 2 dari warehouse 16 Perakitan Jig and Fixture NVA 17 Mempersiapkan tools, mesin welding dan steger 18 Pemasangan jig and fixture pada benda kerja 19 Cleaning dinding sidewall VA 20 Pemasangan air suction dan compensator VA 21 Assembly Welding air suctiondan compensator VA 22 2 Pemasangan top cover VA 23 Welding top cover VA 24 Pemasangan antemchamber VA 25 Welding antemchamber VA 26 Pemasangan plate air suction pendek dan panjang sisi luar VA 27 Welding plate air suction pendek dan panjang sisi luar VA 28 Perpindahan hasil assembly 2 29 Total Cleaning hasil lasan sebelum tubing VA 30 Repair Welding 31 Cleaning QC Inspection (Dimension) VA 32 Pre Assy Module Upper Lower NVA 33 Perpindahan hasil cleaning 34 Mempersiapkan dan memilih material tube 35 Pengecekan tube NVA 36 Perbaikan tube yang cacat NVA 37 Proses Tubing VA 38 Tubing Cleaning tube sheets dan tube sebelum expand VA 39 and Mempersiapkan tools dan mesin expand 40 Expand Warm up mesin expand NVA 41 Pengecekan handle part mesin expand NVA 42 Penyetelah mesin expand 43 Proses Expand VA 44 Perpindahan hasil tubing dan expand 45 Pemotongan setelah Expand VA 46 Vaccum setelah Expand (QC) VA 47 Orbital Mempersiapkan tools dan mesin orbital welding 48 Welding Warm up mesin orbital welding NVA 49 Penyetelan dan pengetesan mesin orbital welding 50 Proses orbital welding VA C21.3

No Stasiun Kegiatan Kategori 51 QC Inspection (Visual dan PT) VA 52 Perpindahan hasil orbital welding 53 Repair Welding VA 54 Vaccum sesudah welding (QC) VA 55 Perpindahan material water box 56 Pre assy water box 57 Assembly water box 58 Pemeriksaan gasket selang NVA 59 Hydrotest Pemeriksaan selang dan aliran air NVA 60 Pengetesan mesin pressure 61 Pemasangan mesin pressure terhadap benda kerja 62 Hydrotest (QC) VA 63 Dismantle water box 64 Cleaning water box NVA 65 Perpindahan hasil Hydrotest 66 Pengambilan cat dan cairan anti korosi 67 Pengisian cat dan anti korosi 68 Pengisian angin compressor cat dan anti korosi 69 Final Painting VA 70 Welding lifting device VA Painting 71 Perpindahan material (kayu dan plastik) and 72 Pemilihan kayu NVA Packging 73 Pemotongan kayu NVA 74 Pembukaan dan pemotongan plastik pembungkus NVA 75 Mempersiapkan steger dan toolsuntuk packing 76 Packing VA 77 Perpindahan produk jadi ke storage Pre- Purchasing Module Condensor Order Customer Quality Warehouse Storage STASIUN 1 Assembly 1 Install support plate, round bar, pipe air suction and side wall STASIUN 2 Assembly 2 Install top cover, antemchamber, compensator and pipe air suction STASIUN 3 Cleaning 1 QC Total cleaning, repair welding, pre assembly module and inspection (dimension) STASIUN 4 6 Fitter STASIUN 5 Orbital Welding 8 Fitter Cutting tube, Vaccum after expand, orbital welding and inspection(vt and PT) STASIUN 6 Hydrotest Vacuum after welding, pre assembly rear water box, hydrotest and cleaning STASIUN 7 Packing and Finishing 2 Fitter Install lifting device, final painting and packing 2 Shift 2 Shift 2 Shift 2 Shift 2 Shift 2 Shift 2 Shift CT : 5,13 Hari CT : 5,12 Hari CT : 4,75 Hari CT : 5,25 Hari CT : 5,02 Hari CT : 5,22 Hari CT : 5,27 Hari 5 5,13 Hari 3,4 5,12 Hari 5,8 4,75 Hari 4,5 5,25 Hari 4 5,20 Hari 4,7 5,22 Hari 5,9 5,27 Hari 3,8 Value Added Time = 690.2 Produksi Lead Time = 906.9 Gambar 2. Big Picture Mapping - Current State Pada penelitian ini diajukan 3 skenario perbaikan, dan yang terpilih adalah skenario 1 dengan rekapitulasi sebagai berikut: a. Merancang fix jig and fixture pada assembly 1, dikarenakan permintaan produk 2 tahun terakhir dan 1 tahun kedepan yaitu mempunyai ukuran yang sama yaitu medium Module Condensor maka perancangan fix jig and fixture perlu dilakukan agar pada saat produk masuk tidak perlu merakit kembali custom jig and fixture. Perbaikan hal ini berdampak pada pengurangan setup assembly 1 dengan aktivitas yaitu perakitan jig and fixture sebesar 11. Kemudian perancangan fix jig and fixture pada stasiun assembly 1 ini berdampak pula pada hilangnya aktivitas pre assembly Module C21.4

sebesar 6, kegiatan ini timbul adanya perakitan material pada custom jig and fixture yang tidak presisi sehingga harus adanya pencocokan kembali antara Module atas dan bawah. b. Sama dengan stasiun 1, merancang fix jig and fixture pada assembly 2 (stasiun 2), dikarenakan permintaan produk 2 tahun terakhir dan 1 tahun kedepan yaitu mempunyai ukuran yang sama yaitu medium Module Condensor maka perancangan fix jig and fixture perlu dilakukan agar pada saat produk masuk tidak perlu merakit kembali custom jig and fixture. Perbaikan hal ini berdampak pada pengurangan setup assembly 2 dengan aktivitas yaitu perakitan jig and fixture sebesar 8.5. c. Mengganti mesin expand (stasiun 4) yang sudah ada dengan mesin expand yang sudah terotomasi, mesin expand yang ada saat ini banyak mendapat masalah pada part handle dan sudah lemahnya mesin sehingga adanya waktu warmup yang cukup memakan waktu. Dengan mengganti mesin yang terotomasi tentu berdampak adanya pengurangan waktu setup expand dengan aktivitas yaitu pengecekan handle sebesar 3.5, warm up mesin expand menjadi 0 dan penyetelan. Mesin menjadi 0.5. Setelah pergantian mesin, proses expand yang semula 24 menjadi 6, data tersebut didasarkan pada mesin expand terotomasi yang sudah digunakan pada workshop Module Condensor di Mulheim-German. d. Memindahkan aktivitas cleaning water box (stasiun 6). Cleaning water box merupakan proses operasi yang seharusnya dikerjakan pada workshop water box bukan pada workshop Module Condensor, jadi kegiatan tersebut bisa langsung direduksi/dihilangkan dengan waktu sebesar 24. e. Melakukan aktivitas pemilihan dan pemotongan kayu juga pembukaan dan pemotongan plastik pada divisi pre-fabrikasi bukan pada workshop Module Condensor. Permasalahan pada stasiun packing and painting (stasiun 7) adalah material yang belum siap untuk dilakukan pengerjaan seperti pemilihan dan pemotongan kayu, juga pembukaan dan pemotongan plastik justru dilakukan oleh operator packing, seharusnya dikerjakan oleh divisi pre-fabrikasi dan pada saat sampai di stasiun packaging material sudah siap untuk dikerjakan. Dengan pemindahan aktivitas tersebut berdampak hilangnya aktivitas pemilihan kayu sebesar 2, pemotongan kayu sebesar 3 dan pembukaan dan pemotongan plastik pembungkus sebesar 1.5. Hasil dari simulasi berdasarkan output total exits dengan satuan unit disajikan pada tabel sebagai berikut: Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Output Skenario Replikasi Sistem Skenario Skenario Skenario Eksisting 1 2 3 1 44 47 45 48 2 44 47 45 48 3 44 47 45 47 4 44 46 45 48 5 43 46 45 47 6 45 47 45 48 7 44 47 44 48 8 45 47 45 48 Selanjutnya dilakukan uji Analysis of Variance (ANOVA) untuk menguji apakah output produk memiliki rata-rata yang sama atau tidak. Keputusan dari hasil uji ANOVA yaitu: F hitung (92.296) > F tabel (2.36) maka Ho ditolak atau nilai rata-rata output produk Module Condensor pada simulasi eksisting, skenario 1, 2, dan 3 tidak sama. Kemudian setelah ANOVA adalah melakukan uji analisa LSD yang digunakan untuk mengetahui apa saja yang berbeda dan bagaimana perbedaan yang ada pada setiap model dengan bantuan software SPSS. Setelah dilakukan analisa perbandingan LSD maka didapatkan perbandingan antara eksisting, usulan 1, usulan 2 dan sulan 3 sehingga pada hasilnya terdapat perbedaan diantara ketiga usulan model tersebut. Dari test tersebut dihasilkan pilihan pertama adalah usulan 3, usulan 1, usulan 2 dan eksisting. Selanjutnya adalah perhitungan PAM pada kondisi future state yang dapat dilihat pada tabel 2 pada lampiran. Dari hasil PAM didapatkan PCE future state sebesar 81.19% terdapat peningkatan dari PCE current state yang sebelumnya sebesar 76.11%, 21. 5

dari hasil PCE tersebut selisih peningkatan yang didapat sebesar 5.08%. Setelah melakukan perhitungan PAM selanjutnya dilakukan perancangan BPM future state yang disajikan pada gambar 4. Kemudian dilakukan rekapitulasi pemilihan skenario usulan yang terpilih yaitu skenario 1. Pada kondisi eksisting dengan rata-rata output produk 44.125 44 unit ternyata mengalami peningkatan dari hasil simulasi pada usulan terbaik yakni pada usulan 1 dengan rata-rata output produk 46.75 47 unit dari 1 tahun proses produksi Module Condensor. Maka setelah disimulasikan dengan usulan terbaik yang dipilih setelah mengalami minimasi waste pada aktivitas-aktivitas di Workshop Module Condensor ternyata dapat meningkatkan 3 unit produk. Pre- Purchasing Module Condensor Order Customer Quality Warehouse Storage STASIUN 1 Assembly 1 Install support plate, round bar, pipe air suction and side wall STASIUN 2 Assembly 2 Install top cover, antemchamber, compensator and pipe air suction STASIUN 3 Cleaning 1 QC Total cleaning, repair welding, pre assembly module and inspection (dimension) STASIUN 4 6 Fitter STASIUN 5 Orbital Welding 8 Fitter Cutting tube, Vaccum after expand, orbital welding and inspection(vt and PT) STASIUN 6 Hydrotest Vacuum after welding, pre assembly rear water box, hydrotest and cleaning STASIUN 7 Packing and Finishing Install lifting device, final painting and packing 2 Shift 2 Shift 2 Shift 2 Shift 2 Shift 2 Shift 2 Shift CT : 4.58 Hari CT : 4.66 Hari CT : 4,5 Hari CT : 3.83 Hari CT : 3.89 Hari CT : 4,04 Hari CT : 3.69 Hari 5 4.675 Hari 3,4 4.77 Hari 5,8 4.5 Hari 4,5 4.29 Hari 4 5.20 Hari 4,7 4.22 Hari 5,9 5 Hari 3,8 Value Added Time = 672.2 Produksi Lead Time = 827.9 3. Simpulan Gambar 3. Big Picture Mapping Future State Berdasarkan perhitungan waste workshop didapatkan persentase waste yang tertinggi yaitu waiting sebesar 24%. Perbandingan nilai PCE (Process Cycle Efficiency) setelah dilakukan identifikasi waste dan reduksi aktivitas yang menyebabkan produksi belum optimal pada Workshop Module Condensor pada kondisi current state adalah sebesar 81.19% dan pada kondisi future state adalah sebesar 76.11%. Dengan demikian terdapat peningkatan persentase utilitas sebesar 5.08% dalam proses produksi Module Condensor. Perbandingan hasil output rata-rata unit dari simulasi pada kondisi eksisting adalah sebesar 44 unit dan output rata-rata unit dari simulasi pada kondisi usulan yang dipilih adalah sebesar 47 unit. Hal tersebut menandakan bahwa terdapat peningkatan produksi Module Condensor sebesar 3 unit pada 1 tahun produksi. DaftarPustaka [1]. Gaspersz, V., dan Fontana, A. 2011. Lean Six Sigma for Manufacturing and Service Industries. Bogor : Vichisto Publication [2]. Hines, P & Taylor, D. 2000. Going Lean: A Guide to Implementation. Cardiff: Lean Enterprise [3]. Gaspersz, V. 2007. Lean Six Sigma for Manufacturing and Service Industries. PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta 21. 6