BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi sebagai bentuk pertanggungjawaban atas wewenang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya dunia perekonomian di Indonesia saat ini

BAB V PENUTUP. Financial Leverage, Ukuran Perusahaan, dan Nilai Perusahaan terhadap Income

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perkembangan zaman yang semakin pesat telah banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa. perusahaan akan berdampak terhadap nilai pasar perusahaan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konflik manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul ketika. terjadi karena adanya asimetri informmasi.

BAB I PENDAHULUAN. menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Leverage, Dividend Payout Ratio dan Net Profit Margin terhadap Perataan. Laba membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (investor) dengan pihak yang memerlukan dana (issuer). Adanya pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kinerja perusahaan dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konflik kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang

BAB I PENDAHULUAN. yang akan datang. Oleh sebab itu, informasi yang disajikan harus memiliki

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN,PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP TINDAKAN PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia)

BAB V SARAN DAN KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kondisi perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada era globalisasi saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh perusahaan yang dilaporkan kepada pihak internal maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. individu, sosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laba rugi,

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan yang merupakan salah satu sarana untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan keagenan antara pemilik perusahaan (principal) dan manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menampilkan citra perusahaan yang baik agar bisa menarik minat investor

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan produk akuntansi yang menyajikan data-data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di sini akan dijelaskan teori-teori yang mendukung dalam perumusan hipotesis

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu pencerminan dari suatu kondisi

BAB I PENDAHULUAN. iklim investasi. Emiten ramai-ramai mengalihkan portofolionya ke saham

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Teori Agensi adalah hubungan antara pemilik (principal) dan manajer

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu pencerminan dari suatu kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sekaligus menganalisis faktorfaktor

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak penyedia dana (investor) dan penerima dana (perusahaan). Sejalan

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan secara optimal agar laju pertumbuhan negara dan pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan global dimulai dengan kasus subprime mortgage dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menjelaskan hubungan keagenan di dalam teori agensi (agency theory) bahwa

terbaik untukbersaing dengan perusahaan lain. Hal ini dilakukan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan tujuan perusahaan. Kegiatan pendanaan berhubungan penting

BAB I PENDAHULUAN. karena laporan keuangan memperlihatkan kondisi perusahaan pada tahun bersangkutan. Laporan

ABSTRAK. Kata Kunci: Ukuran Perusahaan, Dividen Payout Ratio, Financial Leverage, Profitabilitas, Tipe Industri Dan Perataan Laba.

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan keuangan dan sangat penting bagi pihak internal maupun pihak eksternal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (shahib al-mal) juga memiliki tujuan investasi yang berbeda, yaitu untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN UKDW. terhadap harga belinya (Handoko, 2002). Manajer sebagai agent pengelola. mengurangi unsur ketidakpastian dalam investasi.

BAB I PENDAHULUAN. karena baik buruknya kinerja perusahaan akan berdampak terhadap nilai pasar

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kerja manajemen untuk mendapatkan hasil yang optimal bagi perusahaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori merupakan penjelasan mengenai definisi teori

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I tahun 2015 tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan data atau

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi suatu bangsa diiringi dengan peningkatan tekanan

(termasuk Indonesia) mengalami peningkatan 14% dari tahun lalu (LKT, 2011: 18) dan faktor eksternal (2), yaitu suku bunga KPR di Indonesia relatif ren

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suwito dan Herawaty (2005) pasar modal memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. bank dalam mengelola dana (capability), integritas, dan kredibilitas manajemen

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemilik. Nilai perusahaan yang go public di pasar modal tercermin

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting untuk pengambilan keputusan adalah laba dalam income statement.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba

BAB 1 PENDAHULUAN. rangka menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat dan untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan kinerja perusahaannya. Baik buruknya kinerja suatu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mereka dalam perusahaan (Sumtaky, 2007 dalam Yashinta, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang cukup pesat. Sejak adanya paket-paket kebijakan yang. dikeluarkan pemerintah dan adanya UU No. 10 Tahun 1998 tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengantindakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia usaha sudah semakin berkembang saat ini. Kemunculan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perataan laba adalah cara yang digunakan manajemen untuk mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INCOME SMOOTING STUDI EMPIRIS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK TAHUN ARTIKEL ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama 2012 sampai 2014.

ABSTRAK. Kata Kunci : Perataan laba, Cash Holding, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, kreditor dan manajer adalah pihak-pihak yang memiliki perbedaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham et.al,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha dan merupakan tempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Publik, Debt to

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PERATAAN LABA (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menurut PSAK No. 1 (2009 : par 07) laporan keuangan merupakan bagian

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan untuk mengukur kinerja manajemen adalah laba. Statement of financial Accounting Concept (SFAC) Nomor 1 bahwa informasi

BAB I PENDAHULUAN. target yang diinginkan baik secara artificial (melalui metode akuntan si) maupun

BAB I PENDAHULUAN. Namun, selain itu manajer juga bertanggung jawab menyajikan laporan

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan agar dapat bertahan dan mampu bersaing dalam dunia bisnis. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen yang ada didalam suatu perusahaan dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. sebuah perusahaan yang dikeluarkan secara periodik oleh perusahaan, akan

UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, FINANCIAL LEVERAGE, DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN KECENDERUNGAN PERATAAN LABA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA. I G A N BUDIASIH Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. dana yang produktif dari pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) kepada pihak

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. mengukur kinerja manajemen adalah laba. Karena laba merupakan salah satu alat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal perusahaan. 1 Laporan keuangan memberikan

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu : 1 Sulistiyawati (2013) Penelitian ini untuk menguji pengaruh nilai perusahaan, kebijakan deviden, dan reputasi auditor terhadap Income Smoothing. Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 39 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI mulai tahun 2009-2011 yang diperoleh dengan metode purposive sampling. Metode pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi yang bersumber dari laporan keuangan perusahaan yang telah di Audit. Metode analisis data yang digunakan adalah metode Logistic Binary Regression. Hasil penelitian : 1) Menunjukkan bahwa nilai perusahaan, kebijakan deviden dan reputasi Auditor tidak memiliki pengaruh terhadap Income Smoothing. Sehingga disarankan para investor hendaknya tidak hanya memusatkan perhatian terhadap informasi mengenai laba perusahaan saja. Dalam menimbangkan keputusan untuk berinvestasi, karena penelitian ini menunjukkan bukti bahwa adanya Income Smoothing yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 10

11 Perbedaan penelitian Sulistiyawati (2013) dengan peneliti saat ini adalah : 1) Metode analisis data yang digunakan peneliti terdahulu menggunakan logistic binary regression sedangkan pada peneliti saat ini hanya menggunakan uji analisis berganda. 2) Sampel yang digunakan peneliti terdahulu menggunakan data laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011 sedangkan pada peneliti saat ini menggunakan laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2011-2013. Persamaan penelitian Sulistiyawati (2013) dengan peneliti saat ini adalah : 1) Populasi yang diambil peneliti terdahulu sama dengan peneliti saat ini yaitu dengan menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. 2) Salah satu variabel independen yang digunakan peneliti sebelumnya sama dengan peneliti saat ini dengan menggunakan nilai perusahaan sebagai PBV (price per book value). 2 Umi dan Aditya (2012) Penelitian ini meneliti tentang ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage dan dividend payout ratio yang mempengaruhi praktik Income Smoothing pada perusahaan. Index Eckel digunakan sebagai alat ukur memilah perusahaan manakah sebagai Income Smoothing ataupun tidak. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2000-2009. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan logistic binary regression karena adanya variabel Income Smoothing menggunakan variabel dummy.

12 Hasil penelitian : 1) Berdasar pembahasan diatas maka diperoleh kesimpulan bahwa ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap praktik Income Smoothing. Sementara itu, financial leverage dan dividend payout ratio adalah salah satu faktor yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap praktik Income Smoothing. Persamaan penelitian Umi dan aditya dengan peneliti saat ini adalah : 1) Variabel yang digunakan, sama-sama menggunakan variabel ukuran perusahaan, profitabilitas dan financial leverage sebagai variabel bebas. 2) Alat uji yang digunakan untuk menganalisis data sama-sama menggunakan Indeks Excel sebagai penguji Income Smoothing. Perbedaan penelitian Umi dan Aditya (2012) dengan peneliti saat ini adalah : 1) Peneliti mengambil sampel perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013, sedangkan penelitian terdahulu mengambil sampel perusahaan secara keseluruhan di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2000-2009. 2) Variabel dalam penelitian ini tidak menggunakan variabel DPR sedangkan penelitian saat ini menggunakan variabel PBV. 3 Tuty dan Titik Indrawati (2007) Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari krisis ekonomi pada praktek Income Smoothing. Dua periode yang di indentifikasi sebelum krisis ekonomi (1994-1997) dan selama krisis ekonomi (1998-2001). Studi observasi yang dilakukan menggunakan 170 perusahaan, yang terdaftar di Bursa Efek

13 Jakarta (BEJ) tahun 1994-2001. Penelitian ini menguji antara ukuran perusahaan, profitabilitas, dan financial leverage dengan menggunakan Indeks Eckel selama periode krisis ekonomi. Hasil penelitian : 1) Menunjukkan bahwa adanya dampak negatif terhadap Indeks Eckel dan dampak positif terhadap Indeks Eckel. Tetapi, ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap Indeks Eckel. Perbedaan penelitian Tuti dan Titik Indrawati (2007) dengan peneliti saat ini adalah : 1) Data yang diperoleh peneliti saat ini menggunakan Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013. 2) Sampel peneliti saat ini hanya terbatas pada perusahaan manufaktur. Persamaan penelitian Tuti dan Titik Indrawati (2007) dengan peneliti saat ini adalah : 1) Variabel dependen yang digunakan menggunakan indeks eckel sebagai Income Smoothing. 2) Salah satu variabel independen yang digunakan peneliti saat ini dengan peneliti sebelumnya sama-sama menggunakan ukuran perusahaan, profitabilitas, dan financial leverage. 4 Juniarti dan Corolina (2005) Penelitian bertujuan untuk menganalisis dan menjelaskan faktor apa saja yang dapat mempengaruhi Income Smoothing pada perusahaan go public tahun 1994 hingga 2001 tanpa melibatkan tahun 1997 dan 1998. Peneliti termotivasi

14 untuk melakukan studi pada Perusahaan go public pada tahun tersebut mengalami krisis moneter yang menimbulkan gejolak didalam dunia perekonomian khususnya di Indonesia. Krisis tersebut menyebabkan banyak perusahaan mengalami kerugian, dengan demikian sampel akan banyak terbuang karena kerugian merupakan salah satu kriteria dari teknik sampling purposive. Sehubungan dengan pernyataan yang akan diteliti peneliti membuat perbandingan yang signifikan antara beberapa variabel yang digunakan. Hasil dalam penelitian ini adalah : 1) Variabel profitabilitas memiliki perbedaan yang signifikan antara perusahaan perata laba dengan bukan perata laba, sedangkan variabel total aset dan sektor industri tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Faktor besaran perusahaan, profitabilitas, dan sector industri tidak berpengaruh terhadap terjadinya tindakan Income Smoothing. Hasil pengujian pada hipotesis kedua (H02) diperkuat dengan hasil pengujian multivariate kedua dan multivariate ketiga, yang menunjukkan nilai signifikan diatas 5% berarti variabel independen total aset, profitabilitas, dan sektor industri konsisten dengan pengujian multivariate yang pertama, tidak berpengaruh terhadap terjadinya tindakan Income Smoothing. Persamaan dalam penelitian Juniarti dan Corolina dengan peneliti adalah : 1) Variabel yang digunakan dalam penelitian menggunakan variabel ukuran perusahaan dan profitabilitas sebagai variabel bebas. 2) Data perusahan yang digunakan menggunakan data keuangan perusahaan listing di Bursa Efek Indonesia.

15 Perbedaan dalam penelitian Juniarti dan Corolina dengan peneliti adalah : 1) Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian hanya sebatas ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage, dan nilai perusahaan. Tanpa menggunakan jenis industri sebagai salah satu variabel bebas. 2) Alat uji yang digunakan peneliti sebelumnya menggunakan alat uji multivariate, sedangkan pada peneliti saat ini hanya menggunakan alat uji model regresi berganda. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Teori Keagenen (Agency Theory) Teori Agensi merupakan suatu pendekatan yang menjelaskan bagaimana timbulnya praktik Income Smoothing dalam konsep manajemen laba yang akan dibahas dalam penelitian ini. Teori agensi adalah hubungan atau kontrak antara pemilik (principal) dan manajer (agent). Masalah yang mendasari teori keagenan (agency theory) adalah terjadinya konflik kepentingan antara pemilik dan manajer. Pemilik disebut principal dan manajer disebut agent, merupakan dua pihak yang masing-masing memiliki tujuan yang berbeda dalam mengendalikan perusahaan terutama menyangkut bagaimana usaha dalam memaksimalkan kepuasan dan kepentingan dari hasil yang dicapai melalui aktivitas usaha (Zulkarnaini, 2007). Teori agensi juga menggambarkan risiko keuangan memiliki hubungan antara prinsipal dan agen. Dimana prinsipal memiliki kepentingan masing-masing untuk meningkatkan kekayaannya sedangkan agen berusaha untuk

16 menyenangkan prinsipal dengan cara mendapatkan pinjaman-pinjaman yang diberikan oleh kreditor. Perbedaan tujuan antara prinsipal dan agen adalah satu karakter yang menyimpulkan bahwa adanya keinginan antar individu untuk dapat bertindak sesuai dengan kepentingan masing-masing. Adanya tujuan dan kepentingan yang berbeda-beda, dimana setiap individu ingin mengoptimalkan kepentingan pribadi, sehingga menimbulkan konflik kepentingan yang berbeda antara prinsipal dengan agen. 2.2.2 Earning Managements (Pengelolaan Laba) Laporan keuangan disusun berdasar berbagai asumsi yang diatur oleh standar yang ditetapkan oleh Dewan Standar Akuntasi Keuangan (DSAK). Namun dalam melakukan penyusunan laporan keuangan, manajemen dihadapkan pada suatu pilihan atau asumsi, penilaian serta metode penghitungan mana yang akan digunakan dalam penyusunan laporan keuangan. Adanya pilihan terhadap kebijakan akuntansi mana yang akan dipilih manajemen, memberikan cukup keleluasaan bagi manajemen dalam menyajikan laporan keuangan tersebut. Kebijakan akuntansi secara sengaja dipilih oleh manajemen untuk tujuan tertentu yang hanya bertujuaan untuk penyamaran data, yang disebut dengan pengelolaan laba. Tidak jauh berbeda dengan defini sebelumnya, Schroeder (2009) mendefinisikan pengelolaan laba sebagai usaha manajemen perusahaan untuk mempengaruhi nilai laba jangka pendek yang dilaporkan. Assih dan Gudono (2000) dalam Dewi (2011) mengartikan bahwa manajemen laba sebagai suatu proses yang dilakukan dengan sengaja, dalam

17 batasan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU), untuk mengarahkan pada suatu tingkat yang diinginkan atas laba yang dilaporkan. Pola manajemen laba menurut Rahmawati dkk (2007) salah satunya dapat dilakukan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil. R Wardhani dan Herunatha Joseph (2010) mengidentifikasikan adanya empat pola yang dilakukan manajemen untuk melakukan pengelolaan atas laba sebagai berikut: (1) Taking a bath, yaitu ketika perusahaan melaporkan adanya kerugian, maka manajemen melakukan kebijakan untuk melaporkan kerugian dengan jumlah yang besar sekaligus; (2) Income minimization; kebijakan ini dilakukan ketika laba yang diperoleh perusahaan tinggi atau meningkat. Hal yang umum dilakukan manajemen dalam praktek ini adalah dengan meminimalkan laba, contohnya adalah dengan membebankan beban penelitian dan pengembangan lebih besar di periode berjalan; (3) Income maximization, kebijakan ini dilakukan ketika laba yang diperoleh perusahaan rendah atau menurun. Hal yang umum dilakukan manajemen dalam praktek ini adalah dengan memaksimalkan tingkat laba, contohnya adalah dengan mengalokasikan pendapatan dari penjualan tahun mendatang diperiode berjalan; (4) Income Smoothing, kebijakan ini dilakukan karena adanya motivasi manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan.

18 2.2.3 Income Smoothing (Perataan Laba) Praktek Income Smoothing dilakukan oleh manajemen perusahaan yang dapat menyebabkan pengungkapan laba di laporan keuangan menjadi tidak memadai, bahkan terkesan menyesatkan. Hal ini mengakibatkan investor tidak memiliki informasi yang akurat tentang laba, sehingga investor gagal dalam menaksir risiko investasi mereka. Pemilihan metode akuntansi yang menyajikan adanya laba yang rata dari tahun ke tahun merupakan salah satu hal yang sangat disukai oleh manajemen dan para investor, karena laba yang stabil mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut kuat dan dalam kondisi sehat (Atik, 2008). Tidak berbeda jauh dengan yang telah dijelaskan pada motivasi manajemen melakukan pengelolaan laba, motivasi manajemen dalam melakukan Income Smoothing seperti yang dijelaskan oleh Hepworht (1953) yang disadur oleh Igan Budiasih (2009) sebagai alasan logis yang dilakukan manajemen dalam Income Smoothing: 1. Sebagai rekayasa untuk mengurangi laba dan menaikkan biaya pada periode berjalan yang dapat mengurangi utang pajak. 2. Dapat meningkatkan kepercayaan investor karena kestabilan penghasilan serta kebijakan deviden sesuai dengan keinginan. 3. Dapat mempererat hubungan antara manajer dan karyawan karena dapat mengehindari permintaan kenaikan upah atau gaji oleh karyawan peusahaan. 4. Memiliki dampak yang relatif baik pada segi perekonomian.

19 2.2.4 Indeks Eckel Indeks Eckel adalah salah satu fungsi yang berkaitan erat dengan terjadinya tindakan seorang manajemen dalam melakukan Income Smoothing. Hal ini didasarkan bagaimana pihak manajemen dalam mengelola atau menyamarkan laporan keuangan yang sebenarnya menjadi tidak dalam kondisi yang sebenarnya. Indeks Eckel dapat digunakan oleh investor sebelum berinvestasi pada perusahaan yang dinginkan, karena Indeks Eckel sebagai alat uji yang berfungsi dalam menggambarkan apakah perusahaan tersebut melakukan tindakan penyamaran data atau tidak. Terkait dengan keinginan investor dalam memperoleh laba hasil investasi Indeks Eckel diharapkan sebagai penyelamat dari tindakan manajemen perusahaan dalam menyesatkan investor berdasar laporan keuangan yang telah disamarkan. 2.2.5 Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan adalah suatu bentuk dari skala, yang diklarifikasikan besar atau kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, antara lain total aset, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Ukuran perusahaan hanya terbagi dalam tiga tingkatan kategori, yaitu perusahaan besar, menengah, dan kecil. Penentuan ukuran perusahaan ini didasarkan pada kumpulan dari log aset. Moes (1987) dalam Suwito dan Herawaty (2005) menemukan suatu bukti bahwa perusahaan yang lebih besar memiliki dorongan yang lebih besar pula untuk melakukan Income Smoothing dibandingkan dengan perusahaan yang lebih besar menjadi subjek pemeriksaan.

20 2.2.6 Profitabilitas Profitabilitas merupakan suatu ukuran yang dijadikan oleh para investor guna menilai sehat atau tidaknya suatu perusahaan yang juga dapat mempengaruhi pengambilan keputusan investasi kedepannya. Profitabilitas digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat laba yang dihasilkan oleh perusahaan, semakin tinggi tingkat profitabilitas maka semakin baik kinerja manajemen dalam mengelola suatu perusahaan, sedangkan perusahaan dengan tingkat profitabilas yang rendah akan cenderung untuk melakukan Income Smoothing dibandingkan perusahaan dengan profitabilitas tinggi. Income Smoothing dilakukan agar perusahaan terlihat lebih stabil, laba yang rata diharapkan dapat menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik walaupun profitabilitasnya rendah. Profitabilitas merupakan rasio yang menghubungkan laba dari penjualan dan investasi. Profitabilitas dalam hubungannya dengan investasi, menggunakan ROA (Return On Aset), dimana ROA untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aset yang dimilikinya. 2.2.7 Financial Leverage Leverage dapat diartikan sebagai penggunaan aset suatu pendana. Semakin besar leverage menunjukkan bahwa dana yang disediakan oleh pemilik dalam membiayai investasi perusahaan semakin kecil, atau tingkat penggunaan utang yang dilakukan perusahaan semakin meningkat. Rasio hutang dapat digunakan agar dapat menilai sejauh mana perusahaan menggunakan uang yang dipinjam. Penggunaan leverage dalam perusahaan bisa saja meningkatkan laba

21 perusahaan, tetapi bila terjadi sesuatu yang tidak sesuai harapan, maka perusahaan dapat mengalami kerugian yang sama dengan persentase laba yang diharapkan, bahkan mungkin saja lebih besar. Weston dan Copeland (1996) dalam Sulistyawati (2013) menyebutkan financial leverage atau disebut juga leverage factor adalah rasio nilai buku seluruh liabilitas terhadap total aset atau dengan kata lain Total Liabilitas dibagi Total Aset. 2.2.8 Nilai Perusahaan Nilai Perusahaan merupakan sebuah pencapaian perusahaan sebagai indikator dari kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan sejak pendirian perusahaan sampai saat ini. Nilai perusahaan merupakan perbandingan antara nilai pasar dengan nilai buku perusahaan per sahamnya. Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan melalui Price per Book Value (PBV) yang dihasilkan dari rasio antara nilai pasar ekuitas perusahaan terhadap nilai buku ekuitas perusahaan. 2.2.9 Pengaruh Profitabillitas Perusahaan, Financial Leverage, Ukuran Perusahaan, dan Nilai Perusahaan terhadap Income Smoothing. Faktor-faktor yang banyak diteliti pengaruhnya terhadap Income Smoothing adalah kinerja perusahaan dan karakteristik perusahaan seperti tingkat profitabilitas atau ukuran perusahaan serta resiko keuangan ataupun risiko pasar. a. Pengaruh Profitabilitas terhadap Income Smoothing. Profitabilitas merupakan salah satu indikator kinerja manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang

22 dihasilkan perusahaan (Sudarmadji dan Sularto 2007). Laba yang dihasilkan manajemen perusahaan selama tahun berjalan dapat menjadi indikator terjadinya praktik Income Smoothing dalam lingkungan perusahaan. Biasanya praktik Income Smoothing dilakukan oleh manajer dengan memanipulasi komponen laba rugi. b. Pengaruh Financial Leverage terhadap Income Smoothing. Rasio leverage menunjukkan besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan yang dibiayai dengan hutang. Semakin tinggi nilai leverage maka resiko yang dihadapi investor akan bertambah tinggi dan para investor akan meminta keuntungan yang lebih besar. Oleh karena itu, semakin tinggi leverage perusahaan, maka kemungkinan manajer untuk melakukan manajemen laba akan semakin besar (Ma ruf 2006). Namun, Suranta dan Merdistuti (2004) meneliti pemilihan kebijakan akuntansi yang dilakukan oleh manajemen terhadap tindakan Income Smoothing dan menyimpulkan bahwa pemilihan kebijakan akuntansi tersebut dilakukan untuk menghindari pelanggaran atas perjanjian utang, sehingga perusahaan yang memiliki risiko keuangan yang tinggi akan cenderung melakukan Income Smoothing agar terhindar dari pelanggaran kontrak atas perjanjian utang. c. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Income Smoothing. Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi praktik Income Smoothing. Salah satu alat untuk mengukur besarnya perusahaan adalah dengan total aset. Ukuran

23 perusahaan secara umum merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam melakukan operasi dan berinvestasi guna mencari keuntungan bagi perusahaan. Semakin besar laba yang diperoleh mengindikasikan bahwa ukuran suatu perusahaan itu besar. d. Pengaruh Nilai Perusahaan terhadap Income Smoothing. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Herawaty (2008), apabila suatu perusahaan dapat mempertahankan nilai rasio perbandingan antara nilai pasar dengan nilai buku ekuitas perusahaan yang lebih besar dari satu, maka perusahaan tersebut dapat menarik arus sumber daya ke dalam perusahaan. Kemudian Suranta dan Merdistuti (2004) menyimpulkan bahwa perusahaan yang memiliki nilai pasar yang tinggi akan cenderung untuk melakukan Income Smoothing, karena perusahaan akan cenderung menjaga konsistensi labanya agar nilai pasar perusahaan tetap tinggi sehingga dapat lebih menarik arus sumber daya ke dalam perusahaannya. 2.3 Kerangka Pemikiran Berdasar telaah teoritis dan pengembangan hipotesis yang dibuat maka penelitian ini dapat membangun kerangka pemikiran teoritis pada gambar 2.1 sebagai berikut:

24 Profitabilitas Financial Leverage Income Smoothing Ukuran Perusahaan Nilai Perusahaan Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Berdasar hasil analisis laporan keuangan yang berupa Profitabilitas, Financial Leverage, Ukuran Perusahaan dan Nilai Perusahaan sebagai variabel akan dilakukan pengujian secara parsial terhadap keempat variabel yang berpengaruh terhadap Income Smoothing pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2.4 Hipotesis Penelitian Sesuai dengan landasan teori yang telah digunakan maka hipotesis penelitian yang akan diuji adalah sebagai berikut (dinyatakan dalam bentuk alternatifnya) : H1 : Profitabilitas berpengaruh terhadap praktek Income Smoothing yang dilakukan perusahaan. H2 : Financial Leverage berpengaruh terhadap praktek Income Smoothing yang dilakukan perusahaan.

25 H3 : Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap praktek Income Smoothing yang dilakukan perusahaan. H4 : Nilai Perusahaan berpengaruh terhadap praktek Income Smoothing yang dilakukan perusahaan.