BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konflik manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul ketika. terjadi karena adanya asimetri informmasi.
|
|
- Budi Dharmawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Teori Keagenan (Agency Theory) Teori ini menyatakan bahwa praktek perataan laba dipengaruhi oleh konflik manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul ketika setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendakinya (Noviana & Yuyetta, 2011). Asumsi dalam teori agency yaitu bahwa tiap-tiap individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antar pemilik dan manajemen. Konflik kepentingan tersebut terjadi karena adanya asimetri informmasi. Asimetri informasi terjadi karena manajer memiliki informasi internal perusahaan relatif lebih banyak dan mengetahui informasi tersebut relatif lebih cepat dibandingkan dengan pihak eksternal (Widhianingrum, 2012). Asimetri antara agent dan principal dapat memicu mamnajer untuk melakukan disfuctional behavior, yakni menggunakan informasi yang diketahui untuk merekayasa laporan keuangan dalam usaha untuk memaksimalkan kemakmuran (Noviana & Yuyetta, 2011). Didalam sebuah perusahaan terdapat tiga pihak utama (major participant) yang memiliki kepentingan berbeda yaitu: manajemen, pemegang saham (sebagai pemilik), dan buruh atau tenaga kerja. Prinsip pengambilan keputusan yang diambil oleh manajer adalah bahwa manajer 11
2 12 harus memilih tindakan-tindakan yang akan memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Dengan kata lain, pengambilan keputusan tidak didasarkan atas kepentingan manajemen namun harus mengacu pada kepentingan pemegang saham. Namun kenyataan yang terjadi dibanyak perusahaan adalah manajer cenderung memilih tindakan yang menguntungkan kepentingannya, misalnya memaksimalkan kekayaannya daripada menguntungkan pemegang saham. Brigham dan Houston (2006), menyatakan bahwa para manajer dapat didorong untuk bertindak demi kepentingan utama dari pemegang saham melalui insentif-insentif yang memberikan imbalan atas setiap kinerja yang baik atau hukuman untuk kinerja yang buruk. Beberapa mekanisme spesifik yang digunakan untuk memotivasi para manajer untuk bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham antara lain: kompensasi manajerial, intervensi langsung oleh pemegang saham, ancaman pemecatan, dan ancaman pengambilalihan. Informasi akuntansi juga digunakan principal untuk menilai kinerja manajer, yang selanjutnya dijadikan dasar pemberian reward (biasanya dalam bentuk bonus). Konsekuensi logis dari penggunaan informasi akuntansi sebagai dasar pemberian reward tersebut adalah munculnya perilaku tidak semestinya dikalangan manajer. Manajer cenderung melakukan perataan dengan memanipulasi informasi sedemikian rupa agar kinerjanya tampak bagus.
3 Teori Signal (Signaling Theory) Signaling theory merupakan salah satu bentuk teori yang memberikan gambaran mengenai keadaan dan tindakan manajer perusahaan terhadap pemilik perusahaan maupun calon investor. Hal itu berdampak pada keberhasilan dan kegagalan manajer atau agen yang harus disampaikan kepada pemilik atau pemegang saham (Pratiwi, 2013). Tindakan yang ditempuh oleh manajer tersebut tidak terlepas dari keinginannya untuk memberikan kesan positif terhadap situasi perusahaan yang dikelolanya sehingga penyampaian sinyal-sinyal yang baik dan bermutu sangat diperlukan. Dalam signaling theory, kesulitan untuk membedakan mana perusahaan yang berkualitas rendah maupun yang berkualitas tinggi dapat dihindari, karena setiap manajer perusahaan yang kualitas perusahaannya lebih tinggi akan mampu memberikan sinyal-sinyal yang lebih baik kepada investor dibandingkan perusahaan dengan kualitas yang rendah. Dengan demikian, sinyal yang akan disampaikan oleh manajer akan menjadi tolak ukur bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. 1.2 Telaah Pustaka Perataan Laba (income smoothing) Menurut Belkaoui (2004) dalam Santoso & Salim (2012), definisi awal perataan laba (income smoothing) adalah pengurangan fluktuasi laba dari tahun ke tahun dengan memindahkan pendapatan dari tahun-tahun
4 14 yang tinggi pendapatannya ke periode-periode yang kurang menguntungkan. Definisi yang lebih akhir mengenai perataan laba melihatnya sebagai fenomena proses manipulasi profil waktu dari pendapatan atau laporan pendapatan yang dilaporkan selama periode tersebut. Hepworth (1953) dalam Santoso & Salim (2012) menjelaskan bahwa praktik perataan laba yang dilakukan oleh manajemen merupakan suatu tindakan yang rasional dan logis karena adanya alasan perataan laba sebagai berikut: 1. Sebagai teknik untuk mengurangi laba dan menaikkan biaya pada tahun berjalan sehingga pajak yang terhutang atas perusahaan menjadi kecil. 2. Sebagai bentuk peningkatan citra perusahaan dimata investor, karena mendukung kestabilan penghasilan dan kebijakan dividen sesuai dengan keinginan investor ketika perusahaan mengalami kenaikan atas laba yang diperolehnya. 3. Sebagai jembatan penghubung antara manajemen perusahaan dengan karyawannya. Praktek perataan laba merupakan fenomena yang umum terjadi sebagai usaha manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan (Cahyani, 2012). Adanya perataan laba sebenarnya memperlihatkan bahwa manajer berusaha untuk menyembunyikan informasi ekonomi perusahaan kepada stokeholder (Syafriont, 2008). Praktek perataan laba banyak menjadi perdebatan berbagai pihak. Oleh
5 15 berbagai pihak tindakan perataan laba dinilai merugikan karena laba yang dilaporkan tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Pada intinya tindak perataan laba diharapkan dapat memberikan pengaruh yang memnguntungkan bagi pihak manajemen yang kinerjanya diukur dari informasi tersebut. Dalam penelitian ini perataan laba diproksi menggunakan indeks eckel. Adapun untuk menghitung indeks eckel dapat menggunakan rumus sebagai berikut (Christina, 2012) : Indeks Perataan Laba = Dimana: ΔI ΔS CV : Perubahan Laba dalam suatu periode : Perubahan penjualan dalam suatu periode : Koefisien variasi dari variabel yaitu standar deviasi dibagi dengan nilai rata-rata. Dimana dapat dihitung sebagai berikut : ( ) : I ( ): S
6 16 atau = Keterangan : : Perubahan laba dalam suatu periode : Laba tahun yang diamati : Perubahan penjualan dalam suatu periode : Penjualan tahun yang dimati : Rata-rata perubahan laba : Rata-rata perubahan penjualan : Banyaknya tahun yang diamati Berdasarkan indeks eckel, Perubahan diklasifikasikan sebagai suatu perusahaan perataan laba bila hasil dari pembagian kurang dari 1 (Christina, 2012). Dalam penelitian ini variabel peraataan laba diukur dengan menggunakan variabel dummy.kategori perusahaan yang melakukan perataan laba diberi nilai dummy 1, dan perusahaan yang tidak melakukan perataan laba diberi nilai dummy Profitabilitas Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan serta mengukur tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan (Kasmir, 2011). Keuntungan yang dimiliki manajemen apabila profitabilitas perusahaan yang stabil, yaitu mengamankan posisi atau jabatan dalam perusahaan. Selain itu
7 17 profitabilitas perusahaan yang stabil juga memberikan keyakinan pada investor atas investasi yang dilakukan karena perusahaan dinilai baik dalam menghasilkan laba. Semakin besar tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar peluang perusahaan mengalami penurunan profitabilitas di masa yang akan datang sehingga semakin besar perusahaan mengalami fluktuatif pendapatan yang menyebabkan ketidakstabilan perusahaan dalam memperoleh pendapatan, sehingga semakin besar profitabilitas perusahaan maka semakin besar manajer perusahaan melakukan praktik perataan laba untuk menjaga kestabilan perusahaan dalam suatu pengambilan keputusan. Rasio profitabilitas menurut Sartono (2000) dapat diproksikan menggunakan : 1. Gross Profit Margin 2. Net Profit Margin 3. Return On Assets 4. Return On Net Worth Dalam penelitian ini profitabilitas diukur dengan rasio ROA (Return On Assets) dengan cara membandingkan laba setelah pajak dengan total aset. Return on assets (ROA) menunjukkan efektivitas perusahaan dalam mengelola aset baik dari modal sendiri maupun dari modal pinjaman, investor akan melihat seberapa efektif suatu perusahaan dalam mengelola assets. Semakin tinggi tingkat return on assets (ROA) maka akan
8 18 memberikan efek terhadap volume penjualan saham, artinya tinggi rendahnya return on assets (ROA) akan Semakin tinggi profitabilitas perusahaan, maka akan semakin baik kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan, sehingga dengan tingkat profitabilitas yang rendah akan cenderung melakukan perataan laba. Hal ini jika diasumsikan bahwa insvestor tidak mempunyai resiko, sehingga investor akan lebih memilih perusahaan yang mempunyai kondisi keuangan yang baik. Oleh karena itu perusahaan yang memiliki profitabilitas laba yang lebih rendah cenderung melakukan tindakan perataan laba Financial Leverage Financial Leverage menunjukkan sejauh mana aset perusahaan telah dibiayai oleh penggunaan hutang (Kasmir, 2011). Financial Leverage merupakan perbandingan antara hutang dan aktiva yang menunjukan berapa bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang (Butar dan Sudarsi, 2012). Adanya hutang maka perusahaan berkewajiban membayar secara periodik atas beban bunga dan pokok hutang. Tingginya resiko keuangan (financial leverage) menggambarkan semakin banyak pembiayaan-pembiayaan yang dibiayai oleh hutang (Christina, 2012). Hal tersebut merupakan kondisi yang kurang baik bagi investor karena resiko yang dihadapi akan semakin besar. Semakin besar utang perusahaan maka semakin besar pula resiko yang dihadapi investor sehingga investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Akibat kondisi tersebut perusahaan cenderung melakukan perataan laba.
9 19 Perusahaan meskipun memiliki hutang yang besar akan bisa diterima investor jika memiliki laba yang stabil dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki laba yang tidak stabil, karena dengan peningkatan hutang yang diikuti dengan stabilnya laba maka perusahaan dianggap baik dalam mengelola hutangnya dan dalam meningkatkan asetnya sehingga tidak merugikan baik dari investor maupun kreditor. Menurut (Cahyani, 2012) Semakin tinggi resiko keuangan (financial leverage) maka perusahaan cendrung melakukan praktek perataan laba, karena perusahaan berusaha untuk menghindari pelanggaran kontrak perjanjian hutang. Financial leverage diproksikan dengan debt to equity ratio yang di peroleh melalui total utang dibagi dengan total modal sendiri. Adanya indikasi perusahaan melakukan perataan laba untuk menghindari pelanggaran perjanjian utang dapat dilihat melalui kemampuan perusahaan tersebut untuk melunasi utangnya dengan menggunakan aset yang dimiliki. Perusahaan yang mempunyai tingkat leverage yang tinggi diduga melakukan perataan laba karena perusahaan terancam default sehingga manajemen membuat kebijakan yang dapat meningkatkan pendapatan. Tingkat leverage yang tinggi mengidentifikasikan resiko perusahaan yang tinggi pula sehingga kreditor sering memperhatikan besarnya resiko ini. Namun dengan tingkat laba yang tinggi (stabil) maka resiko perusahaan akan kecil (Subramanyam, 2010). Rumus yang digunakan sebagai berikut (Sartono, 2000) : Debt To Equity Ratio
10 Dividend Payout Ratio Menurut Christina (2012), dividend payout ratio merupakan rasio besarnya dividend yang diberikan pada pemegang saham. Rasio ini menunjukan presentase laba yang dibayarkan oleh pemegang saham dalam bentuk kas (Noviana dan Yuyetta, 2011). Pembagian dividend kepada pemegang saham dilakukan pada perusahaan mengalami laba dan besar kecilnya dividend tergantung oleh besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan. Bagi investor dividend payout ratio salah satu yang dijadikan sebagai pertimbangan investasinya. Pada umumnya investor lebih menyukai kebijakan dividend payout ratio yang tinggi. Hal ini mendorong perusahaan untuk menerapkan kebijakan dividend payout ratio yang tinggi, padahal perusahaan yang menerapkan tingkat dividend yang tinggi akan memiliki tingkat risiko yang tinggi apabila terjadi fluktuasi laba yang besar. Kebijakan dividend menggunakan dividend payout ratio sangat mempengaruhi perilaku perataan laba. Semakin tinggi dividend, maka ratio dividend payout ratio akan semakin tinggi hal tersebut disebabkan karena pembagian dividend tergantung pada laba yang diperoleh perusahaan, sehingga semakin tinggi laba suatu perusahaan maka perusahaan akan melakukan praktik perataan laba (Noviana dan Yuyetta, 2012). Rasio dividend payout ratio menurut Atmaja (2003) dapat diproksikan menggunakan rumus :
11 21 dividend payout ratio Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional adalah presentase hak suara yang dimiliki oleh institusi. Presentase saham yang dimiliki oleh pihak eksternal, seperti lembaga, perusahaan, asuransi, bank atau institusi lain (Yani dan Budhiartha, 2014). Adanya investor institusi sebagai pemegang saham dapat mengurangi tindakan manjemen laba, kepemilikan saham yang besar oleh pihak institusional merupakan salah satu mekanisme untuk mengawasi kinerja manajemen. Pemegang saham institusional dapat mengimbangi informasi yang dimiliki oleh manajemen sehingga asimetri informasi yang terjadi antara manajemen dan pemilik rendah. Ini berarti jika suatu perusahaan memiliki investor institusi yang tinggi, maka tindakan manajer akan dibatasi dan manajer menjadi tidak leluasa untuk melakukan perataan laba Junianto (2013) dalam Suryani & Damayanti (2015). Kepemilikan institusional diukur dari presentase antara saham yang dimiliki institusi dibagi dengan banyaknya saham yang beredar (Putra, 2012). KI =
12 Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan menurut berbagai cara, antara lain: total aset, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain (Atarmawan, 2011). Perusahaan dengan size besar mempunyai insentif yang besar untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan kecil. Karena perusahaan yang memiliki aktiva dalam jumlah yang besar akan lebih diperhatikan oleh publik dan pemerintah (Butar dan Sudarsi, 2012). Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar perusahaan mendapat perhatian terkait kinerja perusahaan, perataan laba dilakukan manajer sebagai bentuk manipulasi laba dianggap tidak memberikan informasi yang sesungguhnya terkait kinerja perusahaan sehingga perusahaan besar yang tergolong mendapat perhatian besar akan membatasi manajer dalam melakukan perataan laba karena jika perusahaan besar terbukti melakukan perataan laba maka akan dapat menjatuhkan nilai suatu perusahaan yang dianggap tidak menyampaikan informasi sesungguhnya yang berdampak pada penilaian kinerja perusahaan (Praseyta & Rahardjo, 2013). Penentuan ukuran perusahaan dalam penelitian ini didasarkan kepada total aset perusahaan, karena total aset dianggap lebih stabil dan lebih dapat mencerminkan ukuran perusahaan (Machfoedz 1994 dalam Yulia, 2013). Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam
13 23 kategori yaitu besar, menengah dan kecil. Menurut (Butar dan Sudarsi, 2012) ukuran perusahaan dapat diukur dengan rumus sebagai berikut : Ukuran Perusahaan = Ln Total Aktiva 1.3 Penelitian Terdahulu No Peneliti Judul Hasil 1 Santoso & Salim (2012) Pengaruh profitabilitas, financial leverage, deviden, ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, dan kelompok usaha terhadap perataan laba (studi kasus pada perusahaan non- finansial yang terdaftar di BEI). Variabel profitabilitas dan kelompok usaha tidak berpengaruh terhadap tindakan perataan laba, variabel financial leverage dan dividen berpengaruh negatif terhadap tindakan perataan laba dan variabel ukuran perusahaan dan kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap tindakan perataan laba.
14 24 2 Prasetya & rahardjo (2013) 3 Sulistyawati (2013) 4 Noviana & Yuyetta (2011) Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage, klasifikasi KAP dan likuiditas terhadap praktik perataan laba. Pengaruh perusahaan, kebijakan deviden, dan reputasi auditor terhadap perataan laba. Analisis faktorfaktor yang mempengaruhi praktik perataan laba (studi empiris perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode ). Variabel financial leverage dan likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap praktik perataan laba, sedangkan ukuran perusahaan, profitabilitas, dan klasifikasi KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap praktik perataan laba. Nilai perusahaan, kebijakan dividen dan reputasi auditor tidak memiliki pengaruh terhadap perataan laba. profitabilitas, risiko keuangan, nilai perusahan, kepemilikan saham manajerial, kepemilikan saham publik tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perusahaan untuk melakukan perataan laba, dividend Payout Ratio (DPR) yang memiliki pengaruh positif signifikan terhadap probabilitas
15 25 5 Widana N.& Yasa (2013) Perataan laba serta faktor-faktor mempengaruhinya di BEI periode ( ). perusahaan untuk melakukan perataan laba. Profitabilitas dan net profit margin berpengaruh positif signifikan terhadap tindakan perataan laba. Sedangkan ukuran perusahaan, dividend payout ratio, dan financial leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap tindakan perataan laba. 6 Prabayanti & Yasa (2011) 7 Martini & Denny (2012) Perataan laba (income smoothing) dan analisis faktorfaktor yang mempengaruhinya (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode ). Ukuran perusahaan, profitabilitas, financial Leverage, dividend payout ratio dan Ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, dan reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap perataan laba, profitabilitas berpengaruh positif terhadap pertaan laba, dan financial leverage berpengaruh negatif terhadap perataan laba. Variabel ukuran perusahaan, profitabilitas dan return on asset berpengaruh terhadap tindakan perataan laba,
16 26 Kecenderungan perataan laba. sedangkan variabel financial leverage dan dividend payout ratio tidak ber-pengaruh terhadap tindakan perataan laba. 1.4 Kerangka Pemikiran Berdasarkan kenyataan yang ada, seringkali perhatian pengguna laporan keuangan hanya tertuju pada informasi laba tanpa memperhatikan darimana perusahaan memperoleh laba tersebut. Adanya kecenderungan lebih memperhatikan laba dalam laporan keuangan disadari oleh manajemen, sehingga mendorong timbulnya perilaku menyimpang yaitu perataan laba. Dalam penelitian ini melakukan pengujian kembali yaitu menggunakan variabel independen profitabilitas, financial leverage, dividend payout ratio, kepemilikan institusional, dan ukuran perusahaan. Sedangkan, variabel dependen adalah perataan laba. Menurut teori agency adanya investor institusi sebagai pemegang saham dapat mengurangi tindakan manjemen laba, kepemilikan saham yang besar yang dimiliki oleh pihak institusional merupakan salah satu mekanisme untuk mengawasi kinerja manajemen. Pemegang saham institusional dapat mengimbangi informasi yang dimiliki oleh manajemen sehingga asimetri informasi yang terjadi antara manajemen dan pemilik rendah. Ini berarti jika suatu perusahaan memiliki investor institusi yang tinggi, maka tindakan manajer akan dibatasi dan manajer menjadi tidak leluasa untuk melakukan
17 27 perataan laba Junianto (2013) dalam Suryani & Damayanti (2015). Dan untuk variabel ukuran perusahaan dimana perusahaan besar yang tergolong mendapat perhatian besar akan membatasi manajer dalam melakukan perataan laba karena jika perusahaan besar terbukti melakukan perataan laba maka akan dapat menjatuhkan nilai suatu perusahaan yang dianggap tidak menyampaikan informasi sesungguhnya yang berdampak pada penilaian kinerja perusahaan. Sedangkan, dalam signaling theory kesulitan untuk membedakan mana perusahaan yang berkualitas rendah maupun yang berkualitas tinggi dapat dihindari, karena setiap manajer perusahaan yang kualitas perusahaannya lebih tinggi akan mampu memberikan sinyal-sinyal yang lebih baik kepada investor dibandingkan perusahaan dengan kualitas yang rendah. Dengan demikian, sinyal yang akan disampaikan oleh manajer akan menjadi tolak ukur bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Dimana pengambilan keputusan akan berpengaruh pada pertumbuhan profitabilitas, financial leverage dan dividend payout ratio. Dimana pada variabel profitabilitas, semakin meningkatnya profitabilitas perusahaan maka semakin besar manajer perusahaan melakukan praktik perataan laba untuk menjaga kestabilan perusahaan dalam suatu pengambilan keputusan. Untuk variabel financial leverage dimana semakin besar utang perusahaan maka semakin besar pula resiko yang dihadapi investor sehingga investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Akibat kondisi tersebut perusahaan cenderung melakukan perataan laba. Sedangkan pada variabel dividend
18 28 payout ratio Semakin tinggi dividend, maka ratio dividend payout ratio akan semakin tinggi hal tersebut disebabkan karena pembagian dividend tergantung pada laba yang diperoleh perusahaan, sehingga semakin tinggi laba suatu perusahaan maka perusahaan akan melakukan praktik perataan laba (Noviana & Yuyetta, 2012). Dari landasan teori dan telaah pustaka diatas, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran yang dituangkan dalam model penelitian pada gambar dibawah ini yang menunjukan kemungkinan pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen yaitu perataan laba pada perusahaan property and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode Profitabilitas (X1) Financial Leverage (X2) Dividend Payout Ratio (X3) Kepemilikan Institusional (X4) Ukuran Perusahaan (X5) H1 (+) H2 (+) H3 (+) H4 (-) H5 (-) Perataan laba (Y) Gambar 2.1 Model Penelitian
19 Hipotesis Atas dasar kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Pengaruh profitabilitas terhadap perataan laba Menurut signaling theory kesulitan untuk membedakan mana perusahaan yang berkualitas rendah maupun yang berkualitas tinggi dapat dihindari, karena setiap manajer perusahaan yang kualitas perusahaannya lebih tinggi akan mampu memberikan sinyal-sinyal yang lebih baik kepada investor dibandingkan perusahaan dengan kualitas yang rendah. Dengan demikian, sinyal yang akan disampaikan oleh manajer akan menjadi tolak ukur bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan serta mengukur tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan (Kasmir, 2011). Selain itu profitabilitas perusahaan yang stabil juga memberikan keyakinan pada investor atas investasi yang dilakukan karena perusahaan dinilai baik dalam menghasilkan laba. Semakin besar tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar peluang perusahaan mengalami penurunan profitabilitas di masa yang akan datang, sehingga semakin besar perusahaan mengalami fluktuatif pendapatan yang menyebabkan ketidakstabilan perusahaan dalam memperoleh pendapatan. Sehingga semakin besar profitabilitas perusahaan maka semakin besar manajer perusahaan melakukan
20 30 praktik perataan laba untuk menjaga kestabilan perusahaan dalam suatu pengambilan keputusan. Hasil penelitian oleh (Prasetya & Rahardjo 2013) dan (Martini & Denny, 2012) menyimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap perataan laba. : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap perataan laba Pengaruh financial leverage terhadap perataan laba Financial Leverage menunjukkan sejauh mana aset perusahaan telah dibiayai oleh penggunaan hutang (Kasmir, 2011). Menurut signaling theory kesulitan untuk membedakan mana perusahaan yang berkualitas rendah maupun yang berkualitas tinggi dapat dihindari, karena setiap manajer perusahaan yang kualitas perusahaannya lebih tinggi akan mampu memberikan sinyal-sinyal yang lebih baik kepada investor dibandingkan perusahaan dengan kualitas yang rendah. Dengan demikian, sinyal yang akan disampaikan oleh manajer akan menjadi tolak ukur bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Financial Leverage merupakan perbandingan antara hutang dan aktiva yang menunjukan berapa bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang (Butar dan Sudarsi, 2012). Adanya hutang maka perusahaan berkewajiban membayar secara periodik atas beban bunga dan pokok hutang. Semakin besar utang perusahaan maka semakin besar pula resiko yang
21 31 dihadapi investor sehingga investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Akibat kondisi tersebut perusahaan cenderung melakukan perataan laba. Perusahaan meskipun memiliki hutang yang besar akan bisa diterima investor jika memiliki laba yang stabil dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki laba yang tidak stabil, karena dengan peningkatan hutang yangdi ikuti dengan stabilnya laba maka perusahaan dianggap baik dalam mengelola hutangnya dan dalam meningkatkan asetnya sehingga tidak merugikan baik dari investor maupun kreditor. Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Prasetya & Rahardjo 2013), (Santoso & Salim, 2012), dan (Prabayanti dan Yasa, 2009) menyimpulkan bahwa financial leverage berpengaruh signifikan terhadap perataan laba. : Financial Leverage berpengaruh positif terhadap perataan laba Pengaruh dividend payout ratio terhadap perataan laba Pada umumnya investor lebih menyukai kebijakan dividend payout ratio yang tinggi. Hal ini mendorong perusahaan untuk menerapkan kebijakan dividend payout ratio yang tinggi, padahal perusahaan yang menerapkan tingkat dividend yang tinggi akan memiliki tingkat risiko yang tinggi apabila terjadi fluktuasi laba yang besar. Menurut signaling theory kesulitan untuk membedakan mana perusahaan yang berkualitas rendah maupun yang berkualitas tinggi dapat dihindari, karena setiap manajer perusahaan yang kualitas perusahaannya lebih tinggi akan mampu
22 32 memberikan sinyal-sinyal yang lebih baik kepada investor dibandingkan perusahaan dengan kualitas yang rendah. Dengan demikian, sinyal yang akan disampaikan oleh manajer akan menjadi tolak ukur bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Kebijakan dividend menggunakan dividend payout ratio (DPR) sangat mempengaruhi perilaku perataan laba. Semakin tinggi dividend, maka ratio DPR akan semakin tinggi hal tersebut disebabkan karena pembagian dividend tergantung pada laba yang diperoleh perusahaan, sehingga semakin tinggi laba suatu perusahaan maka perusahaan akan melakukan praktik perataan laba (Noviana & Yuyetta, 2012). Hasil penelitian yang dilakukan (Noviana dan Yuyetta, 2012) dan (Santoso & Salim, 2012) menyimpulkan bahwa dividend payout ratio berpengaruh positif terhadap perataan laba. :Dividend payout ratio berpengaruh positif terhadap perataan laba Pengaruh kepemilikan institusional terhadap perataan laba Kepemilikan institusional adalah presentase hak suara yang dimiliki oleh institusi. Presentase saham yang dimiliki oleh pihak eksternal, seperti lembaga, perusahaan, asuransi, bank atau institusi (Yani dan Budhiartha, 2014). Menurut teori agency adanya investor institusi sebagai pemegang saham dapat mengurangi tindakan manjemen laba, kepemilikan saham yang
23 33 besar oleh pihak institusional merupakan salah satu mekanisme untuk mengawasi kinerja manajemen. Pemegang saham institusional dapat mengimbangi informasi yang dimiliki oleh manajemen sehingga asimetri informasi yang terjadi antara manajemen dan pemilik rendah. Ini berarti jika suatu perusahaan memiliki investor institusi yang tinggi, maka tindakan manajer akan dibatasi dan manajer menjadi tidak leluasa untuk melakukan perataan laba Junianto (2013) dalam Suryani & Damayanti (2015). Hasil penelitian yang dilakukan oleh (butar dan sudarsi, 2012) menyimpulkan kepemilikan istitusional berpengaruh negatif terhadap perataan laba : Kepemilikan Institusional berpengaruh negatif terhadap perataan laba Pengaruh ukuran perusahaan terhadap perataan laba Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan menurut berbagai cara, antara lain: total aset, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain (Atarmawan, 2011). Menurut teori agency adanya investor institusi sebagai pemegang saham dapat mengurangi tindakan manjemen laba, kepemilikan saham yang besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut besar. Dimana perusahaan dengan size besar mempunyai insentif yang besar untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan kecil. Karena perusahaan yang memiliki aktiva dalam jumlah yang besar akan lebih diperhatikan oleh publik dan pemerintah (Butar dan Sudarsi, 2012).
24 34 Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar perusahaan mendapat perhatian terkait kinerja perusahaan, perataan laba dilakukan manajer sebagai bentuk manipulasi laba dianggap tidak memberikan informasi yang sesungguhnya terkait kinerja perusahaan. Sehingga perusahaan besar yang tergolong mendapat perhatian besar akan membatasi manajer dalam melakukan perataan laba karena jika perusahaan besar terbukti melakukan perataan laba maka akan dapat menjatuhkan nilai suatu perusahaan yang dianggap tidak menyampaikan informasi sesungguhnya yang berdampak pada penilaian kinerja perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Prasetya & Rahadjo, 2013) menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap perataan laba. : Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap perataan laba
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konflik kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori ini menyatakan bahwa praktik manajemen laba dipengaruhi oleh konflik kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting Theory) Teori akuntansi positif adalah teori yang memprediksi tindakan pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. optimal bagi perusahaan. Kinerja manajemen dapat tercermin dalam laporan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situasi perekonomian negara yang tidak menentu dan ketatnya persaingan dunia usaha mendorong manajemen untuk bekerja lebih efektif dan efisien agar perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. optimal bagi perusahaan. Kinerja manajemen dapat tercermin dalam laporan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situasi perekonomian negara yang tidak menentu dan ketatnya persaingan dunia usaha mendorong manajemen untuk bekerja lebih efektif dan efisien agar perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Leverage, Dividend Payout Ratio dan Net Profit Margin terhadap Perataan. Laba membutuhkan kajian teori sebagai berikut:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian tentang Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Dividend Payout Ratio dan Net Profit Margin terhadap Perataan Laba membutuhkan kajian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Publik, Debt to
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI Penelitian tentang Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Publik, Debt to Equity Ratio, dan Dividend Payout Ratio terhadap Praktik Perataan Laba membutuhkan kajian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori merupakan penjelasan mengenai definisi teori
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan penjelasan mengenai definisi teori keagenan, teori akunntansi positif, manajemen laba, perataan laba, sasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kinerja perusahaan dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja perusahaan dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba dapat dilihat dari laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen. Manajemen akan memperlihatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di Indonesia, lembaga yang terlibat di pasar modal adalah Bursa Efek Indonesia (BEI). Menurut Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1990, tentang bursa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin tingginya tingkat persaingan dalam dunia usaha menuntut perusahaan mempunyai keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus bisa berkompetisi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu : 1 Sulistiyawati (2013) Penelitian ini untuk menguji pengaruh nilai perusahaan, kebijakan deviden,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah tempat di mana berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sekaligus menganalisis faktorfaktor
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Rice Lee dan Sartika Salim (2014) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sekaligus menganalisis faktorfaktor apa saja, baik internal maupun eksternal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya dunia perekonomian di Indonesia saat ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya dunia perekonomian di Indonesia saat ini dalam memasuki era pasar bebas mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke periode.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan yang merupakan salah satu sarana untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi akuntansi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan merupakan kebutuhan yang paling mendasar pada proses pengambilan keputusan bagi investor di pasar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan menyajikan data keuangan termasuk catatan yang menyertainya, bila ada, yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada era globalisasi saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin ketat, karena terdapat persaingan antara kompetitor luar dan dalam negeri. Sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan keagenan antara pemilik perusahaan (principal) dan manajemen
13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Keagenan Teori keagenan menggambarkan perusahaan sebagai titik temu hubungan keagenan antara pemilik perusahaan (principal) dan manajemen perusahaan sebagai agent.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Oktober 2015 menjelaskan bahwa saat ekonomi Indonesia melemah properti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Properti dan real estat merupakan investasi yang diminati oleh masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa informasi atau berita yang menjelaskan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu daya tarik berinvestasi bagi investor dalam pasar primer maupun pasar sekunder adalah dividen. Dividen merupakan salah satu faktor yang akan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat persaingan di dalam dunia bisnis memaksa. perusahaan untuk mempunyai keunggulan kompetitive untuk terus
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin tingginya tingkat persaingan di dalam dunia bisnis memaksa perusahaan untuk mempunyai keunggulan kompetitive untuk terus berkompetisi. Karena baik atau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1) Bird In The Hand Theory Teori bird in the hand adalah salah satu teori dalam kebijakan dividen, teori ini dikembangkan oleh Myron Gordon (1956) dan John Lintner
Lebih terperinciUKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, FINANCIAL LEVERAGE, DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN KECENDERUNGAN PERATAAN LABA
UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, FINANCIAL LEVERAGE, DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN KECENDERUNGAN PERATAAN LABA Umi Murtini Aditya Denny O.S Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana Jl. Dr. Wihidin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah melakukan produksi dan distribusi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi akuntansi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan merupakan kebutuhan yang paling mendasar pada proses pengambilan keputusan bagi investor di pasar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya sebagai berikut: 1. Novi Anggraini (2015)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk menampilkan performa terbaik dari perusahaan yang dipimpinnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I tahun 2015 tumbuh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I tahun 2015 tumbuh sebesar 4,7% secara tahunan atau turun dibandingkan pada kuartal I tahun 2014 sebesar 5,2%.
Lebih terperinci@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perusahaan di Indonesia menghadapi sebuah tantangan bisnis yang lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan di Indonesia menghadapi sebuah tantangan bisnis yang lebih besar dan terus berkembang dengan cepat. Berbagai jenis perusahaan juga bermunculan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang digunakan oleh investor dalam menilai kinerja perusahaan go public. Laporan keuangan harus mampu
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang mengacu pada pemenuhan tujuan
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan Teori keagenan sudah mulai berkembang berawal dari adanya penelitian oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa. perusahaan akan berdampak terhadap nilai pasar perusahaan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan dalam dunia usaha atau bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk menampilkan performa terbaik bagi perusahaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perolehan laba merupakan tujuan akhir yang dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah perolehan laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen yang ada didalam suatu perusahaan dituntut untuk dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dalam era pasar bebas, kini semakin maju pesat dan sarat akan berbagai persaingan antar perusahaan. Dengan adanya persaingan tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan usaha yang semakin keras menuntut perusahaan untuk semakin meningkatkan nilai perusahaannya. Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting bagi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengantindakan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengantindakan perataan laba pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2.1.1 Ina Ernawati
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di sini akan dijelaskan teori-teori yang mendukung dalam perumusan hipotesis
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori Di sini akan dijelaskan teori-teori yang mendukung dalam perumusan hipotesis penelitian ini serta membantu dalam menganalisis hasil penelitian yang di dapat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan,dapat melakukan menahan uang sebagai laba. yang tepat dan memaksimalisasi keuntungan untuk perusahaan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu sumber dana yang diperoleh suatu perusahaan merupakan hasil dari operasional yang berwujud keuntungan. Suatu perusahaan yang sudah mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenai laba perusahaan (Amanza dan Rahardjo, 2012). Informasi laba
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan dapat menggambarkan keadaan perusahaan, karena dalam laporan keuangan tersebut banyak mengandung informasi yang sangat dibutuhkan oleh pihak-pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perusahaan go public di Indonesia dapat dilihat dari bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) setiap tahunnya. IPO merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan yang dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang. pihak, baik principal selaku pemegang saham maupun agent selaku
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana utama untuk memperoleh informasi keuangan yang dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Likuiditas, Leverage, Pertumbuhan, Jaminan Dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebijakan dividen dalam perusahaan merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan secara seksama. Dalam kebijakan dividen ditentukan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Laporan keuangan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perkembangan perusahaan real estate
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan di sektor real estate dan properti merupakan salah satu sektor yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perkembangan perusahaan real estate
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah diteliti sebelumnya. Berikut merupakan penelitian-penelitian terdahulu yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Sub bab ini, menjelaskan tentang penelitian-penelitian terdahulu yang telah diteliti sebelumnya. Berikut merupakan penelitian-penelitian terdahulu yang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu, sosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laba rugi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status keuangan dari individu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Indikator pesatnya pertumbuhan perusahaan tersebut dapat dilihat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu Negara dapat dilihat dari peningkatan pasar modalnya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama lima tahun terakhir bergerak menuju ke arah lebih
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang akan dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. terhadap harga belinya (Handoko, 2002). Manajer sebagai agent pengelola. mengurangi unsur ketidakpastian dalam investasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan investor perorangan maupun badan usaha menanamkan dana ke dalam suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kemakmuran dengan memperoleh pendapatan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan menjadi perhatian utama bagi penggunanya sebagai informasi akuntansi kepada pihak internal maupun pihak eksternal untuk pengambilan keputusan dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan untuk membiayai investasinya adalah dengan menerbitkan obligasi. Obligasi merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Dividen Dividen merupakan aliran tunai bersih bebas yang didistribusikan perusahaan kepada pemilik saham. Dividen tunai yang diharapkan merupakan variabel
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Kinerja keuangan diukur dengan profitabilitas, menurut Warsono (2003) Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu pencerminan dari suatu kondisi
13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan suatu pencerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan keuangan terdapat informasi-informasi yang dibutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Tandelin (2010) pasar modal itu sendiri adalah pertemuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi. Di banyak negara, pasar modal telah menjadi salah satu sumber kemajuan ekonomi, sebab pasar modal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Aktivitas investasi yang dilakukan oleh investor kepada perusahaan bertujuan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas investasi yang dilakukan oleh investor kepada perusahaan bertujuan agar investor mendapatkan profit maksimal yang dapat meningkatkan kesejahteraannya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Agensi (Agency Theory) Jensen dan Meckling dalam Brigham dan Houston (2010) mendefinisikan agency theory adalah suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam melakukan kebijaakn
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Tujuan para investor yang ingin menginvestasikan dananya di pasar modal adalah untuk memperoleh pendapatan tambahan berupa dividen atau capital gain. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha menanamkan dana ke dalam suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan dan memperoleh pendapatan (income)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. iklim investasi. Emiten ramai-ramai mengalihkan portofolionya ke saham
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meroketnya harga komoditas pertambangan membawa pengaruh positif pada iklim investasi. Emiten ramai-ramai mengalihkan portofolionya ke saham pertambangan. Sebelum
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai media komunikasi antara manajer dan investor perusahaan. Laporan keuangan juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah pihak yang menjalankan dan mengendalikan jalannya perusahaan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di dalam era ekonomi modern sekarang ini, khususnya pada perusahaan Go Public, terdapat pemisahan antara pihak manajemen dan pemilik. Manajemen adalah pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. kerja manajemen untuk mendapatkan hasil yang optimal bagi perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situasi perekonomian negara yang tidak menentu dan ketatnya persaingan didunia usaha mendorong manajemen untuk bekerja lebih efektif dan efisien agar perusahaan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Dari total populasi penelitian 119 perusahaan hanya 35 perusahaan yang
66 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Dari total populasi penelitian 119 perusahaan hanya 35 perusahaan yang memenuhi kriteria pemilihan sampel. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur tahun 2010-2014.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. target yang diinginkan baik secara artificial (melalui metode akuntan si) maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perataan laba dapat didefinisikan sebagai suatu cara yang dilakukan manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan agar sesuai dengan target yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebuah perusahaan yang dikeluarkan secara periodik oleh perusahaan, akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan sebagai sebuah hasil dari kegiatan operasional sebuah perusahaan yang dikeluarkan secara periodik oleh perusahaan, akan menjadi sebuah pertanggungjawaban
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. keagenan antara principal dengan agent. Menurut Jensen dan Meckling
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Keagenan Teori keagenan (agency theory) membahas adanya hubungan keagenan antara principal dengan agent. Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Haryono (2005) mendefinisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sistem teknologi informasi dan bertambah luasnya ilmu pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era globalisasi seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Rudianto (2006:7), akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu untuk tumbuh menjadi lebih besar sesuai dengan kebutuhan ekspansi yang akan dilakukan oleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. saham, kreditor dan manajer adalah pihak-pihak yang memiliki perbedaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran politik para pemegang saham. Pemegang saham, kreditor dan manajer
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Teori Agensi adalah hubungan antara pemilik (principal) dan manajer
10 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori Agensi adalah hubungan antara pemilik (principal) dan manajer (agent). Masalah dasar dari teori keagenan (agency
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis semakin hari semakin ketat dan sangat kompetitif. Terbukti jika perusahaan tidak dapat menghadapi tantangan ini sangat banyak perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan bidang keuangan yang dijalankan perusahaan harus selaras dan serasi dengan tujuan maksimalisasi keuntungan yang merupakan tujuan utama dari perusahaan.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Myes dan Majluf Disebut sebagai pecking order theory karena teori ini
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pecking Order Theory Pecking order theory adalah teori struktur modal yang di rumuskan oleh Myes dan Majluf 1984. Disebut sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang akan datang. Oleh sebab itu, informasi yang disajikan harus memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Informasi laba merupakan komponen laporan keuangan perusahaan yang bertujuan untuk menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoari 1. Kebijakan Dividen Dividen adalah bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada para pemegang saham (Sumani, 2003 dalam Dhira, 2014). Ada beberapa tipe dividen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. digunakan untuk mengukur kinerja manajemen adalah laba. Statement of financial Accounting Concept (SFAC) Nomor 1 bahwa informasi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan suatu cerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan keuangan terdapat informasi-informasi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produksi barang atau jasa. Tujuan dari perusahaan yaitu untuk meningkatkan nilai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu tempat untuk melakukan kegiatan proses produksi barang atau jasa. Tujuan dari perusahaan yaitu untuk meningkatkan nilai perusahaan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terdapat beberapa kasus praktik income smoothing (perataan laba) yang pernah terjadi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktik income smoothing (perataan laba) bukanlah hal baru yang terjadi di tengah perekonomian Indonesia. Berdasarkan data dari Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (investor) dengan pihak yang memerlukan dana (issuer). Adanya pasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peranan yang sangat besar bagi perekonomian negara Indonesia. Hal ini dikarenakan, pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Signaling Theory 2.1.1. Pengertian Signaling Theory Menurut Jama an (2008) Signaling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.4 Landasan Teori 2.4.1 Teori Signalling Signalling theory menjelaskan bahwa laporan keuangan yang baik merupakan sinyal atau tanda bahwa perusahaan juga telah beroperasi dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan maupun eksternal investor, kreditur dan pemerintah (Olivia, 2007
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan sumber informasi yang di dalamnya mencakup kondisi keuangan yang mana mengenai posisi keuangan perusahaan dan kinerja keuangan perusahaan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori keagenan Teori keagenan merupakan hubungan antara pemilik (principal) dan manajer (agent) dalam suatu organisasi yang memiliki konflik kepentingan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai acuan penelitian ini, yaitu : 1. Kadek dan Luh (2016) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan semakin sengitnya persaingan antar perusahaan, kini perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang besar untuk
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perkembangan zaman yang semakin pesat telah banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada perkembangan zaman yang semakin pesat telah banyak membawa perubahan, kemajuan teknologi dan perkembangan dunia usaha dalam memasuki pasar bebas mengakibatkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Definisi dan Konsep Perataan Laba (Income Smoothing) Seluruh komponen dari laporan keuangan dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan dan menjalankan perusahaan, sehingga perusahaan. membutuhkan laporan keuangan sebagai pegangan untuk mengetahui
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian dan kemajuan teknologi di Indonesia yang semakin pesat membuat para pelaku bisnis semakin ketat dalam bersaing. Persaingan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal pada negara tersebut.
Lebih terperinciBAB V SARAN DAN KESIMPULAN
BAB V SARAN DAN KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian dan analisis pengaruh Net Profit Margin, Debt to Equity Ratio, Firm Size, Nilai Perusahaan yang terhadap Praktik Perataan Laba (Income
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan investor terhadap perusahaan yang sudah go
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepercayaan investor terhadap perusahaan yang sudah go public merupakan faktor terpenting sebelum para investor menanamkan sejumlah modalnya. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciterbaik untukbersaing dengan perusahaan lain. Hal ini dilakukan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini makin banyak perusahaan yang bersaing dalam dunia bisnis, baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil, khususnya perusahaan yang go public. Manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan dapat menghasilkan laba dan juga mengalami kerugian dalam aktivitasnya. Laba yang diperoleh perusahaan ada dalam dua bentuk yaitu diinvestasikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kredibilitas yang dijunjung tinggi, mempunyai kualitas bagus dan harus bisa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa perusahan-perusahaan yang berdiri di Indonesia, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar, dimana perusahaan besar di Indonesia berawal dari sebuah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang harus diambil oleh manajer keuangan yang berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan. Keputusan
Lebih terperinci