cambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pemerintah Arab Saudi, Lihat Goverment and Administration dalam The Kingdom of Saudi Arabia, terbitan resmi

BAB IV PENUTUP. Hal itu dikarenakan kemunculannya dalam isu internasional belum begitu lama,

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator

BAB V KESIMPULAN. di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan

Dalam pandangan Ikhwan, mereka mempunyai hubungan bersahabat sejak era pendiri kerajaan, Raja Abdul Aziz al Saud, bahkan sampai saat ini.

Mengapa HT terus mendesak pemerintah mengirimkan tentara perang melawan Israel?

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak Arab Saudi didirikan pada tahun 1932, kebijakan luar negeri

BAB V KESIMPULAN. Islamic State of Irak and Levant (ISIL) yang saat ini berubah nama menjadi

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

DUKUNGAN ARAB SAUDI TERHADAP PEMERINTAHAN ALI ABDULLAH SALEH DALAM REVOLUSI RAKYAT YAMAN RESUME

BAB I PENDAHULUAN. memberantas tindak terorisme global khusunya ISIS (Islamic State of Irak and

BAB V KESIMPULAN. sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini

BAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan

INTISARI. Judul Skripsi : Politik Keterbukaan Arab Saudi Dibawah Kepemimpinan. RajaAbdullah Bin Abdul Aziz Sejak Tahun 2005

BAB IV KESIMPULAN Prosperity Outhority faktor sosial ekonomi politik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 SEJARAH DAN KONTEKS

I. PENDAHULUAN. cadangan minyak bumi nomer dua terbesar di dunia dan gas alamnya yang

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

Budi Mulyana, Pengamat Hubungan Internasional

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

pendekatan agama-budaya atasi terorisme

Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan kajian pustaka yang berkaitan mengenai

BAB V KESIMPULAN. ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya

MENGAPA TERORIS MUSLIM SEDIKIT? P r o j e c t. i t a i g. D k a a n. Rizal Panggabean. Edisi 012, Maret 2012 Review Buku

ANATOMI KEAMANAN NASIONAL

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK

Narsum I 8.15 Sekjen Forum Umat Islam - KHMuhammad Al Khaththath-

Ancaman Terhadap Ketahanan Nasional

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. signifikan terhadap perkembangan penetapan hukum di dunia ini, dimana

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV POTA (PREVENTION OF TERRORISM ACT) SEBAGAI UPAYA PEMERINTAH MALAYSIA DALAM MEMBENDUNG TERORISME GLOBAL DAN FAKTOR PENDORONG DIBUATNYA POTA

Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Peranan

Presiden Jokowi: Masyarakat Inggris Harus Lebih Mengenal Indonesia Rabu, 20 April 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB V. Kesimpulan. dari revolusi di kerdua Negara tersebut. Bahkan di Mesir media sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB V PENUTUP. kebijakan isolasi untuk menutup negara Myanmar dari dunia internasional. Semua. aspek kehidupan mulai dari politik, ekonomi, hukum

turut melekat bagi negara-negara di Eropa Timur. Uni Eropa, AS, dan NATO menanamkan pengaruhnya melalui ide-ide demokrasi yang terkait dengan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. ini, menjadi salah satu tujuan negara-negara asing untuk merebut. kepentingan nasionalnya di Timur Tengah.

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA

PROTOKOL OPSIONAL PADA KONVENSI TENTANG HAK ANAK TENTANG KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA

Oleh : Uci Sanusi, SH., MH

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk

RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.

Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

There are no translations available.

MI STRATEGI

I. UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

Atika Puspita Marzaman. Recep Tayyib Erdogan:

Ia mendesak dunia Barat untuk mengambil langkah agar khilafah bisa dicegah.

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam hal ini adalah Amerika. Setelah kemenangannya dalam Perang

POLITIK & SISTEM POLITIK

BAB 1 PENDAHULUAN. membentuk negara-negara kecil baru, namun secara umum masih mempunyai

BAB V KESIMPULAN. mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Veygi Yusna, 2013

1.1 Latar Belakang. BAB I : Pendahuluan

2 2. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara

UNIT EKSPLANASI NEGARA BANGSA DALAM POLITIK LUAR NEGERI DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEAMANAN NASIONAL

3. Dalam memahami konflik di Timur Tengah terdapat faktor ideologi, energi, otoritarianisme, geopolitik, dan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Tengah. Sebelah timur berbatasan dengan Iran, sebelah barat dengan Suriah dan

BAB V KESIMPULAN. satu pemicu konflik. Sebelum Yaman Unifikasi mereka terbelah menjadi dua

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG MAJELIS UMUM KE-58 PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA. New York, 23 September 2003

BAB I PENDAHULUAN. multi tujuan. Dari ekonomi hingga keamanan, Liga Arab memiliki peran di

Landasan Pendidikan Inklusif

BAB IV FAKTOR-FAKTOR IRAN MEMPERTAHANKAN PROGRAM PENGEMBANGAN NUKLIR. Iran dibawah kepemimpinan Ahmadinejad memilih untuk mempertahankan

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME

POLITIK LUAR NEGERI. By design Drs. Muid

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

BAB V KESIMPULAN. menolak Islamophobia karena adanya citra buruk yang ditimbulkan oleh hard

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG

RESUME. Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia. yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik.

Dalam bidang ekonomi, krisis keuangan yang menimpa negara-negara Eropa seperti Portugal

PARADIGMA KEPERAWATAN ANAK

yang dihadapi pasukan mereka. Tingginya jumlah korban jiwa baik dari pihak sipil maupun pasukan NATO serta besarnya dana yang harus dialirkan menjadi

Hubungan Internasional (daring), 1 November 2013, <

Sekolah Inklusif: Dasar Pemikiran dan Gagasan Baru untuk Menginklusikan Pendidikan Anak Penyandang Kebutuhan Khusus Di Sekolah Reguler

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V. Kesimpulan. Seperti negara-negara lain, Republik Turki juga telah menjalin kerja sama

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan kesimpulan dari pembahasan di atas mengenai. perlindungan pihak ICRC ditinjau dari Konvensi Jenewa 1949 dan

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN Arab Saudi merupakan negara dengan bentuk monarki absolut yang masih bertahan hingga saat ini. Namun pada prosesnya, eksistensi Arab Saudi sering mengalami krisis baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor seperti rezim yang otoriter dan kedekatan Arab Saudi dengan Amerika Serikat. Maka dari itu, Monarki Arab Saudi melakukan upaya untuk mempertahankan legitimasinya dari berbagai macam ancaman yang membahayakan rezim. Ada tiga upaya yang dilakukan Monarki Arab Saudi untuk mempertahankan legitimasinya. Pertama, Monarki Arab Saudi menjadikan Wahhabi sebagai dasar legitimasi negara. Konsekuensi Arab Saudi menggunakan Wahhabi sebagai dasar legitimasi yaitu Arab Saudi menjadi negara Islam dengan Al Quran sebagai konstitusi negara. Maka dapat dikatakan bahwa Arab Saudi membangun legitimasinya menggunakan ideologi Islam. Wahhabi sebagai sumber legitimasi Arab Saudi mendapat tantangan dari beberapa ulama muda dan kelompok Syiah di Arab Saudi. Selain itu, Wahhabi harus menghadapi tuduhan sebagai akar terorisme oleh Amerika Serikat. Namun tantangan-tantangan ini berhasil diatasi. Peranan Wahhabi dalam mempertahankan legitimasi Arab Saudi cukup besar. Beberapa kasus yang tidak dapat diselesaikan oleh pemerintah Arab Saudi dapat ditangani setelah berkonsultasi dengan ulama Wahhabi. Misalnya polemik kedatangan pasukan Amerika Serikat ke Arab Saudi pada tahun 1991. Kemudian ketika Wahhabi Saudi dituduh menanamkan paham ekstrimis oleh Amerika Serikat, ulama Wahhabi memberikan keterangan bahwa Wahhabi dan Saudi memerangi terorisme. Kasus yang terakhir yaitu pergolakan demokrasi (Arab Spring) di negara-negara Timur Tengah, Syaikh Abdul Wahhab (pendiri Wahhabi) memberikan fatwa mengenai wajibnya masyarakat Arab Saudi untuk taat kepada pemimpin selama pemimpin tidak memerintahkan untuk durhaka kapada Allah. Hal tersebut diperkuat dengan ayat-ayat Al Quran sebagai konstitusinya. Hal ini dapat dikatakan menentang Raja berarti menentang Al Quran dan Sunnah. Monarki Arab Saudi juga tegas dalam melaksanakan hukum Islam. Hampir seluruh masyarakat Arab Saudi meyakininya. Hukuman mati, 51

cambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan partisipasi politik bagi warganya. Dihidupkannya lagi Majelis Al Syura oleh Raja Fadh dan pelaksanaan pemilu pada 2005 merupakan bukti Arab Saudi dalam meningkatkan partisipasi politik ini. Kedua, minyak sebagai sumber kemakmuran bagi rakyat Arab Saudi. Arab Saudi mempunyai cadangan minyak terbesar di dunia. Hal ini dimanfaatkan oleh pemerintah Arab Saudi untuk memberikan kemakmuran bagi rakyatnya sehingga mencegah terjadinya krisis legitimasi. Pemerintah monarki Arab Saudi meningkatkan pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, dan pelayanan sosial bagi masyarakat dari tiap tahunnya. Hal tersebut dilaksanaknan dengan adanya Rencana Pembangunan (Development Plan) setiap lima tahun yang dimulai pada tahun 1970. Development Plan tersebut memberikan dampak nyata bagi kemajuan Arab Saudi pada masa sekarang ini. Dalam bidang pendidikan ditandai dengan meningkatnya jumlah sarana pendidikan, tenaga pengajar, dan lulusan perguruan tinggi. Jumlah sekolah di bawah lembaga pendidikan pemerintah meningkat dari 3098 pada tahun 1970 ke 33.280 pada tahun 2010. Sedangkan, jumlah lulusan mahasiswa di perguruan tinggi meningkat dari 30.400 pada tahun 1994 menjadi 137.119 pada tahun 2010. Bahkan pada saat ini, hampir seluruh pegawai Aramco Saudi adalah orang Saudi baik di tingkat teratas maupun ditingkat bawah. Sedangkan dalam bidang kesehatan ditandai dengan meningkatnya fasilitas kesehatan, tenaga medis, jumlah apotek dan teknologi kesehatan. Pada periode 1970-2011, jumlah rumah sakit meningkat dari 74 menjadi 418 dan pusat kesehatan meningkat dari 591 menjadi 5.160. Periode ini juga ditandai dengan meningkatnya jumlah dokter dari 1.172 menjadi 67.575 dan staf perawat dari 3.261 menjadi 134.665. Sedangkan dalam bidang pelayanan kesehatan ditandai dengan terjaminnya hidup bagi penyandang cacat, yatim piatu, janda, dan lain sebagainya. Pada tahun 2011, pelayanan sosial meningkat dengan berdirinya 24 panti asuhan, 26 pusat penanggulangan kenakalan remaja, 2 lembaga untuk anak-anak penderita lumpuh, 52 pusat rehabilitasi anak cacat, 11 rumah jompo, dan 12 kantor untuk menanggulangi 52

kemiskinan. Jumlah dukungan yang diberikan kepada badan amal meningkat dari 4 juta reyal pada tahun 1975 menjadi 845 juta reyal pada tahun 2011. Minyak Arab Saudi juga berperan dalam terbentuknya kerjasama militer Arab Saudi dengan Amerika Serikat. Kerjasama militer menguntungkan Arab Saudi yaitu memperoleh perlindungan dari Amerika Serikat dalam menghadapi kelompok-kelompok reformis yang ingin menggulingkan rezim. Minyak Arab Saudi digunakan Amerika Serikat untuk menjalankan industri dan transportasi. Meskipun Amerika Serikat memproduksi minyak sendiri, tetapi hal ini dapat mencukupi kebutuhan minyak Amerika Serikat yang sangat besar. Maka dari itu, semenjak ditemukannya minyak oleh perusahaan Amerika Serikat di Arab Saudi, Amerika Serkat berusaha untuk menjalin kerjasama dengan Arab Saudi dan berperan banyak dalam pembangunan industri perminyakan Arab Saudi. Ketiga, peranan Amerika Serikat dalam keamanan Arab Saudi. Dalam perjalanannya, Dinasti Al Saud menghadapi ancaman nyata dari beberapa kelompok yang tidak menyetujui atas kebijakan kerajaan mengundang Amerika Serikat ke Arab Saudi. Terutama yatu perlawanan dari Osama bin Laden yang membentuk Advice and Reform Committee (ARC). Berbagai upaya dilakukan oleh kelompok tersebut untuk menggulingkan kekuasaan rezim Al Saud. Serangkaian aksi demonstrasi dan serangan pada dekade 1990-an menunjukan aksi protes mereka. Bahkan serangan pada tahun 1995 dan 1996 yang ditujukan pada pusat pelatihan Garda Pertahanan Nasional dan fasilitas militer di Dhahran menewaskan beberapa 26 orang. Serangan kelompok ini berlanjut pada periode tahun 2003 hingga 2004 yang ditujukan terhadap fasilitas asing di Arab Saudi. Untuk menghadapi serangkaian serangan kelompok bersenjata ini dibutuhkan kerjasama militer Arab Saudi dengan Amerika Serikat. Perjanjian keamanan antara Arab Saudi dengan Amerika Serikat dimulai sejak 1945 yaitu Oil for Security. Kemudian pada tahun 1951, di bawah suatu persetujuan timbal balik, Amerika Serikat membentuk misi pelatihan militer di Arab Saudi dan bersedia menyediakan pelatihan untuk mendukung penggunaan senjata dan jasa terkait dengan keamanan Saudi. Amerika mengirimkan tenaga ahli di bidang militer ke Arab Saudi untuk membangun instalasi militer di Saudi. Persetujuan ini menjadi dasar hubungan keamanan Amerika Serikat dengan Arab Saudi. Tetapi 53

hal yang paling penting dalam melandasi hubungan Arab Saudi dan Amerika Serikat, adalah akses minyak Arab Saudi dan sikap Amerika Serikat untuk melindungi Monarki Arab Saudi ini dari ancaman pihak luar. Hal ini dibuktikan ketika pada tahun 1960 terjadi konfrontasi antara Mesir dan Arab Saudi dan pada tahun 1991 saat terjadinya Perang Teluk II, Amerika Serikat menjadi pelindung Arab Saudi. Dalam proses kerjasama militer selanjutnya, antara Arab Saudi dengan Amerika Serikat, terjadi pembaharuan komitmen yang disebut sebagai Persetujuan Al Khobar (Al-Khobar Agreement) pada Juni 1996. Persetujuan Al Khobar bertujuan untuk meningkatkan pertahanan kolektif sekaligus untuk memperkokoh hubungan bilateral antara kedua negara. Pada 2001, Amerika Serikat mendeklarasikan Global War on Terrorism. Arab Saudi bergabung bersama Amerika Serikat dan menjadi pendukung utama di kawasan Timur Tengah. Amerika Serikat dan Arab Saudi melakukan pengawasan dan penumpasan terorisme secara bersama-sama. Aliansi dalam memerangi terorisme ini membantu Arab Saudi dalam mengatasi kelompo-kelompok bersenjata yang melakukan serangkaian aksi teror di Arab Saudi. Hal ini terbukti berhasil ketika pasukan Arab Saudi menewaskan pemimpin kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan Al Qaeda dan menangkap anggota-anggotanya. Dari ketiga upaya yang dilakukan Monarki Arab Saudi, peranan Amerika Serikat dalam menjaga eksistensi Monarki Arab Saudi merupakan upaya yang paling efektif. Faktanya adalah ketika Arab Saudi menghadapi serangkaian serangan dari kelompok-kelompok bersenjata atau ancaman dari negara-negara luar seperti Iran atau Irak pada Perang Teluk II, Amerika Serikat menjadi pelindung utama Arab Saudi. Akan tetapi, upaya yang lain dari Monarki Arab Saudi juga mendukung peranan Amerika Serikat di Arab Saudi. Amerika Serikat menjadi pelindung Arab Saudi disebabkan oleh kepentingan Amerika Serikat terhadap minyak yang dimiliki Arab Saudi. Amerika Serikat akan selalu menjadi sahabat bagi Arab Saudi jika pasokan minyak Arab Saudi masih dapat memenuhi kebutuhan Amerika Serikat. Selain hal tersebut, keberadaan pasukan Amerika Serikat juga dipengaruhi oleh fatwa ulama Wahhabi yang memperbolehkan Amerika Serikat memainkan peranan baik di bidang ekonomi maupun militer di 54

Arab Saudi. Namun hal ini dapat berubah tergantung situasi dalam negeri, regional Arab, dan internasional. 55