BAB I PENDAHULUAN. pemerintah Arab Saudi, Lihat Goverment and Administration dalam The Kingdom of Saudi Arabia, terbitan resmi
|
|
- Susanti Dharmawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN Arab Saudi sebagai negara dengan bentuk monarki absolut mengalami tantangan dalam mempertahankan legitimasinya. Masalah utama yang dihadapi Arab Saudi dengan bentuk monarki adalah negara ini tidak demokratis. Maka dari itu, diperlukan upaya-upaya Monarki Arab Saudi dalam mempertahankan legitimasinya. Upaya-upaya Monarki Arab Saudi terbukti mampu menghadapi tantangan-tantangan legitimasi kekuasasannya sehingga tetap kokoh berdiri sampai saat ini. Kekuasaan rezim Al Saud yang telah berkuasa dari 1932 sampai saat ini menjadi anomali bagi negara-negara dengan kekuasaan absolut bagi negara lain di Timur Tengah. A. Latar Belakang Arab Saudi merupakan negara dengan bentuk monarki absolut yang masih bertahan sampai saat ini di kawasan Timur Tengah. Bentuk monarki absolut menjadikan Arab Saudi sebagai negara yang tidak demokratis atau otoriter. Arab Saudi diresmikan sebagai Kerajaan Arab Saudi oleh Abdul Aziz bin Abdul Rahman Al Saud pada tahun Sejak saat itu, rezim Al Saud menjadi penguasa di Arab Saudi sampai sekarang. Raja Saudi merupakan pengambil keputusan yang utama. Raja mewakili semua kepentingan masyarakatnya, baik kepentingan di dalam negeri maupun kepentingan keluar. Peranan Raja Saudi sangat dominan yang diperlihatkan oleh posisinya sebagai Kepala Negara, Kepala Pemerintahan, Ketua Komisi Perencanaan Pembangunan Nasional, Ketua Majelis Al Syura, dan Panglima Tertinggi Angkatan Perang. 1 Raja Saudi diganti secara turun-temurun oleh keturunan al Saud lainnya. Menurut kebiasaan dan konvensi politik yang berlaku di lingkungan Monarki Arab Saudi, pergantian kekuasaan Raja Saudi dilakukan setelah wafat, dan umumnya raja pengganti berdasarkan senioritas. Putera mahkota dalam hal ini berkedudukan sebagai calon pengganti raja. Arab Saudi tidak mempunyai konsitusi sebagaimana umumnya sebuah 1 Lihat Goverment and Administration dalam The Kingdom of Saudi Arabia, terbitan resmi pemerintah Arab Saudi,
2 negara. Konstitusi Arab Saudi adalah Al Quran. 2 Arab Saudi merupakan negara yang mengandalkan minyak sebagai sumber pendapatan negara. Cadangan minyak Arab Saudi merupakan yang terbesar di dunia yaitu sebesar 260 miliar barrel atau seperlima cadangan minyak dunia. 3 Hal ini yang menjadikan Arab Saudi mempunyai posisi penting baik di kawasan Timur Tengah maupun dunia internasional. Wilayah Arab Saudi merupakan yang terluas di kawasan Timur Tengah dengan luas kawasannya yaitu km 2. 4 Arab Saudi mempunyai dua kota suci umat Islam yaitu Mekah dan Madinah. Dua kota ini menjadikan Arab Saudi dikunjungi jutaan umat Islam di seluruh dunia untuk melaksanakan ibadah haji. Monarki Arab Saudi yang tidak demokratis mendapatkan tantangan dari berbagai pihak. Arus demokrasi yang menyebar secara luas menjadi ancaman serius bagi pemerintahan Monarki Arab Saudi. Beberapa ancaman Monarki Arab Saudi yang pernah bergejolak dari dalam negeri yaitu Committe for the Defense of Legitimate Right (CDLR) dan Advice and Reformation Committe (ARC). CDLR dipimpin oleh Muhammad Al Masairi dan ARC dipimpin oleh Osama bin Laden. Pada tahun 1992, Muhammad Al Masairi bersama-sama dengan 107 cendekiawan dan beberapa syaikh mengajukan petisi untuk reformasi yang luas. 5 Petisi tersebut intinya sebagai sebuah politik protes yang menuntut perombakan dan perbaikan terhadap semua tatanan kehidupan Saudi. Sementara itu, ARC dibentuk oleh Osama bin Laden untuk menggulingkan pemerintahan monarki Arab Saudi yang memperbolehkan pasukan Amerika Serikat datang ke Arab Saudi. Tujuan kedatangan pasukan AS yaitu memberikan perlindungan bagi Arab Saudi apabila pasukan Irak menyerang Arab Saudi setelah invasi Irak ke Kuwait pada Perang Teluk II. 6 Selain dengan dua kelompok tersebut, Monarki Arab Saudi juga berhadapan dengan oposisi Syiah. Pada tahun 1993, kaum minoritas Syiah membuat perjanjian dengan pemerintah Arab Saudi. Di dalam perjanjian tersebut 2 Lihat Goverment and Administration dalam The Kingdom of Saudi Arabia, terbitan resmi pemerintah Arab Saudi, Lihat diakses tanggal 27 Juli Lihat diakses tanggal 27 Juli Anoar Boukhars, Crisis of Legitimacy in Saudi Arabia, Presented at International Studies Association, Nevada, Oktober 2005, hal Sidik Jatmika, AS Penghambat Demokrasi: Membongkar Standar Ganda Amerika Serikat, Bigraf Publishing, Yogyakarta 2001, hal
3 termasuk keprihatinan yang sama terhadap serangan kaum radikal yang menyerang pemerintah Arab Saudi maupun minoritas Syiah. Sebenarnya perjanjian ini tidak sepenuhnya diterima oleh kaum minoritas Syiah. Sehingga, kaum Syiah Arab Saudi tetap mengambil posisi oposisi yang menentang kekuasaan monarki Arab Saudi. Pasca pengeboman yang terjadi di pangkalan militer Dhahran pada 25 Juni 1996, aksi protes dilakukan oleh kelompok Hizbullah Arab Saudi dan juga kelompok oposisi lainnya yang menuntut reformasi di Arab Saudi. Akan tetapi aksi tersebut tidak mendapat tanggapan dari rezim monarki Arab Saudi. 7 Pergolakan-pergolakan yang menentang kekuasaan Monarki Arab Saudi sampai saat ini masih dapat diatasi oleh pemerintah Monarki Arab Saudi sehingga pengaruhnya tidak meluas. Pemerintah Monarki Arab Saudi menggunakan caracara non-demokratis untuk meraih otoritas dan legitimasi karena mereka tidak yakin bahwa cara-cara demokratis dapat digunakan secara efektif untuk menyelesaikan berbagai masalah politik yang dihadapinya. Amien Rais mencatat, bahwa sebagaian besar negara-negara Arab, termasuk Arab Saudi masih harus berjuang mengatasi masalah-masalah otoritas, identitas, dan ekualitas. 8 Hal ini sesuai dengan pendapat Michael C. Hudson menjelaskan tentang tiga permasalahan yang ada di negara-negara Timur Tengah yaitu otoritas, identitas, dan ekualitas. 9 Krisis tersebut pada umumnya muncul akibat rendahnya derajat demokrasi, yang berimplikasi pada rendahnya tingkat demokratisasi di Arab Saudi, khususnya rendahnya tingkat partisipasi politik warga negara. Nampaknya rendahnya tingkat otoritas dan legalitas penguasa Arab Saudi juga ditandai atau disebabkan oleh adanya krisis identitas atau krisis kesetiaan warga negara. Rakyat Saudi sebagaimana negara-negara Arab lainnya mengalami krisis kesetiaan, dimana orientasi politik rakyat mengalami pergulatan kesetiaan antara ikatan sebagai anggota komunitas politik nasional dan kesetiaan yang bersifat subnasional atau supranasional. 10 Akan tetapi, jika penguasa Monarki Arab Saudi 7 John L. Esposito, (ed), Langkah Barat Menghadang Islam, Jendela Yogyakarta, 2004, hal Sidik Jatmika, op.cit., hal Michael C. Hudson, The Legitimacy Problem in Arab Politics, New Haven and London: Yale University Press, 1977, hal Sidik Jatmika, op.cit. hal 78. 3
4 dapat menjamin fasilitas kesejahteraan dan sistem kebijakan yang lebih dianggap adil oleh rakyatnya, maka krisis kesetiaan tidak mudah terjadi. Pada beberapa tahun ini, negara-negara di kawasan Timur Tengah mengalami pergolakan politik atau disebut Arab Spring. Pergolakan ini dialami oleh negara-negara dengan bentuk pemerintahan otoriter seperti pemerintahan Ben Ali di Tunisia, Muammar Gaddafi di Libya, Hosni Mubarok di Mesir, dan Bashar Al Assad di Suriah. Penguasa negara-negara tersebut berusaha digulingkan oleh rakyatnya. 11 Masyarakat di negara-negara tersebut melakukan demonstrasi besar menuntut adanya perubahan kekuasaan ke arah yang lebih demokratis. 12 Tekanan lainnya datang dari negara-negara Barat seperti Amerika Serikat dan sekutunya yang mendukung adanya demokratisasi di negara-negara otoriter ini. Di tengah pergolakan terhadap legitimasi negara-negara dengan kekuasaan otoriter di kawasan Timur Tengah, Arab Saudi menjadi salah satu negara yang tidak mengalami demonstrasi secara besar-besaran dan tekanan-tekanan besar dari negara-negara Barat. Pemerintahan Raja Saudi tetap kokoh mempertahankan legitimasinya di tengah keterpurukan negara-negara otoriter lainnya. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu: Bagaimana upaya Monarki Arab Saudi mempertahankan legitimasinya? C. Kerangka Berpikir Untuk mengkaji bagaimana Arab Saudi dapat mempertahankan legitimasinya sampai sekarang, peneliti menggunakan konsep legitimasi sebagai kerangka berpikir. Legitimasi dalam suatu pemerintahan merupakan hal yang sangat vital. Menurut Max Webber, tanpa adanya legitimasi, sebuah peraturan, rezim, atau sistem pemerintahan akan sulit sehingga membutuhkan tenaga ekstra untuk mencapai suatu kapabilitas dalam mengatasi konflik. Hal ini sangat esensial bagi kestabilan jangka panjang sebuah negara dengan pemerintahan yang baik. Legitimasi disini secara sederhana diartikan sebagai hak moral seseorang atau 11 Uriel Abulof, What is the Arab Third Estate?, The Hauffington Post, 10 Maret 2011, lihat diakses tanggal 28 Juli Richard falk, Tears for The Arab Spring?: Recalling the Orientalist overview, Al Jazeera, 22 Juli 2013, lihat diakses tanggal 27 Juli
5 suatu rezim pemerintahan untuk memimpin dan mengatur negaranya dan mendapatkan dukungan serta rasa hormat dari warga negaranya. 13 Menurut Hudson, sumber legitimasi bagi para pemimpin di dunia Arab terbagi menjadi dua yakni internal dan eksternal. Sumber legitimasi internal beberapa negara Arab adalah identitas mereka sendiri sedangkan legitimasi eksternal dapat diperoleh dari pengaruh dari luar seperti perspektif ancaman, kekuatan, janji dan dukungan dari rezim negara tetangganya. Serta legitimasi juga diberikan kepada mereka yang setia terhadap dukungan kepada perjuangan Palestina. 14 Untuk menjelaskan permasalahan legitimasi yang ada di negara-negara Timur Tengah, Hudson menggunakan tiga pendekatan modernisasi dalam sistem politik yaitu, model transformasionis, mosaik dan mobilisasi sosial. Model transformasionis menjelaskan tentang perubahan mendasar masyarakat dari tingkat tradisional menuju tingkat rasional melalui jalan revolusi. Artinya masyarakat Arab sekarang sedang mengalami modernisasi melalui revolusi yang nantinya akan menghapus nilai-nilai tradisional dan menumbuhkan nilai-nilai baru yang bersifat lebih rasional. Namun hal ini menjadi suatu tantangan tersendiri bagi negara-negara Arab karena pada kenyataannya nilai-nilai tradisional dalam masyarakat masih sangat kental dan sulit untuk dihapuskan. Namun bukan berarti nilai-nilai baru yang rasional tidak bisa ditumbuhkan karena berdasarkan pandangan Marxis-Liberalis, dasar-dasar fundamental yang kuat nantinya akan dapat menggerakkan kesadaran masyarakat dan mendorong pada munculnya legitimasi yang baru dan rasional. 15 Model kedua adalah mosaik dimana model ini sangat bertentangan dengan model pertama. Model ini menjelaskan bahwa revolusi akan menghasilkan legitimasi yang baru dan rasional itu tidak mungkin terjadi, kecuali jika dengan menggunakan kekuatan yang besar dan usaha-usaha yang brutal dan koersif. Sebaliknya model ini menganggap bahwa nilai-nilai primordial akan akan terus 13 Michel C. Hudson, Arab Politics : The Search for Legitimacy. New Haven & London: Yale University Press. Chapter 1 : The Legitimacy Problems in Arab Politics. 1977, hal Michel C. Hudson, ibid., hal Michel C. Hudson, ibid., hal
6 ada di tengah-tengah arus modernisasi dan dikendalikan oleh pihak-pihak yang memiliki kekuatan besar. 16 Kemudian model yang ketiga yakni mobilisasi sosial yang menjelaskan bahwa modernisasi merupakan hal yang kontradiktif yaitu terkadang berguna dan terkadang memperburuk legitimasi. Dikatakan berguna ketika modernisasi semakin menuntut adanya integrasi politik dalam negeri yang sejalan dengan perkembangan ekonomi, media massa, pendidikan, urbanisasi. Kesemuanya itu mengarah pada politisasi institusi publik dan nantinya membutuhkan pembagian elit untuk mengatur berbagai bidang. Ketika elit semakin berintegrasi dengan masyarakat dalam hal pengakomodasian berbagai bidang maka legitimasi akan semakin mudah dicapai. Sebaliknya modernisasi juga dapat menghambat legitimasi, ketika akibat perkembangan sistem informasi yaitu banyaknya muncul kelompok-kelompok yang mengatasnamakan etnis, agama, bahasa. Hal ini tentu dapat melemahkan legitimasi pemerintah itu sendiri. 17 Secara garis besar, legitimasi pemimpin Arab didapatkan dari proses tradisi, positive affectual, kepercayaan rasional terhadap suatu nilai, emosi dan pengakuan terhadap legalitas. Namun yang paling banyak digunakan adalah legitimasi berdasarkan kekuasaan yang legal. Kelegalan ini biasanya berdasarkan nilai-nilai Islam yang sudah sekian lama terintegrasi dalam sistem pemerintahan dan kehidupan sosial kemasyarakatan, sehingga agama seringkali dijadikan alat untuk menyatakan legitimasi suatu pemerintahan. 18 Adapun strategi yang dilakukan untuk membangun legitimasi adalah dengan cara personal, ideologis dan struktural. Cara-cara personal yang dimaksud disini seperti tokoh yang kuat dan dicintai masyarakat, misalnya Ayatollah Khomeini di Iran yang menjadi simbol kebanggaan dan semangat masyarakat setempat. Kemudian secara ideologi, legitimasi dibangun melalui Islam dimana Islam merupakan agama sekaligus ideologi dalam sistem perpolitikan negara Arab. Kemudian secara struktural berarti legitimasi yang dibangun berdasarkan susunan prosedur bagi para pengikutnya. Hal tersebut memiliki peran yang cukup signifikan karena keberhasilan birokrasi (struktur pemerintahan) dalam mengatur 16 Michel C. Hudson, ibid., hal Michel C. Hudson, ibid., hal Michel C. Hudson, ibid., hal
7 masyarakatnya dapat dijadikan dasar legitimasi untuk kembali memimpin negara tersebut. 19 Rendahnya legitimasi negara juga dapat dipertahankan apabila negara tersebut mendapatkan perlindungan (back up) dari negara-negara tau rezim yang kuat secara ekonomi atau militer. Dukungan dari rezim tetangga merupakan sumber legitimasi eksternal. Dukungan dari negara yang memiliki power besar akan memberikan jaminan kepada negara lain yang lebih lemah. Akan tetapi ada konsekuensinya yaitu adanya timbal balik yang menguntungkan untuk negara yang lebih kuat. Untuk mengalisis hubungan Arab Saudi dengan Amerika Serikat, penulis menggunakan konsep Aliansi. Aliansi menurut Stephen Walt yaitu komitmen formal atau informal dalam kerjasama keamanan antara dua negara atau lebih. 20 Sementara itu Joseph S. Nye menyatakan bahwa aliansi merupakan kesepakatan formal ataupun informal negara-negara berdaulat yang bergabung dengan satu sama lainnya untuk menjamin keamanan bersama mereka. 21 Mereka dapat termotivasi oleh urusan militer karena dua negara kelas menengah akan menjadi lebih terjamin menghadapi ancaman dari negara yang lebih besar dengan bentuk aliansi. Aliansi terbentuk tidak hanya karena urusan militer, tetapi dapat terbentuk juga karena ideologi, konflik, dan urusan ekonomi. Misalnya dalam aliansi Amerika Serikat dengan Jepang. Aliansi ini memberikan keuntungan bagi Amerika Serikat sehingga dapat mendirikan pangkalan militer di Okinawa, Jepang. D. Argumentasi Utama Berdasarkan kerangka berpikir dan fakta yang telah dijabarkan di bagian sebelumnya, maka penulis mempunyai argumentasi utama sebagai berikut. a. Wahhabi sebagai sumber legitimasi Arab Saudi berhasil mempertahankan eksistensi Monarki Arab Saudi sampai saat ini. 19 Michel C. Hudson, ibid., hal Stephen M. Walt, Why Alliances Endure or Collapse, Survival 39/1 (Spring 1997), hal Joseph S. Nye Jr., Undestanding International Conflict: An Introduction to Theory and History, Sixth Edition, Pearson Longman, 2007, hal
8 b. Minyak sebagai sumber kemakmuran Arab Saudi berperan penting dalam menjaga legitimasi Monarki Arab Saudi dari tantangan legitimasi yang ada. c. Legitimasi yang rendah dari pemerintah Monarki Arab Saudi membutuhkan perlindungan (back up) dari negara besar yaitu Amerika Serikat. E. Metode Penelitian Penulisan skripsi selanjutnya akan terdiri dari beberapa proses: 1. Proses pengumpulan data Dalam proses pengumpulan data, penulis akan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif digunakan untuk menjelaskan norma, nilai atau sikap yang berkaitan dengan subjek penelitian yang diperoleh dari beberapa sumber seperti sumber literatur, artikel maupun jurnal internet. Misalnya pengaruh Wahhabi terhadap Monarki Arab Saudi dan masyarakatnya, aliansi yang dibentuk Arab Saudi dengan Amerika Serikat dan lain sebagainya. Sedangkan metode penelitian kuantitatif digunakan untuk mengumpulkan data-data yang berasal dari hasil survei dan hasil-hasil pengamatan yang berbasis angka, baik berupa grafik, tabel maupun presentase misalnya jumlah produksi minyak Arab Saudi, pendapatan per kapita penduduk Arab Saudi, jumlah pembelian senjata antara Arab Saudi dengan Amerika Serikat, jumlah ekspor minyak Arab Saudi ke Amerika Serikat dan lain sebagainya. 2. Proses pengolahan data Dalam proses pengolahan data, penulis akan melakukan pengolahan data yang disesuaikan dengan tujuan dari penulisan skripsi pada tahap selanjutnya. Penulis akan menggolongkan data, mengidentifikasi dan menghubungkan data-data yang diperoleh. Misalnya penulis akan menggolongkan data berdasarkan faktor-faktor penyebab bertahannya legitimasi Arab Saudi sampai saat ini, mengidentifikasi faktor-faktor tersebut, dan menghubungkan data-data dengan teori yang ada. Sehingga dapat diperoleh kesimpulan apakah faktor tesebut berpengaruh terhadap eksistensi Monarki Arab Saudi atau tidak. 8
9 3. Proses pelaporan data Dalam proses ini penulis akan menggabungkan data yang telah dikumpulkan dan diolah dalam penjelasan yang sistematis, besifat deskriptif analitis. 9
cambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan
BAB V KESIMPULAN Arab Saudi merupakan negara dengan bentuk monarki absolut yang masih bertahan hingga saat ini. Namun pada prosesnya, eksistensi Arab Saudi sering mengalami krisis baik dari dalam negeri
Lebih terperinciBAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-
166 BAB VI 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- Assad berkaitan dengan dasar ideologi Partai Ba ath yang menjunjung persatuan, kebebasan, dan sosialisme
Lebih terperinciDalam pandangan Ikhwan, mereka mempunyai hubungan bersahabat sejak era pendiri kerajaan, Raja Abdul Aziz al Saud, bahkan sampai saat ini.
Pengantar: Kerajaan Arab Saudi mengelompokkan Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris, sama dengan Al Qaeda, dan lainnya. Ada apa di balik semua ini? Adakah negara lain punya peran? Simak pembahasannya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan
BAB V KESIMPULAN Ulama merupakan salah satu entitas yang penting dalam dinamika politik di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan pemerintah atau kerajaan dan mengkafirkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator
BAB V KESIMPULAN Amerika serikat adalah sebagai negara adidaya dan sangat berpengaruh di dunia internasional dalam kebijakan luar negerinya banyak melakukan berbagai intervensi bahkan invasi dikawasan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai
BAB V PENUTUP Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai hubungan antara kebangkitan gerakan politik Islam dalam pergolakan yang terjadi di Suriah dengan persepsi Amerika Serikat, yang
Lebih terperinciINTISARI. Judul Skripsi : Politik Keterbukaan Arab Saudi Dibawah Kepemimpinan. RajaAbdullah Bin Abdul Aziz Sejak Tahun 2005
INTISARI Nama : Lintar Setyanto NIM : 151090234 Judul Skripsi : Politik Keterbukaan Arab Saudi Dibawah Kepemimpinan RajaAbdullah Bin Abdul Aziz Sejak Tahun 2005 Arab Saudi merupakan salah satu negara di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara merupakan salah satu subjek hukum internasional. Sebagai subjek hukum internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, salah satunya
Lebih terperinciMengapa HT terus mendesak pemerintah mengirimkan tentara perang melawan Israel?
Hafidz Abdurrahman Ketua Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI Inggris melakukan berbagai upaya untuk mendudukkan Yahudi di Palestina namun selalu gagal. Tapi setelah khilafah runtuh dan ruh jihad mati barulah negara
Lebih terperinciNEGARA SISTEM PEMERINTAHAN KEKUASAAN, WEWENANG, LEGITIMASI LEMBAGA POLITIK
NEGARA SISTEM PEMERINTAHAN KEKUASAAN, WEWENANG, LEGITIMASI LEMBAGA POLITIK IDENTIFIKASI MANUSIA HIDUP : 1. CONFORMITAS KERJASAMA 2. ANTAGONISTIS PERTENTANGAN Negara organisasi dalam suatu wilayah dapat
Lebih terperinciDUKUNGAN ARAB SAUDI TERHADAP PEMERINTAHAN ALI ABDULLAH SALEH DALAM REVOLUSI RAKYAT YAMAN RESUME
DUKUNGAN ARAB SAUDI TERHADAP PEMERINTAHAN ALI ABDULLAH SALEH DALAM REVOLUSI RAKYAT YAMAN RESUME Disusun oleh Veny Tristiana 151090042 PRODI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
Lebih terperinciSYARIAT ISLAM DAN KETERBATASAN DEMOKRASI
l Edisi 003, Agustus 2011 SYARIAT ISLAM DAN KETERBATASAN DEMOKRASI P r o j e c t i t a i g k a a n D Saiful Mujani Edisi 003, Agustus 2011 1 Edisi 003, Agustus 2011 Syariat Islam dan Keterbatasan Demokrasi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semenjak Arab Saudi didirikan pada tahun 1932, kebijakan luar negeri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semenjak Arab Saudi didirikan pada tahun 1932, kebijakan luar negeri Arab Saudi pada dasarnya berfokus pada kawasan Timur Tengah yang dapat dianggap penting dalam kebijakan
Lebih terperinciDemokratisasi di Mesir (Arab Spring) Ketiga dapat dikatakan benar. Afrika Utara dan Timur Tengah mengalami proses demokrasi
Rani Apriliani Aditya 6211111049 Hubungan Internasional 2011 Demokratisasi di Mesir (Arab Spring) Apa yang diprediksikan oleh Huntington dalam bukunya Gelombang Demokrasi Ketiga dapat dikatakan benar.
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan
BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Analisa penelitian ini ditujukan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan membuktikan jawaban awal yang telah dirumuskan. Penelitian ini menjelaskan alasan Venezeula menggunakan
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. Berdasarkan analisis-analisis Penulis yang dipaparkan pada Bab III setelah
BAB IV PENUTUP Berdasarkan analisis-analisis Penulis yang dipaparkan pada Bab III setelah melalui bukti-bukti dari beberapa blue print, pidato dan peryataan-peryataan maupun penjelasan-penjelasan maka
Lebih terperinciBAB I PERANAN LIGA ARAB DALAM USAHA MENYELESAIKAN KONFLIK DI SURIAH. Organisasi yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian antar negara-negara
BAB I PERANAN LIGA ARAB DALAM USAHA MENYELESAIKAN KONFLIK DI SURIAH A. Alasan Pemilihan Judul Liga Arab adalah organisasi yang beranggotakan dari negara-negara Arab. Organisasi yang bertujuan untuk menciptakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasca serangan kelompok teroris Al Qaeda di pusat perdagangan dunia yaitu gedung WTC (World Trade Centre) pada 11 September 2001 lalu, George Walker Bush sebagai Presiden
Lebih terperinciAtika Puspita Marzaman. Recep Tayyib Erdogan:
Atika Puspita Marzaman Recep Tayyib Erdogan: Turki, Islam, dan Uni Eropa HEPTAcentrum Press Recep Tayyib Erdogan: Turki, Islam, dan Uni Eropa Oleh: Atika Puspita Marzaman Copyright 2011 by Atika Puspita
Lebih terperinciRANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.
Modul ke: MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN MODUL 2 NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN SUMBER : BUKU ETIKA BERWARGANEGARA, PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI PERGURUAN TINGGI. ( DITERBITKAN OLEH UMB GRAHA ILMU ) Fakultas
Lebih terperinciBAB I BUDAYA POLITIK DI INDONESIA
BAB I BUDAYA POLITIK DI INDONESIA Standar Kompetensi : 1. Menganalisis budaya politik di Indonesia Kompetensi Dasar : 1.1. Mendeskripsikan pengertian budaya politik A. Pendahuluan Salah satu komponen yang
Lebih terperinciPOLITICS AND GOVERNANCE IN INDONESIA:
MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SEKOLAH TINGGI ILMU KEPOLISIAN LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN BEDAH BUKU POLITICS AND GOVERNANCE IN INDONESIA: THE POLICE IN THE ERA OF REFORMASI (RETHINKING
Lebih terperincimengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea
BAB V PENUTUP Tesis ini menjelaskan kompleksitas keamanan kawasan Asia Timur yang berimplikasi terhadap program pengembangan senjata nuklir Korea Utara. Kompleksitas keamanan yang terjadi di kawasan Asia
Lebih terperinciHubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia
Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia Lebih dari dua abad lamanya Negara Rusia tidak pernah jauh dari pusat perpolitikan Iran, baik itu sebagai musuh politik dan terkadang menjadi
Lebih terperinciBAB V. Kesimpulan. dari revolusi di kerdua Negara tersebut. Bahkan di Mesir media sosial
BAB V Kesimpulan Berdasarkan tulisan diatas, dapat diambil argumen bahwa Media memiliki peranan yang sangat penting dalam isu politik dan hubungan internasional. Di kawasan Mesir dan Suriah bisa dikatakan
Lebih terperinciBAB 2 SEJARAH DAN KONTEKS
BAB 2 SEJARAH DAN KONTEKS 2.1 Gambaran umum invasi Irak tahun 2003 Irak merupakan negara merdeka setelah perang dunia I berakhir mempunyai daratan yang subur dan sumber daya minyak yang melimpah. Sebelum
Lebih terperinciPOLITIK & SISTEM POLITIK
POLITIK & SISTEM POLITIK Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. Kesehatan merupakan hak semua warga negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini, menjadi salah satu tujuan negara-negara asing untuk merebut. kepentingan nasionalnya di Timur Tengah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rusia adalah negara terbesar di dunia yang terletak di sebelah timur Eropa dan utara Asia. Pada saat Uni Soviet, Rusia merupakan negara bagian terbesarnya dan
Lebih terperincimemperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.
BAB V PENUTUP Kebangkitan Cina di awal abad ke-21tidak dapat dipisahkan dari reformasi ekonomi dan modernisasi yang ia jalankan. Reformasi telah mengantarkan Cina menemukan momentum kebangkitan ekonominya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini akan membahas mengenai kerja sama keamanan antara pemerintah Jepang dan pemerintah Australia. Hal ini menjadi menarik mengetahui kedua negara memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harmoni kehidupan umat beragama di Indonesia. 1. Syiah di Sampang pada tahun 2012 yang lalu.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tanggal 30 Mei 2013, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendapatkan penghargaan World Statesman Award dari Appeal of Conscience Foundation yang berkedudukan di
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan
BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan masalah pada bab I, terdapat empat hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Veygi Yusna, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan politik yang dikeluarkan oleh pemerintah biasanya menimbulkan berbagai permasalahan yang berawal dari ketidakpuasan suatu golongan masyarakat, misalnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Citra Antika, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa ini, demokrasi merupakan salah satu pandangan dan landasan kehidupan dalam berbangsa yang memiliki banyak negara pengikutnya. Demokrasi merupakan paham
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jika ditanya mengenai Kerajaan Arab Saudi pada saat ini maka penulis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jika ditanya mengenai Kerajaan Arab Saudi pada saat ini maka penulis akan berpandangan bahwa Arab Saudi adalah negara kaya karena kandungan minyak bumi didalamnya.
Lebih terperinciSumber-sumber kemasyarakatan merupakan aspek dari non pemerintah dari suatu system politik yang mempengaruhi tingkah laku eksternal negaranya.
Politik Luar Negeri Amerika Serikat Interaksi antarnegara dalam paradigma hubungan internasional banyak ditentukan oleh politik luar negeri negara tersebut. Politik luar negeri tersebut merupakan kebijaksanaan
Lebih terperinciBudi Mulyana, Pengamat Hubungan Internasional
Budi Mulyana, Pengamat Hubungan Internasional Kasus perburuan Osama merupakan contoh kesekian kalinya yang menunjukkan bahwa hukum internasional merupakan aturan yang sangat multiinterpretasi. Kesepakatan
Lebih terperinciDOSEN : Dr. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI
DOSEN : Dr. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 Tinjauan Umum Teori Kepentingan Nasional Teori National Interest Versi Hans J. Morgenthau Teori National Interest Versi Donald Nuchterlin
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan
BAB V KESIMPULAN Dari penjelasan pada Bab III dan Bab IV mengenai implementasi serta evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan bahwa kebijakan tersebut gagal. Pada
Lebih terperinciBAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.
BAB 4 KESIMPULAN Korea Utara sejak tahun 1950 telah menjadi ancaman utama bagi keamanan kawasan Asia Timur. Korea Utara telah mengancam Korea Selatan dengan invasinya. Kemudian Korea Utara dapat menjadi
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN Prosperity Outhority faktor sosial ekonomi politik
BAB IV KESIMPULAN Setelah melakukan beberapa analisa data melalui pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan penelitian ini kedalam beberapa hal pokok untuk menjawab pertanyaan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
105 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran dari skripsi dengan judul GEJOLAK PATANI DALAM PEMERINTAHAN THAILAND (Kajian Historis Proses Integrasi Rakyat Patani
Lebih terperinciPERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM
PERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM Sebelum PD I studi Hubungan Internasional lebih banyak berorientasi pada sejarah diplomasi dan hukum internasional Setelah PD I mulai ada
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN. Faktor-faktor kemenangan..., Nilam Nirmala Anggraini, FISIP UI, Universitas 2010 Indonesia
101 BAB 5 KESIMPULAN Bab ini merupakan kesimpulan dari bab-bab sebelumnya. Fokus utama dari bab ini adalah menjawab pertanyaan penelitian. Bab ini berisi jawaban yang dapat ditarik dari pembahasan dan
Lebih terperinci66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)
66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan
Lebih terperinciKemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat
Kesimpulan Amerika Serikat saat ini adalah negara yang sedang mengalami kemunduran. Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat relatif; karena disaat kemampuan ekonomi dan
Lebih terperinciBAB II KONSEP SYURA DALAM ISLAM ATAS PELAKSANAAN DEMOKRASI KONSTITUSIONAL DI INDONESIA
18 BAB II KONSEP SYURA DALAM ISLAM ATAS PELAKSANAAN DEMOKRASI KONSTITUSIONAL DI INDONESIA A. Konsep Syura dalam Islam Kata syura berasal dari kata kerja syawara>> yusyawiru yang berarti menjelaskan, menyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejak masa reformasi ditandai dengan adanya kebebasan terhadap pers dalam
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan media massa di Indonesia yang berkembang pesat terutama sejak masa reformasi ditandai dengan adanya kebebasan terhadap pers dalam menyajikan beragam
Lebih terperinciKELOMPOK KEPENTINGAN (INTEREST GROUP)
KELOMPOK KEPENTINGAN (INTEREST GROUP) ndonesia merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari jumlah masyarakat terbanyak ke-4 di dunia dan merupakan daerah kepulauan yang terbentang di khatulistiwa. Faktor
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Islamic State of Irak and Levant (ISIL) yang saat ini berubah nama menjadi
BAB V KESIMPULAN Gerakan Islamic State of Irak and Syiria (ISIS) atau sering juga disebut Islamic State of Irak and Levant (ISIL) yang saat ini berubah nama menjadi Islamic State (IS). Gerakan ISIS merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini dunia internasional memiliki dua negara yang mendominasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini dunia internasional memiliki dua negara yang mendominasi yakni Amerika Serikat dan Rusia. Kedua negara ini seringkali berbeda pendapat dalam menanggapi permasalahan
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia
68 BAB IV KESIMPULAN Pasca berakhirnya perang saudara di Spanyol pada tahun 1939, Francisco Franco langsung menyatakan dirinya sebagai El Claudilo atau pemimpin yang menggunakan kekuasaannya dengan menerapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tengah. Sebelah timur berbatasan dengan Iran, sebelah barat dengan Suriah dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara geografis, Irak termasuk salah satu negara di kawasan Timur Tengah. Sebelah timur berbatasan dengan Iran, sebelah barat dengan Suriah dan Yordania,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Konflik Hizbullah-Israel dimulai dari persoalan keamanan di Libanon dan Israel yang telah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konflik Hizbullah-Israel dimulai dari persoalan keamanan di Libanon dan Israel yang telah terjadi atau mempunyai riwayat yang cukup panjang. Keamanan di wilayah Libanon
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan pasca- perang dingin ini juga mempunyai implikasi strategis baik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Internasional Runtuhnya Uni Soviet sebagai negara komunis utama pada tahun 1990-an memunculkan corak perkembangan Hubungan Internasional yang khas. Perkembangan pasca-
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan suatu negara yang menganut paham demokrasi, dan sebagai salah satu syaratnya adalah adanya sarana untuk menyalurkan aspirasi dan memilih pemimpin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kyai dan Jawara ditengah tengah masyarakat Banten sejak dahulu menempati peran kepemimpinan yang sangat strategis. Sebagai seorang pemimpin, Kyai dan Jawara kerap dijadikan
Lebih terperinciA BOON OR A BANE. P r o j e c t FOR DEMOCRACY? i t a i g k a a n. Amr Hamzawy and Nathan J. Brown. Berkah atau Kutukan Buat Demokrasi?
l Edisi 011, September 2011 A BOON OR A BANE P r o j e c t FOR DEMOCRACY? i t a i g k a a n D Amr Hamzawy and Nathan J. Brown Berkah atau Kutukan Buat Demokrasi? Review Paper oleh Nur Iman Subono 1 Edisi
Lebih terperinciPENDEKATAN DALAM ILMU POLITIK
PENDEKATAN DALAM ILMU POLITIK KONSEP DASAR DALAM ILMU POLITIK Kategori Metodologi Seharusnya (ought to be) DEFINISI DEFINISI PENDEKATAN Klasik Kelembagaan Negara TRADISIONAL/ KENEGARAAN Kenyataan (what
Lebih terperinciIa mendesak dunia Barat untuk mengambil langkah agar khilafah bisa dicegah.
Ia mendesak dunia Barat untuk mengambil langkah agar khilafah bisa dicegah. Ideologi tak pernah mati. Begitu juga Islam. Meski telah kehilangan institusinya sejak 3 Maret 1924, ideologi Islam tetap tertanam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. cadangan minyak bumi nomer dua terbesar di dunia dan gas alamnya yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Irak merupakan sebuah kawasan yang subur yang terletak didaerah lembah sungai Eufrat dan Tigris. Irak berpotensi menjadi sebuah Negara terkaya di dunia, karena cadangan
Lebih terperinciPEDOMAN PRAKTIKUM.
PEDOMAN PRAKTIKUM 1 PENGEMBANGAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN SEJARAH Oleh : SUPARDI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN
Lebih terperinciPARTAI POLITIK OLEH: ADIYANA SLAMET. Disampaikan Pada Kuliah Pengantar Ilmu Politik Pertemuan Ke-15 (IK-1,3,4,5)
PARTAI POLITIK OLEH: ADIYANA SLAMET Disampaikan Pada Kuliah Pengantar Ilmu Politik Pertemuan Ke-15 (IK-1,3,4,5) Definisi Partai Politik Secara umum dapat dikatakan partai politik adalah suatu kelompok
Lebih terperinciNATIONAL ROLE. Konsep Peranan Nasional dalam Politik Luar Negeri. By: Dewi Triwahyuni
NATIONAL ROLE Konsep Peranan Nasional dalam Politik Luar Negeri By: Dewi Triwahyuni Konsep Peranan Peranan dapat diartikan sebagai orientasi atau konsepsi dari bagian yang dimainkan oleh suatu pihak dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, setiap individu terkait
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, setiap individu terkait dengan persoalan politik. Masyarakat sebagai kumpulan individu memiliki harapan sekaligus
Lebih terperinciLampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja
Lampiran Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Maret 2011 Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja membuat graffiti politik, puluhan orang tewas ketika pasukan keamanan menindak Demonstran Mei
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara hukum yang menganut sistem demokrasi, yang artinya pemegang kekuasaan atau kedaulatan tertinggi ada di tangan rakyat namun tetap
Lebih terperinciBAB II. KAJIAN PUSTAKA. Dalam setiap hubungan antar manusia maupun antar kelompok sosial
BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Relasi Kekuasaan Dalam setiap hubungan antar manusia maupun antar kelompok sosial selalu tersimpul pengertian pengertian kekuasaan dan wewenang. Kekuasaan terdapat disemua bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasca kekalahannya dalam Perang Dunia II, Jepang berusaha untuk bangkit kembali menjadi salah satu kekuatan besar di dunia. Usaha Jepang untuk bangkit kembali dilakukan
Lebih terperinciBAB 4 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME
BAB 4 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME BAB 4 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME A. KONDISI UMUM Kasus separatisme di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang mengancam integritas Negara Kesatuan
Lebih terperinciBUREAUCRATIC-PROMINENT POLITICAL REGIMES. Lina Miftahul Jannah
BUREAUCRATIC-PROMINENT POLITICAL REGIMES Lina Miftahul Jannah Sistem Politik-Birokrasi di Negara Berkembang Birokrasi militer-sipil memegang posisi kunci dalam penentuan kebijakan Elit (tradisional) dalam
Lebih terperinciSISTEM POLITIK INDONESIA. 1. Pengertian Sistem Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan terorganisasi.
SISTEM POLITIK INDONESIA A. Pengertian sistem Politik 1. Pengertian Sistem Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan terorganisasi. 2. Pengertian Politik Politik berasal dari bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. multi tujuan. Dari ekonomi hingga keamanan, Liga Arab memiliki peran di
BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Ide utama penulis dalam penulisan karya ilmiah (skripsi) ini adalah dari ketertarikan penulis terhadap Liga Arab. Liga Arab merupakan organisasi yang multi tujuan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena kekalahannya dalam Perang Dunia II. Jendral Douglas MacArthur yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada tahun 1952 Jepang mulai menata kembali kehidupan politiknya setelah tentara Amerika Serikat mulai menduduki Jepang pada tanggal 2 September 1945 karena
Lebih terperinciKONSOLIDASI DEMOKRASI UNTUK KEMAKMURAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SAMBUTAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BAPPENAS Pada Seminar DEMOKRASI UNTUK
Lebih terperinciEKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBAL DAN MODERN PASCA REFORMASI
EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBAL DAN MODERN PASCA REFORMASI NAMA : RYAN AKBAR RAMADHAN NIM : 11.12.6308 KELOMPOK : J PRODI DAN JURUSAN : S1 SISTEM INFORMASI DOSEN : Junaidi Idrus, S.Ag., M.Hum
Lebih terperinciBAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL
BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap persatuan dan kesatuan nasional, penegakan hukum dan penghormatan HAM
Lebih terperinciBAB 1 PENGANTAR Latar Belakang. demokrasi sangat tergantung pada hidup dan berkembangnya partai politik. Partai politik
BAB 1 PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Partai politik merupakan sebuah institusi yang mutlak diperlukan dalam dunia demokrasi, apabila sudah memilih sistem demokrasi dalam mengatur kehidupan berbangsa dan
Lebih terperinciBAB IV ALASAN ARAB SAUDI MENDUKUNG KUDETA MESIR PADAHAL NEGARA LAIN MENGECAM. jawab untuk merepresentasikan wajah Islam ke mata dunia.
BAB IV ALASAN ARAB SAUDI MENDUKUNG KUDETA MESIR PADAHAL NEGARA LAIN MENGECAM Arab Saudi merupakan negara yang memiliki pengaruh baik di tingkat regional maupun internasional. Sebagai negara dimana tempat
Lebih terperinciBAB V PENUTUP KESIMPULAN. Rangkaian perjalanan sejarah yang panjang terhadap upaya-upaya dan
BAB V PENUTUP KESIMPULAN Rangkaian perjalanan sejarah yang panjang terhadap upaya-upaya dan Strategi Republik Kosovo dalam Proses Mencapai Status Kedaulatannya pada Tahun 2008 telah berlangsung sejak didirikannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia.Salah satu factor penyebab tingginya perhatian pada kawasan Timur Tengah karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kawasan Timur Tengah memang selalu menarik perhatian masyarakat Indonesia.Pergolakan yang terus terjadi semakin menjadi perhatian dan keprihatinan bangasa Indonesia.Salah
Lebih terperinciBAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL
BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang dilaksanakan secara langsung, yang merupakan salah satu bentuk Demokrasi. Bagi sebuah bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang akan turut serta secara aktif baik dalam kehidupan politik dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Permasalahan Partisipasi merupakan aspek yang penting dari demokrasi, partisipasi politik yang meluas merupakan ciri khas dari modernisasi politik. Partisipasi politik
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan
BAB IV KESIMPULAN Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan kebijakan politik luar negeri Rusia terhadap keberadaan
Lebih terperinciTeori Perubahan Sosial Budaya.
Teori Perubahan Sosial Budaya Herbert Spencer Lahir Derby, England 27 April 1820 Social Darwinism yang menerapkan teori Darwin dalam bidang sosial. Pandangan Herbert Spencer Dalam Pandangan Spencer masyarakat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad ke 20 bukan hanya menjadi saksi perjuangan bangsa Indonesia, akan tetapi dalam hal gerakan-gerakan anti penjajahan yang bermunculan di masa ini menarik perhatian
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JULI 2015
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JULI 2015 A. Perkembangan Perekonomian Saudi Arabia. 1. Laju pertumbuhan Produk domestik bruto (PDB) Saudi Arabia selama kuartal kedua tahun 2015
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan pertanyaan penelitian pada Bab I penelitian ini dan dihubungkan dengan kerangka pemikiran yang ada, maka kesimpulan yang diambil dari penelitian ini
Lebih terperinci[Studi Keamanan Internasional] MEMAHAMI KONFLIK. Dewi Triwahyuni
[Studi Keamanan Internasional] MEMAHAMI KONFLIK Dewi Triwahyuni 1 KONFLIK : KONSEP DAN TEORI 2 Konflik pada dasarnya merupakan hubungan antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang memiliki,
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. Kennedy hanya menjalankan jabatan kepresidenan selama dua tahun yakni
BAB VI KESIMPULAN Kennedy hanya menjalankan jabatan kepresidenan selama dua tahun yakni sejak tahun 1961 hingga 1963, akan tetapi Kennedy tetap mampu membuat kebijakan-kebijakan penting yang memiliki dampak
Lebih terperinciAncaman Terhadap Ketahanan Nasional
Ancaman Terhadap Ketahanan Nasional Pengertian ketahanan nasional adalah kondisi dinamika, yaitu suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan ketahanan, Kekuatan nasional
Lebih terperinciBASIS KONFLIK DI TIMUR TENGAH
BASIS KONFLIK DI TIMUR TENGAH Konflik antara Iraq-Kuwait merupakan konflik yang terjadi semenjak perang dunia II, yang kemudian menempatkan wilayah Babilonia klasik menjadi sebuah entitas negara yang kemudian
Lebih terperinciEksistensi Pancasila Dalam Konteks Modern dan Global Pasca Reformasi
Eksistensi Pancasila Dalam Konteks Modern dan Global Pasca Reformasi Pengaruh dan kegunaan pancasila dalam dunia modern dan sebelum reformasi. Pancasila sebagai dasar negara republik indonesia sebelum
Lebih terperinciPERSAINGAN EKONOMI INDONESIA KEPERCAYAAN KONSUMEN TERTINGGI NOMOR 3 DI DUNIA INDEKS KEPERCAYAAN KONSUMEN SEBESAR 115
PERSAINGAN EKONOMI INDONESIA KEPERCAYAAN KONSUMEN TERTINGGI NOMOR 3 DI DUNIA INDEKS KEPERCAYAAN KONSUMEN SEBESAR 115 SUMBER: www.indonesia-investments.com & www.m.tempo.co INDONESIA PERINGKATKEDUA DUNIA
Lebih terperinciKonstitusi Rancangan Rusia untuk Suriah: Pertimbangan tentang Pemerintahan di Kawasan Tersebut
Konstitusi Rancangan Rusia untuk Suriah: Pertimbangan tentang Pemerintahan di Kawasan Tersebut Leif STENBERG Direktur, AKU- Dalam makalah berikut ini, saya akan mengambil perspektif yang sebagiannya dibangun
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.
BAB 5 KESIMPULAN Kecurigaan utama negara-negara Barat terutama Amerika Serikat adalah bahwa program nuklir sipil merupakan kedok untuk menutupi pengembangan senjata nuklir. Persepsi negara-negara Barat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mendekati pemilihan Gubernur DKI Jakarta dalam PILKADA (Pemilihan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mendekati pemilihan Gubernur DKI Jakarta dalam PILKADA (Pemilihan Kepala Daerah) serentak yang dilaksanakan pada pertengahan Februari 2017, dilakukan jajak
Lebih terperinci