1. Latar Belakang I.PENDAHULUAN Indonesia adalah negara dengan sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Petani di Indonesia terdiri dari bermacam-macam jenis, antara lain petani perkebunan, petani pangan, petani ternak, petani ikan, dan lainlain. Mayoritas petani-petani di Indonesia memiliki pendapatan yang sangat rendah, sehingga kehidupan petani-petani tersebut jauh dari kata sejahtera. Hal ini dapat disebabkan oleh susahnya para petani dalam memperoleh permodalan untuk meningkatkan produksi mereka, sehingga berdampak pada pendapatan yang diperoleh. Sebagai contoh, produksi cabai nasional pada tahun 2013 sebesar 63,69 ton dengan produksi cabai di DIY pada tahun yang sama sebesar 5 ton. Dengan nilai tukar petani secara nasional untuk komoditas cabai sebesar Rp 101,96 sedangkan nilai tukar petani di DIY untuk komoditas cabai sebesar Rp 97,95 (BPS, 2013). Produksi cabai di DIY dapat ditingkatkan apabila para petani dipermudah dalam mengakses permodalan. Salah satu modal yang ditawarkan berupa Kredit Usaha Rakyat. Kredit ini bisa didapatkan di Bank BRI, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BTN, Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah, dan Bank Bukopin, serta penjaminan kredit melalui PT Asuransi Kredit Indonesia (PT Askrindo) dan Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia (Perum Jamkrindo). Kredit Usaha Rakyat merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah dalam mendorong perbankan menyalurkan kredit pembiayaan kepada UMKM-K. Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) diharapkan akan mendorong kemudahan bagi pengusaha kecil terutama petani untuk memperoleh modal usaha yang aman dan tidak memberatkan. Selain itu, dengan adanya Kredit Usaha Rakyat (KUR) juga diharapkan dapat meningkatkan produksi yang dihasilkan yang kemudian berimbas pada peningkatan pendapatan petani. Dalam skema penyaluran Kredit Usaha Rakyat PT. Bank Rakyat Indonesia, Kredit Usaha Rakyat terbagi atas dua jenis yaitu Kredit Investasi dan Kredit Modal Kerja. Kredit Investasi memiliki jaminan dengan jangka waktu maksimal lima tahun dan hanya dapat diberikan satu kali seumur hidup. Sedangkan Kredit Modal Kerja memiliki jaminan dengan jangka waktu maksimal tiga tahun dan dapat diberikan lagi selama total jangka waktu tidak melebihi tiga tahun. 1
Kredit Usaha Rakyat khusus digunakan untuk Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi dengan syarat usahanya layak namun tidak memiliki agunan sesuai dengan ketetapan perbankan. Tujuan dari peluncuran Kredit Usaha Rakyat yaitu mampu meningkatkan perekonomian, pengentasan kemiskinan, dan penyerapan tenaga kerja. Salah satu penyebaran Kredit Usaha Rakyat yaitu pada sektor pertanian. Kredit Usaha Rakyat sektor pertanian memiliki penjaminan sebesar 70% dengan suku bunga yang dibebankan kepada petani maksimum 22% per tahun untuk Kredit Usaha Rakyat mikro dengan pinjaman Kredit Usaha Rakyat kurang dari Rp 20 juta, dan suku bunga maksimum 13% per tahun untuk Kredit Usaha Rakyat ritel dengan pinjaman lebih dari Rp 20 juta. Menurut Laporan Menteri Pertanian, Suswono (2012), pada tahun 2011 Kredit Usaha Rakyat yang diserap pada sektor pertanian sebesar Rp 3,993 triliun dari target sebesar Rp 20 triliun. Tabel 1.1. Realisasi Penyaluran Kredit Usaha Rakyat Bank Nasional (31 Mei 2014) Bank Realisasi Penyaluran KUR (Rp juta) BNI 14,666,834 BRI (KUR Ritel) 18,794,490 BRI (KUR Mikro) 80,510,887 BANK MANDIRI 15,382,012 BTN 4,437,132 BUKOPIN 1,800,949 BANK SYARIAH MANDIRI 3,772,184 BNI SYARIAH 279,538 Jumlah 139,644,027 Sumber : Kemenko, 2014 Bank Rakyat Indonesia telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat dengan total plafond mencapai Rp 99,3 triliun per Mei 2014 dari total plafond semua bank pelaksana Kredit Usaha Rakyat mencapai Rp 139,6 triliun per Mei 2014. Artinya, Bank Rakyat Indonesia merupakan penyalur Kredit Usaha Rakyat terbesar dengan persentase sebesar 71,13% dari dana Kredit Usaha Rakyat yang disalurkan. Tabel 1.2. Baki Debet Kredit Usaha Rakyat Bank Umum di DIY Posisi Baki Debet (Rp juta) Pertumbuhan Juli 2013 2.401.184 31,13 2
Agustus 2013 2.447.451 33,66 September 2013 2.516.254 37,41 Oktober 2013 2.577.446 40,76 Sumber : Bank Indonesia, 2013 Kredit Usaha Rakyat di Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami pertumbuhan sebesar 40,76% per Oktober 2013 dari 31,13% per Juli 2013. Artinya, pertumbuhan Kredit Usaha Rakyat di Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami fase trend positif. Hal ini dibuktikan dngan meningkatnya jumlah baki debet sebesar Rp 2,4 triliun per Juli 2013 menjadi Rp 2,57 triliun per Oktober 2013. Tabel 1.3. Baki Debet Kredit Usaha Rakyat di BRI DIY Sektor Ekonomi Baki Debet KUR (Rp juta) Oktober November Pertanian 48.202 49.324 Perikanan 8.827 9.030 Pertambangan 739 806 Industri pengolahan 38.400 39.540 Listrik,Gas dan Air 186 195 Konstruksi 356 389 Perdagangan 444.173 448.965 Penyedia Akomodasi 9.061 9.415 Transportasi 5.272 5.352 Perantara keuangan 538 533 Usaha Persewaaan 8.235 8.069 Adm. Pemerintahan 21 20 Jasa Pendidikan 1.020 1.003 Jasa kesehatan 4.134 4.321 Jasa kemasyarakatan 78.718 82.822 Jasa perorangan 16.562 16.950 Badan Internasional 0 0 Lainnya 39.893 35.490 Jumlah 704.336 712.223 Sumber : Bank Indonesia, 2013 Kredit Usaha Rakyat yang tersalurkan oleh Bank Rakyat Indonesia di Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Oktober 2013 sebesar 704,336 miliar dengan 48,202 milliar terserap pada sektor pertanian. Sedangkan Kredit Usaha Rakyat yang tersalurkan oleh Bank Rakyat Indonesia pada bulan November 2013 sebesar 712,223 miliar dengan 49,324 miliar terserap pada sektor pertanian. 2. Permasalahan Bank merupakan lembaga keuangan yang didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau 3
banknote. Bank berfungsi untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional serta meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan rakyat. Secara filosofis, bank memiliki fungsi makro dan mikro terhadap pembangunan nasional. Ketika bank memiliki fungsi mikro maka perbankan berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, bank bersama pemerintah bekerja sama dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat dengan mengeluarkan program yang bernama Kredit Usaha Rakyat. Program ini bertujuan untuk mengatasi masalah permodalan dalam Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi. Modal berguna untuk meningkatkan hasil produksi para petani, sehingga apabila produksinya meningkat maka pendapatan yang akan diperoleh juga akan meningkat. Salah satu bank yang menjalankan program Kredit Usaha Rakyat adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI). Bank Rakyat Indonesia merupakan bank yang banyak tersebar di Indonesia terutama di Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain itu, Bank Rakyat Indonesia merupakan salah satu bank yang banyak menyalurkan dana Kredit Usaha Rakyat. Salah satu Bank Rakyat Indonesia di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu Bank Rakyat Indonesia kantor cabang Bantul. Di Kabupaten Bantul, penyerapan dana Kredit Usaha Rakyat tergolong tinggi terutama di sektor pertanian. Di sisi lain, Kabupaten Bantul memang dikenal sebagai gudangnya cabai tertinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Namun pada kenyataannya, banyak petani cabai di Kabupaten Bantul yang mengalami kesulitan dalam mengakses permodalan, sehingga mereka tidak mampu meningkatkan hasil produksinya. Melihat hal ini, penulis menilai bahwa terdapat beberapa permasalahan terkait dengan pemberian Kredit Usaha Rakyat pada usahatani cabai. Permasalahan-permasalahan yang akan diteliti antara lain: a. Berapa dana Kredit Usaha Rakyat yang terserap pada sektor pertanian di Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Bantul? b. Apakah Kredit Usaha Rakyat dimanfaatkan sesuai dengan pengajuan? c. Apakah Kredit Usaha Rakyat berpengaruh positif terhadap produksi cabai di Kabupaten Bantul? d. Apakah Kredit Usaha Rakyat bisa meningkatkan pendapatan usahatani cabai di Kabupaten Bantul? e. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya jumlah Kredit Usaha Rakyat yang diambil petani di Bank Rakyat Indonesia? 3. Tujuan Penelitian 4
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan maka tujuan dari penelitian ini adalah: a. Mengetahui besaran serapan Kredit Usaha Rakyat di Bank Rakyat Indonesia untuk sektor pertanian di Kabupaten Bantul. b. Mengetahui kesesuaian pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat dengan tujuan saat pengajuan peminjaman. c. Mengetahui pengaruh Kredit Usaha Rakyat terhadap produksi usahatani cabai di Kabupaten Bantul. d. Mengetahui peningkatan pendapatan usahatani cabai di Kabupaten Bantul apabila meminjam Kredit Usaha Rakyat. e. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya jumlah Kredit Usaha Rakyat yang diambil petani di Bank Rakyat Indonesia. 4. Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: a. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan akan menambah pengetahuan penulis di bidang perkreditan, dan sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S1) di Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. b. Bagi bank, penelitian ini sebagai salah satu bentuk untuk mengetahui pengaruh pemberian Kredit Usaha Rakyat terhadap pendapatan usahatani cabai di Kabupaten Bantul, dan sebagai salah satu alat evaluasi untuk mengetahui pengaruh dari pemberian Kredit Usaha Rakyat. c. Bagi pihak lain, penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi bagi pihak-pihak yang memerlukan. 5