BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Carsinoma Mammae atau Kanker payudara adalah tumor ganas

dokumen-dokumen yang mirip
Novita Nining Anggraini 1), Ratih Sari Wardani 2), Wahyu Umiyati 3) 1)2)3)

Wahyu Umiyati 1), Ratih Sari Wardani 2), Novita Nining Angraini 3) Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang

BAB I PENDAHULUAN. ganas dan berasal dari kelompok parenkim ( parenchima) (Smart, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. menyerang kaum wanita. Selain itu kecenderungan peningkatan. payudara masih tinggi, terutama pada negara-negara sedang berkembang,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Muhammadiyah Semarang Kedung Mundu 50727, Semarang, Indonesia. 2. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak menular. Menurut Depkes RI, 2003 (dalam Tanjung 2012) Pada akhir abad 20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat teratas dan sebagai penyebab kematian tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit dengan prevalensi cukup tinggi di dunia. Kanker

PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR TENTANG DETEKSI DINI CA MAMMAE DI RW I KELURAHAN BERINGIN, KECAMATAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Selama masa perkembangan tubuh, payudara juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. wanita. Penyakit ini didominasi oleh wanita (99% kanker payudara terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. datang ke rumah sakit ditemukan dalam keadaan stadium lanjut. Sukaca (2009, p.25) menyatakan, kanker leher rahim (Kanker Serviks)

BAB III METODE PENELITIAN. Quasi Experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian karena

BAB I PENDAHULUAN. yang memberi beban kesehatan masyarakat karena keberadaannya tersebar di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan

BAB I PENDAHULUAN. serviks dan rata-rata meninggal tiap tahunnya (Depkes RI, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. diketahui dan diobati. Hasil penelitian di Rumah Sakit Cipto. menunjukkan bahwa 80% penderita kanker payudara datang

BAB I PENDAHULUAN. wanita untuk menemukan benjolan atau kelainan pada payudaranya (NCI, 2010). Tujuan utama dari pemeriksaan SADARI adalah membantu

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

Fitriani Nur Damayanti 1), Lia Mulyanti 2), Novita Nining Anggraini 3)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kanker serviks dan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dalam perkembangan selanjutnya berada di bawah control hormone-hormon

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker payudara dan 5 juta orang meninggal karena kanker payudara. Kanker

BAB I PENDAHULUAN. payudara. Untuk upaya mencegah risiko kanker payudara pemerintah. wanita di usia muda dapat terserang kanker payudara.

BAB I PENDAHULUAN. payudara mengalami rudimeter dan tidak penting, sedang milik wanita menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. pengobatan yang diperlukan (Maryanti, 2009). SADARI (Pemeriksaan

BAB I PENDAHULUAN jiwa dan Asia Tenggara sebanyak jiwa. AKI di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menurut WHO kanker leher rahim (serviks) merupakan jenis kanker

BAB I PENDAHULUAN. rahim yang terletak antara rahim uterus dengan liang senggama vagina.

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Badan Organisasi Kesehatan Dunia/ World Health Organization

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn :

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78%

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara, atau disebut sebagai karsinoma mamae merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular yang paling menakutkan bukan hanya pada. wanita, tetapi pada laki-laki dan anak-anak yakni kanker.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker leher rahim (kanker serviks) masih menjadi masalah

yang tidak sehat, gangguan mental emosional (stres), serta perilaku yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu penyakit mematikan di dunia. Sampai saat ini, kanker

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan kanker melonjak dari menjadi dan lebih dari

I. PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu tahap perkembangan sudah dimulai, namun yang pasti setiap remaja

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terdiri dari sel-sel yang selalu tumbuh. Kadang-kadang. pertumbuhan tersebut tidak terkontrol dan membentuk suatu gumpalan.

TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT DI KEBAYANAN TERSO DESA KANDANGSAPI JENAR

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia.

InfoDATIN SITUASI PENYAKIT KANKER. 4 Februari-Hari Kanker Sedunia PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI

BAB I PENDAHULUAN. kesengsaraan dan kematian pada manusia. Saat ini kanker menempati. Data World Health Organization (WHO) yang diterbitkan pada 2010

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering dijumpai pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit degeneratif. Transisi epidemiologi ini salah satunya dipengaruhi oleh pola

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SADARI KELAS X DI SMAN 1 SEDAYU BANTUL

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia kanker payudara merupakan penyakit kanker dengan. presentase kasus baru tertinggi sebesar 43,3%, dan penyebab

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTERI TENTANG SADARI DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI PONDOK PESANTREN ADDAINURRIYAH II SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2010). Tingginya angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di

BAB I PENDAHULUAN. menekan jaringan tubuh normal sehingga dapat mempengaruhi fungsi tubuh.

KEGIATAN DALAM RANGKA HARI KANKER SEDUNIA 2013 DI JAWA TIMUR

HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN SADARI PADA WANITA USIA SUBUR

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang, demikian pula aspek sosial maupun psikologisnya. Pada masa

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. macam pekerjaan rumah tangga. Sedangkan HIV (Human Immuno Virus)

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. awal (Nadia, 2009). Keterlambatan diagnosa ini akan memperburuk status

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit kanker dengan 70% kematian terjadi di negara miskin dan berkembang. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kanker serviks dengan cara inspeksi visual pada serviks dengan aplikasi asam

BAB III METODE PENELITIAN. resiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2010).

HUBUNGAN KONTRASEPSI ORAL DAN KANKER PAYUDARA : STUDI KASUS KONTROL DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker yang paling tinggi di kalangan perempuan adalah kanker serviks. yang paling beresiko menyebabkan kematian.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan patut. bagi kehidupan seorang pria maupun wanita.

SOSIALISASI DETEKSI DINI PENYAKIT KANKER SERVIK, KANKER PAYUDARA, PUSKESMAS TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik yang tidak normal dan pola hidup yang tidak sehat. Kanker dapat

BAB I PENDAHULUAN. menderita anemia. Anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada. tinggi. Menurut World Health Organization (WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sel-sel jaringan tubuh pada payudara dan tumbuh di luar kendali, yang bila tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker payudara ialah sejumlah sel di dalam payudara dan berkembang

Kata kunci: Tingkat pengetahuan, Ketrampilan, SADARI

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel

PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan

BAB I PENDAHULUAN. FAM (Fibroadenoma Mammae) merupakan tumor jinak payudara dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. selaput dinding perut atau peritonitis ( Manuaba, 2009). salah satunya adalah Keputihan Leukorea (Manuaba, 2009).

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan tumor ganas pada sel-sel yang terdapat pada

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merupakan penyakit akibat tumor ganas pada daerah servik (leher rahim)

I. PENDAHULUAN. manusia, dan sering disebut masa peralihan. Tanda - tanda remaja pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nama Rumah Sakit Jumlah Kasus

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di Amerika Tengah dan Amerika Selatan, Karibia, Sub-Sahara

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Carsinoma Mammae atau Kanker payudara adalah tumor ganas pada payudara atau salah satu payudara, kanker payudara juga merupakan benjolan atau massa tunggal yang sering terdapat di daerah kuadran atas bagian luar, benjolan ini keras dan bentuknya tidak beraturan dan dapat digerakkan (Olfah, 2013). Kanker payudara merupakan salah satu jenis penyakit yang dapat menyebabkan kematian terbesar pada kaum wanita di dunia termasuk di Indonesia, namun kanker payudara juga dapat terjadi pada pria. Pengobatan yang paling lazim adalah dengan pembedahan dan jika perlu dilanjutkan dengan kemoterapi maupun radiasi (Nugroho, 2011). Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia(World Health Organitation) setiap tahun jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar 7 juta. Survei terakhir di dunia menunjukkan tiap 3 menit ditemukan penderita kanker payudara dan setiap 11 menit ditemukan seorang perempuan meninggal akibat kanker payudara. WHO juga mengatakan selalu ada kasus baru terkait kanker, selama empat tahun itu jumlah kematian yang disebabkan kanker melonjak dari 7.600.000 menjadi 8.200.000 dan lebih dari setengahnya berasal dari negara berkembang. Data WHO menunjukkan bahwa 78% kanker payudara 1

2 terjadi pada wanita usia 50 tahun ke atas. Sedangkan 6%-nya pada usia kurang dari 40 tahun. Kematian akibat penyakit kanker diproyeksikan meningkat 15% secara global antara tahun 2010 dan 2020, hingga mencapai 44 juta kematian. Peningkatan tertinggi (diperkirakan sebesar 20%) (WHO, 2010). Kejadian kanker di Indonesia terdapat sebanyak 23.310 kasus dan kanker payudara sebanyak 2.743 kasus. Dari data survey penelitian yang dilakukan di RS Kanker Dharmais Jakarta, di temukan data bahwa tahun 2011 ada 10 jenis kanker yang paling sering diterjadi yaitu : kanker payudara 43,7%, kanker serviks 26,4%, kanker paru 11,3%, kanker nesopharing 10,4%, hepatoma 7,6%, kanker tyroid 6,2%, kanker kolon 6%, kanker ovarium 5,7%, kanker recti 5,6% dan Limfoma Non Hodgkin (kanker limfe) 3,5%. Hal ini menunjukkan bahwa kanker payudara paling banyak terjadi daripada kejadian kanker lain (Haryono, 2012). Hasil survey riset Kesehatan Dasar di Indonesia menunjukkan angka prevalensi penyakit tumor/kanker sebesar 4,3 per 1000 penduduk (Kementrian Kesehatan, 2007). Kejadian penyakit kanker menurut Dinas Kesehatan Provinsi Jateng tahun 2011 ditemukan sebanyak 19,637 kasus, angka ini mengalami peningkatan dibandingkan kasus kanker pada tahun 2010 sebanyak 13,277 kasus, terdiri dari kanker servik 0,013, kanker payudara 0,022, kanker hepar 0,004, dan kanker paru 0,003. Sedangkan pada tahun 2011 terjadi peningkatan yaitu kanker servik 0,021, kanker payudara

3 0,029, kanker hepar 0,007, dan kanker paru 0,003 (Profil Dinkes Jateng, 2011). Di Provinsi Jateng tahun 2012 mengalami penurunan pada kasus kanker ditemukan sebanyak 11,341 kasus, terdiri dari kanker serviks 2.253 kasus(19,92%), kanker payudara 4.206(37,09%), kanker hepar 2.755 (24,29%), dan kanker paru 2.121 (18,70%) (Profil Dinkes Jateng, 2012). Perhatian terhadap penyakit tidak menular semakin meningkat seiring meningkatnya frekuensi kejadian penyakit di masyarakat. Berdasarkan laporan puskesmas dan rumah sakit di kota semarang ditemukan 157 kasus kanker payudara, dan angka tertinggi kasus kanker payudara ada di Puskesmas Pandanaran sebanyak 19 (29,8%) kasus, Puskesmas Kedungmundu 15 (23.5%) kasus, Puskesmas Karangdoro 12 (18,8%) kasus, Puskesmas Gunungpati 11 (17,2%) kasus, dan Puskesmas Candi Lama 10 (15,7%) kasus (Profil Kesehatan Kota Semarang, 2012). Penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara diantaranya : faktor umur, usia saat menstruasi pertama, penyakit fibrokistik, riwayat kanker payudara, radiasi, penggunaan hormone estrogen dan progestin, gaya hidup tidak sehat (konsumsi rokok, narkoba, makan-makanan instan, dan alkohol) (Mulyani, 2013). Selain itu faktor lain yang menyebabkan kejadian kanker payudara adalah perilaku, yaitu faktor dari diri individu (Predisposing factor), yang mencakup pengetahuan, sikap, kepercayaan, yang terdapat dalam diri

4 individu, faktor pemungkin (Enabling factor), yang mencakup ketersediaan sarana dan prasarana, dan faktor pendorong (Reinforcing factor), yaitu faktor yang memperkuat perubahan perilaku seseorang yang dikarenakan adanya sikap dari orang lain (Lawrence Green dalam Notoatmodjo, 2012). Penyakit kanker payudara merupakan keganasan yang dapat dicegah sedini mungkin dengan berbagai cara. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk menolong wanita tersebut terutama pada tahap awal, salah satunya yang paling efektif yaitu dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kanker dalam payudara wanita. Pemeriksaan ini dilakukan oleh wanita yang berumur 20 tahun keatas (Olfah, 2013). Berdasarkan data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Kota Semarang, terdapat kasus kanker payudara tertinggi di puskesmas Pandanaran yaitu sebanyak 19 kasus kanker payudara pada tahun 2012, pada kasus ini banyak ditemukan pada perempuan berusia 15-44 tahun. Dari data yang didapat di Puskesmas terdapat satu kelurahan yang mempunyai kasus kanker yaitu Kelurahan Bulustalan di RW 03 sebanyak 2 kasus. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 25 maret 2014 pada 10 orang WUS di RW 03 Kelurahan Bulustalan ditemukan 6 orang WUS tidak mengetahui pengertian dan cara melakukan

5 sadari, 4 orang WUS tahu tentang sadari tetapi tidak tahu cara melakukannya dengan benar, dikarenakan di kelurahan Bulustalan belum pernah ada sosialisasi atau penyuluhan tentang praktik sadari oleh tenaga kesehatan. Oleh karena itu sangat di perlukan penyuluhan tentang praktik SADARI pada wanita usia subur untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap mereka tentang praktik SADARI untuk pencegahan secara dini kanker payudara. Seperti pada penelitian Aprilia Hidayati (2011) yang terbukti bahwa penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan tentang kanker payudara. B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas dirumuskan masalah yaitu Apakah ada Perbedaan Pengetahuan dan Sikap WUS tentang Praktik Sadari terkait Kejadian Kanker Payudara Sebelum dan Sesudah Penyuluhan. C. TUJUAN Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah: 1. Tujuan Umum Mengetahui perbedaan pengetahuan dan sikap WUS tentang praktik sadari terkait kejadian kanker payudara sebelum dan sesudah penyuluhan RW 03 Kelurahan Bulustalan.

6 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan pengetahuan tentang praktik sadari pada WUS sebelum dan sesudah penyuluhan. b. Mendeskripsikan sikap tentang praktik sadari pada WUS sebelum dan sesudah penyuluhan. c. Menganalisis perbedaan pengetahuan pada WUS tentang praktik sadari sebelum dan sesudah penyuluhan. d. Menganalisis perbedaan sikap pada WUS tentang praktik sadari sebelum dan sesudah penyuluhan. D. MANFAAT Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: a. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan minat mengenai metode SADARI tentang pencegahan kanker payudara khususnya di wilayah puskesmas pandanaran. b. Bagi Institusi Pendidikan Hasil dari penelitian ini dapat menambah daftar pustaka diperpustakaan kampus Universitas Muhammadiyah Semarang Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Prodi DIII Kebidanan dann member informasi tentang pengetahuan dan minat praktik SADARI sebagai pencegahan kanker payudara.

7 c. Bagi Dinas Kesehatan Berbagai informasi dan masukan pengetahuan wanita usia subur tentang pencegahan kanker payudara dengan metode SADARI. d. Bagi Masyarakat Untuk memperoleh pengetahuan tentang praktik SADARI terkait pencegahan dini kanker payudara. e. Bagi Peneliti selanjutnya Hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai data bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan masalah pengetahuan dan minat tentang praktik SADARI. E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No Judul,Nama,Tahun Sasaran Variable Metode Hasil 1. Hubungan Pengetahuan Siswa Menggunaka Tidak ada dengan Praktik SMA Independen n metode Hubungan yang SADARI(periksa Negeri 1 Pengetahuan Survei Signifikan antara payudara sendiri) pada Pecangaan siswi. Analitik pengetahuan Remaja Putri sebagai dan siswa dengan dengan praktik Upaya Deteksi Dini SMA Dependen Rancangan SADARI. Kanker Payudara studi pada Siswi SMA Negeri 1 Pecangaan dan SMA Negeri Sultan Agung 2 Perilaku siswi Crossectional. Sultan Agung 2 Kabupaten Jepara. Putri Yanottami Tahun 2010. 2. Hubungan Pengetahuan Remaja dan Paparan Media Massa Terhadap Praktek SADARI(periksa payudara sendiri) pada Remaja Putri Kelas XI di SMA Negeri 1 Randudongkal. Yustitia Arum Tifani Tahun 2011. Siswi Kelas XI di SMA Negeri 1Randudon gkal Independen Pengetahuan Remaja Dependen Paparan Media Massa. Menggunaka n Penelitian Explanatory Riset dengan pendekatan Crossectional. Ada Hubungan yang Signifikan antara Pengetahuan Remaja dengan Praktek SADARI di SMA Negeri 1 Randudongkol.

8 3. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Metode Ceramah dan Demonstrasi dalam Meningkatkan Pengetahuan tentang Kanker Payudara dan Ketrampilan Praktik SADARI studi pada Siswi SMA Futuhiyyah Mranggen Kabupaten Demak. Aprilia Hidayati Tahun 2011. 4. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Remaja Putri dengan Tindakan Deteksi Dini Fibroadenoma Mammae di SMA Negeri 2 Semarang. Apriyanthi Hosanah Tahun 2012. Siswi SMA Futuhiyah Siswi kelas XI di SMA Negeri 2 Semarang Independen Pendidikan Kesehatan Dependen APengetahuan. bebas Pengetahuan Remaja Putri terikat tindakan deteksi dini Fibroadenoma Mammae. Menggunaka n Metode Quasi Eksperimen dengan Rancangan One Group Pre Test dan Post Test. Penelitian Analitik dengan menggunakan Rancangan Crossectional. Ada Perbedaan Pengetahuan siswi tentang Kanker Payudara antara sebelum dan sesudah penyuluhan. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan remaja dengan tindakan deteksi fibroadenoma. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada variabel bebasnya yaitu variabel sikap dimana belum terdapat di dalam penelitian lain.