III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and development

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di laksanakan di MTs Negeri Model Limboto.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 tanggal 18 20

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 1 Punggur Lampung Tengah dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan, maka

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian eksperimen atau percobaan (experimental research) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut tidak dipilih

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga

BAB III METODE PENELITIAN. merumuskan masalah sampai dengan menarik kesimpulan (Purwanto,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan. Menurut Sugiyono (2010), metode penelitian dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

METODE PENELITIAN. Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 1997:136).

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. kualitatif yaitu untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah desain penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lebih lanjut dari penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. IPA semester ganjil yaitu pada bulan September - Oktober Tahun Ajaran

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menghasilkan suatu produk di bidang pendidikan. Sugiyono. menyatakan bahwa penelitian pengembangan adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian kuasi

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 1 Tahun 2011, Hlm PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Oleh Sukanti 1.

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

PENGEMBANGAN PERANGKAT ASESMEN AUTENTIK PADA PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC MATERI EKSPONEN DAN LOGARITMA

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Jenis. fenomena secara detail (Yusuf, 2014:62).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

0 X

Kelas Eksperimen : O X O

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan 1 April sampai 30 Juni 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan

0 0 (Ruseffendi, 1994: 53) Keterangan: 0 : Pretes dan postes X : Kelompok yang memperoleh perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian merupakan salah satu aspek penting dalam suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan

PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Sukanti. Abstrak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan, yaitu suatu jenis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan berpikir

BAB III METODE PENELITIAN. Tibawa Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Waktu penelitian, sejak

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Lingkungan Keluarga dengan Perilaku Empati siswa kelas X SMA Negeri 1 Tibawa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen (experimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengungkapkan tentang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan Suatu cara atau jalan pengaturan atau pemeriksaan

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana

BAB III METODE PENELITIAN. materi aritmetika sosial untuk SMP kelas VII dengan model pembelajaran Group

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional. analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian pengembangan. Pada penelitian pengembangan ini telah dikembangkan instrumen penilaian afektif bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan lingkungan pada pembelajaran sains SMP. B. Prosedur Pengembangan Produk Metode penelitian didasarkan pada prosedur research and developtment menurut Borg dan Gall (1989: 784-785). Mengacu pada hal tersebut, ada beberapa tahapan penting dalam melakukan pengembangan instrumen afektif bermuatan nilai (nilai ketuhanan dan kecintaan lingkungan) pada pembelajaran sains SMP, yaitu: 1. Penelitian dan pengumpulan data pendahuluan. 2. Perencanaan dan Pengembangan produk awal. 3. Uji coba awal. 4. Revisi produk utama 5. Uji lapangan utama 6. Analisis hasil 7. Revisi produk akhir 8. Penafsiran 9. Diseminasi dan implementasi produk Susunan tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

46 Penelitian dan Pengumpulan Data Pendahuluan Perencanaan Pengembangan Produk Awal Uji Coba Awal Uji Ahli Penilaian Uji Kualitas Revisi Produk Utama Uji Lapangan Utama Analisis hasil Revisi Produk Akhir Penafsiran Diseminasi dan Implementasi Produk Gambar 3.1 Model research and development Sumber: Borg & Gall, 1989 Model pengembangan ini terdiri atas sembilan tahap yang dijelaskan sebagai berikut : 1. Penelitian dan Pengumpulan Data Pendahuluan Penelitian dan pengumpulan data dimaksudkan untuk mengetahui seberapa perlukah instrumen penilaian yang akan dikembangkan. Analisis kebutuhan ini dilakukan dengan observasi dan pemberian angket. Observasi dan pemberian angket dilakukan kepada siswa dan guru yang menjadi subjek penelitian pengembangan. Kedua metode tersebut

47 digunakan untuk mengetahui validitas informasi yang dibutuhkan mengenai kondisi sekolah dan urgensinya mengembangkan perangkat penilaian afektif bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan lingkungan pada pembelajaran sains di sekolah tersebut. Hasil observasi dan angket ini kemudian dijadikan sebagai landasan dalam penyusunan latar belakang masalah dan gambaran dari analisis kebutuhan sekolah. 2. Perencanaan dan Pengembangan Produk Awal Perencanaan ini mencakup merumuskan tujuan, menyusun instrumen afektif berdasarkan analisis kebutuhan yang telah dilaksanakan pada tahap sebelumnya. Adapun dalam pengembangannya, langkah yang digunakan adalah menurut Muchlish (2011: 170). Ada 4 langkah yang digunakan dalam pengembangan produk awal ini, yakni : 1. Menentukan spesifikasi instrumen Instrumen penilaian pada aspek sikap dan nilai yang dikembangkan, yaitu nilai ketuhanan dan kecintaan lingkungan pada materi perubahan wujud zat (padat, cair, gas) untuk tingkat sekolah menengah pertama. Teknik instrumen yang digunakan adalah penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan penilaian observasi yang disertai rubrik. 2. Menulis instrumen berdasarkan kisi-kisi instrumen afektif Kisi-kisi instrumen penilaian afektif didapat dari penentuan definisi konseptual, operasional hingga indikator penilaian berdasarkan pada kompetensi inti 1 dan 2 pada pembelajaran sains sekolah menengah pertama. Berikut kisi-kisi instrumen berdasarkan KI-1 dan KI-2:

48 Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Berdasarkan KI-1 dan KI-2 Afektif Indikator Jumlah Butir Pernyataan Nilai Jujur 1 Saya tidak menyontek pada saat mengerjakan ujian Toleransi 1 Saya berteman tanpa membedabedakan agama Cinta 1 Saya selalu Damai memukul teman saya bila dia menghina saya Skala Positif/Negatif Positif Positif Positif Sumber: Sunarti (2014: 48) 3. Menentukan dan merancang skala instrumen penilaian afektif. Skala sikap dan nilai yang digunakan adalah skala Likert dengan lima alternatif jawaban, yaitu SS (sangat setuju), S (setuju), R (ragu), TS (tidak setuju), STS (sangat tidak setuju). Berikut contoh instrumen penilaian afektif kategori sikap. Tabel 3.2 Sikap terhadap Pelajaran Sains No Aspek Penilaian SS S R TS STS 1 Sains terlalu banyak rumus 2 Tidak semua harus belajar sains 3 Sains harus dibuat mudah 4 Sains menajamkan imajinasi 5 Saya menyukai sains Sumber: Sunarti (2014: 85) 4. Menentukan pedoman penskoran berdasarkan skala instrumen yang digunakan pada langkah sebelumnya. Penskoran pilihan jawaban skala Likert dapat ditentukan berdasarkan jenis pernyataan, yaitu favorable atau unfavorable. Untuk pernyataan

49 bersifat favorable, skor jawaban adalah: SS=4; S=3; R=2; TS=1; dan STS=0. Sedangkan pernyataan bersifat unfavorable, skor jawaban adalah sebaliknya, yaitu: SS=0; S=1; R=2; TS=3; dan STS=4. 3. Uji Coba Awal Pada tahap tiga dilakukan uji coba awal yang dibagi menjadi uji validasi ahli yang ditujukan pada ahli penilaian, yaitu dosen, dan uji kualitas oleh guru mata pelajaran, dalam hal ini guru sains. Uji ahli dilakukan untuk mengetahui ketidaksesuaian atau kesalahan pada produk yang dibuat baik dari komponen konstruksi, komponen substansi maupun komponen tata bahasa. Sedangkan uji kualitas dilakukan untuk mengetahui kesesuaian dan kemanfaatan instrumen untuk dapat diaplikasikan di sekolah. Hasil uji validasi ahli dan uji kualitas guru dalam menelaah instrumen dijadikan sebagai acuan dalam perbaikan instrumen. Perbaikan tersebut dilakukan terhadap konstruksi instrumen, yaitu kalimat yang digunakan, waktu yang diperlukan untuk mengisi instrumen, cara pengisian atau cara menjawab instrumen, dan pengetikan. 4. Revisi Produk Utama Berdasarkan hasil uji coba awal, data yang telah didapatkan digunakan untuk mencari apakah masih ada ketidaksesuaian atau kesalahan pada produk, kemudian dilakukan revisi produk utama sesuai dengan catatan dan saran perbaikan dari ahli dan guru. Hasil revisi produk utama dapat digunakan untuk uji lapangan utama.

50 5. Uji Lapangan Utama Setelah produk utama diperoleh, dilakukan uji lapangan utama. Tujuan uji lapangan utama adalah untuk mengetahui apakah produk yang dikembangkan telah memenuhi tujuan dilihat dari tingkat keefektifan instrumen (validitas dan reliabilitas) dalam menentukan preferensi sikap dan karakter siswa. Sampel yang diperlukan minimal 30 siswa, bisa berasal dari satu sekolah atau lebih. Pada saat uji coba yang perlu dicatat adalah saran-saran dari responden atas kejelasan pedoman pengisian instrumen, kejelasan kalimat yang digunakan, dan waktu yang diperlukan untuk mengisi instrumen. Waktu yang diperlukan agar tidak jenuh adalah 30 menit atau kurang. 6. Analisis Hasil Hasil uji lapangan produk utama kemudian dianalisis, analisis hasil uji coba diarahkan pada variasi jawaban tiap butir pertanyaan/pernyataan. Jika menggunakan skala instrumen 0 sampai 4, dan jawaban responden bervariasi dari 0 sampai 4, maka butir pertanyaan/pernyataan pada instrumen dapat dikatakan baik. Namun apabila jawaban hanya pada satu pilihan yaitu 4, maka butir instrumen tergolong tidak baik. Indikator yang digunakan adalah besarnya daya beda. Bila daya beda butir instrumen lebih dari 0,30 butir instrumen tergolong baik. Namun untuk lebih tepat dapat digunakan acuan r-tabel. Indikator lain yang perlu diperhatikan adalah indeks keandalan yang dikenal dengan indeks reliabilitas. Batas indeks reliabilitas minimal 0,70. Bila indeks ini lebih kecil dari 0,70 kesalahan pengukuran akan melebihi

51 batas. Oleh karena itu, diusahakan agaer indeks kesalahan instrumen minimal 0,70. 7. Revisi Produk Akhir Penafsiran hasil pengukuran berupa skor atau angka. Untuk menafsirkan hasil pengukuran diperlukan suatu kriteria. Kriteria yang digunakan pada skala dan jumlah butir pernyataan adalah kriteria berdasarkan penilaian sikap oleh Direktorat Pembinaan Sekolah. 8. Penafsiran Setelah dilakukan analisis hasil uji coba, selanjutnya instrumen direvisi kembali dengan memerhatikan butir-butir pertanyaan/pernyataan yang tidak baik berdasarkan analisis pada tahap enam tersebut. Perbaikan termasuk mengakomodasi saran-saran dari responden uji coba. 9. Diseminasi dan implementasi produk Hasil dari uji coba lapangan yang telah direvisi kemudian diinformasikan kepada sekolah (diseminasi), lalu menjadi panduan bagi para guru dalam mengimplementasikan penilaian afektif di sekolah. C. Data dan Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian pengembangan dan teknik pengumpulan data, adalah sebagai berikut : 1. Data penelitian pendahuluan untuk mengetahui tingkat kebutuhan pengembangan produk. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang ditujukan kepada guru-guru sains SMP.

52 2. Data hasil validasi ahli berupa penilaian terhadap produk instrumen afektif. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen kelayakan produk yang ditujukan kepada dosen. 3. Data hasil uji kualitas instrumen berupa penilaian terhadap kesesuaian dan kemanfaatan produk instrumen afektif. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen penelaahan kualitas yang ditujukan kepada guru sains SMP. 4. Data hasil uji coba lapangan utama berupa penilaian keefektifan instrumen berdasar indikator penentu validitas dan reliabilitas instrumen. Teknik pengumpulan data melalui pengisian lembar penilaian diri, teman sebaya, dan observasi oleh responden (siswa). D. Teknik Analisis Data 1. Analisis Penelitian Pendahuluan Untuk mengetahui tingkat urgensi pengembangan instrumen, dilakukan analisis kebutuhan yang mengikuti aturan sebagai berikut. Tabel 3.3 Kategori Analisis Penelitian Pendahuluan Rentang Skor Kategori Keterangan Mi + 1,5 SBi X Mi + 3,0 SBi STD Sangat tidak diperlukan Mi + 0 SBi X Mi + 1,5 SBi TD Tidak Diperlukan Mi 1,5 SBi X Mi + 0 SBi D Diperlukan Mi 3,0 SBi X Mi 1,5 SBi SD Sangat diperlukan Sumber: Direktorat Pembinaan SMP (2010: 60) 2. Analisis Validasi oleh Ahli dan Guru Analisis validasi ahli dan guru menggunakan skala Likert dengan rentang nilai 1 hingga 4.

53 Tabel 3.4. Kriteria Penilaian untuk Validasi Ahli dan Guru No Rentang Skor Kategori Keterangan 1 > Mi + 1,8 SBi SB Sangat Baik 2 Mi + 0,6 SBi < Mi + 1,8 SBi B Baik 3 Mi - 0,6 SBi < Mi + 0,6 SBi C Cukup 4 Mi 1,8 SBi < Mi 0,6 SBi K Kurang 5 Mi - 1,8 SBi SK Sangat Kurang Sumber: Widyoko (2013: 238) Keterangan: Perhitungan hasil analisis uji satu lawan satu didapatkan: (skor akhir rata-rata) Mi (Mean Ideal) = ½ (Skor Tertinggi Ideal+Skor Terendah Ideal) SBi (Simpangan Baku Ideal) = ½ x 1/3 (Skor Tertinggi Ideal Skor Terendah Ideal) 3. Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen Data yang diperoleh dari hasil uji coba lapangan menggunakan skala Likert. Prosedur pemberian skor menggunakan nilai skala berdasarkan tabel 3.5 di bawah ini: Tabel 3.5 Kriteria Pemberian Skor pada Uji Coba Lapangan Nomor Kategori Respon Butir SS S R TS STS 1 (+) 4 3 2 1 0 2 (-) 0 1 2 3 4 Sumber: Kusaeri (2012: 230) Untuk setiap pernyataan responden akan diberi nilai sesuai dengan nilai skala kategori jawaban yang diberikannya. Skor responden pada setiap pernyataan dijumlahkan sehingga merupakan skor responden pada skala tersebut.

54 Ada dua tipe jenis jawaban yang didapat jawaban favorable dan unfavorable. Jawaban favorable adalah respon setuju terhadap pertanyaan favorable dan respon tidak setuju terhadap pernyataan unfavorable. Sedangkan jawaban unfavorable berarti respon tidak setuju terhadap pertanyaan favorable dan setuju terhadap pertanyaan yang unfavorable. Validitas tes berhubungan dengan ketepatan tes tersebut terhadap konsep yang akan diukur, sehingga betul-betul mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan reliabilitas tes berhubungan dengan konsistensi hasil pengukuran, yaitu seberapa konsisten skor tes dari satu pengukuran ke pengukuran berikutnya. Reliabilitas merujuk pada ketetapan/keajegan instrumen tersebut dalam menilai apa yang diinginkan, artinya kapanpun instrumen tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus koefisien korelasi product moment (r xy ). Untuk melihat hasil pengujian, nilai r xy yang didapat dibandingkan dengan tabel harga kritik r productmoment atau disebut sebagai r tabel. Jika r xy > r tabel maka item yang bersangkutan dinyatakan valid, sebaliknya jika r xy < r tabel maka item bersangkutan dinyatakan tidak valid. Formula statistik yang digunakan dalam analisis validitas menggunakan Pearson product moment adalah sebagai berikut: = ( )( ) ( ( ) )( ( ) )

55 Keterangan: r N : Nilai korelasi product moment : Jumlah responden : Jumlah skor variabel belahan pertama (butir soal ganjil) : Jumlah skor variabel belahan pertama (butir soal ganjil) Sumber: Sunarti (2014:104) Uji reliabilitas menggunakan metode Alpha Cronbach s yang diukur berdasarkan skala alpha cronbach s yaitu 0 sampai 1. Adapun rumus koefisien Alpha, yaitu sebagai berikut: ( ) ( ) Keterangan: = koefisien reliabilitas = banyaknya butir soal = jumlah varians skor untuk semua butir tes = varians skor total Sumber: Widyoko (2013:137) Kedua uji tersebut (validitas dan reliabilitas) dilaksanakan dengan bantuan program R-Commander. 4. Penafsiran Instrumen Interpretasi terhadap skor individual pada skala Likert,yaitu dengan menjumlahkan skor total tiap siswa, lalu mencari rata-rata skor

56 keseluruhan siswa dan simpangan bakunya. Kategori hasil pengukuran untuk skala Likert menggunakan ketentuan seperti pada tabel 3.6 berikut. Tabel 3.6 Kriteria Nilai Berdasarkan Instrumen Skala Sikap Rentang Skor Kategori Mi + 1,5 SBi < X Mi + 3,0 SBi Sangat Baik Mi + 0 SBi < X Mi + 1,5 SBi Baik Mi 1,5 SBi < X Mi + 0 SBi Cukup Mi 3,0 SBi X Mi 1,5 SBi Kurang Sumber: Direktorat Pembinaan SMP (2010: 60) Keterangan: Mean Ideal (Mi) = (skor maksimum + skor minimum) Simpangan Baku Ideal (SBi) = (skor maksimum - skor minimum) X = Skor Peserta didik