Gambar 1.1. Anatomi sendi lutut normal (Jun, 2011)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar Ilustrasi sendi lutut yang sehat (kiri) dan sendi lutut yang telah cedera hingga mengalami osteoarthritis (kanan)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Gambar 1.1. Ilustrasi bagian-bagian sendi panggul (Amirouche dan Solitro, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. sekedar jalan-jalan atau refreshing, hobi dan sebagainya. Dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hip Joint. Femur

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh variasi..., Agung Prasetyo, FT UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Perubahan ini terjadi sejak awal kehidupan sampai lanjut usia pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Anatomi Femoral, Tibial, dan Patellar Component (teijin-nakashima.co.jp)

Gambar 1.1. Sambungan hip (hip joint) pada manusia [1].

BAB I PENDAHULUAN. fungsionalnya. Kompleksnya suatu gerakan dalam aktifitas seperti. tulang-tulang yang membentuk sendi ini masing-masing tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. akibat adanya kontak atau gesekan. Gesekan biasanya didefinisikan sebagai gaya

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat disuatu negara,

Oleh : DWI BRINA HESTILIANA J

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 1.1 Hip fracture (Carter, 2007)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Proses Lengkung (Bend Process)

BAB I PENDAHULUAN an, teknologi pencetakan tiga dimensi (3D) yang mencetak. benda dengan mengandalkan ekstrusi termoplastik untuk pembuatan

Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien. Stroke Non Hemoragik

Analisis Kinematis untuk Menentukan Dimensi Transfemoral Prosthetic Tipe Four-Bar Linkage dalam Fase Awal Siklus Gait Cycle

BAB 3 FONDASI DALAM MEMANAH

Mengukur Kecepatan dan Percepatan Gerak Kaki Manusia Menggunakan Kamera Digital

sipil. Kekuatan kayu sebagai bahan untuk struktur dipengaruhi oleh beberapa Kayu dapat menahan gaya tekan yang berbeda-beda sesuai dengan kelas

Mengukur Kecepatan dan Percepatan Gerak Kaki Manusia Menggunakan Kamera Digital

BAB I PENDAHULUAN. beratnya latihan dan kontak badan antar pemain bertumpu pada fisik. Oleh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III KONTAK PADA KOMPONEN ACETABULAR

ANALISIS PENYUSUTAN DIMENSI PRODUK INJECTION MOLDING DENGAN BENTUK ACETABULAR CUP UNTUK SAMBUNGAN HIP PADA MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. di alam dan pertama kali digunakan dalam sejarah umat manusia. Kayu sampai saat

PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP TEGANGAN DALAM SAMBUNGAN TULANG PINGGUL BUATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. serta bidang kesehatan. Setiap orang yang hidup baik usia produktif maupun

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 3. SISTEM GERAK PADA MANUSIALATIHAN SOAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

POSTURE & MOVEMENT PERTEMUAN 2 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT

FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA

ANATOMI PERSENDIAN. 2) Sendi engsel

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM GERAK MANUSIA

ROM (Range Of Motion)

BAB III PEMILIHAN BAHAN DAN PROSES MANUFAKTUR CRUISE CONTROL

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu gerak yang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas

BAB I PENDAHULUAN. tinggi,menyebabkan pengembangan sifat dan karakteristik aluminium terus

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian. Setiap pembangunan mall dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Biomaterial adalah substansi atau kombinasi beberapa subtansi, sintetis atau

Dewasa ini didapati angka kehidupan masyarakat semakin meningkat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa data yang tersedia menurut World Health Organization (2010),

Gambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014)

Analisa Perancangan Pada Produk Kaki Tiruan Atas Lutut tipe four bar linkage

Jurnal Teknika Atw 1

BAB I PENDAHULUAN. persendian melakukan aktivitas atau gerakan (Helmi, 2012). Usia tua merupakan salah satu faktor risiko terjadi osteoarthritis.

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas sehari- hari, beradaptasi dan berkontribusi di lingkungan masyarakat

DEFORMASI BALOK SEDERHANA

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-108

BAB I PENDAHULUAN. terbuat dari beton, baja atau keduanya tidak lepas dari elemenelemen. pelat, kolom maupun balok kolom. Masing-masing elemen

BAB I PENDAHULUAN. pesat yaitu selain awet dan kuat, berat yang lebih ringan Specific Strength yang

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas. Aktivitas-aktivitas tersebut berlangsung di tempat kerja, sekolah, kampus

Gambar 1.1. Contoh Peralatan Micro-Manufacturing (Qin, 2006)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH TEKSTUR PERMUKAAN MATERIAL UHMWPE TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA BEBAN KONTAK STATIC, ROLLING DAN SLIDING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

Studi Eksperimental Keausan Permukaan Material Akibat Adanya Multi-Directional Contact Friction

Pengaruh Perubahan Parameter Pemesinan Terhadap Surface Roughness Produk Pada Proses Pemesinan dengan Single Cutting Tool

BAB I PENDAHULUAN. tahun jumlahnya cenderung mengalami peningkatan. Menurut Kantor

BAB IV DATA DAN ANALISA

ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

Askep Kebutuhan Mobilitas dan Immobilitas

ROM (Range Of Motion)

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, begitu juga dalam bidang kesehatan. Salah satu Negara kita, yaitu dari

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM OTOT

ANALISA KONTAK PADA SAMBUNGAN TULANG PINGGUL BUATAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Patella merupakan tulang sesamoid terbesar yang ada di tubuh, menduduki

Gambar 4.1. Hasil pengelasan gesek.

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro H.Prof.Sudharto, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang, 50275

Apakah Anda menderita nyeri. MAKOplasty. pilihan tepat untuk Anda

4. PERILAKU TEKUK BAMBU TALI Pendahuluan

BAB II DASAR TEORI. bahan pangan yang siap untuk dikonsumsi. Pengupasan memiliki tujuan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut manusia melakukan macam aktivitas. Aktivitas yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. robek pada ligamen,atau patah tulang karena terjatuh. Cedera tersebut

PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II DASAR TEORI. sangat penting, yaitu untuk menghilangkan kulit atau penutup luar buah atau

BAB I PENDAHULUAN. Pekerjaan konstruksi merupakan pekerjaan yang banyak menggunakan tenaga kerja. Kontribusi pekerja dalam merealisasikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa sekarang banyak penduduk baik yang berusia produktif maupun

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTYPE SHANK PROSTHESES KAKI BAGIAN BAWAH LUTUT

Spesifikasi batang baja mutu tinggi tanpa pelapis untuk beton prategang

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. secara nyata baik dalam tegangan maupun dalam kompresi sebelum terjadi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sendi lutut merupakan salah satu sendi paling canggih pada tubuh manusia. Sendi lutut seperti sebuah bantalan besar yang terletak pada tulang kaki bagian bawah yang terdiri dari dua artikulasi yaitu antara femur dan tibia kemudian antara femur dan patella (Masourus dkk, 2010). Sendi lutut sangat berpotensi mengalami kerusakan yang disebabkan karena adanya keausan yang terjadi pada tulang kartilago, degenerasi tulang, cidera parah atau kecelakaan, dan faktor beban lainnya (Amirouche dan Solitro, 2011). Gambar 1.1. Anatomi sendi lutut normal (Jun, 2011) Sendi lutut yang mengalami kerusakan akan membatasi manusia untuk melakukan aktivitas sehari-hari atau bahkan membuat manusia tidak mampu sama sekali untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Dalam hal ini, operasi pergantian sendi lutut (total knee arthroplasty atau total knee replacement) dapat dilakukan untuk menggantikan bagian lutut yang rusak dengan implan sehingga fungsi artikular lutut kembali normal (Jun, 2011). 1

2 Sendi lutut terdiri dari tiga tulang yaitu femur, tibia dan patella sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar 1.1. Ketiga tulang tersebut terhubung satu sama lain, dimana femur distal terletak di bagian ujung proxsimal tibia yang memungkinkan pergerakan halus dari kaki bagian bawah. Sedangkan patella terletak di depan lutut dan di antara otot tendon tengah paha. Ketiga tulang ini diikat oleh ligamen yang kuat untuk menjaga kestabilan lutut. Sendi lutut tidak hanya menekuk seperti engsel pada pintu, tetapi juga memiliki mobilitas yang kompleks seperti rotasi dan translasi antar tulang (Jun, 2011). Tulang yang akan diganti pada operasi total knee replacement adalah femur dan tibia. Knee joint prosthetic yang digunakan saat ini, dibuat dengan menggunakan rancangan yang disesuaikan dengan bentuk dan dimensi tulang lutut pasien. Pembuatan knee joint prosthetic ini mengacu pada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa rancangan implan merupakan faktor penting yang memiliki pengaruh pada beberapa hal, yaitu: tingkat keausan (Saikko dan Calonius, 2002), kadar rasa sakit yang dialami pasien, pemenuhan fungsi restorasi, serta peningkatan durabilitas dan kehandalan implan (Mow dan Hayes, 1997). Pembuatan rancangan implan juga disesuaikan dengan kriteria biomekanis tertentu yang ditunjukkan pada Tabel 1.1. Tabel 1.1. Tujuan fungsional dan kriteria biomekanis (Mow dan Hayes, 1997) Tujuan Fungsional Menghilangkan rasa sakit Fungsi restorasi Daya Tahan Kehandalan Kriteria Biomekanis Pergantian semua permukaan artikulasi. Interface gerak mikro kurang dari 50μm antara komponen dan tulang. Karakteristik gerak seperti sendi lutut normal. Panjang jaringan lunak dalam kisaran normal. Otot lengan pengungkit lebih besar seperti biasa. Tegangan normal pada interface dan di dalam tulang sekitarnya. Keausan minimal dari permukaan sendi (kedalaman kurang dari 0,05 mm per tahun). Tidak sensitif terhadap ketidaksejajaran atau ketidaksesuaian ukuran. Tidak sensitif terhadap kinetika yang berbeda dari pasien.

3 Pemilihan proses manufaktur yang tepat dari knee joint prosthetic harus diperhatikan demi keberhasilan pembuatan implan. Hal ini terkait dengan bentuk dari knee joint prosthetic yang harus sesuai dengan bentuk tulang femur dan tibia. Selain itu, harus diperhatikan rute manufaktur untuk mengontrol bentuk topografi permukaan implan knee joint prosthetic yang ukuran dan kekasarannya sesuai atau mendekati aslinya. Proses manufaktur harus direncanakan sebaik mungkin agar dapat mencapai kebutuhan yang diinginkan, memberikan pengaruh yang baik pada mechanical properties implan, tidak melebihi toleransi, mampu memberikan surface finish yang baik, dan terjangkau dari segi ekonomi (Anasane dkk, 2007). Proses manufaktur knee joint prosthetic yang digunakan dapat berupa metode machining, casting, forming, ataupun kombinasi diantara ketiganya. Forming merupakan metode yang paling sederhana yang dapat digunakan untuk membuat knee joint prosthetic. Forming dilakukan dengan membentuk material sesuai dengan kelengkungan tertentu kemudian proses dikombinasikan dengan machining untuk membentuk dan memperhalus kontur akhir (finishing). Proses forming mampu menekan waktu dan biaya manufaktur. Selain itu, forming juga dapat meningkatkan properties internal dari material seperti: kekuatan, ketangguhan dan ketahanan fatik (Anasane dkk, 2007). Bending merupakan salah satu proses cold forming yang dilakukan dengan cara merubah sumbu kelengkungan suatu material. Bending mampu melengkungkan sebuah material yang lurus (batang, pipa, lembaran) begitu juga sebaliknya. Selama proses bending, salah satu sisi material mengalami kompresi dan sisi yang lainnya mengalami regangan. Masing-masing lapisan material mengalami deformasi proporsional terhadap tekanan yang diberikan. Material dapat ditekuk sampai dengan batas nilai tekanan yang diijinkan. Apabila material ditekuk melampaui batas nilai tekanan yang diijinkan maka akan terjadi crack atau retakan pada sisi material yang mengalami regangan atau kerutan pada sisi material yang mengalami kompresi (Adamus dan Lacki, 2011).

4 1.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana mendapatkan implan femoral head of knee joint prosthetic yang sesuai, baik dari segi surface finish atau hasil akhir implan maupun dari segi ekonomi. 2. Langkah-langkah apa saja yang dilakukan dalam proses manufaktur femoral head of knee joint prosthetic? 3. Bagaimana nilai kekerasan material implan femoral head of knee joint prosthetic sebelum dilakukan bending dan setelah dilakukan bending? 1.3. Batasan Masalah Penelitian ini hanya dibatasi pada : 1. Material yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan implan adalah stainless steel 316 L. 2. Proses manufaktur yang digunakan adalah cold working yaitu dengan metode bending dan dilakukan proses machining sebagai finishing. 3. Pengujian mekanis yang dilakukan pada material implan sebelum dilakukan proses bending dan sesudah dilakukan proses bending dengan uji kekerasan mikro. 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Memperoleh implan femoral head of knee joint prosthetic yang sesuai, baik dari segi surface finish atau hasil akhir implan maupun dari segi ekonomi. 2. Memperoleh Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses manufaktur implan femoral head of knee joint prosthetic. 3. Memperoleh perbandingan nilai kekerasan material implan femoral head of knee joint prosthetic sebelum dilakukan bending dan setelah dilakukan bending serta memperoleh perbandingannya.

5 1.5. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : 1. Diharapkan penelitian ini mampu menghasilkan implan femoral head knee joint prosthetic yang dapat digunakan dalam operasi total knee replacement. 2. Diharapkan penelitian ini mampu memperbaiki proses manufaktur femoral head knee joint prosthetic sehingga lebih sesuai, baik dari segi surface finish atau bentuk akhir implan maupun dari segi ekonominya. 3. Diharapkan penelitian ini dapat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas knee joint prosthetic di Indonesia. 1.6. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN Bab pengantar memuat latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Latar belakang masalah berisi hal-hal yang menjadi alasan penulis melakukan penelitian. Rumusan masalah merupakan penarikan kesimpulan dari bagian latar belakang, sehingga didapatkan suatu hal yang akan diteliti. Batasan masalah berisi batasan-batasan permasalahan yang diambil untuk lebih memfokuskan kegiatan penelitian. Tujuan penelitian menyebutkan secara spesifik tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian. Bagian ini akan dijawab dengan kesimpulan tugas akhir pada bab selanjutnya. Manfaat penelitian berisi ha-hal yang dapat diraih dari kegiatan penelitian, baik manfaat bagi penulis maupun bagi masyarakat. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Memuat uraian sistematis tentang hasil penelitian yang didapat oleh peneliti terdahulu dan yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Tinjauan pustaka ini lebih digunakan sebagai referensi dalam memperoleh hasil penelitian yang maksimal. BAB III. LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan penjabaran dari tinjauan pustaka sebagai landasan dan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian. Landasan teori berbentuk

6 uraian dasar yang kualitatif, serta model matematis atau persamaan-persamaan yang berkaitan erat dengan ilmu yang diteliti. BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN Menjelaskan secara detil cara melakukan penelitian yang mencakup rancangan, bahan, alat, metode/jalan penelitian, dan tingkat ketelitian alat. BAB V. HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN Memuat hasil penelitian atau analisa pembahasan yang sifatnya terpadu. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk daftar (tabel), grafik, foto/gambar atau bentuk lain dan ditempatkan dekat dengan pembahsan. Pembahasan berisi tentang hasil yang diperoleh berupa penjelasan teoritis, baik secara kualitatif, kuantitatif atau secara statistik. BAB VI. PENUTUP Merupakan bagian akhir dari sistematika penulisan yang berisi kesimpulan terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan serta saran untuk perbaikan atau pengembangan terhadap penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan tepat yang dijabarkan dari hasil penelitian dan pembahasan untuk membuktikan kebenaran hipotesis. Saran dibuat berdasarkan pengalaman dan pertimbangan penulis yang ditujukan kepada para peneliti lain yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian yang sudah diselesaikan. DAFTAR PUSTAKA