BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Nilai-nilai Desain Dalam melakukan suatu proses kerja, maka diperlukan suatu perencanaan yang benar-benar matang. Hal ini sangat penting guna memberi arahan dalam proses kerja termasuk proses desain ulang suatu produk, membatasi masalahmasalah apa saja yang perlu diselesaikan sesuai dengan perencanaan, sehingga hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. Perencanaan perancangan yang dibuat yaitu perencanaan yang lebih menekankan pada fungsi dan prinsip kerja parapodium dinamik itu sendiri, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut: 1. Segi Fungsi dan Kegunaan Dilihat dari segi fungsi dan kegunaan, alat ini dapat difungsikan dalam membantu pasien untuk bisa berjalan secara aman. Parapodium dinamik ini dapat digunakan untuk menopang badan pasien dan berpindah tempat/berjalan sesuai dengan yang dikehendaki, yang semua ini tidak lepas dari kemampuan dan kehandalan alat ini. Alat ini dirancang sesuai ukuran orang dewasa Indonesia dengan mempertimbangkan postur/ukuran dan berat badan rata-rata sehingga alat ini bisa sesuai batasan masalah yang ada. 2. Segi Konstruksi Ditinjau dari segi konstruksi, pemilihan bentuk, ukuran, dan jenis material disesuaikan terhadap kapasitas maksimal alat yang akan dicapai. Perancangan konstruksi harus memperhatikan kekuatan konstruksi terhadap pembebanan yang ada, yaitu gaya bending/geser dan gaya berat dari konstruksi itu sendiri. Kekuatan konstruksi harus lebih besar dari pembebanan yang ada, agar konstruksi dapat memenuhi tuntutan mesin sebagai alat bantu jalan. 3. Segi Ekonomis Dari segi ekonomis perlu diperhatikan secara lebih mendalam, sebab pada segi ini sangat erat kaitanya dengan besaran biaya yang harus dikeluarkan untuk 13

2 14 proses pembuatan alat. Hal ini diharapkan untuk dapat menekan biaya produksi yang serendah mungkin tapi tidak mengurangi segi yang lain, terutama segi konstruksi dan tampilan. Namun tidak diinginkan efek dari penekanan biaya produksi yang akan mengakibatkan penurunan kemampuan kerja mesin. 3.2 Bahan dan Alat Dalam proses desain ulang dan pembuatan serta pengujian alat parapodium dinamik ini menggunakan alat dan bahan sebagai berikut : Proses desain ulang mebggunakan peralatan antara lain : personal computer dengan software Catia V5R17 dan perangkat pelengkapnya. Proses produksi menggunakan alat dan peralatan antara lain : mesin gerinda potong, mesin gerinda tangan, mesin poles, mesin bor tangan dan bor duduk, mesin potong dan tekuk plat, besi potong jigsaw, mesin bor frais, mesin cat komplit, mesin jahit kulit imitasi/oskar dan peralatan assembling. Sedangkan bahan dan material yang dipakai adalah plat stainless steel MT304 tebal 2, pipa kotak 20x20 mm, 20x40 mm, 25x25 mm, 30x30 mm, pipa bulat diameter ½, 5/8, batang stainless diameter ½. 5/8, pipa besi diameter ¾, plat besi tebal 1 mm, kulit imitasi, spon, perekat Velcro, pengunci sabuk, mur-baut-ring stainless model hexagon maupun tanam kunci L dan mur-baut-ring baja yang hexagon maupun tanam kunci L. 3.3 Diagram Alir Desain Ulang dan Pembuatan Parapodium Dinamik Diagram alir pada Gambar 3.1 dan penjelasannya dari proses desain ulang dan pembuatan parapodium dinamik menggambarkan bagaimana tahapan dari pekerjaan itu dilakukan selangkah demi selangka. Dimulai dari observasi produk acuan yang ada di Departemen Rehabilitasi Medik RSO. Dokter Suharso

3 15 MULAI OBSERVASI PRODUK ACUAN PENENTUAN KONSEP DESAIN PERANCANGAN BENTUK 3D CATIA PERANCANGAN RINCI PEMBUATAN ALAT PENGUJIAN PARAPODIUM TIDAK OK YA KESIMPULANY SELESAI Gambar 3.1 Diagram Alir Proses Desain Ulang Parapodium Dinamik 3.4 Langkah-langkah Pelaksanaan Desain Ulang dan Pembuatan Langkah-langkah desain ulang dan pembuatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: Observasi Produk Acuan a. Mengambil data tentang ukuran-ukuran alat dan material parapodium dinamik yang sudah ada di RSO. Dr. Suharso Solo b. Mempelajari prinsip kerja parapodium dinamik yang ada Membuat Konsep Desain a. Membuat konsep rancangan bentuk dan proses pembuatan parapodium dinamik berdasarkan hasil observasi

4 16 b. Menentukan ukuran komponen, pemilihan ukuran dan jenis material dan konstruksi alat dengan mengacu pada anthropometry orang dewasa Indonesia dan ketersediaan material di pasar lokal Indonesia. Dalam proses desain ulang parapodium dinamik dilakukan penyesuaian beberapa ukuran produk agar ergonomis dengan ukuran dan bentuk tubuh orang dewasa Indonesia dengan mengacu pada Tabel 2.2 tentang Anthromorphy Orang Dewasa Indonesia maka ditentukan ukuran baru antara lain adalah: Lebar korset atas : mm Tebal korset bawah : mm Lebar kaki parapodium dinamik : mm Panjang kaki parapodium dinamik : mm Tinggi parapodium dinamik : mm Material utama yang dipakai untuk pipa penegak lutut, frame alas telapak kaki, frame penyangga pinggang dari parapodium dinamik ex impor menggunakan jenis pipa mild steel/low carbon steel (baja karbon rendah) dimana menurut standard ASTM A36 mempunyai mechanical property : Tensile Strength 58,000 psi, Yield Strength 36,300 psi, Elongation 20% dan chemical composisian : Iron (Fe) 99%, Carbon (C) 0.26%, Manganese (Mn) 0.75%, Phosphorous (P) 0,04%, Copper (Cu) 0.2%, Sulfur (S) 0,050%.(Lampiran13,Carbon Steel Grade). Permukaan luar material ini dilapis dengan lapisan krom dan sebagian dicat dengan cara powder coating. Dari observasi juga ditemukan pula bahwa setelah sekian tahun dipakai beberapa permukaan material alat tersebut sudah mulai berkarat dan kusam kecoklatan. Dan dalam proses desain ulang dipilih material pengganti untuk parapodium dinamik baru dengan mempertimbangkan ketersediaan jenis dan ukuran material yang ada dilokal Indonesia yaitu jenis pipa stainless steel dengan grade MT304 dimana menurut ASTM A mempunyai mechanical property: Tensile Strength 75,000 psi, Yield Strength 30,000 psi, Elongation 35%, Brinnel HB 192/ Rockwell HRB B90 dan chemical composisians: Carbon (C) 0.035%, Manganese (Mn) 2 %, Phosphorous (P) 0,04%, Silicon 1%,

5 17 Sulfur (S) 0,030%, Nickel (Ni) 8-13, Chrome (Cr) 18-20% yang mempunyai sifat tahan karat dan permukaan bisa dipoles gilap atau doft.(lampiran 14, Natal Stainless Steel). Sedangkan penyesuaian ukuran material juga harus dilakukan karena ukuran-ukuran material yang dipakai oleh parapodium dinamik acuan tidak ada di pasaran lokal Indonesia karena menggunakan satuan Inggris (British System). Penyesuaian ukuran material dengan kondisi ketersediaan stok pipa-pipa kotak di pasaran yang menggunakan Satuan International (SI) (Lampiran 15, PT. Wijaya Makmur Santosa) adalah sebagai berikut: Pipa besi kotak 1 x 1 ½ tebal 1/25 (25,4 x 38,1 mm, tebal 0,96 mm) diganti dengan seperti pipa dari plat besi dibending L kemudian dipasangkan membentuk pipa kotak 25 x 40 mm, tebal 1,4 mm. Contoh penggunaan: Selongsong korset bawah (Item no. 4.2). Pipa besi kotak 1 x 1 ½, tebal 1/25 (25,4 x 38,1 mm, tebal 0,96 mm) diganti menjadi pipa stainless kotak 20 x 40 mm, tebal 1,2 mm. Contoh penggunaan: Palang penguat (Item no. 1.1), Pipa tusuk L (Item no. 4.1). Pipa besi kotak 1 ¼ x 1 ¼, tebal 1/25 (31,75 x 31,75 mm,tebal 0,96 mm) diganti menjadi pipa stainless kotak 30 x 30 mm, tebal 1,2 mm. Contoh penggunaan: Selongsong berlubang (Item 3.1), Selongsong penahan (Item 3.3). Pipa besi kotak 6/8 x 1 1/2, tebal 1/25 (19,05 x 38,1 mm, tebal 0.96 mm) diganti dengan plat stainless T.2 mm dibending dan dipasangkan membentuk pipa kotak. Contoh penggunaan: Pipa skala penusuk (Item no. 5.2 dan 5.3).

6 Perancangan Bentuk 3 Dimensi Membuat pemodelan rancangan gambar 3D seperti Gambar 3.2 dari parapodium dinamik dalam bentuk tampilan assembling total maupun komponen-komponen dengan menggunakan softare Catia V5R17 dan mengacu pada cara menggambar mesin menurut ISO (Sato dkk.,2000) sebagai berikut: 1. Gambar Assembling Total Parapodium Dinamik Gambar 3.2 Ukuran Desain Ulang Parapodium Dinamik untuk Orang Indonesia

7 19 2. Alas telapak kaki Gambar 3.3 Alas Telapak Kaki 3. Penegak Lutut Gambar 3.4 Penegak Lutut

8 20 4. Penyangga Pinggang Gambar 3.5 Penyangga Pinggang 5. Korset Bawah Gambar 3.6 Korset Bawah

9 21 6. Engsel Pengunci Belakang Pinggang Gambar 3.7 Engsel Pengunci Belakang Pinggang 7. Korset Atas (Chest Support) Gambar 3.8 Korset Atas Perancangan Rinci Setelah proses pemodelan 3 dimensi dari alat parapodium dinamik dilanjutkan perancangan rinci atau desain akhir, dimana desain jadi merupakan desain yang sudah siap untuk diproses pada proses manufacturing/produksi.

10 22 Design akhir merupakan desain yang didalamnya sudah terkandung elemen-elemen fungsional yang mutlak harus terpenuhi pada produk tersebut. Apabila terjadi perubahan pada design tersebut harus melewati tahap uji dulu baru terjadi pendesainan ulang dan ini disebut dengan desain yang kedua atau redesain. Dimungkinkan terjadi perubahan desain ditengah proses apabila desain mengalami kegagalan atau kesulitan proses manufacturing. Pada perancangan ini gambar kerja memuat seluruh komponen fungsional yang terdapat pada alat. Berikut ini ditampilkan contoh pemodelan 2D dari part/item sedangkan untuk gambar total ditampilkan pada halaman lampiran. Pemodelan dilakukan juga dengan menggunakan software Catia V5R17 dan mengacu pada arahan cara menggambar mesin menurut ISO seperti Gambar 3.9. (Sato dkk, 2000). Gambar 3.9 Contoh Gambar Detail Part/Item Uraian langkah Pembuatan, Analisa dan Pengujian Alat Parapodium Dinamik diuraikan lebih lengkap pada Bab IV dan langkah membuat kesimpulan pembuatan tugas akhir ini disampaikan pada Bab V.

11 23

BAB IV PEMBUATAN, ANALISA DAN PENGUJIAN PARAPODIUM DINAMIK

BAB IV PEMBUATAN, ANALISA DAN PENGUJIAN PARAPODIUM DINAMIK BAB IV PEMBUATAN, ANALISA DAN PENGUJIAN PARAPODIUM DINAMIK 4.1. Proses Pembuatan Komponen Parapodium dinamik Proses pembuatan parapodium dinamik sesuai dengan gambar kerja hasil desain ulang. Proses pembuatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMBUATAN ALAT

BAB III METODE PEMBUATAN ALAT BAB III METODE PEMBUATAN ALAT 3.1 Diagram Alir / Flowchart Dalam proses pembuatan suatu alat atau produk memerlukan peralatan dan pemesinan yang dapat dipergunakan dengan tepat dan ekonomis serta pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data.

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data. BAB III PROSES MANUFAKTUR 3.1. Metode Proses Manufaktur Proses yang dilakukan untuk pembuatan mesin pembuat tepung ini berkaitan dengan proses manufaktur dari mesin tersebut. Proses manufaktur merupakan

Lebih terperinci

REDESAIN, PEMBUATAN DAN ANALISIS KINERJA PARAPODIUM DINAMIK ANAK SEBAGAI ALAT BANTU JALAN PENDERITA LUMPUH KAKI SKRIPSI

REDESAIN, PEMBUATAN DAN ANALISIS KINERJA PARAPODIUM DINAMIK ANAK SEBAGAI ALAT BANTU JALAN PENDERITA LUMPUH KAKI SKRIPSI REDESAIN, PEMBUATAN DAN ANALISIS KINERJA PARAPODIUM DINAMIK ANAK SEBAGAI ALAT BANTU JALAN PENDERITA LUMPUH KAKI SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh: ISHAK

Lebih terperinci

ANALISA KEGAGALAN PIPA BAJA TAHAN KARAT 316L DI BANGUNAN LEPAS PANTAI PANGKAH-GRESIK

ANALISA KEGAGALAN PIPA BAJA TAHAN KARAT 316L DI BANGUNAN LEPAS PANTAI PANGKAH-GRESIK ANALISA KEGAGALAN PIPA BAJA TAHAN KARAT 316L DI BANGUNAN LEPAS PANTAI PANGKAH-GRESIK SALMON PASKALIS SIHOMBING NRP 2709100068 Dosen Pembimbing: Dr. Hosta Ardhyananta S.T., M.Sc. NIP. 198012072005011004

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMBUATAN

BAB III METODE PEMBUATAN BAB III METODE PEMBUATAN 3.1. Metode Pembuatan Metodologi yang digunakan dalam pembuatan paratrike ini, yaitu : a. Studi Literatur Sebagai landasan dalam pembuatan paratrike diperlukan teori yang mendukung

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN 4.1 Proses Produksi Produksi adalah suatu proses memperbanyak jumlah produk melalui tahapantahapan dari bahan baku untuk diubah dengan cara diproses melalui prosedur kerja

Lebih terperinci

Struktur Rangka Ruang (Space frame)

Struktur Rangka Ruang (Space frame) Struktur Rangka Ruang (Space frame) Struktur Space Frame ialah konstruksi rangka ruang dengan suatu sistem sambungan antara batang / member satu sama lain yang menggunakan bola / ball joint sebagai sendi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium.

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium. BAB III METODOLOGI 3.1. Diagram Alir Tugas Akhir Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium Skala Laboratorium. Gambar 3.1. Diagram Alir Tugas Akhir 3.2. Alat dan Dalam rancang

Lebih terperinci

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2 c = b - 2x = 13 2. 2,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = mm mm = 82 mm 2 = 0,000082 m 2 g) Massa sabuk per meter. Massa belt per meter dihitung dengan rumus. M = area panjang density = 0,000082

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian 4

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian 4 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PERNYATAAN iii NASKAH SOAL TUGAS AKHIR iv HALAMAN PERSEMBAHAN v KATA PENGANTAR vi DAFTAR ISI 1 DAFTAR GAMBAR 4 DAFTAR TABEL 7 DAFTAR LAMPIRAN 8

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret 20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret 2013. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap pembuatan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Alat dan Bahan A. Alat 1. Las listrik 2. Mesin bubut 3. Gerinda potong 4. Gerinda tangan 5. Pemotong plat 6. Bor tangan 7. Bor duduk 8. Alat ukur (Jangka sorong, mistar)

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan konstruksi mesin pengupas serabut kelapa ini terlihat pada Gambar 3.1. Mulai Survei alat yang sudah ada dipasaran

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN digilib.uns.ac.id 38 BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses PembuatanTabung Peniris Luar dan tutup Tabung luar peniris dan tutup peniris (Gambar 4.1) terbuat dari plat stainless steel berlubang dengan

Lebih terperinci

SIMULASI PENGUJIAN TEGANGAN MEKANIK PADA DESAIN LANDASAN BENDA KERJA MESIN PEMOTONG PELAT

SIMULASI PENGUJIAN TEGANGAN MEKANIK PADA DESAIN LANDASAN BENDA KERJA MESIN PEMOTONG PELAT Prosiding Seminar Nasional Teknologi dan Aplikasi Reaktor Nuklir PRSG Tahun 2012 ISBN 978-979-17109-7-8 SIMULASI PENGUJIAN TEGANGAN MEKANIK PADA DESAIN LANDASAN BENDA KERJA MESIN PEMOTONG PELAT Dedy Haryanto,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan akan dilakukan di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan September- Oktober

Lebih terperinci

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut 16 III. METODE PEMBUATAN A. Waktu dan Tempat Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut Amanah, jalan raya candimas Natar, Lampung Selatan. Pembuatan mesin pengaduk adonan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat. C. Pendekatan Rancangan dan Konstruksi Alat

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat. C. Pendekatan Rancangan dan Konstruksi Alat III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini meliputi penelitian pendahuluan, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan dan perancangan desain yang dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 52 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DATA PENELITIAN 1. Material Penelitian a. Tipe Baja : A 516 Grade 70 Bentuk : Plat Tabel 7. Komposisi Kimia Baja A 516 Grade 70 Komposisi Kimia Persentase (%) C 0,1895 Si

Lebih terperinci

Jurnal Teknika Atw 1

Jurnal Teknika Atw 1 PENGARUH BENTUK PENAMPANG BATANG STRUKTUR TERHADAP TEGANGAN DAN DEFLEKSI OLEH BEBAN BENDING Agung Supriyanto, Joko Yunianto P Program Studi Teknik Mesin,Akademi Teknologi Warga Surakarta ABSTRAK Dalam

Lebih terperinci

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las Sulistiawan I 1303010 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini akan diuraikan proses pengumpulan dan pengolahan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Produksi Jurusan Teknik Mesin

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Produksi Jurusan Teknik Mesin III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Produksi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung pada bulan September 2012 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN START

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN START BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES KERJA PRAKTIK Secara sistematik langkah pembuatan tempat tidur terapi 2 section dapat diuraikan pada diagram alir, seperti gambar berikut : START MENDAPAT

Lebih terperinci

Masa berlaku: Alamat : Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Juli 2009 Telp. (022) ; Faks. (022) ,

Masa berlaku: Alamat : Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Juli 2009 Telp. (022) ; Faks. (022) , AMANDEMEN LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-021-IDN Nama Laboratorium : Balai Besar Logam dan Mesin Mekanik Logam dan paduannya Kuat tarik (tensile strength) SNI 07-0408-1989 JIS Z 2241-1998

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS 28 BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1 Kondisi Operasi Kondisi operasi dan informasi teknis dari sampel sesuai dengan data lapangan dapat dilihat pada Tabel 3.1, sedangkan posisi sample dapat dilihat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Hal yang paling dasar dalam pemodelan sebuah komponen (part) adalah pembuatan

III. METODE PENELITIAN. Hal yang paling dasar dalam pemodelan sebuah komponen (part) adalah pembuatan 20 III. METODE PENELITIAN A. Pemodelan Hal yang paling dasar dalam pemodelan sebuah komponen (part) adalah pembuatan sketsa 2D, karena dari sketsa 2D inilah nantinya akan dihasilkan bentuk 3D. 1. Sketsa

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

PERANCANGAN TEKNIS BAUT BATUAN BERDIAMETER 39 mm DENGAN KEKUATAN PENOPANGAN kn LOGO

PERANCANGAN TEKNIS BAUT BATUAN BERDIAMETER 39 mm DENGAN KEKUATAN PENOPANGAN kn LOGO www.designfreebies.org PERANCANGAN TEKNIS BAUT BATUAN BERDIAMETER 39 mm DENGAN KEKUATAN PENOPANGAN 130-150 kn Latar Belakang Kestabilan batuan Tolok ukur keselamatan kerja di pertambangan bawah tanah Perencanaan

Lebih terperinci

BAJA TULANGAN BETON BERSTANDAR SNI 2052:2014

BAJA TULANGAN BETON BERSTANDAR SNI 2052:2014 BAJA TULANGAN BETON BERSTANDAR SNI 2052:2014 Video Hot Rolling pabrik DELI Baja berbentuk batang berpenampang bundar dengan permukaan polos dan sirip yang digunakan untuk penulangan beton, yang

Lebih terperinci

Diajukan guna melengkapi sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu ( S1 ) Di Susun oleh : : Hendry Purwanto NIM :

Diajukan guna melengkapi sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu ( S1 ) Di Susun oleh : : Hendry Purwanto NIM : TUGAS AKHIR ANALISA PENGELASAN BEDA MATERIAL STAINLESS STEEL ( SUS 316L ) DENGAN KARBON ( SA 516 Gr 70 ) BERTUJUAN PEMBUATAN PROSEDURE PENGELASAN ( WPS ) UNTUK ITEM HP VENT KO DRUM Diajukan guna melengkapi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Alat dan Bahan A. Alat 1. Las listrik 2. Mesin bubut 3. Gerinda potong 4. Gerinda tangan 5. Pemotong plat 6. Bor tangan 7. Bor duduk 8. Alat ukur (Jangka sorong, mistar)

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. prioritas sesuai kebutuhan pelanggan adalah sebagai berikut: 1. Desain model box : 20.4 % 2. Jenis material : 19.

BAB V ANALISA HASIL. prioritas sesuai kebutuhan pelanggan adalah sebagai berikut: 1. Desain model box : 20.4 % 2. Jenis material : 19. BAB V ANALISA HASIL 1.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Berdasarkan pengolahan data dalam pembuatan rumah kualitas (house of quality) dengan menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD), maka dapat

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN 30 BAB IV PROSES PEMBUATAN 4.1 Proses Pembuatan Proses pengerjaan adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membuat komponen-komponen pada mesin pembuat stik dan keripik. Pengerjaan yang dominan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Mulai Observasi Studi Pustaka Persiapan Specimen & Alat Prosedur Pengujian Steam Turbine Power Output : 28,2 MW Speed : 6.797 Rpm Live Steam :

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Dalam proses pembuatan mesin pengupas kulit kentang perlu memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Adapun maksud

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin BAB III METODOLOGI 3.1. Diagram Alur Produksi Mesin Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin 3.2. Cara Kerja Mesin Prinsip kerja mesin pencetak bakso secara umum yaitu terletak pada screw penekan adonan dan

Lebih terperinci

SISTEM MEKANIK MESIN SORTASI MANGGIS

SISTEM MEKANIK MESIN SORTASI MANGGIS SISTEM MEKANIK MESIN SORTASI MANGGIS Perancangan dan pembuatan mekanik mesin sortasi manggis telah selesai dilakukan. Mesin sortasi manggis ini terdiri dari rangka mesin, unit penggerak, unit pengangkut,

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan proses pembuatan adalah proses untuk mencapai suatu hasil. Proses pembuatan sand filter rotary machine dikerjakan dalam beberapa tahap, mulai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Kegiatan penelitian yang meliputi perancangan, pembuatan prototipe mesin penanam dan pemupuk jagung dilakukan di Laboratorium Teknik Mesin Budidaya

Lebih terperinci

III. METODE PROYEK AKHIR. dari tanggal 06 Juni sampai tanggal 12 Juni 2013, dengan demikian terhitung. waktu pengerjaan berlangsung selama 1 minggu.

III. METODE PROYEK AKHIR. dari tanggal 06 Juni sampai tanggal 12 Juni 2013, dengan demikian terhitung. waktu pengerjaan berlangsung selama 1 minggu. 24 III. METODE PROYEK AKHIR 3.1. Waktu dan Tempat Proses pembuatan Proyek Akhir ini dilakukan di Bengkel Bubut Jl. Lintas Timur Way Jepara Lampung Timur. Waktu pengerjaan alat pemotong kentang spiral ini

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI

BAB IV PROSES PRODUKSI BAB IV PROSES PRODUKSI 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pemotong kerupuk rambak kulit. Pengerjaan paling dominan dalam pembuatan komponen

Lebih terperinci

DESAIN ALAT UKUR DEFLEKSI JEMBATAN MODEL SEGITIGA PADA JEMBATAN RANGKA BAJA. Oleh : YAKOBUS ARYO PRAMUDITO NPM. :

DESAIN ALAT UKUR DEFLEKSI JEMBATAN MODEL SEGITIGA PADA JEMBATAN RANGKA BAJA. Oleh : YAKOBUS ARYO PRAMUDITO NPM. : DESAIN ALAT UKUR DEFLEKSI JEMBATAN MODEL SEGITIGA PADA JEMBATAN RANGKA BAJA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : YAKOBUS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Peleburan Alumunium. Skala Laboratorium.

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Peleburan Alumunium. Skala Laboratorium. BAB III METODOLOGI 3.1. Diagram Alir Tugas Akhir Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Peleburan Alumunium Skala Laboratorium. Gambar 3.1. Diagram Alir Tugas Akhir 27 3.2. Alat dan Dalam rancang

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di 22 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan 20 22 Maret 2013 di Laboratorium dan Perbengkelan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pembuatan Proses pengerjaan adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membuat komponen-komponen pada mesin pemotong umbi. Pengerjaan yang dominan dalam

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN digilib.uns.ac.id BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Skema Alur Kerja Pembuatan - Skema proses pembuatan alat pneumatik transfer station adalah alur kerja proses pembuatan alat pneumatik transfer station

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR A III PERENCANAAN DAN GAMAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Diagram alir adalah suatu gambaran utama yang dipergunakan untuk dasar dalam bertindak. Seperti halnya pada perancangan diperlukan suatu

Lebih terperinci

DISAIN MODIFIKASI MESIN TEKUK MODEL MPV.1620 MENJADI MESIN PEMOTONG PLAT

DISAIN MODIFIKASI MESIN TEKUK MODEL MPV.1620 MENJADI MESIN PEMOTONG PLAT DISAIN MODIFIKASI MESIN TEKUK MODEL MPV.1620 MENJADI MESIN PEMOTONG PLAT Sagino, Dedy Haryanto, Riswan Djambiar, Darlis Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir-BATAN, PUSPIPTEK Serpong, Tangerang,

Lebih terperinci

BAB III CARA PEMBUATAN ALAT TRACKE R BEARING. Rahang penahan berfungsi sebagai rumah atau sarang dari bagian komponen lain

BAB III CARA PEMBUATAN ALAT TRACKE R BEARING. Rahang penahan berfungsi sebagai rumah atau sarang dari bagian komponen lain BAB III CARA PEMBUATAN ALAT TRACKE R BEARING 3.1 RAHANG PENAHAN Rahang penahan berfungsi sebagai rumah atau sarang dari bagian komponen lain yaitu - Kaki penahan - Batang ulir. Yang semua komponen akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Identifikasi Masalah. Rumusan Masalah. Identifikasi Variabel. Perancangan Percobaan. Analisis dan Pengujian

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Identifikasi Masalah. Rumusan Masalah. Identifikasi Variabel. Perancangan Percobaan. Analisis dan Pengujian BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini ada beberapa langkah yang dilakukan. Langkah langkah dalam proses pengerjaan Keausan pahat pada proses pemesinan dapat dilihat

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI Teknika : Engineering and Sains Journal Volume, Nomor, Juni 207, 67-72 ISSN 2579-5422 online ISSN 2580-446 print PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir BAB IV MODIFIKASI

Laporan Tugas Akhir BAB IV MODIFIKASI BAB IV MODIFIKASI 4.1. Rancangan Mesin Sebelumnya Untuk melakukan modifikasi, terlebih dahulu dibutuhkan data-data dari perancangan sebelumnya. Data-data yang didapatkan dari perancangan sebelumnya adalah

Lebih terperinci

DESAIN DAN ANALISIS RANGKA LENGAN CNC SUMBU Y PADA HYBRID POWDER SPRAY CNC 2 AXIS

DESAIN DAN ANALISIS RANGKA LENGAN CNC SUMBU Y PADA HYBRID POWDER SPRAY CNC 2 AXIS DESAIN DAN ANALISIS RANGKA LENGAN CNC SUMBU Y PADA HYBRID POWDER SPRAY CNC 2 AXIS PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelarahli Madya (A. Md) Disusun oleh : KIBAGUS MUHAMMAD

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN SISTEM PERPIPAAN UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN BUNGA KEBUN VERTIKAL

BAB IV PEMBUATAN SISTEM PERPIPAAN UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN BUNGA KEBUN VERTIKAL BAB IV PEMBUATAN SISTEM PERPIPAAN UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN BUNGA KEBUN VERTIKAL Bab ini berisikan tentang proses pembuatan sistem perpipaan untuk penyiraman bunga kebun vertikal berdasarkan hasil perancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin BAB III METODE PROYEK AKHIR A. Waktu dan Tempat Tempat pembuatan dan perakitan mesin pemotong kerupuk ini di lakukan di Bengkel Kurnia Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya

Lebih terperinci

PERANCANGAN DONGKRAK DAN JACK STAND 2IN1

PERANCANGAN DONGKRAK DAN JACK STAND 2IN1 PERANCANGAN DONGKRAK DAN JACK STAND IN Andryan ), Joni Dewanto ) Program Studi Teknik Otomotif Universitas Kristen Petra,) Jl. Siwalankerto -3, Surabaya 03. Indonesia,) Phone: 00-3-8439040, Fax: 00-3-84758,)

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMBUATAN

BAB III METODE PEMBUATAN BAB III METODE PEMBUATAN 3.1. KONSEP PEMBUATAN ALAT Membuat suatu produk atau alat memerlukan peralatan dan pemesinan yang dapat dipergunakan dengan tepat dan ekonomis. Pemilihan mesin atau proses yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam metode BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND 4.1. Proses Perancangan Dalam suatu pembuatan alat diperlukan perencanaan yang matang agar hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam

Lebih terperinci

Prosiding SENTIA 2016 Politeknik Negeri Malang Volume 8 ISSN:

Prosiding SENTIA 2016 Politeknik Negeri Malang Volume 8 ISSN: ANALISIS KEKUATAN KOSTUM TIKUS PADA KONSTRUKSI SALURAN KABEL UDARA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH SECARA PEMODELAN MENGGUNAKAN CATIA V5 Akhmad Faizin, Dipl.Ing.HTL, M.T. Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri

Lebih terperinci

ANALISIS KEKUATAN COMPRESIVE NATURAL GAS (CNG) CYLINDERS MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISIS KEKUATAN COMPRESIVE NATURAL GAS (CNG) CYLINDERS MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA ANALISIS KEKUATAN COMPRESIVE NATURAL GAS (CNG) CYLINDERS MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Khoirul Huda 1), Luchyto Chandra Permadi 2) 1),2) Pendidikan Teknik Mesin Jl. Semarang 6 Malang Email :khoirul9huda@gmail.com

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN ANALISIS PEMBEBANAN GERGAJI RADIAL 4 ARAH

PERANCANGAN DAN ANALISIS PEMBEBANAN GERGAJI RADIAL 4 ARAH PERANCANGAN DAN ANALISIS PEMBEBANAN GERGAJI RADIAL 4 ARAH Michael Wijaya, Didi Widya Utama dan Agus Halim Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara, Jakarta e-mail: mchwijaya@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN GAYA-GAYA PADA STRUKTUR BOX

BAB IV PERHITUNGAN GAYA-GAYA PADA STRUKTUR BOX BAB IV PERHITUNGAN GAYA-GAYA PADA STRUKTUR BOX Perhitungan konstruksi dilakukan dengan metode kesetaraan yaitu analisa dilakukan pada konstruksi yang sudah ada dengan mengasumsikan sebagai beban merata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1. Pembuatan Mesin Shot Peening 1. Alat a. Mesin las listrik b. Kunci kombinasi c. Gergaji besi d. Mesin penekuk plat e. Gerinda potong f. Mistar

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA HASIL PENGELASAN BAJA ST 37 DITINJAU DARI KEKUATAN TARIK BAHAN

STUDI PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA HASIL PENGELASAN BAJA ST 37 DITINJAU DARI KEKUATAN TARIK BAHAN STUDI PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA HASIL PENGELASAN BAJA ST 37 DITINJAU DARI KEKUATAN TARIK BAHAN SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik IMBARKO NIM. 050401073

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keliatan dan kekuatan yang tinggi. Keliatan atau ductility adalah kemampuan. tarik sebelum terjadi kegagalan (Bowles,1985).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keliatan dan kekuatan yang tinggi. Keliatan atau ductility adalah kemampuan. tarik sebelum terjadi kegagalan (Bowles,1985). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Bahan konstruksi yang mulai diminati pada masa ini adalah baja. Baja merupakan salah satu bahan konstruksi yang sangat baik. Baja memiliki sifat keliatan dan kekuatan yang

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT BANTU 3D SCANNER

RANCANG BANGUN ALAT BANTU 3D SCANNER RANCANG BANGUN ALAT BANTU 3D SCANNER Rudy, Agustinus Purna Irawan dan Didi Widya Utama Program Studi Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin Universitas Tarumanagara Abstrak: 3D scanner adalah alat Pemindai

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah proses untuk mencapai suatu hasil. Proses pembuatan sand filter rotary machine dikerjakan dalam beberapa tahap, mulai

Lebih terperinci

PENYESUAIAN TOOL DIES EVO 023 W12 PADA MESIN BENDING UNTUK UKURAN 25 MM MENJADI 20 MM ABSTRAK

PENYESUAIAN TOOL DIES EVO 023 W12 PADA MESIN BENDING UNTUK UKURAN 25 MM MENJADI 20 MM ABSTRAK PENYESUAIAN TOOL DIES EVO 023 W12 PADA MESIN BENDING UNTUK UKURAN 25 MM MENJADI 20 MM Fadwah Maghfurah,ST,MM,MT 1,.Bayu Putra Trianto 2 Lecture 1,College student 2,Departement of machine, Faculty of Engineering,

Lebih terperinci

RSU KASIH IBU - EXTENSION STRUKTUR : BAB - 06 DAFTAR ISI PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA 01. LINGKUP PEKERJAAN BAHAN - BAHAN..

RSU KASIH IBU - EXTENSION STRUKTUR : BAB - 06 DAFTAR ISI PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA 01. LINGKUP PEKERJAAN BAHAN - BAHAN.. DAFTAR ISI 01. LINGKUP PEKERJAAN.. 127 02. BAHAN - BAHAN.. 127 03. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN...... 127 PT. Jasa Ferrie Pratama 126 01. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan Konstruksi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DATA ALAT DAN MATERIAL PENELITIAN 1. Material Penelitian Tipe Baja : AISI 1045 Bentuk : Pelat Tabel 7. Komposisi Kimia Baja AISI 1045 Pelat AISI 1045 Unsur Nilai Kandungan Unsur

Lebih terperinci

4.1. Menghitung Kapasitas Silinder

4.1. Menghitung Kapasitas Silinder BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Menghitung Kapasitas Silinder Pada perencangan alat uji kekentalan plastik ini sampel akan dilebur didalam silinder. Untuk itu dibutuhkan perhitungan untuk mencari

Lebih terperinci

Dimas Hardjo Subowo NRP

Dimas Hardjo Subowo NRP Dimas Hardjo Subowo NRP. 2706 100 011 Dosen Pembimbing : Budi Agung K, ST, M.Sc FAKULTAS TEKNOLOHI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Abstrak Dalam proses pengelasan seringkali dijumpai

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pengayak pasir. Komponen komponen yang akan dibuat adalah komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PLTA Batang Agam mulai beroperasi pada tahun 1976 dengan memanfaatkan potensi air sungai Batang Agam yang dibendung dan dialirkan menuju reservoir (Kolam Tando) dan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE A. BAHAN BAB III BAHAN DAN METODE Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Besi plat esser dengan ketebalan 2 mm, dan 5 mm, sebagai bahan konstruksi pendorong batang,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013 di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENERAPAN SOLUSI (IMPLEMENTASI SOLUTION) Pembuatan gambar desain yang akan di kembangkan serta membuat analisa pada model tersebut. Sehingga menghasil mesin pencacah

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. bahan pangan yang siap untuk dikonsumsi. Pengupasan memiliki tujuan yang

BAB II DASAR TEORI. bahan pangan yang siap untuk dikonsumsi. Pengupasan memiliki tujuan yang BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Pengupasan Pengupasan merupakan pra-proses dalam pengolahan agar didapatkan bahan pangan yang siap untuk dikonsumsi. Pengupasan memiliki tujuan yang sangat penting,

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN 4.1 Konsep Pembuatan Mesin Potong Sesuai dengan definisi dari mesin potong logam, bahwa sebuah mesin dapat menggantikan pekerjaan manual menjadi otomatis, sehingga

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Muiai. Kapasitas: A4 Bahan pola : Lilin Pahat: Gurdi Daya: 1/16HP. Sketsa alat. Desain gambar

BAB III PERANCANGAN ALAT. Muiai. Kapasitas: A4 Bahan pola : Lilin Pahat: Gurdi Daya: 1/16HP. Sketsa alat. Desain gambar BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram Alir Perancangan Muiai Kapasitas: A4 Bahan pola : Lilin Pahat: Gurdi Daya: 1/16HP I Sketsa alat Desain gambar Perancangan alat Kerangka Mesin Kerangka Meja Poros Perakitaiimesin

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membuat komponen-komponen pada mesin pembuat lubang biopori. Pengerjaan yang dominan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu LAMPIRAN I ATA PENGAMATAN. ata Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu Berikut merupakan tabel data hasil penepungan selama pengeringan jam, 4 jam, dan 6 jam. Tabel 8. ata hasil tepung selama

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONSTRUKSI PADA SEGWAY

PERANCANGAN KONSTRUKSI PADA SEGWAY PERANCANGAN KONSTRUKSI PADA SEGWAY Alvin Soesilo 1), Agustinus Purna Irawan 1) dan Frans Jusuf Daywin 2) 1) Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara, Jakarta 2) Teknik Pertanian

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skema dan Prinsip Kerja Alat Prinsip kerja mesin spin coating adalah sumber tenaga motor listrik ditransmisikan ke poros hollow melalui pulley dan v-belt untuk mendapatkan

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN

IV. PENDEKATAN DESAIN IV. PENDEKATAN DESAIN A. Kriteria Desain Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENYANGGA BOX MOBIL PICK UP MULTIGUNA PEDESAAN

PENGEMBANGAN PENYANGGA BOX MOBIL PICK UP MULTIGUNA PEDESAAN PENGEMBANGAN PENYANGGA BOX MOBIL PICK UP MULTIGUNA PEDESAAN Oleh: Hulfi Mirza Hulam Ahmad 2109100704 Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ing. Ir. I Made Londen Batan, M.Eng Latar Belakang Prototype box yang dibuat

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL VARIASI PRETENSION SAMBUNGAN BAUT BAJA TIPE SLIP CRITICAL

STUDI EKSPERIMENTAL VARIASI PRETENSION SAMBUNGAN BAUT BAJA TIPE SLIP CRITICAL STUDI EKSPERIMENTAL VARIASI PRETENSION SAMBUNGAN BAUT BAJA TIPE SLIP CRITICAL Ardison Gutama 1), Alex Kurniawandy 2), Warman Fatra 3) 1) Jurusan Teknik Sipil, 1,2) Teknik Sipil, 3) Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skema Dan Prinsip Kerja Alat Prinsip kerja mesin pemotong krupuk rambak kulit ini adalah sumber tenaga motor listrik ditransmisikan kepulley 2 dan memutar pulley 3 dengan

Lebih terperinci

Alternatif Material Hood dan Side Panel Mobil Angkutan Pedesaan Multiguna

Alternatif Material Hood dan Side Panel Mobil Angkutan Pedesaan Multiguna JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-1 Alternatif Material Hood dan Side Panel Mobil Angkutan Pedesaan Multiguna Muhammad Ihsan dan I Made Londen Batan Jurusan Teknik

Lebih terperinci

1. Baja dan Paduannya 1.1 Proses Pembuatan Baja

1. Baja dan Paduannya 1.1 Proses Pembuatan Baja 1. Baja dan Paduannya 1.1 Proses Pembuatan Baja Pembuatan Baja diawali dengan membuat besi kasar (pig iron) di dapur tinggi (blast furnace) di Gbr.1.1 Besi oksida (umumnya, Hematite Fe 2 O 3 atau Magnetite,

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flow Chart Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Mulai Studi Literatur Perencanaan dan Desain Perhitungan Penentuan dan Pembelian Komponen Proses Pengerjaan Proses Perakitan

Lebih terperinci

MESIN BUBUT Dedy Haryanto, Sagino, Riswan Djambiar Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir-BATAN ABSTRAK

MESIN BUBUT Dedy Haryanto, Sagino, Riswan Djambiar Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir-BATAN ABSTRAK PENGUJIAN KEKUATAN MEKANIK DISAIN SUPPORT BALL SCREW PADA OTOMATISASI MESIN BUBUT Dedy Haryanto, Sagino, Riswan Djambiar Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir-BATAN ABSTRAK PENGUJIAN KEKUATAN

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik TUGAS AKHIR ANALISIS STRUKTUR RANGKA PADA RANCANG BANGUN KURSI RODA DENGAN SISTEM HIDROLIK DAN SISTEM MOTOR PENGGERAK BEBAN 150 KG MENGGUNAKAN SOFTWARE CATIA V5R15 Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alat Anthropometri Pada umumnya peralatan kesehatan didatangkan dari negara-negara berkembang seperti Eropa dan Amerika yang didasari riset berdasarkan dimensi anthropometri

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahan-bahanyang

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Desain furnitur yang berkualitas mengandung kompleksitas nilai, ketrampilan teknik, muatan filosofi maupun metodologi. Pertimbangan perencanaan desain lampu hias

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan disampaikan mengenai metode penelitian yang meliputi alat dan bahan penelitian yang digunakan beserta proses pembuatannya, parameter-parameter yang digunakan,

Lebih terperinci