DESKRIPSI KETERAMPILAN PSIKOMOTORIK SISWA PADA PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA KELAS XI IPA MA DARUL ULUM ARTIKEL PENELITIAN OLEH

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PARAKTIKUM KIMIA

INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTOR PRAKTIKUM KIMIA MATERI POKOK TITRASI ASAM BASA

PRAKTIKUM II TITRASI ASAM BASA OLEH RONIADI SAGULANI 85AK14020

PENERAPAN METODE PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI IPA SMA

Laporan Praktikum Kimia ~Titrasi asam basa~

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MENENTUKAN KONSENTRASI LARUTAN H 2 SO 4 DAN KONSENTRASI LARUTAN CH 3 COOH DENGAN TITRASI ASAM BASA (ASIDI-ALKALIMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

PENENTUAN KOMPOSISI MAGNESIUM HIDROKSIDA DAN ALUMINIUM HIDROKSIDA DALAM OBAT MAAG

DESKRIPSI KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA SMA NEGERI 9 PONTIANAK MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA MATERI KSP

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201

ANALISIS KETERAMPILAN MENGGUNAKAN DAN MERANGKAI ALAT PRAKTIKUM MELALUI SELF DAN PEER ASSESSMENT PADA MAHASISWA

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN

Laporan Praktikum Kimia Dasar II. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 M dan Penggunaannya Dalam Penentuan Kadar Asam Cuka Perdagangan.

BAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI SELF-ASSESSMENT DAN PEER-ASSESSMENT DI KELAS XI IPA SMA ARTIKEL PENELITIAN

BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012

Haris Dianto Darwindra BAB V PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memaparkan suatu fenomena dalam pembelajaran dengan ukuran-ukuran statistik

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 1

I. STANDAR KOMPETENSI 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal penting yang dibutuhkan manusia. Dengan pendidikan

KETERAMPILAN KERJA ILMIAH PADA MATERI INDIKATOR ASAM BASA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Ke III. Olimpiade Kimia Indonesia. Kimia UJIAN PRAKTEK

Basic laboratory skills terampil menggunakan alat dasar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT OBSERVE EXPLAIN PADA PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR ASAM CUKA

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

DESKRIPSI KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PONTIANAK

Metodologi Penelitian

DESKRIPSI KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA MELALUI METODE PRAKTIKUM MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI MIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Patalogi, Entomologi dan

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK BASA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah penelitian analitik. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analis Kesehatan

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA DASAR STPK

LAMPIRAN 1 CARA KERJA PENGUJIAN FISIKOKIMIA

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph)

UJIAN PRAKTIK KIMIA SMA NEGERI 4 MATARAM

LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.2, Oktober 2014, hlm

PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI

EFEKTIVITAS PENERAPAN PERFORMANCE ASSESSMENT TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA SISWA SMA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Yuslim Fauziah, Arnentis dan Nur Chalida Sari Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

Anna Permanasari. Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Indonesia

TITRASI KOMPLEKSOMETRI

MODUL I Pembuatan Larutan

DESKRIPSI KEMAMPUAN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT KELAS X MIA SMA MUHAMMADIYAH 2 PONTIANAK

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014

PERCOBAAN 3 REAKSI ASAM BASA

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN RANAH PSIKOMOTOR PADA MATERI TITRASI ASAM BASA KELAS XI-MIA SMAN 4 KOTA JAMBI

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KINERJA PRAKTIKUM PADA MATERI TITRASI ASAM BASA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL RANGKA MANUSIA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

II. HARI DAN TANGGAL PERCOBAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR. Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN

BAB IV ANALISIS DATA, TEMUAN, DAN PEMBAHASAN. data validitas tes yang dikembangkan dan data hasil uji coba tes. Data hasil uji

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN LAJU REAKSI DAN TETAPAN LAJU

KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM

BAB V METODOLOGI. Alat yang digunakan pada praktikum penelitian, meliputi alat autoklaf

TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

UJIAN PRAKTIK KIMIA SMA NEGERI 4 MATARAM

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

*Korespondensi, tel : ,

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

BAB III METODE PENELITIAN

PENENTUAN KADAR KLORIDA

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI INDIKATOR ASAM BASA ARTIKEL PENELITIAN OLEH :

KETERAMPILAN GENERIK SAINS SISWA SMA PADA PRAKTIKUM SIFAT KOLIGATIF LARUTAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH: SELLY MARSELA LUDOVIKA SAYAK NIM F

Kata Kunci: botol infus, infusion set, ketrampilan, dan video tutorial

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak boleh ditinggalkan yaitu pengetahuan (cognitive, intelectual), keterampilan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium jurusan pendidikan biologi Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian

OTOMATISASI TITRASI ASAM BASA BERBASIS MIKROKONTROLER ABSTRACT

Jenis reaksi yang terjadi pada titrimetri ini dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa

kimia TITRASI ASAM BASA

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK

BAB III METODE PENELITIAN. pemeriksaan laboratorium secara kualitatif dan kuantitatif. Metode deskriptif

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SCIENTIFIC BERBASIS LESSON STUDY DALAM PRAKTIKUM HUKUM PERBANDINGAN TETAP ARTIKEL PENELITIAN OLEH MUTIARA RAHMI NIM F

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

BAB V RANCANGAN PENELITIAN

ANALISIS KETERAMPILAN KOMUNIKASI DALAM PENYUSUNAN LAPORAN PRAKTIKUM TERMOKIMIA PADA SISWA KELAS XI IPA

KETERAMPILAN KERJA ILMIAH PADA MATERI TITRASI ASAM BASA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ARTIKEL PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa

Pelaksanaan Persiapan Instruktur melakukan pengecekan kelengkapan sarana-prasarana sebelum praktikum dimulai, meliputi:

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

DESKRIPSI KETERAMPILAN PSIKOMOTORIK SISWA PADA PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA KELAS XI IPA MA DARUL ULUM ARTIKEL PENELITIAN OLEH MUHAMMAD SAKUR NIM F02112047 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PMIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2016

DESKRIPSI KETERAMPILAN PSIKOMOTORIK SISWA PADA PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA KELAS XI IPA MA DARUL ULUM Muhammad Sakur, Masriani, Ira Lestari Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan Email:sakurkaliber@gmail.com Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan keterampilan psikomotorik siswa kelas XI MA Darul Ulum dalam praktikum titrasi asam basa. Bentuk penelitian ini adalah deskriptif. Teknik pengumpul data menggunakan teknik observasi langsung dan teknik komunikasi langsung. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA MA Darul Ulum Kubu Raya Tahun Pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari 26 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan psikomotorik pada aspek menyiapkan dan merangkai alat titrasi berada pada kategori baik dengan presentase 42,3%, aspek membilas buret dengan benar dan mengisi titran ke dalam buret berada pada kategori baik sekali dengan presentase 11,53% dan 19,23%. Keterampilan melakukan titrasi dan menentukan titik akhir titrasi memberikan presentase 46,15% dengan kategori baik sekali. Kata kunci: keterampilan, psikomotorik, titrasi, asam-basa Abstract: The purpose of this study was to describe the psychomotor skill of XI IPA students of MA Darul Ulum in acid-base titration. This study was designed as a descriptive study. The data were collected through direct observation and direct communication technique. The subjects of this study were students of XI MA Darul Ulum Kubu Raya in academic year 2015/2016 consisting of 26 students. The results showed that psychomotor skills in preparing and arranging titration instruments aspect was good category with 42.3%, rinsing burette and filling titrant burette correctly aspect was in a very good category with 11.53% and 19.23% and skills in titration and determining was in a good category with 46.15%. Keywords: skills, psychomotor, titration, acid-base 1

S ains adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal (Trianto, 2012). Pembelajaran sains lebih menekankan pada proses, siswa aktif selama pembelajaran untuk membangun pengetahuannya melalui serangkaian kegiatan agar pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa (Suyana, 2010). Permendiknas No. 22 tahun 2006 menyatakan bahwa mata pelajaran kimia di SMA/MA bertujuan agar siswa memiliki kemampuan untuk memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen, dimana siswa melakukan pengujian hipotesis dengan merancang percobaan melalui pemasangan instrumen, pengambilan, pengolahan, dan penafsiran data, serta menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis. Berkaitan dengan hal tersebut Sudjana (2011) mengatakan bahwa hasil bel ajar meliputi tiga ranah yaitu: (1) ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri atas enam aspek: pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi, (2) ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek: penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi, (3) ranah psikomotor, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Bloom (dalam Sudrajat, 2008) berpendapat bahwa ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Leighbody (dalam Sudrajat, 2008:4) berpendapat bahwa penilaian hasil belajar psikomotor mencakup: (1) kemampuan menggunakan alat dan sikap kerja, (2) kemampuan menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urutan-urutan pengerjaan, (3) kecepatan mengerjakan tugas, (4) kemampuan membaca gambar dan atau simbol, (5) keserasian bentuk dengan yang diharapkan dan atau ukuran yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia di MA Darul Ulum pada tanggal 10 Februari 2016, diperoleh informasi bahwa guru sudah menggunakan metode praktikum namun penilaian psikomotoriknya belum dilakukan secara maksimal. Penilaian hanya berdasarkan pengamatan guru terhadap kerja siswa di laboratorium, yaitu jika peserta didik terlihat melaksanakan praktikum sesuai prosedur kerja dan aktif maka akan mendapatkan nilai yang cukup tanpa memperhatikan aspek-aspek keterampilan lain yang seharusnya diukur. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada tanggal 12 November 2016 terhadap kegiatan praktikum, penilaian yang dilakukan guru hanya menilai kerjasama dan kedisplinan peserta didik dalam melaksanakan praktikum. Kerjasama dan kedisiplinan merupakan penilaian pada aspek afektif. Hal ini menunjukkan bahwa penilaian aspek psikomotorik/ keterampilan siswa belum dilakukan secara maksimal karena proses yang dilakukan siswa selama proses praktikum tidak dinilai oleh guru. Selain itu, instrumen yang digunakan masih bersifat umum yaitu belum mengacu pada keterampilan psikomotorik yang seharusnya diukur dalam setiap praktikum. Guru menggunakan instrumen penilaian yang sama untuk setiap praktikum dalam materi kimia. 2

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Khusucidah Laila (2006) menunjukkan adanya korelasi antara pengetahuan alat praktikum dengan kemampuan psikomotorik siswa kelas XI IPA SMAN 11 Semarang. Berdasarkan uraian tersebut, maka diperlukan adanya suatu perbaikan pada keterampilan psikomotorik siswa. Sebagai upaya awal yang dapat dilakukan adalah mendeskripsikan terlebih dahulu keterampilan psikomotorik siswa. Deskripsi ini diperlukan sebagai upaya untuk memberikan gambaran dan informasi awal pengetahuan dan kemampuan keterampilan psikomotorik siswa. Melalui gambaran kemampuan awal siswa ini kita dapat melihat dan mendiagnosis kesalahan-kesalahan siswa dan diupayakan jalan keluar untuk memecahkan masalah tersebut. Keterampilan psikomotorik siswa dapat diukur dengan memberikan praktikum yang memuat aspek-aspek keterampilan psikomotorik siswa. Berdasarkan paparan di atas, maka perlu untuk mendeskripsikan keterampilan psikomotorik siswa kelas XI IPA MA Darul Ulum pada praktikum titrasi. Salah satu materi kimia yang dalam pembelajarannya dapat dilakukan praktikum adalah materi larutan asam dan basa. Kompetensi dasar materi larutan asam dan basa adalah menghitung banyaknya pereaksi dan hasil reaksi dalam larutan elektrolit dari hasil titrasi asam basa. Indikatornya adalah merancang dan melakukan percobaan untuk menentukan kadar suatu zat dengan cara titrasi melalui kerja kelompok di laboratorium. Titrasi digunakan untuk mengetahui atau menentukan konsentrasi suatu larutan asam atau (kemurnian) suatu zat. Dalam kehidupan sehari-hari titrasi banyak diterapkan antara lain di bidang kesehatan. Selain itu pada bidang pertanian yaitu keasaman tanah berkaitan dengan kesuburan. Salah satu penerapan titrasi yang sering dijumpai adalah penentuan kadar asam asetat dalam produk yaitu cuka. Pada penelitian ini, aspek-aspek yang diamati pada suatu praktikum adalah keterampilan siswa saat merangkai buret, mengisi buret, menentukan alat dan bahan yang digunakan, cara melakukan titrasi, mengamati perubahan warna yang terjadi dan menentukan titik akhir titrasi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran keterampilan psikomotorik siswa yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya perbaikan pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan psikomotorik siswa khususnya pada titrasi asam basa. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan kemampuan psikomotorik siswa kelas XI IPA MA Darul Ulum Kubu Raya Tahun Pelajaran 2015/2016 pada titrasi asam basa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi dan komunikasi langsung dengan alat mengumpul data berupa lembar observasi dan pedoman wawancara. Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu observasi yang dilakukan tanpa perantara (secara langsung) terhadap objek yang diteliti yang bertujuan untuk mengamati kemampuan psikomotorik siswa saat melakukan praktikum. Pedoman wawancara yang digunakan adalah wawancara berstruktur yaitu 3

pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data, pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan, wawancara digunakan untuk mengetahui penyebab dari kesalahan siswa dalam menggunakan setiap alat praktikum. Lembar observasi digunakan setelah divalidasi oleh Dosen Pendidikan Kimia dan Dosen MIPA Universitas Tanjungpura. Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan skor terhadap setiap sub keterampilan yang dilakukan siswa untuk mengetahui persentase kemampuan siswa dan menentukan kategori. Kategori baik sekali, baik, cukup, kurang, kurang sekali dengan persentase berturut-turut (81-100%), ( 61-80%), (41-60%), (21-40%) dan ( 20%) (Arikunto, 2012). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN KETERAMPILAN PSIKOMOTORIK SISWA Berdasarkan hasil data psikomotorik dari 26 siswa terdapat tiga siswa berada dalam kategori kurang. Terdapat 11 orang dalam kategori cukup, kategori baik terdapat sembilan siswa dan tiga siswa berada dalam kategori sangat baik. Rendahnya siswa yang berada pada kategori baik dan sangat baik disebabkan karena selama proses pembelajaran guru masih belum melatih keterampilan psikomotorik siswa dalam melakukan praktikum titrasi. Hasil wawancara terhadap siswa dengan kategori kurang dan cukup diperoleh informasi bahwa mereka masih kesulitan dalam melakukan titrasi. Selama ini titrasi dilakukan secara berkelompok tidak dilakukan secara individu, sedangkan hasil wawancara terhadap siswa dengan kategori baik dan sangat baik diperoleh hasil yang berbeda. Siswa mengaku pernah melakukan titrasi pada praktikum sebelumnya sehingga siswa tidak lagi merasa kesulitan saat dilakukan praktikum titrasi. Namun beberapa siswa mengaku lupa pada beberapa langkah dalam melakukan titrasi sehingga beberapa siswa melewatkan proses tersebut. KETERAMPILAN PSIKOMOTORIK SISWA PADA TIAP INDIKATOR 1. Menyiapkan dan Merangkai Alat Titrasi Alat-alat yang akan digunakan untuk praktikum seperti klem, statif, buret dan erlenmeyer di siapkan kemudian dirangkai hingga menjadi seperangkat alat titrasi. Masing-masing keterampilan siswa dalam menyiapkan dan merangkai alat titrasi disajikan pada Gambar 1. 4

100 100 100 Keterampilan menyiapkan dan merangkai alat titrasi (%) 80 60 40 20 0 1 69,23 38,46 2 3 4 11,53 5 Aspek keterampilan Gambar 1. Persentase keterampilan menyiapkan dan merangkai alat titrasi Keterangan: Aspek 1: Memasang klem pada statif Aspek 2: Memasang buret dengan skala menghadap pentiter Aspek 3: Memasang tinggi buret kira-kira 1-2 cm ke dalam mulut erlenmeyer Aspek 4: Meletakkan erlenmeyer di bawah buret Aspek 5: Meletakkan kertas putih di bawah Erlenmeyer. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa seluruh siswa dapat melakukan aspek 1 yaitu memasang klem pada statif. Pada aspek 2 yaitu memasang buret dengan skala menghadap pentiter terdapat 18 siswa (69, 23%) siswa dan delapan siswa tidak memasang buret menghadap pentiter. Hasil wawancara terhadap siswa diperoleh informasi bahwa siswa dapat menyiapkan dan merangkai alat titrasi dikarenakan sudah pernah melakukan praktikum titrasi sebelumnya. Selain itu berdasarkan hasil observasi diperoleh bahwa 10 siswa (38,46%) memasang tinggi buret 1-2 cm ke dalam mulut erlenmeyer dan 16 siswa (61,54%) tidak memasang buret 1-2 cm ke dalam mulut erlenmeyer. Pada aspek 4 yaitu meletakkan erlenmeyer di bawah buret dilakukan oleh seluruh siswa (26 siswa). Selanjutnya diperoleh inf ormasi bahwa tiga siswa (11,53%) meletakkan kertas putih di bawah erlenmeyer di bawah buret, sedangkan 23 siswa tidak melakukannya. Namun pada praktikum ini siswa mengganti kertas putih dengan tisu. Kertas putih mempermudah siswa dalam menentukan titik akhir titrasi. Karena saat larutan mengalami perubahan warna dari bening ke pink akan terlihat lebih jelas saat ada kertas putih di bawah erlenmeyer. Hasil rekapan jumlah siswa dalam masing-masing kategori kemampuan dalam menyiapkan dan merangkai alat titrasi terdapat 11 siswa (42,3%) termasuk dalam kategori keterampilan baik. Terdapat sembilan siswa (34,6%) berada dalam kategori cukup dan enam siswa (23,1%) berada dalam kategori kurang. 2. Membilas Buret dengan Benar Hasil pengamatan aspek keterampilan membilas buret dengan benar yang dilakukan oleh masing-masing siswa disajikan dalam Gambar 2. 5

Keterampilan membilas buret (%) 60 50 40 30 20 10 0 57,7 50 26,9 11,53 1 2 3 4 Aspek keterampilan Gambar 2. Persentase keterampilan siswa membilas buret dengan benar Keterangan: Aspek 1: Menuang 10 ml aquades pada mulut buret dengan menggunakan corong. Aspek 2: Mengeluarkan akuades dari buret dengan membuka keran buret dan menampungnya pada gelas beaker. Aspek 3: Mengisi buret dengan larutan yang akan dipakai yaitu NaOH, yang bertujuan untuk membilas buret dengan cara memutar buret pada posisi horizontal. Aspek 4: Mengeluarkan larutan NaOH dari buret dengan membuka keran dan menampungnya pada gelas beaker. Berdasarkan hasil observasi terdapat tujuh siswa (26,9%) dari 26 siswa yang dapat membilas buret menggunakan air, sedangkan 19 orang siswa (73,1 %) tidak membilas buret menggunakan akuades. Berdasarkan hasil wawancara terhadap 19 siswa yang tidak dapat membilas buret dengan akuades diperoleh informasi bahwa 14 siswa menganggap tidak perlu membilas buret dengan akuades karena buret sudah bersih dan lima siswa mengaku tidak tahu bahwa buret harus dibilas dengan air. Selanjutnya membilas buret menggunakan NaOH hanya dilakukan oleh 15 orang siswa (57,7). Hasil wawancara diperoleh informasi bahwa dua orang siswa mengaku tidak tahu bahwa buret harus di bilas dengan NaOH, satu orang siswa mengaku takut tumpah jika membilas buret menggunakan NaOH. Empat orang siswa mengaku membilas buret dengan NaOH hanya menyia-nyiakan NaOH dan empat orang siswa mengaku tidak perlu membilas buret dengan NaOH. Setelah dibilas dengan buret, NaOH dikeluarkan dan ditampung pada gelas beker (aspek 4). Dari 15 orang siswa yang membilas buret dengan NaOH terdapat satu siswa yang membuang NaOH ke dalam wastafel setelah membilas buret (Gambar 4.6). Hasil rekapan presentase dari 26 siswa pada masing-masing kategori kemampuan dalam keterampilan membilas buret, tiga siswa (11,53%) berada pada kategori baik sekali. Terdapat dua siswa (7,69%) berada pada kategori baik, 10 siswa (38,46%) berada pada kategori cukup. Keterampilan mencuci buret dengan kategori sangat kurang menunjukan jumlah yang lebih tinggi yaitu 11 siswa (42,3%). 6

3. Mengisi Titran kedalam Buret Sebelum digunakan, larutan/zat cair pereaksi yang akan ditambahkan harus diisikan penuh pada buret (Khamidinal, 2009). Cara mengisi titran ke dalam buret yaitu larutan NaOH diisi ke dalam buret menggunakan corong hingga di atas skala nol, kemudian gelembung pada buret dihilangkan dengan membuka kran buret secara cepat dan menampung NaOH yang keluar menggunakan gelas kimia. Selanjutnya siswa membaca volume awal larutan NaOH pada buret. Keterampilan mengisi titran ke dalam buret (%) 100 80 60 40 20 0 88,46 1 42,3 26,9 26,9 2 3 4 92,3 5 Aspek keterampilan Grafik 3. Persentase keterampilan mengisi titran ke dalam buret Keterangan: Aspek 1: Menuang larutan NaOH dengan menggunakan corong Aspek 2: Mengisi buret hingga di atas skala nol Aspek 3: Menghilangkan gelembung pada ujung buret dengan membuka tutup kran buret Aspek 4: Menampung larutan NaOH yang keluar menggunakan gelas kimia Aspek 5: Membaca volume awal larutan NaOH pada buret Hasil observasi diketahui bahwa terdapat tiga siswa (11,54%)menuangkan larutan menggunakan corong, sedangkan 23 siswa (88,46%) tidak mengisi NaOH ke dalam buret menggunakan corong. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi bahwa siswa mengaku tidak perlu menggunakan corong karena jika diisi dengan hati-hati maka tidak akan tumpah dan mengenai tangan. Pada aspek 2 yaitu mengisi buret diatas skala nol dilakukan oleh tujuh siswa (26,9%), sedangkan 19 siswa (73,1%) tidak mengisi buret diatas skala nol. Hasil wawancara siswa mengaku bahwa tidak perlu mengisi buret diatas skala nol. Meskipun buret tidak terisi penuh siswa tetap bisa melakukan titrasi. Selain itu siswa mengaku jika diisi di atas skala nol dikhawatirkan larutan akan tumpah dan akan membuang-buang larutan. Aspek selanjutnya adalah menghilangkan gelembung pada ujung buret dengan membuka tutup kran buret secara cepat. Dari hasil observasi diketahui bahwa tujuh siswa (26,9 %) siswa yang melakukannya, sedangkan 17 siswa tidak melakukannya. Dari hasil wawancara siswa yang tidak menghilangkan gelembung pada buret diperoleh informasi bahwa16 siswa mengaku tidak tahu bahwa gelembung yang ada pada buret mengganggu jalannya praktikum. Selain itu tiga 7

siswa yang mengaku bahwa jika mereka mengeluarkan gelembung larutan akan menjadi tumpah Pada aspek menampung larutan NaOH ke dalam gelas kimia dilakukan oleh 11 orang siswa (42,3%). Pada aspek 5 yaitu membaca volume awal tit rasi dilakukan oleh 24 siswa (92,3%) dan dua siswa lupa membaca volume awal titrasi. Hasil rekapan jumlah siswa dalam masing-masing kategori kemampuan dalam keterampilan mengisi titran ke dalam buret dari 26 siswa, lima siswa (19,23%) berada pada kategori baik sekali, satu siswa (3,8%) berada pada kategori baik, empat siswa (15, 38%) berada pada kategori cukup, 15 siswa (57,69%) berada pada kategori kurang dan satu siswa (3,8%) berada pada kategori kurang sekali. 4. Keterampilan Melakukan Titrasi Dan Menentukan Titik Akhir Titrasi Cara melakukan titrasi yaitu mengambil larutan yang akan dititrasi sebanyak 10 ml. Kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Indikator ditambahkan pada larutan sampel 2-3 tetes menggunakan pipet tetes. Setelah erlenmeyer diletakkan di bawah ujung buret dan siap untuk dititrasi. Tangan kiri digunakan untuk memegang dan mengendalikan keran buret. Sementara tangan kanan digunakan untuk menggoyang-goyangkan erlenmeyer. Tambahkan sedikit demi sedikit larutan standar sampai terjadi perubahan warna pada larutan standar. Untuk lebih menguatkan pengamatan perubahan warna larutan, letakkanlah kertas putih sebagai alas erlenmeyer (Khamidinal, 2009). Hasil pengamatan aspek keterampilan melakukan titrasi yang dilakukan oleh masing-masing siswa disajikan pada Tabel 1. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa 22 siswa mengambil 10 ml larutan cuka menggunakan pipet gondok kemudian memasukkannya ke dalam erlenmeyer. Hasil wawancara terhadap siswa, siswa mengaku bahwa sudah mengetahui cara menggunakan pipet gondok. Hal ini dikarenakan siswa sudah pernah menggunakan pipet gondok sebelumnya pada saat praktikum. Selain itu seluruh siswa dapat menambahkan 3 tetes indikator Fenolftalein (PP) dengan menggunakan pipet tetes pada larutan. Indikator asam basa merupakan suatu zat yang mempunyai warna tertentu pada ph tertentu (Permana, 2009). Pada praktikum ini digunakan indikator PP hal ini dikarenakan ph larutan yang dihasilkan berada pada rentang 8.0-9.8, dimana larutan yang bening akan berubah warna menjadi pink (merah muda) (Fauziah, 2009). Sebanyak 10 siswa (38,46%) 76,9 % siswa mengetahui cara melakukan titrasi yaitu memutar/menggoyangkan erlenmeyer selama proses titrasi berlangsung berlawanan arah dengan jarum jam. 16 siswa masih salah dalam melakukan titrasi. Hasil wawancara dengan tiga siswa memutar erlenmeyer searah jarum jam. Tujuh siswa menggoyang erlenmeyer ke kiri dan kanan dan enam siswa mengguncang erlenmeyer ke segala arah. Selain itu terdapat siswa yang masih salah dalam melakukan titrasi yaitu dengan memegang salah satu sisi keran titrasi. Tepat pada saat warna indikator berubah, penambahan titran dihentikan dan volume dicatat sebagai volume titik akhir titrasi. Perubahan warna indikator yang menandai tepat habisnya kedua larutan yang bereaksi tidak selamanya tepat 8

seperti perhitungan secara teoritis. Volume larutan penitrasi yang diperoleh melalui perhitungan secara teoritis disebut titik ekivalen (Sudarmo, 2004). Sebanyak 20 siswa menghentikan titrasi saat muncul warna merah muda dan terdapat enam siswa menghentikan titrasi saat warna larutan menjadi pink tua. Tabel 1 Persentase Keterampilan Siswa dalam Melakukan Titrasi dan Menentukan Titik Akhir Titrasi No Aspek Keterampilan Jumlah Siswa Yang Melakukan Dengan Benar 1 Mengambil 10 ml larutan cuka menggunakan pipet gondok kemudian memasukkannya ke dalam erlenmeyer 22 % Keterampilan 86,4 2 Menambahkan 3 tetes indikator Fenolftalein (PP) dengan menggunakan pipet tetes pada larutan asam cuka yang akan dianalisis 26 100 3 Meletakkan erlenmeyer dibawah ujung buret 26 100 4 Melakukan titrasi dengan tangan kanan digunakan untuk menggoyang-goyangkan leher erlenmeyer dan tangan kiri digunakan untuk mengendalikan kran buret 17 65.38 5 Meneteskan titran sedikit demi sedikit 19 73 6 Memutar/menggoyangkan erlenmeyer selama proses titrasi berlangsung 10 38.46 7 Menghentikan proses titrasi saat terjadi perubahan warna merah muda 20 76.9 8 Membaca volume akhir titran yang digunakan saat titrasi 20 76.9 9

Pada aspek terakhir yaitu membaca volume akhir titrasi dilakukan oleh 20 siswa, sedangkan enam siswa lupa membaca volume akhir titrasi. Hasil rekapan jumlah siswa dalam masing-masing kategori kemampuan dalam menentukan titik akhir titrasi sebanyak 10 siswa (38,46%) berada pada kategori baik dan empat siswa (15,38%) berada pada kategori keterampila n cukup. Keterampilan melakukan titrasi dan menentukan titik akhir titrasi dengan kategori sangat baik menghasilkan persentase tertinggi yaitu 46,15 % atau 12 orang berada pada kategori ini. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis psikomotorik dalam praktikum titrasi asam basa pada siswa kelas XI IPA MA Darul Ulum Kubu Raya diperoleh kesimpulan bahwa Keterampilan psikomotorik pada aspek menyiapkan dan merangkai alat titrasi terdapat 42,3% dalam kategori baik, pada aspek membilas buret dengan benar sebesar 11,53% dengan kategori baik sekali, pada aspek mengisi titran kedalam buret sebesar19,23% dengan kategori baik sekali, pada aspek keterampilan melakukan titrasi dan menentukan titik akhir titrasi sebesar 46,15% dengan kategori baik sekali. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kelemahan-kelemahan dalam penelitian, maka perlu dilakukan pengamatan dan penilaian keterampilan psikomotorik selain penilaian laporan praktikum dan kegiatan praktikum sebaiknya lebih sering dilaksanakan. Supaya siswa dapat melihat secara langsung fenomena yang terjadi pada materi kimia dan juga kegiatan praktikum dapat menstimulisasi siswa untuk lebih meningkatkan keterampilan psikomotorik yang dimilikinya. DAFTAR RUJUKAN Akhmad Sudrajat. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan Model Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Arikunto, Suharsimi. 2012.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Fauziah, N. 2009. Kimia 2: SMA dan MA Kelas XI IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Khamidinal.2009. Teknik Laboratorium Kimia.Yogyakarta: Pustaka Pustaka. Leighbody, G.B.2003. Methods of teaching shop and technical subjects. New York: Delmar Publishing. Permana, I. 2009. Memahami Kimia 2 : SMA dan MA Kelas XI IPA. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 10

Sudarmo, U. 2004. Kimia: SMA dan MA Kelas XI IPA. Jakarta: PT.Gelora Aksara Pratama. Sudjana. 2011. Metode dan Teknik Pembelajaran PArtisipatif. Bandung: Falah. Trianto. 2014. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara. 11