EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DENGAN INDIKATOR PRESCRIBING PADA PUSKESMAS JAKARTA UTARA PERIODE TAHUN 2016

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DENGAN INDIKATOR PRESCRIBING PADA PUSKESMAS WILAYAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE TAHUN 2016

DRUG USAGE DESCRIPTION FOR OUTPATIENT IN PKU MUHAMMADIYAH UNIT II OF YOGYAKARTA IN 2013 BASED ON WHO PRESCRIBING INDICATOR

Monitoring Pola Peresepan Obat Pasien Usia 0 2 Tahun Menggunakan Indikator WHO

Analisis Penggunaan Obat di RSUD Kota Yogyakarta Berdasarkan Indikator WHO

Volume 5 Nomor 1 Bulan Oktober 2017 E-ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

Perbandingan Penggunaan Obat Rasional Berdasarkan Indikator WHO di Puskesmas Kecamatan antara Kota Depok dan Jakarta Selatan

INDIKATOR PERESEPAN OBAT PADA ENAM APOTEK Dl KOTA BANDUNG, SURABAYA DAN MAKASSAR

PENETAPAN EFEKTIVITAS PEMANFAATAN PENGGUNAAN OBAT PADA 10 APOTEK DI SURABAYA TAHUN 1997

KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH BANTUL PERIODE JANUARI DESEMBER 2013

KETEPATAN DOSIS PERESEPAN SIRUP KOTRIMOKSAZOL PADA BALITA PENDERITA DIARE SPESIFIK DI PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN

INTISARI. Puskesmas 9 NopemberBanjarmasin. 1 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 2

GAMBARAN KESESUAIAN DAN KETIDAKSESUAIAN RESEP PASIEN ASKES RAWAT JALAN DENGAN DPHO PADA APOTEK APPO FARMA BANJARMASIN PERIODE JULI-AGUSTUS

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup layak, baik dalam kesehatan pribadi maupun keluarganya, termasuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. B. Alat Dan Bahan

ANALISIS PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PANTI NUGROHO SLEMAN PERIODE OKTOBER 2008

ANALISIS RASIONALITAS PERESEPAN OBAT DI APOTEK RUMAH SAKIT X PADA BULAN MARET TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan dan pengobatan penyakit (Depkes RI, 2009). yang tidak rasional bisa disebabkan beberapa kriteria sebagai berikut :

5KARAKTERISTIK RESEP UMUM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PASAR REBO. Characteristics of General Prescription in Pasar Rebo General Hostital

EVALUASI KELENGKAPAN FARMASETIK RESEP UMUM POLI ANAK RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN PERIODE JANUARI - MARET TAHUN

UNIVERSITAS INDONESIA

Peresepan Obat Pasien Penyakit Dalam Menggunakan Indikator Peresepan World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN KESESUAIAN DAN KETIDAKSESUAIAN RESEP PASIEN BPJS PROGRAM RUJUK BALIK PUSKESMAS WILAYAH BANJARBARU PERIODE SEPTEMBER DESEMBER 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Semua usaha yang dilakukan dalam upaya kesehatan tentunya akan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DOKTER DALAM MEMILIH OBAT GENERIK DAN OBAT MEREK DALAM PERESEPAN OBAT DI KABUPATEN MAJALENGKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. konsekuensi terutama dalam proses penyembuhan penyakit atau kuratif (Isnaini,

Pola Peresepan Rawat Jalan: Studi Observasional Menggunakan Kriteria Prescribing Indicator WHO di Salah Satu Fasilitas Kesehatan Bandung

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

* Dosen FK UNIMUS. 82

III. METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA

INTISARI. Rahminati ¹; Noor Aisyah, S.Farm., Apt ²; Galih Kurnianto, S.Farm., Apt³

ABSTRAK. Zurayidah 1 ;Erna Prihandiwati 2 ;Erwin Fakhrani 3

Evaluasi Pengelolaan Obat pada Puskesmas di Kota Pariaman

BAB I PENDAHULUAN. masalah besar yang harus benar-benar diperhatikan oleh setiap orang tua. Upaya

INTISARI KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

INTISARI. Ari Aulia Rahman 1 ; Yugo Susanto 2 ; Rachmawati 3

INTISARI KESESUAIAN DOSIS CEFADROXIL SIRUP DAN AMOKSISILIN SIRUP PADA RESEP PASIEN ANAK DI DEPO UMUM RAWAT JALAN RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BERDASARKAN KETEPATAN OBAT DAN DOSIS PADA PASIEN DIARE SPESIFIK DI PUSKESMAS KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA PROFESI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI RSGMP UNSRAT MANADO

Analisis Peresepan Obat Anak Usia 2 5 Tahun di Kota Bandung Tahun 2012

JST Kesehatan, Oktober 2012, Vol. 2 No. 4: ISSN

INTISARI IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI PADA RESEP PASIEN UMUM DI UNIT RAWAT JALAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. H.

ABSTRAK GAMBARAN KEAMANAN OBAT YANG DIBERIKAN PADA IBU HAMIL BERDASARKAN RESEP PERIODE JANUARI MARET 2013 DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN.

RASIONALITAS KRITERIA TEPAT DOSIS PERESEPAN COTRIMOXAZOLE PADA PENGOBATAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT PADA BALITA DI PUSKESMAS S

INTISARI. Madaniah 1 ;Aditya Maulana PP 2 ; Maria Ulfah 3

BAB III METODE PENELITIAN. desain cross-sectional deskriptif. Pengumpulan data resep obat off-label

LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PELAYANAN PASIEN SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR PENGGUNAAN OBAT RASIONAL DI SELURUH PUSKESMAS KECAMATAN KOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. Obat merupakan salah satu intervensi medis yang paling efektif, jika

INTISARI KESESUAIAN PENULISAN RESEP DENGAN FORMULARIUM PADA PASIEN UMUM RAWAT JALAN DI RSUD SULTAN IMANUDDIN PANGKALAN BUN

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kesehatan yang memadai di kalangan masyarakat. Kesehatan harus

IDENTIFIKASI KESALAHAN PENGOBATAN (MEDICATION ERROR) PADA TAHAP PERESEPAN (PRESCRIBING) DI POLI INTERNA RSUD BITUNG

Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p : Vol 6(2) : (Agustus 2017) ISSN-e :

POLA PERESEPAN DAN RASIONALITAS PENGOBATAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE PONTIANAK

EVALUASI DISTRIBUSI DAN PENGGUNAAN OBAT PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI

KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN PADA BALITA PENDERITA ISPA DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN

INTISARI GAMBARAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DI PUSKESMAS BUNTOK

Tarigan A, Umiana S, Pane M Faculty of Medicine Lampung Univesity. Keywords: Bandar Lampung, puskesmas, therapy of diarrhea

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DI POLI ANAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. DORIS SYLVANUS PALANGKARAYA, KALIMANTAN TENGAH

HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif terhadap semua variabel yang

Kata Kunci: Kesesuaian dan ketidaksesuaian, Resep, Obat Antihipertensi

Sugiarti, et al, Studi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Penyakit ISPA Usia Bawah Lima Tahun...

Kata Kunci : Medication Error, skrining resep, persentase ketidaklengkapan administrasi resep

Prosiding Farmasi ISSN:

INTISARI. Lisa Ariani 1 ; Erna Prihandiwati 2 ; Rachmawati 3

INTISARI TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS GADANG HANYAR BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

INTISARI. Kata Kunci : Hipertensi, Pelayanan Komunikasi, Informasi Dan Edukasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak

BAB III METODE PENELITIAN. secara descriptive dengan metode cross sectional dan pengambilan data secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Pengelolaan

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) PADA PASIEN ANAK TB PARU RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN PERIODE JANUARI - JUNI 2012

ANALISIS EFISIENSI PENGELOLAAN OBAT PADA TAHAP DISTRIBUSI DI INSTALASI FARMASI RSUD Dr.M.M DUNDA LIMBOTO TAHUN 2015 SKRIPSI

ABSTRAK FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG OBAT GENERIK DI PUSKESMAS KAYU TANGI BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ABSTRACT. Keywords : Rational, antibiotic, acute exacerbation of chronic bronchitis, elderly ABSTRAK

ABSTRAK KESESUAIAN PERESEPAN OBAT PASIEN UMUM RAWAT JALAN DENGAN FORMULARIUM DI DEPO II UMUM RAWAT JALAN RSUD ULIN BANJARMASIN.

EVALUASI KESESUAIAN PERESEPAN OBAT PADA PASIEN UMUM RAWAT JALAN DENGAN FORMULARIUM RSUI YAKSSI GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN PERIODE JANUARI-MARET 2016

Ragil Setia Dianingati, Septimawanto Dwi Prasetyo*) Bagian Farmasetika Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada

KAJIAN DRUG RELATED PROBLEMs PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PEDIATRIK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG TESIS

EVALUASI PENGELOLAAN OBAT BPJS PADA TAHAP PENYIMPANAN DI GUDANG INSTALASI FARMASI RSUD RATU ZALECHA

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Status Ekonomi terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Penggunaan Antibiotik

KETERSEDIAAN DAN PERESEPAN OBAT GENERIK DAN OBAT ESENSIAL DI FASILITAS PELAYANAN KEFARMASIAN DI 10 KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA

POLA PERESEPAN OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN POLI GIGI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk usia lanjut tumbuh lebih cepat daripada kelompok umur

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014

SKRIPSI OLEH: TEDY KURNIAWAN BAKRI NIM PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

JURNAL MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN ANALISIS PENGELOLAAN OBAT PRAJURIT KORBAN TEMPUR DAN LATIHAN TEMPUR DI UNIT RAWAT INAP KEDOKTERAN MILITER

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

INTISARI STUDI DESKRIPTIF PEMBERIAN INFORMASI OBAT ANTIBIOTIK KEPADA PASIEN DI PUSKESMAS SUNGAI MESA BANJARMASIN

RASIONALITAS PERESEPAN OBAT DIARE PADA PASIEN BALITA DI PUSKESMAS CURUG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Community Acquired Pneumonia (CAP) adalah penyakit saluran

Transkripsi:

23 EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DENGAN INDIKATOR PRESCRIBING PADA PUSKESMAS JAKARTA UTARA PERIODE TAHUN 2016 Rahayu Wijayanti, Okpri Meila, Annisa Septiyani Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta rahayuwijayanti@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan obat dengan indikator Prescribing pada Puskesmas di Jakarta Utara periode tahun 2016 berdasarkan pada pedoman WHO. Menurut World Health Organization (WHO) 50% penggunaan obat tidak tepat dalam peresepan, penyiapan, dan penjualannya dan 50% lainnya adalah penggunaan yang tidak tepat oleh pasien. Pada penelitian tahun 1993, peresepan di Indonesia masih dikategorikan tidak rasional. Karena banyaknya polifarmasi (3,3 obat per pasien), penggunaan antibiotik (43%), serta penggunaan injeksi (10-18%). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode retrospektif potong lintang pada Puskesmas Kecamatan di Jakarta Utara. Hasil penelitian dibandingkan dengan target kerasionalan dari Kemenkes RI, saran dari WHO tahun 1993 dan penelitian di RSUD Pasar Rebo tahun 2015. Total data sampel yang didapat sebanyak 7500 resep. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata jumlah obat tiap pasien (3,17), persentase peresepan obat generik (97,97%), persentase peresepan antibiotik (4.76%), persentase peresepan injeksi (0%) dan persentase peresepan DOEN (83,17%). Data menunjukkan bahwa penggunaan obat pada Puskesmas Kecamatan di Jakarta Utara belum rasional kecuali untuk peresepan injeksi dan antibiotik. Sedangkan untuk peresepan obat generik dan obat DOEN hampir mendekati rasional. Kata Kunci: penggunaan obat rasional, indikator peresepan, Puskesmas kecamatan ABSTRACT This study aims to evaluate the use of drugs by prescribing indicators on subdistrict public health center in North Jakarta period in 2016 based on WHO guidelines. According to the World Health Organization (WHO) 50% of drug use is not appropriate in the prescribing, preparation, and sales and also 50% is the inappropriate use by patients. In the 1993 study, the prescription in Indonesia is still irrational. It can be se of polypharmacy (3.3 medications per patient), the use of antibiotics (43%), and the use of injection (10-18%). The method used in this study is a retrospective cross-sectional method on the subdistrict public health center in North Jakarta. The results of the study compared with the target rationalization of Ministry of Health RI, advice from the WHO in 1993 and research in Pasar Rebo Hospital in 2015. Total amount of samples were 7500 recipe. Results of this study showed that the average number of drugs per patient (3.17), the percentage of generic prescriptions (97.97%), the percentage of antibiotic prescribing (4.76%), the percentage of prescriptions injection (0%) and the percentage of prescriptions NEML (83, 17%). Data show that the use of drugs in health centers in North Jakarta subdistrict public health center has not rational except for prescribing injections and antibiotics. As for prescribing generic drugs and rational drug nearing NEML. Keyword: rational drug use, prescribing indicator, subdistrict public health center

24 PENDAHULUAN Salah satu faktor penting dalam pelayanan kesehatan adalah obat. Akan tetapi menurut World Health Organization (WHO), 50% penggunaan obat tidak tepat dalam peresepan, penyiapan, dan penjualannya. 50% lainnya adalah penggunaan yang tidak tepat oleh pasien (World Health Organization, 2002). Pengobatan yang rasional yaitu pasien mendapatkan obat yang tepat sesuai indikasi, sesuai dosis masing- masing individu, untuk jangka waktu yang sesuai dan dengan biaya yang terendah untuk pasien (World Health Organization, 1985). Penggunaan obat yang tidak rasional dapat merugikan kesehatan bila tidak memenuhi persyaratan atau penggunaannya tidak tepat atau disalahgunakan (WHO Action Programme on Essential Drugs and Vaccines, International Network for the Rational Use of Drugs, 2000). Oleh karena itu, penggunaan obat perlu mendapat perhatian yang memadai agar tercapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Keterbatasan persediaan obat- obatan serta tidak tepatnya dosis dapat mengakibatkan tingkat kematian dan kesakitan yang serius, terutama infeksi yang terjadi pada anak-anak dan penyakit kronis seperti darah tinggi, diabetes, epilepsi dan gangguan mental. Pengobatan yang tidak tepat dan pengobatan yang berlebih dapat menjadi sumber limbah dan beban bagi masyarakat kurang mampu karena harus membayar biaya obat yang tinggi serta reaksi obat yang timbul dari pemakaian obat yang berlebih dapat merugikan masyarakat (World Health Organization, 2002). Hasil penelitian menunjukkan ketidaktepatan peresepan terjadi di banyak negara terutama negara-negara berkembang seperti di Indonesia (Hogerzeil, et al., 1993). Pada tahun 1993, peresepan di Indonesia masih dikategorikan tidak rasional. Hal tersebut dilihat dari banyaknya polifarmasi (3,3 obat per pasien). Penggunaan antibiotik yang berlebihan (43%), serta injeksi yang tidak tepat dan berlebihan (10-80%) (Hogerzeil, et al., 1993). Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai penggunaan obat yang rasional ditinjau dari indikator prescribing pada fasilitas kesehatan publik sekunder dan tertier. Dengan demikian, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Evaluasi Penggunaan Obat Dengan Indikator Prescribing pada Puskesmas Jakarta Utara Periode tahun 2016. BAHAN DAN METODE Jenis penelitian observasional, data diambil secara retrospektif periode Januari Desember 2016 dengan rancangan penelitian Cross Sectional. Data dibandingkan dengan Indikator peresepan menurut WHO (1993).

25 Bahan Semua resep pasien rawat jalan pada puskesmas kecamatan di Jakarta Utara selama periode penelitian yang memiliki kelengkapan resep. Alat Indikator peresepan WHO (1993), terdiri dari rata-rata jumlah obat tiap pasien, persentase peresepan generik, persentase peresepan antibiotik, persentase peresepan injeksi, dan persentase peresepan dari DOEN (Daftar Obat Essensial Nasional) yang ada. Metode Langkah identifikasi dimulai dengan menghitung resep yang diperoleh berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Mengelompokkan data berdasarkan tujuan artikel yaitu rata-rata obat tiap pasien, obat generik, obat injeksi, obat antibiotik dan obat berdasarkan DOEN. Data yang diperoleh kemudian dihitung untuk mengtahui berapa banyak obat tersebut ditulis dalam resep selama 1 tahun dan hasil yang idperoleh dianalisis secara deskriptif HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian didapatkan total resep rawat jalan sebanyak 7500, semua resep telah ditelaah berdasarkan inklusi. 7500 resep diambil dengan cara total sampling di 3 puskesmas kecamatan yaitu puskesmas kecamatan cilincing, koja, dan penjaringan. Masing- masing puskesmas didapat 2500 resep per tahun. Penggunaan obat rasional berdasarkan indikator WHO (1993) dapat dilihat pada table dibawah ini. Tabel menunjukkan indikator peresepan rasional yang terdiri dari rata-rata jumlah obat tiap pasien, persentase peresepan obat generik, persentase peresepan antibiotik, persentase peresepan injkesi, dan persentase peresepan obat dari DOEN yang ada. Hasil penelitian yang di dapat di bandingkan dengan target Kemenkes RI dan saran WHO. Rata-rata jumlah obat tiap pasien Rata-rata jumlah obat tiap pasien tertinggi pada bulan januari (3,3) dan terendah di bulan oktober (3,0 sehingga didapatakan hasil rata-rata untuk satu tahun 2016 (3,17). Data tersebut menunjukkan bahwa pada puskesmas kecamatan di Jakarta Utara meresepkan dengan jumlah rata-rata lebih dari 3 obat untuk tiap pasien, jika dibandingkan dengan target Kemenkes RI (2,6) maka rata-rata jumlah obat tiap pasien pada puskesmas kecamatan di Jakarta Utara masih belum rasional tetapi jika dibandingkan dengan penelitian WHO tahun 1993 di indonesia (3,3) hasil yang didapat sudah lebih baik.

26 Gambar 1. Grafik Rata- rata jumlah obat tiap pasien pada Puskesmas Jakarta Utara Persentase peresepan obat generik Persentase peresepan obat generik tertinggi terdapat pada bulan Mei dan Agustus (98,53%) dan terendah terdapat pada bulan Desember (97,29%) sehingga persentase yang didapat untuk tahun 2016 adalah (97,97%). Jika dibandingkan dengan target Kemenkes RI (100%) persentase persepan obat generik belum rasional tetapi berdasarkan penelitian WHO 1993 di Indonesia (59%) sudah memenuhi kriteria rasional. Gambar 2. Grafik persentase peresepan obat generik Persentase peresepan antibiotik Persentase peresepan antibiotik tertinggi terdapat pada bulan Februari (5,73) dan terendah pada bulan Desember (2,90). Hasil persentase tahun 2016 adalah 5%. Kemenkes RI tidak memiliki target untuk peresepan antibiotik tetapi dikhususkan untuk penyakit ISPA non Pneumonia dan Diare non Spesifik. Peneliti tidak dapat membandingkan dengan target kemenkes RI dikarenakan tidak semua resep tercantum diagnosa. Sehingga dibandingkan dengan penelitian WHO 1993 di indonesia (43%), dan didapatkan hasil yang rasional karena kurang dari 43%.

27 5.05 Persentase Peresepan Antibiotik 5.73 5.35 4.52 4.86 5.18 4.61 4.61 4.35 4.79 4.52 2.90 Gambar 3. Grafik Persentase Peresepan Antibiotik Pada Puskesmas Kecamatan Di Jakarta Utara Persentase peresepan DOEN Persentase peresepan DOEN tertinggi terdapat pada bulan Juli (89,05%) dan terendah pada bulan April (81,34%). Hasil persentase untuk satu tahun 2016 adalah 84%. Jika dibandingkan dengan target Kemenkes RI (100%) belum rasional, tetapi penelitian pertama WHO 1993 di Indonesia tidak melakukan penelitian tentang peresepan DOEN. Persentase Peresepan DOEN 89.05 83.89 84.53 84.53 82.64 83.47 83.05 83.25 83.51 82.62 82.54 81.34 Gambar 4. Grafik Persentase Peresepan obat DOEN Pada Puskesmas Kecamatan di Jakarta Utara KESIMPULAN DAN SARAN Penilaian indikator peresepan pada puskesmas kecamatan di Jakarta Utara ratarata jumlah obat tiap pasien adalah 3,17. Berdasarkan target Kemenkes RI (2,6) dan saran dari WHO (1,5) rata-rata jumlah obat belum rasional. Penilaian indikator peresepan pada Puskesmas kecamatan di Jakarta Utara persentase peresepan obat generik adalah 97,97%. Berdasarkan target Kemenkes RI (100%) persentase peresepan obat generik belum rasional tetapi berdasarkan saran dari WHO (94%) sudah rasional.

28 Penilaian indikator peresepan pada Puskesmas Kecamatan di Jakarta Utara persentase peresepan antibiotik adalah 4,76%. Berdasarkan saran dari WHO (22,7%) persentase peresepan antibiotik sudah rasional. Penilaian indikator peresepan pada Puskesmas Kecamatan di Jakarta Utara persentase peresepan injeksi adalah 0%. Berdasarkan saran WHO (17,2%) persentase peresepan injeksi sudah rasional. Penilaian indikator peresepan untuk Puskesmas Kecamatan di Jakarta Utara persentase peresepan obat DOEN adalah 83,17%. Berdasarkan target Kemenkes RI (100%) persentase peresepan obat DOEN belum rasional. Berdasarkan kesimpulan tersebut diperlukan penelitian tentang faktor penyebab masalah polifarmasi, dan peresepan obat DOEN yang terjadi di Puskesmas Kecamatan Jakarta Utara dan diperlukan penelitian kerasionalan penggunaan obat di Puskesmas Kecamatan se-dki Jakarta agar didapatkan data yang komprehensif tentang penggunaan obat di seluruh puskesmas. DAFTAR PUSTAKA Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. 2015. Rencana Program 2015-2019. Jakarta: Kemenkes Kesehatan RI. Aksi Hogerzeil, H.V., Bimo, Ross-Degnan, D., Laing, R.O., Ofori-Adjei, D., Santoso, B., et.al.1993 Desembe 4.Field Test for Rational Drugs Use in Twelve Developing Countries.The Lancet, pp. 1408-1410. Permatasari, Kartika Citra Dewi. 2011. Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Obat ditinjau Dari Indikator Peresepan Menurut WHO di Seluruh Puskesmas Kecamatan Kota Depok. Skripsi. Depok: Program Studi Farmasi FMIPA-UI. Syaripuddin, M., Susyanty, Andi Leny., Sari, Ida Diana. 2015. 5 Karakteristik Resep Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Badan Litbangkes, Kemenkes RI, Jakarta WHO Action Programme on Essentia Drugs and Vaccines, international Network for the Rational Use of Drugs. 2000. Problem of Irrational Drug Use. Geneva: World Health Organization. World Health Organization. 1993. How to Investigate Drug Use in Health Facilities. Geneva: World Health Organization. World Health Organization. 1985. The Rational Use of Drugs. WHO Health Assembly Resolution WHA39.27. Geneva: Worlh Health Organization. World Health Organization. 2002. Promoting rational use of medicines : Core Components. Dalam W. H. Organization, WHO Policy Perspectives on Medicines. Geneva: World Health Organization.