BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

BAB I PENDAHULUAN. disajikan secara langsung, kapan saja, dan dimana saja. bernama UWKS Academic Smart Mobile. Aplikasi tersebut bertujuan

BAB II LANDASAN TEORI. bertujuan untuk mengetahui sejumlah faktor dan penentu dari penggunaan internet

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teknologi Komputer

JSIKA Vol. 5, No. 11, Tahun 2016 ISSN X

1. Tahap Awal. a) Studi Literatur b) Pengumpulan data awal (observasi, wawancara) 2. Tahap Pengumpulan dan Analisis Data

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. keseharian kita. Begitu juga alat transportasi. Di Indonesia, terdapat tiga jenis

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu

PENDAHULUAN. sebagai e-learning. Namun dalam perkembangannya e-learning memiliki

BAB III LANDASAN TEORI. A. Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model ini menggabungkan delapan model sekaligus, yaitu:

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. banyak. Tercatat dalam statistik Bank Indonesia (2012), banyaknya perusahaan

Bab 3. Metode Penelitian

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pengertian Pemasaran Pengertian Manajemen Pemasaran Pengertian Jasa

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau

Bab 2 Tinjauan Pustaka

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan melalui 3 tahap, yaitu: Tahap Pendahuluan,

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i. KATA PENGANTAR ii. DAFTAR ISI..iv. DAFTAR GAMBAR...vii. DAFTAR TABEL...viii BAB I PENDAHULUAN Batasan Masalah...

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi

BAB 3 DESAIN PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Surabaya pada Januari 2014, sebagai repository. Website ini dibuat untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan antara satu dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2005).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

KAJIAN TERHADAP PERILAKU PENGGUNA SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN MODEL UTAUT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RESPONDEN TIAP PRODI

III. METODE PENELITIAN. Populasi merupakan jumlah keseluruhan elemen yang diteliti (Cooper dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dari antisipasi teknologi baru. Rancangan penelitian yang disajikan berbentuk

LANDASAN TEORI. akhir ini, adapun teori-teori yang digunakan sebagai berikut:

Penerapan Metode UTAUT untuk Memahami Penerimaan Aplikasi Kamus Istilah Akuntansi pada Smartphone

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diyakini kebenarannya secara ilmiah. Studi penelitian ini menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vii. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI... x. DAFTAR TABEL... xiv. DAFTAR GAMBAR... xxi. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. swasta di Surabaya yang memiliki sebuah aplikasi mobile agar mahasiswa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Nasmoco Bengawan Motor Solo

EVALUASI DAMPAK APLIKASI HUMAN RESOURCE INFORMATION SYSTE

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL... viii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang...

Model-Model User Acceptance

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Alur Penelitian Gambar 3.1. berikut merupakan flow chart dari tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan PT. Sari Warna Asli III,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

ANALISIS PENERAPAN MODEL UTAUT (UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY

BAB III METODA PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dalam mencapai maksudnya. Dalam penelitian ini, metode menjadi alat bantu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. peningkatan kehidupan. Dengan berbagai program akademik dan kemahasiswaan

BAB III METODE PENELITIAN. analisis, pengukuran dan lingkungan penelitian. merek terhadap kesedian pelanggan untuk membayar harga premium,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain survey, yaitu metode pengumpulan

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS. sehingga peneliti dapat menegtahui baik buruknya pengukuran tersebut. Variabel penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. langsung kepada responden yang mengisi kuesioner pada aplikasi google form di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. menyelesaikan permasalahan penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya.

Judul : Penerapan Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 untuk Menjelaskan Minat dan Penggunaan Mobile Banking

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi

Artikel Ilmiah. Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh gelar Sarjana Sistem Informasi. Peneliti: Indahyana Putri Manafe

BAB III METODE PENELITIAN. Secara keseluruhan, bab ini berisi tentang desain penelitian, ruang lingkup penelitian,

PENERAPAN METODE UTAUT UNTUK MEMPREDIKSI BEHAVIORAL INTENTIONS USER DALAM MENGGUNAKAN APLIKASI ZABBIX

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. karyawan pada bagian perawat. Populasi yang masuk dalam kriteria

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan terbagi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana di Ruang

BAB III LANDASAN TEORI Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. yang relevan untuk mendesain suatu studi penelitian, menjamin

BAB III METODE PENELITIAN

VITA ANDYANI EA24. Dosen Pembimbing: Dr. Wardoyo, SE., MM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Pendahuluan. Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN EISSN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, obyek yang akan diteliti adalah. SMA Negeri 1 Sumbawa Besar, SMA Negeri 1 Lape dan

BAB I PENDAHULUAN. manual (kertas). Pengumpulan data secara manual dapat mengurangi

Prosiding SNaPP2014Sains, Teknologi, dankesehatanissn EISSN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. informasi adalah manusia yang secara psikologi memiliki suatu perilaku (behavior)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam kondisi layak atau pantas untuk diolah dan dianalisis lebih lanjut.

BAB III METODE PENELITIAN

EVALUASI PENERIMAAN JEJARING SOSIAL GOOGLE+ PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI WILAYAH JAKARTA SELATAN

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini dijelaskan mengenai dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Teori-teori yang digunakan adalah sebagai berikut. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) UTAUT (Unified Theory of Acceptance and Use of Technology) merupakan sebuah model yang dikembangkan oleh Venkatesh et al (2003) untuk menjelaskan perilaku pengguna terhadap teknologi informasi. Menurut Kristoforus (2013), keberhasilan penggunaan atau penerapan teknologi tergantung pada penerimaan dan penggunaan setiap individu pemakainya. UTAUT merupakan gabungan dari delapan teori-teori penerimaan teknologi sebelumnya. Delapan teori tersebut adalah sebagai berikut: 1. Theory of Reasoned Action (TRA) 2. Technology Acceptance Model (TAM) 3. Motivational Model (MM) 4. Theory of Planned Behavior (TPB) 5. Combined TAM and TPB (C-TAM-TPB) 6. Model of PC Utilization (MPCU) 7. Innovation Diffusion Theory (IDT), 8. Social Cognitive Theory (SCT). 7

8 Tabel 2.1 Teori-teori yang mendasari Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) No Teori Peneliti Pengertian 1 Theory of Reasoned Action (TRA) Fishbein dan Azjen (1975) Teori ini didasarkan pada alasan bahwa manusia merupakan pembuat keputusan yang rasional yang memanfaatkan informasi apapun yang tersedia bagi mereka. (Bastable, 2002) 2 Theory of Planned Behavior (TPB) 4 Technology Acceptance (TAM) Model 4 Motivational Model (MM) 5 Combined TAM and TPB (C-TAM-TPB) 6 Model of PC Utilization (MPCU) 7 Innovation Diffusion Theory (IDT) 8 Social Cognitive Theory (SCT) Ajzen (1988) Davis (1989) F.D Davis, et al. (1992) Taylor dan Todd (1995) Thompson, et al. (1991) Rogers (1962) Bandura (1977) Teori ini memuat asumsi bahwa tingkah laku seseorang ditampilkan karena alasan tertentu, yaitu bahwa orang tersebut berpikir tentang konsekuensi tindakannya dan mengambil keputusan secara hati-hati untuk mencapai hasil tertentu dan menghindari hal-hal yang lain. (Widyarini, 2009). Menjelaskan perilaku pengguna komputer yaitu berlandaskan pada kepercayaan (belief), sikap (attitude), keinginan (intention), dan hubungan perilaku pengguna (user behaviour relationship). Tujuan model ini untuk menjelaskan faktor faktor utama dari perilaku pengguna terhadap penerimaan pengguna teknologi Teori motivasi yang dikembangkan untuk memprediksi penerimaan dan penggunaan teknologi. Model gabungan dari TPB dengan TAM yang memberikan penjelasan mengenai penentu penerimaan dan perilaku penggunaan suatu teknologi tertentu. Menilai pengaruh dari kondisi-kondisi yang mempengaruhi dan memfasilitasi, faktor sosial, kompleksitas, kesesuaian tugas dan konsekuensi jangka panjang terhadap pemanfaatan PC. Menjelaskan proses bagaimana suatu inovasi disampaikan (dikomunikasikan) melalui saluran-saluran tertentu sepanjang waktu kepada sekelompok anggota dari sistem sosial. Mengidentifikasi perilaku manusia sebagai interaksi dari faktor pribadi, perilaku, dan lingkungan yang bertujuan memberikan kerangka untuk memahami, memprediksi, dan mengubah perilaku manusia.

9 UTAUT (Unified Theory of Acceptance and Use of Technology) merupakan salah satu model penerimaan teknologi informasi. Implementasi suatu teknologi informasi selalu berhubungan dengan penerimaan pengguna. Sejauh mana pengguna dapat memahami teknologi tersebut adalah hal penting untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari implementasi teknologi tersebut. UTAUT memiliki empat faktor utama yang langsung berpengaruh terhadap minat pemanfaatan (behavioral intention) dan perilaku penggunaan (use behavior). Keempat konstruk ini adalah ekspektasi kinerja (performance expectancy), ekspektasi usaha (effort expectancy), faktor sosial (social influence), dan kondisi yang memfasilitasi (facilitating conditions) yang digambarkan dalam kerangka konseptual. UTAUT bertujuan untuk menjelaskan minat pengguna dalam menggunakan Sistem Informasi dan perilaku penggunaan berikutnya. 2.2 Kerangka Konseptual Model kerangka konseptual menggambarkan hubungan antar variabel yang diuji dalam penelitian, yaitu variabel ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha dan pengaruh sosial terhadap minat pemanfaatan aplikasi, serta hubungan variabel kondisi yang memfasilitasi dan minat pemanfaatan aplikasi terhadap penggunaan aplikasi. Pemahaman mengenai faktor-faktor tersebut dapat membantu instansi terkait untuk mengetahui hal apa saja yang dapat mempengaruhi pemakai dalam menggunakan suatu teknologi. Seseorang yang sudah mempunyai minat terhadap suatu sistem, pada akhirnya akan menggunakan sistem tersebut. Akan tetapi, apabila seseorang yang mempunyai minat menggunakan sistem tersebut tidak didukung fasilitas yang menunjang maka minat pemakai akan sia-sia karena tidak dapat disalurkan. Oleh karena itu penggunaan suatu sistem dipengaruhi tidak

10 hanya minat untuk pemanfaatan Sistem Informasi itu sendiri tetapi juga disertai dengan kondisi yang memfasilitasi (facilitating condition). Performance Expectancy Ekspektasi Kinerja H1 Effort Expectancy Ekspektasi Usaha H2 Behavioral Intention Minat Pemanfaatan H5 Use Behavior Perilaku Penggunaan Social Influence Pengaruh Sosial H3 H4 Facilitating Conditions Kondisi yang memfasilitasi Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Model UTATUT 2.3 Pengembangan Hipotesis 2.3.1 Ekspektasi Kinerja (Performance Expectancy) Terhadap Minat Pemanfaatan (Behavioral Intention) Ekspektasi kinerja (Performance Expectacy) didefinisikan sebagai tingkat dimana seorang individu meyakini bahwa menggunakan sistem akan membantu dalam meningkatkan kinerjanya (Kurniawati, Wiwin.2010). Konsep ini menggambarkan manfaat sistem bagi penggunanya. Minat pemanfaatan teknologi informasi (behavioral intention) didefinisikan sebagai tingkat keinginan atau niat pemakai menggunakan sistem secara terus menerus. Berdasarkan uraian di atas, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: H1: Ekspektasi kinerja mempunyai pengaruh positif terhadap minat pemanfaatan Sistem Informasi.

11 2.3.2 Ekspektasi Usaha (Effort Expectancy) Terhadap Minat Pemanfaatan (Behavioral Intention) Ekspektasi usaha (effort expectancy) didefinisikan sebagai tingkat kemudahan penggunaan sistem. Kemudahan penggunaan teknologi informasi akan menimbulkan perasaan minat dalam diri individu bahwa sistem itu mempunyai kegunaan dan karenanya menimbulkan rasa yang nyaman bila menggunakannya (Venkatesh,et al., 2003). Berdasarkan uraian di atas, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: H2: Ekspektasi usaha mempunyai pengaruh positif terhadap minat pemanfaatan Sistem Informasi. 2.3.3 Faktor Sosial (Social Influence) Terhadap Minat Pemanfaatan (Behavioral Intention) Faktor sosial (Social Influence) didefinisikan sebagai tingkat dimana seorang individu menganggap bahwa orang lain perlu menggunakan sistem yang baru. Faktor sosial ditujukan sebagai pengaruh dari orang yang telah menggunakan sistem atau pengaruh organisasi agar orang lain dapat ikut serta menggunakan sistem. Berdasarkan uraian di atas, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: H3: Faktor sosial mempunyai pengaruh positif terhadap minat pemanfaatan Sistem Informasi

12 2.3.4 Kondisi yang Memfasilitasi (Facilitating Conditions) Terhadap Perilaku Penggunaan (Use Behavior) Kondisi yang memfasilitasi (Facilitating Conditions) penggunaan teknologi informasi adalah tingkat kepercayaan seorang individu terhadap ketersediaan infrastruktur teknik dan organsasional untuk mendukung penggunaan sistem. Venkatesh, et al. (2003) yang menyatakan bahwa kondisi-kondisi yang memfasilitasi pemakai mempunyai pengaruh pada perilaku penggunaan teknologi informasi (Use Behavior). Berdasarkan uraian di atas, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: H4: Kondisi yang memfasilitasi mempunyai pengaruh positif terhadap perilaku penggunaan Sistem Informasi. 2.3.5 Minat Pemanfaatan (Behavioral Intention) Terhadap Perilaku Penggunaan (Use Behavior) Perilaku penggunaan sistem (use behavior) didefinisikan sebagai intensitas atau frekuensi pemakai dalam menggunakan teknologi informasi. Venkatesh, et al. (2003) menyatakan bahwa terdapat adanya hubungan langsung dan signifikan antara minat pemanfaatan teknologi informasi terhadap penggunaan teknologi informasi. Berdasarkan uraian di atas, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: H5: Minat pemanfaatan (Behavioral Intention) mempunyai pengaruh positif terhadap perilaku penggunaan (Use Behavior) Sistem Informasi.

13 2.4 Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstrak (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Contoh, tingkat apresiasi, penghasilan, pendidikan, status sosial, jenis kelamin, dll (Lusiana, 2015). 2.4.1 Variabel Independen dan Variabel Dependen Menurut Hubungan antara satu variabel dengan variabel lain maka macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi: a. Variabel Independen (variabel bebas) Merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent. b. Variabel Dependen (variabel terikat) Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen (Lusiana, 2015). Motivasi Belajar (Var. Independen) Motivasi Belajar (Var. Independen) Gambar 2.2 Contoh hubungan variabel independen dan variabel dependen

14 2.5 Populasi dan Sampel Pepulasi adalah kumpulan dari keseluruhan pengukuran, objek, atau individu yang akan dikaji. Jadi pengertian populasi dalam statistik tidak terbatas pada sekelompok atau kumpulan orang-orang, namun mengacu pada seluruh ukuran, hitungan, atau kualitas yang menjadi fokus perhatian suatu kajian. Suatu pengamatan atau survei terhadap seluruh anggota populasi disebut sensus (Harinaldi, 2005). Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti atau sampel adalah bagian dari populasi yang diambil dan dipergunakan untuk penelitian yang sifat dan karakteristiknya dapat mewakili populasi sebagai subjek penelitian. Penarikan sampel bertujuan untuk memeroleh keterangan tentang populasi. Dengan menggunakan sampel, penelitian akan lebih efisean biaya, tenaga, dan waktu. Mengenai jumlah sampel, tidak ada ketentuan yang baku atau rumus yang pasti, sebab keabsahan sampel terletak pada sifat dan karakteristiknya, mendekati populasi atau tidak, bukan pada jumlah atau banyaknya (Hasanah, 2008). 2.6 Teknik Pengambilan Sampel Setelah jumlah sampel yang akan diambil ditentukan, selanjutnya pengambilan sampel harus mengikuti prosedur yang telah ditentukan dalam teknik sampling. Ada tiga hal pokok penting dalam pengambilan sampel dari populasi, yaitu: a. Populasi yang terhingga dan yang tidak terhingga b. Pengambilan sampel secara probabilitas dan yang nonprobabilitas

15 c. Pengambilan sampel dengan membagi-bagi dulu populasi menjadi beberapa bagian yang disebut subpopulasi sehingga subpopulasi menjadi relative homogeny atau heterogen dan pengambilan sampel langsung dari populasi yang tidak dibagi-bagi dulu menjadi beberapa subpopulasi. 2.6.1 Stratified Random Sampling Populasi yang dianggap heterogen menurut suatu karakteristik tertentu terlebih dahulu dikelompok-kelompokkan dalam beberapa subpopulasi yang memiliki anggota sampel yang relatif homogen. Lalu dari tiap subpopulasi ini secara acak diambil anggota sampelnya. Dasar penentuan strata bisa secara geografis dan meliputi karakteristik populasi seperti pendapatan, pekerjaan, jenis kelamin, dan sebagainya. (Umar, 2005). Prosedur pada Stratified Random Sampling: a. Tentukan strata dengan jelas sehingga setiap unit sampling dari populasi dapat dimasukkan dengan tepat ke dalam satu strata b. Dengan Stratified Random Sampling, pilih anggota dari setiap strata Contoh: Terdapat populasi mahasiswa: 1286 (jurusan Teknik Sipil=272 mahasiswa, jurusan Teknik Informatika=260, jurusan Teknik Industri Pertanian=80, jurusan Ilmu Hukum=674. Sampel yang diperlukan 161. Sampel yang dapat diambil sebagai berikut: Jurusan Teknik Sipil = 272/1286 x 161 = 34 Jurusan Teknik Informatika = 260/1286 x 161 = 33 Jurusan Teknik Industri Pertanian = 80/1286 x 161 = 10 Jurusan Ilmu Hukum = 674/1286 x 161 = 84

16 2.7 Skala Pengukuran Data penelitian adalah hal yang sangat pennting dan berarti untuk dianalisis sehingga menghasilkan temuan-temuan (hasil penelitian). Data tersebut didapatkan melalui berbagai metode dan alat pengumpulan data. Peneliti perlu memahami dengan baik tentang alat ukur yang digunakannya serta bagaimana merancangnya. Salah satu yang umum digunakan dalam sebuah alat ukur adalah skala pengukuran (Swarjana, 2012). Penelitian dilakukan dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert merupakan skala yang mengukur kesetujuan atau ketidaksetujuan seseorang terhadap serangkaian pernyataan berkaitan dengan keyakinan atau perilaku suatu obyek tertentu (Hermawan, 2005). Skala Likert dibagi menjadi beberapa skala. Misalkan skala Likert dengan 5 skala: a. Sangat setuju (SS) atau Strongly Agree b. Setuju (S) atau Agree c. Ragu-ragu (RR) atau Netral d. Tidak setuju (TS) atau Disagree e. Sangat tidak setuju (STS) atau Strongly Disagree 2.8 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah suatu prosedur pengolahan data dengan menggambarkan dan meringkas data secara ilmiah dalam bentuk tabel atau grafik. Data-data yang disajikan meliputi rekuensi, proporsi dan rasio, ukuran-ukuran kecenderungan pusat (rata-rata hitung, median, modus), maupun ukuran-ukuran variasi (simpangan baku, variansi, rentang, dan kuartil) (Nursalam, 2008).

17 2.9 Pengujian Alat Ukur Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang diukur dan menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. 2.9.1 Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat keabsahan (validitas) suatu alat ukur (Arikunto, 1998:160). Suatu alat ukur yang valid, mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya alat ukur yang kurang valid berarti memiliki tingkat validitas yang rendah. Sebuah alat ukur dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Tinggi rendahnya validitas alat ukur menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Ada du acara pengujian validitas, yaitu uji validitas eksternal dan uji validitas internal (Rangkuti, 2008). a. Uji validitas eksternal Adalah Validitas yang dicapai apabila data yang dihasilkan dari alat ukur tersebut sesuai dengan data atau informasi lain dalam kaitannya dengan variabel penelitian. Validitas eksternal menggunakan rumus korelasi pearson. b. Uji validitas internal Adalah validitas yang dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagianbagian alat ukur dengan alat ukur secara keseluruhan. Dengan kata lain sebuah alat ukur dikatakan memiliki validitas internal apabila setiap

18 bagian alat ukur tersebut mengandung misi alat ukur secara keseluruhan, yaitu dapat mengungkap data dari variabel yang dimaksud. 2.9.2 Uji Reliabilitas Jika alat ukur dinyatakan valid, selanjutnya reliabilitas alat ukur tersebut diuji. Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten (Umar 2003). Salah satu pengujian reliabilitas adalah dilakukan dengan metode Alpha Cronbach s. Metode ini merupakan indeks keandalan yang terkait dengan variasi yang dicatat dengan nilai sebenarnya dari sebuah konstruk. Koefisien Alpha yang dihasilkan uji reliabilitas berada pada rentang nilai 0-1. Semakin tinggi skor, skala yang lebih dapat diandalkan dihasilkan (Pujiati, 1989). 2.10 Analisis Korelasi dan Regresi Menggunakan Metode Structural Equation Model (SEM) Analisis regresi dan analisis korelasi digunakan untuk mempelajari hubungan antara dua variabel atau lebih. Meskipun kedua istilah itu sering digunakan secara bergantian, namun tujuannya berbeda. Analisis regresi mengukur kedekatan hubungan antara dua variabel atau lebih. Analisis regresi digunakan untuk memperoleh persamaan yang menghubungkan variabel kriteria dengan satu variabel prediktor atau lebih (Churchill, 2005). Structural Equation Modeling (SEM) adalah alat statistik yang dipergunakan untuk menyelesaikan model bertingkat secara serempak yang tidak dapat diselesaikan oleh persamaan regresi linear. SEM dapat juga dianggap

19 sebagai gabungan dari analisis regresi dan analisis faktor. SEM dapat dipergunakan untuk menyelesaikan model persamaan dengan variabel terikat lebih dari satu dan juga pengaruh timbal balik (recursive). SEM berbasis pada analisis covarians sehingga memberikan matriks covarians yang lebih akurat dari pada analisis regresi linear. Program-program statistik yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan SEM misalnya Analysis Moment of Structure (AMOS) atau LISREL. 2.11 Kecocokan Model (Model Fit) Prosedur untuk melakukan estimasi dan penilaian keselarasan model dalam SEM mirip dengan apa yang dilakukan dalam model-model statistik. Pertama-tama periksa dulu data kemudian cek untuk dilihat jika asumsi distribusi masuk akal dan apa yang dapat dilakukan terhadap masalah tersebut. Metode estimasi yang umum dalam SEM ialah estimasi kesamaan maksimum (maximum likelihood (ML) estimation. Asumsi pokok untuk metode ini ialah normalitas multivariat (H. Sarjono, 2015). Pada hasil uji kesesuaian model terdapat beberapa nilai acuan dari proses perhitungannya. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.2. Tabel 2.2 Pengukuran Goodness of Fit Model Indeks Nilai Acuan Indeks Nilai Acuan Chi-square Sekecil mungkin Probability 0,05 CMIN/DF 2,00 RMSEA 0,08 GFI Mendekati 1 AGFI Mendekati 1 TLI Mendekati 1 CFI Mendekati 1

20 Pada tabel 2.2 menjelaskan beberapa indeks yang merupakan acuan dalam proses kecocokan model atau Goodness of Fit Model diantaranya Chi-Square merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat fitnya suatu model. Pengertian chi-square atau chi kuadrat lainya adalah sebuah uji hipotesis tentang perbandingan antara frekuensi observasi dengan frekuensi harapan yang didasarkan oleh hipotesis tertentu pada setiap kasus atau data yang ambil untuk diamati. CMIN/DF tidak lain adalah statistik chi-square, chi-square dibagi dengan degree of freedom maka dapat menghasilkan nilai CMIN/DF. Nilai yang direkomendasikan untuk menerima kesesuaian sebuah model CMIN/DF adalah lebih kecil atau sama dengan 2,00. RMSEA adalah suatu indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasi chi-square statistic dalam sampel yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan Goodness of Fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi. Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya model yang menunjukkan sebuah close fit dari model yang didasarkan degree of freedom. Chi-Square dan Probabilitas merupakan indeks untuk mengukur apakah model yang dipakai dapat dikategorikan baik atau tidak. Model dikatakan baik ika mempunyai nilai Chi-Square=0 berarti tidak memiliki perbedaan. Tingkat signifikan penerimaan yang direkomendasikan adalah apabila probabilitas 0,05 yang berarti matriks input sebenarnya dengan matriks input yang diprediksi tidak berbeda secara statistik.

21 GFI (Goodness of Fit Index) mencerminkan tingkat kesesuaian model secara keseluruhan yang dihitung dari residual kuadrat model yang dibandingkan dengan data sebenarnya. Nilai GFI biasanya dari 0 sampai 1. Nilai yang lebih baik mendekati 1 mengindikasikan model yang diuji memiliki kesesuaian yang baik nilai GFI dikatakan baik adalah 0,90. AGFI (Adjusted GFI) merupakan pengembangan dari GFI yang disesuaikan dengan degree of freedom yang tersedia untuk menguji diterima tidaknya model. Tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila mempunyai nilai 0,90. TLI (Tucker-Lewis Index) adalah sebuah alternatif incremental fit index yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah 0,90. TLI merupakan index fit yang kurang dipengaruhi oleh ukuran sampel. CFI (Comparative Fit Index) merupakan indeks kesesuaian incremental yang juga membandingkan model yang diuji dengan null model. Indeks ini dikatakan baik untuk mengukur kesesuaian sebuah model karena tidak dipengaruhi oleh ukuran sampel. Indeks yang mengindikasikan bahwa model yang diuji memiliki kesesuaian model yang diuji memiliki kesesuaian yang baik adalah 0,90 (Wijaya, 2009).