BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI DAMINOZIDE PRA TANAM MENGGUNAKAN TEKNIK PERENDAMAN DAN VACUUM INFILTRATION PADA BIBIT TANAMAN KRISAN POT PARAMYTA NILA PERMANASARI A

BAHAN DAN METODE. Gambar 2. Bibit Caladium asal Kultur Jaringan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca, Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari

BAHAN DAN METODE. = Respon pengamatan µ = Rataan umum α i = Pengaruh perlakuan asal bibit ke-i (i = 1,2) β j δ ij

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAB III MATERI DAN METODE. sampai panen okra pada Januari 2017 Mei 2017 di lahan percobaan dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian bertempat di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung, dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada Januari April 2017 di Rumah Paranet

II. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Gang Swadaya VI,

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

IV. INDUKSI MUTASI DENGAN SINAR GAMMA

Bunga lili termasuk bunga potong yang memiliki nilai

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Bahan Alat Rancangan Percobaan Yijk ijk

2 METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan. Rancangan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. secara faktorial yang terdiri atas dua faktor dan tiga kali ulangan.

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2014 di Greenhouse

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian Percobaan I: Pengaruh Tingkat Berbuah Sebelumnya dan Letak Strangulasi Terhadap Pembungaan Jeruk Pamelo Cikoneng

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan Pengamatan dan Pengumpulan Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Bahan Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan Percobaan ProsedurPenelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Jalan Swadaya IV,

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

METODOLOGI Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Bahan tanaman Bahan kimia Peralatan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada April sampai dengan Juni 2012 di Perum Polda 2

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

Teknologi Budidaya Untuk Menghasilkan Bunga Krisan yang Berkualitas dan Berdaya Saing Secara Komersial

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca dan Laboratorium Ilmu Tanaman

TATA CARA PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Greenhouse Universitas Muhammadiyah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2015 di

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. B. Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah :

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017.

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-September 2014 di Laboratorium

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. C. Rancangan Penelitian dan Analisis Data

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

3. METODE DAN PELAKSANAAN

III. MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi pembiakan in vitro tanaman pisang yang terdiri

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Universitas Lampung, dari bulan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. September 2016 di rumah kasa Growth Center Kopertis Wilayah 1 Sumut-Aceh

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

Transkripsi:

9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di laboratorium dan kebun percobaan Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) Segunung, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Tempat penelitian terletak pada ketinggian 1100 m di atas permukaan laut. Penelitian dilaksanakan dari bulan Februari hingga Juli 2010. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah stek berakar krisan pot varietas Time Sunny, retardan Alar 85 (daminozide), pupuk, pestisida, pot plastik berdiameter 15 cm, kompos, pasir, dan arang sekam. Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah vacuum pump and chamber, timer, lampu pijar 150 watt, termohigrometer, lux meter, Royal Horticulture Society colour chart, jangka sorong, dan alat pelubang daun berdiameter 1.5 cm. Vacuum pump and chamber adalah alat yang digunakan untuk menerapkan metode vacuum infiltration. Metode Pelaksanaan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (split plot). Petak utama adalah faktor konsentrasi retardan. Retardan yang digunakan adalah Alar dengan bahan aktif daminozide sebesar 85%. Anak petak adalah teknik aplikasi retardan. Petak utama terdiri dari lima taraf konsentrasi, yaitu: Konsentrasi I (K1) = 0.25 g Alar/l (0.213 g daminozide/l). Konsentrasi II (K2) = 0.50 g Alar/l (0.425 g daminozide/l). Konsentrasi III (K3) = 1.00 g Alar/l (0.850 g daminozide/l). Konsentrasi IV (K4) = 2.50 g Alar/l (2.125 g daminozide/l). Konsentrasi V (K5) = 5.00 g Alar/l (4.250 g daminozide/l)..

10 Anak petak terdiri dari dua teknik aplikasi retardan, yaitu: Teknik I (T1) = pemberian retardan menggunakan metode vacuum infiltration. Teknik II (T2) = pemberian retardan menggunakan metode perendaman. Penelitian terdiri dari 10 kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan, sehingga terdapat 30 satuan percobaan. Satu satuan percobaan terdiri dari 3 pot, sehingga terdapat 90 pot. Model matematika yang digunakan untuk analisis statistika dalam penelitian ini adalah: Yijk = μ + Ai + Bk + (AB)ik + Cj + (AC)ij + εijk Keterangan: i = 1, 2, 3, 4, 5; j = 1, 2; k = 1, 2, 3 Yijk μ Ai Bk = nilai pengamatan pada petak utama taraf ke-i, anak petak taraf ke-j, dan ulangan ke-k = rataan umum = pengaruh petak utama taraf ke-i = pengaruh ulangan ke-k (AB)ik = pengaruh petak utama taraf ke-i terhadap ulangan ke-k Cj = pengaruh anak petak taraf ke-j (AC)ij = pengaruh petak utama taraf ke-i terhadap anak petak taraf ke-j εijk = pengaruh galat pada ulangan ke-k yang memperoleh taraf ke-i petak utama dan taraf ke-j anak petak Apabila terdapat perlakuan yang berbeda nyata, maka dilakukan uji lanjut DMRT pada taraf 5%. Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan bibit Bibit berupa stek berakar usia 14 hari. Bibit diperoleh dari tanaman induk (motherplant). Stek yang akan ditanam, diberi perlakuan retardan terlebih dahulu. Masing-masing dipilah berdasarkan perlakuan. Untuk yang diberi perlakuan teknik vacuum infiltration, maka stek diletakkan di wadah berisi retardan dengan konsentrasi tertentu. Wadah berisi stek kemudian dimasukkan ke dalam

11 vacuum pump and chamber (Gambar 2). Vacuum pump and chamber kemudian dijalankan hingga mencapai tekanan 420 mb. Selama sekitar 15 detik tekanan dibiarkan sebesar 420 mb, kemudian tekanan diatur hingga naik mencapai 800 mb sehingga vacuum pump and chamber dapat dibuka. Sementara untuk waktu perlakuan perendaman disamakan dengan lamanya perlakuan vacuum infiltration di vacuum pump and chamber, yaitu sekitar 1 menit 50 detik. Bibit yang telah diberi perlakuan kemudian ditiriskan. Gambar 2. Vacuum Pump and Chamber Jenis Memmert b. Persiapan media Media yang digunakan adalah kompos, pasir, dan arang sekam dengan perbandingan 1:1:1 berdasarkan volume. Setelah media dicampur, kemudian media dimasukkan ke dalam pot. Media selanjutnya disiram agar lembab. Media kemudian disiram dengan fungisida konsentrasi 2 g/l dan pupuk NPK 15-15-15 (15% nitrogen (N), 15% fosfor (P2O5), dan 15% kalium (K2O)) konsentrasi 17 g/l. c. Penanaman Setiap pot ditanami lima bibit krisan dengan cara satu bibit tegak di tengah-tengah pot dan empat bibit lainnya ditanam di dekat bibir pot dengan jarak sama, melingkar, dan kemiringan stek 45 0. Pot diletakkan dengan jarak 15 cm x 15 cm. Tata letak penelitian dideskripsikan pada Lampiran Gambar 1. d. Fotoperiode Tanaman diberi perlakuan hari panjang melalui night break (jam 22.00-02.00 WIB) selama 3 minggu setelah tanam (MST). Lampu pijar yang digunakan berdaya 150 watt. Jarak antar lampu 1.85 m dan jarak lampu ke tanaman sekitar

12 1.14 m. Intensitas cahaya lampu yang diterima bagian ujung tanaman adalah 158.33 lux pada ulangan 1, 152.33 lux pada ulangan 2, dan 174.67 lux pada ulangan 3. Tunas terminal tanaman dibuang pada 2 MST (menyisakan sekitar 6 buku) dan dilanjutkan dengan perlakuan hari panjang untuk merangsang pertumbuhan tunas aksilar. Setelah 3 MST maka tanaman diberi perlakuan hari pendek. e. Pemeliharaan Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari dengan frekuensi 1-2 kali sehari. Penyiraman disesuaikan dengan kondisi cuaca atau media tumbuh. Pemupukan awal dilakukan saat penanaman yaitu pupuk NPK 15-15-15 konsentrasi 17 g/l. Pemupukan selanjutnya diberikan dua hari sekali selama delapan kali aplikasi, yaitu 0.2 g nitrogen dan 0.2 g kalium yang diperoleh dari 1.4 g/l pupuk CPN (15% N, 14% K2O, 18% natrium (Na), dan 0.05% boron (B)). Pemupukan ke-9 menggunakan pupuk NPK 15-15-15 dengan konsentrasi 1.3 g/l. Pupuk NPK 15-15-15 ini diberikan sampai aplikasi pupuk ke-18. Pemupukan selanjutnya dilakukan bergantian antara NPK 15-15-15 dengan pupuk daun NPK 18+18+18+ TE (18% N, 18% K2O, 18% P2O5, 14% sulfit (SO3), 0.01% B, 0.0075% tembaga (Cu), 0.026% besi (Fe), 0.032% Mangan (Mn), dan 0.023% zink (Zn)) konsentrasi 1 g/l (mulai aplikasi pupuk ke-29, konsentrasi pupuk daun dinaikkan menjadi 2 g/l) sampai aplikasi pupuk ke-38. Frekuensi pemupukan selanjutnya adalah tiga hari sekali sampai pemupukan ke-40. Pemupukan dilanjutkan dengan aplikasi pupuk bunga 10-55-10+ unsur mikro (10% N, 55% K2O, 10% P2O5, 0.05% Cu, 0.1% Fe, 0.05% Mn, 0.05% Zn, dan unsur mikro lainnya) dengan konsentrasi 2 g/l dan frekuensi pemupukan seminggu sekali sampai aplikasi pupuk ke-52. Pengendalian hama dan patogen dilakukan dengan mengaplikasikan pestisida, membuat perangkap, dan melakukan sanitasi bagian tanaman yang terserang hama atau patogen.

13 Pengamatan dan Pengumpulan Data Pengamatan dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Selain itu juga dilakukan uji korelasi antar karakter pengamatan kuantitatif. Pengamatan secara kuantitatif meliputi: 1. Jumlah Tunas Jumlah tunas yang tumbuh pada batang utama dihitung mulai 3 hingga 8 MST. Perhitungan dilakukan di 3 tanaman sampel per pot. 2. Tinggi Batang Utama Tinggi batang utama diukur mulai buku pertama di atas media sampai bagian ujung batang. Pengukuran dilakukan sejak sebelum pembuangan tunas terminal sampai tanaman berusia 7 MST di 3 tanaman sampel per pot. 3. Tinggi Tanaman Tinggi tanaman diukur dari buku pertama di atas media sampai buku paling ujung dari tunas tanaman. Pengukuran dilakukan pada saat 75% bunga colouring di 3 tanaman sampel per pot. 4. Panjang Ruas Panjang ruas diukur dengan cara memilih tunas yang dapat mewakili kondisi tunas tanaman secara keseluruhan dan merupakan tunas yang berada di area bawah bagian batang utama tanaman. Selanjutnya dihitung jumlah buku yang terdapat pada tunas tersebut hingga buku di batang utama. Kemudian diambil 2/3 dari jumlah buku yang ada untuk kemudian dilakukan pengukuran (Laboratorium Pengujian Balai Penelitian Tanaman Hias, 2003). Pada setiap pot diambil 1 tunas pada setiap 3 tanaman sampel. Pengukuran dilakukan mulai ruas terujung tunas dan pada saat 75% bunga colouring. 5. Jumlah Daun Perhitungan jumlah daun dilakukan mulai 2 MST sebelum pembuangan tunas terminal hingga 7 MST. Perhitungan dilakukan di 3 tanaman sampel per pot. 6. Persentase Colouring Persentase colouring dihitung pada setiap pot tanaman untuk kemudian dirata-ratakan. Kuntum bunga colouring ditandai dengan keluarnya helaian mahkota dari selaput kuntum bunga. Perhitungan dimulai sejak ada tanaman yang

14 mengalami colouring hingga persentase colouring setiap perlakuan mencapai 75%. 7. Persentase Kuntum Mekar Persentase kuntum mekar dihitung pada setiap pot tanaman untuk kemudian dirata-ratakan. Kuntum bunga mekar sempurna ditandai dengan terbukanya hampir seluruh helaian mahkota bunga. Perhitungan dimulai sejak ada kuntum bunga yang mekar sempurna hingga persentase kuntum mekar setiap perlakuan mencapai mencapai 50%. 8. Jumlah Total Bunga Jumlah total bunga dihitung pada saat 50% kuntum mekar. Perhitungan meliputi bunga yang mekar sempurna, belum mekar sempurna, kuntum bunga yang tangkainya sudah naik, dan kuntum bunga yang tangkainya belum naik. Perhitungan dilakukan pada setiap pot tanaman untuk kemudian dirata-ratakan. 9. Diameter Bunga Pengukuran diameter bunga dilakukan pada bunga yang telah mekar sempurna pada saat 50% kuntum mekar. Pengukuran dilakukan pada 2 bunga mekar tiap tanaman sampel dalam 1 pot. Bunga mekar sempurna ditandai dengan telah mekarnya bunga tabung dan bunga pita krisan. 10. Panjang Tangkai Bunga Panjang tangkai bunga diukur mulai buku pangkal tangkai yang menempel pada cabang batang hingga bagian bawah kelopak bunga. Pengukuran dilakukan pada saat 75% colouring di 3 tanaman sampel per pot (masing-masing 2 tangkai bunga per tanaman sampel). Pemilihan sampel pengukuran tangkai bunga dilakukan secara acak. 11. Kandungan Klorofil Kandungan klorofil daun dihitung pada saat tanaman 75% colouring. Pada pot ke-2 perlakuan di masing-masing ulangan diambil 2 daun dewasa sehat dan diusahakan merupakan daun yang terletak pada buku bawah batang. Daun kemudian diambil seluas 1.77 cm 2 dengan alat pelubang daun. Selanjutnya daun ditimbang, dihancurkan dengan asetris, dan disentrifus pada 10 000 rpm selama 3 menit. Supernatan kemudian diambil untuk diukur absorbannya dengan

15 spektrofotometer panjang gelombang 470, 537, 647, dan 663 nm. Selanjutnya kandungan klorofil dihitung dengan rumus: Chla = 0.01373*A663 0.000897*A537 0.003046*A647 Chlb = 0.02405*A647 0.004305*A537 0.005507*A663 12. Kandungan Antosianin Kandungan antosianin bunga dihitung pada saat 50% kuntum mekar. Pada pot ke-2 perlakuan di masing-masing ulangan diambil 4 helai mahkota bunga dari 1 bunga yang telah mekar sempurna namun warnanya belum pudar. Helai mahkota diambil dari 4 arah secara melingkar pada bunga. Selanjutnya diambil bagian tengah dari setiap helai mahkota dan ditimbang hingga mencapai kurang lebih 0.02 g. Helai mahkota tersebut kemudian dihancurkan dengan asetris dan tahapan selanjutnya sama dengan uji kandungan klorofil. Kandungan antosianin dihitung dengan rumus: Antosianin = 0.08173*A537 0.00697*A647 0.002228*A663 13. Kandungan Karotenoid Kandungan karotenoid bunga dihitung bersamaan dengan kandungan antosianin. Kandungan karotenoid dihitung dengan rumus: Karotenoid = (A470-(17.1*(Chla+Chlb)-(9.479*Antosianin))) 119.26 Pengamatan secara kualitatif dilakukan dengan pengamatan hasil isian kuisioner. Kuesioner tercantum pada Lampiran Tabel 1. Pengisian kuisioner bertujuan untuk mengetahui nilai kesukaan konsumen terhadap krisan pot berdasarkan penampilannya. Responden berjumlah 19 orang meliputi peneliti, teknisi, dekorator bunga, pengusaha tanaman hias, dan mahasiswa yang berada di Balai Penelitian Tanaman Hias. Responden menilai langsung krisan pot tanpa mengetahui perlakuan yang diberikan. Uji kualitatif dilakukan pada saat tanaman mulai ada yang mencapai 75% colouring. Pelaksanaan uji kualitatif lebih awal dari jadwal semula yaitu saat 50% kuntum mekar karena tanaman sudah mulai banyak terserang hama dan patogen. Responden menilai 20 pot krisan dari 10 perlakuan (masing-masing perlakuan diwakili 2 pot). Pot contoh diberi nomor 1 sampai dengan 10 dan diletakkan secara acak dalam satu ruangan.

16 Karakter yang diuji kualitatif adalah keseimbangan tajuk dan bunga, keseragaman mekar bunga, dan ketinggian tanaman. Selain itu juga disertakan kolom penilaian responden terhadap kekurangan yang terdapat pada tanaman. Skoring penilaian uji kualitatif adalah a. 1 kurang 1.9 b. 1.9< sedang 2.9 c. 2.9< baik 3.9 d. 3.9< sangat baik 4 Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antar karakter pengamatan kuantitatif.