BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh: JALU AGENG PRASONTO J

BAB I PENDAHULUAN. bulan. Masa ini merupakan masa eksplorasi lingkungan yang intensif. bagaimana mengontrol orang lain melalui perilaku tempertantrum,

BAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas. Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan generasi sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan anak usia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik dan lingkungan bio-fisiko-psikososial (Soetjiningsih,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, yang mencakup beberapa sub bidang, salah satu lingkup

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. serta biasanya sudah mulai mengikuti program presschool (Dewi,

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-5 TAHUN DI BOYOLALI SKRIPSI

PENGARUH AKTIVITAS BERMAIN BOLA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA TODDLER DI PAUD TUNAS CENDIKIA KEJAPANAN GEMPOL PASURUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Anak usia prasekolah adalah

BAB I PENDAHULUAN. keturunan dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya yang dalam perkembangannya akan mengalami suatu perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. badan kurang dari 2500 gram saat lahir 1, sedangkan Berat Badan Lahir

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI MOTORIK KASAR DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. anak mencapai tujuan yang diinginkan. Penerapan pola asuh yang tepat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai perkembangan dan pertumbuhan anak (Wong, 2009). Menurut Kementrian Kesehatan RI (2013), jumlah anak usia toddler

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek, baik kognitif, efektif maupun fisik motorik. besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA 5 TAHUN DI TKIT INSAN KAMIL KARANGANYAR. Abstrak

PERBEDAAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH ANTARA SISWA BARU DAN SISWA LAMA DI SATUAN PAUD SEJENIS (SPS) CUT NYAK DIEN KRETEK, BANTUL

BAB I. dan perkembangan anak selanjutnya. Salah satu tugas anak toddler ini yaitu

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA ANAK USIA DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahanperubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama stimulasi dilakukan, maka akan semakin besar manfaatnya

BAB I PENDAHULUAN. halus). Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang berkualitas, dini disebut juga dengan The Golden Age ( Usia Emas ).

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG BERMAIN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK TODDLER (1-3 TAHUN) DI POSYANDU DESA SURUHKALANG KARANGANYAR

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pada anak yang meliputi seluruh perubahan, baik perubahan fisik, perkembangan kognitif, emosi, maupun perkembangan psikososial yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP SIKAP IBU TENTANG TOILET TRAINING

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG BERMAIN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK TODDLER (1-3 TAHUN) DI POSYANDU DESA SURUHKALANG KARANGANYAR

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANTARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DENVER II

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. peka menerangkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu masalah

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AISYIYAH BANJARMASIN ABSTRAK

Naili Nur Meifanna. Kata kunci : motorik halus, ASI, susu formula. Kepustakaan : 30 ( )

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala

BAB I PENDAHULUAN. dalam bersosialisasi dengan teman sebayanya (Sekartini, 2011). Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tahapan perkembangan merupakan tingkatan tumbuh dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. anak usia dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. usia enam tahun menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan anak saat ini. Akan tetapi pelaksanaan untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan satu sama lain tetapi sifatnya berbeda, namun ke dua nya. mengenal faktor resiko pada anak usia toddler.

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain

A-PDF OFFICE TO PDF DEMO: Purchase from to remove the watermark BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

I. PENDAHULUAN. merupakan harta yang tak ternilai harganya. Pada usia dini di mana anak berada

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik.

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

Fery Budianto * )., ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bagi seorang anak bermain sambil belajar adalah suatu kegiatan di mana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah keturunan kedua.

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak dapat dengan mudah diamati. Tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-

BAB 1 PENDAHULUAN. organisme menuju tingkat kedewasaan atau kematangan (maturation) yang

MANFAAT PEMBERIAN PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK PADA BALITA

ABSTRAK. Kata Kunci : Status Gizi, Perkembangan Motorik Halus Daftar Pustaka: ( )

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DAN PRAKTEKPENGGUNAAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR DI PAUD ANGGREK KABUPATEN PATI

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah individu yang unik dan memerlukan perhatian khusus untuk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. bergerak menuju ke sesuatu yang lebih baik (Ghianovan, 2014). Sama halnya

HUBUNGAN ANTARA STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS DAN KASAR PADA ANAK USIA TODDLER DI PAUD MEKARSARI DESA PUCANGOMBO TEGALOMBO PACITAN

PERAN ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 1-3 TAHUN DI DESA JATIWATES KECAMATAN TEMBELANG KABUPATENG JOMBANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI VERBAL DENGAN PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK PGRI 116 BANGETAYU WETAN

BAB I PENDAHULUAN. dari 400 gr di waktu lahir menjadi 3 kali lipatnya seteleh akhir tahun ketiga

Al-Hikmah Jurnal Kependidikan dan Syariah

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan spontanitas dan menyenangkan.sesuatu yang dilakukan anak. orang dewasa (Utami& Sulistyaningrum, 2014, h.59).

HUBUNGAN POLA ASUH DAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN PSIKOMOTOR ANAK USIA 6-12 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. Masa perkembangan anak usia dini yaitu antara usia 4-6 tahun merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BEYOND CENTER AND CIRCLE TIME (BCCT) DI SENTRA PERSIAPAN DALAM UPAYA PERSIAPAN MENULIS DASAR

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak pada periode toodler mencakup 2 tahun kedua kehidupan, pada usia 1 sampai 3 tahun. Pada perumbuhan ini terjadi perkembangan yang signifikan, maka ini juga menjadi waktu yang sulit bagi orang tua. Perilaku khas selama masa todler ialah memegang dan melepaskan (leder, Grinstead, & Turres 2007). Usia toddler juga disebut denga usia bermain dan merupakan periode yang sangat penting untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan intelektual secara optimal (Santrock, 2011). Perkembangan merupakan perubahan tingkah laku dan kebiasaan yang terjadi selama hidup dalam diri seseorang dari tahap yang rendah sampai ke tahap yang tinggi melalui proses pertumbuhan, pembelajaran, peningkatan kompetensi serta kemampuan beradaptasi (Wong & Hockenberry, 2008). Bermain (play) merupakan cara untuk meningkatkan ketepatan gerakan anak dan mengajar dirinya untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang praktis, (Debre dalam Montolalu 2009) Bermain akan meningkatkan aktivitas fisik anak. (Maxsim, dalam Sujiono, 2010) menyatakan bahwa aktivitas fisik akan meningkatkan pula rasa keingintahuan anak dan membuat anak-anak akan memperhatikan bendabenda, menangkapnya, mencobanya, melemparkanya atau menjatuhkanya, 1

2 mengambil, mengocok-ngocok, dan meletakan kembali benda-benda ke dalam tempatnya. Kegiatan yang meningkatkan pengembangan fisik motorik dapat dilakukan melalui permainan dengan alat atau tanpa alat, (Montolalu, 2009). Melempar dan menagkap bola merupakan salah satu permainan yang dapat mengembangkan motorik kasar anak. Selain itu juga kegiatan bermain melempar dan menagkap bola dapat mempertinggi semua aspek pertumbuhan dan perkembangan anak, (Susan Isaacs dalam Montolalu, 2009). Toddler juga menggunakan simbol dalam permainan dramatik. Pertama mereka meniru kehidupan dengan benda mainan yang tepat, kemudian mereka mampu mengganti objek dalam permainan mereka. Misalnya mangkuk sebagai tempat makan, kemudian ditempatkan terbalik di kepala bisa menjadi topi. (Papalia & Feldman, 2011). Perkembangan motorik yang dicapai anak usia toddler terbagi menjadi dua meliputi perkembangan motorik halus dan perkembangan motorik kasar. Motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu, dilakukan otak kecil, dan memerlukan koordinasi yang cepat, sedangkan motorik kasar merupakan aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh (Halimsyah, 2008). Menurut KBBI arti kata ketersediaan ialah kesiapan suatu sarana (tenaga, barang, modal, anggaran) untuk dapat digunakan atau dioperasikan dalam waktu yang telah ditentukan.

3 Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang mengunakan otot-otot besar, 90% atau seluruh angota tubuh yang di pengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri (Wong, 2013). Motorik halus adalah gerakan yang mengunakan otototot halus atau sebagian angota tubuh tertentu dalam meningkatkan ketangkasan manual (Suyadi, 2010). Banyaknya negara yang mengalami berbagai masalah perkembangan anak seperti keterlambatan motorik, bahasa, perilaku, autisme, dan hiperaktif. Angka kejadian di Amerika Serikat bekisar 12-16%, Thailand 24%, Argentina 22%, dan Indonesia 13-18% (Hidayat, 2010). Perkembangan motorik kasar anak yang tidak optimal bisa menyebabkan menurunnya kreatifitas anak dalam beradaptasi (Adriana, 2011). Pentingnya sebuah mainan bagi perkembangan motorik halus anak karena mainan merupakan media yang paling tepat dan berpengaruh besar pada perkembangan motorik halus anak, misalnya pada usia 12-18 bulan anak menyusun menara dari balok dan pada usia 18-24 bulan anak meniru coretan garis vertikal dan horizontal. Jika anak tidak di stimulasi dengan mainan, maka perkembangan motorik halus anak akan terhambat (Novan, 2015). Hasil wawancara studi pendahuluan pada 2 posyandu di Desa Widodaren, didapatkan bahwa dari 2 posyandu dari setiap 5 anak posyandu usia 1-3 tahun setelah di observasi ada 5 anak yang mampu melakukan tesmotorik halus dengan baik 3 anak yang memiliki mainan di rumah dan 2 anak tidak memiliki mainan dirumah dan 5 anak yang tidak bisa melakukan tes motorik halus tidak dengan baik 4 anak memiliki mainan dirumah dan 1

4 anak tidak memiliki mainan dirumah. Beberapa orang tua anak yang tidak atau sedikit memiliki mainan mengutarakan bahwa anak cenderung tidak mandiri. Anak kurang aktif dan kurang bersemangat ketika anak mengikuti berbagai kegiatan seperti perlombaan untuk anak usia batita, tetapi ada beberapa orang tua yang mengutarakan anak mandiri saat bermain dan sibuk dengan duniannya sendiri meskipun memiliki sedikit alat bermain. Menurut bidan desa yang berada di desa Widodaren mengutarakan bahwa ada sedikit anak yang perkembangannya mengalami keterlambatan dalam motorik halus, anak belum bisa memegang pensil dengan benar, menghubungkan garis terputus menjadi suatu obyek gambar dengan tepat. Berdasarkan pernyataan di atas peneliti tertarik untuk meneliti tentang hubungan ketersediaan mainan di rumah dengan perkembangan motorik halus anak toddler di desa Widodaren Ngawi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada hubungan ketersediaan mainan dirumah dengan perkembangan motorik halus anak toddler di desa Widodaren Ngawi?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan ketersediaan mainan dirumah dengan

5 perkembangan motorik halus anak toddler di desa Widodaren Ngawi. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi ketersediaan mainan anak pada usia toddler di desa Widodaren Ngawi. b. Mendeskripsikan perkembangan motorik halus anak usia toddler di desa Widodaren Ngawi. c. Menganalisis hubungan ketersediaan mainan dirumah dengan perkembangan motorik halus anak toddler di desa Widodaren Ngawi. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa : 1. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta. 1) Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya. 2) Sebagai sarana dalam pengembangan ilmu secara praktis mengenai ilmu tentang perkembangan motorik halus usia toddler. b. Bagi Penelitian Peneliti mendapat pengalaman dalam penelitian serta dapat meningkatkan wawasan ilmu penggetahuan dalam mengkaji tentang perbedaan perkembangan anak usia toddler yang memiliki mainan dirumah dan yang tidak memiliki mainan dirumah.

6 2. Manfaat Praktis a. Bagi Institusi Kesehatan Memberikan informasi bagi perawat untuk mengaplikasikan ilmu keperawatan anak pada komunitas di masyarakat. b. Bagi Masyarakat Dapat memberikan informasi bagi masyarakat tentang perkembangan anak usia dini dengan bermain. c. Bagi Peneliti Melatih kemampuan untuk melakukan penelitian dalam bidang keperawatan anak dan menambah khasanah pengetahuan penulis mengenai hubungan ketersediaan mainan dirumah dengan perkembangan motorik halus anak toddler di desa Widodaren Ngawi. E. Keaslian Penelitian Sepengetahuan penulis, belum pernah dilakukan penelitian seperti yang dilakukan peneliti, namun ada beberapa penelitian yang hampir sama yaitu penelitian yang dikemukakan oleh : 1. Qori Nurdiyansah (2014), dengan judul Perbedaan Perkembangan Anak Usia Toddler Antara Yang Mengikuti PAUD Dan Tidak Mengikuti PAUD Di Kelurahan Pelang Lor Ngawi. Jenis penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian non eksperimental. Teknik pengambilan data penelitian yaitu deskriptif komparatif dan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling. Sasaran yang diteliti adalah anak dengan usia (2-3 tahun)

7 di Kelurahan Pelang Lor Ngawi. Variabel yang diteliti adalah perkembangan motorik, sosial dan bahasa. Instrument penelitian menggunakan Denver Development Screening Test (DDST). Dari penelitian ini terdapat perbedaan dengan penelitan saya antara lain: populasi sampel diambil di desa widodaren, pengambilan sampel menggunakan proporsional random sampling, sasaran penelitian anak usia 12-36 bulan, dan variabel yang diteliti adalah perkembangan motorik halus dan ketersediaan mainan dirumah. Untuk kesamaan dari penelitian ini antara lain: sama-sama memnggunakan deskriptif korelatif, dan Instrument penelitian menggunakan Denver Development Screening Test (DDST). 2. Ayuk Dhina Pratiwi (2014), dengan judul Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Bermain Dengan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Toddler (1-3 Tahun) Di Posyandu Desa Suruhkalang Karanganyar. Jenis penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian non eksperimental. penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak usia toddler (1-3 tahun) di posyandu desa Suruhkalang berjumlah 216 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling sehingga didapatkan 68 responden.. Variabel yang diteliti adalah perkembangan motorik kasar. Instrument penelitian menggunakan Denver Development Screening Test (DDST).

8 Dari penelitian ini terdapat perbedaan dengan penelitan saya antara lain: jumlah responden 53 anak, populasi sampel diambil di desa widodaren, mengguanakan 2 variabel, dan variabel yang diteliti adalah perkembangan motorik halus dan ketersediaan mainan dirumah. Untuk kesamaan dari penelitian ini antara lain: sampel yang diambil usia 12-36 bulan (1-3 tahun), sama-sama memnggunakan deskriptif korelatif, dan Instrument penelitian menggunakan Denver Development Screening Test (DDST).